Topik: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

  • Ada 25 perusahaan beraset besar antre IPO di pasar modal RI

    Ada 25 perusahaan beraset besar antre IPO di pasar modal RI

    Pegawai berjalan di bawah layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (5/8/2024). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/nz.

    BEI: Ada 25 perusahaan beraset besar antre IPO di pasar modal RI
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Senin, 17 Maret 2025 – 07:11 WIB

    Elshinta.com – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terdapat 25 perusahaan beraset skala besar berada dalam antrean (pipeline) akan melangsungkan initial public offering (IPO) di pasar modal Indonesia.

    Sebanyak 25 perusahaan itu masuk kategori beraset skala besar dengan aset di atas Rp250 miliar, merujuk pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 53/POJK.04/2017.

    Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna dalam keterangannya yang dikutip di Jakarta, Senin, menjelaskan secara total terdapat 26 perusahaan dalam antrean akan melangsungkan IPO di pasar modal Indonesia.

    Dalam antrean itu, sebanyak 25 perusahaan beraset skala besar dan satu perusahaan beraset skala menengah antara Rp50 miliar sampai Rp250 miliar.

    Dari 26 perusahaan itu, dari sisi sektor, terdapat sebanyak enam perusahaan sektor barang konsumen primer, empat perusahaan sektor industri, dan empat perusahaan sektor kesehatan.

    Lalu, tiga perusahaan sektor energi, tiga perusahaan sektor barang baku, dua perusahaan sektor transportasi dan logistik, serta satu perusahaan sektor keuangan.

    Kemudian, satu perusahaan sektor infrastruktur, satu perusahaan sektor barang konsumen non primer, dan satu perusahaan sektor teknologi.

    Sampai 14 Maret 2025, telah tercatat sepuluh perusahaan yang melangsungkan IPO di pasar modal Indonesia, dengan dana dihimpun mencapai Rp3,88 triliun.

    Dalam periode sama, telah diterbitkan sebanyak 23 emisi dari 18 penerbit Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) dengan dana yang dihimpun senilai Rp27,9 triliun.

    Di sisi lain, terdapat 31 emisi dari 25 penerbit EBUS yang sedang berada dalam antrean (pipeline) untuk menerbitkan emisi EBUS.

    Sementara itu, untuk aksi rights issue, 14 Maret 2025, telah terdapat dua perusahaan yang telah melakukan aksi rights issue dengan total nilai Rp470 miliar.

    Dalam antrian, terdapat sebanyak empat perusahaan yang akan melangsungkan aksi rights issue di pasar modal Indonesia, yang terdiri dari dua perusahaan sektor barang baku, satu perusahaan sektor energi, serta satu perusahaan sektor kesehatan.

    Sumber : Antara

  • IHSG Senin dibuka menguat 5,06 poin

    IHSG Senin dibuka menguat 5,06 poin

    Pekerja melihat gawainya di dekat layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso/tom/am.

    IHSG Senin dibuka menguat 5,06 poin
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Senin, 17 Maret 2025 – 10:16 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin pagi dibuka menguat 5,06 poin atau 0,08 persen ke posisi 6.520,69.

    Sementara, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 5,93 poin atau 0,82 persen ke posisi 732,91.

    Sumber : Antara

  • IHSG Sesi I Hari Ini Melemah, Sektor Teknologi Anjlok Terdalam

    IHSG Sesi I Hari Ini Melemah, Sektor Teknologi Anjlok Terdalam

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini mengalami melemah karena turun 64,8 poin atau 0,99% ke level 6.450,8 pada penutupan sesi I, Senin (17/3/2025).  Sepanjang sesi perdagangan, IHSG bergerak dalam rentang 6.445-6.557 dan mencerminkan volatilitas pasar yang cukup tinggi.

    Selama sesi I, tercatat 13,54 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai sekitar Rp 5,15 triliun, dan frekuensi perdagangan sebanyak 662.032 kali transaksi. Dari total saham yang diperdagangkan, 296 saham menguat, 290 saham melemah, dan 210 saham stagnan.

