Topik: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

  • Awal Pekan, IHSG Ditutup di Zona Hijau

    Awal Pekan, IHSG Ditutup di Zona Hijau

    Jakarta

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali pekan dengan meyakinkan. IHSG ditutup menguat usai seharian bergerak di zona hijau.

    Dikutip dari RTI Business, Senin (1/12/2025), IHSG ditutup di level 8.548,78 atau menguat 40,08 poin atau sekitar 0,47%. IHSG hari ini dibuka pada 8.541,53.

    IHSG diperdagangkan mencapai titik tertinggi di level 8.553,61 dan terendah di level 8.493,24. IHSG mencatat volume transaksi sebanyak 45,48 miliar saham dengan nilai sebesar Rp 21,95 triliun. Frekuensi saham yang diperdagangkan hari ini mencapai 2.602.699 kali.

    Pada penutupan perdagangan hari ini, tercatat 317 saham menguat, 380 saham melemah, dan 113 saham yang stagnan.

    Sejak awal tahun, IHSG menguat 20,75%, secara mingguan melemah 0,25%, dan secara bulanan menguat 3.31%.

    Selanjutnya, secara tiga bulanan, IHSG masih terlihat naik 9,17%. Kemudian, secara enam bulanan naik 19,28%.

    (hal/hns)

  • Menkeu Purbaya Pede Ekonomi Indonesia Kuartal IV 2025 Tembus 5,7 Persen

    Menkeu Purbaya Pede Ekonomi Indonesia Kuartal IV 2025 Tembus 5,7 Persen

    Liputan6.com, Jakarta – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa (Menkeu Purbaya) optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2025 mampu tembus di kisaran 5,6 persen hingga 5,7 persen. Keyakinan ini muncul karena tekanan ekonomi yang sempat menahan laju pertumbuhan dinilai mulai mereda dan kini berbalik menuju fase pemulihan.

    “Kami berharap ekonomi di triwulan IV bisa tumbuh 5,6-5,7 persen. Kalau ini terjadi, maka momentum pertumbuhan ekonomi kita sudah berbalik, dari melambat ke arah percepatan. Laju pertumbuhan ekonomi setahun penuh bisa mencapai 5,2 persen,” ujar Purbaya dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, dikutip dari Antara, Kamis (27/11/2025).

    Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Indonesia bergerak fluktuatif sepanjang tahun. Pada kuartal I-2025, pertumbuhan tercatat 4,87 persen, lalu naik menjadi 5,12 persen pada kuartal II, sebelum kembali melambat menjadi 5,04 persen di kuartal III.

    Salah satu indikator membaiknya situasi, kata Purbaya, terlihat dari pasar saham yang menguat signifikan. Pada penutupan perdagangan Rabu (26/11), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menorehkan rekor baru di level 8.602. Menurutnya, pencapaian ini memberi sinyal bahwa sentimen investor terhadap ekonomi nasional semakin membaik.

     

  • IHSG Selasa Berpeluang Lanjutkan Penguatan ke Level 8.600

    IHSG Selasa Berpeluang Lanjutkan Penguatan ke Level 8.600

    JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melanjutkan penguatan pada perdagangan hari ini, Selasa 25 November, setelah kemarin naik 1.85 persen ke 8.570,25 sekaligus mencetak level tertinggi baru/all time high (ATH).

    Kenaikan tersebut terutama didorong efek rebalancing MSCI November 2025 yang berlaku efektif mulai kemarin. Phintraco Sekuritas dalam risetnya menjelaskan, masuknya saham BREN dan BRMS ke dalam MSCI Global Standard Index menjadi katalis kuat bagi reli IHSG karena mendorong arus beli dari investor global.

    “Rebalancing MSCI memberikan dorongan signifikan, terutama pada saham yang mengalami penyesuaian bobot dan masuk ke indeks,” jelas Phintraco Sekuritas.

