Topik: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

  • Wamen Investasi Respons IHSG Ambruk 6%: Naik Turun Itu Biasa

    Wamen Investasi Respons IHSG Ambruk 6%: Naik Turun Itu Biasa

    Jakarta

    Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM Todotua Pasaribu merespons ambruknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini. IHSG pada penutupan perdagangan sesi I hari ini turun 6,12% ke 6.076 atau melemah 395.866 poin dan sempat disuspensi.

    Menurut Todotua, pasar akan bekerja berdasarkan kepercayaan investor terhadap pemerintah sehingga hal itulah yang akan digunakan untuk memperbaiki sentimen negatif. Namun ia menilai naik-turunnya kondisi pasar merupakan hal yang biasa terjadi.

    “Kan pasar itu base on trust, how they look pemerintahannya bekerjanya seperti apa. Berbicara pasar fluktuatif naik turun itu biasa,” katanya saat ditemui di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM di Jakarta, Selasa (18/3/2025).

    Ia juga menegaskan terpuruknya IHSG tidak akan mempengaruhi iklim investasi di Indonesia. Selain faktor dalam negeri, kondisi pasar sangat berkaitan dengan perkembangan global yang bervariatif.

    Todotua menegaskan yang dilakukan pemerintah adalah fokus mengeksekusi percepatan investasi yang masuk. Apalagi dengan adanya Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) ia percaya percepatan investasi dapat terlaksana sesuai target.

    “(Dampak IHSG ambruk ke iklim investasi) nggak ada masalah, yang namanya market kan kondisionalnya banyak. Market bicara pasar saham itu kan kondisionalnya bisa global, secara internal maupun global, faktornya banyak,” jelasnya.

    “Tapi yang perlu kita lihat adalah pemerintahan ini akan secara konsisten merencanakan mengeksekusi dan melakukan beberapa percepatan-percepatan. Kita dalam realisasi daripada investasi, investasi dalam hilirisasi, kemudian dengan adanya Danantara kita mau melakukan berbagai percepatan terhadap investasi itu sendiri,” sambung dia.

    Menurutnya Indonesia punya sumber daya yang mendukung dan potensi market yang sangat besar. Selain itu posisi Indonesia di kancah global juga cukup strategis, tinggal bagaimana konsistensi pemerintah melaksanakan program-program yang sudah direncanakan.

    “Karena kita sadar betul bahwa resources kita punya, kita punya dalam potensial market yang besar dan secara positioning kita juga secara global sangat strategic, jadi yang paling penting adalah konsistensi dalam pelaksanaan program yang sudah dicanangkan dan direncanakan pemerintah,” tutupnya.

    Lihat juga Video: IHSG Sempat Anjlok, DPR Sidak Kantor Bursa Efek Indonesia

    (kil/kil)

  • IHSG Anjlok Parah, DPR Turun Gunung ke BEI

    IHSG Anjlok Parah, DPR Turun Gunung ke BEI

    Jakarta, Beritasatu.com – Di tengah kondisi indeks harga saham gabungan (IHSG) yang anjlok hingga 6,12% pada penutupan perdagangan sesi I, Selasa (18/3/2025), Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad bersama Komisi XI DPR mendatangi Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menenangkan investor dan memulihkan kepercayaan pasar modal.

    Ketua Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun menjelaskan, kedatangannya bersama Sufmi Dasco Ahmad dan jajaran Komisi XI DPR ke BEI bertujuan untuk memberikan sinyal positif bagi pasar.

    “Kami ingin menciptakan respons positif di bursa efek Indonesia, tidak ada kepanikan apa pun,” kata Mukhamad Misbakhun.

    Sebelumnya, BEI sempat melakukan pembekuan sementara perdagangan (trading halt) pada pukul 11.19 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS) karena IHSG anjlok lebih dari 5 persen. 

    Perdagangan saham akhirnya dibuka kembali pada pukul 11.49 waktu JATS, tetapi semakin anjlok hingga lebih dari 6 persen. 

    Setelah jeda siang, IHSG secara perlahan mulai bergerak naik, meskipun masih anjlok cukup dalam. IHSG pada pukul 14.41 WIB kini berada pada level 6.231,8 atau melemah 3,72 persen. 

  • Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi Saat IHSG Anjlok Lebih dari 6 Persen

    Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi Saat IHSG Anjlok Lebih dari 6 Persen

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga emas dunia mencapai rekor tertinggi pada Selasa (18/3/2025) siang hingga di atas level US$ 3.000 per troy ounce. Begitu juga dengan harga emas Antam yang hari ini mencapai rekor tertinggi hingga Rp 1,745 juta per gram. Kondisi ini kontras dengan nasib indeks harga saham gabungan (IHSG) yang anjlok 6,12 persen pada penutupan perdagangan sesi I.

