Topik: Harga minyak dunia

  • Tarif Donald Trump Tebar Ketakutan, Harga Minyak Anjlok – Page 3

    Tarif Donald Trump Tebar Ketakutan, Harga Minyak Anjlok – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Harga minyak dunia turun pada perdagangan hari Selasa karena para pelaku pasar bersiap menghadapi tarif timbal balik yang akan diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada hari Rabu waktu setempat. Aturan yang akan dijalankan oleh Trump ini akan memicu perang dagang global yang lebih besar dan kemudian berdampak kepada harga minyak dunia.

    Namun, ancaman Donald Trump untuk mengenakan tarif sekunder pada minyak Rusia dan menyerang Iran memicu kekhawatiran pasokan, sehingga membatasi kerugian.

    Dikutip dari CNBC, Rabu (2/4/2025), harga minyak berjangka Brent turun 39 sen atau 0,5% menjadi USD 74,38 per barel. Harga tertinggi sesi tersebut berada di atas USD 75 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 38 sen atau 0,5% menjadi USD 71,10 per barel.

    Pada perdagangan hari Senin, kontrak-kontrak minyak Brent dan WTI AS berakhir pada level tertinggi dalam lima minggu.

    Gedung Putih tidak memberikan perincian tentang ukuran dan cakupan tarif yang dikonfirmasi akan diberlakukan Presiden Trump pada hari Rabu.

    “Pasar mulai sedikit gelisah dengan waktu kurang dari 24 jam lagi,” kata Direktur Energi Berjangka Mizuho Bob Yawger.

    “Kita mungkin kehilangan beberapa pasokan Meksiko, Venezuela, dan Kanada, tetapi pasti ada kemungkinan bahwa penurunan permintaan dapat melampaui barel-barel tersebut,” tambahnya.

    Sebuah jajak pendapat yang dijalankan oleh salah satu media internasional terhadap 49 ekonom dan analis pada bulan Maret memproyeksikan bahwa harga minyak akan tetap tertekan tahun ini akibat tarif AS dan perlambatan ekonomi di India dan Tiongkok.

    Sentimen ini masih diperparah dengan OPEC+ yang akan meningkatkan pasokan.

     

  • Harga Minyak Mentah Naik Dampak Sanksi Iran dan Rencana OPEC+ Kendalikan Pasokan – Page 3

    Harga Minyak Mentah Naik Dampak Sanksi Iran dan Rencana OPEC+ Kendalikan Pasokan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Harga minyak dunia naik pada perdagangan hari Jumat. Harga minyak mentah mencatat kenaikan mingguan kedua berturut-turut. Kenaikan harian dan mingguan ini terjadi setelah Amerika Serikat (AS) memberikan sanksi baru kepada Iran. Selain itu, harga minyak juga naik karena adanya rencana OPEC+ untuk memangkas produksi bagi tujuh anggota.

    Mengutip CNBC, Sabtu (22/3/2025), harga minyak mentah Brent naik 16 sen atau 0,22% dan ditutup pada USD 72,16 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 21 sen atau 0,31% dan ditutup pada USD 68,28 per barel.

    Secara mingguan, harga minyak mentah Brent naik 2,24% dan harga minyak WTI naik 1,64%.

    Departemen Keuangan AS pada hari Kamis mengumumkan sanksi baru kepada Iran, yang untuk pertama kalinya menargetkan kilang minyak independen China di antara entitas dan kapal lain yang terlibat dalam memasok minyak mentah Iran ke China.

    Itu menandai putaran keempat sanksi Washington terhadap Iran sejak Donald Trump menduduki posisi Presiden AS. Pada  bulan Februari kemarin, Trump berjanji untuk memberlakukan kembali kampanye tekanan maksimum terhadap pemerintahan Teheran dan berjanji untuk mendorong ekspor minyak negara itu ke level nol.

    Analis di ANZ Bank memperkirakan pengurangan 1 juta barel per hari (bpd) dalam ekspor minyak mentah Iran karena sanksi yang lebih ketat ini.

