Topik: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

  • IHSG Selasa dibuka menguat 9,11 poin

    IHSG Selasa dibuka menguat 9,11 poin

    Layar digital menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). (ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/nz/aa.)

    IHSG Selasa dibuka menguat 9,11 poin
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Selasa, 22 April 2025 – 11:39 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa pagi, dibuka menguat 9,11 poin atau 0,14 persen ke posisi 6.455,08.

    Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 0,17 poin atau 0,02 persen ke posisi 721,62.

    Sumber : Antara

  • IHSG Sesi I Hari Ini Semringah, Sentuh Level 6.500-an

    IHSG Sesi I Hari Ini Semringah, Sentuh Level 6.500-an

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) sesi I hari ini semringah karena ditutup naik 57 poin atau 0,89% hingga mencapai level 6.503. IHSG hari ini dibuka di level 6.455 dan bergerak pada rentangn 6.428-6.510.

    Volume perdagangan IHSG sesi I hari ini mencapai 9,7 miliar lembar saham dengan transaksi mencapai 4,8 triliun dan frekuensi sebanyak 604.684 kali.

    Sebanyak 332 saham tercatat menguat, 231 saham melemah, dan 226 saham bergerak datar.

    Mayoritas saham sektoral menguat pada perdagangan IHSG sesi I hari ini, setelah pada awal sesi mayoritas melemah. Sektor bahan baku catat kenaikan tertinggi mencapai 3,08%, diikuti sektor energi menguat 2,27%, dan infrastruktur bertambah 1,43%.

    Namun, beberapa saham sektoral catat pelemahan, yakni konsumsi nonprimer turun 1,01%, serta kesehatan dan teknoologi yang turun masing-masing 0,71%.

    Kemudian, saham unggulan LQ45 menguat 0,77%, Jakarta Islamic Index (JII) terbtambah 1,09%, dan Investor33 bertambah 0,32%,

    Saat IHSG sesi I hari ini naik, indeks saham Asia bervariasi. Shanghai (China) naik 0,2% dan Straits Times (Singapura) melonjak 1,2%. Sedangkan Hang Seng (Hong Kong) turun 0,04% dan Nikkei (Jepang) melemah 0,1%.

  • IHSG Dibuka Menguat, Tapi Bisa Anjlok Lagi Gara-Gara Donald Trump?

    IHSG Dibuka Menguat, Tapi Bisa Anjlok Lagi Gara-Gara Donald Trump?

    Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini, Selasa, 22 April 2025, dibuka menguat tipis. 
     
    Melansir Antara, Selasa, 22 April 2025, IHSG naik 9,11 poin atau 0,14 persen ke level 6.455,08. Meski dibuka di zona hijau, tren ini belum tentu bertahan sepanjang hari.
     
    Sementara itu, indeks LQ45 yang memuat 45 saham unggulan justru terkoreksi tipis 0,17 poin atau 0,02 persen ke posisi 721,62.
     

    Trump vs The Fed
    Kenaikan IHSG pagi ini bisa jadi cuma awal dari pergerakan yang fluktuatif. Pasalnya, pelaku pasar global sedang waspada terhadap manuver politik di Amerika Serikat.

    Presiden AS Donald Trump kembali menyerang The Fed, menyebut Gubernur Jerome Powell sebagai “Mr. Too Late” dan mendesak agar suku bunga segera dipotong. 
     
    Bahkan, Trump memberi sinyal kemungkinan memecat Powell, yang dinilai bisa mengganggu independensi bank sentral AS.
     
    Ketegangan ini memicu kekhawatiran investor, mendorong pelemahan dolar AS ke titik terendah dalam tiga tahun terakhir. Di sisi lain, harga emas justru melonjak tajam hingga menembus rekor baru di atas USD3.400 per ons karena investor mencari perlindungan di aset safe haven.

    Proyeksi IHSG hari ini
    Menurut Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas, Fanny Suherman, IHSG berpotensi mengalami koreksi hari ini. 
     
    Ia menyebutkan tekanan dari ketidakpastian global dapat membuat indeks mendekati level support 6.400.
     