    Tekanan jual juga berdampak pada saham unggulan. Berdasarkan data IDX hingga pukul 12.00 WIB, indeks LQ45 turun 0,1%, sementara Investor33 terkoreksi 0,3%. Namun, di tengah tren negatif ini, indeks Jakarta Islamic Index (JII) justru naik 1,1%, menunjukkan bahwa saham-saham berbasis syariah masih mendapat minat dari investor.

    Pada penutupan IHSG sesi I hari ini, sektor teknologi mengalami penurunan paling tajam dengan kejatuhan hingga 11,6%, menjadikannya sektor yang paling terbebani di pasar. Pelemahan juga terjadi di sektor keuangan yang turun 1%, sektor transportasi turun 0,4%, sektor barang konsumsi non-primer melemah 0,3%, serta sektor properti yang terkoreksi 0,3%.

    Meskipun mayoritas sektor mengalami penurunan, beberapa sektor masih mampu mencatatkan kenaikan. Sektor barang baku memimpin dengan kenaikan 2,2%, diikuti sektor barang konsumsi primer yang naik 0,6%, serta sektor infrastruktur yang mencatatkan kenaikan tipis 0,1%.

    Sementara IHSG hari ini tertekan, indeks saham utama di Asia justru mengalami kenaikan. Indeks Shanghai Composite (China) naik 0,2%, Hang Seng (Hong Kong) melonjak 1,1%, Nikkei (Jepang) menguat 1,2%, dan Straits Times (Singapura) mencatat kenaikan 0,7%.

  • IHSG Hari Ini Menguat Saat Pasar Saham Bergerak Fluktuatif

    IHSG Hari Ini Menguat Saat Pasar Saham Bergerak Fluktuatif

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini pada awal perdagangan bursa, Senin (17/3/2025) tercatat menguat. Namun, IHSG awal pekan ini bergerak fluktuatif di tengah berbagai sentimen domestik dan global.

    Berdasarkan data bursa yang diolah Beritasatu.com, IHSG hingga pukul 08.16 WIB bertambah 14,0 poin atau 0,22% hingga mencapai level 6.529. IHSG hari ini dibuka di level 6.515 dan bergerak pada rentang 6.483-6.533.

    Volume awal perdagangan mencapai 2,97 miliar lembar saham dan catat transaksi Rp 1,3 triliun dengan frekuensi 133.888 kali.

    Saat IHSG hari ini naik, sebanyak 268 saham catat kenaikan, 160 saham turun, dan 183 saham bergerak datar.

    Mayoritas saham sektoral parkir di zona hijau pada awal perdagangan. Sektor bahan baku naik tertinggi mencapai 2,70%, diikuti sektor energi menguat 1,13%, dan konsumsi nonprimer naik 0,88%.

    Kemudian, sektor konsumsi primer juga terapresiasi 0,76%, diikuti infrastruktur dan transportasi yang sama-sama naik 0,59%.

    Sementaram saham teknologi terjun bebas mencapai 6,80% menjadi 7.236,40 setelah minggu sebelumnya selalu catat kenaikan tertinggi.

    Senada dengan IHSG hari ini yang naik, saham unggulan LQ45 menguat 0,72%, Jakarta Islamic Index (JII) bertambah 1,53%, dan Investor33 naik 0,50%.

  • Awal Pekan, IHSG Dibuka Merah ke Level 6.510

    Awal Pekan, IHSG Dibuka Merah ke Level 6.510

    Jakarta

    Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan pagi ini bergerak di zona merah. Pada perdagangan pagi ini, IHSG berada di level 6.500-an.

    Dikutip dari data RTI, Senin (17/3/2025) IHSG dibuka pada posisi 6.510,12 atau minus 5,5 poin (0,08%). Level tertinggi IHSG pagi ini 6.528,31 dan level terendah 6.483,45.

    Volume transaksi tercatat 2,65 miliar dengan turnover Rp 1,05 triliun. Frekuensi transaksi tercatat 110.452 kali. Ada 257 saham yang menguat dan 160 saham yang melemah serta 183 saham stagnan.

    Dalam sepekan terakhir IHSG melemah 1,35% dan minus 11% dalam tiga bulan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG melemah 10,04%.

    Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih menjelaskan pada perdagangan kemarin, Jumat (14/3/2025) IHSG ditutup turun -1,98% atau -120,37 poin ke level 6.515. IHSG hari ini (17/3/2025) diprediksi bergerak mixed dalam range 6.400-6.600.

    Adapun sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain, dari dalam negeri, IHSG selama sepekan terkoreksi -1,81%. Sektor material dasar memimpin pelemahan -6,49%. Kekhawatiran akan resesi di sejumlah negara akibat iklim suku bunga tinggi mendorong penurunan harga komoditas, khususnya metal mining.

    Selama sepekan investor asing tercatat jual bersih di seluruh pasar ekuitas senilai Rp3,69 triliun. Sementara, realisasi pendapatan negara hingga akhir Februari 2025 tercatat Rp 316,9 triliun atau 10,5% dari target. Di sisi lain, belanja negara sebesar Rp 348,1 triliun atau 9,6% dari target.

    Alhasil, defisit sebesar Rp31,2 triliun atau 0,13% dari PDB. Target defisit APBN pemerintah di tahun 2025 mencapai 2,53%. Pelaku pasar khawatir terhadap stabilitas APBN di tengah tuntutan proyek strategis yang membebani postur APBN meskipun efisiensi telah dilakukan, termasuk pembiayaan awal Danantara. Adapun pekan ini, pelaku pasar menanti keputusan BI-Rate yang berpotensi tetap sama.

    Dari Mancanegara, Bursa Wall Street menguat di akhir pekan mengikuti pergerakan Bursa Hong Kong (HSI). Sementara, indeks saham berjangka AS (US Stock Futures) terkoreksi hari ini akibat ketidakpastian kebijakan tarif, serta menjelang FOMC The Fed pekan ini. The Fed berpotensi menahan suku bunga di level 4,25%-4,50% akibat kebijakan tarif Presiden Trump yang selalu berubah.

    Jika diakumulasi secara mingguan (weekly) indeks S&P 500 terkoreksi dalam 4 pekan beruntun, pekan lalu -2,27%. Dari Asia, Indeks HSI rebound di akhir pekan menyusul pernyataan PBoC untuk memberikan kebijakan lebih longgar. Pelaku pasar memproyeksikan PBoC akan memangkas suku bunga dan RRR pekan depan, setelah pemangkasan terakhirnya pada September tahun lalu.

    (kil/kil)

  • Meski Pasar Rontok, 10 Saham Ini Tetap Naik

    Meski Pasar Rontok, 10 Saham Ini Tetap Naik

    Jakarta, Beritasatu.com – Sebanyak 10 saham berhasil mencatatkan kenaikan signifikan di tengah tekanan pasar pada pekan ini. Kenaikan harga saham tersebut berkisar antara 17% hingga 378% selama periode 10-14 Maret 2025, dengan PT Hillcon Tbk (HILL) menempati posisi teratas dalam daftar saham paling cuan.

    Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami penurunan 1,81%, turun ke level 6.515,6 dari sebelumnya 6.636 pada akhir pekan lalu. Kapitalisasi pasar juga ikut terkoreksi 1,8% menjadi Rp 11.235 triliun dari Rp 11.450 triliun.

    Selain itu, nilai rata-rata transaksi harian mengalami penyusutan sebesar 28,4% menjadi Rp 9,4 triliun dari Rp 13,1 triliun. Rata-rata volume transaksi harian juga berkurang 12,9%, dari 19,8 miliar saham menjadi 17,3 miliar saham. Sementara itu, frekuensi transaksi harian turun sebesar 1,4%, dari 1,1 juta transaksi menjadi 1 juta transaksi.

    Pada perdagangan Jumat (14/3/2025), investor asing mencatatkan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp 1,77 miliar. Secara keseluruhan, sepanjang tahun berjalan ini investor asing telah mencatatkan total penjualan bersih sebesar Rp 26,04 triliun.

    Di tengah tekanan pasar, terdapat 10 saham yang tetap mengalami kenaikan signifikan. Saham PT Hillcon Tbk (HILL) menjadi yang paling menonjol dengan lonjakan mencapai 378,1%, naik dari Rp 410 menjadi Rp 1.965 dalam sepekan.

