Topik: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

  • Tenang, Sekarang Waktunya Beli Saham!

    Tenang, Sekarang Waktunya Beli Saham!

    Jakarta, Beritasatu.com – Investor diimbau untuk tetap tenang menyikapi indeks harga saham gabungan (IHSG) yang anjlok. Menurut Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa, kondisi pasar saat ini justru memberikan peluang emas bagi investor.

    “Bapak-bapak, Ibu-ibu, yang suka main saham, jangan lupa sekarang, it’s a good time to buy,” kata Purbaya dalam Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4/2025).

    Purbaya menjelaskan, koreksi tajam pada IHSG adalah hasil dari reaksi pasar yang berlebihan terhadap sentimen negatif global, terutama kebijakan tarif impor Presiden AS Donald Trump.

    Market Overreacting, IHSG Dianggap di Bawah Fundamental

    Purbaya menyebutkan, berdasarkan data leading economic index LPS yang mengukur proyeksi ekonomi 6-12 bulan ke depan, kondisi Indonesia saat ini masih sangat solid meski IHSG anjlok pada perdagangan hari ini.

    “Ketika merah jatuh, merah naik, leading naik, IHSG juga naik. Kalau sekarang leading naik dan IHSG turun, bisa disimpulkan market overreacting,” jelasnya.

    Seperti diketahui, IHSG sempat anjlok hingga 9,19 persen dan langsung terkena trading halt pada sesi pembukaan perdagangan Selasa (8/4/2025) seusai libur panjang Lebaran 2025.

    Ekonomi Indonesia Masih Kuat Hingga 2030

    Lebih lanjut, Purbaya menepis kekhawatiran sebagian pihak Indonesia akan mengalami krisis seperti tahun 1998. “Pandangan orang di luar kita mau 1998 lagi itu salah kaprah dan mereka enggak ngerti data seperti apa,” tegasnya.

    Purbaya bahkan memproyeksikan ekonomi Indonesia akan terus ekspansi hingga 2030, dengan siklus koreksi sekitar 10 tahun sekali meski IHSG anjlok pada perdagangan hari ini.

  • BEI ubah batasan ARB dan trading halt demi jaga perdagangan teratur

    BEI ubah batasan ARB dan trading halt demi jaga perdagangan teratur

    Ilustrasi – Pekerja melintas di depan layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/nz/am.

    BEI ubah batasan ARB dan trading halt demi jaga perdagangan teratur
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Selasa, 08 April 2025 – 08:21 WIB

    Elshinta.com – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan dukungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan penyesuaian ketentuan pelaksanaan penghentian sementara perdagangan Efek (trading halt) dan batasan persentase Auto Rejection Bawah (ARB).​ Penyesuaian ketentuan itu dalam rangka memastikan perdagangan Efek dapat berjalan secara teratur, wajar, dan efisien, sebagaimana ujar Sekretaris Perusahaan BEI Kautsar Primadi Nurahmad di Jakarta, Selasa.

    Penyesuaian dilakukan terhadap Surat Keputusan Direksi Bursa Nomor Kep-00196/BEI/12-2024 perihal Perubahan Peraturan II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas dan Surat Keputusan Direksi Bursa Nomor Kep-00024/BEI/03-2020 tentang Perubahan Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia Dalam Kondisi Darurat.

    Penyesuaian dilakukan pada ketentuan pelaksanaan trading halt dan batasan persentase ARB yang tertuang pada Surat Keputusan Direksi tanggal 8 April 2025 Nomor: Kep-00002/BEI/04-2025 perihal Perubahan Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dalam Kondisi Darurat dan Nomor Kep-00003/BEI/04-2025 perihal Peraturan Nomor II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas.

    “Adapun kedua surat keputusan itu akan mulai efektif diberlakukan Selasa, 8 April 2025,” ujar Kautsar.

    Batasan persentase ARB disesuaikan menjadi 15 persen bagi Efek berupa saham pada Papan Utama, Papan Pengembangan, dan Papan Ekonomi Baru, kemudian Exchange-Traded Fund (ETF), serta Dana Investasi Real Estat (DIRE) untuk seluruh rentang harga. Sementara itu, ketentuan trading halt disesuaikan menjadi sebagai berikut:

    Dalam hal terjadi penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam satu hari Bursa yang sama, Bursa melakukan tindakan sebagai berikut:

    1. Trading halt selama 30 menit apabila IHSG mengalami penurunan hingga lebih dari 8 persen.

    2. Trading halt selama 30 menit apabila IHSG mengalami penurunan lanjutan hingga lebih dari 15 persen.

    3. Trading suspend apabila IHSG mengalami penurunan lanjutan hingga lebih dari 20 persen dengan ketentuan sebagai berikut :

    Sampai akhir sesi perdagangan; atau
    Lebih dari 1 (satu) sesi perdagangan setelah mendapat persetujuan atau perintah OJK

    Penyesuaian persentase ARB dilakukan untuk menjaga volatilitas pasar dan memastikan pelindungan investor. Sementara itu, penyesuaian ketentuan pelaksanaan trading halt dilakukan sebagai upaya BEI untuk memberikan ruang likuiditas yang lebih luas bagi investor dalam menentukan strategi investasi dengan mempertimbangkan informasi yang ada.

    Dalam penerapan kebijakan ini, BEI juga telah mempertimbangkan best practice pada bursa-bursa di dunia serta memperhatikan masukan pelaku pasar. Adapun, Surat Keputusan Direksi Nomor: Kep-00002/BEI/04-2025 dan Nomor: Kep-00003/BEI/04-2025 dapat dilihat pada Website BEI www.idx.co.id menu Peraturan > Keputusan Direksi atau www.idx.co.id/id/peraturan/keputusan-direksi/.

    Sumber : Antara

  • Ekonomi Indonesia Aman sampai 2030, Saatnya Beli Saham!