    Selain itu, rupiah turut menguat seiring pergerakan positif mata uang Asia di tengah ekspektasi penurunan suku bunga The Fed. Sentimen eksternal berikutnya yang akan dicermati pasar adalah rilis data ekonomi Amerika Serikat, termasuk PPI dan penjualan ritel September yang sempat tertunda akibat shutdown pemerintahan.

    Dari dalam negeri, pasar juga mengikuti perkembangan penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Demutualisasi Bursa Efek.

    Kebijakan ini akan mengubah struktur kepemilikan BEI yang selama ini berbasis mutual menjadi perseroan yang dapat dimiliki lebih luas. Transformasi ini diharapkan memperkuat tata kelola sekaligus mendukung peningkatan likuiditas pasar.

    Secara teknikal, IHSG telah keluar dari area konsolidasi dan bergerak stabil di atas MA5. Indikator MACD dan Stochastic RSI mengonfirmasi peluang lanjutan penguatan.

    “Secara teknikal, IHSG berpotensi melanjutkan tren positif ke area 8.600 dalam jangka pendek,” jelas Phintraco Sekuritas.

    Saham-saham yang direkomendasikan Phintraco Sekuritas untuk hari ini, yakni MEDC, TLKM, BBCA, BMRI, dan UNVR.

  • IHSG ditutup melemah seiring “profit taking” pelaku pasar

    IHSG ditutup melemah seiring “profit taking” pelaku pasar

    Jakarta (ANTARA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutup melemah seiring pelaku pasar melakukan aksi profit taking (ambil untung) di pasar saham Indonesia.

    IHSG ditutup melemah 48,36 poin atau 0,56 persen ke posisi 8.521,89 Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 6,19 poin atau 0,72 persen ke posisi 857,16.

    “Bursa Asia bergerak mixed karena investor melakukan aksi ambil untung,” ujar Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus alias Nico dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.

    Dari mancanegara, pernyataan beberapa pejabat The Fed menimbulkan optimisme, yang mana Presiden The Fed New York John Williams memberikan sinyal bahwa ada ruang untuk penurunan suku bunga dalam waktu dekat.

    Seiring dengan itu, Gubernur The Fed Christopher Waller mengatakan pelemahan pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) baru-baru ini membuat pemangkasan suku bunga pada Desember 2025 menjadi masuk akal.

    Terkait perang dagang global, Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump melakukan panggilan telepon, yang menjadi diskusi pertama mereka sejak menyepakati kesepakatan dagang pada bulan lalu, menandakan membaiknya hubungan China dan AS.

    Dari dalam negeri, perlambatan pertumbuhan kredit pada Oktober 2025 menyoroti berlanjutnya hambatan di sisi permintaan, meskipun Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menyuntikkan likuiditas sebesar Rp200 triliun pada awal September 2025.

    Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • IHSG menguat di tengah pasar cermati arah suku bunga The Fed

    IHSG menguat di tengah pasar cermati arah suku bunga The Fed

    Jakarta (ANTARA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin pagi bergerak menguat di tengah pelaku pasar mencermati arah kebijakan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed.

    IHSG dibuka menguat 43,94 poin atau 0,52 persen ke posisi 8.458,29. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 4,76 poin atau 0,56 persen ke posisi 850,44

    “Pekan ini tidak ada rilis data ekonomi dari dalam negeri, sehingga pasar keuangan Indonesia akan banyak dipengaruhi oleh data global, terutama dari Amerika Serikat (AS) dan China,” kata Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin.

    Dari mancanegara, rangkaian data yang sebelumnya tertunda akibat government shutdown AS mulai dirilis kembali, termasuk Indeks Harga Produsen (IHP) AS periode September 2025, penjualan ritel, pesanan barang tahan lama, serta data inflasi Proce Consume Index (PCE).

    Semua data-data ekonomi AS tersebut akan menjadi penentu ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga acuan oleh The Fed dalam Federal Open Market Committee (FOMC) pada Desember 2025.

