Topik: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

  • IHSG ditutup melemah seiring peningkatan ketidakpastian perang tarif

    IHSG ditutup melemah seiring peningkatan ketidakpastian perang tarif

    Ilustrasi – Pekerja melintas di depan layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/nz/pri.

    IHSG ditutup melemah seiring peningkatan ketidakpastian perang tarif
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Selasa, 03 Juni 2025 – 21:05 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutup melemah, seiring meningkatnya ketidakpastian perang tarif, utamanya antara Amerika Serikat (AS) dengan China. IHSG ditutup melemah 20,25 poin atau 0,95 persen ke posisi 7.044,82. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 1,03 poin atau 0,13 persen ke posisi 794,92.

    “Sentimen negatif antara lain masih berasal dari meningkatnya ketidakpastian perang tarif, serta kekhawatiran akan dampaknya terhadap ekonomi domestik,” ujar Senior Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan, di Jakarta, Selasa.

    Dari mancanegara, pelaku pasar akan menantikan komentar beberapa pejabat Bank Sentral AS The Fed pada Rabu (4/6). Selain itu, akan dirilis data mingguan cadangan minyak strategis AS oleh American Petroleum Institute (API). Pelaku pasar juga akan menantikan data ISM Service Purchasing Manager’s Indexs (PMI) bulan Mei 2025 yang diperkirakan naik ke level 52 dari 51,6 pada April 2025.

    Dari dalam negeri, pelaku pasar menantikan peluncuran paket stimulus ekonomi dari pemerintah mulai 5 Juni 2025 untuk mendorong kenaikan daya beli masyarakat. Paket stimulus itu, di antaranya bantuan subsidi upah bagi pekerja bergaji di bawah Rp3.5 juta dan guru honorer, diskon transportasi umum, tambahan bantuan sosial dan diskon Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja.

    Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham. Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, enam sektor meningkat dimana sektor transportasi & logistik paling tinggi yaitu 0,84 persen, diikuti oleh sektor kesehatan dan sektor energi yang masing-masing naik sebesar 0,24 persen dan 0,17 persen.

    Sedangkan lima sektor terkoreksi yaitu paling dalam sektor industri minus 1,72 persen, diikuti oleh sektor teknologi dan sektor barang konsumen non primer yang masing-masing minus 0,93 persen dan 0,78 persen. Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu TMPO, AXIO, ZYRX, FAST, dan PSAB. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni BAJA, SMIL, RMKO, AYLS, dan PEHA.

    Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.256.156 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 24,85 miliar lembar saham senilai Rp14,49 triliun. Sebanyak 261 saham naik, 353 saham menurun, dan 193 tidak bergerak nilainya.

    Bursa saham regional Asia sore ini, antara lain indeks Nikkei melemah 17,17 poin atau 0,05 persen ke 37.453,00, indeks Hang Seng menguat 354,52 poin atau 1,53 persen ke 23.512,78, indeks Shanghai menguat 14,49 poin atau 0,43 persen ke 3.361,48, dan indeks Strait Times menguat 3,79 poin atau 0,10 persen ke 3.894,11.

    Sumber : Antara

  • Reksa Dana Pasar Uang Jadi Pilihan Bijak di Tengah Pemulihan Pasar

    Reksa Dana Pasar Uang Jadi Pilihan Bijak di Tengah Pemulihan Pasar

    Jakarta, Beritasatu.com – Pasar keuangan Indonesia mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan seiring meredanya tensi perdagangan global, termasuk antara Tiongkok dan negara mitra dagangnya. Penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) serta masuknya kembali dana asing memberikan optimisme baru bagi pelaku pasar.

    Di tengah situasi ini, investor mulai meninjau ulang strategi portofolio mereka, dengan tetap mempertimbangkan aspek likuiditas dan kestabilan, mengingat ketidakpastian ekonomi global yang belum sepenuhnya usai.

    Menurut Camar Remoa, Chief Investment Officer dari PT Insight Investments Management (PT IIM), Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) menjadi pilihan logis bagi investor yang ingin menjaga fleksibilitas namun tetap mendapatkan potensi imbal hasil.

    “RDPU memiliki peran penting dalam strategi investasi yang adaptif. Instrumen ini cocok digunakan sebagai penempatan sementara sebelum dialihkan ke aset berisiko lebih tinggi seperti saham atau obligasi,” ungkap Camar.

    Ia juga menyoroti pentingnya diversifikasi dan fleksibilitas, terutama dalam iklim investasi global yang masih bergejolak. RDPU dapat dimanfaatkan baik oleh investor ritel maupun institusional untuk mengelola kas jangka pendek tanpa kehilangan momentum pasar.