    Ekonomi Indonesia Aman sampai 2030, Saatnya Beli Saham!

    Jakarta, Beritasatu.com – Kondisi ekonomi Indonesia dipastikan masih aman hingga 2030 dan jauh dari ancaman krisis seperti pada 1998. Hal itu disampaikan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa.

    “Pandangan orang di luar kita mau 1998 lagi itu salah kaprah dan mereka enggak ngerti data seperti apa,” tegasnya dalam acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4/2025).

    Indeks Ekonomi LPS Tunjukkan Tren Positif

    Purbaya menjelaskan, prediksi LPS ini berdasarkan leading economic index milik lembaganya yang menggambarkan kondisi ekonomi 6-12 bulan ke depan. Menurut dia, tren saat ini masih menunjukkan arah ekspansif yang kuat.

    “Ini adalah bola kristalnya ekonomi Indonesia. Sekarang trennya naik ke atas, artinya kita aman,” ujarnya.

    Purbaya menambahkan, perekonomian Indonesia diperkirakan akan tetap ekspansif hingga Maret 2026. Kondisi tersebut, jauh berbeda dari tekanan ekonomi pada 1998 maupun 2008.

    IHSG Dianggap Terlalu Murah, Saatnya Beli?

    Purbaya juga menyinggung indeks harga saham gabungan (IHSG) yang menurutnya telah turun jauh di bawah level fundamental.

    “Kalau bapak-bapak suka main saham, jangan lupa sekarang good time to buy,” kata Purbaya sambil menyarankan pelaku pasar memanfaatkan kondisi saat ini.

    Ekonomi Aman, Kepanikan Tak Perlu

    Dengan melihat tren yang ada, Purbaya meyakinkan publik tidak perlu khawatir akan terjadinya krisis dalam waktu dekat. Ekspansi ekonomi yang dimulai sejak 2020 diperkirakan akan terus berlanjut hingga satu dekade mendatang.

    “Ekonomi kita akan ekspansi terus. Kita mulai ekspansi lagi pada 2020, harusnya sampai 2030 kita masih aman,” pungkasnya terkait kondisi ekonomi Indonesia.

  • Danantara Diharapkan Mampu Tahan Dana Asing Cabut dari Pasar Modal

    Danantara Diharapkan Mampu Tahan Dana Asing Cabut dari Pasar Modal

    Jakarta

    Kehadiran Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) diharapkan dapat menekan outflow atau arus dana asing keluar dari pasar modal.

    Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan kehadiran Danantara menjadi bagian dari komitmen pemerintah untuk memperkuat sekaligus meningkatkan likuiditas pasar modal.

    “Itu pembahasan yang terus dilakukan karena memang, tadi komitmen bersama untuk pasar modal kita menjadi jauh lebih kuat, menjadi jauh lebih stabil, juga meningkatkan likuiditasnya dan merupakan komitmen bersama,” kata Mahendra kepada wartawan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025).

    Mahendra juga berharap Danantara mampu mendongkrak transaksi di pasar modal domestik. Namun begitu, ia mengaku belum mengkaji secara rinci sentimen positif Danantara terhadap pasar modal dalam negeri.

    “Kami harap begitu (memperkuat pasar modal), dalam berbagai jenis transaksinya, tapi saya tidak masuk rinci dulu, mungkin lebih baik kita lakukan tindak lanjut dan operasinya sampai level teknis sebelum kita bisa sampaikan penjelasan lebih detailnya,” ujar Mahendra.

    Sebelumnya, Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan BPI Danantara baik bagi kapitalisasi pasar modal. Pasalnya, perusahaan BUMN yang terdaftar sebagai emiten pasar modal mampu menggerakkan kapitalisasi pasar BEI.

    “Tadi sampaikan oleh Pak Presiden, bahwa secara operasional mereka jadi bagus. Nah, operasional mereka ini harusnya kan banyak. Itu kan tujuannya. Ya bagi Bursa artinya market cap-nya bagus,” kata Iman kepada wartawan di Gedung BEI, Jakarta, Senin (24/2/2025).

    Selain itu, Iman menyebut Danantara mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Hal ini terjadi lantaran dalam kerja Danantara juga bertujuan untuk fund raising atau menggalang dana investasi.

    “Kedua, kalau dia fund raising, ataupun put option kan di pasar modal, salah satu itu akan menghidupkan pasar,” tutur Iman.

    (hns/hns)

  • Video: IHSG-Rupiah ‘Rebahan’ – China Tidak Takut Ancaman Tarif Trump

    Video: IHSG-Rupiah ‘Rebahan’ – China Tidak Takut Ancaman Tarif Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – Di hari pertama usai libur lebaran, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka anjlok hingga lebih dari 9%. IHSG bahkan kena trading halt atau penghentian sementara perdagangan.

    Sementara itu, ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia kembali mencapai titik didih setelah China menyatakan siap melawan ancaman tarif tambahan baru Trump.

    Selengkapnya saksikan di Program Evening Up CNBC Indonesia, Selasa (08/04/2025).

  • 12 Fakta Terbaru Perang Dagang: Trump Ancam Tarif China 104%-AS Resesi

    12 Fakta Terbaru Perang Dagang: Trump Ancam Tarif China 104%-AS Resesi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berhasil membuat gaduh dunia pekan lalu lewat penetapan tarif tinggi untuk setiap negara, termasuk Indonesia. RI akan dikenai tarif resiprokal atau timbal balik hingga 32% akibat besarnya defisit AS ke Indonesia.

    Kebijakan tarif Trump memicu ketidakpastian global hingga saling serang perang dagang. Dampak yang dapat dirasakan rupiah diperkirakan akan besar mulai dari kaburnya investor asing di pasar keuangan Tanah Air hingga gejolak eksternal yang tinggi.

