Topik: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

  • IHSG Anjlok 3,82% Dalam Sepekan Terakhir

    IHSG Anjlok 3,82% Dalam Sepekan Terakhir

    Jakarta

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan sepekan usai libur Lebaran 2025 kemarin. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat penurunan hingga 3,82% pada perdagangan periode 8-11 April 2025.

    Sekretaris Perusahaan BEI Kautsar Primadi Nurahmat mengatakan, IHSG ditutup pada level 6.262 dari 6.510 di pekan sebelumnya. Pada Jumat (11/4/2025), tercatat aksi jual bersih atau net sell sebesar Rp214,17 miliar.

    “Investor asing hari ini mencatatkan nilai jual bersih Rp214,17 miliar dan sepanjang tahun 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp35,86 triliun,” kata Kautsar dalam keterangan tertulisnya, dikutip Minggu (13/4/2025).

    Penurunan juga terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian BEI selama sepekan kemarin sebesar 20,38%, yakni sebesar Rp14,81 triliun dari Rp18,60 triliun pada pekan
    sebelumnya.

    Namun, tercatat pertumbuhan pada rata-rata frekuensi transaksi harian sebesar 16,16%, menjadi 1,18 juta kali transaksi dari 1,02 juta kali transaksi pada pekan lalu.

    Peningkatan turut terjadi pada rata-rata volume transaksi harian Bursa pekan ini, yaitu sebesar 0,71% menjadi 18,90 miliar lembar saham dari 18,77 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya.

    Pada awal pembukaan usai jeda Lebaran, BEI mengumumkan penyesuaian ketentuan mengenai ambang batas Auto Rejection Bawah (ARB) dan trading halt. Kala itu, kesempatan tersebut, BEI juga melakukan penyesuaian batasan ARB menjadi 15%.

    Batas ARB ini berlaku untuk seluruh rentang harga efek berupa saham pada Papan Utama, Papan Pengembangan, dan Papan Ekonomi Baru, kemudian Exchange-Traded Fund (ETF), serta Dana Investasi Real Estat (DIRE).

    (kil/kil)

  • OJK Dukung Langkah Negosiasi Pemerintah RI Atas Tarif Resiprokal Donald Trump  – Halaman all

    OJK Dukung Langkah Negosiasi Pemerintah RI Atas Tarif Resiprokal Donald Trump  – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendukung langkah pemerintah menempuh jalur negosiasi untuk menyikapi tarif resiprokal sebesar 32 persen yang diberlakukan Pemerintah Amerika Serikat (AS) ke Indonesia.

    Hal itu disampaikan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar saat Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK secara virtual, dikutip Sabtu (12/4/2025).

    “OJK mendukung langkah-langkah strategis pemerintah melakukan negosiasi dan mitigasi dampaknya terhadap perekonomian nasional, terutama dalam upaya untuk memelihara stabilitas sistem keuangan, menjaga kepercayaan pasar untuk menjaga daya saing dan momentum pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Mahendra.

    Mahendra bilang, OJK terus menjalin kerjasama dengan kementerian dan lembaga serta stakeholder terkait untuk merumuskan dan mengambil kebijakan strategis yang diperlukan.

    “Termasuk bagi industri-industri yang terdampak langsung oleh tarif resiprokal itu,” jelas Mahendra.

    Di sisi lain, OJK juga turut mempertimbangkan perkembangan bursa saham global dan regional yang mengalami tekanan pasca pengumuman tarif resiprokal.

    Mahendra bilang, OJK juga senantiasa mengantisipasi kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan. Karenanya, pada tanggal 7 April 2025 OJK melalui bursa efek menempuh kebijakan berupa penyesuaian batasan trading halt bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

    “Dalam hal IHSG mengalami pelemahan yang signifikan pada satu hari bursa yang sama dan dua penyesuaian batasan auto rejection bawah saham,” tutur Mahendra.