    Kenaikan besar lainnya juga dicatatkan oleh saham PT Bersama Mencapai Puncak Tbk (BAIK) yang melonjak 35,3% menjadi Rp 88. Kemudian, PT Trimegah Karya Pratama Tbk (UVCR) mencatat pertumbuhan 28,8% menjadi Rp 67, disusul PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) yang meningkat 28,1% ke level Rp 39.600.

    Saham PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) juga mengalami kenaikan sebesar 25,3% menjadi Rp 1.680, diikuti oleh PT Sillo Maritime Perdana Tbk (SHIP) yang naik 25% ke Rp 1.300. PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) turut mengalami pertumbuhan 20% menjadi Rp 1.315.

    Saham lain yang masuk dalam daftar ini adalah PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF) dengan kenaikan 20% ke Rp 102, PT Aesler Grup Internasional Tbk (RONY) yang naik 18,5% menjadi Rp 1.630, dan PT Venteny Fortuna International Tbk (VTNY) yang menguat 17,7% ke Rp 192.

    Meskipun pasar mengalami tekanan, saham tersebut menunjukkan performa luar biasa, menciptakan peluang bagi investor yang jeli dalam membaca tren pasar.

  • IHSG Sesi I Hari Ini Melemah, Sektor Teknologi Anjlok Terdalam

    IHSG Sepekan Turun 1,81 Persen, Kapitalisasi Pasar Ikut Menguap

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) sepekan mengalami pelemahan sebesar 1,81% atau turun 120,37 poin, sehingga berada di level 6.515,63 dalam sepekan terakhir.

    Kapitalisasi pasar juga mengalami penurunan. Pekan ini, total kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp 11.235 triliun, menyusut 1,87% dibandingkan pekan sebelumnya yang mencapai Rp 11.450 triliun.

    Volume perdagangan saham selama sepekan mencapai 86,554 miliar lembar, lebih rendah dibandingkan dengan pekan sebelumnya yang mencatatkan 99,415 miliar saham. Secara rata-rata harian, volume transaksi mengalami penurunan sebesar 12,94%, dari sebelumnya 19,88 miliar saham menjadi 17,31 miliar saham.

    Dalam perdagangan IHSG sepekan, total nilai transaksi mencapai Rp 47,01 triliun, mengalami penurunan dibandingkan pekan sebelumnya yang mencatatkan Rp 65,680 triliun. Rata-rata nilai transaksi harian juga mengalami penyusutan sebesar 28,43%, turun dari Rp 13,14 triliun menjadi Rp 9,40 triliun.

    Frekuensi transaksi turut mencerminkan tren perdagangan yang lesu. Sepanjang pekan ini, frekuensi transaksi mencapai 5,445 juta kali, dengan rata-rata harian sebesar 1,09 juta kali. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 1,48% dibandingkan dengan pekan sebelumnya yang mencatatkan rata-rata 1,11 juta transaksi per hari.

    Sementara itu, saat IHSG sepekan turun, investor asing hingga Jumat (14/3/2025) mencatatkan aksi jual bersih sebesar Rp 1,77 triliun. Secara keseluruhan sepanjang 2025, investor asing telah mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp 26,04 triliun.

  • Wall Street Menguat, tetapi Masih Mencatat Minggu Terburuk

    Wall Street Menguat, tetapi Masih Mencatat Minggu Terburuk

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks utama Wall Street menguat pada Jumat (14/3/2025), meskipun belum cukup untuk menghindari kerugian mingguan keempat berturut-turut, yang menjadi rekor terpanjang sejak Agustus 2024.

    Indeks S&P 500 melonjak 2,1% setelah sebelumnya ditutup lebih dari 10% di bawah rekor tertingginya. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 674 poin atau 1,7%, sementara Nasdaq Composite melonjak 2,6%.

    Dilansir dari AP, Chief Investment Officer BMO Wealth Management Yung-Yu Ma menyampaikan, pasar saham Amerika Serikat (AS) berpotensi mengalami relief rally setelah tekanan jual yang berkepanjangan.

    Ketidakpastian terbesar masih berasal dari eskalasi perang dagang yang dilakukan Presiden AS Donald  Trump. Investor masih mempertanyakan sejauh mana Trump membawa ekonomi AS melalui tarif impor dan kebijakan lainnya demi mencapai visi ekonomi dan politiknya.