    Berikut fakta lainnya terkait tarif Trump terhadap negara di dunia, seperti dihimpun CNBC Indonesia dari berbagai sumber pada Selasa (8/4/2025).

    1.Trump Berlakukan Tarif Resiprokal ke RI Cs Besok

    Trump akan tetap memberlakukan kebijakan tarif resiprokal alias tarif timbal balik untuk produk impor dari berbagai negara Rabu, 9 April esok. Ini pun tidak terkecuali produk dari Indonesia.

    Melansir CNBC International, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengungkapkan Pemerintahan Trump akan tetap teguh dalam tarif timbal baliknya pada mitra dagang utama AS. Bahkan dalam menghadapi aksi jual di pasar saham global.

    Aksi jual di bursa saham AS dan di seluruh dunia kompak terjadi setelah Trump mengumumkan tarif baru pada 2 April waktu setempat. Selain bea masuk dasar 10% pada semua barang impor, Trump mengumumkan pungutan yang lebih tinggi pada impor dari 57 negara, yang akan diberlakukan mulai 9 April 2025 mendatang.

    “Tarif akan tetap berlaku. Dia mengumumkannya, dan dia tidak bercanda. Tarif akan datang. Tentu saja mereka (berlaku),” kata Lutnick.

    “Tidak ada penundaan. Mereka pasti akan tetap di tempat selama berhari-hari dan berminggu-minggu. Presiden perlu mengatur ulang perdagangan global. Semua orang memiliki surplus perdagangan dan kita memiliki defisit perdagangan,” tambahnya.

    2.Trump Ancam China, Kena Tarif 104%

    Trump mengatakan akan mengenakan tarif tambahan sebesar 50% atas impor dari China jika Beijing tidak mencabut kebijakan tarif balasannya pada Selasa. China ini terjadi, tarif barang China di AS akan menjadi 104%.

    Ancaman yang dirilis melalui platform Truth Social ini menandai eskalasi terbaru dari konflik dagang yang telah menyebabkan kejatuhan pasar saham global selama tiga hari berturut-turut, sejak Trump mengumumkan perang tarif terhadap mitra dagang AS pekan lalu. Sebelumnya 2 April, Gedung Putih mengumumkan pengenaan tarif 34% terhadap impor dari China, yang kemudian dibalas Beijing dengan memberlakukan tarif yang sama terhadap barang-barang asal AS.

    “China memberlakukan kenaikan tarif sebesar 34% meskipun saya telah memperingatkan bahwa setiap negara yang membalas terhadap AS dengan menerapkan tarif tambahan akan segera dikenai tarif baru yang jauh lebih tinggi, di atas tarif yang telah diberlakukan sebelumnya,” tulis Trump dalam pernyataannya.

    “Jika China tidak menarik kembali kenaikan tarif sebesar 34% tersebut, yang datang di atas praktik perdagangan abusive mereka selama bertahun-tahun, AS akan mengenakan tarif TAMBAHAN sebesar 50% yang mulai berlaku pada 9 April 2025,” tegas Trump.

    “Selain itu, seluruh pembicaraan dengan China terkait permintaan pertemuan mereka akan dihentikan!” tulisnya. “Negosiasi dengan negara-negara lain yang juga meminta pertemuan akan langsung dimulai.”

    Sebelumnya, AS sudah memberikan tarif 10% ke barang China, 5 April. Barang China juga sudah dikenai tarif 20% di awal tahun ini.

    3.Eropa Siapkan Tarif Balasan 25% untuk AS

    Komisi Eropa mengajukan tarif balasan sebesar 25% terhadap berbagai produk asal AS. Langkah ini merupakan respons langsung atas kebijakan tarif Trump terhadap baja dan aluminium dari Eropa, yang dinilai oleh Uni Eropa sebagai tindakan proteksionis sepihak yang merugikan hubungan dagang jangka panjang.

    Menurut dokumen yang diperoleh Reuters, Komisi Eropa menetapkan bahwa sebagian tarif tersebut akan mulai berlaku pada 16 Mei. Sementara sisanya akan diterapkan pada 1 Desember.

    Produk-produk yang dikenai tarif sangat beragam, mulai dari berlian, telur, benang gigi, sosis, hingga unggas. Adapun tarif untuk produk seperti almond dan kedelai akan diberlakukan pada Desember.

    Kepala urusan perdagangan Uni Eropa, Maros Sefcovic, membei penjelasan. Ia menyatakan bahwa meskipun tarif balasan ini dirancang untuk memberikan tekanan, nilainya diperkirakan akan lebih kecil dari estimasi awal sebesar 26 miliar euro.

    “Langkah ini menunjukkan komitmen kami untuk menjaga keseimbangan dalam hubungan perdagangan internasional tanpa memperkeruh situasi yang sudah tegang,” ujar Sefcovic, dilansir Reuters pada Selasa.

    Namun demikian, Komisi Eropa telah menghapus beberapa produk sensitif dari daftar awal yang disusun pada Maret lalu. Produk-produk seperti bourbon, wine, dan produk susu dicoret dari daftar tersebut setelah Trump mengancam akan menerapkan tarif balasan sebesar 200% terhadap minuman beralkohol dari Eropa jika tarif terhadap bourbon diberlakukan.

    4.Risiko Resesi AS Meningkat Pasca Tarif Trump

    Raksasa perbankan Goldman Sachs telah menaikkan prakiraan resiko resesi di AS sebanyak dua kali pada pekan lalu. Hal ini terjadi setelah Trump menjatuhkan tarif kepada seluruh negara dunia.

    Mengutip Reuters, Goldman awalnya menaikkan estimasinya dari 20% menjadi 35% awal pekan lalu karena kekhawatiran bahwa tarif yang direncanakan Trump akan mengguncang ekonomi global. Beberapa hari kemudian, Trump mengumumkan bea masuk yang lebih tinggi dari yang diperkirakan, yang telah memicu aksi jual di pasar global.