    Mahendra menambahkan, OJK terus memonitor perkembangan pasar keuangan. Mahendra berharap beberapa kebijakan yang ditempuh OJK itu bisa memitigasi peningkatan risiko ketidakpastian global.

    “Diharapkan dengan berbagai kebijakan yang diambil dan koordinasi yang erat dengan para stakeholder, dapat dilakukan dengan baik agar mampu memitigasi dampak peningkatan risiko ketidakpastian global dari pengadaan tarif resiprokal oleh Amerika Serikat,” papar Mahendra.

  • IHSG Sempat Anjlok, Praktisi Sebut Transparansi Kebijakan Pemerintah Kunci Stabilkan Pasar – Halaman all

    IHSG Sempat Anjlok, Praktisi Sebut Transparansi Kebijakan Pemerintah Kunci Stabilkan Pasar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Praktisi ekonomi, Mulyadi Siregar mengatakan anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga lebih dari 5 persen beberapa waktu lalu diakibatkan adanya ketidakpastian ekonomi global yang membuat para investor memilih bersikap ‘menunggu dan melihat’.

    Kejatuhan tersebut membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) kemudian menyetop sementara perdagangan atau trading halt.

    “Situasi global yang tidak menentu membuat investor menahan diri. Mereka menunggu kejelasan sebelum masuk kembali ke pasar,” kata Mulyadi kepada wartawan, Sabtu (12/4/2025).

    Namun, menurut Mulyadi, faktor dalam negeri juga turut berperan. Ia menyebut adanya spekulasi terkait arah kebijakan pemerintah menjadi salah satu alasan tambahan mengapa IHSG tertekan cukup dalam.

    Meski sempat melemah, ia tetap optimistis kondisi ini tidak akan terulang.

    Komisaris di perusahaan sekuritas saham/pasar modal itu menjelaskan, alasannya, kebijakan pemerintah yang mengarah pada transparansi, terutama dalam proyek seperti Danantara, bisa memberikan ketenangan dan kepercayaan kepada pasar dan investor. Dirinya meyakini transparansi menjadi kunci agar pasar makin stabil.

    “Transparansi adalah kunci. Ketika pemerintah terbuka dan jelas soal kebijakan, maka pasar akan lebih stabil,” tutupnya.

    Faktos ekstrenal

    Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah dibuka kembali setelah libur panjang Idul Fitri 28 Maret hingga 7 April 2025. 

    Seperti yang diperkirakan oleh para pelaku pasar modal, saat dibuka kembali pada Selasa, 8 April 2025, IHSG sempat turun 9,19 persen dan menyentuh level 5.912,06. 

    Penurunan yang terjadi pada hari pertama pasca libur Idul Fitri membuat BEI mengambil langkah untuk melakukan trading halt atau penghentian sementara perdagangan.

    Gejolak ini dipicu oleh kombinasi faktor eksternal seperti kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat terhadap sebagian besar negara di dunia, termasuk Indonesia, serta depresiasi nilai tukar Rupiah yang menembus sempat menyentuh angka psikologis Rp17.000 per dolar AS di pasar luar negeri. 

  • IHSG Jumat dibuka melemah 58,45 poin

    IHSG Jumat dibuka melemah 58,45 poin

    Layar digital menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/nz

    IHSG Jumat dibuka melemah 58,45 poin
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Jumat, 11 April 2025 – 10:13 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat pagi dibuka melemah 58,45 poin atau 0,93 persen ke posisi 6.195,57.

    Sementara, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 10,94 poin atau 1,55 persen ke posisi 696,17.

    Sumber : Antara

  • BEI Perkuat Stabilitas Pasar, Atur Ulang Strategi Hadapi Sentimen

    BEI Perkuat Stabilitas Pasar, Atur Ulang Strategi Hadapi Sentimen

    Jakarta, Beritasatu.com – Gejolak global dan tekanan dari kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) kembali mengguncang pasar keuangan dunia, termasuk Bursa Efek Indonesia (BEI). BEI pun mengatur ulang strategi untuk memperkuat pasar keuangan domestik.

