Topik: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

  • IHSG Hari Ini Dibuka Melemah Jelang Libur Panjang Lebaran

    IHSG Hari Ini Dibuka Melemah Jelang Libur Panjang Lebaran

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini dibuka melemah pada awal perdagangan bursa, Kamis (27/3/2025). IHSG dibuka di level 6.462 dan bergerak pada rentang 6.417-6.466.

    Berdasarkan data bursa yang diolah Beritasatu.com, IHSG hingga pukul 09.11 WIB turun 0,39 poin atau 0,61% menjadi 6.429. Sebanyak 174 saham menguat, 219 saham turun, dan 169 saham stagnan.

    Volume awal perdagangan IHSG hari ini mencapai 1,3 triliun lembar saham dengan transaksi Rp 1,092 triliun dan frekuensi mencapai 105.188 kali.

    Mayoritas saham sektoral berada di zona merah dengan sektor konsumsi primer yang turun 1,11%, diikuti sektor bahan baku melemah 0,68%, konsumsi nonprimer turun 0,61%, perindustrian turun 0,53%, dan teknologi melemah 0,31%.

    Sementara, hanya dua saham sektoral yang menghijau, yakni sektor properti melemah 0,29% dan infrastruktur turun 0,04%.

    Mengekor IHSG hari ini, indeks unggulan dalam kelompok LQ45 juga turun 0,79%, saham syariah dalam indeks Jakarta Islamic Index (JII) melemah 0,92%, dan indeks Investor33 turun 0,70%.

  • Jangan Panik! Begini Cara Bijak Berinvestasi Saat Pasar Saham Terpuruk

    Jangan Panik! Begini Cara Bijak Berinvestasi Saat Pasar Saham Terpuruk

    Jakarta: Investasi  saham atau instrumen investasi lainnya selalu ada risikonya. Seperti halnya saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sedang mengalami penurunan tajam atau anjlok akhir-akhir ini, banyak investor saham menjadi panik dan cemas. 
     
    Panik dan cemas itu manusiawi, tetapi jika hal itu berubah menjadi ketakutan yang berlebihan maka bisa sampai pada titik keputusan yang tidak bijak seperti panic selling.
     
    “Memiliki strategi yang tepat saat pasar anjlok atau terpuruk sangat penting untuk meminimalkan kerugian dan memaksimalkan peluang keuntungan dalam jangka panjang,” tegas Community & Retail Equity Analyst Lead PT Indo Premier Sekuritas, Angga Septianus dalam keternagan tertulis, Rabu, 26 Maret 2025.

    Berikut tips investasi saat market anjlok agar risiko terkelola dengan lebih baik.

    1. Sediakan cash untuk kondisi yang belum stabil
    Langkah pertama yang perlu diambil adalah memastikan memiliki cadangan dana dalam bentuk cash atau setidaknya likuiditas yang cukup. 
     
    Harga-harga saham yang turun tajam disertai ketidakpastian ekonomi bisa memengaruhi keputusan ekstrem seperti terpaksa menjual saham dengan harga yang sangat rendah untuk memenuhi kebutuhan mendesak. 
     
    Cadangan cash yang cukup juga penting untuk membeli saham dengan harga lebih murah di waktu yang lebih tepat. 
     
    “Pastikan cash yang disediakan cukup untuk menanggung biaya hidup dalam beberapa bulan ke depan atau hingga kondisi pasar rebound untuk masuk lagi jika ada entry point menarik,” saran Angga.
     

    2. Saat asing keluar jangan buru-buru masuk
    Ketika pasar anjlok sering kali ada berita bahwa investor asing sedang menarik dananya dari pasar lokal. Outflow ini menyebabkan tekanan lebih lanjut terhadap nilai tukar dan perekonomian domestik. 
     
    Meskipun ada aliran keluar modal asing (capital outflow) yang bisa menjadi sinyal negatif sehingga harga-harga saham turun, jangan terburu-buru untuk masuk dan memborong saham. 
     
