Topik: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

  • IHSG Ambruk – Rupiah Keok, Jhon Sitorus: Level Terburuk Sejak Awal Juni 1998

    IHSG Ambruk – Rupiah Keok, Jhon Sitorus: Level Terburuk Sejak Awal Juni 1998

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan drastis. Hal ini ramai jadi perbincangan publik. 

    Pemerhati sosial dan politik, Jhon Sitorus menyatakan, rupiah juga makin keok. “IHSG ambruk, rupiah makin keok,” kata Jhon dalam akun X pribadinya, Jumat, (28/2/2025). 

    Dikatakan, total dalam sebulan ini IHSG turun hingga 11,38 persen, terendah sejak Februari 2020.

    “Rupiah juga menorehkan rekor yang luar biasa. Ini menjadi level terburuk rupiah sejak awal Juni 1998,” tuturnya. 

    “Fyi, Rupiah adalah mata uang terburuk penguatannya di Asia sepanjang tahun 2025 (2,79%),” tambah pegiat media sosial ini. 

    Sementara itu, Eks Stafsus Kemenkeu Prastowo Yustinus juga menyoroti penurunan IHSG.

    “IHSG turun cukup tajam hari ini. Meski bursa saham banyak negara juga turun, tapi penurunan BEI relatif tinggi dan telah berlangsung cukup lama,” ujarnya. 

    Dia berharap agar Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) segera merespons dengan baik. 

    “Saya sendiri tidak paham apa yang sedang dan akan terjadi. Semoga KSSK bisa segera merespon dengan baik dan memulihkan kepercayaan pasar,” tandasnya. (*)

  • Analis paparkan sentimen domestik pemicu koreksi IHSG BEI

    Analis paparkan sentimen domestik pemicu koreksi IHSG BEI

    Jakarta (ANTARA) – Analis sekaligus Founder Stocknow.id Hendra Wardana memaparkan berbagai sentimen dari domestik yang memicu terkoreksinya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama sepekan terakhir ini.

    Ia menjelaskan keputusan Morgan Stanley yang menurunkan peringkat saham MSCI Indonesia dari ‘equal weight’ menjadi ‘underweight’ merupakan salah satu pemicu utama tertekannya IHSG.

    “Lembaga ini menilai return on equity (ROE) saham-saham di Indonesia terus melemah, sementara pertumbuhan ekonomi masih stagnan,” ujar Hendra saat dihubungi oleh Antara di Jakarta, Jumat.

    Menurut Ahli Strategi Morgan Stanley Jonathan Garner, investasi terhadap PDB Indonesia bergerak sideways sepanjang 2025, yang berisiko menekan penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan pendapatan.

    “Akibatnya, investor global lebih memilih untuk mengalihkan portofolio mereka ke negara lain di ASEAN yang dinilai lebih prospektif,” ujar Hendra.

    Lanjutnya, tekanan terhadap IHSG semakin diperparah oleh ketidakpastian pasar terhadap keberadaan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

    Ia menyebut, badan ini diharapkan mampu mengoptimalkan aset negara dan menarik investasi asing, namun masih banyak pertanyaan yang muncul terkait efektivitas dan transparansi pengelolaannya.

    “Investor tampaknya masih ragu apakah Danantara akan benar-benar menjadi katalis positif bagi perekonomian atau justru menambah risiko baru bagi stabilitas keuangan negara. Sentimen itu tercermin dari tekanan besar pada saham-saham perbankan, yang mayoritas melemah tajam,” ujar Hendra.

    Di sisi lain, meskipun sentimen negatif mendominasi, menurutnya, kondisi ini juga membuka peluang bagi investor yang jeli dalam mencari saham berfundamental kuat dengan valuasi yang sudah lebih murah.

    “Dalam kondisi seperti ini, strategi terbaik bagi investor adalah tetap selektif dalam memilih saham, menghindari kepanikan, dan fokus pada saham dengan prospek jangka panjang yang kuat,” ujar Hendra.

    Dari mancanegara, sebagaimana diketahui, pelaku pasar tengah khawatir terhadap penerapan tarif oleh Amerika Serikat (AS) terhadap negara- negara mitra dagangnya.

    Pada Rabu (26/02), Presiden AS Donald Trump mengindikasikan rencana untuk mempertimbangkan tarif timbal balik sebesar 25 persen pada mobil Eropa dan barang-barang lainnya.