    Direktur Utama BEI Iman Rachman menjelaskan, sejak awal Maret 2025, BEI bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pelaku pasar secara aktif menjaga stabilitas pasar. Hal ini menyusul melemahnya indeks harga saham gabungan (IHSG) pada periode 2-19 Maret akibat tekanan eksternal.

    Sebagai respons cepat, BEI bersama OJK dan pelaku pasar, termasuk pemegang saham besar mengambil langkah taktis. Beberapa kebijakan penting dikeluarkan, seperti penundaan short selling dan pelonggaran aturan buyback tanpa perlu RUPS.

    “Situasi sempat memuncak pada Selasa (18/3/2025) ketika perdagangan harus dihentikan selama 30 menit akibat koreksi indeks lebih dari 5%. Hal serupa kembali terjadi pada Selasa (8/4/2025) setelah saat Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif impor, membuat IHSG sempat turun lebih dari 8%,” ujar Iman dalam webinar bersama Universitas Paramadina, Jumat (11/4/2025).

    Sebagai tindak lanjut, BEI mengubah strategi, seperti mekanisme circuit breaker pada Selasa (8/4/2025). Ambang batas trading halt kini dinaikkan menjadi 8%, 15%, dan 20%. Lalu, apabila penurunan melewati 20%, perdagangan dapat dihentikan satu hingga dua sesi. Selain itu, batas auto rejection bawah (ARB) kini ditetapkan tunggal sebesar 15% untuk semua kategori saham, sedangkan batas atas tetap.

    Iman mencatat bahwa IHSG telah turun 11,67% secara year to date hingga 10 April. Dana asing juga keluar besar-besaran hingga hampir Rp 30 triliun, menyeret saham-saham blue chip, seperti BCA, BRI, Mandiri, dan BNI.

    Meski demikian, aktivitas perdagangan tetap tinggi. Pada 8 April, nilai transaksi mencapai Rp 21 triliun, dan Rp 16 triliun sehari setelahnya. Menariknya, investor domestik ritel mencatatkan pembelian bersih Rp 3,9 triliun, mengimbangi penjualan bersih asing senilai Rp 3,8 triliun.

    Pada Kamis (10/4/2025), IHSG berbalik menguat hampir 5%. Saat itu investor ritel mulai merealisasikan keuntungan, sementara investor institusi domestik aktif kembali masuk pasar. Ini menunjukkan peran signifikan investor dalam menjaga kestabilan.

    Iman menegaskan, sebagai regulator, BEI tidak bisa melakukan intervensi langsung seperti Bank Indonesia. Oleh karena itu, pendekatan yang dilakukan lebih pada komunikasi aktif, edukasi publik, serta kebijakan yang adaptif.

    Ia juga mencatat adanya optimisme baru, terbukti dari lebih 35.000 investor baru yang bergabung selama libur Lebaran.

    Ke depan, BEI akan mendorong diversifikasi instrumen investasi, seperti derivatif saham tunggal, ETF berbasis emas, dan produk lindung nilai lainnya. Proses IPO pun terus dipercepat dan didigitalisasi melalui kerja sama dengan bursa global serta penguatan riset dan peluang dual listing.

    Langkah lain termasuk pengembangan skema liquidity provider dan peningkatan infrastruktur perdagangan, dengan target kapasitas sistem BEI meningkat tiga kali lipat pada 2026.

    “Semua ini butuh kerja sama seluruh pemangku kepentingan. Pasar yang sehat bergantung pada sinergi antara regulator, pelaku pasar, investor, dan emiten. Kepercayaan publik adalah pondasi utama,” tutup Iman terkati strategi BEI hadapi tekanan ekonomi global.

  • Fore Coffee Jadi Primadona Baru di Bursa, Kenapa Bisa?

    Fore Coffee Jadi Primadona Baru di Bursa, Kenapa Bisa?

