Topik: Harga minyak dunia

  • Harga Minyak Dunia Dekati Level Tertinggi dalam Sepekan – Page 3

    Harga Minyak Dunia Dekati Level Tertinggi dalam Sepekan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Harga minyak bertahan mendekati level tertinggi dalam sepekan pada hari Rabu karena kekhawatiran tentang gangguan pasokan di Rusia dan AS.

    Sementara itu, pasar menunggu kejelasan tentang sanksi karena Washington berusaha menengahi kesepakatan untuk mengakhiri perang di Ukraina.

    Dikutip dari CNBC, kamis (20/2/2025), harga minyak Futures Brent naik 20 sen, atau 0,3%, menjadi USD 76,04 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 40 sen, atau 0,6%, menjadi USD 72,25.

    Ini adalah penutupan tertinggi untuk kedua tolok ukur minyak mentah sejak 11 Februari.

    Pasar sedang mencoba untuk memutuskan tiga faktor pendorong bullish: Rusia, Iran, dan OPEC, kata ahli strategi komoditas BNP Paribas, Aldo Spanjer. Orang-orang mencoba memahami dampak dari sanksi yang diumumkan dan yang sebenarnya.

    Rusia mengatakan aliran minyak Konsorsium Pipa Kaspia (CPC), jalur utama ekspor minyak mentah dari Kazakhstan, berkurang 30-40% pada hari Selasa setelah serangan drone Ukraina di stasiun pemompaan. Pemotongan 30% akan setara dengan hilangnya pasokan pasar sebesar 380.000 barel per hari (bpd), menurut perhitungan Reuters.

    Presiden Rusia Vladimir Putin menyarankan bahwa serangan CPC mungkin telah dikoordinasikan dengan sekutu Barat Ukraina.

    Pasokan Minyak AS

    Di AS, cuaca dingin mengancam pasokan minyak mentah, dengan Otoritas Pipa Dakota Utara memperkirakan produksi di negara bagian tersebut akan menurun hingga 150.000 bpd.

    Tingkat psikologis penting USD 70 (untuk harga minyak) tampaknya bertahan kuat, dibantu oleh serangan drone Ukraina pada stasiun pemompaan minyak Rusia dan ketakutan bahwa cuaca dingin di AS dapat mengurangi pasokan, kata analis pasar IG Tony Sycamore.

     

  • Mengapa Arab Saudi Dipilih sebagai Tempat Pertemuan Dialog Rusia-Ukraina? – Halaman all

    Mengapa Arab Saudi Dipilih sebagai Tempat Pertemuan Dialog Rusia-Ukraina? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pada Rabu (12/2/2025), Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan Washington dan Rusia akan mulai melakukan negosiasi untuk mengakhiri perang di Ukraina.

    Tempat yang diajukan untuk pertemuan pertama adalah Arab Saudi, Al Jazeera melaporkan.

    Riyadh langsung menyatakan dukungannya terhadap rencana ini.

    Keputusan untuk memilih Arab Saudi sebagai lokasi pertemuan ini bukan tanpa alasan.

    Ada beberapa faktor yang menjadikan Arab Saudi pilihan strategis untuk menjadi mediator dalam konflik Ukraina-Rusia.

    Apa saja itu? simak rangkumannya berikut ini.

    Faktor-Faktor Pemilihan Arab Saudi sebagai Tempat Pertemuan

    1. Hubungan Diplomatik yang Baik dengan Semua Pihak

    Arab Saudi memiliki hubungan diplomatik yang sangat baik dengan AS, Rusia, dan Ukraina.

    Negara ini dikenal karena kemampuannya dalam menjembatani ketegangan antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, berkat sikap netralnya.

    Arab Saudi tidak terlibat langsung dalam perang Ukraina dan tidak mengkritik Rusia atas invasi yang terjadi.

    Hal ini menjadikannya pilihan yang diterima oleh semua pihak yang bertikai.

    Arab Saudi juga dikenal memiliki hubungan yang dekat dengan Donald Trump dan Vladimir Putin, yang menambah alasan mengapa negara ini dapat menjadi mediator yang diterima.

    2. Netralitas dalam Konflik Ukraina

    Sejak dimulainya perang Ukraina, Arab Saudi memutuskan untuk mempertahankan sikap netral.

    Berbeda dengan negara-negara lain yang lebih jelas berpihak pada satu pihak, Arab Saudi tidak memihak kepada Ukraina maupun Rusia.

    Negara ini tidak mengirimkan bantuan militer kepada Ukraina, serta tidak bergabung dalam sanksi internasional yang diterapkan terhadap Rusia.

    Netralitas ini memberikan Arab Saudi posisi unik yang diterima oleh semua pihak yang terlibat dalam konflik ini.

