Topik: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

  • Sempat Hijau, IHSG Balik Arah ke Level 6.300-an

    Sempat Hijau, IHSG Balik Arah ke Level 6.300-an

    Jakarta

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau. Namun, tak lama berbalik ke zona merah. IHSG kemudian bergerak di kisaran level 6.300-an.

    Berdasarkan data RTI, Jumat (21/3/2025), IHSG dibuka di level 6.418,39. Tidak lama kemudian tepatnya pukul 09.20 WIB, IHSG berbalik arah ke zona merah di level 6.331,83 atau melemah 49 poin (0,78%).

    IHSG bergerak di level tertinggi 6.426,16. Kemudian bergerak di level terendah 6.324,93.

    Volume saham yang ditransaksikan sebanyak 2 miliar saham dengan nilai Rp 2,26 triliun. Frekuensi transaksi sebanyak 163.375 kali.

    Dari transaksi itu, sebanyak 135 saham menguat, 290 saham melemah dan 189 saham stagnan.

    Kinerja IHSG tampak konsisten melemah baik secara harian, mingguan (2,85%), bulanan (6,96%), tiga bulanan (15,20%), enam bulanan (17,82%), year to date (10,59%), hingga dalam setahun melemah 13,71%.

    (acd/acd)

  • IHSG diprediksi mendatar seiring sentimen domestik dan global

    IHSG diprediksi mendatar seiring sentimen domestik dan global

    Pada perdagangan Jumat (21/3), IHSG diperkirakan bergerak konsolidasi, dengan rentang perdagangan di level 6.318 hingga 6.440

    Jakarta (ANTARA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat, diperkirakan bergerak mendatar seiring adanya sentimen domestik maupun global.

    IHSG dibuka menguat 7,02 poin atau 0,11 persen ke posisi 6.388,69. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 8,25 poin atau 1,16 persen ke posisi 701,95.

    “Pada perdagangan Jumat (21/3), IHSG diperkirakan bergerak konsolidasi, dengan rentang perdagangan di level 6.318 hingga 6.440. Support di level 6.300,” sebut Tim Riset Mirae Asset Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat.

    Tim Riset Mirae menilai penguatan IHSG dalam dua hari terakhir tidak didukung oleh faktor fundamental yang kuat, lebih dipengaruhi oleh kebijakan relaksasi buyback tanpa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

    Net outflows asing masih berlanjut, kemarin investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp499,3 miliar, total net outflows asing di Maret 2025 mencapai Rp8,9 triliun (544 juta dolar AS), dan sepanjang tahun 2025, net outflow asing mencapai Rp30,8 triliun (1,9 miliar dolar AS).

    Tim Riset Mirae memandang bahwa ketidakpastian global maupun domestik saat ini cukup besar, sentimen global dipengaruhi oleh tensi perdagangan AS dengan mitra-mitra dagangnya dan ketidakpastian tentang kebijakan suku bunga The Fed.

    Sementara, dalam negeri, sentimen yang masih akan memberatkan adalah faktor ekonomi dan politik.

    Dari sisi ekonomi, pasar khawatir tentang kebijakan fiskal pemerintah, termasuk inisiatif belanja sosial yang ambisius oleh Prabowo di tengah penurunan penerimaan pajak.

    Sementara dari sisi politik, isu mundurnya Sri Mulyani dan rencana perubahan legislatif militer yang dapat memperluas peran militer dalam lembaga sipil, menambah ketidakpastian.

    Tim Riset Mirae merasa beberapa perkembangan tersebut akan menyebabkan pasar saham Indonesia masih mengalami fluktuasi yang tinggi.

    Sementara itu, bursa saham AS Wall Street ditutup sedikit melemah pada Kamis (20/01) setelah bergerak fluktuatif antara zona hijau dan merah. Investor menganalisis berbagai data ekonomi terbaru dari Amerika Serikat serta pernyataan kebijakan Federal Reserve terkait kekhawatiran atas tarif.

    Indeks Dow Jones Industrial Average turun 11,31 poin 0,03 persen menjadi 41.953,32, sementara S&P 500 melemah 12,40 poin atau 0,22 persen menjadi 5.662,89, dan Nasdaq Composite turun 59,16 poin atau 0,33 persen ke level 17.691,63.

    Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei menguat 93,54 poin atau 0,00 persen ke level 37.874,61, indeks Shanghai melemah 9,85 poin atau 0,29 persen ke posisi 3.402,52, indeks Kuala Lumpur menguat 0,01 poin atau 0,00 persen ke posisi 1.505,81, dan indeks Straits Times melemah 23,36 poin atau 0,60 persen ke 3.923,78.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Berbalik Arah! IHSG Dibuka Menguat, tetapi Berujung Loyo

    Berbalik Arah! IHSG Dibuka Menguat, tetapi Berujung Loyo

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada awal perdagangan sesi I, Jumat (21/3/2025) melemah setelah dibuka menguat. IHSG hari ini tercatat turun 19,1 poin atau 0,30% dan berada di level 6.362.

    IHSG hari ini dibuka di level 6.418 dan bergerak di rentang 6.344-6.426. Sebanyak 119 saham menguat, 228 saham melemah, dan 170 saham stagnan.

    Volume awal perdagangan hari ini mencapai 1,31 miliar lembar saham hingga mencapai transaksi Rp 1,76 triliun dengan frekuensi perdagangan sebanyak 112.788 kali.

    Saat IHSG hari ini bergerak di zona merah, mayoritas saham sektoral ikut berada di zona negatif. Sektor keuangan menjadi yang turun tertinggi mencapai 1,33%, diikuti sektor konsumsi primer turun 0,80%, properti terkoreksi 0,68%, kesehatan melemah 0,60%, konsumsi nonprimer turun 0,51%, dan bahan baku melemah 0,52%.

    Sementara, hanya satu saham sektoral yang naik, yakni teknologi karena bertambah 65,96 poin atau 0,88%.

    Indeks saham unggulan LQ45 juga turun 1,39%, Jakarta Islamic Index (JII) melemah 0,33%, dan Investor33 anjlok 1,53%.

    Namun, saat IHSG hari ini turun, tiga saham catat kenaikan tertinggi dan berada di posisi top gainers. Tiga saham itu, yakni PT Aesler Grup Internasional Tbk (RONY) na9k 25,00%, PT Fortune Indonesia Tbk (FORU) bertambah 16,67%, dan PT Golden Flower Tbk (POLU) naik 15,98%.

  • Ekonomi Indonesia Masih Tangguh Meski IHSG Sempat Anjlok, Optimisme Tetap Terjaga – Halaman all

    Ekonomi Indonesia Masih Tangguh Meski IHSG Sempat Anjlok, Optimisme Tetap Terjaga – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam hingga 6 persen pada sesi pertama perdagangan Selasa (18/3/2025), yang sempat memicu penangguhan perdagangan (trading halt) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

    Meski begitu, setelah itu, pasar saham Indonesia sudah mulai pulih, dengan IHSG kembali menunjukkan kenaikan setelah penurunan tersebut.

    Analis Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta mengatakan, penurunan IHSG ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kebijakan ekonomi Presiden AS Donald Trump dan penantian suku bunga Bank Indonesia yang masih menunggu kepastian

    Meski begitu, ia meyakini penurunan ini hanya bersifat sementara dan tidak akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.

    Adanya Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara diharapkan meningkatkan investasi ke Indonesia yang bakal berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi.

    “Mudah-mudahan saja Danantara bisa mampu meningkatkan kinerja investasi. Karena ini akan menjadi motor pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baru,” katanya lewat keterangan, Kamis (20/3/2025).

    Menurutnya, ekonomi Indonesia dapat tetap tumbuh positif meskipun pasar saham mengalami penurunan, tergantung pada faktor-faktor lain seperti konsumsi domestik yang kuat, investasi publik, dan kebijakan pemerintah yang mendukung pertumbuhan ekonomi.

    Adapun kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap berada pada konsumsi rumah tangga yang kuat atau household consumption dan investasi.

    Nafan menjelaskan pemerintah harus menggerakkan investasi supaya pertumbuhan ekonomi rata-rata bisa bertumbuh lebih dari angka 5 persen.

    “Tapi memang untuk kedepannya kalau kita tidak ingin stuck di level 5 persen tentunya investment juga harus ditumbuhkan. Sebagai bagian dari GDP seperti itu,” ucap Nafan.

