Topik: haji

  • Ketua DPR minta Komisi VIII kawal soal haji furoda gagal berangkat

    Ketua DPR minta Komisi VIII kawal soal haji furoda gagal berangkat

    Segala bentuk penyesuaian harus dievaluasi secara mendalam pascapelaksanaan haji tahun ini

    Jakarta (ANTARA) – Ketua DPR RI Puan Maharani menyatakan DPR RI melalui Komisi VIII akan mengawal penyelesaian persoalan ribuan calon jemaah haji furoda yang gagal berangkat ke Tanah Suci lantaran visanya tidak terbit.

    “Kami akan meminta Komisi terkait yakni Komisi VIII DPR untuk mengawal persoalan ini. Kami akan memastikan semua pihak mendapat perlindungan, baik dari jemaah dan pengusaha travel yang dirugikan,” kata Puan dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

    Puan mengatakan penerbitan visa memang menjadi hak prerogatif Arab Saudi, meski demikian Puan menyatakan DPR RI akan terus mengawal persoalan tersebut dan berkomitmen untuk memastikan penyelenggaraan ibadah haji semakin berkualitas, akuntabel, dan berpihak pada jemaah.

    “Soal haji furoda memang sudah merupakan hak prerogatif dari kerajaan Arab Saudi,” ujarnya. Puan.

    Dalam pelaksanaan ibadah haji, DPR juga telah mengirimkan Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR guna memastikan pelayanan bagi jemaah Indonesia berjalan dengan baik.

    “Berbagai evaluasi juga telah diberikan Timwas Haji DPR sebagai antisipasi hambatan selama proses pelaksanaan ibadah haji. DPR berkomitmen memastikan seluruh jemaah dapat menjalankan ibadah haji dengan sebaik-baiknya,” terang Puan.

    Di sisi lain, Puan memandang penerapan sistem multi syarikah adalah tantangan sekaligus peluang untuk memperbaiki kualitas layanan ibadah haji.

    “Segala bentuk penyesuaian harus dievaluasi secara mendalam pascapelaksanaan haji tahun ini,” tuturnya.

    DPR disebut akan meminta laporan lengkap dari Kementerian Agama dan mitra terkait, termasuk dari unsur PPIH dan petugas lapangan, sebagai dasar dalam menyusun kebijakan haji ke depan.

    Kepada seluruh jemaah haji Indonesia yang berada di Tanah Suci, Puan berpesan untuk selalu waspada, menjaga kesehatan serta beribadah dengan aman dan nyaman.

    “Semoga seluruh jemaah haji Indonesia dapat menjalani puncak ibadah haji dengan khusyuk, sehat, dan aman. Kami mendoakan agar semua ibadah diterima oleh Allah SWT dan para jemaah kembali ke tanah air dalam keadaan mabrur dan selamat,” tuturnya.

    Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

  • 5 Orang Ini Tak Perlu Isi Dokumen Ketika Bawa Barang Impor, Siapa Saja?

    5 Orang Ini Tak Perlu Isi Dokumen Ketika Bawa Barang Impor, Siapa Saja?

    Jakarta

    Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) membebaskan segelintir orang dari kewajiban melaporkan pemberitahuan pabean secara tertulis atau customs declaration dengan mengisi formulir. Setidaknya, ada lima kriteria orang yang dapat menikmati kebijakan baru ini.

    Kebijakan tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 34 Tahun 2025 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 203/PMK.04/2017 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor Barang yang Dibawa oleh Penumpang dan Awak Sarana Pengangkut. Aturan ini diteken pada 26 Mei dan akan mulai berlaku pada 6 Juni 2025.

    “Dalam regulasi PMK 34/2025 ini, diatur mengenai pemberitaan pabean atau custom declaration itu dapat dilakukan secara lisan atau tidak menggunakan formulir,” kata Plh Kasubdit Impor Direktorat Teknis Kepabeanan DJBC Kemenkeu, Chairul dalam media briefing terkait PMK 34 Tahun 2025 melalui saluran telekonferensi, Rabu (4/6/2025).