    Dilansir dari Reuters, lonjakan harga emas ini terjadi akibat meningkatnya kekhawatiran ekonomi yang dipicu oleh kebijakan tarif impor Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Sebagai aset lindung nilai terhadap ketidakpastian geopolitik, emas telah meningkat lebih dari 14% sejak awal tahun. Bahkan sejak Trump menjabat pada Januari 2025, harga emas mencetak rekor tertinggi sebanyak 14 kali akibat meningkatnya permintaan aset safe haven di tengah ketegangan perdagangan.

    Trump sebelumnya mengumumkan rencana tarif impor, termasuk tarif tetap 25% untuk baja dan aluminium yang mulai berlaku sejak Februari 2025. Ia juga berencana menerapkan tarif sektoral dan timbal balik pada 2 April mendatang.

    Selain itu, indeks dolar AS terpuruk mendekati level terendah dalam lima bulan, membuat harga emas lebih murah bagi pembeli di luar negeri.

    “Emas terus menguat karena dolar AS yang melemah serta ketidakpastian kebijakan tarif,” ujar analis Marex, Edward Meir.

    Selain itu, ketegangan geopolitik di Timur Tengah juga menjadi faktor pendorong kenaikan harga emas. Serangan udara Israel pada Senin (17/3/2025) menewaskan tiga warga Palestina di Gaza. Ketegangan ini berpotensi memperburuk situasi di kawasan dan meningkatkan permintaan aset safe haven seperti emas.

    “Serangan udara Israel ini dapat memicu kembali ketegangan di Timur Tengah, yang bisa menjadi faktor tambahan dalam kenaikan harga emas,” kata analis pasar keuangan Capital.com, Kyle Rodda.

  • BEI Terapkan Trading Halt seusai IHSG Anjlok, Begini Cara Kerjanya

    BEI Terapkan Trading Halt seusai IHSG Anjlok, Begini Cara Kerjanya

    Jakarta, Beritasatu.com – Anjloknya indeks harga saham gabungan (IHSG) sebesar 6,12% menyebabkan Bursa Efek Indonesia (BEI) menerapkan mekanisme trading halt dalam sesi pertama perdagangan pada Selasa (18/3/2025).

    Menyusul penurunan tajam IHSG, BEI memutuskan untuk menghentikan sementara perdagangan saham atau trading halt pada pukul 11.19 WIB. Penghentian ini berlangsung selama 30 menit dan perdagangan dilanjutkan kembali pada pukul 11.49 WIB tanpa perubahan jadwal.

    Menurut tim riset Kiwoom Sekuritas Indonesia (KSI Research), pasar saham saat ini masih dibayangi berbagai sentimen negatif yang membuat investor cenderung bersikap spekulatif.

    Di antara faktor utama yang menjadi perhatian adalah tingginya angka pemutusan hubungan kerja (PHK) menjelang Lebaran serta keputusan lembaga pemeringkat seperti Fitch, S&P, dan Moody’s terhadap status peringkat kredit Indonesia.

    Sejarah Trading Halt di Pasar Modal Indonesia

    Kejadian penurunan tajam IHSG bukan pertama kali terjadi. Salah satu contoh serupa terjadi pada 9 Maret 2020 ketika IHSG merosot 6,58% ke level 5.136,81 akibat dampak awal pandemi Covid-19.

    Dalam beberapa pekan berikutnya, IHSG terus melemah hingga di bawah 4.000 pada akhir Maret 2020. Penurunan ini mencerminkan kepanikan global yang menyerupai krisis ekonomi 1997-1998 dan 2008.

    Sebagai respons atas kondisi tersebut, BEI memperketat batas bawah penurunan harga saham, dari sebelumnya 25-35% menjadi 10%, lalu direvisi kembali menjadi 7%.

    Namun, langkah ini tidak cukup untuk menghambat laju penurunan, sehingga BEI menerapkan kebijakan trading halt apabila IHSG turun lebih dari 5% dalam satu hari.

    Apa Itu Trading Halt?

    Trading halt adalah mekanisme penghentian sementara perdagangan saham yang diterapkan untuk menjaga stabilitas pasar dan mencegah anjloknya harga saham secara drastis dalam waktu singkat.

    Berdasarkan aturan BEI, trading halt berlaku selama 30 menit jika IHSG mengalami penurunan lebih dari 5% dalam satu hari perdagangan. Jika kejatuhan berlanjut hingga lebih dari 10%, trading halt kembali diterapkan selama 30 menit.

    Sementara itu, jika penurunan IHSG mencapai lebih dari 15% , BEI dapat melakukan suspensi perdagangan atau trading suspend yang dapat berlangsung hingga akhir sesi perdagangan atau lebih lama, dengan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

    Bagaimana Cara Kerja Trading Halt?

