Topik: impor beras

  • Top 5 News: Menag Kembalikan Barang Gratifikasi hingga Rencana Gaji Guru Naik pada 2025

    Top 5 News: Menag Kembalikan Barang Gratifikasi hingga Rencana Gaji Guru Naik pada 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Sejumlah pemberitaan pada Selasa (26/11/2024) menarik perhatian pembaca dan menjadi top 5 news Beritasatu.com. Salah satunya adalah Menteri Agama (Menag) Prof Nasarudin Umar mengembalikan barang yang diduga sebagai gratifikasi ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

    Kemudian, siswa di Semarang tewas ditembak Polisi, tahun depan gaji guru akan dinaikkan, hingga Prabowo Subianto akan memberikan gelar pahlawan kepada 16 tokoh.

    Berikut ini ringkasan top 5 news atau lima berita terpopuler yang bisa disimak kembali oleh pembaca Beritasatu.com:

    1. ASN Juga Bisa Laporkan Gratifikasi seperti Menag, Ini Cara yang Aman dan Rahasia

    Menteri Agama Prof Nasarudin Umar mengembalikan barang yang diduga sebagai gratifikasi ke KPK pada Selasa (26/11/2024) pagi mendapat banyak apresiasi. 

    Langkah pelaporan dan pengembalian gratifikasi yang dilakukan menag ini diyakini sebagai wujud komitmen Nasaruddin agar Kemenag menjadi contoh good governance atau tata kelola pemerintahan yang baik.

    2. Siswa Tewas Ditembak Oknum Polisi, Karangan Bunga Penuhi SMKN 4 Semarang

    Puluhan karangan bunga ucapan dukacita memenuhi halaman SMKN 4 Semarang seusai salah satu siswanya, yakni GRO (16) tewas ditembak oleh oknum polisi.

    Deretan karangan bunga, buket bunga, sampai foto bingkai korban menghiasi pintu masuk sekolah. Selain karangan bunga, para alumni dan teman korban juga menuliskan kalimat sindiran kepada institusi kepolisian, yakni “Polisi Melindungi, Mengayomi, Bukan Menembaki!!!.”

    3. Presiden Prabowo Naikkan Gaji Guru Mulai 2025, Ini Besarannya

    Presiden Prabowo Subianto memutuskan menaikkan gaji guru mulai 2025. Bukan hanya guru berstatus aparatur sipil negara (ASN), kesejahteraan guru honorer dan pengajar sekolah swasta juga ditingkatkan. 

    Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengatakan, guru ASN akan mendapat kenaikan gaji sebesar 100% dari gaji pokok masing-masing. 

    4. Produksi Beras 2025 Ditargetkan 32 Juta Ton, Mentan Amran Sulaiman: Indonesia Tak Impor Lagi

    Menteri Pertanian atau Mentan Andi Amran Sulaiman menargetkan produksi beras mencapai 32 juta ton pada 2025. Mentan juga meyakini dengan target tersebut, Indonesia tak akan impor beras mulai tahun depan.

    “(Target produksi beras) 32 juta ya. Doakan insyaallah 2025,” kata Mentan Amran dalam konferensi pers di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (26/11/2024).

    5. Presiden Prabowo Subianto Bakal Beri Gelar Pahlawan Nasional kepada 16 Tokoh

    Presiden Prabowo Subianto bakal memberikan anugerah gelar pahlawan nasional kepada 16 tokoh. Hal ini dipastikan oleh Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul.

    Demikian top 5 news Beritasatu.com yang menarik perhatian pembaca. Namun, terdapat update berita lainnya yang tak kalah menarik, informatif, serta menghibur yang bisa pembaca simak lebih lanjut. 

  • Produksi Beras 2025 Diproyeksi 32 Juta Ton, Menko Zulkifli Hasan: Stok Pangan 2024 Tertinggi dalam 5 Tahun

    Produksi Beras 2025 Diproyeksi 32 Juta Ton, Menko Zulkifli Hasan: Stok Pangan 2024 Tertinggi dalam 5 Tahun

    Jakarta, Beritasatu.com – Produksi beras pada 2025 diproyeksikan mencapai 32 juta ton. Kabar baiknya, stok beras nasional pada 2024 diproyeksikan mencapai jumlah tertinggi dalam lima tahun terakhir.

    Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan atau Zulhas mengungkapkan, stok beras pada akhir Desember 2024 diperkirakan akan mencapai lebih dari 8 juta ton. Perinciannya, 1,95 juta ton di Bulog dan lebih dari 6 juta ton di masyarakat.

    “Sementara itu stok beras pada akhir Desember akan dicatat sebagai tertinggi 5 tahun terakhir. Stok di Bulog nanti sekitar 2 juta ton, 1.948.000 ton lebih, sedangkan di masyarakat ada 6 juta ton lebih. Jadi kita punya stok beras 8 juta ton lebih. Pada 2025 insyaallah mudah-mudahan impornya tidak sebanyak pada 2024,” paparnya seusai rapat dengan Presiden Prabowo di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Selasa (26/11/2024).

    Zulhas meyakini impor beras pada tahun depan akan sedikit, bahkan tidak ada sama sekali. Ia pun menyinggung Kementerian Pertanian (Kementan) yang perlu bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan beras dalam negeri.

    “Kalau impor pun sedikit, syukur-syukur pak mentan ini kerja keras luar biasa, syukur-syukur insyaallah tahun depan enggak ada impor, tetapi kalau ada impor pun sedikit,” kata Zulhas terkait target atau proyeksi produksi beras pada 2025.

    Sebelumnya, Menteri Pertanian atau Mentan Andi Amran Sulaiman menargetkan produksi beras mencapai 32 juta ton pada 2025. Mentan juga meyakini dengan target tersebut, Indonesia tak akan impor beras mulai tahun depan.

    “(Target produksi beras) 32 juta ton ya. Doakan insyaallah 2025,” kata Mentan Amran dalam konferensi pers di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (26/11/2024).

    Target produksi beras 32 juta ton pada 2025 meningkat dari tahun sebelumnya. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras pada 2024 untuk konsumsi pangan penduduk diperkirakan sekitar 30,34 juta ton.

    Produksi beras 2024 mengalami penurunan sebanyak 757,13 ribu ton atau 2,43% dibandingkan produksi beras pada 2023 yang sebesar 31,10 juta ton. Sementara itu, Perum Bulog mencatat Indonesia sudah melakukan impor beras sebanyak 2,9 juta ton sepanjang 2024.

  • Zulhas Pede Impor Beras RI Makin Kecil Tahun Depan

    Zulhas Pede Impor Beras RI Makin Kecil Tahun Depan

    Jakarta

    Menko Pangan Zulkifli Hasan mengatakan impor beras Indonesia mulai tahun depan bakal makin berkurang signifikan. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan produksi pangan di Indonesia.

    Usai melakukan rapat terbatas soal pangan dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Zulkifli Hasan mengungkapkan akan ada produksi beras hingga 32 juta ton di tahun 2025.

    “Ada kabar gembira. Tadi paparan produksi kita tahun 2025 diperkirakan akan mencapai 32 juta,” ungkap pria yang akrab disapa Zulhas itu, Selasa (26/11/2024).

    Sementara itu stok akhir per Desember 2024 diperkirakan akan menjadi stok beras terbesar dalam 5 tahun terakhir ini. Sampai hari ini saja ada sekitar 8 juta ton beras yang ada di Indonesia.

    Stok cadangan beras pemerintah sendiri ada sekitar 1,94 juta ton. Sementara itu ada 6 juta ton lebih stok beras yang ada di tengah masyarakat.

    “Beras kita akhir Desember nanti ini akan dicatat sebagai stok tertinggi 5 tahun terakhir. Stoknya bulog nanti punya sekitar 2 juta, 1.948.000 lebih di Bulog, sementara di masyarakat ada 6 juta lebih. Jadi kita punya stok 8 juta lebih,” ungkap Zulhas.

    Dari data-data yang dipaparkan ini, Zulhas percaya diri mulai tahun depan impor beras di Indonesia akan berkurang. Bahkan, kalau perlu tak ada impor sedikitpun yang dilakukan.

