Topik: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

  • Saatnya Ekspor Besar-besaran ke Timur Tengah

    Saatnya Ekspor Besar-besaran ke Timur Tengah

    Jakarta, Beritasatu.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus mengalami tekanan hingga nyaris menyentuh angka Rp 17.000. Ketua MPR Ahmad Muzani menilai kondisi ini justru peluang strategis untuk mendorong ekspor Indonesia ke pasar nontradisional, terutama di luar AS, seperti di Timur Tengah.

    “Ini harus jadi momentum untuk meningkatkan ekspor kita ke negara-negara lain, di luar Amerika karena harga barang kita jadi lebih kompetitif,” ujar Muzani di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (9/4/2025).

    Menurut Muzani, pemerintah sudah mengambil langkah strategis dalam merespons situasi ini. Presiden Prabowo Subianto diketahui tengah melakukan kunjungan kenegaraan ke lima negara yang dinilai potensial untuk menyerap lebih banyak produk dari Indonesia.

    Prabowo Buka Peluang Ekspor di Timur Tengah dan Afrika Utara

    Lima negara yang dikunjungi Prabowo meliputi Uni Emirat Arab (UEA), Turki, Qatar, Mesir, dan Yordania. Dalam lawatan tersebut, Presiden akan membahas kerja sama perdagangan dan membuka peluang ekspor baru.

    “Pak Prabowo ingin menjadikan hubungan dengan negara-negara tersebut sebagai peluang strategis bagi ekspor Indonesia. Ini waktunya produk kita diperluas ke pasar-pasar baru,” tambah sekjen Partai Gerindra itu terkait upaya pemerintah memperluas pasar ekspor ke Timur Tengah.

    Langkah ini dinilai sebagai strategi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan pada pasar AS. Selain itu untuk mengantisipasi dampak fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap perdagangan internasional.

    IHSG Masih Lesu, Rupiah Sedikit Menguat

    Di sisi lain, kondisi pasar modal Indonesia juga belum stabil. Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,47% atau 28,15 poin ke level 5.967,9 pada Rabu (9/4/2025). IHSG sempat dibuka menguat, tetapi kembali tergelincir ke zona merah menjelang siang.

    Perdagangan hari ini mencatatkan 1,09 juta transaksi dengan total nilai Rp 12,08 triliun. Dari 793 saham yang ditransaksikan, 298 saham menguat, 307 turun, dan 188 stagnan.

    Meski begitu, nilai tukar rupiah sedikit menguat terhadap dolar AS. Data Bloomberg menunjukkan rupiah berada pada level Rp 16.872 per dolar AS, menguat 18,5 poin atau 0,11% dibanding hari sebelumnya.

    Dorongan Perluas Ekspor Jadi Solusi Jangka Menengah

    Melemahnya rupiah memang memberikan tekanan pada impor, tetapi membuka celah untuk ekspor. Dengan harga produk lokal yang lebih kompetitif, pemerintah diharapkan bisa segera mengeksekusi kebijakan yang mendorong sektor produksi dan distribusi ekspor.

    Langkah Prabowo menjajaki kerja sama perdagangan untuk ekspor dengan negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara menjadi sinyal Indonesia mulai serius membidik pasar alternatif untuk memperkuat rupiah yang melemah.

  • IHSG Hari Ini Masih Anjlok setelah Alami Trading Halt

    IHSG Hari Ini Masih Anjlok setelah Alami Trading Halt

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) tertahan di zona merah hingga penutupan perdagangan hari ini, Rabu (9/4/2025).

    IHSG pada awal perdagangan hari ini sebetulnya dibuka menguat setelah sehari sebelumnya anjlok cukup dalam. Namun, menjelang jeda siang, IHSG tergelincir ke zona merah.

    Pada penutupan perdagangan, IHSG melemah 0,47% atau 28,15 poin ke level 5.967,9. IHSG hari ini bergerak dalam rentang 5.949-6.092.

    Perdagangan IHSG pada hari ini mencatatkan 18,6 miliar lembar saham senilai Rp 12,08 triliun dari 1,09 juta kali transaksi.

    Sebanyak 298 saham yang diperdagangkan hari ini menguat, sebanyak 307 saham turun, dan sebanyak 188 saham stagnan.

    Sehari sebelumnya, IHSG melemah 7,90% atau 514 poin ke level level 5.996. Perdagangan IHSG juga sempat dihentikan sementara atau trading halt akibat anjlok cukup dalam.