    Saat trading halt terjadi, seluruh transaksi saham dihentikan sementara, dan investor tidak dapat membeli atau menjual aset mereka. Bursa efek juga dapat menghentikan perdagangan seluruh saham atau hanya saham tertentu yang mengalami fluktuasi signifikan.

    Perusahaan yang sahamnya terkena trading halt harus memberikan informasi terkait perubahan signifikan yang mempengaruhi harga saham kepada publik.

    Tujuan Penerapan Trading Halt

    Penerapan trading halt bertujuan memberikan waktu bagi investor untuk mencermati situasi pasar dan mengambil keputusan investasi secara lebih rasional.

    Dengan adanya jeda waktu, investor dapat menganalisis berita atau informasi yang mempengaruhi harga saham dan menghindari kepanikan berlebihan.

    Selain itu, dalam kondisi tertentu, trading halt juga digunakan untuk memastikan bahwa suatu sekuritas masih memenuhi standar pasar. Jika terdapat keraguan terhadap keabsahan atau kredibilitas suatu saham, bursa dapat menghentikan perdagangan untuk melakukan evaluasi lebih lanjut.

    Sebagai contoh, jika perusahaan ABC mengalami trading halt karena menunggu informasi penting terkait manajemen, mereka diwajibkan berkomunikasi dengan bursa minimal 10 menit sebelum pengumuman dirilis agar proses trading halt dapat dilakukan secara tepat waktu.

    Secara keseluruhan, trading halt pada IHSG menjadi salah satu mekanisme penting dalam menjaga stabilitas pasar modal dan menghindari fluktuasi harga yang tidak terkendali akibat kepanikan investor. Dengan kebijakan ini, diharapkan perdagangan saham tetap berjalan secara teratur, wajar, dan efisien.

  • Isu Korupsi, Dwifungsi TNI hingga APBN: Ini Sejumlah Penyebab IHSG Anjlok, Terpaksa Dibekukan – Halaman all

    Isu Korupsi, Dwifungsi TNI hingga APBN: Ini Sejumlah Penyebab IHSG Anjlok, Terpaksa Dibekukan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok hingga 6,12 persen atau 395,86 poin ke level 6.076,08 pada perdagangan sesi I, Selasa (18/3/2025).

    Bursa Efek Indonesia (BEI) pun memberlakukan pembekuan sementara (trading halt).

    Ini peristiwa langka yang terjadi di bursa saham domestik.

    BEI pernah memberlakukan trading halt pada awal pandemi atau Maret 2020 lalu.

    Seperti diketahui pada sesi pertama pagi tadi, IHSG melemah 395,87 poin atau 6,12 persen ke level 6.076,08. 

    Indeks LQ45 juga terkoreksi 38,27 poin atau 5,25 persen ke posisi 691,08.

    Berdasarkan aturan BEI, trading halt adalah penghentian sementara perdagangan saham jika IHSG turun lebih dari 5 persen dalam satu hari.

    Lalu apa penyebabnya?

    Ekonom Panin Sekuritas Felix Darmawan menjelaskan pelemahan IHSG masih didominasi oleh sentimen negatif dari dalam negeri.

    Alasannya karena indeks saham regional dan global masih berada di zona hijau.

    Felix merinci terdapat berbagai faktor yang menyebabkan tekanan terhadap indeks. 

    Penurunan penerimaan negara yang memperbesar defisit anggaran serta kebutuhan pembiayaan yang lebih besar.
    Pelaku pasar masih bersikap wait and see terhadap kebijakan Danantara dan Makan Bergizi Gratis (MGB) di tengah proses realokasi anggaran.
    Ketiga, Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) juga mengalami penurunan, yang disebabkan kondisi ketenagakerjaan yang suram belakangan ini.  “Situasi ini turut mendorong sejumlah analis asing, seperti Goldman Sachs, JP Morgan, dan Morgan Stanley, untuk menurunkan peringkat saham Indonesia,” kata Felix kepada Kontan, Selasa (18/3/2025).
    Ada sentimen pemangkasan outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 dari 5,2 persen menjadi 4,9 persen oleh Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).

    Penyebab lainnya

    Sementara itu, Pengamat Ekonomi Universitas Paramadina Jakarta, Wijayanto Samirin, menambahkan faktor lainnya pemicu IHSG anjlok tadi pagi.