    Bagi investor pemula, strategi masuk bertahap (staggered entry) dinilai relevan. Pendekatan ini memberikan ruang untuk menyesuaikan diri terhadap fluktuasi pasar, dengan memanfaatkan RDPU sebagai instrumen penyangga yang stabil dan likuid.

    Dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 20–21 Mei 2025, suku bunga acuan diturunkan sebesar 25 basis poin menjadi 5,50%. Kebijakan ini turut mendorong penguatan pasar saham, namun juga memicu aksi ambil untung dari sebagian investor. Dana hasil profit taking tersebut dapat diparkir sementara di RDPU sembari menunggu arah pasar yang lebih jelas.

    Meski kondisi pasar menunjukkan tren positif, potensi koreksi tetap ada. IHSG tercatat naik sekitar 7% selama Mei, membuka kemungkinan koreksi teknikal dalam waktu dekat.

    Selain itu, ketidakpastian kebijakan tarif dagang antara Amerika Serikat dan mitranya masih menjadi perhatian, meskipun saat ini tengah dalam masa jeda selama 90 hari.

    Dalam konteks seperti ini, RDPU menjadi alat yang efektif untuk mempertahankan posisi defensif tanpa kehilangan peluang investasi. Dengan karakteristik yang stabil dan likuid, instrumen ini memungkinkan investor untuk menunggu momentum koreksi sebelum kembali masuk ke pasar secara bertahap.

    PT IIM memiliki produk RDPU yang difokuskan pada instrumen jangka pendek seperti deposito dan obligasi pendek, dengan target memberikan imbal hasil yang kompetitif. Produk ini dirancang untuk menjaga keseimbangan antara likuiditas dan kestabilan nilai investasi.

    “Meski pasar mulai membaik, kehati-hatian tetap diperlukan. Instrumen seperti RDPU akan terus menjadi bagian penting dari strategi portofolio, baik jangka pendek maupun menengah,” tutup Camar.

  • IHSG Selasa dibuka melemah 28,94 poin

    IHSG Selasa dibuka melemah 28,94 poin

    Pekerja memotret layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan gawai di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso/YU/aa.

    IHSG Selasa dibuka melemah 28,94 poin
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Selasa, 03 Juni 2025 – 10:39 WIB

    Elshinta.com –  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa pagi dibuka melemah 28,94 poin atau 0,41 persen ke posisi 7.036,13. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 5,10 poin atau 0,64 persen ke posisi 790,85.

    Sumber : Antara

  • IHSG Dibuka Melemah, Tapi Masih Ada Peluang Cuan! Ini Rekomendasi Saham Hari Ini

    IHSG Dibuka Melemah, Tapi Masih Ada Peluang Cuan! Ini Rekomendasi Saham Hari Ini

    Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memulai perdagangan hari Selasa dengan nada negatif. 
     
    Melansir Antara, Selasa, 3 Juni 2025, IHSG dibuka melemah 28,94 poin atau turun 0,41 persen ke level 7.036,13. Indeks LQ45, yang berisi saham-saham unggulan, juga ikut turun 0,64 persen ke posisi 790,85.
     
    Penurunan ini terjadi setelah IHSG kemarin juga ditutup turun cukup dalam, yakni sebesar 1,54 persen. Salah satu penyebabnya adalah aksi jual asing (foreign net sell) yang mencapai Rp2,73 triliun. 

    Saham-saham seperti BBCA, BMRI, BBRI, ASII, dan ADRO jadi yang paling banyak dilepas oleh investor asing.

    Support kuat masih menanti 
    Meski IHSG bergerak negatif, bukan berarti tren naiknya sudah berakhir. Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman dalam analisis hariannya menyebut IHSG akan mencoba mengetes support kuat di area 7.000. 
     
    Selama belum tembus ke bawah level tersebut, IHSG masih berpotensi untuk melanjutkan pola uptrend-nya.
     