    Kemudian, Ia juga mengonfirmasi bahwa tarif pada Meksiko dan Kanada akan berlaku pada 2 April 2025, bukan pada batas waktu yang ditetapkan sebelumnya yaitu pada 4 Maret 2025.

    Data penutupan perdagangan Bursa pada Jumat (28/02) sore, IHSG ditutup melemah 214,85 poin atau 3,31 persen ke posisi 6.270,60. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 27,76 poin atau 3,80 persen ke posisi 703,63.

    Selama sepekan mulai dari Senin (24/02) sampai Jumat (28/02), IHSG tercatat terkoreksi sebesar 7,83 persen.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

  • Jatuh Makin Dalam, IHSG Hari Ini Ditutup pada Level 6.270

    Jatuh Makin Dalam, IHSG Hari Ini Ditutup pada Level 6.270

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) tak berdaya dan anjlok ke level 6.270 pada penutupan perdagangan hari ini, Jumat (28/2/2025).

    IHSG sejak awal perdagangan bergerak di zona merah dalam rentang 6.246-6.485. Hingga akhir perdagangan, IHSG hari ini melemah 3,31% atau 214,85 poin ke level 6.270,5.

    Perdagangan IHSG pada hari ini mencatatkan 21,6 miliar lembar saham senilai Rp 20,3 triliun dari 1,2 juta kali transaksi.

    Hanya sebanyak 91 saham yang diperdagangkan hari ini menguat. Sementara itu, sebanyak 555 saham turun, dan sebanyak 146 saham stagnan.

    Mengantisipasi penurunan IHSS lebih dalam seperti hari ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) akan melakukan upaya stabilitas pasar.

    Direktur Utama BEI Iman Rachman menyampaikan, pihaknya tengah berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan akan menggelar pertemuan dengan pelaku pasar pada awal pekan depan.

    Salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah kebijakan short selling. Otoritas bursa akan mendengar masukan dari para pelaku pasar terkait penerapan kebijakan ini dan juga dampaknya terhadap pergerakan indeks.

    Selain itu, menghadirkan sentimen positif juga sangat penting agar investor asing tetap memiliki kepercayaan terhadap pasar modal Indonesia agar IHSG tidak semakin jatuh seperti hari ini.

  • IHSG ditutup melemah seiring kekhawatiran pasar penerapan tarif AS

    IHSG ditutup melemah seiring kekhawatiran pasar penerapan tarif AS

    Jakarta (ANTARA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat sore ditutup melemah seiring pelaku pasar, utamanya asing khawatir di tengah penerapan kebijakan tarif oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    IHSG ditutup melemah 214,85 poin atau 3,31 persen ke posisi 6.270,60. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 27,76 poin atau 3,80 persen ke posisi 703,63.

    “Bursa saham regional Asia melemah, dimana pasar bergulat setelah pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bahwa tarif terhadap Meksiko dan Kanada akan tetap diberlakukan pekan depan, sementara China akan dikenai tarif tambahan sebesar 10 persen,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat.

    Selain itu, peningkatan tarif terhadap China tentu berdampak signifikan terhadap perekonomian mereka, yang sangat bergantung pada ekspor dan perdagangan bebas.

    Secara umum, hal itu menimbulkan kekhawatiran terhadap perang dagang global yang dapat membebani perekonomian dunia.

    Dari dalam negeri, setelah diresmikan oleh pemerintah, pelaku pasar menantikan kinerja Danantara.

    Pelaku pasar berharap lembaga yang baru dibentuk ini dapat mengimplementasikan prinsip Good Corporate Governance (GCG) di tengah sorotan terhadap sejumlah kasus korupsi di dalam negeri.

    Sentimen lainnya yaitu penurunan peringkat saham MSCI Indonesia oleh Morgan Stanley dari equal-weight menjadi underweight.

    Selain itu, partisipasi emiten perbankan BUMN dalam mendukung program pembangunan tiga juta rumah juga menjadi perhatian pasar. Pemerintah dikabarkan akan menugaskan bank milik negara untuk membiayai program tersebut.

    Namun demikian, pasar khawatir ketidakjelasan terkait kualitas aset dalam pembiayaan, tenor pembiayaan, calon debitur, serta faktor lainnya dapat berpotensi menekan kinerja perbankan BUMN.

    Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

    Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sepuluh atau semua sektor melemah yaitu dipimpin sektor barang baku yang turun sebesar 5,82 persen, diikuti oleh sektor energi dan sektor infrastruktur yang turun sebesar 3,53 persen dan industri 3,21 persen.

    Adapun saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu XSSI, LIVE, FMII, HITS dan INAI. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni RONY, TRUS, LION, JAWA, dan ELIT.

    Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.139.000 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 18,51 miliar lembar saham senilai Rp12,98 triliun. Sebanyak 209 saham naik 435 saham menurun, dan 311 tidak bergerak nilainya.

    Bursa saham regional Asia sore ini antara lain Indeks Nikkei menguat 1.100,67 poin atau 2,88 persen ke 37.155,50, indeks Shanghai melemah 67,16 poin atau 1,98 persen ke 3.320,90, indeks Kuala Lumpur melemah 11,90 persen atau 0,75 poin ke posisi 1,574,70, dan indeks Straits Times menguat 24,35 poin atau 0,62 persen ke 3.896,84.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Adi Lazuardi
    Copyright © ANTARA 2025

  • Analis: Rupiah melemah karena tambahan tarif AS terhadap China

    Analis: Rupiah melemah karena tambahan tarif AS terhadap China

    Rupiah hari ini diperkirakan masih akan melemah di kisaran Rp16.500 – Rp16.600

    Jakarta (ANTARA) – Analis Bank Woori Saudara Rully Nova menilai pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi tambahan kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap China yang akan efektif pada 4 Maret 2025.

    “Rupiah hari ini diperkirakan masih akan melemah di kisaran Rp16.500 – Rp16.600 dipengaruhi oleh indeks dolar yang naik akibat kebijakan tarif Presiden Trump kepada China yang akan efektif 4 Maret,” ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.

    Trump disebut akan membebankan China tambahan tarif 10 persen setelah sempat menerapkan kebijakan tersebut ke Negeri Tirai Bambu pada bulan Februari 2025 sebesar 10 persen.

    Adapun kondisi domestik, yield obligasi pemerintah terus meningkat dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan yang sangat dalam.

    Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari Jumat di Jakarta melemah hingga 142 poin atau 0,86 persen menjadi Rp16.596 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.454 per dolar AS.

    Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini turut melemah ke level Rp16.575 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.431 per dolar AS.

    Menurut Rully, Bank Indonesia (BI) sudah stand by di pasar sepanjang hari untuk menjaga kurs rupiah.

    Di sisi lain, dia menilai pemerintah seharusnya menginstruksikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melakukan buy back saham agar pasar saham lebih stabil. “Walaupun tidak berpengaruh signifikan terhadap rupiah, tapi setidaknya bisa membuat pasar tenang,” ungkap dia.

    Belanja pemerintah juga harus diprioritaskan pada sektor-sektor yang berdampak langsung terhadap daya beli masyarakat, seperti sektor padat modal. Dia juga menganggap kebijakan efisiensi anggaran perlu ditunda untuk menjaga nilai tukar rupiah yang melemah signifikan.

    “Dalam jangka pendek, (pelemahan rupiah) sangat dipengaruhi oleh kebijakan tarif Presiden Trump, tapi dalam jangka menengah dan panjang dapat menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dan penguatan rupiah,” ungkap Rully.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2025

  • IHSG Anjlok Hampir 3 Persen, BEI Siapkan Jurus Penyelamatan Pasar

    IHSG Anjlok Hampir 3 Persen, BEI Siapkan Jurus Penyelamatan Pasar

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) terus melemah. Bahkan pada sesi I hari ini, Jumat (28/2/2025), IHSG anjlok hingga 185,3 poin atau 2,86% mencapai level 6.300,1.

    Mengantisipasi penurunan lebih dalam, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menyiapkan sejumlah langkah guna menjaga stabilitas pasar.

    Direktur Utama BEI Iman Rachman menyampaikan, pihaknya tengah berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan akan menggelar pertemuan dengan pelaku pasar.

    “Kami tidak diam. Senin nanti, kami akan mengumpulkan para pelaku pasar untuk membahas langkah-langkah yang bisa diambil. Sebagai self-regulatory organization (SRO), BEI memiliki peran dalam ekosistem ini dan akan berdiskusi untuk mencari solusi terbaik,” ujar Iman di gedung BEI, Jumat (28/2/2025).