    Kemudian pada Minggu, Goldman kembali menaikkan peluang resesi AS menjadi 45% dari 35%. Hal ini karena kekhawatiran bahwa tarif tidak hanya akan memicu inflasi AS tetapi juga memicu tindakan pembalasan dari negara-negara lain, seperti yang telah diumumkan China.

    Lembaga itu juga menurunkan prospek pertumbuhan ekonomi AS untuk tahun 2025. Dari sebelumnya 1,5% menjadi 1,3%.

    Goldman sebelumnya memperkirakan bank sentral, Federal Reserve (The Fed/Fed), akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin masing-masing dalam tiga pertemuan berturut-turut. Namun, sekarang lembaga keuangan itu melihat peluang yang besar akan adanya pemangkasan suku bunga pertama pada bulan Juni, bukan Juli.

    Senada dengan Goldman, setidaknya tujuh bank investasi terkemuka telah menaikkan perkiraan risiko resesi mereka. JPMorgan memperkirakan kemungkinan resesi AS dan global sebesar 60%, dengan kontraksi dalam ekonomi AS 0,3%, secara triwulanan.

    Dari sisi kebijakan moneter, JPMorgan memperkirakan adanya penurunan suku bunga di setiap pertemuan Fed pada tahun 2025 mulai bulan Juni mendatang. Raksasa perbankan itu juga meramal adanya penurunan lagi pada Januari yang akan menaikkan kisaran tertinggi suku bunga acuan menjadi 3%.

    Sementara itu, Wells Fargo Investment Institute (WFII) memperkirakan pertumbuhan 1% dalam ekonomi AS setelah tarif. WFII juga memperkirakan tiga kali penurunan suku bunga di tahun ini.

    5.Tarif Trump Jadi Bumerang ke Jet Tempur F-47 AS

    Pembalasanan China atas tarif Trump mulai memukul industri pertahanan dan kedirgantaraan Negeri Paman Sam. Beijing mulai mengambil langkah untuk mengenakan tarif 34% atas barang AS serta mengekang ekspor mineral tanah jarang atau rare earth, termasuk pada itrium, yang penting bagi mesin jet tempur.

    Kementerian Perdagangan China mengatakan tujuh kategori logam tanah jarang sedang dan berat, termasuk samarium, gadolinium, terbium, disprosium, lutetium, skandium, dan barang-barang terkait itrium akan masuk dalam daftar ini. Surat kabar pemerintah China, Global Times, juga mengumumkan kontrol ekspor pada barang-barang yang terkait dengan tungsten, telurium, bismut, molibdenum, dan indium.

    Sumber industri mengatakan kepada Reuters bahwa langkah Beijing ini menjadi perhatian bagi beberapa produsen kedirgantaraan dan pertahanan AS. Hal ini karena ketergantungan pabrikan Negeri Paman Sam pada itrium asal China.

    “China membuat daftar itu secara strategis. Mereka memilih hal-hal yang penting bagi ekonomi AS,” kata direktur American Rare Earths, Mel Sanderson, seperti dilansir Newsweek.

    Langkah balasan China ini terjadi hanya dua minggu setelah Trump mengumumkan bahwa Boeing telah mendapatkan kontrak untuk mengembangkan F-47 yang dirancang untuk menggantikan F-22 Raptor dan menjadi tulang punggung armada generasi berikutnya Angkatan Udara AS.

    “Pesawat siluman seperti F-47 bergantung pada unsur tanah jarang seperti neodymium, praseodymium, dysprosium, dan terbium untuk magnet, aktuator, dan sistem radar berkinerja tinggi,” menurut konsultan SFA Oxford.

    6.Nilai Tukar Dolar AS Dibuka Tembus Rp 16.850

    Nilai tukar rupiah ambles terhadap dolar AS di tengah ketidakpastian global hingga saling serang perang dagang. Merujuk Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa dibuka pada posisi Rp16.850/US$, rupiah atau melemah 1,78%.

    Depresiasi pada rupiah hari ini berbanding terbalik dengan penutupan perdagangan 27 Maret 2025 yang menguat 0,12%. Sementara indeks dolar AS (DXY) tercatat melemah 0,21% ke angka 103,04.

    7.IHSG Dibuka Langsung Trading Halt

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka turun 9,19% atau 598,56 ke 5.912,06. Ini terjadi usai libur panjang lebaran, akibat sentimen negatif tarif dagang Presiden AS, Donald Trump.

    Hampir semua saham-saham berkapitalisasi besar mengalami jatuh yang dalam pada pembukaan perdagangan pagi ini. Indeks LQ45 tercatat jatuh 11,31% atau 83,05 poin ke 651,46.

    Akibatnya, pada perdagangan pagi ini, IHSG dibuka langsung mengalami trading halt karena turun 9,19%. Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa langsung melakukan tindakan pembekuan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan pukul 09:00:00 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS).

    “Perdagangan akan dilanjutkan pada pukul 09:30:00 waktu JATS tanpa ada perubahan jadwal perdagangan. Tindakan ini dilakukan karena terdapat penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencapai 8%,” ujar Kautsar Primadi Nurachmad, selaku Sekretaris Perusahaan BEI, dålam pernyataannya.

    Dia mengatakan, BEI melakukan upaya ini dalam rangka menjaga perdagangan saham agar senantiasa teratur, wajar, dan efisien sesuai dengan Peraturan Nomor II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas dan diatur lebih lanjut pada Surat Keputusan Direksi BEI nomor Kep-00002/BEI/04-2025.