    3. Peran Ekonomi dan Energi

    Salah satu alasan mengapa Donald Trump memilih Arab Saudi adalah karena hubungan negara ini dengan pasar energi global.

    Arab Saudi adalah salah satu negara penghasil minyak terbesar di dunia dan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam pasar energi global.

    Dengan peran vital ini, Arab Saudi berpotensi memainkan peran penting dalam meredakan ketegangan ekonomi yang timbul akibat perang Ukraina.

    Arab Saudi dapat mempengaruhi harga minyak dunia, yang bisa berdampak pada perekonomian Rusia dan mempercepat penyelesaian konflik.

    Jika harga minyak turun, ini bisa memberi tekanan ekonomi pada Rusia, yang menjadi salah satu dampak yang diinginkan oleh AS.

    4. Pengaruh di Timur Tengah dan Diplomasi Global

    Selain itu, Arab Saudi berusaha untuk memperluas pengaruhnya di luar wilayah Timur Tengah.

    Menjadi mediator dalam konflik besar seperti Ukraina-Rusia memberi kesempatan bagi Saudi untuk memperkuat posisi diplomatik mereka di panggung internasional.

    Saudi ingin dikenal sebagai aktor utama dalam diplomasi global, bersaing dengan negara-negara lain seperti Qatar yang sudah lama terlibat dalam peran serupa.

    Dengan menjadi mediator yang sukses dalam konflik besar, Arab Saudi dapat meningkatkan pengaruh politik dan ekonominya di seluruh dunia.

    Peran Arab Saudi dalam Konflik Ukraina dan Rusia

    Arab Saudi menunjukkan keterlibatannya dalam diplomasi terkait konflik Ukraina sejak awal.

    Beberapa langkah diplomatik yang telah diambil Saudi menunjukkan komitmennya untuk mencari solusi damai bagi konflik ini, antara lain:

    Pertukaran Tahanan:

    Arab Saudi terlibat dalam membebaskan sepuluh warga negara asing yang ditahan oleh Rusia dan memfasilitasi pertukaran tahanan antara Rusia dan Ukraina pada tahun 2022.

    Ini merupakan langkah pertama Arab Saudi dalam mendekatkan kedua negara.

    Diplomasi dengan Ukraina dan AS:

    Pada 2023, Arab Saudi menjadi tuan rumah pertemuan antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS).

    Pertemuan ini menunjukkan peran Saudi dalam mencoba menjembatani ketegangan dan membantu memperlancar komunikasi antar pihak.

    Pertukaran Tahanan AS-Rusia:

    Pada tahun 2024, Arab Saudi juga memfasilitasi pertukaran tahanan antara Amerika Serikat dan Rusia.

    Dengan memfasilitasi pertukaran tahanan AS-Rusia, citra Saudi sebagai mediator internasional yang dapat dipercaya dalam upaya penyelesaian konflik internasional yang kompleks semakin meningkat.

    Mengapa Arab Saudi Menyelenggarakan Pertemuan Ini?

    Dikutip dari CNBC, menurut banyak pihak, pertemuan ini di Riyadh dianggap sebagai kemenangan diplomatik besar bagi Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

    Dalam beberapa tahun terakhir, dia mengubah kebijakan luar negeri Arab Saudi, menjadikan negara ini lebih terbuka untuk berperan aktif dalam menyelesaikan konflik global.

    Putra Mahkota bin Salman sangat fokus pada netralitas dalam konflik internasional dan berharap dapat menarik investasi besar melalui rencananya yang dikenal sebagai Visi 2030.

    Dalam kerangka tersebut, Arab Saudi berharap dapat menonjol sebagai kekuatan diplomatik besar, yang mampu mengatur pertemuan dan menghasilkan solusi yang lebih damai untuk dunia.

    Komentar dari Ali Shihabi, seorang komentator Saudi, menyebutkan bahwa bagi Arab Saudi, acara ini sangat bergengsi.

    Keberhasilan menggelar pertemuan semacam ini dapat meningkatkan soft power Saudi, baik di regional maupun global.

    Peran Rusia dalam Perundingan

    Rusia sendiri berharap pertemuan ini dapat memberikan peluang untuk meringankan sanksi internasional yang membebani negara tersebut.

    Kepala Dana Investasi Langsung Rusia, Kirill Dmitriev memimpin perundingan ekonomi.

    Ia berharap pembicaraan ini akan membuka jalan untuk perusahaan internasional kembali berinvestasi di Rusia setelah sanksi diterapkan. Ini adalah salah satu tujuan utama Rusia dalam perundingan ini.

    Putin Siap Bertemu Zelensky

    Pada pertemuan yang digelar di Riyadh, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan Presiden Putin siap untuk berbicara dengan Presiden Ukraina Zelensky jika diperlukan.