    Jakarta: Siapa sangka, kedai kopi lokal bisa bikin geger pasar modal! Fore Coffee, brand kopi premium dengan harga terjangkau, sukses menarik minat investor dalam penawaran umum perdana (IPO) yang digelar pada 8-10 April 2025.
     
    Antusiasme pasar terlihat luar biasa sebanyak 114.873 investor berbondong-bondong membeli saham Fore Coffee yang berkode FORE, dengan angka oversubscribe di penjatahan terpusat (pooling) mencapai 200,63 kali. Data ini tercatat dalam sistem e-IPO per 10 April 2025.

    IPO Fore Coffee diapresiasi
    Keberanian Fore Coffee melantai di bursa saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sedang lesu justru menjadi kekuatan tersendiri. Banyak pihak mengapresiasi keputusan perusahaan yang berani tampil beda.
     

    “Penawaran IPO Fore Coffee yang menarik minat banyak investor menunjukkan bagaimana produk asli dari startup lokal dapat bergema kuat meskipun terjadi ketidakpastian di pasar modal,” ujar Komisaris Utama Fore Coffee sekaligus Co-Founder dan Managing Partner East Ventures, Willson Cuaca dalam keterangan tertulis, Jumat, 11 April 2025.
     
    Willson menilai langkah Fore Coffee adalah keputusan yang kontra-intuitif tapi terbukti jitu. Saat IHSG berada di titik terendah sejak pandemi, perusahaan justru sukses menggaet perhatian pasar.
    Angkat dana Rp353 miliar, ini rencana besar Fore Coffee
    Fore Coffee menetapkan harga IPO di level Rp188 per lembar saham, dan melepas 1,88 miliar lembar saham atau sekitar 21,08 persen dari total modal disetor. Dari sini, perusahaan berpotensi mengantongi dana segar hingga Rp353,44 miliar.

    Lalu, buat apa dana sebanyak itu?
    Sebanyak Rp275 miliar akan digunakan untuk ekspansi besar-besaran dengan membangun 140 outlet baru dalam dua tahun ke depan. Lalu Rp60 miliar disiapkan untuk merambah bisnis makanan, khususnya donat, melalui anak usaha.

    Sementara sisanya sebanyak Rp18,44 miliar sisanya bakal dimanfaatkan untuk modal kerja perusahaan.
     

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • IHSG Hari Ini Naik Lagi, 6 Saham Jadi Ladang Cuan

    IHSG Hari Ini Naik Lagi, 6 Saham Jadi Ladang Cuan

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini kembali mencatatkan penguatan pada penutupan perdagangan Jumat (11/4/2025). IHSG tercatat naik sebesar 8,2 poin atau 0,13% ke level 6.262,2. Kenaikan ini menandai tren positif selama dua hari berturut-turut.

    Kondisi ini dimanfaatkan investor untuk memburu saham-saham potensial. Tercatat, saham OBAT, CSIS, KOBX, TCID, MREI, dan BRMS menjadi top gainers. 

    Mengacu pada data RTI, sebanyak 309 saham menguat, 259 saham melemah, dan 226 lainnya tidak mengalami perubahan. Nilai total transaksi pada hari ini mencapai Rp 10,36 triliun dengan volume perdagangan sebesar 13,15 miliar lembar saham, tersebar dalam lebih dari 1 juta kali transaksi.

    Kinerja positif IHSG hari ini turut didorong oleh lonjakan sektor-sektor utama. Sektor bahan baku mencatatkan kenaikan tertinggi sebesar 3,3%, disusul sektor transportasi yang naik 1,1%, sektor energi 0,7%, sektor keuangan 0,6%, dan sektor kesehatan 0,2%.

    Namun, tak semua sektor mengikuti tren naik. Sektor barang konsumsi primer turun 1,2%, diikuti sektor konsumsi non-primer dan properti yang masing-masing terkoreksi 0,6%, serta infrastruktur turun 0,2%.