    Level Support IHSG: 7.000- 7.040
    Level Resistance IHSG: 7.080-7.120
     

    Rekomendasi saham hari ini
    Meski IHSG lesu, kamu tetap bisa pantau beberapa saham yang punya potensi cuan hari ini. Berikut ini adalah trading ideas dari BNI Sekuritas:

    BMRI (Bank Mandiri)
    Spec Buy: 5.075
    Cut Loss: di bawah 5.025
    Target: 5.125 – 5.200
    PSAB (J Resources Asia Pasifik)
    Spec Buy: 384 – 390
    Cut Loss: di bawah 380
    Target: 398 – 406
    TPIA (Chandra Asri Petrochemical)
    Spec Buy: 9.250 – 9.300
    Cut Loss: di bawah 9.125
    Target: 9.475 – 9.600
    JPFA (Japfa Comfeed Indonesia)
    Spec Buy: 1.560 – 1.575
    Cut Loss: di bawah 1.550
    Target: 1.600 – 1.620
    ADRO (Adaro Energy Indonesia)
    Spec Buy: 2.100 – 2.130
    Cut Loss: di bawah 2.100
    Target: 2.160 – 2.200
    ASII (Astra International)
    Spec Buy: 4.740 – 4.780
    Cut Loss: di bawah 4.720
    Target: 4.820 – 4.870

    IHSG memang dibuka melemah, tapi ini belum jadi akhir dari tren positif. Selama level support 7.000 belum ditembus, peluang untuk rebound masih terbuka. 
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • IHSG Merosot Tajam, Saham-saham Ini Justru Cetak Cuan Besar

    IHSG Merosot Tajam, Saham-saham Ini Justru Cetak Cuan Besar

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali ditutup melemah signifikan pada perdagangan Senin (2/6/2025). IHSG hari ini turun 110,7 poin atau 1,54% ke posisi 7.065,06. Penurunan ini memperpanjang tren pelemahan dari pekan sebelumnya.

    Meski IHSG tertekan, sejumlah saham justru mencatatkan kenaikan tajam dan masuk jajaran top gainers hari ini. Bahkan, dua di antaranya mencapai batas Auto Rejection Atas (ARA).

    Menurut data RTI, terdapat 195 saham yang mengalami kenaikan, sementara 453 saham melemah, dan 161 saham stagnan. Total nilai transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp21,6 triliun dengan volume perdagangan mencapai 26,13 miliar saham dalam 1.446.376 transaksi.

    Secara sektoral, hampir seluruh sektor mengalami koreksi. Sektor keuangan menjadi yang paling tertekan dengan penurunan sebesar 2,2%, diikuti sektor transportasi yang turun 1,7%, teknologi 1,4%, industri 1,3%, dan infrastruktur 1,2%. Hanya sektor bahan baku yang mampu mencatatkan kenaikan, yakni sebesar 0,3%.

    Sementara IHSG melemah, bursa saham Asia juga menunjukkan performa serupa. Indeks Nikkei Jepang turun 1,3%, Hang Seng Hong Kong merosot 0,5%, dan Straits Times Singapura terkoreksi 0,1%. Bursa Shanghai China sendiri sedang tidak beroperasi karena hari libur.

    Di tengah penurunan pasar yang cukup dalam, beberapa saham justru mencatatkan lonjakan harga hingga 34% dalam satu hari. PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk (RMKO) dan PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) sama-sama menyentuh batas ARA. RMKO melesat 34,4% menjadi Rp125, sementara PSAB naik 25% ke level Rp390.

    Saham-saham lain yang juga menguat signifikan antara lain, PT Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA) naik 32,4%, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) menguat 22,4%, dan PT Phapros Tbk (PEHA) naik 22,3% ke Rp340

    Di sisi lain, sejumlah saham masuk daftar top losers dengan penurunan tajam. Tiga di antaranya menyentuh batas Auto Rejection Bawah (ARB), yaitu PT Ulima Nitra Tbk (UNIQ) turun 14,7%, PT Ifishdeco Tbk (IFSH) merosot 14,6%, dan PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO) jatuh 14,4%.

    Saham lain yang juga terkoreksi cukup dalam adalah PT Tanah Laut Tbk (INDX), yang melemah 13,9%, serta PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) yang turun 12,5%.

  • IHSG Merosot Tajam, Saham-saham Ini Justru Cetak Cuan Besar

    IHSG Diramal Fluktuatif hingga Akhir Pekan

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) melemah sepanjang perdagangan pada Senin (2/6/2025), seiring kekhawatiran pasar terhadap kondisi makroekonomi Indonesia. Pelemahan ini dipicu oleh sejumlah data ekonomi yang menunjukkan perlambatan.

    Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) turun dari 108,47 pada April 2025 menjadi 108,07 pada Mei 2025. Selain itu, Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,37% secara bulanan (month to month) pada Mei 2025.