    “Perhatikan berita ekonomi global dan lokal serta proyeksi jangka pendek tentang potensi keluar-masuknya modal asing. Jangan panik dan lakukan riset mendalam sebelum mengambil keputusan,” ujar dia.
    3. Metode cicil investasi
    Investasi di saat pasar anjlok itu berisiko, tetapi juga bisa menjadi peluang besar. Salah satu cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan metode cicil atau Dollar Cost Averaging (DCA).
     
    Metode cicil diperlukan karena mencoba menebak waktu terbaik untuk membeli saham (timing market) sangat sulit, apalagi saat pasar sedang volatile. 
     
    Dengan metode cicil maka bisa membeli secara berkala tanpa terlalu khawatir tentang fluktuasi harga harian. Selain itu, ketika melakukan pembelian secara bertahap maka akan mendapatkan rata-rata harga yang lebih baik, karena membeli di berbagai titik harga yakni ketika harga tinggi maupun rendah.
     

    4. Pilih saham yang defensif
    Pada saat pasar longsor saham-saham defensif seringkali menjadi pilihan yang lebih aman. Saham defensif adalah saham dari perusahaan yang cenderung memiliki stabilitas pendapatan, meskipun kondisi ekonomi sedang buruk. 
     
    Contoh sektor defensif adalah sektor perbankan, barang konsumsi, kesehatan dan utilitas. Perusahaan di sektor defensif biasanya masih dapat menghasilkan pendapatan yang cukup stabil, bahkan saat pasar sedang buruk saham-saham defensif cenderung lebih cepat rebound setelah penurunan pasar karena permintaan produk mereka tidak terlalu dipengaruhi oleh siklus ekonomi.
    5. Amati aliran dana asing (foreign flow)
    Mengamati foreign flow atau aliran dana asing masuk dan keluar dari pasar saham sangat penting saat market anjlok. Aliran dana asing sering kali menjadi indikator penting tentang kepercayaan investor internasional terhadap ekonomi suatu negara. 
     
    Aliran dana asing yang positif bisa mempercepat rebound pasar, sementara penurunan aliran dana asing bisa memperburuk kondisi pasar. 
     
    “Amati tren ini dengan seksama karena keputusan investasi asing bisa berdampak besar pada harga saham di pasar domestik,” jelas dia.
     
    Jadi, tetap tenang, lakukan analisis dengan matang, dan manfaatkan peluang investasi dengan cerdas!
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • IHSG Rabu dibuka menguat 98,95 poin

    IHSG Rabu dibuka menguat 98,95 poin

    Pekerja melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Jumat (15/11/2024). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc/am.)

    IHSG Rabu dibuka menguat 98,95 poin
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 26 Maret 2025 – 11:45 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu pagi, dibuka menguat 98,95 poin atau 1,59 persen ke posisi 6.334,57. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 16,73 poin atau 2,40 persen ke posisi 714,74.

    Sumber : Antara

  • Airlangga Optimistis IHSG dan Rupiah Akan Kembali Menguat

    Airlangga Optimistis IHSG dan Rupiah Akan Kembali Menguat

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meyakini indeks harga saham gabungan (IHSG) akan kembali menguat setelah sebelumnya sempat anjlok cukup dalam. Begitu juga dengan nilai tukar rupiah yang sempat jatuh ke level terendah.

    Diketahui, nilai tukar rupiah pada Selasa (25/3/2025) anjlok ke level  Rp 16.611 per dolar Amerika Serikat (AS), level terendah sejak krisis ekonomi 1998. Selain itu, indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam beberapa hari terakhir juga anjlok cukup dalam, bahkan sempat memaksa Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan trading halt atau penundaan perdagangan saham untuk sementara waktu.

    Airlangga menilai kondisi tersebut sebagai dinamika pasar yang wajar. Ia optimistis nilai tukar rupiah serta IHSG akan kembali menguat.

    “Kalau rupiah naik turun, biasa saja. IHSG juga akan balik lagi, rebound lagi,” ujar Airlangga saat ditemui di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (26/3/2025).

    Menurutnya, pelemahan rupiah saat ini dipengaruhi oleh faktor eksternal. Namun, ia menegaskan fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat.

    “Ini kan harian, nanti kita lihat. Kan fundamental ekonomi kuat, pasar juga sudah rebound. Kemarin ekspektasi mengenai RUPS Mandiri dan RUPS BRI kan baik outcome-nya,” kata Airlangga.