    Pada pekan ini, perdagangan Bursa AS lebih pendek seiring libur Thanksgiving pada Kamis (27/11) dan akan tutup lebih awal Jumat pada (28/11), sehingga volatilitas berpotensi meningkat.

    Dari kawasan Eropa, fokus pelaku pasar tertuju pada data inflasi Jerman, Prancis, Italia, serta Anggaran Musim Gugur Inggris yang diproyeksikan menaikkan pajak.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BEI sebut pasar modal Indonesia masuk 20 besar dunia, nomor 1 di ASEAN

    BEI sebut pasar modal Indonesia masuk 20 besar dunia, nomor 1 di ASEAN

    Jakarta (ANTARA) – Direktur PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik menyatakan bahwa pasar modal Indonesia masuk dalam jajaran 20 bursa dengan nilai kapitalisasi terbesar di dunia, sekaligus menjadi yang terbesar di kawasan ASEAN.

    “Nilai kapitalisasi pasar kita sudah mencapai Rp15.300 triliun, nilai transaksi harian sudah mencapai Rp16,9 triliun, jumlah investor kita sudah mencapai Rp19,5 juta,” ujarnya dalam Medan Sharia Investor City (MAIN STORY) 2025, di Medan, Sumatera Utara, yang disaksikan secara daring dari Jakarta, Jumat.

    Ia menuturkan, capaian tersebut juga tercermin pada pertumbuhan berbagai indikator perdagangan utama, termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sepanjang tahun ini telah tumbuh hampir 19 persen year-to date (ytd).

    IHSG pada Jumat sore ditutup pada posisi 8.414,35, sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 berada pada posisi 845,68. Sedangkan dalam perdagangan perdana tahun ini, yakni pada 2 Januari 2025, IHSG dibuka pada level 7.103,14.

    Jeffrey mengatakan, kinerja positif dari pasar modal dalam negeri tidak terlepas dari kontribusi sektor pasar modal syariah yang meningkatkan inklusivitas sektor jasa keuangan tersebut.

    Ia menyatakan, prinsip investasi syariah yang mengedepankan manajemen risiko yang baik membuatnya relevan tidak hanya bagi umat Muslim, tapi bagi seluruh masyarakat yang ingin mengelola keuangan mereka dengan bijak.

    “Prinsip-prinsip berinvestasi secara syariah itu nilainya universal,” ucapnya.

    Ekosistem pasar modal syariah Indonesia, lanjut Jeffrey, kini telah didukung oleh infrastruktur dan regulasi yang lengkap mencakup lebih dari 11 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) dan lebih dari 26 fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).

    Berbagai regulasi tersebut mengatur tata cara investasi syariah secara menyeluruh, mulai dari pembukaan rekening, transaksi, kliring, penyimpanan, hingga dana jaminan investor.

    “Hal (kesiapan ekosistem) itu yang membuat pasar modal syariah Indonesia mendapatkan apresiasi secara global. Paling tidak, sudah lima kali Bursa Efek Indonesia mendapatkan penghargaan sebagai The Best Islamic Capital Market,” kata Jeffrey Hendrik.

    Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) berada di level 282,10 per Oktober 2025, dengan kapitalisasi pasar senilai Rp9,32 kuadriliun, jumlah saham sebanyak 618 saham, serta pertumbuhan sejak awal tahun mencapai 30,81 persen ytd.

    Pewarta: Uyu Septiyati Liman
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • IHSG Konsisten Dibuka Menguat di Level 8.400

    IHSG Konsisten Dibuka Menguat di Level 8.400

    Jakarta

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka dengan meyakinkan di zona hijau pagi ini. IHSG bergerak di kisaran level 8.400-an.

    Dikutip dari data RTI, Kamis (20/11/2025), IHSG pukul 9.05 WIB berada di level 8.462,49 naik 0,67% atau 55,9 poin. IHSG dibuka pada level 8.449,54.