    “Oleh karena itu tahun 2025 insyaallah mudah-mudahan impornya tahun depan, tahun depan mudah-mudahan tidak akan sebanyak tahun 2024. Kalau impor pun sedikit,” papar Zulhas.

    “Syukur-syukur pak mentan ini kerja keras luar biasa, syukur-syukur insyaallah tahun depan nggak ada impor, tapi kalau impor pun sedikit,” lanjutnya menegaskan.

    (hal/rrd)

  • Setop Impor Beras Patut Diapresiasi, Tali Perhitungannya Harus Akurat

    Setop Impor Beras Patut Diapresiasi, Tali Perhitungannya Harus Akurat

    Jakarta

    Tekad pemerintah untuk berhenti impor beras pada 2025 patut diapresiasi. Namun, tekad berhenti impor beras itu hendaknya berpijak pada prognosa yang penuh kehati-hatian dengan perhitungan akurat. Jangan lupa bahwa beras adalah komoditas paling sensitif, karena berkait langsung dengan kebutuhan sehari-hari masyarakat. Apapun model kebijakannya, pemerintah wajib memastikan bahwa ketersediaan beras harus selalu cukup untuk memenuhi permintaan masyarakat, dan dengan harga terjangkau.

    Impor beras dalam beberapa tahun belakangan ini dinilai sebagai langkah realistis yang harus dilakukan, sebagai respons terhadap laporan tentang defisit produksi beras di dalam negeri. Kalau defisit itu tidak ditutup dengan beras impor, akan terjadi kelangkaan di pasar dalam negeri. Kelangkaan menjadi alasan untuk menaikkan harga. Ketika beras langka dan harga melonjak, masyarakat menjadi tidak nyaman.

    Sebagaimana diketahui, Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan Indonesia tidak akan impor beras pada 2025. Impor beras dihentikan karena total kebutuhan beras pada tahun mendatang diperkirakan sudah bisa dipenuhi produksi dalam negeri. Informasi ini menggembirakan karena menjadi pertanda Indonesia mulai fokus pada upaya swasembada beras.

    Menurut Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, semua institusi terkait mulai fokus pada peningkatan produksi beras. Langkah awalnya mencetak sawah seluas 750 ribu hektare selama tiga tahun berturut-turut, mulai dari 2025 hingga 2027. Tambahan areal sawah itu akan menambah volume produksi 2,5 juta ton beras.

    Pemerintah perlu berhati-hati dan sebaiknya belajar dari pengalaman, karena mencetak sawah baru pada 2025 belum tentu bisa menutup defisit beras produksi dalam negeri. Tahun lalu, Indonesia impor beras 3,5 juta ton ketika volume produksi dalam negeri per 2023 mencapai 31,10 juta ton, dan kebutuhan atau permintaan pasar lokal mencapai 22.639.224 ton. Tahun 2024 ini, kebutuhan beras nasional diperkirakan 31,2 juta ton, ketika produksi dalam negeri diproyeksikan 30,34 juta ton, atau turun 0,76 juta ton dari tahun sebelumnya.

    Selain mencetak areal sawah atau memperluas areal panen padi, ada dua faktor lain yang juga perlu diprioritaskan. Pertama adalah irigasi atau sistem pengairan sawah, dan kedua, memperhitungkan perubahan pola hujan akibat perubahan iklim.

    Bambang Soesatyo, Anggota DPR RI/Ketua MPR RI ke-15/Ketua DPR RI ke-20/Ketua Komisi III DPR RI ke-7/Dosen Tetap Pascasarjana Universitas Pertahanan (Unhan), Universitas Borobudur, Trisakti dan Jayabaya

    (akd/ega)

  • Tahun Depan RI Tak Bakal Impor Beras, Ini Alasannya

    Tahun Depan RI Tak Bakal Impor Beras, Ini Alasannya

    Jakarta

    Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan Indonesia tidak akan mengimpor beras pada tahun depan. Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi pun membeberkan alasannya.

    “(Tahun) 2025 tidak ada impor beras. (Optimis nggak impor?) Iya dong, tahun depan 2025, tidak ada impor beras,” kata Arief saat ditemui di Kementerian Koordinasi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Jakarta, Jumat (22/11/2024).