    Pada saat IHSG hari ini melemah, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sedikit menguat, tetapi masih belum aman. Dari data Bloomberg di pasar spot exchange, rupiah sore ini berada pada level Rp 16.872 per dolar AS atau menguat 18,5 poin (0,11%).

  • IHSG Hari Ini Ditutup Melemah, Tak Beranjak di Level 5.900

    IHSG Hari Ini Ditutup Melemah, Tak Beranjak di Level 5.900

    Jakarta

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Rabu (9/4). Meski sempat menguat pada sesi I, IHSG kembali melemah ke level 5.900-an pada penutupan perdagangan.

    Berdasarkan data perdagangan RTI Business, IHSG ditutup melemah 28.153 poin atau menurun 0,47% ke level 5.967. Pada pembukaan perdagangan, IHSG sempat menguat ke level 6.092. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak di rentang tertinggi pada level 6.092 dan terendah 5.949.

    Volume transaksi saham hari ini tercatat 17,85 miliar, nilai transaksi Rp11,38 triliun, dengan frekuensi saham yang diperdagangkan 1.085.905 kali. Sebanyak 298 saham menguat, 307 saham melemah, dan 188 saham stagnan.

    Pada jeda siang, IHSG turun 19,713 poin atau melemah 0,33% ke level 5.976. Sementara pada pembukaan perdagangan, IHSG berada di posisi 5.978 dengan volume transaksi tercatat 855,43 juta, nilai transaksi Rp850,01 miliar, dan frekuensi saham yang diperdagangkan sebanyak 59.488 kali.


    Lihat juga video: IHSG Setelah Libur Panjang Idul Fitri Langsung Anjlok 9%

    (ara/ara)

  • IHSG Tahan Guncangan Global, Analis: Bukti Ketahanan Ekonomi Indonesia

    IHSG Tahan Guncangan Global, Analis: Bukti Ketahanan Ekonomi Indonesia

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia menunjukkan ketahanan yang kuat di tengah tekanan global, bahkan mengungguli sejumlah pasar saham utama dunia. Analis Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai ini sebagai bentuk respons positif pelaku pasar terhadap resiliensi perekonomian nasional.

    “Pasar melihat daya tahan ekonomi Indonesia dan itu tercermin dalam kinerja IHSG yang lebih stabil dibandingkan negara-negara lain,” ujar Nafan dikutip dari Antara, Rabu (9/4/2025).

    Meski pasar global goyah akibat kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan retaliasi dari China, IHSG hanya melemah 7,9% hingga 8 April 2025, ditutup pada level 5.996,14. Penurunan ini lebih kecil dibandingkan indeks saham negara lain seperti Italia (14,2%), Argentina (14%), Vietnam (13,8%), dan bahkan Amerika Serikat sendiri (10,7%).

    Nafan menambahkan, rendahnya paparan ekspor Indonesia ke AS hanya sekitar 2% dari Produk Domestik Bruto (PDB)juga menjadi faktor pendukung ketahanan pasar. Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan Thailand (11%) dan Malaysia (10%), sehingga efek tarif AS terhadap perekonomian Indonesia relatif terbatas.

    Menurut Nafan, hal ini justru bisa menjadi peluang untuk menarik lebih banyak investasi asing langsung (FDI) ke dalam negeri. Terlebih, berbagai insentif yang disiapkan pemerintah semakin dinanti oleh investor global.

    Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mencatat IHSG melemah 7,8% per 8 April 2025 terhadap 2 April, yaitu hari pengumuman tarif Presiden Trump di “Liberation Day”. IHSG sendiri pada full day 8 April ditutup turun 7,9% ke 5.996,14.

  • IHSG Sesi I Tergelincir Lagi ke Bawah Level 6.000

    IHSG Sesi I Tergelincir Lagi ke Bawah Level 6.000

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) tergelincir lagi ke zona merah dalam perdagangan sesi I hari ini, Rabu (9/4/2025).

    IHSG sejak awal perdagangan sebetulnya menguat setelah sehari sebelumnya anjlok cukup dalam. Namun, menjelang penutupan sesi I, IHSG tiba-tiba jatuh. IHSG pada jeda siang hari ini melemah 0,33% atau 19,71 poin ke level 5.976,4.

    IHSG pada sesi ini bergerak dalam rentang 5.961-6.092. Perdagangan IHSG mencatatkan 10,08 miliar lembar saham senilai Rp 6,27 triliun dari 680.262 kali transaksi.