    “IHSG hari ini tendensi koreksi mendekati support 6400, seiring dengan Presiden Trump yang terus desak The Fed cut suku bunga dan ini dapat mengacaukan independency the Fed,” ujar Fanny.
     
    Artinya, meski IHSG sempat menguat di awal perdagangan, pelaku pasar tetap harus waspada. Sentimen global masih mendominasi arah pergerakan bursa, dan investor disarankan untuk mencermati perkembangan terbaru dari sisi kebijakan moneter AS serta tensi politik global.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Sempat Menghijau, Pagi Ini IHSG Melemah 0,19%

    Sempat Menghijau, Pagi Ini IHSG Melemah 0,19%

    Jakarta

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak ke zona merah pada pembukaan perdagangan hari ini. Setelah nilainya sempat menghijau, IHSG turun ke posisi 6.433,89.

    Dikutip dari data RTI, Selasa (22/4/2025) IHSG dibuka pada posisi 6.455,07. Lalu nilainya sempat naik, sebelum akhirnya sekitar pukul 09.05 turun 12,06 poin atau 0,19% ke posisi 6.433,89.

    Pada perdagangan pagi ini, IHSG sempat mencapai level tertinggi di posisi 6.468,16. Nilainya juga sempat mencapai level terendah di posisi 6.428,10.

    Volume transaksi tercatat 1,49 miliar dengan turnover Rp 754,02 miliar. Frekuensi transaksi tercatat 90.599 kali. Ada 191 saham yang menguat dan 208 saham yang melemah, serta 186 saham stagnan.

    Dalam sepekan terakhir IHSG tercatat mengalami penguatan 1,05%, lalu dalam satu bulan terakhir pergerakannya turun 3,19%. Sedangkan tiga bulanan terakhir nilainya melemah 9,11%.

    Selanjutnya pergerakan IHSG dalam 6 bulan terakhir tercatat melemah 14,52%. Kemudian secara year-to-date (YTD) melemah 9,11%, dan dalam setahun melemah 12,73%.

    Sementara itu, Pada perdagangan kemarin, Senin (21/4/2024) IHSG ditutup naik +0,12% atau +7,69 poin ke level 6.445. Riset Financial Expert Ajaib Sekuritas memproyeksikan, IHSG hari ini akan bergerak mixed dalam range 6.340-6.520.

    “Adapun sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain, dari dalam negeri, IHSG rebound dalam 2 hari beruntun, namun dalam fase sideways jangka pendek. Kondisi pelaku pasar yang wait and see tercermin dari terbatasnya jumlah transaksi harian,” ujar Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, dalam keterangan tertulis.

    Sementara itu, investor asing outflow senilai Rp 686,59 miliar (21/4), jika diakumulasi sejak awal tahun (ytd) total outflow sebesar Rp 50,23 triliun. Senada dengan masifnya outflow, Rupiah JISDOR stagnan di level Rp 16.800-an per USD (21/4).

    Dari domestik, BPS melaporkan surplus neraca dagang Indonesia pada Maret 2025 sebesar US$ 4,33 miliar atau naik dari bulan sebelumnya sebesar US$ 3,10 miliar. Surplus didorong oleh komoditas non migas, seperti bijih logam, terak dan abu, nikel, besi dan baja, serta mesin dan perlengkapan elektronik. Secara keseluruhan, Indonesia tercatat surplus neraca dagang dalam 59 bulan beruntun.

    Selanjutnya dari Mancanegara, bursa Wall Street kompak melemah, indeks NASDAQ turun -2,55% dan S&P 500 -2,36% (21/4/2025). Keinginan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memaksa Jerome Powell untuk menurunkan suku bunga berdampak pada isu pemberhentian pimpinan The Fed tersebut sebelum masa jabatanya berakhir pada Mei 2026.

    Kemudian dari Asia, Bank Sentral China (PBoC) pada April 2025 kembali menahan suku bunga (LPR) tenor 1 tahun (jangka pendek) dan 5 tahun (jangka panjang) masing-masing sebesar 3,1% dan 3,6%. Suku bunga tersebut tetap dalam 6 bulan beruntun.