    Pemicu pertama, pasar merespon negatif laporan kinerja APBN 2025 yang buruk  outlook fiscal yang berat di 2025.
    Akibat kebijakan Pemerintah Presiden Prabowo Subianto yang tidak realistis dan tanpa teknokrasi yang jelas selama ini.
    Pelemahan IHSG yang parah di perdagangan sesi I akibat berbagai isu mega korupsi di Indonesia yang merusak trust atau kepercayaan pasar.
    Reaksi negatif masyarakat tentang Dwi Fungsi TNI yang dikhawatirkan menimbulkan protes besar.
    Kekhawatiran credit rating Indonesia akan turun. Maret-April Fitch dan Moodys akan umumkan, Juni-July S&P akan umumkan,

    Analisis Lain

    Sementara itu, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menilai anjloknya IHSG disebabkan sejumlah sentimen dalam negeri, seperti nilai penerimaan Indonesia yang mengalami penurunan hingga 30%. 

    Kondisi ini mengakibatkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melebar sehingga membutuhkan penerbitan utang yang lebih besar dan membuat rupiah kian semakin melemah.

    “Penerimaan pajak mengalami penurunan hingga 30.19% YoY, hanya Rp 269 triliun. Defisit APBN Rp 3,2 triliun per bulan 2 kemarin,” kata Nico, kepada awak media, Selasa (18/3).

    Tak hanya itu, belanja pemerintah juga turun 7%. Alhasil utang pun naik 44,77% pada Januari 2025.

    Kemudian, tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI) juga akan lebih sulit untuk mengalami penurunan.

    Nico bilang pelaku pasar khawatir bahwa risiko fiskal kian mengalami peningkatan di Indonesia. 

    Ini membuat banyak pelaku pasar dan investor pada akhirnya memutuskan untuk beralih kepada investasi lain yang jauh lebih aman dan memberikan kepastian imbal hasil. 

    “Sehingga saham menjadi tidak menarik, dan mungkin obligasi menjadi pilihan setelah saham,” ujarnya.

    Tak hanya dari dalam negeri, sentimen luar negeri juga ikut memengaruhi pergerakan IHSG.

    Mulai dari, tensi geopolitik, pembalasan tarif dagang yang lebih besar dari Uni Eropa dan kekhawatiran resesi yang terjadi di Amerika Serikat.

    Sumber: Kontan.co.id/Tribunnews.com

     

     

  • IHSG Trading Halt! Anjlok 5 Persen Terburuk di Asia

    IHSG Trading Halt! Anjlok 5 Persen Terburuk di Asia

    PIKIRAN RAKYAT – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam pada sesi pertama perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini. IHSG turun 5,02% ke level 6.146,91, memicu mekanisme penghentian sementara perdagangan (trading halt). Sebanyak 581 saham melemah, 105 saham menguat, dan 271 saham stagnan. Nilai transaksi sesi pertama tercatat mencapai Rp3,39 triliun dengan volume perdagangan sebesar 13,12 miliar saham dalam 748 ribu transaksi.

    Seluruh sektor mengalami tekanan signifikan, dengan sektor utilitas mencatat pelemahan terdalam sebesar 12,2%, diikuti sektor bahan baku yang turun 9,82%. Saham DCI Indonesia (DCII) menjadi pemberat utama indeks dengan kontribusi negatif sebesar 38,24 poin. Selain itu, saham milik konglomerat Prajogo Pangestu, seperti Barito Renewables Energy (BREN) dan Chandra Asri Petrochemical (TPIA), turut memberikan dampak negatif dengan masing-masing menyumbang penurunan sebesar 30,27 poin dan 29,71 poin.

    Saham perbankan besar Indonesia juga mengalami tekanan, melanjutkan tren pelemahan dari sesi perdagangan sebelumnya.

    Berdasarkan regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Surat Perintah Nomor S-274/PM.21/2020, BEI wajib menghentikan perdagangan saham selama 30 menit apabila IHSG turun lebih dari 5% dalam satu hari. Jika penurunan berlanjut hingga lebih dari 10% dan 15%, BEI dapat melakukan trading suspend yang bisa berlangsung lebih dari satu sesi dengan persetujuan OJK.

    Penurunan IHSG kali ini menjadi yang terdalam di kawasan Asia dan ASEAN. Kejatuhan ini terjadi di tengah maraknya aksi jual oleh investor asing, yang telah mencatatkan arus keluar (net sell) sebesar Rp24 triliun sepanjang tahun 2025 tanpa adanya tanda pembalikan arah.

    Sinyal Ekonomi Memburuk?

    Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) merilis hasil survei Economic Experts Survey pada Senin 17 Maret 2025 Survei ini bertujuan untuk menangkap pandangan para ahli mengenai kondisi ekonomi Indonesia serta memberikan wawasan berbasis data dalam diskusi kebijakan.