    Diketahui, Trump sangat berambisi mengembalikan lapangan kerja manufaktur ke AS, mengurangi jumlah pegawai pemerintahan, serta melakukan perubahan struktural lainnya.

    Meskipun harga saham kemungkinan akan segera menyesuaikan diri dengan tarif impor baru yang sebagian besar akan berlaku pada April 2025, Ma mengatakan dampak pemangkasan anggaran federal terhadap ekonomi masih akan bertahan untuk beberapa waktu.

    Saham Teknologi dan Ritel Pimpin Kenaikan

    Pada saat Wall Street menguat, saham ritel dan teknologi mengalami lonjakan signifikan. Saham Ulta Beauty naik 13,7% setelah melaporkan laba kuartalan yang lebih baik dari perkiraan analis. Meskipun proyeksi pendapatan dan laba perusahaan ke depan masih di bawah ekspektasi analis, Chief Financial Officer Ulta Beauty Paula Oyibo mengatakan perusahaan mengambil pendekatan hati-hati dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi yang terus berlanjut.

    Saham perusahaan teknologi besar dan industri artificial intelligence (AI) juga turut mendukung reli pasar. Nvidia naik 5,3%, sementara Apple menguat 1,8%.

    Secara keseluruhan, indeks S&P 500 naik 117,42 poin ke level 5.638,94. Dow Jones Industrial Average bertambah 674,62 poin ke 41.488,19, sementara Nasdaq Composite melonjak 451,07 poin ke 17.754,09.

    Pada saat Wall Street menguat, pasar saham di Eropa dan Asia juga mengalami kenaikan. Indeks Hang Seng di Hong Kong melonjak 2,1% dan indeks Shanghai Composite naik 1,8%. Sedangkan di dalam negeri, indeks harga saham gabungan (IHSG) jatuh  131,7 poin atau 1,98% ke level level 6.515. 

  • IHSG akhir pekan ditutup melemah dipimpin sektor teknologi

    IHSG akhir pekan ditutup melemah dipimpin sektor teknologi

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    IHSG akhir pekan ditutup melemah dipimpin sektor teknologi
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 14 Maret 2025 – 17:56 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat sore ditutup melemah dipimpin oleh saham- saham sektor teknologi.

    IHSG ditutup melemah 131,79 poin atau 1,98 persen ke posisi 6.515,63. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 11,27 poin atau 1,53 persen ke posisi 726,98.

    “IHSG tertahan di zona merah, sentimen eksternal dan internal membebani perdagangan aset keuangan,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat.

    Dari dalam negeri, pelaku pasar khawatir terhadap kondisi kinerja serta realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga akhir bulan lalu yang kurang memuaskan.

    Hal itu tercermin dari defisit APBN pada Februari 2025 yang mencapai Rp31 triliun akibat penurunan tajam dalam penerimaan pajak, yang berpotensi membebani APBN dan membatasi kemampuan pemerintah dalam membiayai program-program strategis.

    Pelaku pasar berharap adanya kejelasan dari pemerintah terkait kebijakan fiskal, termasuk penundaan setoran dividen Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke Lembaga Danantara, sehingga dividen BUMN tetap dapat dialokasikan untuk menopang APBN.

     

    Dari mancanegara, ketegangan perdagangan global terus membebani sentimen pasar, yang mana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperkuat ancaman tarif terhadap mitra dagang utama dengan mengancam akan mengenakan tarif sebesar 200 persen pada semua produk alkohol dari Uni Eropa.

    Kebijakan ini merupakan balasan terhadap tarif sebesar 50 persen yang dikenakan oleh Uni Eropa pada wiski AS dan barang-barang AS lainnya.

    Selain itu, Trump juga menegaskan kembali pendiriannya mengenai penerapan tarif timbal balik terhadap mitra dagang global, yang dijadwalkan mulai berlaku pada 2 April 2025.

    Pelaku pasar khawatir bahwa berlanjutnya kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump dapat memicu eskalasi perang dagang dengan mitra dagang AS, sehingga berpotensi meningkatkan inflasi serta memperlambat pertumbuhan ekonomi, yang pada akhirnya dapat mengarah pada fase resesi

    Dibuka melemah, IHSG betah di teroteri negatif hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

    Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, satu sektor menguat yaitu sektor barang konsumen non primer yang menguat sebesar 0,33 persen.