    Layanan pelacakan kapal Kpler mematok ekspor minyak mentah Iran lebih dari 1,8 juta bpd pada bulan Februari, memperingatkan bahwa penyembunyian aktivitas kapal Iran karena sanksi dapat menyebabkan revisi pada angka-angka tersebut.

     

  • Israel Serang Gaza Lagi, Harga Minyak Dunia Melesat – Page 3

    Israel Serang Gaza Lagi, Harga Minyak Dunia Melesat – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Harga minyak dunia tercatat stabil pada perdagangan Rabu (20/3), dipengaruhi oleh sikap Federal Reserve (The Fed) yang mempertahankan suku bunga tetap di tengah ketidakpastian prospek ekonomi global.

    The Fed sesuai ekspektasi tidak mengubah suku bunga, namun memberikan sinyal bahwa pemangkasan suku bunga kemungkinan besar akan dilakukan tahun ini. Dalam pernyataan resminya, The Fed menyoroti bahwa “ketidakpastian terhadap outlook ekonomi mengalami peningkatan,” yang menjadi perhatian utama pasar komoditas, termasuk harga minyak mentah.

    Harga Minyak Mentah Brent dan WTI Menguat Tipis

    Dikutipd ari CNBC, Kamis (20/3/2025), harga minyak mentah Brent ditutup naik 22 sen atau 0,31% ke level USD 70,78 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga menguat 26 sen atau 0,39% menjadi USD 67,16 per barel.

    Namun, penguatan harga minyak sedikit teredam setelah keputusan The Fed. Para pelaku pasar khawatir, kebijakan tarif yang diterapkan Presiden AS Donald Trump dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global, sehingga berpotensi menurunkan permintaan minyak dunia.

    Stok Minyak Mentah AS dan Distilat Berubah Signifikan

    Berdasarkan data pemerintah AS, stok minyak mentah naik 1,7 juta barel menjadi 437 juta barel pekan lalu, lebih tinggi dari perkiraan analis yang hanya memprediksi kenaikan 512.000 barel.

    Sebaliknya, persediaan distilat yang mencakup diesel dan minyak pemanas mengalami penurunan signifikan sebesar 2,8 juta barel menjadi 114,8 juta barel. Penurunan ini lebih besar dibanding ekspektasi pasar yang hanya memperkirakan penurunan 300.000 barel.

    “Data EIA menunjukkan penurunan bersih produk minyak, memberikan sentimen positif untuk pasar,” ujar Josh Young, Chief Investment Officer di Bison Interests.

     

  • Harga Minyak Anjlok, Ini Gara-garanya – Page 3

    Harga Minyak Anjlok, Ini Gara-garanya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Harga minyak turun sekitar 1% pada hari Selasa  (Rabu waktu Jakarta) saat Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin membahas langkah-langkah untuk mengakhiri perang tiga tahun di Ukraina, yang dapat mengakibatkan kemungkinan pelonggaran sanksi terhadap ekspor bahan bakar Rusia.

    Sebelumnya pada hari itu, harga minyak dunia mencapai titik tertinggi dalam dua minggu di tengah kekhawatiran bahwa ketidakstabilan di Timur Tengah dapat mengurangi pasokan minyak, dan harapan bahwa rencana stimulus ekonomi di China dan Jerman dapat meningkatkan permintaan bahan bakar di dua ekonomi terbesar dunia.

    Harga minyak Brent AS turun 51 sen atau 0,72% menjadi USD 70,56 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate ASMinyak mentah (WTI) turun 68 sen, atau 1,01%, dan ditutup pada USD 66,90.

    Bahkan jika AS dan Rusia berhasil mencapai gencatan senjata di Ukraina, banyak analis mengatakan mereka memperkirakan akan memakan waktu lama sebelum ekspor energi Rusia meningkat secara signifikan.