    Hasil survei menunjukkan bahwa 55% responden atau 23 dari 42 ahli ekonomi menilai kondisi ekonomi Indonesia memburuk dalam tiga bulan terakhir.

    “Tujuh ahli bahkan menganggap situasi ini jauh lebih buruk, sementara 11 ahli menganggapnya stagnan, dan hanya satu ahli yang melihatnya lebih baik. Dengan interval kepercayaan rata-rata sebesar 7,71 poin, hasil survei ini menunjukkan pandangan yang umumnya pesimis terhadap kondisi ekonomi Indonesia, menurut para ahli ekonomi,” tulis LPEM UI dalam laporannya, dikutip Senin 17 Maret 2025.

    Selain itu, mayoritas responden juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi ke depan akan lebih rendah dari angka saat ini. Meski demikian, tidak ada yang memprediksi kontraksi ekonomi yang signifikan. Sementara itu, sekitar 25% responden memperkirakan kondisi ekonomi akan tetap stagnan, dan enam ahli masih optimistis dengan pertumbuhan ekonomi pada periode mendatang.

    Polemik Danantara dan RUU TNI Jadi Faktor?

    Sejalan dengan hasil survei tersebut, pasar saham Indonesia mengalami tekanan signifikan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok hingga 4,84% ke level 6.158 pada perdagangan Selasa 18 Maret 2025 pukul 11.15 WIB, menyebabkan mekanisme penghentian sementara perdagangan (trading halt) diberlakukan.

    Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menjelaskan bahwa koreksi tajam di pasar saham disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang mencapai Rp31,2 triliun hingga akhir Februari 2025. Defisit ini terjadi karena belanja negara yang lebih besar dibandingkan pendapatan, yakni Rp348,1 triliun berbanding Rp316,9 triliun.

    Selain itu, faktor lain yang turut menekan pasar adalah skeptisisme terhadap tata kelola Badan Pengelola Investasi Danantara serta melemahnya daya beli masyarakat. Bhima mencatat bahwa impor barang konsumsi menjelang Ramadan mengalami penurunan sebesar 21,05% secara tahunan (yoy) pada Februari 2025, mencerminkan lesunya konsumsi domestik.

    “Kami juga identifikasi polemik Rancangan Undang Undang Tentara Nasional Indonesia (RUU TNI) menjadi sentimen negatif juga di market. Ada risiko TNI masuk jabatan sipil menurunkan daya saing ekonomi Indonesia,” ujar Bhima dalam keterangannya, Selasa 18 Maret 2025.

    Selain itu, di tingkat global, kebijakan proteksionisme Presiden Amerika Serikat Donald Trump turut memperburuk sentimen investor terhadap pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.

    Analis Mirae Asset Sekuritas memperkirakan bahwa pelaku pasar cenderung menahan diri menjelang keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI Rate) dan Federal Reserve (Fed Rate) dalam dua hari mendatang.

    “Sementara pekan depan, perdagangan akan lebih sepi, karena menjelang libur Hari Raya Idul Fitri. Bursa akan libur selama 7 hari (28 Maret – 7 April),” mengutip riset Mirae Asset

    Dengan berbagai faktor yang mempengaruhi pasar dan ekonomi domestik, para analis memperingatkan bahwa ketidakpastian global dan tantangan fiskal dalam negeri dapat terus memberikan tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Isu Korupsi, Dwifungsi TNI hingga APBN: Ini Sejumlah Penyebab IHSG Anjlok, Terpaksa Dibekukan – Halaman all

    Lima Faktor Penyebab Anjloknya IHSG Hingga 6 Persen Menurut Ekonom Wijayanto Samirin – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengamat ekonomi Universitas Paramadina Jakarta, Wijayanto Samirin menganalisa ada 5 faktor pemicu anjloknya IHSG hingga 6 persen pada perdagangan sesi pertama pagi ini, Selasa, 18 Maret 2025.  

    Pemicu pertama, pasar merespon negatif laporan kinerja APBN 2025 yang buruk.

    “Ada beberapa isu penyebab IHSG memburuk.(IHSG) anjlok akibat hasil APBN Februari yang buruk dan outlook fiscal yang berat di 2025,” kata WIjayanto Samirin dalam pernyataan tertulis kepada media siang ini.

    Faktor pemicu kedua adalah akibat kebijakan Pemerintah Presiden Prabowo Subianto yang tidak realistis dan tanpa teknokrasi yang jelas selama ini.

    Ketiga, pelemahan IHSG yang parah di perdagangan sesi I akibat berbagai isu mega korupsi di Indonesia yang merusak trust atau kepercayaan pasar.

    Faktor pemicu keempat adalah reaksi negatif masyarakat tentang Dwi Fungsi TNI yang dikhawatirkan menimbulkan protes besar.