    Sebanyak 283 saham yang diperdagangkan tercatat menguat, sebanyak 317 saham melemah, dan sebanyak 184 saham stagnan.

    Pada saat IHSG sesi I hari ini jatuh, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga masih melemah. Dari data Bloomberg di pasar spot exchange, rupiah siang ini berada pada level Rp 16.963 per dolar AS atau melemah 72,5 poin (0,43%).

  • Analis proyeksikan IHSG berlanjut melemah jangka pendek

    Analis proyeksikan IHSG berlanjut melemah jangka pendek

    Pengunjung mengamati layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membekukan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan pada pukul 09.00 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS), setelah penurunan IHSG yang melebihi delapan persen. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/nz

    Analis proyeksikan IHSG berlanjut melemah jangka pendek
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 09 April 2025 – 09:39 WIB

    Elshinta.com – Pengamat pasar modal sekaligus Founder Stocknow.id Hendra Wardana memproyeksikan masih ada risiko pelemahan lanjutan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam jangka pendek.

    “Dari sisi teknikal, IHSG kini berada di area support 5.945 sampai 6.045, dengan level krusial selanjutnya di 5.500 sampai 5.636. Artinya, secara jangka pendek, masih ada risiko pelemahan lanjutan,” ujar Hendra saat dihubungi Antara di Jakarta, Rabu.

    Di sisi lain, tetap terbuka kemungkinan IHSG mengalami technical rebound apabila ada sinyal positif dari pemerintah Indonesia terkait negosiasi dalam menanggapi kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    “Namun, kemungkinan technical rebound tetap terbuka, terutama jika ada sinyal diplomasi tegas dari Presiden Prabowo Subianto dalam menanggapi kebijakan tarif Trump,” ujar Hendra.

    Ia memastikan pasar modal Indonesia masih memiliki daya tarik tinggi yang ditopang oleh fundamental ekonomi domestik dan kinerja perusahaan tercatat (emiten) yang masih solid. Ia menjelaskan pelemahan yang terjadi pada IHSG lebih disebabkan oleh sentimen eksternal, utamanya adanya kekhawatiran pelaku pasar terhadap kebijakan tarif Donald Trump.

    “Meskipun ekspor Indonesia ke AS hanya sekitar 9,9 persen dari total ekspor nasional, reaksi pasar yang berlebihan mengindikasikan adanya kekhawatiran lebih dalam terhadap ketegangan dagang global, potensi perlambatan ekonomi dunia, serta belum adanya respons cepat dari pemerintah RI sebelum pasar dibuka,” ujar Hendra.

    Justru, Ia menilai saat ini menjadi peluang strategis bagi investor untuk mengoleksi saham-saham unggulan dengan harga murah di pasar saham Indonesia.

    “Justru saat investor panik, ini bisa menjadi peluang strategis untuk mulai mengoleksi saham-saham unggulan yang harganya terkoreksi dalam. Apalagi, Indonesia memiliki fondasi ekonomi yang tetap solid: pertumbuhan PDB stabil di kisaran 5 persen, neraca perdagangan masih surplus, dan fundamental emiten-emiten besar tetap kuat,” ujar Hendra.

    Pada pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (08/04) pagi, IHSG dibuka melemah 596,33 poin atau 9,16 persen ke posisi 5.914,28. Pelemahan IHSG lebih dari 8 persen itu membuat BEI membekukan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan selama 30 menit.

    Pada penutupan perdagangan Selasa sore, IHSG ditutup masih melemah 514,48 poin atau 7,90 persen ke posisi 5.996,14.

    Sumber : Antara

  • IHSG 9 April 2025 Bakal Lanjutkan Pelemahan? Pasar Tunggu Hasil Negosiasi RI-AS, Tekanan Global Kian Berat

    IHSG 9 April 2025 Bakal Lanjutkan Pelemahan? Pasar Tunggu Hasil Negosiasi RI-AS, Tekanan Global Kian Berat

    PIKIRAN RAKYAT Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka melemah pada perdagangan Rabu pagi, di tengah ketidakpastian global dan sikap investor yang masih menunggu hasil negosiasi dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat.

    Sentimen negatif juga diperparah oleh tekanan eksternal dari bursa global yang turut merosot.

    IHSG dibuka turun 17,70 poin atau 0,30 persen ke posisi 5.978,44, menandai lanjutan dari tren pelemahan yang telah terjadi sejak awal pekan. Indeks LQ45 yang berisi saham-saham unggulan juga sempat turun 1,00 poin atau 0,15 persen ke posisi 666,77.