    Chairul mengatakan, terdapat lima kriteria orang yang dapat dibebaskan dari pemberitahuan pabean secara tertulis. Pertama, penumpang usia lanjut di atas 60 tahun, kedua, jemaah haji reguler, ketiga tamu negara Very Very Important Person (VVIP), keempat penyandang disabilitas, kelima penumpang atau awak sarana pengangkut pada tempat tertentu yang ditetapkan oleh DJBC.

    “Untuk yang memenuhi kriteria sebagaimana ini, nanti tidak perlu melakukan pengisian Sistem Informasi Data Indonesia (SIDI), tapi dapat melakukan pemberitaan pabeannya kepada Bea Cukai itu secara lisan,” ujarnya.

    Chairul menekankan, inisiatif ini dilakukan DJBC untuk meningkatkan pelayanan, memberi kemudahan, dan simplifikasi atas ketentuan barang bawaan penumpang, serta melakukan penegasan ketentuan hukum.

    (shc/ara)

  • Jemaah Haji Bisa Bawa Emas Bebas Pajak, Asal untuk Pemakaian Pribadi

    Jemaah Haji Bisa Bawa Emas Bebas Pajak, Asal untuk Pemakaian Pribadi

    Jakarta

    Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menerbitkan aturan bebas bea masuk untuk barang pribadi bawaan jemaah haji reguler maupun khusus. Lalu, bagaimana dengan barang bawaan berupa emas?

    Kebijakan yang dimaksud yakni Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 34 Tahun 2025 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 203/PMK.04/2017 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor Barang yang Dibawa oleh Penumpang dan Awak Sarana Pengangkut.

    Di dalamnya disebutkan, jemaah haji reguler dibebaskan bea masuk atas seluruh barang bawaan. Sedangkan untuk jemaah haji khusus, akan diberikan pembebasan bea masuk dengan batas paling banyak US$ 2.500 atau sekitar Rp 40,75 juta (kurs Rp 16.300).

    Plh Kasubdit Impor Direktorat Teknis Kepabeanan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kemenkeu Chairul mengatakan, selama barang tersebut milik jemaah haji, maka diberikan pembebasan bea masuk sesuai dengan ketentuan. Hal ini berarti juga berlaku untuk emas sebagai barang pribadi.

    “Selama itu merupakan barang pribadi jemaah haji, maka diberikan pembebasan sesuai dengan ketentuan. Untuk reguler ya seluruhnya (bebas), kalau untuk yang khusus US$ 2.500, sepanjang itu merupakan barang pribadi,” kata Chairul dalam media briefing terkait PMK 34 Tahun 2025 melalui saluran telekonferensi, Rabu (4/6/2025).

    Berbeda jika bukan barang pribadi, maka akan dikenakan bea masuk, Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM), dan Pajak Penghasilan (PPh). Bea masuk bisa dikenakan hingga 10%, sedangkan PPh bisa sampai 5%.

    “Pengaturan PMK 34 ini adalah barang pribadi jemaah haji. Barang pribadi itu terminologinya definisinya adalah dipergunakan atau dipakai untuk keperluan pribadi, termasuk sisa perbekalan atau personal use,” ujarnya.

    Pada aturan sebelumnya yakni PMK Nomor 203 tahun 2017, tidak diatur baik untuk barang bawaan jemaah haji reguler maupun khusus. Namun kini dalam kebijakan terbaru, barang jemaah haji reguler diberi kebebasan penuh sedangkan yang khusus diberi kebebasan dengan batasan.

    Sebagai informasi, pada 2023 silam sempat heboh jemaah haji asal Makassar, Sulawesi Selatan bernama Mira Hayati membawa emas sebesar 1 kg. Ia dikenakan pajak dan bea masuk Rp 278.313.000 atas pembelian 1 kilogram (kg) emas di Arab Saudi.

    (shc/ara)

  • Bertepatan pada Tahun Ini, Berapa Tahun Sekali Haji Akbar?

    Bertepatan pada Tahun Ini, Berapa Tahun Sekali Haji Akbar?