    Nafan menambahkan, pasar saham memang cenderung sepi menjelang Hari Raya Idul Fitri dan diperkirakan akan kembali normal setelah bulan Ramadan. 

    Prabowo Akan Temui Pelaku Pasar Saham

    Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto berencana menemui pelaku pasar saham atau investor untuk mendengar langsung kekhawatiran mereka terkait fluktuasi IHSG.

    “Nanti Presiden akan bertemu dengan para investor market,” kata Luhut di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (19/3/2025).

    Luhut menjelaskan bahwa Presiden Prabowo akan berhati-hati dalam mengambil kebijakan fiskal untuk menghindari dampak negatif terhadap pasar. 

    Menanggapi ketidakpercayaan sebagian investor terhadap pasar saham, Luhut optimistis bahwa IHSG akan kembali pulih. 

    “Ya ada saja bisa terjadi peristiwa sejenis. Tapi saya pikir hari ini rebound. Kita awasi lah dengan cermat ke depan semua,” pungkasnya.

  • Prabowo Panggil Airlangga, Sri Mulyani, dan Luhut

    Prabowo Panggil Airlangga, Sri Mulyani, dan Luhut

    PIKIRAN RAKYAT – Presiden terpilih, Prabowo Subianto, mengambil langkah cepat dalam menanggapi gejolak pasar modal yang terjadi baru-baru ini. Pada Rabu, 19 Maret 2025, ia memanggil tiga tokoh penting dalam bidang ekonomi ke Istana Kepresidenan Jakarta.

    Mereka adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan.

    Pemanggilan ini diduga kuat berkaitan dengan penurunan tajam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang memaksa Bursa Efek Indonesia untuk menghentikan sementara perdagangan pada hari Selasa, 18 Maret 2025.

    Airlangga Hartarto menjadi yang pertama tiba di Istana, namun ia memberikan jawaban yang singkat dan terkesan hati-hati kepada para wartawan yang menunggunya. Ia hanya menyebutkan bahwa pertemuan tersebut berkaitan dengan pembahasan bersama DEN, dan mereka akan mendengarkan masukan dari dewan tersebut.

    “Ini kan ada DEN, kita mendengarkan DEN,” kata Airlangga singkat dalam wawancara cegat kepada media. Seperti yang dikutip dari ANTARA.

    Meskipun tidak memberikan rincian lebih lanjut, pernyataan Airlangga mengindikasikan bahwa pertemuan ini akan berfokus pada upaya untuk memahami dan mengatasi penyebab penurunan IHSG, serta merumuskan langkah-langkah strategis untuk memulihkan kepercayaan pasar.

    Kedatangan Sri Mulyani tak lama berselang, menambah spekulasi mengenai urgensi pertemuan ini. Namun, Sri Mulyani memilih untuk tidak memberikan komentar dan hanya memberikan senyuman kepada para awak media.

    Setelah kehadiran Airlangga Hartarto dan Sri Mulyani Indrawati di Istana Kepresidenan, perhatian tertuju pada Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), yang juga dipanggil oleh Presiden terpilih, Prabowo Subianto. Sama seperti kedua rekannya, Luhut memilih untuk tidak memberikan keterangan rinci mengenai agenda rapat yang akan mereka hadiri. Ia hanya memberikan jawaban singkat, menyatakan bahwa informasi lebih lanjut akan disampaikan setelah rapat selesai.

    Pertemuan ini dilatarbelakangi oleh gejolak signifikan yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada Selasa, perdagangan saham mengalami penurunan tajam yang memaksa BEI untuk memberlakukan pembekuan sementara perdagangan (trading halt).

    Langkah ini diambil pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS) ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan lebih dari 5 persen. Pada penutupan sesi I perdagangan, IHSG tercatat melemah 395,87 poin atau 6,12 persen, mencapai posisi 6.076,08. Indeks LQ45, yang terdiri dari 45 saham unggulan, juga mengalami penurunan signifikan sebesar 38,27 poin atau 5,25 persen, berada di posisi 691,08.