    “IHSG pun diperkirakan masih akan menghadapi tekanan jual pada perdagangan selanjutnya dan berpotensi melanjutkan tren pelemahannya,” ucap Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajian pagi ini di Jakarta.

    Sentimen Dalam Negeri: Kekhawatiran Tarif AS dan Reaksi Pemerintah

    Tekanan di pasar domestik terutama dipicu oleh pengumuman bahwa Indonesia termasuk dalam daftar negara yang akan dikenai tarif balasan tinggi oleh AS, yakni sebesar 32 persen. Langkah ini dianggap sebagai bagian dari strategi proteksionisme baru pemerintahan Trump, yang memicu kepanikan di kalangan pelaku pasar.

    Sebagai respons, pemerintah Indonesia disebut tengah menyiapkan delegasi tingkat tinggi untuk menggelar negosiasi langsung dengan AS. Sejumlah usulan seperti relaksasi aturan TKDN, deregulasi Non-Tariff Measures (NTMs), hingga peningkatan impor dari AS telah disiapkan.

    Namun hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari otoritas AS, sementara waktu semakin sempit menuju tenggat pemberlakuan tarif.

    Gejolak Global: Dari AS, China, hingga Eropa

    Dari mancanegara, kondisi pasar juga tengah tidak bersahabat. Di Amerika Serikat, Wall Street ditutup melemah tajam pada perdagangan Selasa 8 April 2025 malam. Investor kehilangan harapan terhadap penundaan penerapan tarif baru oleh AS.

    S&P 500 ditutup anjlok 79,48 poin (1,57%) ke 4.982,77 Dow Jones turun 320,01 poin (0,84%) ke 37.645,59 Nasdaq jatuh 335,35 poin (2,15%) ke 15.267,91

    Kondisi serupa terjadi di Asia. Indeks saham utama regional seperti Nikkei Jepang dan Shanghai Composite China juga mengalami koreksi tajam:

    Nikkei Jepang melemah 820,55 poin (2,49%) Shanghai turun 23,03 poin (0,73%) Kuala Lumpur anjlok 13,46 poin (0,93%) Straits Times Singapura melemah 51,55 poin (1,49%)

    Sementara itu, Gedung Putih telah mengonfirmasi rencana pemberlakuan tarif baru sebesar 104 persen terhadap produk asal China mulai hari ini, Rabu 9 April 2025. Beijing menyebut langkah ini sebagai bentuk “pemerasan” dan menegaskan tidak akan tunduk.

    “Tiongkok tidak akan tunduk pada ancaman pemerasan. Kami akan membela kepentingan nasional kami dengan segala cara,” ujar pernyataan keras dari Kementerian Perdagangan Tiongkok.

    Ketegangan tak berhenti di sana. Di Eropa, Komisi Eropa juga mengusulkan tarif balasan 25 persen terhadap berbagai produk asal AS. Ini merupakan reaksi atas tarif tinggi yang lebih dulu diberlakukan terhadap mobil dan logam asal Eropa.

    Meskipun sempat tertekan selama empat hari berturut-turut, bursa saham Eropa sedikit menguat pada Selasa malam. Namun, investor tetap berhati-hati mengamati reaksi pemerintah masing-masing terhadap kebijakan agresif tarif dari AS.

    STOXX 600 naik 2,72% ke 486,91 DAX Jerman naik 2,48% ke 20.280,26 FTSE 100 Inggris naik 2,71% ke 7.910,53 CAC 40 Prancis naik 2,5% ke 7.100,42 Arah Pasar Selanjutnya: Tergantung Diplomasi

    Kondisi pasar saat ini sangat ditentukan oleh hasil diplomasi perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat. Pelaku pasar akan terus mencermati pernyataan resmi dari Washington D.C. dan kesiapan proposal yang disiapkan oleh delegasi RI.

    “IHSG saat ini sedang berada dalam fase penuh ketidakpastian. Investor wait and see terhadap hasil negosiasi. Jika pemerintah gagal mendapatkan konsesi, tekanan jual bisa berlanjut,” kata Analis Lotus Andalan Sekuritas.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • IHSG Bangkit Lagi Usai Kemarin Ambruk, Tapi Hati-Hati Koreksi Lanjutan!

    IHSG Bangkit Lagi Usai Kemarin Ambruk, Tapi Hati-Hati Koreksi Lanjutan!