    Kemudian, pemicu kelima adalah kekhawatiran credit rating Indonesia akan turun. “Maret-April Fitch dan Moodys akan umumkan, Juni-July S&P akan umumkan,” kata Wijayanto Samirin.

    Dia mengingatkan, faktor pemicu 1 sampai 3 merupakan isu lama, yang membuat investor hati-hati. Sementara, faktor ke-4-5 merisu baru yang membuat investor takut.

    IHSG Ambles 6 Persen Lebih

    Seperti diketahui Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia merosot lebih dari 6 persen pada perdagangan sesi pertama hari ini, Senin 18 Maret 2025. 

    Hal ini membuat BEU menutup sementara perdagangan pasar modal, seperti disampaikan Sekretaris BEI, Kautsar Primadi Nurahmad.

    Dia mengatakan, IHSG terus melemah sejak pukul 11:19 waktu waktu Jakarta Automated Trading System (JATS).

    Pelemahan hari ini merupakan kelanjutan dari pelemahan IHSG yang terjadi dalam empat hari ini.

    Mengutip data RTI, indeks terkoreksi 6,12 persen atau 395,866 poin ke level 6.076,081. Tercatat 616 saham turun, 67 saham naik, dan 116 saham stagnan.

    Total volume perdagangan 16,6 miliar saham dengan nilai transaksi capai Rp 10,3 triliun.

    Seluruh 11 indeks sectoral menyeret IHSG ke zona merah. Tiga sector dengan penurunan terdalam yakni IDX-Techno 12,46 persen, IDX-Basic 9,78 persen, dan IDX-Energy 6,24 persen.

    Seluruh saham di LQ45 memerah pada perdagangan sesi pagi ini. Adapun saham-saham top losers LQ45 yakni:

    – PT Barito Pacific Tbk (BRPT) turun 23,23 persen ke Rp 595

    – PT Bank Jago Tbk (ARTO) turun 16,56 persen ke Rp 1.360

    – PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) turun 9,94 persen ke Rp 290

    – PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) turun 8,90% ke Rp 1.330

    – PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) turun 8,64% ke Rp 2.220

    Di sisi lain, pasar Asia-Pasifik menguat pada hari ini, mengikuti kenaikan di Wall Street, yang menguat setelah data penjualan ritel AS tampaknya meredakan kekhawatiran resesi.

    Indeks Hang Seng Hong Kong memimpin kenaikan di Asia, naik 1,93% karena pergerakan kuat di saham perusahaan teknologi raksasa seperti Baidu, yang naik 9,83% pada pukul 11:46 waktu setempat.

    Sementara itu, CSI 300 di China daratan naik 0,15%, berbalik arah dari penurunan pada sesi sebelumnya.

    Investor akan mencermati pasar Jepang, karena Bank of Japan memulai pertemuan kebijakan moneter dua hari pada hari Selasa.

    Bank sentral secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap pada 0,5% saat pertemuan berakhir pada hari Rabu.

    Pertemuan dua hari BOJ bertepatan dengan Federal Reserve AS, dengan yang terakhir juga diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah.

    Indeks acuan Jepang Nikkei 225 menguat 1,43?n indeks Topix yang lebih luas naik 1,41%.

    Di Korea Selatan, indeks Kospi menguat 0,17%, sementara indeks Kosdaq berkapitalisasi kecil naik 0,11?lam perdagangan yang tidak menentu.

    Indeks S&P/ASX 200 Australia diperdagangkan datar, memangkas kenaikan dari awal sesi. Indeks acuan India Nifty 50 naik 0,45% pada pembukaan, sementara BSE Sensex naik 0,43 persen.

  • Kenapa IHSG Anjlok 5 Persen Hingga Bursa Ditutup Mendadak? Sinyal Bahaya Ekonomi Indonesia

    Kenapa IHSG Anjlok 5 Persen Hingga Bursa Ditutup Mendadak? Sinyal Bahaya Ekonomi Indonesia

    PIKIRAN RAKYAT – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi signifikan sejak awal perdagangan hari ini. IHSG melemah segera setelah pembukaan hingga menyentuh posisi terendah di level 6.170 pada sesi perdagangan Selasa 18 Maret 2025. Akibatnya, aktivitas bursa saham ditutup sementara.

    Berdasarkan data Bloomberg, IHSG mencatatkan penurunan terdalam di Asia dan kawasan ASEAN, menjadi indeks dengan performa terburuk pada perdagangan hari ini. Sentimen negatif terutama datang dari aksi jual bersih investor asing yang terus berlanjut, mencapai total Rp24 triliun sepanjang tahun 2025, tanpa tanda-tanda pembalikan arah.