    Arief menjelaskan seluruh pihak terkait akan berfokus pada meningkatkan produksi beras. Salah satunya, dengan mencetak sawah seluas 750 ribu hektar per tahun. Berdasarkan pernyataan Menteri Pertanian, Arief menyebut program cetak sawah itu akan dilakukan selama tiga tahun berturut-turut, mulai dari 2025 hingga 2027.

    Hasilnya, Indonesia akan mendapatkan tambahan produksi beras sebanyak 2,5 juta ton per tahun. Bahkan dia menyebut Indonesia berpotensi ekspor beras apabila program tersebut berhasil dijalankan.

    “Kita semua sedang fokus 750 ribu hektare ditanduri, ditanam. Nah itu impact-nya adalah 2,5 juta ton tambahan tiap tahun. Kalau kita sudah ada tambahan 2,5 juta ton, kebutuhan kita 30 juta ton. Berarti 32,5 kita sudah tidak perlu impor. Tahun depannya nambah lagi 2,5 juta ton, berarti kan 5 juta ton. Menteri Pertanian ya, ini saya kutip ya. Berarti 5 juta ton kita sudah bisa ekspor,” jelas Arief.

    Lebih lanjut, pemerintah juga terus menyiapkan fasilitas penunjang untuk rencana tersebut, mulai dari gudang beras hingga alat pengering. Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS) juga menyiapkan data produksi padi melalui metode Kerangka Sampe Area (KSA). Dengan metode tersebut, Arief menilai pemerintah bisa memprediksi produksi beras setiap tiga bulan ke depan.

    “(KSA) itu forecast 3 bulan ke depan. Di mana kalau kita menanam padi, itu ada fase vegetatif. Saat belum sampai berbuah, kemudian dia bulirnya keluar. Itu namanya fase generatif. Nah, itu setiap 3 bulan ke depan kita udah tahu itu hasil yang kita omongin tadi, itu 3 bulan ke depan. Jadi nanti per 3 bulan ada,” jelas Arief.

    Meski produksi beras dalam negeri digeber, Arief memastikan harga gabah di tingkat petani tidak jatuh. Hal ini telah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir saat Indonesia mengimpor beras.

    “Harga gabah, walaupun kemarin kita mengimpor, harga gabah nggak pernah di bawah Rp 6 ribu kok sekarang. Berarti importasinya terukur. Tapi itu kan kemarin, karena kita El Nino karena climate change,” imbuhnya.

    (kil/kil)

  • Menko Zulhas pastikan tidak akan impor beras pada 2025

    Menko Zulhas pastikan tidak akan impor beras pada 2025

    ANTARA – Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengaku akan bekerja keras agar tidak mengimpor beras dalam jumlah besar pada 2025 mendatang. Menko Zulhas menyampaikan hal ini usai Rakor Terbatas Tingkat Menteri Bidang Pangan Tahun 2024 di Jakarta, Kamis (21/11). (Sanya Dinda Susanti/Anggah/Chairul Fajri/Rinto A Navis)

  • Menko Zulkifli: Indonesia berhenti impor beras mulai 2025

    Menko Zulkifli: Indonesia berhenti impor beras mulai 2025

    Mudah-mudahan tahun depan kita nggak impor beras, kalau impor pun sedikit

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan mengatakan, Indonesia akan berhenti mengimpor beras mulai 2025.

    “Mudah-mudahan tahun depan kita nggak impor beras, kalau impor pun sedikit,” ujar Zulkifli di Jakarta, Kamis.

    Zulkifli menegaskan, impor yang akan dilakukan pada 2025 mendatang merupakan sisa kuota beras yang belum terealisasi.

    Pada 2024, pemerintah menetapkan kuota impor beras sebesar 3,6 juta ton. Sedangkan yang telah terealisasi baru sekitar 2,9 juta ton.

    “Sudah diputuskan 3,6 (ton) baru masuk 2 koma sekian. Nanti sampai akhir tahun mungkin ada tambahan-tambahan lagi, yang masuk tapi sudah diputuskan,” ucapnya.