    Terkait IHSG yang sempat anjlok parah, Airlangga juga yakin pasar saham Indonesia akan kembali hijau seperti halnya pergerakan nilai tukar rupiah yang diyakini akan menguat.

  • IHSG hingga Rupiah Melemah, BI Klaim Ekonomi Indonesia Tetap Stabil – Page 3

    IHSG hingga Rupiah Melemah, BI Klaim Ekonomi Indonesia Tetap Stabil – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada pertengahan Maret 2025. Misalnya, pada perdagangan awal pekan ini, Senin 24 Maret 2025, IHSG turun tajam hingga menyentuh level 5.967, kemudian nilai tukar rupiah melemah di kisaran Rp 16.600 per dolar AS Selasa 25 Maret 2025.

    Merespons hal tersebut, Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia (BI), Solikin M. Juhro, menegaskan meski ada gejolak pasar, kondisi ekonomi Indonesia tidak dapat disimpulkan buruk begitu saja.

    Ia menuturkan, penting bagi masyarakat untuk memahami meski ada sentimen negatif yang berkembang, perekonomian Indonesia tetap memiliki fundamental yang kuat.

    “Ini yang harus dipahami seakan-akan ekonomi kita itu, dengan tempo hari IHSG yang turun drastis, yang juga pelemahan nilai tukar, seakan-akan ekonomi kita itu jelek gitu, padahal enggak gitu,” kata Solikin dalam Taklimat Media, di Kantor Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (26/3/2025).

    Solikin menjelaskan meskipun ada penurunan pada IHSG dan pelemahan nilai tukar, indikator-indikator makroekonomi Indonesia masih menunjukkan angka yang sehat.

    Hal itu dibuktikan, Indonesia masih mampu mencatatkan angka pertumbuhan ekonomi sekitar 5 persen meski dalam kondisi yang tidak mudah.

    “Tapi intinya fundamental kita itu masih bagus begitu. Ya memang, coba kalau dibanding-bandingkan kita lihat saja gitu. Ya kita pertumbuhan ekonomi, kita 5 persen dalam kondisi yang kayak gitu bisa tembus 5 persen gitu,” ujarnya.

    Selain itu, inflasi Indonesia tercatat pada level yang cukup terkendali, yaitu 1,5 persen, jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara seperti, Vietnam atau India yang mengalami inflasi lebih tinggi meskipun dengan pertumbuhan ekonomi yang serupa.

    “Tapi Vietnam inflasinya lebih tinggi, India inflasinya juga 5 persen, kita cuma inflasinya 1,5 persen. Ya ini tadi ada trade-offnya. Jadi, diskusi kebijakan ya, biasanya itu kalau kita punya berbagai permasalahan, which is itu kita harus berbagai sasaran,” katanya.

     

  • Kemenperin Pantau Terus Kondisi Manufaktur Buntut IHSG Anjlok – Page 3

    Kemenperin Pantau Terus Kondisi Manufaktur Buntut IHSG Anjlok – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) buka suara terkait pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melanda pasar saham Indonesia pekan lalu. Kemenperin terus melihat apakah pelemahan bursa saham tersebut berpengaruh ke industri manufaktur.

    Seperti diketahui, pada Rabu, 18 Maret 2025 telah terjadi pembekuan sementara (trading halt) sistem perdagangan di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS). Langkah tersebut dipicu penurunan IHSG mencapai 5%.

    Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arief mengatakan, Kemenperin belum melihat dampak dari pelemahan IHSG ke industri manufaktur dalam negeri. Tetapi ia memastikan, pihaknya terus memantau perkembangan industri manufaktur Indonesia.

    “Soal IHSG, kami belum bisa menyampaikan dampaknya ke industri. Tapi kami terus mencermati perkembangan dan dinamika di Bursa Efek Indonesia (BEI), terutama terkait dengan IHSG dan saham-saham manufaktur,” ujar Febri, dalam Konferensi Pers IKI Maret 2025, disiarkan Rabu (26/3/2025).