    Sinyal Kondisi Ekonomi Memburuk

    Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) merilis hasil Economic Experts Survey pada Senin 17 Maret 2025. Survei independen ini bertujuan untuk menangkap wawasan para ahli mengenai kondisi ekonomi nasional serta memperkuat diskusi kebijakan berbasis data.

    Hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas ahli ekonomi, yakni 23 dari 42 responden atau 55%, menyatakan bahwa kondisi ekonomi Indonesia saat ini memburuk dibandingkan tiga bulan sebelumnya.

    “Tujuh ahli bahkan menilai situasi ini jauh lebih buruk, sementara 11 ahli menganggap stagnan, dan hanya satu responden yang melihat adanya perbaikan. Dengan interval kepercayaan rata-rata sebesar 7,71 poin, hasil survei ini mencerminkan pandangan yang cenderung pesimis terhadap ekonomi Indonesia,” demikian laporan LPEM UI.

    Lebih lanjut, mayoritas responden juga memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi ke depan akan melambat meskipun tidak ada yang memperkirakan kontraksi yang lebih dalam. Sementara itu, sekitar seperempat responden memperkirakan tidak ada perubahan signifikan, dan enam ahli masih optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi tetap berlanjut.

    Di sisi lain, Analis Mirae Asset Sekuritas mengungkapkan bahwa dalam dua hari ke depan, Bank Indonesia (BI) dan Federal Reserve (The Fed) akan mengumumkan kebijakan suku bunga. Hal ini mendorong pelaku pasar untuk mengambil sikap wait and see, sehingga banyak investor memilih untuk keluar sementara dari pasar saham.

    “Sementara pekan depan, perdagangan diperkirakan akan lebih sepi menjelang libur Hari Raya Idul Fitri. Bursa akan tutup selama tujuh hari, dari 28 Maret hingga 7 April,” demikian tertulis dalam riset Mirae Asset, Selasa 18 Maret 2025.

    Saham Kapitalisasi Besar Tertekan

    Selain faktor eksternal, IHSG juga terbebani oleh anjloknya sejumlah saham berkapitalisasi besar (big caps). Salah satu yang paling signifikan adalah PT DCI Indonesia Tbk (DCII), yang anjlok 20% dan menyumbang penurunan sebesar 38,46 poin terhadap IHSG.

    Pada pukul 10:55 WIB, IHSG terkoreksi sebesar 3,18%, menjadikannya indeks dengan pelemahan terdalam di Asia. Bahkan, sempat turun lebih dalam hingga lebih dari 3,4%. Sementara itu, mayoritas indeks saham utama di kawasan justru bergerak positif. Indeks Nikkei 225 (JP225) Jepang menguat 1,44%, diikuti oleh indeks saham Malaysia (KLSE) dan Singapura (STI) yang masing-masing naik 1,04% dan 1%.

    Daftar Saham Big Caps yang Tertekan:

    PT DCI Indonesia Tbk (DCII) anjlok 20% ke Rp115.800 per saham, dengan total transaksi Rp2,38 miliar. PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) turun 19,55% ke Rp5.350 per saham, dengan total transaksi Rp153 miliar. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) melemah 13,54% ke Rp4.950 per saham, dengan total transaksi Rp125 miliar. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 5,98% ke Rp4.400 per saham, dengan total transaksi Rp812 miliar.

    Dengan sentimen negatif yang masih kuat dan ketidakpastian pasar menjelang keputusan suku bunga BI dan The Fed, investor disarankan untuk tetap mencermati pergerakan pasar dan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG dalam waktu dekat.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • BEI Hentikan Sementara Perdagangan Usai IHSG Turun 5 Persen – Halaman all

    BEI Hentikan Sementara Perdagangan Usai IHSG Turun 5 Persen – Halaman all

    Bursa Efek Indonesia (BEI) membekukan sementara perdagangan usai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 5 persen.

    Tayang: Selasa, 18 Maret 2025 11:53 WIB

    TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

    IHSG DROP – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membekukan sementara perdagangan usai Indeks Harga Saham Gabungan (IHS) turun 5 persen. 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membekukan sementara perdagangan usai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 5 persen.

    Pembekuan sementara perdagangan atau disebut juga sebagai trading halt ini dilakukan pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS).

    Trading halt merupakan kebijakan penghentian sementara perdagangan saham di bursa efek.

    Langkah trading halt diambil guna mencegah potensi kerugian investor akibat ekstremnya fluktuasi harga di bursa.

    “Hal ini dilakukan sesuai dengan Surat Keputusan Direksi BEI Nomor: Kep-00024/BEI/03-2020 tanggal 10 Maret 2020 perihal Perubahan Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dalam Kondisi Darurat,” kaat Sekretaris Perusahaan PT BEI Kautsar Primadi Nurahmad dalam keterangan tertulis, Selasa (18/3/2025).