    8. Raksasa Teknologi Tumbang Akibat Tarif Trump

    Kebijakan tarif resiprokal baru yang diumumkan Trump berdampak besar pada sektor teknologi. Setidaknya saham tujuh perusahaan anjlok dan menghapus US$2 triliun (Rp 33.700 triliun) dari nilai gabungannya.

    Reuters melaporkan saham Tesla dibuka ambles 7% menjadi US$223 (Rp 3,7 juta). Ini menjadi penurunan paling besar di antara 7 raksasa teknologi yang dijuluki ‘The Magnificent 7’.

    Saham Apple merosot 4,8%. Sementara perusahaan lainnya, Alphabet (induk perusahaan Google), Microsoft, Amazon, Meta (induk Instagram, Facebook, dan WhatsApp) serta Nvidia menurun antara 1,5% hingga 4,8%.

    Hal ini terjadi karena investor khawatir adanya dampak perang tarif global dari kebijakan Trump. Analis Dan Ives mengatakan akan adanya ‘bencana ekonomi tarif’.

    Ives menjelaskan Apple memiliki dampak paling besar dari kebijakan ini. Khususnya karena sebagian besar iPhone dirakit di China.

    Saat masa jabatan pertama Trump, Apple mendapatkan pengecualian kebijakan tarif AS pada China. Namun para analis ragu perusahaan akan mendapatkan hal serupa.

    Dampaknya akan terasa pada harga iPhone. Misalnya akan sulit memproduksi harga awal model Pro dengan nilai US$1.000 untuk memproduksi smartphone di AS.

    “Menurut kamu, konsep iPhone di AS tidak mungkin dilakukan dengan US$1.000. Harga akan naik drastis membuat sulit dipahami,” ucap Ives.

    Dukungan Elon Musk, CEO Tesla, pada Trump dan politik sayap kanan Eropa juga menjadi tantangan sendiri bagi perusahaan mobil listrik. Karena menurut Ives, menimbulkan krisis merek bagi Tesla.

    9.Singapura Respons Tarif Trump

    Singapura akan membentuk gugus tugas nasional untuk mendukung bisnis dan pekerja. Ini menjadi tanggapan atas tarif baru AS yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan memengaruhi lapangan kerja dan upah di negeri itu.

    Pernyataan disampaikan PM Lawrence Wong, Selasa. Gugus tugas, yang diketuai oleh Wakil Perdana Menteri dan Menteri Perdagangan dan Industri Gan Kim Yong, akan mencakup perwakilan dari badan ekonomi Singapura, Federasi Bisnis Singapura, Federasi Pengusaha Nasional Singapura, dan Kongres Serikat Buruh Nasional.

    Mengutip Channel News Asia (CNA), Wong di parlemen melaporkan bahwa gugus tugas akan membantu bisnis dan pekerja mengatasi ketidakpastian langsung, memperkuat ketahanan, dan beradaptasi dengan lanskap ekonomi baru. Tarif tersebut diperkirakan akan meredam pertumbuhan global dalam waktu dekat, yang akan memukul permintaan eksternal untuk sektor-sektor yang bergantung pada ekspor Singapura seperti manufaktur dan perdagangan grosir.

    “Ketidakpastian global dan sentimen yang menurun, juga akan berdampak pada beberapa industri jasa, termasuk keuangan dan asuransi,” tambah pria yang pernah menjabat sebagai menteri keuangan Singapura itu.

    “Meskipun Singapura mungkin atau mungkin tidak mengalami resesi tahun ini, ekonominya akan terdampak secara signifikan,” tambahnya.

    Di sisi lain, Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura sedang meninjau perkiraan pertumbuhannya tahun 2025 sebesar 1 hingga 3%. Ada kemungkinan revisi ke bawah.

    “Pertumbuhan yang lebih lambat akan berarti lebih sedikit kesempatan kerja dan kenaikan upah yang lebih kecil bagi pekerja,” katanya.

    “Dan jika lebih banyak perusahaan menghadapi kesulitan atau merelokasi operasinya kembali ke AS, akan ada lebih banyak pemutusan hubungan kerja dan kehilangan pekerjaan,” tambahnya.

    Wong mengatakan tarif tersebut mengonfirmasi kenyataan pahit. Bahwa era globalisasi berbasis aturan dan perdagangan bebas telah berakhir.

    10.Vietnam Beli Semua Barang AS

    Pemerintah Vietnam pada Selasa menegaskan langkahnya ke tarif Trump. Negeri itu akan membeli lebih banyak barang AS termasuk produk keamanan dan pertahanan.

    Ini dilakukan guna menunda tarif besar yang akan diberlakukan Washington besok, Rabu. Negara produsen utama Asia Tenggara itu akan dikenai bea masuk sebesar 46%.

    PM Vietnam telah meminta Trump untuk menunda penerapan tarif setidaknya selama 45 hari untuk memberi waktu bagi perundingan. Pham Minh Chinh mengatakan Vietnam akan mendekati dan bernegosiasi dengan Amerika untuk mencapai kesepakatan bilateral, “bergerak menuju neraca perdagangan yang berkelanjutan”.

    “Mereka juga akan terus membeli lebih banyak produk AS yang kuat dan diminati Vietnam, termasuk produk yang terkait dengan keamanan dan pertahanan; mendorong pengiriman awal kontrak perdagangan pesawat,” tulis AFP menyebut laman media lokal.

    Sebelumnya Pemimpin Tertinggi Vietnam, To Lam juga telah mengirim surat kepada Trump untuk meminta penundaan tarif. Menurut salinan yang dilihat oleh AFP, Lam mengatakan bahwa ia telah menunjuk Wakil Perdana Menteri Ho Duc Phoc untuk bertindak sebagai kontak utama dengan pihak AS mengenai masalah tersebut, dengan tujuan mencapai kesepakatan sesegera mungkin.