    Jakarta, Beritasatu.com – Haji akbar menjadi istilah yang ramai diperbincangkan, terutama ketika pelaksanaan wukuf di Arafah bertepatan dengan hari Jumat.

    Tahun 2025 menjadi salah satu momen istimewa tersebut. Namun, sebenarnya haji akbar berapa tahun sekali? Mari kita bahas lebih dalam tentang fenomena langka ini.

    Apa Itu Haji Akbar?

    Secara harfiah, istilah haji akbar merujuk pada hari pelaksanaan ibadah haji yang sangat agung. Hal ini merujuk pada Surah At-Taubah ayat (3), yang menyebutkan hari haji akbar sebagai hari diumumkannya pelepasan hubungan dengan kaum musyrik oleh Rasulullah SAW.

    وَأَذَانٌ مِّنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى النَّاسِ يَوْمَ الْحَجِّ الْأَكْبَرِ ۚ أَنَّ اللَّهَ بَرِيءٌ مِّنَ الْمُشْرِكِينَ وَرَسُولُهُ ۚ

    Artinya: “Dan ini adalah suatu pengumuman dari Allah dan Rasul-Nya kepada manusia pada hari haji akbar, bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrik” (QS At-Taubah: 3).

    Dalam praktik saat ini, haji akbar sering dimaknai sebagai ibadah haji ketika wukuf di Arafah jatuh pada hari Jumat.

    Momentum ini sangat istimewa karena mempertemukan dua hari agung dalam Islam, yakni: Hari arafah dan hari Jumat, yang disebut sebagai penghulu segala hari (sayyidul ayyam). Oleh karena itu, banyak umat Islam yang memaknai haji akbar sebagai waktu yang penuh keberkahan.

    Haji Akbar Berapa Tahun Sekali?

    Tidak ada pola tetap atau perhitungan matematis baku mengenai frekuensi haji akbar. Berdasarkan catatan historis, momen ini terjadi pada tahun 1987, 1996, 2006, 2014, dan 2025 (6/6/2025).

    Diperkirakan haji akbar akan kembali terjadi pada 2031, 2036, dan 2042. Ini menunjukkan bahwa haji akbar bisa terjadi setiap 8 hingga 11 tahun sekali, tergantung pergerakan kalender Hijriah dan kesesuaiannya dengan hari Jumat.

    Ragam Pandangan Ulama

    Menariknya, ulama memiliki beragam pandangan tentang apa yang dimaksud dengan haji akbar. Imam Abu Hanifah dan Imam Syafii menyebutkan hari Arafah sebagai haji akbar. Sementara itu, Imam Malik dan Imam Bukhari lebih condong pada hari Nahar (10 Zulhijah) sebagai haji akbar.

    Ulama kontemporer seperti Quraish Shihab menjelaskan bahwa selama ibadah haji mencakup wukuf dan kurban, maka bisa disebut haji akbar. Jadi, meskipun pemahamannya beragam, yang pasti momen ini tetap dianggap istimewa dan membawa keutamaan besar.

    Keistimewaan Haji Akbar Tahun 2025

    Tahun 2025 menjadi spesial karena wukuf di Arafah jatuh tepat pada hari Jumat, 6 Juni 2025. Menteri Agama Nasaruddin Umar, menyebutkan bahwa haji akbar memiliki keutamaan hingga 70 kali lipat dibanding haji biasa, berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW.

    “Haji akbar itu dalam hadis Nabi memiliki keutamaan 70 kali lebih utama dibandingkan haji biasa. Jadi kalau Bapak-Ibu haji tahun ini, sama dengan 70 kali haji,” jelas Nasaruddin Umar.

    Selain itu, bertemunya dua waktu utama, yaitu hari Arafah dan hari Jumat, diyakini sebagai momen terbaik untuk berdoa, memohon ampunan, dan meraih keberkahan.

    Fenomena haji akbar memang tidak terjadi setiap tahun. Bisa 8 tahun, 11 tahun, atau bahkan lebih. Namun, yang terpenting bukan hanya menanti momen langka ini, tapi bagaimana kita mempersiapkan diri secara spiritual dan fisik untuk meraih haji yang mabrur.