    Jakarta: Setelah kemarin sempat anjlok hingga Bursa Efek Indonesia (BEI) harus melakukan trading halt, pagi ini Rabu, 9 April 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencoba bangkit.
     
    Perdagangan pagi dibuka dengan sentimen penuh harap, walau sempat melemah sesaat, IHSG langsung memantul ke zona hijau hanya satu menit setelah bel pembukaan.
    Sempat turun, IHSG langsung naik ke zona hijau
    Berdasarkan data RTI, IHSG dibuka pada level 5.978,44 dan sempat melemah 0,39 persen sesaat setelah pasar dibuka. Namun tak butuh waktu lama, indeks langsung berbalik arah menguat 0,62 persen ke level 6.033,04 pada pukul 09.01 WIB.
     
    Hingga pukul 09.36 WIB, IHSG masih bertahan di zona hijau dengan posisi 6.031,46 atau naik 35,32 poin (0,59 persen).

    Total nilai transaksi mencapai Rp3,03 triliun dengan 4,22 miliar saham berpindah tangan. Sebanyak 268 saham menguat, 220 saham melemah, dan 149 stagnan.
     

    Sektor infrastruktur pimpin kenaikan
    Dari sebelas sektor saham di BEI, hanya empat sektor yang tercatat melemah. Sektor material dasar menjadi sektor dengan pelemahan terdalam, terkoreksi hingga 1,3 persen.
     
    Sementara itu, sektor infrastruktur mencatatkan penguatan tertinggi, naik 0,96 persen. Ini jadi angin segar untuk investor yang mengincar saham-saham konstruksi dan telekomunikasi.
    Proyeksi IHSG masih dibayangi koreksi
    Meski pagi ini IHSG terlihat membaik, analis tetap mengingatkan untuk berhati-hati. Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman, menyebutkan bahwa IHSG masih berpotensi melanjutkan koreksi jangka menengah.
     
    “IHSG saat ini sedang menguji support kuat di level 5.900. Jika support ini jebol, maka koreksi bisa berlanjut ke kisaran 5.400 hingga 5.650 dalam jangka menengah,” jelas Fanny.
    Level kritis IHSG
    Menurut Fanny, level support IHSG saat ini berada di:
     
    Support 1: 5.900
    Support 2: 5.650
     
    Sedangkan untuk resistance (batas atas) berada di:
     
    Resistance 1: 6.050
    Resistance 2: 6.100
     
    Artinya, pergerakan IHSG saat ini masih akan dipengaruhi oleh sentimen global, khususnya kekhawatiran soal tensi perang dagang.
     
    Meskipun pagi ini IHSG menunjukkan sinyal pemulihan, investor sebaiknya tetap waspada terhadap kemungkinan koreksi lanjutan. 
     
    Bagi investor jangka panjang, momen seperti ini bisa jadi kesempatan untuk akumulasi. Namun untuk trader harian, disarankan pasang strategi ketat dan perhatikan level support-resistance dengan cermat.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • BEI hentikan sementara perdagangan seiring IHSG turun di atas 8 persen

    BEI hentikan sementara perdagangan seiring IHSG turun di atas 8 persen

    Ilustrasi – Karyawan melintas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww/aa.)

    BEI hentikan sementara perdagangan seiring IHSG turun di atas 8 persen
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Selasa, 08 April 2025 – 12:00 WIB

    Elshinta.com – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membekukan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan pada pukul 09.00.00 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS), setelah penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melebihi 8 persen.

    “BEI melakukan upaya ini dalam rangka menjaga perdagangan saham agar senantiasa teratur, wajar, dan efisien sesuai dengan Peraturan Nomor II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas dan diatur lebih lanjut pada Surat Keputusan Direksi BEI nomor Kep-00002/BEI/04-2025,” ujar Sekretaris Perusahaan BEI Kautsar Primadi Nurahmad di Jakarta, Selasa.

    Ketentuan pelaksanaan trading halt dan tertuang pada Surat Keputusan Direksi tanggal 8 April 2025 Nomor: Kep-00002/BEI/04-2025 perihal Perubahan Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dalam Kondisi Darurat dan Nomor Kep-00003/BEI/04-2025 perihal Peraturan Nomor II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas.

    Adapun, perdagangan akan dilanjutkan sekitar pukul 09:30.00 waktu JATS tanpa ada perubahan jadwal perdagangan.