    Tak hanya itu, neraca perdagangan Indonesia tercatat mengalami surplus hanya sebesar US$ 160 juta, angka terendah dalam lima tahun terakhir atau 60 bulan terakhir. Kondisi ini menunjukkan pelemahan ekspor dan peningkatan impor, yang menjadi sinyal negatif bagi pasar.

    Merespons data tersebut, IHSG terkoreksi hingga 1,3% sejak sesi pembukaan. Seluruh indeks sektoral mencatatkan pelemahan, terutama sektor perbankan. Saham-saham bank BUKU IV sebagai penggerak utama IHSG, seperti BBRI dan BBTN, melemah lebih dari 3%.

    Analis Riset Ekuitas Panin Sekuritas Felix Darmawan menyatakan, IHSG berpotensi bergerak dalam tren negatif dalam jangka pendek, setidaknya hingga akhir pekan pertama Juni 2025. Namun, penurunan inflasi dinilai memberikan ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk mempertimbangkan pelonggaran kebijakan moneter.

    “Inflasi yang menurun memberi peluang bagi BI untuk menyesuaikan suku bunga. Ini bisa menjadi katalis positif bagi pasar. Namun, tekanan dari defisit ekspor dan naiknya impor perlu diwaspadai,” ujar Felix kepada Beritasatu.com, Senin (2/6/2025).

    Lebih lanjut, Felix menekankan bahwa dalam jangka menengah, pergerakan IHSG akan sangat dipengaruhi oleh arah kebijakan BI, khususnya terkait suku bunga acuan, serta dinamika ekonomi global. 
    Ia juga mencatat bahwa investor asing mulai kembali menunjukkan minat terhadap pasar domestik, tetapi keberlanjutan arus modal sangat bergantung pada stabilitas makroekonomi dan kebijakan moneter yang akomodatif.

    Senada dengan itu, Kepala Ekonom dan Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Rully Wisnubroto memperkirakan, IHSG akan berada dalam tekanan dengan potensi koreksi hingga ke level 6.940-7.065.

    “Sentimen negatif datang baik dari dalam negeri maupun global. Di antaranya adalah ancaman tarif 50% dari Amerika Serikat terhadap produk-produk asal Eropa. Ini menjadi salah satu pemicu koreksi tajam IHSG. Sampai akhir pekan, pasar kemungkinan akan bergerak fluktuatif,” ujar Rully dalam keterangannya kepada Beritasatu.com.

    Sebagai catatan, indeks saham LQ45, yang berisi saham-saham paling likuid, turut terkoreksi 2,40% pada hari ini. Saham-saham yang menjadi pemberat indeks, antara lain BRIS, BBRI, GOTO, dan BBTN. Sementara itu, beberapa saham masih mampu bertahan di zona hijau, seperti ANTM, MAPA, AMRT, dan MDKA.

  • IHSG Senin dibuka melemah 41,33 poin

    IHSG Senin dibuka melemah 41,33 poin

    Ilustrasi – Pekerja melintas di depan layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/nz/pri.

    IHSG Senin dibuka melemah 41,33 poin
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 02 Juni 2025 – 12:19 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin pagi dibuka melemah 41,33 poin atau 0,58 persen ke posisi 7.134,49. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 9,68 poin atau 1,19 persen ke posisi 805,08.

    Sumber : Antara

  • IHSG Anjlok Tertekan Sentimen Global dan Kebijakan Trump

    IHSG Anjlok Tertekan Sentimen Global dan Kebijakan Trump

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) terus menunjukkan pelemahan sejak pembukaan perdagangan pada pukul 09.00 WIB pada Senin (2/6/2025). Dalam 30 menit setelah perdagangan dibuka, IHSG tercatat terkoreksi 1,27% dan jatuh ke bawah level psikologis 7.100.

    Pengamat pasar modal Yazid Muammar menjelaskan, pergerakan IHSG hari ini dipengaruhi oleh pelemahan bursa global. Bursa saham di Asia, seperti Hang Seng, tercatat turun 2,35% dan Nikkei melemah 1,43%.

    “Data-data di tingkat regional maupun di Amerika Serikat (AS) menunjukkan pelemahan. Ada kekhawatiran, terutama akibat sejumlah pernyataan Presiden Trump terkait rencana kenaikan tarif dagang. Ini menunjukkan bahwa kondisi global masih sangat dinamis dan belum stabil,” ujar Yazid kepada Beritasatu.com, Senin (2/6/2025).

    Sebelumnya, sempat diberitakan bahwa kebijakan tarif impor yang dicanangkan oleh Presiden Donald Trump dibatalkan oleh pengadilan. Namun, beberapa saat kemudian, pihak Trump mengajukan banding, sehingga kebijakan tersebut tetap berjalan.