    Sedangkan, sepuluh sektor turun yaitu sektor teknologi turun paling dalam minus sebesar 12,73 persen, diikuti oleh sektor properti dan sektor barang baku yang masing- masing turun sebesar 1,07 persen dan 0,88 persen.

    Adapun saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu KICI, SMIL, MSIN, DADA dan BTEK. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni DCII, INET, SMDM, MINA dan FORU.

    Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.019.000 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 14,57 miliar lembar saham senilai Rp9,09 triliun. Sebanyak 224 saham naik, 400 saham menurun, dan 333 tidak bergerak nilainya.

    Bursa saham regional Asia sore ini antara lain Indeks Nikkei menguat 263,07 poin atau 0,72 persen ke 37.053,10, indeks Shanghai menguat 60,83 poin atau 1,81 persen ke 3.419,56, indeks Kuala Lumpur menguat 2,12 persen atau 0,14 poin ke posisi 1,512,15, dan indeks Straits Times menguat 1,50 poin atau 0,04 persen ke 3.836,02.

    Sumber : Antara

  • IHSG Hari Ini Ambruk! Sektor Teknologi Rontok 12 Persen

    IHSG Hari Ini Ambruk! Sektor Teknologi Rontok 12 Persen

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan bursa hari ini, Jumat (14/3/2025) hancur lebur setelah berjalan di zona merah sepanjang hari. IHSG hari ini melemah dan bergerak pada rentang 6.514-6.653.

    Berdasarkan data bursa yang diolah Beritasatu.com, IHSG hari ini ditutup melemah 131,7 poin atau 1,98% dan berakhir di level 6.515. Sebanyak 205 saham menguat, 384 saham melemah, dan 218 saham stagnan.

    Adapun volume perdagangan IHSG hari ini mencapai 15,6 miliar lembar saham dan transaksi mencapai Rp 9 triliun dengan frekuensi perdagangan sebanyak 1,034 juta kali.

    Mayoritas saham sektoral menunjukkan tren pelemahan pada perdagangan bursa hari ini. Sektor teknologi menjadi saham sektoral yang ambles terdalam mencapai 12,71%, diikuti sektor kesehatan yang melemah 1,16%, sektor konsumsi nonprimer melemah 1,13%, energi turun 1,04% dan bahan baku melemah 1,05%.

    Sementara, saat IHSG hari ini melemah, satu-satunya saham sektoral catat kenaikan, yakni konsumsi primer yang naik 0,67%

    Kemudian, saham unggulah LQ45 turun 1,53%, Jakarta Islamic Index (JII) ambles 1,87%, dan Investor33 turun 1,43%.

    IHSG hari ini mengalami tekanan signifikan akibat faktor global dan domestik, menurut analisis Pilarmas Investindo Sekuritas. Pilarmas menjelaskan bahwa dari sisi eksternal, ketegangan perdagangan global terus memberikan tekanan terhadap pasar. 

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali memperketat kebijakan perdagangan dengan mengancam penerapan tarif 200% pada seluruh produk alkohol dari Uni Eropa.

    “Kebijakan ini merupakan respons terhadap tarif 50% yang sebelumnya diberlakukan oleh Uni Eropa terhadap wiski Amerika dan berbagai produk AS lainnya,” tulis Pilarmas dalam risetnya, Jumat (14/3/2025).

    Selain itu, Trump juga menegaskan kembali rencananya untuk menerapkan tarif timbal balik terhadap mitra dagang global, yang dijadwalkan berlaku mulai 2 April.

    Dari sisi domestik, Pilarmas menyoroti kekhawatiran pasar terhadap realisasi dan kinerja APBN hingga akhir bulan lalu yang kurang menggembirakan. Hal ini tercermin dari defisit APBN pada Februari 2025 yang mencapai Rp 31 triliun akibat merosotnya penerimaan pajak.

    IHSG hari ini masih menghadapi tantangan besar di tengah tekanan eksternal dan domestik yang terus berlanjut.