    Menariknya, saat IHSG hari ini menguat, pasar saham Asia bergerak bervariasi. Indeks Shanghai (China) naik 0,4% dan Hang Seng (Hong Kong) naik 1,1%. Sementara itu, Straits Times (Singapura) melemah 2,1%, dan Nikkei (Jepang) jatuh cukup dalam sebesar 2,9%.

    Saham-saham dengan lonjakan harga signifikan mencuri perhatian investor. Di antaranya adalah saham PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) yang melompat 21% ke harga Rp 69, disusul PT Mandom Indonesia Tbk (TCID) yang naik 19% menjadi Rp 1.815, dan PT Kobexindo Tractors Tbk (KOBX) yang melonjak 18,4% menjadi Rp 154.

    Selain itu, PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk (MREI) menguat 18,1% menjadi Rp 780, diikuti PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk (OBAT) yang naik 18,1% menjadi Rp 685, serta PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) yang naik 16% ke Rp 348.

    Menurut analisis Pilarmas Investindo Sekuritas, IHSG hari ini menguat meski sentimen global masih dibayangi ketidakpastian, terutama akibat potensi memanasnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China.

    Namun, sentimen dalam negeri memberikan angin segar. Pemerintah menunjukkan komitmen dalam menjaga iklim usaha, salah satunya dengan membuka ruang revisi aturan perpajakan untuk mendukung aksi korporasi, seperti merger dan akuisisi. Harapannya, pelaku usaha tidak semakin terbebani oleh dampak kebijakan tarif internasional.

    IHSG hari ini menutup pekan dengan performa positif, membuka peluang baru bagi investor untuk memanfaatkan momentum dan strategi di tengah dinamika global.

  • IHSG ditutup menguat tipis di tengah masih bergulirnya tensi AS-China

    IHSG ditutup menguat tipis di tengah masih bergulirnya tensi AS-China

    Jakarta (ANTARA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat sore ditutup menguat tipis di tengah masih bergulirnya tensi perang tarif antara Amerika Serikat (AS) dengan China.

    IHSG ditutup menguat tipis 8,20 poin atau 0,13 persen ke posisi 6262,22. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 0,41 poin atau 0,06 persen ke posisi 706,70.

    “Pasar masih diselimuti oleh tingginya volatilitas dan ketidakpastian pasar keuangan global, menyusul risiko meningkatnya tensi perang tarif antara Amerika Serikat (AS) dan China,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat.

    Meskipun ada penangguhan tarif selama 90 hari, pelaku pasar tetap berhati-hati karena kebijakan perdagangan Presiden Trump dinilai dapat menjerumuskan ekonomi AS ke dalam resesi.

    Pemerintah AS telah mengonfirmasi bahwa tarif kumulatif atas barang-barang dari China telah meningkat menjadi 145 persen, yang memicu kekhawatiran terhadap pembalasan lebih lanjut dari China, yang saat ini telah mengenakan pungutan 84 persen atas impor dari AS.

    Gayung bersambut, China tengah mempersiapkan tindakan balasan tambahan yang menargetkan perusahaan-perusahaan asal AS, yang semakin meningkatkan ketidakpastian dan memicu kekhawatiran bahwa sengketa perdagangan yang berkepanjangan dapat mendorong ekonomi global menuju resesi.

    Dari dalam negeri, demi menjaga iklim usaha dari dampak kebijakan tarif perdagangan tinggi yang diterapkan oleh AS, pemerintah membuka ruang untuk melakukan revisi ketentuan perpajakan, terutama terkait aksi korporasi seperti merger dan akuisisi.

    Melalui revisi ini, diharapkan pelaku usaha yang terdampak oleh beratnya kondisi perdagangan global tidak semakin terbebani.