    “Bahan bakar fosil Rusia mungkin pada tahap tertentu akan kembali melimpah tanpa belenggu sanksi, tetapi … (itu) tidak berarti kemurahan hati energi akan dicabut,” kata analis di pialang minyak PVM dalam sebuah catatan.

    Rusia memproduksi sekitar 9,2 juta barel per hari (bpd) minyak mentah pada tahun 2024, turun dari level tertinggi terbarunya sebesar 9,8 juta bpd pada tahun 2022 dan rekor 10,6 juta bpd pada tahun 2016, menurut data Badan Informasi Energi AS (EIA) sejak tahun 1997.

    Di Timur Tengah, Presiden AS Trump berjanji untuk melanjutkan serangan AS terhadap Houthi Yaman kecuali mereka mengakhiri serangan mereka terhadap kapal-kapal di Laut Merah.

    Trump mengatakan ia akan meminta pertanggungjawaban Iran atas serangan yang dilakukan oleh kelompok Houthi yang didukungnya di Yaman. Jika AS bertindak melawan Iran, atau Houthi bertindak melawan produsen Arab lainnya, pasokan minyak global bisa menurun.

    Iran, anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), memproduksi sekitar 3,3 juta barel minyak mentah per hari pada tahun 2024, menurut EIA AS.

  • Menteri ESDM Pastikan Stok BBM Aman Selama Ramadan hingga Idulfitri

    Menteri ESDM Pastikan Stok BBM Aman Selama Ramadan hingga Idulfitri

    Kendari, Beritasatu.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) tetap aman selama Ramadan hingga perayaan Idulfitri 1446 Hijriah/2025 Masehi.

    “Alhamdulillah, hingga saat ini cadangan BBM kita berada dalam kisaran 17 hingga 21 hari, jadi tidak ada kendala. Ketersediaan pertalite, pertamax, maupun solar dalam kondisi aman,” ujar Menteri Bahlil saat melakukan kunjungan ke Baubau, Minggu (9/3/2025) dikutip dari Antara. 

    Dalam inspeksi tersebut, Menteri ESDM didampingi oleh perwakilan dari Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) serta Pertamina. Ia juga melakukan pengecekan kualitas BBM, khususnya perbedaan antara RON 90 dan RON 92, guna memastikan ketersediaan dan pemahaman masyarakat terkait jenis bahan bakar tersebut.

    “Saya telah meminta Patra Niaga agar setiap SPBU menyediakan contoh perbedaan antara RON 90 dan RON 92, sehingga masyarakat dapat memahami perbedaan spesifikasi kedua jenis BBM tersebut,” jelasnya.

    Menteri Bahlil juga menegaskan masyarakat tidak perlu khawatir terhadap kualitas BBM yang dijual. Ia menjelaskan RON 90 merupakan BBM bersubsidi, sementara RON 92 mengikuti harga pasar, yang berarti akan mengalami kenaikan atau penurunan seiring dengan fluktuasi harga minyak dunia.

    “Jika harga minyak naik, RON 90 tetap pada harga yang telah ditetapkan oleh Pertamina dan pemerintah. Sementara itu, RON 92 akan menyesuaikan harga pasar, bisa naik atau turun tergantung kondisi global,” paparnya.

    Selain stok BBM, Bahlil juga memastikan stok biodiesel B40 serta solar mencukupi hingga perayaan Idulfitri, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir akan ketersediaannya.

    Bahlil menambahkan Terminal BBM di Baubau memiliki peran penting sebagai pemasok bahan bakar untuk wilayah Sulawesi, Maluku, serta menjadi cadangan bagi Bima, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan beberapa daerah lainnya.

    “Setelah saya melihat langsung, ternyata peran TBBM Baubau ini sangat krusial. Saya sangat mengapresiasi keberadaannya untuk memastian stok BBM aman,” ujar Bahlil.

  • Harga Minyak Mentah Naik Dampak Sanksi Iran dan Rencana OPEC+ Kendalikan Pasokan – Page 3

    Harga Minyak Dunia Melambung Usai Trump Ancam Rusia – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Harga minyak dunia naik pada perdagangan hari Jumat setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan memberikan sanksi baru kepada Rusia jika gagal mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Ukraina.