    Meskipun sempat mengalami pembekuan perdagangan di sesi I, pada penutupan perdagangan sore hari Selasa, IHSG menunjukkan sedikit pemulihan. Namun, indeks tetap ditutup melemah sebesar 248,56 poin atau 3,84 persen, berada di posisi 6.223,39.

    Indeks LQ45 juga mengalami penurunan, meskipun tidak separah sesi I, dengan penurunan sebesar 20,34 poin atau 2,79 persen, mencapai posisi 709,01. Fluktuasi tajam ini menunjukkan tingkat volatilitas yang tinggi di pasar modal Indonesia, yang menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan para pelaku pasar.***(Riva Siti Rahmadani_INABA)

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • IHSG Anjlok Drastis, OJK Izinkan Buyback Tanpa RUPS: Solusi atau Risiko Baru?

    IHSG Anjlok Drastis, OJK Izinkan Buyback Tanpa RUPS: Solusi atau Risiko Baru?

    PIKIRAN RAKYAT- Pasar modal Indonesia mengalami tekanan besar setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok drastis hingga memicu penghentian sementara perdagangan (trading halt) pada 18 Maret 2025.

    Kejatuhan ini menjadi yang pertama sejak pandemi COVID-19 pada 2020. IHSG sempat menyentuh titik terendah di level 6.011 sebelum akhirnya ditutup turun 3,84 persen di posisi 6.223. Sektor teknologi menjadi yang paling terdampak dengan penurunan mencapai 9,77 persen.

    Beberapa faktor utama yang mendorong penurunan IHSG antara lain tekanan jual yang berlangsung selama empat hari berturut-turut, saham DCI Indonesia yang terkena auto reject bawah (ARB) selama tiga hari, serta laporan keuangan Chandra Asri Pacific yang tidak memenuhi ekspektasi investor.

    Selain itu, keputusan Goldman Sachs dan Morgan Stanley menurunkan peringkat saham Indonesia menambah kekhawatiran pasar. Munculnya rumor mengenai dua menteri ekonomi yang akan mengundurkan diri turut meningkatkan ketidakpastian, menyebabkan investor asing menarik dana dalam jumlah besar dan investor ritel melakukan aksi jual massal.

    Sebagai respons cepat, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan kebijakan yang mengizinkan emiten melakukan buyback saham tanpa harus mendapatkan persetujuan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

    Langkah ini bertujuan untuk menstabilkan harga saham dan mengembalikan kepercayaan investor. Beberapa perusahaan besar langsung memanfaatkan kebijakan ini, termasuk pengusaha nasional Garibaldi “Boy” Thohir yang membeli 7,3 juta lembar saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI).

    Pada hari pengumuman kebijakan tersebut, IHSG yang sebelumnya jatuh hingga 7,1 persen berhasil rebound sekitar 1 persen. Bursa Efek Indonesia (BEI) juga mencatat peningkatan transaksi harian, yang mengindikasikan mulai adanya pemulihan kepercayaan di pasar modal.

    Meskipun buyback saham dapat memberikan stabilitas jangka pendek, kebijakan ini juga menimbulkan sejumlah risiko. Salah satunya adalah potensi penyalahgunaan oleh pemegang saham mayoritas untuk mengamankan kendali tanpa proses deliberasi terbuka. Selain itu, tindakan buyback dalam situasi pasar yang tidak stabil dapat meningkatkan spekulasi yang justru memperburuk volatilitas. Dari sisi keuangan perusahaan, buyback dalam jumlah besar bisa mengganggu likuiditas dan menghambat ekspansi bisnis. Penelitian juga menunjukkan bahwa buyback saham tanpa RUPS tidak selalu berdampak signifikan terhadap return saham atau volume perdagangan dalam jangka panjang.

    Pasar modal Indonesia masih menghadapi ketidakpastian, tergantung pada dinamika politik dan kondisi ekonomi global. Jika tekanan jual terus berlangsung, ada kemungkinan tren penurunan lebih dalam akan terjadi. Namun, jika kepercayaan investor kembali pulih dan pasar menemukan titik keseimbangan baru, pemulihan bisa berlangsung lebih cepat. OJK menyatakan akan terus menyiapkan langkah-langkah tambahan guna menjaga stabilitas pasar. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Pasar Saham Ambruk, Sandiaga Uno: Waktunya Beli Saham?