  • Ketua Timwas Haji soroti persoalan Kartu Nusuk jelang puncak haji

    Ketua Timwas Haji soroti persoalan Kartu Nusuk jelang puncak haji

    Dari sejak kedatangan, jemaah sudah menghadapi berbagai persoalan. Bahkan hingga saat ini masih banyak yang belum menerima Kartu Nusuk, padahal puncak haji semakin dekat dan masih ada sejumlah masalah yang belum selesai

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal menyoroti persoalan keterlambatan distribusi kartu haji (Kartu Nusuk) menjelang puncak ibadah haji 1446 Hijriah/2025 Masehi.

    “Dari sejak kedatangan, jemaah sudah menghadapi berbagai persoalan. Bahkan hingga saat ini masih banyak yang belum menerima Kartu Nusuk, padahal puncak haji semakin dekat dan masih ada sejumlah masalah yang belum selesai,” kata Cucun dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.

    Hal itu disampaikannya saat melakukan peninjauan langsung ke pemondokan jamaah haji Indonesia di Sektor 7, Makkah, Arab Saudi, Selasa (3/6), untuk mendengarkan keluhan dan aspirasi para jamaah.

    Dia menyebut keluhan yang masih menjadi perhatian serius lainnya ialah persoalan koordinasi antar penanggung jawab di lapangan.

    Menurut dia, terdapat kesenjangan informasi antara pengambil kebijakan di tingkat pusat dengan pelaksana teknis di lapangan, seperti kepala daerah kerja (daker), kepala sektor, hingga ketua kloter.

    “Ada missed koordinasi antara keputusan tingkat pusat dan pelaksana di lapangan. Bahkan informasi penting belum sepenuhnya terdistribusi ke para kepala sektor dan ketua kloter,” ujar Wakil Ketua DPR RI itu.

    Dia lantas menyoroti peran perusahaan penyedia layanan hotel (syarikah) yang menjadi penanggung jawab pemondokan jemaah. Menurut dia, pengawasan terhadap kinerja syarikah perlu ditingkatkan dan seluruh keluhan jemaah harus segera ditindaklanjuti.

    “Saya tidak ingin keluhan jemaah hanya dicatat. Saya minta semua ditindaklanjuti. Kalau kepala sektor tidak bisa, harus diteruskan ke kepala daker. Kalau daker tak mampu, harus bicara ke direktur haji luar negeri,” tuturnya.

    Dia lantas berkata, “Kalau semua tidak mampu menyelesaikan, lalu untuk apa mereka berada di PPIH (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji)?”

    Dia pun menyampaikan kunjungan itu menjadi bagian dari komitmen DPR RI untuk mengawal kualitas pelayanan haji tahun ini, terlebih di tengah proses transisi sistem pelayanan haji yang dilakukan oleh Pemerintah Arab Saudi.

    “Semua anggota DPR yang hadir menemui konstituennya di dapil masing-masing, tapi fokus kita bukan semata-mata pada dapil. Seluruh jemaah haji Indonesia menyampaikan berbagai problematika, khususnya terkait transisi sistem yang terjadi di pemerintahan Saudi,” katanya.

    Dia menegaskan pula bahwa semangat utama dari pengawasan ini adalah memastikan pelayanan jemaah oleh PPIH berjalan dengan prinsip aman, nyaman, serta mendukung kekhusyukan ibadah.

    “Kunjungan ini diharapkan menjadi pemicu perbaikan koordinasi lintas sektor agar puncak pelaksanaan ibadah haji dapat berlangsung dengan lancar, serta seluruh jamaah dapat beribadah dengan tenang dan tertib,” ucap dia.

    Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Klinik Kesehatan Haji Indonesia di Makkah Sudah Beroperasi, Rawat Jamaah Sakit

    Klinik Kesehatan Haji Indonesia di Makkah Sudah Beroperasi, Rawat Jamaah Sakit

    Foto Health

    Rafida Fauzia – detikHealth

    Rabu, 04 Jun 2025 12:00 WIB

    Arab Saudi – Menag Nasaruddin Umar kunjungi KKHI Makkah dan mendoakan jemaah sakit. Ia bersyukur KKHI diizinkan beroperasi menjelang puncak haji.