    Ia juga berharap dapat bertemu Trump di Washington pada akhir Mei untuk menyelesaikan masalah tersebut. Trump sendiri membenarkan pembicaraan dengan Lam seraya menyebutnya dialog yang sangat produktif.

    “Langkah-langkah tersebut mengancam akan merusak secara signifikan model pertumbuhan Vietnam saat ini, yang sangat bergantung pada ekspor ke AS,” kata analis risiko negara senior di firma riset BMI, Sayaka Shiba.

    Ia mengatakan bahwa, dalam skenario terburuk, Vietnam dapat mengalami penurunan produk domestik bruto (PDB) tahun ini hingga 3%. Bursa Vietnam tak melakukan perdagangan Senin namun turun sekitar 6% pada Selasa ini.

    11.Malaysia Mulai Dialog ke Trump

    Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim menyebut negaranya akan segera mengirim para pejabat ke AS. Mereka akan memulai dialog terkait tarif Trump.

    Hal ini disampaikan Anwar dalam Konferensi Investasi Asean (AIC) 2025. Ia menyebut perdagangan Malaysia dengan AS telah lama menjadi model keuntungan bersama namun tarif dapat berakhir merugikan semua pihak.

    “Namun, kami tidak percaya pada diplomasi megafon,” ujarnya menyinggung AS yang menetapkan tarif 24% untuk barang-barang Malaysia yang masuk ke negara itu.

    “Sebagai bagian dari diplomasi lunak kami untuk keterlibatan yang tenang, kami akan mengirim para pejabat ke Washington untuk memulai proses dialog,” muat The Star.

    Di sisi lain, Anwar mengatakan Malaysia akan beradaptasi seperti biasanya. Ia menyebut negaranya bermaksud untuk tetap menjadi mitra dagang yang setia dengan AS tapi tetap akan melakukan apa pun untuk melindungi kepentingan ekonominya sendiri.

    “Angin mungkin berubah, tetapi kita tidak akan terombang-ambing. Strategi diversifikasi perdagangan kami sudah mulai berkembang pesat,” katanya.

    “Ini termasuk terlibat secara proaktif dengan Amerika Serikat untuk mencapai hasil yang saling menguntungkan dan pada saat yang sama, mendiversifikasi dan memperkuat hubungan kami dengan semua pasar perdagangan utama di seluruh Uni Eropa, Asia, Timur Tengah, dan Afrika,” tambahnya.

    “Upaya-upaya ini tidak terjadi begitu saja. Upaya-upaya ini berlangsung di tengah meningkatnya ketidakpastian, yang melampaui pilihan kebijakan satu negara mana pun.”

    Anwar mencatat bahwa globalisasi, yang dulunya dianggap terus maju, kini tampaknya mundur dengan bangkitnya kembali proteksionisme, rantai pasokan yang dikonfigurasi ulang, dan multilateralisme yang semakin dibicarakan di masa lalu. Ia mengatakan bahwa dalam lingkungan ini, ASEAN menonjol sebagai mercusuar harapan dan kepositifan karena blok tersebut tetap berkomitmen secara luas terhadap keterbukaan, kerja sama, dan keberlanjutan kelembagaan.

    “Total perdagangan barang kita mencapai US$3,5 triliun. Namun, angka ini tidak dijamin. Dengan rentetan tarif yang melanda dunia dengan cepat dan dahsyat, kita menyaksikan terkikisnya tatanan global. Oleh karena itu, ASEAN harus lebih mengandalkan dirinya sendiri,” katanya.

    “Kita harus bergerak melampaui retorika menuju eksekusi. Liberalisasi tarif di kawasan ini sebagian besar telah selesai, tetapi penyelarasan regulasi, logistik lintas batas, dan konektivitas digital masih belum selesai,” jelasnya.

    Sebagai Ketua ASEAN tahun ini, Anwar menyebut Malaysia akan memprioritaskan revitalisasi platform strategis seperti ASEAN Plus Three sebagai mekanisme ketahanan ekonomi. Ia mengatakan tarif yang diberlakukan oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump bukanlah tantangan pertama bagi multilateralisme, dan juga bukan yang terakhir.

    “Jika ASEAN dapat menahan diri dengan tetap terbuka, pragmatis, dan kohesif, ASEAN mungkin akan menjadi salah satu negara terakhir yang percaya pada dunia yang bekerja lebih baik jika bekerja sama,” ujarnya.

    12.AS Sebenarnya Sudah Resesi

    Amerika Serikat (AS) diyakini sudah masuk ke jurang resesi. Hal ini dikatakan oleh CEO perusahaan investasi publik dan swasta dengan aset US$11 triliun pada akhir tahun 2024, BlackRock, Larry Fink.

    Ia mengatakan banyak pemimpin bisnis percaya ekonomi Paman Sam sudah mengalami penurunan yang signifikan. Pernyataannya itu berdasarkan pendapat pemimpin bisnis AS yang ia temui.

    “Kebanyakan CEO yang saya ajak bicara akan mengatakan bahwa kita mungkin sedang mengalami resesi saat ini,” tegas Fink di sebuah acara untuk Economic Club of New York, dikutip CNBC International, Selasa.

    “Seorang CEO secara khusus mengatakan bahwa industri penerbangan adalah burung di tambang batu bara- burung kenari di tambang batu bara- dan saya diberitahu bahwa burung kenari itu sudah sakit,” tambah Fink.

    Ia juga mengatakan bahwa kebijakan tarif Presiden Donald Trump dapat memberikan tekanan ke atas pada inflasi. Bahkan mempersulit Federal Reserve (The Fed/Fed) untuk memangkas suku bunga, yang sering dilakukan bank sentral selama resesi.

    “Gagasan bahwa Federal Reserve akan melonggarkan kebijakan empat kali tahun ini, saya tidak melihat peluang itu,” ujarnya.