    Pemerintah dalam kondisi wait and see atas dampak perang tarif Trump sebelum memberikan stimulus lebih lanjut untuk mengatasi deflasi. Sementara, menanggapi eskalasi tarif AS, pemerintah China menghentikan pendanaan kepada Private Equity (PE) yang berlokasi di AS, seperti Blackstone (NYSE:BX), TPG Inc (NASDAQ:TPG) dan Carlyle Group Inc (NASDAQ: CG).

    (shc/acd)

  • Dibuka Menguat, IHSG Hari Ini Berbalik Arah ke Zona Merah

    Dibuka Menguat, IHSG Hari Ini Berbalik Arah ke Zona Merah

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan bursa hari ini, Selasa (22/4/2025) menguat pada awal sesi I. Namun, IHSG berbalik arah hingga berada di zona merah.

    Data bursa yang diolah Beritasatu.com hingga pukul 09.05 WIB, IHSG turun 5,2 poin atau 0,08% menjadi 6.440. IHSG hari ini dibuka di level 6.455 dan bergerak pada rentang 6.435-6.468.

    Volume awal perdagangan mencapai 1,2 miliar lembar saham dengan transaksi Rp 604 miliar dengan frekuensi mencapai 69.629 kali. Sebanyak 187 saham menguat, 181 saham turun, dan 196 saham stagnan.

    Mayoritas saham sektoral melemah, senada dengan pergerakan IHSG hari ini. Sektor kesehatan turun tertinggi mencapai 0,69%, diikuti sektor teknologi melemah 0,56%, konsumsi primer ambles 0,54%, konsumsi primer turun 0,46%, dan industri anjlok 0,29%.

    Sementara, ada beberapa saham sektoral yang catat kenaikan, yakni bahan baku bertambah 0,83%, properti menguat 0,29%, energi naik 0,12%, dan transportasi bertambah 0,10%.

    Saat IHSG hari ini melemah, saham unggulan dalam indeks LQ45 juga melemah tipis 0,05%, Jakarta Islamic Index (JII) turun 0,15%, dan Investor33 anjlok 0,21%.

  • Investor Wait and See, Reksa Dana Pasar Uang Dapat Jadi Solusi

    Investor Wait and See, Reksa Dana Pasar Uang Dapat Jadi Solusi

    JAKARTA – PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menyarankan investor yang masih ragu untuk memarkirkan dana menganggur pada instrumen reksa dana pasar uang terutama yang memiliki fasilitas pencairan lebih awal (sameday redemption) tentunya dengan syarat dan ketentuan.

    Head of Wealth Management Mirae Asset M. Arief Maulana, mengatakan saran untuk berinvestasi pada reksa dana spesial tersebut terutama ketika investor menunggu kondisi pasar modal lebih stabil, atau biasa disebut wait & see.

    “Saat pelaku pasar cenderung wait & see, dana menganggur bisa dimanfaatkan dengan berinvestasi ke instrumen jangka pendek seperti reksa dana pasar uang. Terlebih lagi, produk dengan likuiditas tinggi karena punya fasilitas sameday redemption,” ujar Arief dalam keteranganya, dikutip Minggu, 20 April

    Arief mengatakan produk tersebut memungkinkan investor untuk langsung mencairkan dana saat eksekusi pembelian saham sudah dilakukan karena momentum yang dirasa sudah tepat tanpa khawatir gagal settlement saham.

    Menurutnya Reksa dana pasar uang adalah reksa dana yang diinvestasikan di instrumen utang yang jatuh tempo kurang dari setahun dan efek pasar uang lain seperti deposito dan tabungan sehingga dapat dicairkan lebih cepat dibandingkan reksa dana jenis lain.

    Arief menambahkan Reksa dana pasar uang memiliki ketentuan pencairan dana (redemption) maksimal 7 hari. Umumnya, redemption reksa dana pasar uang H+1.