    Namun, saat ini terjadi penurunan pada Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Maret 2025 hingga 0,17 poin menjadi 52,98. Sebelumnya pada Februari 2025, angka IKI tercatat 53,15. Nilai IKI pada Maret 2025 juga melambat 0,07 poin dari yang tercatat di periode yang sama tahun lalu sebesar 53,05.

    Febri menjelaskan, penurunan IKI di Maret disebabkan oleh laju produksi yang diperkecil, karena manufaktur sudah mempercepat produksi pada bulan Januari-Februari.

    “IKI turun di bulan Maret disebabkan karena industri sudah melakukan produksi untuk memenuhi permintaan di bulan Puasa Ramadan dan Lebaran. Jadi roduksi sudah dilakukan pada Januari-Februari lalu,” katanya.

    “Jadi pada Maret ini mereka tinggal menjual, mendistribusikan dan menjual produk mereka,” ungkapnya.

     

  • IHSG Hari Ini Ditutup Menguat 3,8 Persen

    IHSG Hari Ini Ditutup Menguat 3,8 Persen

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada hari ini, Rabu (26/3/2025), hingga penutupan perdagangan.

    Sejak awal perdagangan, IHSG sudah menghijau dan bergerak pada level 6.312-6.489. IHSG akhirnya ditutup menguat 3,80 persen atau 236,7 poin ke level 6.472,3.

    Sebanyak 531 saham yang diperdagangkan hari ini menguat. Sementara itu, sebanyak 112 saham turun, dan sebanyak 158 saham stagnan.

    Perdagangan IHSG pada hari ini mencatatkan 30,8 miliar lembar saham senilai Rp 34,4 triliun dari 1,1 juta kali transaksi.

    Sebelumnya pada Senin (24/3/2025), IHSG sempat jatuh ke bawah level 6.000, tetapi berhasil rebound pada keesokan harinya.

    Sementara itu, pada saat IHSG hari ini menguat, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga sedikit menguat, meskipun masih tertekan. Dikutip dari data Bloomberg di pasar spot exchange, rupiah pada Rabu sore berada pada level Rp 16.587 per dolar AS atau menguat 24 poin (0,14 persen).

  • IHSG Melonjak Nyaris 4 Persen, Pengamat: Domestik Mulai Berbenah

    IHSG Melonjak Nyaris 4 Persen, Pengamat: Domestik Mulai Berbenah

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) melesat hampir 4% ke level psikologis 6.400 pada perdagangan Rabu (26/4/2025).

    Pengamat Pasar Modal Irvin Patmadiwiria menilai, lonjakan ini didorong oleh konsolidasi domestik yang mulai menunjukkan perbaikan.

    “Mulai dari perubahan nama dalam jajaran internal, RUPS beberapa bank BUMN yang membagikan dividen dalam jumlah luar biasa besar, bahkan terbesar dalam dua dekade terakhir,” ujar Irvin dalam Investor Market Opening, Rabu (26/3/2025).

    Menurutnya, kondisi ini mencerminkan bahwa Indonesia sedang berbenah setelah pekan lalu diterpa berbagai sentimen negatif yang mengguncang pasar.

    Meski IHSG menguat, tetapi aliran modal asing (capital inflow) ke pasar keuangan Indonesia masih tertahan dan diprediksi belum akan meningkat secara signifikan.

    Berdasarkan data RTI Business, aksi beli bersih (net buy) asing di seluruh pasar domestik hanya sebesar Rp 214,64 miliar pada perdagangan Selasa (25/3/2025).

    “Mereka masih wait and see, menunggu langkah pemerintah dalam menangani utang jatuh tempo tahun ini, yang nilainya mencapai Rp 800 triliun atau dua kali lipat dari tahun 2024,” jelas Irvin.

    Selain itu, investor asing masih mencermati arah kebijakan ekonomi dan politik nasional. Ditambah lagi, Indonesia menghadapi defisit moneter Rp 31 triliun serta pelemahan nilai tukar rupiah yang berada di kisaran Rp 16.500 per dolar AS.

    “Fluktuasi IHSG saat ini sangat normal. Investor asing yang sebelumnya buy on kini cenderung menerapkan strategi hit and run dalam satu hingga dua bulan ke depan. Mereka masih menunggu apakah tren positif ini berlanjut atau hanya sementara,” pungkas Irvin.