    Donald Trump menuliskan dalam sebuah posting di Truth Social bahwa ia sangat mempertimbangkan sanksi terhadap bank-bank Rusia dan tarif mahal terhadap produk-produk Rusia karena angkatan bersenjatanya terus melakukan serangan di Ukraina.

    Mengutip CNBC, Sabtu (8/3/2025), harga minyak mentah Brent naik USD 1,04 atau 1,5% menjadi USD 70,50 per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 68 sen atau 1,02% dan ditutup pada USD 67,04 per barel.

    Pada perdagangan awal, harga minyak Brent melonjak menjadi USD 71,40 sementara harga minyak WTI mencapai USD 68,22. Kenaikan harga minyak ini terjadi setelah Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan kepada wartawan bahwa kelompok produsen OPEC+ akan melanjutkan kenaikannya pada bulan April tetapi kemudian dapat mempertimbangkan langkah-langkah lain, termasuk mengurangi produksi.

    “Jika Anda tidak menyukai harga minyak saat ini, tunggu sebentar,” kata analis senior Price Futures Group Phil Flynn.

    Sanksi Rusia

    Flynn mengatakan, kenaikan harga minyak yang dipicu oleh sentimen OPEC+ dan kemungkinan sanksi ke Rusia mengalahkan berita lainnya, termasuk penundaan pembicaraan gencatan senjata permanen antara Israel dan Hamas.

    “Saya pikir berita Rusia telah mengalahkan berita itu,” kata Flynn.

    “Semuanya Rusia, Rusia, Rusia.” tambah dia.

    “Kehati-hatian yang diungkapkan oleh Wakil Perdana Menteri Rusia Novak hanyalah cara lain untuk menegaskan kembali klausul persyaratan OPEC+ yang terkait dengan kondisi pasar. Kondisi ini akan menentukan apakah mereka akan mematuhi rencana untuk secara bertahap mengurangi pemotongan sukarela mereka,” kata analis Onyx Capital Group Harry Tchilinguirian.

    Harga minyak Brent yang menjadi patokan harga minyak dunia turun ke level terendah sejak Desember 2021 pada hari Rabu setelah persediaan minyak mentah AS meningkat dan OPEC+ mengumumkan keputusannya untuk meningkatkan kuota produksi.

    Kelompok tersebut mengatakan bermaksud untuk melanjutkan peningkatan produksi yang direncanakan pada April, dengan menambahkan 138.000 barel per hari ke pasar.

     

  • Harga Minyak Mentah Naik Dampak Sanksi Iran dan Rencana OPEC+ Kendalikan Pasokan – Page 3

    Harga Minyak Dunia Runtuh karena OPEC+ Bersiap Dongkrak Produksi – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Harga minyak dunia anjlok lebih dari 1% pada perdagangan hari Senin menyusul laporan bahwa organisasi negara produsen minyak dan sekutunya atau biasa disebut OPEC+ akan melanjutkan rencana peningkatan produksi minyak pada April.

    Selain itu, runtuhnya harga minyak dunia juga disebabkan karena kekhawatiran dampak tarif yang dikenalan Amerika Serikat (AS) terhadap pertumbuhan ekonomi global dan permintaan minyak.

    Organisasi negara pengekspor minyak dan sekutunya seperti Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, telah memutuskan untuk melanjutkan rencana peningkatan produksi minyak pada April. Tiga sumber dari kelompok produsen tersebut mengatakan kepada salah kantor berita internasional pada hari Senin.

    OPEC+ telah memangkas produksi sebesar 5,85 juta barel per hari (bph), setara dengan sekitar 5,7% dari pasokan global. Pemangkasan ini disepakati dalam serangkaian langkah besar sejak 2022 untuk mendukung harga.