    Peskov menegaskan isu terkait legitimasi dan perjanjian harus dibahas lebih lanjut.

    Belum ada kesepakatan final terkait jadwal atau syarat pembicaraan tersebut.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Harga Minyak Berpeluang Turun Usai Perang Rusia-Ukraina Berakhir – Page 3

    Harga Minyak Berpeluang Turun Usai Perang Rusia-Ukraina Berakhir – Page 3

    Sebelumnya, harga minyak melanjutkan kenaikan pada hari Selasa (Rabu waktu Jakarta). Harga minyak dunia naik di tengah kekhawatiran atas pasokan minyak Rusia dan Iran serta ancaman sanksi meskipun ada kekhawatiran bahwa meningkatnya tarif perdagangan dapat melemahkan pertumbuhan ekonomi global.

    Dikutip dari CNBC, Rabu (12/2/2025), harga minyak mentah Brent naik USD 1,11, atau 1,46%, pada USD 76,98 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 99 sen atau 1,37% menjadi USD 73,31.

    Kedua patokan harga minyak dunia tersebut membukukan keuntungan hampir 2% pada sesi sebelumnya setelah tiga kerugian mingguan berturut-turut.

    “Dengan tindakan keras AS terhadap ekspor Iran dan sanksi yang masih menggerogoti aliran minyak Rusia, mutu minyak mentah Asia tetap kuat dan mendukung reli dari kemarin,” kata Analis Minyak PVM, John Evans.

    Pengiriman minyak Rusia ke China dan India, importir minyak mentah utama dunia, telah terganggu secara signifikan oleh sanksi AS bulan lalu yang menargetkan kapal tanker, produsen, dan perusahaan asuransi.

    Kekhawatiran pasokan bertambah parah dengan adanya sanksi AS terhadap jaringan pengiriman minyak Iran ke Tiongkok setelah Presiden Donald Trump mengembalikan “tekanan maksimum” terhadap ekspor minyak Iran minggu lalu.

     

     

  • Trump Bikin Ulah, Harga Minyak Siap Tinggalkan USD 70 per Barel – Page 3

    Trump Bikin Ulah, Harga Minyak Siap Tinggalkan USD 70 per Barel – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Harga minyak dunia ditutup naik pada perdagangan Jumat setelah Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi baru kepada siapa saja yang membantu ekspor minyak mentah Iran.

    Namun jika dilihat secara mingguan, harga minyak dunia turun karena investor khawatir tentang perang dagang yang dilancarkan Presiden AS Donald Trump terhadap Tiongkok dan ancaman tarif pada negara lain.

    Mengutip CNBC, Sabtu (8/2/2025), harga minyak mentah Brent berjangka ditutup pada USD 74,66 per barel, naik 37 sen atau 0,5% pada Jumat tetapi turun hampir 3% minggu ini.

    Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup pada USD 71,00 per barel, naik 39 sen atau 0,55% tetapi turun sekitar 2% minggu ini.

    Departemen Keuangan AS mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka akan mengenakan sanksi baru pada beberapa individu dan perusahaan pengelola kapal tanker yang membantu mengirimkan jutaan barel minyak mentah Iran ke Tiongkok. Sanksi ini merupakan langkah bertahap untuk meningkatkan tekanan pada pemerintahan Iran di Teheran.

    “Trump telah berbicara tentang tekanan maksimum (pada Iran). Pasar menanggapinya dengan sangat serius,” kata Kepala Riset Komoditas Global Societe Generale Michael Haigh.

    Bank Prancis tersebut memproyeksikan bahwa ekspor minyak Iran akan berkurang setengahnya.

    “Pemberlakuan tarif dan jeda tersebut seharusnya menguntungkan pasar minyak karena menambah ketidakpastian. Namun, Anda belum melihat respons ini karena kekhawatiran permintaan. Tarif dan respons saling balas dari negara-negara, itu merugikan PDB global dan permintaan minyak,” tambah Haigh.

    Tarif China

    Trump telah mengumumkan tarif 10% untuk impor Tiongkok sebagai bagian dari rencana luas untuk meningkatkan neraca perdagangan AS, tetapi menangguhkan rencana untuk mengenakan tarif tinggi pada Meksiko dan Kanada.

    “Tekanan negatif berasal dari berita seputar tarif, dengan kekhawatiran atas potensi perang dagang yang memicu ketakutan akan melemahnya permintaan minyak,” kata analis BMI dalam sebuah catatan pada hari Jumat.

    Dongkrak Produksi

    Harga minyak turun pada hari Kamis setelah Trump mengulangi janjinya untuk meningkatkan produksi minyak AS, yang membuat pedagang gelisah sehari setelah negara itu melaporkan lonjakan stok minyak mentah yang jauh lebih besar dari yang diantisipasi.