    Salah satu opsi yang dipertimbangkan BEI adalah kebijakan terkait short selling. Otoritas bursa akan mendengar masukan dari pelaku pasar terkait penerapan kebijakan ini serta dampaknya terhadap pergerakan indeks.

    Selain itu, Iman menekankan pentingnya menghadirkan sentimen positif agar investor asing tetap memiliki kepercayaan terhadap pasar modal Indonesia.

    “Kita harus menjaga kepercayaan investor, terutama asing, agar mereka tidak semakin menjauh,” tambahnya.

    IHSG selama sesi I hari ini bergerak dalam rentang  6.292-6.485. Hanya sebanyak 79 saham yang menguat. Sementara itu, sebanyak 541 saham turun, dan sebanyak 158 saham stagnan.

  • Jeda Siang, IHSG Makin Babak Belur

    Jeda Siang, IHSG Makin Babak Belur

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan bursa sesi I hari ini, Jumat (28/2/2025), semakin jatuh ke level 6.300.

    IHSG pada sesi I melemah 185,3 poin atau 2,86% hingga mencapai level 6.300,1.

    IHSG sesi I bergerak dalam rentang 6.292-6.485. Hanya sebanyak 79 saham yang diperdagangkan menguat. Sementara itu, sebanyak 541 saham turun, dan sebanyak 158 saham stagnan.

    Volume perdagangan IHSG sesi I hari ini mencapai 9,19 miliar lembar saham dengan frekuensi 690.178 kali hingga mencatatkan transaksi Rp 7,4 triliun.

    Pada saat IHSG sesi I hari ini melemah, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga semakin jatuh.

    Dikutip dari data Bloomberg pada pukul 13.01 WIB di pasar spot exchange, rupiah berada pada level Rp 16.592 per dolar AS atau melemah 138  poin (0,84%).

  • IHSG Rontok! Investor Wajib Tahu Strategi Jitu Agar Portofolio Tetap Aman

    IHSG Rontok! Investor Wajib Tahu Strategi Jitu Agar Portofolio Tetap Aman

    Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan pada pembukaan perdagangan akhir pekan. Tekanan jual yang tinggi membuat indeks terus bergerak di zona merah.
     
    Mengacu data RTI, Jumat, 28 Februari 2025, IHSG dibuka di level 6.485,44. Namun, dalam 15 menit perdagangan, indeks tertekan 1,4 persen atau turun 90,63 poin ke level 6.394,18.
     
    Sepanjang sesi pagi, volume perdagangan mencapai 1,86 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp2,05 triliun. Dari seluruh saham yang diperdagangkan, 345 saham melemah, sementara hanya 112 saham yang menguat, dan 146 saham stagnan.
    Seluruh sektor tertekan
    Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), seluruh 11 sektor saham mencatatkan pelemahan. Tiga sektor dengan koreksi terdalam pada pukul 09.37 WIB adalah:

    – Material dasar: -1,77 persen
    – Konsumen siklikal: -1,18 persen
    – Finansial: -1,15 persen
     
    Pelemahan IHSG ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk tekanan eksternal dari kebijakan ekonomi global dan aksi ambil untung setelah penguatan sebelumnya.
     

    Strategi Jitu Hadapi IHSG Melemah
    Bagi investor, kondisi pasar yang sedang turun bukanlah alasan untuk panik. Berikut beberapa strategi agar portofolio tetap aman dan cuan tetap mengalir:
     
    1. Jangan panik, cek fundamental saham
    IHSG yang melemah bukan berarti semua saham ikut terpuruk. Pastikan saham yang kamu miliki tetap memiliki fundamental kuat dan prospek jangka panjang yang baik.
     
    2. Perhatikan sentimen global dan domestik
    Pergerakan IHSG dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kebijakan suku bunga The Fed, ketegangan geopolitik, serta data ekonomi dalam negeri. Tetap update berita terkini agar bisa mengambil keputusan tepat.
     
    3. Lakukan diversifikasi portofolio
    Hindari menaruh seluruh dana pada satu sektor saham. Sebar investasi ke berbagai sektor untuk mengurangi risiko saat pasar mengalami tekanan.
     
    4. Manfaatkan momen “Buy the Dip”
    Pelemahan IHSG bisa menjadi peluang untuk membeli saham berkualitas dengan harga lebih murah. Namun, pastikan untuk memilih saham yang memiliki valuasi menarik dan prospek bisnis yang stabil.
     