    Head of Investment Capital Asset Management Wisnu Karto mengatakan selain likuiditas yang tinggi, keunggulan Capital Optimal Cash lain adalah kemudahan akses investasi melalui NAVI, pengelolaan oleh profesional, dan imbal hasil optimal.

    “Selama setahun terakhir, imbal hasil atau return Capital Optimal Cash mencapai 4,36 persen, di atas deposito perbankan acuan 3,25 persen,” tuturnya.

    Menurut Wisnu saat ini, pasar modal Indonesia mengalami tekanan signifikan selama kuartal pertama 2025. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada level 6.510 pada 27 Maret 2025, tepat sebelum libur panjang Lebaran, melemah sekitar 8 persen dibandingkan akhir 2024.

    Head of Research & Chief Economist Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto mencatat di sepanjang kuartal pertama, arus dana asing keluar atau foreign outflow mencapai 1,8 miliar dolar AS atau setara dengan Rp30,3 triliun dari pasar saham.

    Rully menyampaikan tekanan ini berlanjut di bulan April, di mana foreign outflow meningkat signifikan menjadi 927 juta dolar AS atau setara dengan Rp15,5 triliun di pasar saham dan pasar obligasi.

    “Kondisi tersebut mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap tantangan ekonomi global dan domestik,” ujarnya.

    Rully menyampaikan instrumen Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI) juga mengalami tekanan jual dari investor asing.

    Adapun berdasarkan data BI periode 8–10 April 2025, terjadi arus keluar sebesar Rp10,5 triliun hanya dalam tiga hari perdagangan instrument bank sentral tersebut.

    “Prospek pertumbuhan negara berkembang Asia diperkirakan stagnan hingga 2026, terutama karena perlambatan ekonomi di Tiongkok dan AS yang diperburuk oleh meningkatnya tensi perang dagang. Sementara di dalam negeri, investor masih meragukan pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen,” jelas Rully.

  • IHSG Menguat Tipis 0,12 Persen di Tengah Volatilitas Pasar

    IHSG Menguat Tipis 0,12 Persen di Tengah Volatilitas Pasar

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat tipis pada akhir sesi perdagangan hari ini, Senin (21/4/2025), setelah bergerak fluktuatif sepanjang hari.

    IHSG hari ini menguat 0,12 persen atau 7,69 poin ke level 6.445,9. Sepanjang perdagangan, indeks bergerak dalam rentang 6.406 hingga 6.472, mencerminkan volatilitas pasar yang masih cukup tinggi.

    Dari total saham yang diperdagangkan, sebanyak 289 saham menguat, 295 saham melemah, dan 220 saham stagnan.

    Volume perdagangan tercatat mencapai 14,7 miliar lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 8,43 triliun dari 897.805 kali transaksi.

    IHSG yang menguat terjadi di tengah pergerakan nilai tukar rupiah yang relatif stabil terhadap dolar AS. Berdasarkan data Bloomberg di pasar spot, rupiah ditutup menguat tipis sebesar 70 poin atau 0,41 persen ke level Rp 16.806 per dolar AS.

  • IHSG Senin dibuka menguat 12,04 poin

    IHSG Senin dibuka menguat 12,04 poin

    Ilustrasi – Karyawan melintas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww/pri. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww/pri.

    IHSG Senin dibuka menguat 12,04 poin
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Senin, 21 April 2025 – 10:24 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin pagi dibuka menguat 12,04 poin atau 0,19 persen ke posisi 6.450,31.

    Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 1,38 poin atau 0,19 persen ke posisi 724,07.

    Sumber : Antara

  • Mengapa Saham BBRI Tertekan? Ini Biang Keroknya

    Mengapa Saham BBRI Tertekan? Ini Biang Keroknya

    Jakarta

    Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk atau BRI masih melanjutkan tren penurunan. Saham berkode BBRI itu hari ini berada di level Rp 3.590/lembar saham, turun 50 poin atau 1,37%.

    Ekonom Senior & Associate Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Ryan Kiryanto mengatakan penyebab penurunan harga saham BBRI antara lain karena adanya aksi jual besar-besaran oleh investor asing. Kondisi ini dinilai biasa terjadi di pasar.