    Sebelumnya, Zulkifli menyatakan bahwa target pencapaian swasembada pangan dimajukan menjadi 2027.

    “Kemarin, Bapak Presiden (Prabowo Subianto) sudah mengumumkan di G20, di APEC, bukan 2028, 2027. Jadi kita punya waktu 2 tahun,” ujar Zulkifli.

    Zulkifli menyampaikan dengan waktu yang semakin singkat kementerian terkait harus bekerja keras untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang masih terkendala untuk mewujudkan swasembada.

    Adapun beberapa permasalahan yang harus diselesaikan dalam waktu dekat adalah penyaluran pupuk bersubsidi yang selama ini alurnya dianggap masih terlalu panjang.

    Selain itu, Menko Pangan juga memastikan stok beras aman dan mencukupi hingga Desember 2024, guna menjaga kestabilan pasokan dan harga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

    Zulkifli menyebutkan stok beras Bulog di salah satunya di Gudang Jakarta mencapai 140 ribu ton, sedangkan gudang yang dimiliki Bulog lebih dari 1.508 gudang di seluruh Indonesia.

    Oleh karena itu, dia meminta masyarakat dan pedagang untuk tidak khawatir terhadap pasokan beras, karena pemerintah telah mengupayakan langkah-langkah optimal demi menjaga ketersediaan dan kestabilan harga beras.

    Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2024

  • Zulhas Blak-blakan: Kalau Bisa Tahun Depan RI Tak Impor Beras

    Zulhas Blak-blakan: Kalau Bisa Tahun Depan RI Tak Impor Beras

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Koordinator bidang Pangan Zulkifli Hasan mengatakan tidak ada tambahan kuota impor beras pada tahun ini. Dia juga berharap Indonesia tidak melakukan impor beras pada tahun depan.

    “Kalau impor pun sedikit, ini lagi kerja keras semua dalam rangka itu. Sehingga nanti pak Presiden kalau datang ke G20 kan gagah. ‘saya enggak impor beras’, jadi kita sedang berusaha keras, kalau bisa tahun depan tidak impor beras,” ungkap Zulhas di Kantornya, Kamis (21/11/2024).

    Pada kesempatan itu, Zulhas juga meluruskan mengenai rencana impor beras dari India, yang sempat dibacarakan saat pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, di sela-sela KTT G20 di Brasil, Senin (18/11/2024). Menurutnya itu bukan penambahan impor baru. Hal itu merupakan kelanjutan importasi dari kuota tahun 2024 ini sebesar 3,6 juta.

    “Oh salah, yang kemarin kita sudah memutuskan tahun ini. Maksudnya itu impor 3,6 juta (kuota 2024). Baru masuk 2,8 (juta ton), jadi ini yang sudah diputuskan bukan nambah,” bebernya.

    Foto: Suasana aktivitas pembongkaran beras impor dari Vietnam yang baru tiba di Terminal Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, dengan menggunakan Kapal MP Fortune, Kamis (21/3/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
    Suasana aktivitas pembongkaran beras impor dari Vietnam yang baru tiba di Terminal Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, dengan menggunakan Kapal MP Fortune, Kamis (21/3/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

    Sehingga menurutnya sampai akhir tahun ini kemungkinan masih ada beras impor yang akan datang, dan itu masih masuk dalam rencana kuota 2024. Ia juga menegaskan bahwa ada belum ada penambahan kuota importasi beras tahun 2024.

    “Yang masuk tapi sudah diputuskan. Belum ada putusan baru (impor 2024), dari sekian itu memang akan ada nanti 1 juta. Kalau bisa G2G dengan India. Tapi itu belum terjadi,” katanya.

    “India mintanya business to business. Jadi tidak nambah (kuota), jelas ya, jadi tidak ada impor beras baru,” imbuhnya.