    Harga acuan juga tertekan oleh membengkaknya persediaan minyak mentah AS, yang meningkat tajam minggu lalu karena permintaan melemah akibat perawatan kilang yang sedang berlangsung.

  • Donald Trump Ingin Harga Minyak Dunia Turun, Indonesia Bisa lebih Untung – Page 3

    Donald Trump Ingin Harga Minyak Dunia Turun, Indonesia Bisa lebih Untung – Page 3

    Sebelumnya, harga minyak anjlok lebih dari 2% pada hari Rabu, setelah laporan menunjukkan peningkatan signifikan dalam persediaan minyak mentah dan bensin di Amerika Serikat, yang mengindikasikan permintaan yang lebih lemah.

    Selain itu, kekhawatiran tentang perang dagang baru antara China dan AS semakin memicu ketakutan akan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat.

    Dikutip dari CNBC, kamis (6/2/2025), harga minyak untuk kontrak berjangka minyak mentah Brent ditutup turun USD 1,59, atau 2,09%, menjadi USD 74,61 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun USD 1,67, atau 2,3%, menjadi USD 71,03 per barel.

    Administrasi Informasi Energi AS melaporkan pada hari Rabu bahwa persediaan minyak mentah AS meningkat tajam minggu lalu, di tengah kilang yang melakukan pemeliharaan karena permintaan bensin yang lemah.

    Para kilang saat ini tidak membutuhkan minyak mentah, kata John Kilduff, mitra di Again Capital di New York. Mereka bergegas melakukan pemeliharaan, mengingat lemahnya permintaan bensin yang kita lihat, tambahnya.

    Kekhawatiran akan perang dagang baru antara AS dan China, importir energi terbesar dunia, juga menekan harga.

    Pada hari Selasa, China mengumumkan tarif atas impor minyak, gas alam cair, dan batu bara AS sebagai balasan atas tarif yang diterapkan AS pada ekspor China, yang menyebabkan WTI turun 3% pada titik terendah sesi, terendah sejak 31 Desember.

    Pengenaan tarif oleh China pada impor AS mengurangi permintaan untuk komoditas tersebut, yang perlu dialihkan ke pasar lain, kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates.

  • Pelajaran dari polemik distribusi gas melon

    Pelajaran dari polemik distribusi gas melon

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Pelajaran dari polemik distribusi gas melon
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 04 Februari 2025 – 18:04 WIB

    Elshinta.com – Meskipun hanya seberat 3 kg, namun polemik yang ditimbulkan dari upaya penataan sistem distribusi elpiji ( liquified petroleum gas/LPG) 3 kg atau gas melon di Indonesia memberikan pelajaran yang lebih berat dan bermakna.

    Kisahnya dalam beberapa hari terakhir bagaikan drama yang menggemparkan seluruh pelosok tanah air dan langsung menjadi polemik nyata di kalangan masyarakat. Terjadi antrean panjang, kelangkaan di sejumlah daerah, hingga perdebatan tentang siapa yang berhak mendapatkan subsidi.

    Polemik tersebut mengemuka ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan larangan bagi pengecer untuk menjual elpiji 3 kg, untuk alasan menertibkan distribusi agar lebih terkontrol.

    Namun, kebijakan ini faktanya tidak selalu berjalan mulus. Di berbagai daerah, terutama di wilayah perkotaan dengan populasi padat dan daerah pelosok dengan akses terbatas, masyarakat justru mengalami kesulitan untuk mendapatkan elpiji 3 kg.

    Bagi sebagian besar keluarga kecil, warung pengecer adalah tempat yang paling mudah dijangkau. Mereka bisa membeli kapan saja tanpa harus pergi jauh ke pangkalan resmi yang jumlahnya terbatas.

    Dengan kebijakan baru ini, pilihan mereka menjadi terbatas, yakni harus pergi ke pangkalan dengan risiko kehabisan stok atau membeli elpiji nonsubsidi yang harganya jauh lebih mahal.

    Maka hanya dalam beberapa hari, dampak kebijakan mulai terlihat. Di sejumlah daerah seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya, masyarakat mengeluhkan antrean panjang di pangkalan resmi.

    Banyak ibu rumah tangga dan pelaku UMKM harus berangkat pagi-pagi hanya untuk memastikan mereka bisa mendapatkan elpiji sebelum stok habis.

    Di daerah lain seperti Kalimantan dan Sulawesi, distribusi yang belum siap menyebabkan pasokan tersendat, bahkan beberapa wilayah sempat mengalami kelangkaan.

    Tidak hanya itu, para pengecer kecil yang selama ini menggantungkan hidup dari menjual elpiji 3 kg juga terkena imbas.