    “Mungkin hari ini investor melepas saham BBRI makanya harganya turun, untuk membeli saham lain yang mungkin sedang murah sehingga layak dibeli, ini kan market mechanism namanya,” kata Ryan kepada detikcom, Senin (21/4/2025).

    Meski begitu, Ryan memandang tren penurunan harga saham BBRI hanya bersifat sementara. Hal ini melihat secara fundamental kinerja keuangan yang masih bagus.

    “Jadi ini penurunannya masih dalam koridor yang normal. Menurut pengamatan saya, itu baru semacam koreksi sesaat. Saya berani mengatakan sebetulnya secara fundamental BRI beserta bank-bank Himbara yang lain itu di backup dengan kinerja keuangan yang solid, yang bagus,” bebernya.

    Menurut Tim Analis Bareksa, ekonomi Indonesia sedang tertekan akibat peralihan pemerintahan dan keputusan Morgan Stanley yang menurunkan peringkat saham Indonesia dalam indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) dari equal-weight (EW) menjadi underweight (UW).

    Hal itu mendorong keluarnya dana asing dari pasar saham, termasuk dari saham BBRI yang memiliki market cap besar. Kondisi ini juga seiring dengan terjadinya pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

    Dalam sebulan terakhir, saham BBRI mengalami penurunan harga signifikan. Pada 10 Februari 2025, saham BBRI ditutup di level Rp 3.970 per lembar, turun 1,49% atau 60 poin dari hari sebelumnya. Penurunan itu sejalan dengan tren depresiasi saham BBRI dalam tiga bulan terakhir yang mencapai 10,76%.

    (aid/rrd)

  • Sekadar Koreksi atau Sinyal Bahaya?

    Sekadar Koreksi atau Sinyal Bahaya?

    Jakarta

    PT Bank Rakyat Indonesia Tbk atau BRI sedang mengalami tren penurunan saham yang berkode BBRI. Hari ini harga saham BRI berada di level Rp 3.590/lembar saham, turun 50 poin atau 1,37%.

    Ekonom Senior & Associate Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Ryan Kiryanto menilai tren penurunan saham BBRI hanya bersifat sementara. Hal ini melihat secara fundamental kinerja keuangan yang masih bagus.

    “Menurut pengamatan saya, itu baru semacam koreksi sesaat. Saya berani mengatakan sebetulnya secara fundamental BRI beserta bank-bank Himbara yang lain itu di backup dengan kinerja keuangan yang solid, yang bagus,” kata Ryan kepada detikcom, Senin (21/4/2025).

    Ryan menilai koreksi saham BBRI ini masih bersifat normal. Ia optimis harga saham BBRI akan kembali naik seiring kinerja BRI yang terus positif secara kuartalan.

    “Kalau pada jangka pendek mengalami penurunan nilai, itu normal, itu hanya koreksi sesaat yang nanti dari waktu ke waktu kalau kinerja BRI dan bank-bank lain secara kuartalan terus menunjukkan kinerja yang bagus, saya yakin valuasi sahamnya akan naik lagi,” ucapnya.

    “Jadi itu penurunan yang sesaat, apalagi kita tahu secara konsisten BRI terus menunjukkan kinerja keuangan yang bagus, solid dan istilahnya on target,” tambahnya.

    Dalam sebulan terakhir, saham BBRI mengalami penurunan harga signifikan. Pada 10 Februari 2025, saham BBRI ditutup di level Rp 3.970 per lembar, turun 1,49% atau 60 poin dari hari sebelumnya. Penurunan itu sejalan dengan tren depresiasi saham BBRI dalam tiga bulan terakhir yang mencapai 10,76%.

    Beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan harga saham BBRI antara lain aksi jual besar-besaran oleh investor asing dan melambatnya pertumbuhan kredit di sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang menjadi tulang punggung bisnis BRI. Kondisi ini juga seiring dengan terjadinya pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

    (aid/rrd)