    Mengutip CNBC, Selasa (4/3/2025), harga minyak berjangka Brent turun USD 1,19 atau 1,63% dan ditutup pada USD 71,62 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun USD 1,39 atau 1,99% menjadi USD 68,37 per barel.

    Di pasar energi AS lainnya, dimulainya kontrak April mendorong harga minyak diesel AS turun ke level terendah dalam sembilan minggu menjelang akhir musim panas. Harga bensin melonjak ke level tertinggi dalam enam bulan menjelang musim berkendara musim panas.

    Presiden AS Donald Trump akan memutuskan pada hari Senin (waktu setepat) berapa tingkat tarif yang akan dikenakannya mulai Selasa pagi terhadap Kanada dan Meksiko. Saat ini AS tengah melakukan negosiasi di menit-menit terakhir mengenai keamanan perbatasan dan upaya untuk menghentikan masuknya opioid fentanil.

    Donald Trump telah berjanji untuk mengenakan tarif sebesar 25% pada semua impor dari Kanada dan Meksiko, dengan tarif sebesar 10% pada produk energi Kanada.

    “Tarif mungkin akan menghambat pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak, tetapi tarif juga akan membatasi pasokan minyak jika diarahkan kepada produsen minyak, seperti Kanada dan Meksiko,” kata analis PVM Tamas Varga.

     

  • Siap-Siap Harga Minyak Membara, Naik karena Ini

    Siap-Siap Harga Minyak Membara, Naik karena Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak dunia naik untuk hari kedua pada Selasa (25/2/2025). Kenaikan ini dipicu oleh sanksi baru Amerika Serikat (AS) terhadap Iran, produsen minyak di Timur Tengah.

    Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 15 sen atau 0,2%, menjadi US$74,93 per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 23 sen atau 0,3%, menjadi US$70,93 per barel.

    Kedua kontrak naik pada sesi Senin. Padahal sebelumnya Jumat, turun US$2.

    “Dalam jangka pendek, saya terus berpikir minyak mentah sedang mencari basis,” kata analis pasar IG Tony Sycamore.

    “Sanksi baru AS yang diumumkan pada Iran semalam kemungkinan akan membantu hal ini seperti halnya komitmen menteri perminyakan Irak untuk mengendalikan kelebihan pasokannya,” katanya.

    AS pada Senin menjatuhkan sanksi baru kepada lebih dari 30 pialang, operator tanker, dan perusahaan pelayaran atas peran mereka dalam mengangkut minyak Iran. Presiden Donald Trump mengatakan bahwa ia ingin membuat ekspor minyak mentah Iran menjadi nol.

    Iran adalah produsen terbesar ketiga di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), memproduksi 3,2 juta barel per hari pada Januari. Beberapa analis menyebut untuk saat ini, kekuatan permintaan bahan bakar di Barat juga mendukung pasar minyak.

    “Margin penyulingan yang kompleks secara global tampak kuat, dengan retakan bahan bakar minyak dan sulingan yang kuat, khususnya di USGC dan NEW yang diuntungkan oleh permintaan minyak pemanas dari cuaca dingin,” kata analis Sparta Commodities Neil Crosby dalam sebuah catatan, mengacu pada Pantai Teluk AS dan Eropa Barat Laut.

    Data harga LSEG menunjukkan, margin untuk kilang minyak di Singapura yang memproses minyak mentah acuan regional Dubai rata-rata US$3,50 per barel pada bulan Februari sejauh ini, dibandingkan dengan US$2,30 per barel bulan lalu, Namun, kenaikan secara keseluruhan dibatasi oleh prospek permintaan yang tidak pasti dan kurangnya indikator ekonomi baru dari konsumen utama China.

    Sementara itu, Trump mengatakan pada Senin bahwa tarif terhadap impor Kanada dan Meksiko yang dijadwalkan mulai pada tanggal 4 Maret, meskipun ada upaya oleh kedua mitra dagang untuk mengatasi kekhawatiran Trump tentang keamanan perbatasan dan fentanil. Analis mengatakan tarif akan berdampak buruk bagi pertumbuhan permintaan minyak global.