    “Saya jauh lebih khawatir bahwa kita dapat mengalami inflasi tinggi yang akan menaikkan suku bunga jauh lebih tinggi daripada saat ini,” jelasnya.

    Menurut alat CME FedWatch, penetapan harga di pasar berjangka dana federal saat ini menunjukan banyak pihak memperkirakan bank sentral akan menurunkan suku bunga acuannya setidaknya 1 poin persentase pada akhir tahun. Ini dapat berupa empat kali pemotongan sebesar 0,25 poin persentase.

    (sef/sef)

  • Ada 16 Emiten Bakal Buyback Saham Tanpa RUPS

    Ada 16 Emiten Bakal Buyback Saham Tanpa RUPS

    Jakarta

    Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat ada 16 emiten Bursa Efek Indonesia (BEI) yang hendak melakukan buyback atau pembelian kembali saham tanpa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Aturan diterapkan untuk menjaga stabilitas pasar modal dalam negeri.

    Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan, rencana buyback tanpa RUPS ini terus bertambah sejak aturan tersebut diumumkan pada 18 Maret 2025 lalu.

    “Jadi yang masuk ke kami itu, untuk keterbukaan informasi ya, itu sampai saat ini, karena ini kan bergerak terus ya, itu 16 (emiten) sejak pengumuman, artinya kan ini butuh waktu, ya,” kata Inarno kepada wartawan di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (8/4/2025).

    Namun Inarno enggan mengungkap rincian 16 emiten tersebut, termasuk nilai buyback yang hendak dilakukan. Menurutnya, aksi tersebut dilakukan masing-masing emiten sesuai dengan kondisi pasar yang ada.

    “Total buyback-nya saya belum tahu, dan rasanya itu mereka juga pasti akan melihatkan sejak marketnya ya, artinya mereka menentukan kapan buyback-nya, berapa jumlahnya itu mereka,” ujarnya.

    Sebelumnya, OJK mengumumkan kebijakan buyback atau pembelian saham kembali emiten tanpa RUPS. Ketentuan ini berlaku 6 bulan sejak 18 Maret 2025. Kebijakan ini dilakukan menyusul pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak September 2024.

    Saat itu, Inarno mengatakan tren penurunan IHSG 1.682 poin atau -21,28%. Selain itu, kebijakan ini juga dilakukan menyusul faktor risiko di pasar modal Indonesia terhadap ketidakpastian global yang terpantau tinggi, seperti ketidakpastian kebijakan tarif pemerintah Amerika Serikat (AS), eskalasi peran dagang, indikasi cooling off perekonomian AS, dan dinamika geopolitik

    “Maka kami mengumumkan kebijakan bahwa perusahaan terbuka dapat melakukan pembelian kembali saham atau buyback tanpa memperoleh persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS) sesuai dengan Ketentuan 7 POJK No. 13 Tahun 2023,” kata Inarno dalam konferensi persnya di Main Hall BEI, Jakarta Selatan, Rabu (19/3/2025).

    (hns/hns)

  • Rupiah dan IHSG Nyungsep, Luhut: Tidak Perlu Panik Berlebihan

    Rupiah dan IHSG Nyungsep, Luhut: Tidak Perlu Panik Berlebihan

    Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan meminta publik tidak berlebihan dalam merespons pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga rontoknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

    Luhut mengemukakan bahwa pelemahan dan penguatan rupiah hingga IHSG adalah hal yang biasa. 

    “Memang betul kami meramalkan rupiah dan pasar saham juga mengalami koreksi. Masih sejalan dengan yang terjadi di negara-negara lain, jadi kita tidak perlu panik dan berlebihan, ini biasa dinamika kehidupan,” ujarnya saat Sarasehan Ekonomi bersama Presiden RI di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4/2025). 

    Luhut mengatakan pasar saham di beberapa negara lain pun turut terkoreksi akibat kebijakan tarif impor ke AS. Misalnya, dia menyoroti pasar saham Nasdaq yang turun hampir 2.000 poin. 

    Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) tersebut berpesan agar seluruh pihak melakukan refleksi. Dia menyinggung perlunya mencari kesempatan lain di negara-negara selain AS ketika tarif impor tinggi diberlakukan. 

    Luhut mencontohkan pada pemerintahan Presiden Soeharto, pemerintah RI memberlakukan Instruksi Presiden (Inpres) No.90/1985 tentang Pedoman Penyelenggaraan Hubungan Dagang Langsung antara Indonesia-China. 

    Sejalan dengan itu, dia menyebut upaya negosiasi akan ditempuh oleh pemerintah di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. 

    “Indonesia telah siapkan proposal untuk negosiasi tarif dengan Amerika, proposal ini adalah proposal konkret yang dapat diimplementasikan dan menjawab keinginan dan permasalahan yang disampaikan Amerika terutama dengan USTR [United States Trade Representatives, red],” jelasnya. 

    Adapun delegasi RI untuk bernegosiasi dengan pemerintahan Trump rencananya bertolak ke AS pada 17 April mendatang. Delegasi itu di antaranya meliputi Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Luar Negeri Sugiono. 

    Di sisi lain, di dalam negeri, Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat memberlakukan trading halt pagi ini, Selasa (8/4/2025). Pembekuan perdagangan saham itu dilakukan sementara pada pukul 09.00 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS) menyusul jatuhnya IHSG lebih dari 8%. 

    Sementara itu, mata uang rupiah di pasar Non-Deliverable Forward (NDF) sempat tembus Rp17.000 per dolar AS akibat implementasi tarif impor dari AS ke sejumlah negara.

  • IHSG Anjlok, Investor Kian Khawatir Efek Tarif Resiprokal AS

    IHSG Anjlok, Investor Kian Khawatir Efek Tarif Resiprokal AS

    PIKIRAN RAKYAT – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 9,19% atau 598,56 poin ke level 5.912,06 pada pembukaan perdagangan Selasa, 8 April 2025 usai libur panjang Lebaran 2025. Akibatnya, perdagangan dihentikan sementara (trading halt).