    IHSG terpantau menembus ke level tertinggi di 8.465,73. Kemudian diperdagangkan di level terendah 8.439,64. Tercatat, ada 296 saham menguat, 157 saham melemah, dan 210 saham stagnan.

    Volume transaksi tercatat 2,05 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 1,49 triliun. Frekuensi transaksi tercatat 149.064.

    Bila dilihat secara mingguan, IHSG menguat 1,01%. Sementara secara bulanan, IHSG juga menguat 2,21%. Selama 6 bulan terakhir, IHSG juga menguat sampai 23,77%. Sementara itu sejak awal tahun hingga saat ini penguatan terjadi sebesar 19,45%.

    (hal/fdl)

  • Pembentukan Danantara Buat IHSG Mampu Loncat dari 5.000 ke 8.400

    Pembentukan Danantara Buat IHSG Mampu Loncat dari 5.000 ke 8.400

    Jakarta, Beritasatu.com – Chief Investment Officer (CIO) Danantara Pandu Patria Sjahrir menilai keberadaan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan kepercayaan investor pasar modal sepanjang delapan bulan terakhir.

    Pandu menjelaskan, ketika Danantara mulai dibentuk, indeks harga saham gabungan (IHSG) masih berada di kisaran 5.000 karena sebagian investor belum sepenuhnya yakin terhadap peran lembaga tersebut. Namun, IHSG kini telah menembus rekor all time high di sekitar level 8.400.

    “Meski begitu, masih banyak yang perlu diperbaiki agar pasar modal Indonesia semakin kompetitif,” ujarnya seperti dilansir dari Antara, Rabu (19/11/2025).

    Ia menegaskan bahwa salah satu mandat utama Danantara adalah membangun keyakinan investor, baik domestik maupun global, bahwa Indonesia memiliki strategi jangka panjang yang kuat dan terukur di tengah dinamika geopolitik global.

    Dalam periode delapan bulan, Danantara telah menyelesaikan kesepakatan investasi mendekati US$ 40 miliar bersama sejumlah mitra strategis seperti Qatar, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, China Investment Corporation (CIC), serta Jepang. Aliran modal tersebut, ditambah penguatan jejaring internasional, dinilai menjadi katalis yang mendorong optimisme investor.

    Pandu menambahkan bahwa Danantara turut berperan menarik modal asing (capital inflow) sekaligus membangun pembentukan modal domestik (capital formation) yang memperkuat struktur ekonomi nasional.

    Bergabungnya Danantara sebagai anggota International Forum of Sovereign Wealth Funds (IFSWF) juga dipandang sebagai sinyal kuat bagi investor global terkait kredibilitas Indonesia. Menurutnya, posisi Indonesia di panggung geopolitik semakin strategis.

    “Presiden Prabowo Subianto merupakan salah satu aktor penting dalam dinamika geopolitik global. Kita patut bangga karena Indonesia tidak lagi sekadar menjadi penonton dan mampu memanfaatkan kondisi dunia untuk kepentingan nasional. Ini perlu terus dikomunikasikan,” ujarnya.

  • IHSG Rabu Menanti Hasil RDG BI, Simak Rekomendasi Sahamnya

    IHSG Rabu Menanti Hasil RDG BI, Simak Rekomendasi Sahamnya

    JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menanti hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada hari ini, Rabu, 19 November.

    Adapun IHSG kemarin terkoreksi 0,65 persen atau 54,96 poin ke level 8.361,93. Phintraco Sekuritas dalam risetnya menyebut, koreksi IHSG ini terjadi seiring tekanan dari pelemahan bursa global dan regional yang mendorong aksi ambil untung di pasar domestik.

    Selain itu, depresiasi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) turut memperberat sentimen.

    Saham sektor energi memimpin penurunan, sementara saham sektor properti menjadi satu-satunya sektor yang masih mencatatkan penguatan. Saham-saham terkait emas juga lanjut terkoreksi akibat penurunan harga emas global dan rencana penerapan bea ekspor emas sebesar 7,5 persen sampai 15 persen pada tahun 2026.