    Banyak di antara mereka yang kehilangan pendapatan seketika karena tidak bisa lagi menjual barang yang selama ini menjadi sumber penghasilan utama.

    Melihat situasi yang berkembang, Presiden Prabowo Subianto akhirnya turun tangan. Ia memberikan arahan agar pengecer diizinkan kembali menjual elpiji 3 kg untuk menghindari dampak buruk bagi masyarakat kecil.

    Keputusan ini disambut baik oleh banyak pihak, terutama masyarakat yang selama ini mengandalkan pengecer sebagai sumber utama elpiji mereka.

    Namun, keputusan ini juga menegaskan bahwa kebijakan publik tidak bisa hanya didasarkan pada hitungan teknis di atas kertas.

    Ada realitas sosial dan ekonomi yang harus dipertimbangkan, terutama ketika kebijakan tersebut menyangkut kebutuhan dasar masyarakat.

    Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPNVJ Achmad Nur Hidayat menilai para pembantu Presiden harus mulai benar-benar memahami visi dan misi Presiden, serta tidak keliru menerjemahkan percepatan sehingga tidak perlu ada kebijakan yang justru menimbulkan gejolak di kalangan masyarakat.

    Ia sekaligus menyarankan pentingnya penyusunan kebijakan yang senantiasa mempertimbangkan dan memahami kondisi rakyat. Sebab kebijakan yang berpihak pada rakyat tidak hanya tentang memastikan kebutuhan mereka terpenuhi, tetapi juga mampu memberikan solusi yang tidak menambah beban hidup mereka.

    Perlu persiapan

    Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah bahwa reformasi distribusi elpiji tidak bisa dilakukan secara tiba-tiba tanpa persiapan yang matang.

    Data memang tidak bisa disangkal yang menunjukkan bahwa sekitar 60 persen subsidi elpiji 3 kg justru dinikmati oleh kelompok ekonomi menengah ke atas.

    Namun, cara penyelesaiannya juga harus dilihat secara holistik dan tidak membatasi akses tanpa solusi yang konkret. Di satu sisi, perubahan juga harus dilakukan secara bertahap, dengan sistem yang lebih terstruktur dan mekanisme kontrol yang lebih baik.

    Salah satu pendekatan yang bisa dipertimbangkan adalah memperbaiki sistem distribusi berbasis data kependudukan yang lebih akurat.

    Pemerintah sebenarnya sudah mulai menerapkan sistem pembelian elpiji dengan pencatatan Nomor Induk Kependudukan (NIK). Namun, sistem ini masih dalam tahap uji coba dan belum sepenuhnya diterapkan secara nasional.

    Jika sistem ini dijalankan dengan baik, maka subsidi bisa benar-benar tepat sasaran tanpa harus menciptakan kesulitan akses bagi masyarakat kecil.

    Selain itu, pemerintah juga perlu memperkuat infrastruktur distribusi elpiji, terutama di daerah yang masih sulit dijangkau. Jika memang pengecer ditertibkan, maka harus ada langkah konkret untuk memastikan bahwa pangkalan resmi tersedia dalam jumlah yang cukup dan mudah diakses. Dan menjadikan pengecer sebagai sub-pangkalan juga memerlukan waktu yang tidak seketika.

    Jika ini langsung diterapkan ada potensi justru bisa menciptakan pasar gelap yang lebih sulit dikontrol.

    Di banyak daerah, ketika distribusi formal mengalami kendala, pada praktiknya justru kerap muncul spekulan yang menjual elpiji dengan harga lebih tinggi. Hal-hal seperti inilah yang ke depan perlu benar-benar diwaspadai.

    Ekonomi makro

    Kebijakan energi memang tidak bisa dilepaskan dari pertimbangan ekonomi makro. Indonesia saat ini masih bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan elpiji dalam negeri.

    Dari total konsumsi elpiji nasional yang mencapai sekitar 8,7 juta ton per tahun, lebih dari 6 juta ton di antaranya berasal dari impor.

    Ini berarti fluktuasi harga minyak dunia akan sangat mempengaruhi biaya subsidi yang harus ditanggung pemerintah.

    Dengan kondisi fiskal yang terus menghadapi tekanan, wajar jika pemerintah mencari cara untuk menekan anggaran subsidi yang semakin membengkak.

    Namun, pengurangan subsidi tidak boleh dilakukan dengan cara yang membebani masyarakat kecil. Jika pemerintah ingin mengurangi beban subsidi elpiji, maka harus ada alternatif yang jelas.

    Salah satu solusinya adalah dengan mendorong penggunaan energi alternatif seperti gas alam terkompresi (CNG) untuk sektor industri dan komersial, sehingga konsumsi elpiji bisa lebih difokuskan pada rumah tangga yang benar-benar membutuhkan.