    Perdagangan dilanjutkan pukul 11:49:31 waktu JATS tanpa ada perubahan jadwal perdagangan.

    Sebelumnya ketika pembukaan, IHSG dibuka melemah 13,28 poin atau 0,21 persen ke posisi 6.458,67. 

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’4′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • IHSG Melemah, Tapi Cuan Masih Bisa! Gimana Caranya?

    IHSG Melemah, Tapi Cuan Masih Bisa! Gimana Caranya?

    Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa pagi dibuka melemah 13,28 poin atau 0,21 persen ke posisi 6.458,67. 
     
    Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik tipis 0,64 poin atau 0,09 persen ke posisi 729,99.
    Sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG
    Dalam analisis harian yang dikutip pada Selasa, 18 Maret 2025, menurut Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.
     
    Untuk sentimen domestik, Ratih menjelaskan, koreksi IHSG sejalan dengan aksi jual asing yang tercatat mencapai Rp886,07 miliar di pasar ekuitas domestik. 

    Investor asing masih melakukan aksi profit taking pada saham perbankan besar. Secara year-to-date (ytd), IHSG terkoreksi -8,59 persen dan menjadi bursa saham dengan performa terburuk kedua di Asia setelah Bursa Thailand yang turun -16,43 persen ytd.
     
    Di sisi lain, neraca dagang nasional pada Februari 2025 mengalami surplus sebesar USD3,12 miliar. Namun, angka ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai USD3,49 miliar. 
     
    Meskipun demikian, Indonesia tetap mencatat surplus neraca dagang selama 58 bulan berturut-turut.
     

    Sedangkan untuk sentimen eksternal, dia menutukan, indeks utama Wall Street ditutup menguat terbatas. Investor menanti kebijakan Presiden Trump yang akan diumumkan pada 2 April 2025. 
    Selain itu, pasar juga tengah menunggu hasil pertemuan FOMC The Fed serta pidato CEO Nvidia di konferensi GTC 2025 yang akan memberikan gambaran terkait industri teknologi ke depan.
     
    Dari Asia, data penjualan ritel Tiongkok pada Februari 2025 mencatat pertumbuhan 4 persen, meningkat dibandingkan Desember 2024 yang hanya tumbuh 3,7 persen. 
    Peningkatan konsumsi ini berkontribusi pada penguatan indeks Hang Seng (HSI) sebesar 0,77% pada perdagangan 17 Maret 2025.
    Rekomendasi saham pilihan 
    Meski IHSG bergerak melemah, masih ada peluang cuan dari beberapa saham pilihan. Berikut rekomendasi saham yang bisa dipertimbangkan:

    1. BMRI (Bank Mandiri)

    Buy: 4.680
    Target Price: 4.830
    Stop Loss: 4.550
     
    BMRI sedang bergerak sideways di area support. Indikator MACD menunjukkan momentum akumulasi yang positif. Saham ini menarik karena diproyeksikan memiliki dividend yield sebesar 7,7 persen dengan asumsi DPR rata-rata tiga tahun terakhir sebesar 60 persen. Rencana buyback senilai Rp1,17 triliun juga menjadi sentimen positif menjelang RUPST pada 25 Maret 2025.

    2. ADMR (Adaro Minerals Indonesia)

    Trading Buy: 885
    Target Price: 920
    Stop Loss: 840
     
    ADMR menunjukkan pola bullish reversal jangka pendek di atas MA 5,20 dan membentuk rounding bottom. Indikator MACD juga menunjukkan momentum akumulasi yang positif. Meskipun Amerika Serikat menaikkan tarif impor besi dan aluminium sebesar 25 persen, hal ini tidak berdampak signifikan bagi ADMR karena mayoritas ekspor mereka menuju Jepang (29 persen), Tiongkok (16 persen), dan Korea Selatan (14 persen).

    3. BRMS (Bumi Resources Minerals)

    Buy: 386
    Target Price: 400
    Stop Loss: 374
     
    BRMS bergerak sideways di area support dengan indikasi rebound membentuk bullish harami. Indikator stochastic menunjukkan sinyal golden cross, yang dapat menjadi pertanda kenaikan harga saham dalam waktu dekat.
     
    Meskipun IHSG melemah akibat aksi jual asing dan sentimen global yang beragam, masih ada peluang untuk mendapatkan cuan dari saham pilihan seperti BMRI, ADMR, dan BRMS. 
     
    Investor disarankan untuk tetap mencermati pergerakan pasar dan mengatur strategi investasi yang tepat.
     
    Jadi, tetap cermat dan manfaatkan peluang di pasar saham hari ini!

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)