    (sef/sef)

  • Tarif Donald Trump Tebar Ketakutan, Harga Minyak Anjlok – Page 3

    Harga Minyak Dunia Anjlok, Catat Kerugian Mingguan – Page 3

    Namun, fokus pedagang juga pada gangguan pasokan minyak, yang membatasi beberapa kerugian. Rusia mengatakan aliran minyak Caspian Pipeline Consortium, rute utama untuk ekspor minyak mentah dari Kazakhstan, berkurang 40% pada hari Selasa setelah serangan pesawat nirawak Ukraina di sebuah stasiun pompa.

    Namun, kantor berita Rusia Interfax melaporkan pada hari Jumat, aliran minyak dari ladang minyak Tengiz Kazakhstan melalui CPC tidak terganggu.

    Kazakhstan telah memompa volume minyak tertinggi yang pernah tercatat meskipun jalur ekspor CPC melalui Rusia mengalami kerusakan, kata sumber industri pada hari Kamis. Tidak jelas bagaimana Kazakhstan mampu memompa volume minyak tersebut.

    Investor ketakutan setelah perusahaan membukukan laba yang lebih rendah dan mencatat kerugian penurunan nilai sebesar USD 2,3 miliar.

    analis di StoneX Alex Hodes dalam sebuah catatan pada hari Jumat menuliskan bahwa serangan pesawat nirawak Ukraina membantu mendukung harga minyak mentah minggu ini.

    Ini juga menunjuk pada ekspektasi analis bahwa OPEC+ akan menunda pemangkasan produksinya sekali lagi, mengingat harga minyak mentah tetap di bawah USD 80 per barel.

     

  • Harga Minyak Merangkak Naik Dampak Penurunan Stok Bensin AS – Page 3

    Harga Minyak Merangkak Naik Dampak Penurunan Stok Bensin AS – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – harga minyak naik kembali naik pada perdagangan kamis dan merupakan hari ketiga kenaikan setelah sebelumnya terus menerus mengalami tekanan.

    Kenaikan harga minyak mentah ini terjadi setelah data menunjukkan penurunan stok bensin dan sulingan di Amerika Serikat (AS). Selain itu, kekhawatiran tentang gangguan pasokan di Rusia juga mendukung harga minyak dunia.

    Mengutip CNBC, Jumat (21/2/2025), harga minyak berjangka Brent naik 44 sen atau 0,58% ditutup pada USD 76,48 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Maret naik 32 sen atau 0,44% ditutup pada USD 72,57 per barel.

    Badan Informasi Energi AS merilis data pada Kamis bahwa stok minyak mentah AS naik sedikit dari yang diprediksi sementara persediaan bahan bakar turun minggu lalu karena pemeliharaan musiman di kilang menyebabkan pemrosesan yang lebih rendah.

    “Peningkatan minyak mentah sedikit lebih besar dari yang diharapkan, tetapi ada penurunan yang moderat dalam bensin dan penurunan yang lebih besar dalam sulingan, menjaga total persediaan tetap datar,” kata analis UBS Giovanni Staunovo.

    Minyak mentah berjangka sedikit menguat menyusul laporan tersebut.

    Pertemuan AS dan Rusia

    Rusia dan AS telah mengadakan pertemuan pertama mereka sejak dimulainya perang Ukraina. Pertemuan ini bertujuan memulihkan hubungan dan mempersiapkan jalan untuk mengakhiri konflik.

    Namun, gangguan pasokan minyak membuat harga tetap tinggi.

    Menteri Energi Ukraina German Galushchenko mengatakan, Rusia menyerang infrastruktur gas Ukraina dan merusak fasilitas produksi gas semalam.

    Selain itu, Rusia mengatakan aliran minyak Caspian Pipeline Consortium, rute utama ekspor minyak mentah dari Kazakhstan, berkurang 30%-40% pada hari Selasa setelah serangan pesawat nirawak Ukraina di sebuah stasiun pompa.