    Tercatat total perdagangan saham mencapai 1,59 miliar lembar dengan nilai transaksi sebesar Rp1,92 triliun dan frekuensi sebanyak 64.620 kali. Hanya sembilan saham yang berhasil menguat. Sebanyak 552 dibuka melemah dan 65 saham dibuka stagnan. 

    Penurunan ini kian menyulut kekhawatiran di kalangan pelaku pasar dan ekonom, yang menyebutnya sebagai sinyal bahaya bagi perekonomian Indonesia.

    Analis Ekonomi, Fithra Faisal menilai tekanan terhadap IHSG salah satunya disebabkan oleh efek lanjutan dari tarif resiprokal yang diumumkan Amerika Serikat (AS). Selain itu, pengumuman mekanisme trading halt sebelum pembukaan bursa turut memperparah ketakutan pelaku pasar. 

    “Ini jadi self-fulfilling prophecy. Pasar sudah khawatir, lalu dikasih pengumuman semacam itu sebelum buka, akhirnya semua panik dan dana asing keluar lebih cepat,” ujar Fithra.

    Menurut dia, pelaku pasar kini cenderung mencari aset aman, seperti obligasi AS, emas, atau yen Jepang. Sekitar Rp100 triliun dana asing di pasar saham Indonesia pun terancam keluar akibat gejolak ini.

    Fithra juga menyoroti kebijakan auto rejection bawah (ARB) sebesar 15 persen dan mekanisme trading halt yang dianggap belum selaras. Hal itu masih membingungkan.

    “Angkanya membingungkan. ARB 15 persen, tapi bisa trading suspension kalau turun 20 persen. Ini justru menambah ketidakpastian,” ungkapnya.

    Ia menegaskan bahwa pasar saham Indonesia sangat sensitif terhadap sentimen, bukan sekadar angka teknikal. Karena itu, ia mengimbau agar regulator lebih berhati-hati dalam mengumumkan kebijakan yang bisa memicu reaksi psikologis berlebihan.

    “Market kita sudah syok, jangan sampai ditambah triple shock,” katanya.

    Diketahui, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengubah aturan auto rejection bawah dan trading halt. Hal ini dilakukan dalam rangka memastikan perdagangan efek dapat berjalan secara teratur, wajar, dan efisien.

    Pengamat ekonomi Achmad Nur Hidayat, menilai penurunan IHSG yang tajam ini menunjukkan tekanan jual di pasar saham Indonesia masih sangat kuat.

    “Indeks tetap terkapar di zona merah, yang mengonfirmasi bahwa tekanan jual masih sangat kuat. Pasar saham Indonesia tengah berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan,” katanya.

    Achmad juga mengungkapkan bahwa penurunan pasar saham global pada Senin, 7 April 2025, seperti yang terjadi pada Indeks STOXX 600 di Eropa yang anjlok 4,5% serta penurunan di pasar saham AS, turut mempengaruhi pasar saham Asia, termasuk Indonesia.

    Namun, menurutnya, IHSG Indonesia terjerembap lebih dalam dibandingkan dengan pasar saham negara-negara ASEAN lainnya, seperti Malaysia dan Filipina, yang hanya mengalami koreksi moderat.

    “Indonesia menunjukkan kerentanannya lebih besar dibandingkan pasar negara berkembang lainnya. Meskipun Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang relatif sehat, pasar kita justru lebih rapuh terhadap guncangan eksternal,” ungkap Achmad.

    Dikatakan, kemerosotan IHSG tak sekedar faktor global, imbas penerapan tarif Trump, tetapi juga kondisi internal yang tidak cukup kuat. Pertanyaan kritis tetap menganga, mengapa IHSG jatuh lebih dalam dibandingkan bursa saham regional seperti Singapura, Malaysia, atau Thailand? 

    “Jawabannya tidak hanya terletak pada guncangan global, tetapi pada kerapuhan struktural pasar keuangan Indonesia dan sikap reaktif otoritas yang abai membangun ketahanan sistemik,” katanya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • IHSG Hari Ini Masih Tertekan setelah Alami Trading Halt

    IHSG Hari Ini Masih Tertekan setelah Alami Trading Halt

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini masih tertekan pada perdagangan, Selasa (8/4/2025). IHSG tercatat bergerak di rentang 5.882-6.035 setelah terjadi penghentian sementara perdagangan efek atau trading halt pada awal sesi I.

    IHSG hari ini tercatat berkurang 514 poin atau minus 7,90% hingga berada di level 5.996. Sebanyak 30 saham menguat, 627 saham melemah, dan 95 saham stagnan.

    Volume perdagangan hari ini mencapai 22,6 miliar lembar saham dan frekuensi mencapai 1,428 juta kali serta transaksi Rp 20 triliun.

    Seluruh saham sektoral catat penurunan. Sektor bahan baku turun tertinggi mencapai 10,54%, diikuti sektor teknologi melema 10,23%, konsumsi primer turun 8,82%, infrastruktur turun 8,35%, energi melemah 8,19%, dan transportasi melemah 8,35%.

    Kemudian, saham unggulan LQ45 juga melemah 9,09%, Jakarta Islamic Index (JII) melemah 8,43%, dan Investor33 ambles 8,19%.

    Saat IHSG hari ini turun, mayoritas besar bursa Asia menguat. Indeks Nikkei 225 Jepang naik signifikan 1.876 poin (6,03%) ke 33.012,6, Hang Seng Hong Kong menguat 1,51% ke 20.127,679, dan SSE Composite China naik 1,58% ke 3.145,55. Sementara, Straits Times Singapura turun 1,40% ke 3.490,78.