  • IHSG Hari Ini Melonjak, Simak Prediksi dan Rekomendasi Saham!

    IHSG Hari Ini Melonjak, Simak Prediksi dan Rekomendasi Saham!

    Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pagi ini dibuka naik tajam. IHSG menguat 98,95 poin atau sekitar 1,59 persen ke level 6.334,57. 
     
    Sementara itu, indeks saham unggulan LQ45 juga mencatat kenaikan signifikan sebesar 16,73 poin atau 2,40 persen ke posisi 714,74.
     
    Analis memprediksi bahwa IHSG berpotensi untuk mencoba menembus level resistance di 6.250. Namun, jika gagal menembus level tersebut, ada kemungkinan koreksi lanjutan.

    Support: 6.070-6.160
    Resistance: 6.250-6.300
     

    Rekomendasi saham hari ini
    Bagi kamu yang sedang mencari peluang trading, berikut beberapa saham pilihan yang bisa diperhatikan hari ini:

    BBCA – Buy jika menembus 8.100, dengan target kenaikan di 8.250–8.350. Jika belum break, bisa antri beli di 7.900–8.000 dengan stop loss di bawah 7.850.
    CBDK – Buy jika menembus 4.500, dengan target 4.600–4.700. Jika belum break, bisa beli di 4.400 dan cut loss di bawah 4.300.
    PWON – Spec Buy di area 338–340, stop loss jika turun di bawah 336. Jika bertahan, potensi naik ke 344–352 dalam jangka pendek.
    MSKY – Spec Buy di area 52, stop loss di bawah 51. Jika bertahan, potensi naik ke 55–57 dalam waktu dekat.
    DOOH – Spec Buy di area 82–84, stop loss di bawah 81. Jika bertahan, target kenaikan di 86–88 dalam jangka pendek.

    Wall Street menguat, apa dampaknya?
    Bursa saham Amerika Serikat (Wall Street) kembali melanjutkan tren positif. Indeks utama mencatat kenaikan setelah adanya optimisme bahwa kebijakan tarif AS akan lebih terbatas cakupannya.
     
    S&P 500 naik 0,16 persen ke level 5.776,65. Nasdaq Composite menguat 0,46 persen menjadi 18.271,86. Dow Jones Industrial Average naik tipis 0,01 persen ke 42.587,50.
     
    Investor cenderung mengabaikan data kepercayaan konsumen AS yang turun lebih dari ekspektasi. Indeks dari The Conference Board turun menjadi 92,9, menandakan prospek ekonomi yang masih lemah. 
     
    Meski demikian, optimisme bahwa beberapa sektor akan mendapat keringanan tarif dari pemerintah AS tetap menjadi katalis positif.
     
    Tetap cermat dalam mengambil keputusan investasi dan selalu pantau pergerakan pasar!
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Bocoran Dividen, Calon Kuat Pergantian Direksi, Buyback Saham, dan Agenda Lengkapnya

    Bocoran Dividen, Calon Kuat Pergantian Direksi, Buyback Saham, dan Agenda Lengkapnya

    PIKIRAN RAKYAT – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Rabu, 26 Maret 2025. Acara yang akan berlangsung di Lantai 6 Menara BNI, Jakarta ini diprediksi menjadi salah satu RUPS paling dinanti tahun ini.

    Beberapa agenda krusial sudah mulai bocor ke publik, termasuk rencana pembagian dividen yang lebih besar, pergantian susunan direksi, hingga program pembelian kembali saham (buyback). Berikut ulasan lengkapnya.

    Kinerja Positif dan Rencana Kenaikan Dividen

    Sepanjang tahun 2024, BNI berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp21,46 triliun, tumbuh 2,63% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp20,91 triliun.

    Berdasarkan performa tersebut, manajemen BNI berencana meningkatkan rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio/DPR) ke kisaran 60-65%, lebih tinggi dari tahun lalu yang sebesar 50%.