    Pasar Saham Ambruk, Sandiaga Uno: Waktunya Beli Saham?

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Eks Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia Sandiaga Uno memberikan sindiran di tengah anjloknya pasar saham Indonesia.

    Melalui cuitan di akun X pribadinya, Sandiaga Uno menyindir dengan menyebut saatnya berinvestasi.

    Padahal, saat ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memasuki masa-masa sulit.

    “IHSG anjlok?! Saatnya berinvestasi?,” tulisnya dikutip Kamis (20/3/2025)

    Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tekanan yang luar biasa dalam beberapa hari terakhir.

    Pada perdagangan sesi I hari ini, Selasa (18/3), IHSG terjun bebas hingga 395,87 poin atau 6,12 persen, menutup sesi di level 6.076,08.

    Hal ini memaksa, Bursa Efek Indonesia (BEI) membekukan perdagangan selama 30 menit setelah IHSG anjlok lebih dari 5 persen.

    Dan per hari ini IHSG menguat 70,01 poin atau 1,11 persen ke 6.381 pada sesi terakhir perdagangan Kamis (20/3/2025).

    Pada penutupan perdagangan,  terdapat 318 saham menguat, 286 saham melemah dan 353 saham stagnan. Transaksi perdagangan mencapai Rp11,2 triliun dari 16,1 miliar saham yang diperdagangkan.

    (Erfyansyah/fajar)

  • IHSG Anjlok Tak Terkait Koperasi Desa Merah Putih

    IHSG Anjlok Tak Terkait Koperasi Desa Merah Putih

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Koperasi dan UKM Budi Arie Setiadi menegaskan, indeks harga saham gabungan (IHSG) anjlok sebesar 6,12 persen ke level 6.076 pada Selasa (18/3/2025) tidak berkaitan dengan pembentukan Koperasi Desa Merah Putih.

    Menurutnya, koperasi ini justru bertujuan untuk meningkatkan perekonomian desa dan kesejahteraan masyarakat bawah.

    “Saya tidak mau berkomentar soal IHSG karena itu ada yang mengurus. Namun, Koperasi Desa Merah Putih ini bertujuan untuk mendongkrak ekonomi rakyat, terutama di desa,” ujar Budi saat ditemui di Jakarta, Kamis (20/3/2025).

    Koperasi Desa Dongkrak Ekonomi

    Budi menekankan, koperasi desa berpotensi menumbuhkan ekonomi lokal, meningkatkan daya beli masyarakat, dan mempercepat pembangunan di pedesaan sehingga tak ada hubungannya dengan IHSG anjlok. Koperasi Desa Merah Putih akan mendapatkan pendanaan dari bank-bank Himbara, dengan sistem yang memastikan tidak akan memicu kredit macet.

    “Bagaimana bisa macet kalau dibayar pakai APBN? Ini bukan ekonomi konsumtif, melainkan investasi sosial. Investasi ini berbentuk gerai, gudang, unit simpan pinjam, dan klinik desa,” jelasnya.

    Budi juga membantah anggapan koperasi desa bisa menimbulkan kredit macet baru di bank-bank Himbara. Sebaliknya, ia optimistis koperasi ini akan membantu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8%.

    “Koperasi ini justru mempercepat pembangunan desa. Kalau ekonomi desa bergerak, ekonomi nasional juga terdongkrak. Jadi, IHSG anjlok dan koperasi desa itu tidak ada hubungannya,” tegasnya.

  • Wakil Ketua DPR Adies Kadir: Anjloknya IHSG Masih Dalam Jangkauan Mitigasi – Halaman all

    Wakil Ketua DPR Adies Kadir: Anjloknya IHSG Masih Dalam Jangkauan Mitigasi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir optimistis dengan fundamental ekonomi Indonesia saat ini.

    Menurut Adies, kuatnya fondasi ekonomi nasional saat ini tak bisa dilepaskan dari langkah-langkah mitigasi yang telah diambil oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

    Demikian hal tersebut disampaikan oleh Adies Kadir merespons relatif cepatnya pemulihan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dari level 6.058 pada, Selasa (18/3/2025) menjadi 6.325 di Rabu (19/3/2025).