    Selain itu, pemerintah juga bisa mendorong inovasi energi seperti penggunaan biogas yang lebih berkelanjutan.

    Keputusan Presiden Prabowo untuk mencabut larangan pengecer elpiji 3 kg menunjukkan bahwa kebijakan yang berpihak pada rakyat selalu menjadi prioritas.

    Namun, ini juga menjadi peringatan bahwa kebijakan yang diambil harus melalui kajian mendalam sebelum diterapkan.

    Tidak cukup hanya dengan niat baik untuk memperbaiki sistem, tetapi juga harus ada strategi implementasi yang matang agar tidak menimbulkan gejolak di masyarakat.

    Ke depan, pemerintah perlu belajar dari pengalaman ini. Setiap kebijakan, terutama yang menyangkut kebutuhan pokok masyarakat, harus dikaji dengan mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk dampaknya terhadap kelompok masyarakat yang paling rentan.

    Sosialisasi yang cukup dan komunikasi yang baik dengan masyarakat juga menjadi faktor kunci agar kebijakan yang diterapkan bisa dipahami dan diterima dengan baik.

    Reformasi distribusi elpiji memang diperlukan, tetapi harus dilakukan dengan cara yang bijak. Jika tidak, kebijakan yang seharusnya bertujuan untuk menata ulang sistem justru bisa menjadi bumerang yang menciptakan ketidakstabilan di lapangan.

    Indonesia membutuhkan kebijakan energi yang tidak hanya efisien secara ekonomi, tetapi juga adil dan berpihak pada kesejahteraan masyarakat.

    Dengan perencanaan yang lebih baik, semua berharap ke depan tidak ada lagi kebijakan yang harus meresahkan masyarakat karena kurang mempertimbangkan realitas di lapangan.

    Para pemangku kebijakan juga diharapkan semakin solid dalam menjaga kredibilitas dan wibawa pemerintahan, serta benar-benar menjalankan tugas mereka demi kesejahteraan rakyat Indonesia.

    Sumber : Antara

  • Harga Minyak Dunia Melonjak Usai Trump Tetapkan Tarif Tinggi

    Harga Minyak Dunia Melonjak Usai Trump Tetapkan Tarif Tinggi

    Harga Minyak Dunia mengalami kenaikan pada hari ini, Senin (3/2) usai Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenakan tarif tinggi terhadap berbagai produk impor dari Kanada, Meksiko, dan Cina.

    Mengutip Bloomberg, Senin (3/2), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Maret 2025 di New York Mercantile Exchange (NYMEX) naik 1,79 persen menjadi 73,83 dolar AS per barel. Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman April 2025 di ICE Futures mengalami kenaikan 0,70 persen menjadi 76,20 dolar AS per barel.

    Trump tetapkan tarif barang impor

    Sebelumnya, pada Sabtu (1/2), Trump telah menandatangani perintah eksekutif yang menetapkan tarif 25 persen untuk barang impor dari Kanada dan Meksiko. Selain itu, tarif 10 persen untuk produk asal Cina, dilansir dari The Business Times, Senin (3/2).

    Kebijakan tersebut bakal mulai berlaku pada Selasa (4/2). Khusus sumber daya energi dari Kanada, akan dikenakan tarif lebih rendah sebesar 10 persen.

    Picu perang dagang

    Dengan kebijakan tersebut, bakal memicu perang dagang yang bisa menghambat pertumbuhan global dan memicu kembalinya inflasi.

    “Tarif impor energi Kanada kemungkinan akan lebih mengganggu pasar energi dalam negeri dibandingkan tarif impor Meksiko, dan bahkan mungkin kontraproduktif terhadap salah satu tujuan utama presiden, yakni menurunkan biaya energi,” kata Analis Barclays, Amarpreet Singh dalam sebuah catatannya.

    Menurut Departemen Energi AS, Kanada dan Meksiko merupakan negara sumber utama impor minyak mentah bagi AS, yang bersama-sama menyumbang sekitar seperempat dari pengolahan minyak AS menjadi bahan bakar seperti bensin dan minyak pemanas. Untuk diketahui, bensin berjangka AS telah melonjak 2,6 persen menjadi 2,1128 dolar AS per galon sesudah mencapai 2,162 dolar AS sebelumnya, angka tertinggi sejak 16 Januari 2025 lalu.

    Adapun Analis Energi di MST Marquee, Saul Kavonic menilai bahwa tarif tersebut bersifat bullish atau kondisi ketika harga di pasar mengalami kenaikan untuk harga minyak jangka pendek. Hal ini dikarenakan terdapat risiko gangguan pasokan, terutama untuk jenis minyak yang lebih berat.

    Saul menambahkan, harga minyak mungkin bakal turun setelah kuartal berikutnya karena penerapan tarif ini menyebabkan prospek permintaan kian memburuk dan OPEC+ mendapat tekanan lebih besar dari Trump untuk mengurangi pengurangan produksi.