    Dibuka melemah, IHSG bergerak ke teritori positif hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua IHSG betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

    Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tujuh sektor menguat yaitu dipimpin sektor barang baku yang menguat 2,87 persen, diikuti oleh sektor transportasi & logistik dan sektor energi yang masing- masing naik sebesar 1,27 persen dan 0,77 persen.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

  • IHSG Kamis ditutup menguat 4,79 persen, semua sektor saham naik

    IHSG Kamis ditutup menguat 4,79 persen, semua sektor saham naik

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    IHSG Kamis ditutup menguat 4,79 persen, semua sektor saham naik
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 10 April 2025 – 17:56 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat, dengan semua sektor saham mengalami kenaikan.

    IHSG ditutup menguat 286,03 poin atau 4,79 persen ke posisi 6.254,02. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 37,74 poin atau 5,64 persen ke posisi 707,11.

    “Penguatan IHSG didorong oleh sentimen positif dari keputusan Trump yang menunda kebijakan tarif resiprokal selama 90 hari, termasuk terhadap Indonesia. Penguatan IHSG didukung oleh hampir seluruh indeks sektoral yang bergerak positif,” sebut Tim Riset Phintraco Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.

    Selain sentimen kebijakan tarif Amerika Serikat (AS), pelaku pasar juga tengah menantikan rilis laporan keuangan kuartal I-2025 oleh perusahaan, yang apabila masih resilien maka berpotensi menjadi pendorong kenaikan indeks.

    Selain itu, pelaku pasar juga menantikan realisasi pemangkasan suku bunga acuan oleh bank sentral, serta penguatan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS.

    Pada Rabu (9/4/2025) sore waktu AS, Trump telah mengumumkan penundaan selama 90 hari atas tarif resiprokal ke berbagai negara mitra dagang, namun tetap menaikkan bea masuk kepada China sebesar 125 persen.

    Negara yang rencananya akan dikenakan tarif resiprokal lebih tinggi hanya dikenakan tarif dasar sebesar 10 persen. Trump mengatakan sudah ada lebih dari 75 negara yang siap bernegosiasi dengan AS.

    Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

    Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, semua atau sebelas sektor menguat yaitu dipimpin sektor barang baku yang menguat sebesar 7,48 persen, diikuti oleh sektor barang konsumen non primer dan sektor infrastruktur yang masing- masing naik sebesar 5,77 persen dan 5,61 persen.

    Adapun saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu CENT, KBLV, SONA, RELI dan LIVE. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni CSIS, SAFE, WINR, KBLV dan YUPI.

    Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.207.342 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 22,74 miliar lembar saham senilai Rp15,55 triliun. Sebanyak 553 saham naik, 84 saham menurun, dan 160 tidak bergerak nilainya.

    Bursa saham regional Asia sore ini antara lain Indeks Nikkei menguat 2.894,97 poin atau 3,13 persen ke 34.609,00, indeks Shanghai menguat 36,83 poin atau 1,16 persen ke 3.223,64, indeks Kuala Lumpur menguat 62,54 persen atau 4,47 poin ke posisi 1,463,13, dan indeks Straits Times melemah 184,14 poin atau 5,43 persen ke 3.577,83.

    Sumber : Antara

  • Video: Buka-bukaan OJK Soal Koreksi IHSG & “Menguapnya” Dana Asing

    Video: Buka-bukaan OJK Soal Koreksi IHSG & “Menguapnya” Dana Asing

    Jakarta, CNBC Indonesia- Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi mengungkapkan, indeks harga saham gabungan (IHSG) tekoreksi 8,04% sejak awal tahun hingga akhir Maret, atau sepanjang Q4-2025. Inarno Djajadi juga mengakui, kalau laju IHSG sejak pembukaan pasca libur lebaran hingga saat ini, terpantau masih terkoreksi 7,9%. Inarno pun mengakui tekanan dari pasar global sempat membuat perdagangan saham terkena trading halt. Namun Inarno juga mengapresiasi tren rebound IHSG yang sudah berlangsung sejak Kamis, 10 April 2025.

    Selengkapnya dalam program Power Lunch CNBC Indonesia (Jumat, 11/04/2025) berikut ini.