    “Trading halt baru terjadi sekali pada Selasa kemarin dengan penurunan IHSG sebesar 6,02 persen ke level 6.058. Sehari setelahnya, pada penutupan perdagangan Rabu, IHSG sudah naik kembali ke level 6.325. Relatif cepatnya pemulihan IHSG tersebut mengisyaratkan bahwa fundamental ekonomi Indonesia saat ini jauh lebih kuat dibandingkan pada saat pandemi. Padahal, tantangan eksternal yang dihadapi relatif sama beratnya,” kata Adies Kadir, Kamis (20/3/2025).

    Adies membeberkan sejumlah langkah-langkah mitigasi  yang diambil oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Adies mengungkapkan, langkah mitigasi dan kebijakan strategis yang pertama 
    adalah revisi kebijakan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA).

    “Kebijakan baru DHE SDA dirancang untuk memperkuat cadangan devisa nasional. Kebijakan yang berlaku efektif per 1 Maret 2025 ini diharapkan dapat menjaga nilai tukar rupiah pada target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (ABPN) 2025 di kisaran Rp 16.000 per dolar AS. Tanpa kebijakan ini, kurs rupiah berisiko melemah hingga menembus batas psikologis Rp 17.000 per dolar AS,” jelas Adies.

    Lebih lanjut, Adies mengungkapkan, kebijakan lain yang tak kalah strategis adalah pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

    Adies yakin, Danantara akan berperan penting dalam meningkatkan kapasitas investasi domestik melalui konsolidasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 

    “Dengan ini, keberlanjutan pembangunan ekonomi nasional diharapkan tidak terlalu terganggu oleh risiko menurunnya investasi asing akibat situasi global,” ujar Adies.

    Selain itu, tegas Adies, di luar dua kebijakan di atas, sebenarnya masih banyak lagi yang layak menjadi perhatian pasar. Sebut saja misalnya pendirian Bullion Bank, hilirisasi dan industrialisasi, program tiga juta rumah, serta program Makan Bergizi Gratis (MBG). 

    “Semua kebijakan tersebut tidak hanya akan semakin memperkuat fundamental ekonomi nasional, namun juga berpotensi mengakselerasi pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen sesuai target Presiden,” tutur Adies.

    Meski demikian, Adies mengakui, bahwa program serta kebijakan yang secara teknokratis sangat baik tersebut belum mampu dikonversi menjadi sentimen positif yang optimal di pasar. 

    “Ini disebabkan salah satunya oleh keterpaduan antar instansi dalam komunikasi dan narasi publik yang perlu ditingkatkan lebih lanjut. Dan tentunya, pasar juga masih menantikan informasi tentang progres konkret atas implementasi program-program peningkatan kapasitas ekonomi nasional yang diharapkan dapat berjalan efektif, efisien dan akuntabel,” kata Adies.

    Atas kondisi itu, Adies memastikan, DPR RI akan meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan utamanya kebijakan fiskal tahun 2025 ini. 

    Beberapa langkah krusial telah dilaksanakan, antara lain mendorong Direktorat Jenderal Pajak untuk menunda implementasi aplikasi Coretax secara penuh. 

    “Sebagai gantinya, wajib pajak masih dapat menggunakan aplikasi-aplikasi perpajakan eksisting hingga Coretax benar-benar siap pakai,” imbuhnya. 

    Adies melanjutkan, DPR RI juga akan terus memantau perkembangan indikator-indikator ekonomi maupun non-ekonomi yang relevan. Faktor non-ekonomi yang berdampak pada kepercayaan pasar antara lain yang berkaitan dengan indeks demokrasi dan indeks persepsi korupsi. 

    “DPR RI berkomitmen untuk mengawal agar kedua indeks tersebut dapat meningkat dalam periode pemerintahan ini,” ungkap Adies.

    Adies menuturkan, meskipun fundamental ekonomi nasional saat ini lebih kuat dibanding masa pandemi, kita tidak boleh lengah mengantisipasi setiap risiko yang mungkin terjadi. 

    “Satu hal yang pasti, anjloknya IHSG belakangan ini masih dalam jangkauan mitigasi risiko yang dilakukan Pemerintah maupun DPR RI. Pelaku pasar dan masyarakat secara umum tidak perlu ragu ataupun risau atas prospek ekonomi Indonesia tahun 2025 ini,” ujar Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini.