    5. Pantau saham defensive
    Saham sektor consumer goods, kesehatan, dan infrastruktur biasanya lebih stabil di tengah gejolak pasar. Investor dapat mempertimbangkan sektor ini untuk menjaga keseimbangan portofolio.
     
    Pelemahan IHSG memang bisa membuat investor khawatir, tetapi dengan strategi yang tepat, situasi ini justru bisa menjadi peluang emas untuk berinvestasi. Selalu lakukan analisis mendalam dan tetap tenang dalam mengambil keputusan ya.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Nilai Tukar Rupiah Jatuh ke Level 16.560 Per Dolar AS

    Nilai Tukar Rupiah Jatuh ke Level 16.560 Per Dolar AS

    Jakarta, Beritasatu.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pagi hari ini, Jumat (25/2/2025), masih tertekan.

    Dikutip dari data Bloomberg pada pukul 09.35 WIB di pasar spot exchange, rupiah berada pada level Rp 16.560 per dolar AS atau melemah 106 poin (0,64%).

    Sebelumnya pada Kamis (27/2/2025), nilai tukar rupiah melemah sebesar 0,45% ke level Rp 16.454 per dolar AS dan menekan pasar saham Indonesia.

    Pasar obligasi juga turut melemah, dengan Indeks obligasi turun 0,16% dan imbal hasil SBN tenor 10 tahun naik dari 6,86% ke 6,92%.

    Pada saat nilai tukar rupiah semakin tertekan, indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini juga dibuka melemah. IHSG pada pukul 09.30 WIB turun 0,82% atau 52,94 poin ke level 6.432,5.

  • Analis paparkan sentimen domestik pemicu koreksi IHSG BEI

    IHSG diprediksi melemah di tengah kekhawatiran penerapan tarif AS

    Jakarta (ANTARA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat diperkirakan bergerak melemah di tengah kekhawatiran pelaku pasar terhadap penerapan tarif oleh Amerika Serikat (AS).

    IHSG dibuka melemah 73,27 poin atau 1,13 persen ke posisi 6.412,18. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 12,25 poin atau 1,67 persen ke posisi 719,14.

    “IHSG hari ini (28/2) diprediksi bergerak melemah dalam range 6.400 sampai 6.550,” ujar Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih di Jakarta, Jumat.

    Dari mancanegara, kekhawatiran terhadap ancaman tarif Presiden AS Donald Trump kembali berlanjut pasca kenaikan tarif 25 persen atas impor dari Meksiko dan Kanada akan tetap berlaku pada 4 Maret 2025, setelah wacana sebelumnya ditunda hingga April 2025.

    Dari Asia, Jepang melaporkan inflasi tahunan pada Februari 2025 sebesar 2,9 persen atau lebih landai dari bulan sebelumnya sebesar 3,4 persen, meskipun melandai, inflasi itu masih di atas target Bank Sentral Jepang (BOJ) sebesar 2 persen.

    Dari dalam negeri, IHSG terkoreksi senada dengan aksi outflow investor asing di seluruh pasar ekuitas domestik senilai Rp1,87 triliun pada Kamis (27/2). Di pasar reguler investor asing tercatat jual bersih saham Big Banks (BBRI, BBCA, dan BMRI) dengan total Rp1,5 triliun.

    Profit taking terjadi setelah perbankan merilis kinerja keuangan bulanan yang melandai, yang mana laba bersih tumbuh minimalis terutama segmen UMKM akibat kenaikan beban provisi.

    Apabila dibandingkan dengan bursa di kawasan Asia Tenggara, performa IHSG menjadi yang terlemah pada perdagangan Kamis (27/2).

    Sementara itu, indeks saham AS Wall Street Wall Street dilanda aksi profit taking, indeks Nasdaq 100 memimpin pelemahan 2,78 persen ke level 18.544, yang mana saham NVDA turun 8 persen setelah rilis laporan keuangan, serta ancaman kinerja melandai di tengah beban produksi yang tetap tinggi..

    Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei melemah 1.140,88 poin atau 2,98 persen ke 37.115,29, indeks Shanghai melemah 23,09 poin atau 0,69 persen ke 3.364,97, indeks Kuala Lumpur melemah 8,49 poin atau 0,54 persen ke 1.578,11, dan indeks Strait Times melemah 12,21 poin atau 0,31 persen ke 3.908,98.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2025