    (emy/wur)

  • Prabowo berharap India kirim profesor dan dokter mengajar di Indonesia

    Prabowo berharap India kirim profesor dan dokter mengajar di Indonesia

    Presiden RI Prabowo Subianto (kanan) dan Perdana Menteri India Narendra Modi berfoto bersama dalam pertemuan bilateral di sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Rio de Janeiro, Brasil, Senin (18/11/2024) waktu setempat. (ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden)

    Prabowo berharap India kirim profesor dan dokter mengajar di Indonesia
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Selasa, 19 November 2024 – 10:18 WIB

    Elshinta.com – Presiden RI Prabowo Subianto berharap India dapat mengirimkan profesor dan dokter spesialis mereka untuk mengajar di perguruan tinggi di Indonesia.

    Hal itu disampaikan Prabowo dalam pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri India Narendra Modi di sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Rio de Janeiro, Brasil, Senin (18/11) waktu setempat.

    “Kami berharap dapat meningkatkan kerja sama dengan India, khususnya melalui pengiriman profesor dan dokter spesialis untuk mengajar di perguruan tinggi kami,” ucap Presiden Prabowo, dikutip dari rilis Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Selasa.

    Pertemuan tersebut membahas berbagai peluang kerja sama strategis di bidang kesehatan, pendidikan, dan perdagangan, serta memperkuat hubungan bilateral antara kedua negara.

    Dalam sambutannya, Presiden menyoroti potensi kerja sama di bidang kesehatan dan pendidikan.

    Prabowo mengungkapkan kebutuhan Indonesia terhadap tenaga medis cukup mendesak, mengingat saat ini Indonesia kekurangan 160 ribu dokter.

    Oleh karena itu, Prabowo berharap India dapat mengirimkan tenaga ahli untuk mengajar pendidikan kesehatan di Indonesia.

    Selain itu, Kepala Negara turut menyambut baik minat perusahaan-perusahaan India di bidang kesehatan, termasuk industri farmasi dan pembukaan cabang rumah sakit asing di Indonesia.

    Prabowo menekankan pentingnya meningkatkan jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di India dan mendorong kolaborasi pendidikan yang lebih erat.

    Dalam pertemuan tersebut, Presiden juga menekankan pentingnya kerja sama di bidang perdagangan, khususnya terkait impor beras dari India.

    “Kami berharap dapat menyelesaikan kesepakatan impor beras dari India,” tambah Presiden.

    Prabowo juga menyampaikan ucapan terima kasih atas penghormatan India yang mengirimkan Utusan Khusus Pabitra Margherita untuk menghadiri pelantikan dirinya beberapa pekan lalu.

    “Indonesia dan India memiliki hubungan yang panjang dan sangat baik. Kami sangat menghargai hubungan ini dan berkomitmen untuk meningkatkannya di berbagai bidang,” ujar Prabowo.

    Sumber : Antara

  • Bertemu PM Modi, Prabowo Ingin Kesepakatan Impor Beras dari India Segera Selesai – Page 3

    Bertemu PM Modi, Prabowo Ingin Kesepakatan Impor Beras dari India Segera Selesai – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Presiden RI Prabowo Subianto melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) India, Narendra Modi, di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Rio de Janeiro, Brasil, Senin, 18 November 2024.

    Pertemuan ini membahas berbagai peluang kerja sama strategis di bidang kesehatan, pendidikan, dan perdagangan, serta memperkuat hubungan bilateral antara kedua negara. Prabowo menekankan pentingnya kerja sama di bidang perdagangan, khususnya terkait impor beras dari India.

    “Kami berharap dapat menyelesaikan kesepakatan impor beras dari India,” kata Prabowo dalam pertemuan, dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, Selasa (19/11/2024).

    Selain itu, dia menyoroti potensi kerja sama di bidang kesehatan dan pendidikan. Prabowo mengungkapkan kebutuhan Indonesia akan tenaga medis yang mendesak, mengingat saat ini Indonesia kekurangan 160 ribu dokter.

    “Kami berharap dapat meningkatkan kerja sama dengan India, khususnya melalui pengiriman profesor dan dokter spesialis untuk mengajar di perguruan tinggi kami,” ungkapnya

    Prabowo menyambut baik minat perusahaan-perusahaan India di bidang kesehatan. Termasuk, industri farmasi dan pembukaan cabang rumah sakit asing di Indonesia.

    Ia menekankan pentingnya meningkatkan jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di India dan mendorong kolaborasi pendidikan yang lebih erat.