    Sementara itu, pihak delegasi dari Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+ mengatakan kepada Reuters pada Senin (3/2) bahwa kemungkinan mereka tak bakal mengubah rencana yang ada untuk meningkatkan produksi secara bertahap, meskipun terdapat tekanan dari Trump.

  • Harga BBM Shell dan BP-AKR Juga Naik, Ini Rinciannya

    Harga BBM Shell dan BP-AKR Juga Naik, Ini Rinciannya

    Jakarta: Setelah sempat mengalami kendala distribusi yang menyebabkan kelangkaan BBM di sejumlah SPBU Shell, kini ada kabar terbaru terkait harga bahan bakar. Seperti biasa, SPBU melakukan penyesuaian harga BBM di awal bulan, termasuk Shell Indonesia dan BP-AKR.
     
    Mengacu pada laman resmi Shell Indonesia, per Sabtu, 1 Februari 2025, seluruh jenis BBM Shell mengalami kenaikan harga. 
     
    Shell Super kini dijual seharga Rp13.350 per liter, naik dari sebelumnya Rp12.810 per liter. Sementara itu, harga Shell V-Power juga mengalami peningkatan dari Rp13.530 per liter menjadi Rp13.940 per liter. 

    BBM jenis Shell V-Power Diesel juga naik signifikan sebesar Rp1.000 per liter, dari Rp14.030 per liter menjadi Rp15.030 per liter. 
     
    Tak ketinggalan, Shell V-Power Nitro+ juga mengalami penyesuaian harga dari Rp13.730 per liter menjadi Rp14.110 per liter.
     

    Selain Shell, BP-AKR juga menaikkan harga BBM mereka di awal Februari. Mengacu laman resmi bp Indonesia, kini harga BP 92 naik dari Rp12.810 per liter menjadi Rp13.350 per liter. 
     
    Sementara itu, BP Ultimate mengalami kenaikan dari Rp13.530 per liter menjadi Rp13.940 per liter. 
     
    Untuk BBM jenis BP Ultimate Diesel, harganya melonjak dari Rp13.030 per liter menjadi Rp15.030 per liter, sedangkan BP Diesel naik dari Rp13.730 per liter menjadi Rp14.680 per liter.
     
    Penyesuaian harga ini dilakukan sebagai respons terhadap dinamika harga minyak dunia serta kebijakan energi yang berlaku di Indonesia. 
    Sobat Medcom sebaiknya memperhatikan perubahan harga BBM ini untuk menentikan pengeluaran bahan bakar.
    Berikut daftar lengkap harga BBM Shell dan BP-AKR:
    Shell
     
    Shell Super: Rp13.350 per liter.
    Shell V-Power: Rp13.940 per liter.
    Shell V-Power Diesel: Rp15.030 per liter.
    Shell V-Power Nitro+: Rp14.110 per liter.
     
    bp-AKR
     
    BP 92: Rp13.350 per liter.
    BP Ultimate: Rp13.940 per liter.
    BP Ultimate Diesel: Rp15.030 per liter.
    BP Diesel: Rp14.680 per liter.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Harga Pertamax Naik Jadi Rp12.900 per Liter Mulai Hari Ini 1 Februari 2025!

    Harga Pertamax Naik Jadi Rp12.900 per Liter Mulai Hari Ini 1 Februari 2025!

    PIKIRAN RAKYAT – PT Pertamina (Persero) mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax dari Rp12.500 menjadi Rp12.900 per liter mulai hari ini, Sabtu 1 Februari 2025. Pembaruan harga Pertamax itu berlaku untuk beberapa wilayah tertentu.

    Berdasarkan laman resmi Pertamina, perusahaan pelat merah itu melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) Umum untuk mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai Perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.

    Seperti di Jabodetabek, terpantau harga BBM di wilayah tersebut juga mengalami perubahan. Kenaikan harga BBM berlaku pada beberapa jenis bahan bakar, yakni:

    Pertamax dari harga Rp12.500 per liter menjadi Rp12.900 per liter Pertamax Turbo dari Rp13.700 per liter menjadi Rp14.000 per liter Pertamax Green 95 dari Rp13.400 per liter menjadi Rp13.700 per liter

    Sementara itu, masih di Jabodetabek, harga BBM nonsubsidi lainnya turut mengalami kenaikan pada Februari 2025, yaitu:

    Dexlite dari harga Rp13.600 per liter naik menjadi Rp14.600 per liter Pertamina Dex dari harga Rp13.900 per liter menjadi Rp14.800 per liter

    Sedangkan, sejumlah BBM yang tidak mengalami perubahan harga, yaitu:

    Pertalite Rp10.000 per liter Biosolar (subsidi) Rp6.800 per liter Kelangkaan BBM non Pertamina, Tanda Kenaikan Harga?