  • Penurunan IHSG Masih dalam Kendali Mitigasi

    Penurunan IHSG Masih dalam Kendali Mitigasi

    Jakarta, Beritasatu.com  – Wakil Ketua DPR Adies Kadir optimistis terhadap kondisi ekonomi Indonesia saat ini meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat turun ke level 6.058 pada Selasa (18/3/2025), tetapi kembali naik menjadi 6.325 pada Rabu (19/3/2025).

    “Yang jelas, penurunan IHSG baru-baru ini masih dalam batas yang dapat dimitigasi oleh pemerintah dan DPR. Oleh karena itu, pelaku pasar dan masyarakat tidak perlu khawatir mengenai prospek ekonomi Indonesia di tahun 2025,” jelas Adies Kadir di Jakarta, Kamis (20/3/2025).

    Dikatakannya trading halt hanya terjadi sekali pada Selasa kemarin, dengan IHSG turun 6,02% ke level 6.058. Namun, keesokan harinya, indeks sudah pulih ke level 6.325.

    “Ini menunjukkan fundamental ekonomi Indonesia saat ini lebih kuat dibandingkan dengan periode pandemi, meskipun tantangan eksternal yang dihadapi tetap besar,” jelas Adies.

    Menurutnya, ketahanan ekonomi nasional yang kuat tidak terlepas dari berbagai langkah mitigasi yang telah diterapkan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

    Dia mengungkapkan berbagai kebijakan strategis telah diterapkan oleh pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi. Salah satu langkah utama adalah revisi kebijakan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA).

    “Kebijakan baru terkait DHE SDA bertujuan untuk memperkuat cadangan devisa nasional. Kebijakan ini mulai berlaku efektif pada 1 Maret 2025 dan diharapkan mampu menjaga nilai tukar rupiah sesuai target APBN 2025, yaitu sekitar Rp 16.000 per dolar AS. Jika kebijakan ini tidak diterapkan, rupiah berpotensi melemah hingga menembus batas psikologis Rp 17.000 per dolar AS,” ungkapnya.

    Selain itu, Adies juga menyoroti pembentukan Danantara, yang berperan dalam meningkatkan kapasitas investasi domestik dengan mengonsolidasikan perusahaan-perusahaan BUMN.

    “Dengan adanya Danantara, pembangunan ekonomi nasional dapat tetap berkelanjutan tanpa terlalu bergantung pada investasi asing, yang saat ini menghadapi tantangan akibat kondisi global,” tambahnya.

    Adies juga menyoroti kebijakan lain yang berpotensi memperkuat ekonomi nasional, seperti pendirian Bullion Bank, hilirisasi dan industrialisasi, pembangunan tiga juta rumah, serta program makan bergizi gratis (MBG).

    “Kebijakan-kebijakan ini tidak hanya memperkokoh ekonomi nasional, tetapi juga bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi hingga 8%, sesuai dengan target Presiden Prabowo,” ujarnya.

    Namun, ia mengakui bahwa meskipun secara teknokratis program-program tersebut sangat baik, dampaknya terhadap sentimen pasar belum optimal.

    “Salah satu penyebabnya adalah kurangnya koordinasi dalam komunikasi kebijakan antara berbagai instansi. Selain itu, pasar masih menunggu perkembangan konkret dari implementasi program-program ekonomi nasional,” kata Adies.

    Menanggapi kondisi ini, Adies memastikan DPR akan meningkatkan pengawasan terhadap kebijakan fiskal 2025. Di samping itu, DPR juga akan terus memantau indikator ekonomi dan nonekonomi yang memengaruhi kepercayaan pasar, termasuk indeks demokrasi dan indeks persepsi korupsi.

    “Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa kedua indeks ini meningkat selama periode pemerintahan saat ini,” tegasnya.

    Meskipun fundamental ekonomi Indonesia lebih kuat dibandingkan masa pandemi, Adies menekankan pentingnya tetap waspada terhadap berbagai risiko yang mungkin muncul. Untuk itu dia menilai tidak perlu khawatir berlebihan dengan kondisi IHSG yang sempat anjlok.