    Jika rencana ini disetujui dalam RUPST, BNI berpotensi membagikan dividen tunai sebesar Rp12,88 triliun hingga Rp13,95 triliun. Ini artinya, pemegang saham berpeluang menerima dividen yang lebih besar dibandingkan tahun lalu yang hanya Rp 280,49 per lembar saham.

    Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini menegaskan bahwa rencana kenaikan dividen ini tetap mempertimbangkan kekuatan modal perseroan. Per akhir 2024, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) BNI berada di level 21,4%.

    “Kami yakin permodalan BNI masih cukup kuat untuk mendukung pertumbuhan di masa mendatang,” ucapnya.

    Perubahan Susunan Direksi: Siapa Calon Dirut Baru?

    Salah satu agenda yang paling menarik perhatian dalam RUPST BNI 2025 adalah pembahasan perubahan susunan pengurus perseroan. Posisi Direktur Utama (Dirut) menjadi sorotan, mengingat masa jabatan Royke Tumilaar akan berakhir.

    Beberapa nama mulai santer disebut-sebut sebagai kandidat kuat, meskipun hingga kini manajemen masih menutup rapat nama-nama tersebut. Salah satu nama yang muncul dan digadang-gadang menjadi kandidat kuat pengganti Royke Tumilaar adalah Putrama Wahju Setywan.

    Putrama Wahju Setyawan merupakan bankir karier di BNI yang sebelumnya menjabat sebagai direktur pada 2020, bersamaan dengan penunjukan Royke. Setelah sempat menjabat sebagai Direktur Utama PT Jaminan Kredit Indonesia (2020-2022), dia kembali ke BNI pada 2022 dan pada Maret 2024 dipercaya menjadi Wakil Direktur Utama BNI.

    Seorang eksekutif di BNI menyebut bahwa Putrama Wahju Setyawan berpeluang besar untuk menggantikan Royke Tumilaar.

    Selain Royke Tumilaar, tiga direksi lainnya juga akan menyelesaikan masa jabatannya dalam RUPST kali ini. Mereka adalah Novita Widya Anggraini, David Pirzada, dan Ronny Venir. Novita dan David sebelumnya berasal dari Bank Mandiri dan bergabung dengan BNI saat kepemimpinan Royke, sementara Ronny merupakan bankir karier di BNI.

    Buyback Saham: Strategi Menghadapi Tekanan Pasar

    Selain dividen dan perubahan direksi, BNI juga akan membahas rencana pembelian kembali saham (buyback). BNI sebelumnya sudah menaikkan nilai buyback menjadi maksimal Rp1,5 triliun atau setara 10% dari total modal disetor.

    Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo menjelaskan bahwa buyback ini bertujuan untuk menjaga stabilitas harga saham di tengah tekanan pasar. Tekanan ini terutama dirasakan setelah hasil pemilu AS pada November 2024 yang memberikan dampak negatif pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

    Selain itu, kekhawatiran investor atas ketidakstabilan geopolitik dan pelemahan kurs juga menekan saham BBNI.

    “Langkah buyback diharapkan bisa memberi sinyal positif kepada pasar bahwa manajemen optimis dengan fundamental dan prospek jangka panjang BNI,” ujar Okki Rushartomo.

    Agenda Lengkap RUPST BNI 2025

    Berikut daftar lengkap agenda RUPST BNI yang akan digelar pada 26 Maret 2025:

    Persetujuan laporan tahunan dan pengesahan laporan keuangan konsolidasian tahun buku 2024. Persetujuan laporan tugas pengawasan dewan komisaris. Persetujuan penggunaan laba bersih tahun buku 2024, termasuk pembagian dividen. Penetapan gaji/honorarium, fasilitas, tunjangan, dan insentif jangka panjang direksi dan dewan komisaris. Penunjukan akuntan publik untuk audit laporan keuangan tahun buku 2025. Persetujuan rencana pembelian kembali saham (buyback) dan pengelolaan saham treasuri. Perubahan anggaran dasar perseroan. Perubahan susunan pengurus perseroan.

    RUPS BNI 2025 diprediksi akan menjadi ajang penting yang menentukan arah masa depan bank pelat merah ini. Kenaikan dividen yang lebih besar, isu pergantian Direktur Utama, serta strategi buyback saham akan menjadi sorotan utama.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News