    Menjelang Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, pasar cenderung berhati-hati. Konsensus memperkirakan BI akan menahan suku bunga acuan di level 4,5 persen.

    Dari eksternal, pelaku pasar turut mencermati rilis inflasi Inggris dan euro area yang diperkirakan melandai, serta notulen FOMC dari Amerika Serikat. Secara teknikal, analis melihat tekanan jual masih dominan.

    “MACD berpotensi mengalami death cross, sementara Stochastic RSI sudah terlebih dulu membentuk death cross di area overbought. IHSG juga ditutup di bawah MA5, sehingga ada potensi indeks menguji area support di kisaran 8.300 sampai 8.325,” jelas Phintraco Sekuritas.

    Area 8.400 saat ini menjadi titik pivot penting, sementara resistance terdekat berada di sekitar 8.450. Jika tekanan jual mereda dan sentimen RDG BI sesuai ekspektasi pasar, peluang pembalikan arah tetap terbuka.

    Untuk perdagangan hari ini, Phintraco Sekuritas menyarankan investor dapat mencermati saham-saham dengan fundamental solid di tengah volatilitas pasar, yakni TPIA, CPIN, ISAT, BBRI, dan ULTJ.

  • Purbaya Incar Pertumbuhan Ekonomi RI 2026 Capai 6%

    Purbaya Incar Pertumbuhan Ekonomi RI 2026 Capai 6%

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa  menargetkan pertumbuhan ekonomi pada 2026 mencapai 6% secara tahunan atau year-on-year(yoy). 

    Optimisme Purbaya itu dibarengi dengan keyakinan bahwa fondasi perekonomian Indonesia akan membaik seiring waktu, dimulai dengan kuartal IV/2025. Dia menargetkan ekonomi pada tiga bulan terakhir 2025 itu bisa tumbuh hingga lebih dari 5,5% (yoy). 

    “Jadi ekonomi akan lebih baik, [pertumbuhan] triwulan ke-IV akan mencapai 5,5% lebih. Tahun depan mungkin kami akan arahkan ekonomi ke arah 6%,” ujarnya kepada wartawan di kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Jumat (14/11/2025). 

    Adapun pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2025 tercatat sebesar 5,04% (yoy), atau melambat dari capaian kuartal II/2025 yakni 5,12% (yoy). Salah satu perlambatan terjadi pada konsumsi rumah tangga yang hanya tumbuh 4,89% (yoy) pada kuartal III/2025. 

    Namun, Purbaya mengeklaim berbagai indikator perekonomian terkini menunjukkan pemulihan. Misalnya, indeks penjualan ritel pada September 2025 tumbuh 3,7% dan diperkirakan tumbuh lebih tinggi pada Oktober 2025 sebesar 4,3%. 

    Kemudian, Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur pada Oktober 2025 berada di level ekspansif yaitu 51,2 atau naik dari 50,4 pada bulan sebelumnya. 

    Mantan pejabat di Danareksa itu juga memandang kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) turut mencerminkan kinerja perekonomian yang membaik. Kendati naik turun, dia memercayai bahwa itu lebih baik dibandingkan dengan tren IHSG yang terus turun atau terus turun. 

    “Kalau turun terus, naik terus, broker rugi. Flat juga rugi,” kata Purbaya. 

    Untuk itu, mantan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tersebut menilai optimisme itu perlu disampaikan kepada investor. Dia berharap agar investor tak lagi memasang mode wait and see untuk menanamkan modalnya di Indonesia. 

    “Jadi fondasi seperti itu harusnya memberikan [pesan] ke investor jangan wait and see lagi, kalau wait and see, ketinggalan lho. Ke depan, tahun berikutnya kami dorong lebih cepat lagi tanpa mengganggu fiscal sustainability,” pungkasnya.