    Adapun, ketentuan trading halt saat ini sebagai berikut:

    Dalam hal terjadi penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam satu hari Bursa yang sama, Bursa melakukan tindakan sebagai berikut:

    1. Trading halt selama 30 menit apabila IHSG mengalami penurunan hingga lebih dari 8 persen.

    2. Trading halt selama 30 menit apabila IHSG mengalami penurunan lanjutan hingga lebih dari 15 persen.

    3. Trading suspend apabila IHSG mengalami penurunan lanjutan hingga lebih dari 20 persen dengan ketentuan sebagai berikut :

    Sampai akhir sesi perdagangan; atau
    Lebih dari 1 (satu) sesi perdagangan setelah mendapat persetujuan atau perintah OJK

    Penyesuaian ketentuan pelaksanaan trading halt dilakukan sebagai upaya BEI untuk memberikan ruang likuiditas yang lebih luas bagi investor dalam menentukan strategi investasi dengan mempertimbangkan informasi yang ada

    Pada pembukaan perdagangan Selasa (08/04) pagi pukul 09.00 WIB, IHSG dibuka melemah 596,33 poin atau 9,16 persen ke posisi 5.914,28. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 92,61 poin atau 11,25 persen ke posisi 651,90.

     

     

     

    Sumber : Antara

  • Pengamat proyeksikan IHSG melemah imbas kebijakan tarif impor AS

    Pengamat proyeksikan IHSG melemah imbas kebijakan tarif impor AS

    Pekerja melintas di depan layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/3/2025). ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/nz/am.

    Pengamat proyeksikan IHSG melemah imbas kebijakan tarif impor AS
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Selasa, 08 April 2025 – 07:51 WIB

    Elshinta.com – Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi akan bergerak melemah terdampak sentimen kebijakan tarif impor oleh Amerika Serikat (AS).

    “Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi melemah dengan support dan resistance 6.200 – 6.570,” ujar Nico di Jakarta, Selasa.

    Nico melihat bahwa dampak kebijakan tarif impor AS belum akan berakhir, meskipun terdapat lebih dari 50 negara yang mengajukan negosiasi, yang masih membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk bisa melakukan penyesuaian dan kesepakatan.

    “Sehingga, rasanya kalau dikatakan bahwa setelah negosiasi pasar akan stabil, mungkin jauh dari kata tenang untuk saat ini. Setiap kenaikan pasar yang terjadi, mungkin akan menjadi alasan untuk terjadinya penurunan lebih dalam lagi,” ujar Nico.

    Meskipun banyak negara berencana datang kepada Trump, namun beberapa negara justru berdiri dengan teguh melawan Trump, seperti halnya China yang siap berperang ketika AS menginginkannya. Menurut Nico, respon China menjadi sebuah tekanan bagi pelaku pasar dan investor, pasalnya China akan mengenakan tarif sebesar 34 persen untuk semua impor AS mulai 10 April 2025 mendatang atau setara dengan tarif resiprokal yang diberikan Trump untuk China.

    Lanjutnya, China, Jepang, dan Korea Selatan juga bersatu untuk memperdalam hubungan ekonomi melalui perdagangan bebas.

    “Meskipun belum ada kesepakatan, namun pertemuan tersebut menunjukkan perasaan yang sama terhadap situasi dan kondisi yang ada saat ini, untuk menghadapi dampak dari kebijakan Trump,” ujar Nico.

    Dari dalam negeri, Nico menilai perlunya respon cepat dan tepat dari pemerintah agar demand ekspor tidak menurun dan kepercayaan investor dapat pulih kembali. Pemerintah Indonesia telah mengambil pendekatan negosiasi sebagai respons terhadap kebijakan tarif resiprokal sebesar 32 persen dari AS, dengan meningkatkan volume impor dari negara tersebut.

    Rencana peningkatan impor mencakup komoditas seperti gandum, kapas, dan produk minyak serta gas dari AS.

    “Strategi ini diharapkan dapat mengurangi tekanan tarif, mengingat neraca perdagangan AS terhadap Indonesia masih mencatat defisit sekitar 17,88 miliar AS pada tahun 2024,” ujar Nico.

    Untuk mendukung hal itu, pemerintah akan memberikan insentif baik fiskal maupun non fiskal, termasuk penurunan tarif bea masuk, Pajak Penghasilan (PPh) impor, dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) impor. Selain itu, pemerintah Indonesia berencana mengirim delegasi tingkat tinggi ke Washington DC untuk negosiasi. Delegasi akan dipimpin Menko Perekonomian dan melibatkan kementerian terkait.

    Sumber : Antara