    Terjadi kelangkaan BBM di sejumlah SPBU swasta pada akhir Januari 2025. Setidaknya, hal ini dialami oleh SPBU Shell dan BP di beberapa daerah.

    Di Kota Bandung misalnya, banyak warganet mengeluhkan BBM Shell dan BP seakan mendadak hilang dari pasaran. Kondisi ini sudah terjadi setidaknya 2 minggu terakhir.

    Spekulasi bermunculan mengenai masalah tersebut. Ada yang menyatakan distribusi BBM impor terhambat sehingga stok BBM Shell dan BP lemah. Ada juga yang menduga munculnya intervensi pemerintah.

    Namun tak sedikit yang berasumsi ini terjadi jelang kenaikan BBM yang biasanya terjadi pada setiap bulan. Dan selalu diumumkan pemerintah.

    Harga BBM Naik Lagi

    Perlu diketahui pada 1 Januari 2025, harga BBM Pertamina seperti Pertamax (RON 92) Pertamax Green (RON 95) Pertamax Turbo (RON 98) dan Pertamina Dex mengalami kenaikan. Kenaikan ini sudah dipastikan berimbas pada harga SPBU swasta yang terkena acuan aturan HET (harga eceran tertinggi).

    Pertamax mengalami kenaikan menjadi Rp 12.500 dari sebelumnya Rp 12.100/liter. Sementara Pertamax Turbo naik Rp150 menjadi Rp 13.700 dari sebelumnya Rp 13.550/liter.

    Kenaikan juga dialami oleh Shell pada Januari 2025. Shell Super misalnya yang awalnya dijual Rp12.290 per liter pada Januari 2024, harganya berubah menjadi Rp12.810 per liter. Kenaikan juga dialami oleh Shell V-Power yang harganya Rp13.340 per liter di Desember, jadi Rp13.530 liter di Januari 2025.

    Prediksi Harga Minyak Dunia

    Harga minyak dunia di Januari 2025 sedang mengalami penurunan. Hal itu yang terlihat setidaknya Kamis 30 Januari 2025.

    Harga minyak jenis Brent untuk kontrak pengiriman Maret 2025 turun 0,17 persen ke 76,71 dolar AS per barel. Sementara, di sisi lain, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) justru mengalami peningkatan.

    Angkanya untuk kontrak pengiriman Maret 2025 naik 0,28 persen, jadi 72,82 dolar AS per barel.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Harga Minyak Dunia Terjun Bebas, Ini Gara-garanya – Page 3

    Harga Minyak Dunia Terjun Bebas, Ini Gara-garanya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Harga minyak turun sekitar 2% pada hari Senin (Selasa waktu Jakarta), tertekan oleh kerugian di saham teknologi dan energi Wall Street. Harga minyak anjlok karena investor berlindung setelah berita tentang melonjaknya minat terhadap model kecerdasan buatan berbiaya rendah dari perusahaan rintisan China, DeepSeek.

    Harga minyak sudah turun di awal sesi karena data ekonomi yang lemah dari Tiongkok dan kekhawatiran bahwa tarif yang diusulkan Presiden AS Donald Trump dapat semakin menekan pertumbuhan ekonomi dan permintaan energi.

    Dikutip dari CNBC, Selasa (28/1/2025), harga minyak Brent turun USD 1,42 atau 1,81%, dan ditutup pada harga USD 77,08 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun USD 1,49 atau 2%, dan ditutup pada USD 73,17.

    Para analis mengatakan harga minyak telah tertekan dalam beberapa hari terakhir menyusul seruan Presiden AS Donald Trump minggu lalu kepada Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk menurunkan harga minyak.

    “Presiden Trump terus memberikan tekanan pada OPEC … dengan meminta kelompok produsen itu untuk menurunkan harga guna membantu mengakhiri perang Rusia di Ukraina,” kata Bob Yawger, Direktur Energi Berjangka di Mizuho.

    OPEC dan sekutunya termasuk Rusia dalam kelompok OPEC+ belum bereaksi terhadap seruan Trump, dengan delegasi OPEC+ menunjuk pada rencana yang ada untuk mulai meningkatkan produksi minyak mulai April.

    Ancaman tarif Presiden Trump juga sebagian besar menekan harga minyak, yang memicu kekhawatiran bahwa perang dagang dapat merugikan pertumbuhan ekonomi global dan permintaan minyak.

    Presiden AS Donald Trump pada hari Kamis menyampaikan pidato di hadapan para pemimpin global di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, menjanjikan masa jabatan keduanya akan mengabaikan norma-norma pasar bebas di dalam dan luar AS.