    Yazid menilai langkah-langkah kebijakan Trump yang cenderung tiba-tiba dan mengejutkan dapat memicu ketidakpastian pasar. Hal ini tidak menguntungkan bagi perkembangan ekonomi, karena setiap pernyataan yang dikeluarkan oleh Trump dapat langsung memengaruhi sentimen investor.

    “Investor bisa bingung dengan kebijakan yang mendadak dan tidak konsisten. Situasi seperti itu membuat pelaku pasar sulit menyusun strategi bisnis yang stabil,” lanjutnya.

    Sebagai tambahan, pekan ini investor global juga akan mencermati sejumlah data ekonomi penting dari AS, termasuk pidato Gubernur The Fed Jerome Powell, laporan ketenagakerjaan nonfarm payrolls, serta data tingkat pengangguran.

  • IHSG Merosot Tajam, Saham-saham Ini Justru Cetak Cuan Besar

    IHSG Hari Ini Melemah, Sektor Industri dan Keuangan Paling Tertekan

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) membuka awal pekan dengan performa negatif pada awal perdagangan sesi I Senin (2/6/2025). IHSG melemah 62,5 poin atau 0,87% ke posisi 7.113 hingga pukul 09.12 WIB.

    IHSG dibuka di level 7.132 dan sempat bergerak di rentang 7.103 hingga 7.152 pada sesi awal perdagangan.

    Volume perdagangan tercatat mencapai 3,5 miliar lembar saham, dengan total nilai transaksi sebesar Rp 3,361 triliun dan frekuensi mencapai 197.204 kali.

    Secara keseluruhan, 170 saham terpantau menguat, sementara 295 saham melemah dan 191 saham stagnan.

    Hampir seluruh indeks sektoral berada di zona merah. Sektor industri menjadi penekan utama dengan penurunan tajam sebesar 1,19%, disusul sektor keuangan yang melemah 0,99%, serta sektor kesehatan yang turun 0,74%.

    Meski mayoritas sektor tertekan, sektor transportasi dan logistik masih mampu mencatat kenaikan tipis sebesar 0,17%. Sektor teknologi juga menguat tipis sebesar 0,07%.

    Saham-saham unggulan pun tak luput dari tekanan. Indeks LQ45 merosot 1,41%, Jakarta Islamic Index (JII) terkoreksi 0,81%, dan indeks IDX30 atau Investor33 turun paling dalam hingga 1,47%.

    Pelemahan IHSG ini mencerminkan sentimen pasar yang masih diliputi kehati-hatian di tengah ketidakpastian global maupun domestik.

  • IHSG Sepekan Melemah 0,53 Persen pada Perdagangan Singkat

    IHSG Sepekan Melemah 0,53 Persen pada Perdagangan Singkat

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) mencatat penurunan sebesar 0,53% sepanjang pekan ini pada perdagangan singkat, terhitung sejak Senin (26/5/2025) hingga Rabu (28/5/2025), jika dibandingkan dengan perdagangan pekan sebelumnya.

    Pelaksana harian Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), Valentina Simon mengungkapkan, data perdagangan selama sepekan menunjukkan pergerakan yang bervariasi.

    Peningkatan paling signifikan tercatat pada rata-rata volume transaksi yang melonjak 38,28 persen, dari 22,78 miliar saham menjadi 31,49 miliar saham.

    “IHSG tercatat melemah 0,53% dalam sepekan terakhir, ditutup di level 7.175,819, turun dari posisi 7.214,163 pada pekan sebelumnya,” ujar Valentina dalam keterangannya dikutip Minggu (1/6/2025).

    Selain itu, nilai rata-rata transaksi harian BEI turut mengalami kenaikan sebesar 15,52%, mencapai Rp 16,78 triliun dibandingkan dengan Rp 14,52 triliun pada pekan lalu.

    Namun, frekuensi rata-rata transaksi harian mengalami penurunan sebesar 3,60%, dari 1,36 juta kali menjadi 1,31 juta kali transaksi.

    Dari sisi kapitalisasi pasar, BEI mengalami penyusutan sebesar 1,12%, turun menjadi Rp 12.420 triliun dari sebelumnya Rp 12.561 triliun.

    Sementara itu, pada perdagangan Rabu (28/5/2025), investor asing mencatatkan pembelian bersih senilai Rp 1,367 triliun. Namun, secara kumulatif sepanjang 2025, investor asing masih membukukan penjualan bersih sebesar Rp 45,187 triliun.