  • Bolehkah Puasa Arafah Tanpa Tarwiyah? Ini Penjelasan Hadisnya

    Bolehkah Puasa Arafah Tanpa Tarwiyah? Ini Penjelasan Hadisnya

    Jakarta, Beritasatu.com – Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah, termasuk berpuasa pada sepuluh hari pertama bulan Zulhijah. Di antara puasa sunah yang populer adalah puasa tarwiyah pada 8 Zulhijah dan puasa arafah pada 9 Zulhijah.

    Lantas, apakah boleh hanya menjalankan puasa arafah tanpa puasa tarwiyah? Dihimpun dari berbagai sumber, berikut ini hukum, keutamaan, dan penjelasan ulama mengenai puasa arafah tanpa tarwiyah.

    Hukum Puasa Arafah Tanpa Tarwiyah

    Secara umum, puasa arafah dan tarwiyah adalah ibadah sunah, bukan wajib. Oleh karena itu, tidak ada keharusan untuk mengerjakan keduanya secara berurutan atau bersamaan. Seseorang tetap diperbolehkan menjalankan puasa arafah meskipun tidak berpuasa tarwiyah sehari sebelumnya.

    Banyak muslim yang tidak bisa mengerjakan seluruh puasa di 10 hari pertama Zulhijah, tetapi masih ingin mengerjakan puasa arafah karena keutamaannya yang sangat besar. Hal ini sepenuhnya dibolehkan dalam syariat.

    Dalil tentang Keutamaan Puasa Arafah

    Rasulullah SAW bersabda:

    صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ

    Ṣiyāmu yaumi ‘Arafah aḥtasibu ‘alallāhi an yukaffira as-sanata allatī qablahu was-sanata allatī ba‘dahu.

    Artinya: “Puasa arafah, aku berharap kepada Allah agar menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang” (HR Muslim).

    Keutamaan ini menunjukkan bahwa puasa arafah sangat dianjurkan, terutama bagi muslim yang tidak sedang menunaikan ibadah haji.

    Bagaimana dengan Puasa Tarwiyah?

    Puasa Tarwiyah juga termasuk puasa sunah yang dikerjakan pada 8 Zulhijah. Meskipun hadis-hadis yang menyebutkan keutamaannya tergolong lemah (daif), para ulama tetap menganjurkan pelaksanaannya sebagai bagian dari semangat beribadah di 10 hari pertama Zulhijah.

    Jadi, jika Anda tidak sempat berpuasa pada hari tarwiyah, tidak menghalangi Anda untuk tetap mengerjakan puasa arafah.

    Tidak Wajib Berurutan

    Dalam Islam, tidak ada dalil yang mewajibkan urutan atau keterkaitan antara puasa tarwiyah dan puasa arafah. Maka, hukum puasa arafah tanpa tarwiyah adalah sah dan diperbolehkan.

    Salah satu istri Nabi Muhammad SAW mengatakan:

    كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ تِسْعَ ذِي الْحِجَّةِ، وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ، وَثَلاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ

    Artinya: “Rasulullah SAW biasa melaksanakan puasa pada sembilan hari pertama Zulhijah, hari asyura, dan tiga hari setiap bulan” (HR Abu Dawud).

    Hadis ini menunjukkan bahwa Nabi biasa berpuasa di sembilan hari pertama Zulhijah, termasuk hari Arafah.

    Waktu dan Niat Puasa Sunah

    Jika seseorang lupa berniat puasa Arafah atau Tarwiyah pada malam harinya, ia tetap boleh berniat di pagi hari selama belum melakukan hal yang membatalkan puasa, seperti makan, minum, atau hubungan suami istri.

    Hadis Niat Puasa Sunah Dilakukan Siang Hari

    Dari Aisyah Ra, ia berkata:

    دَخَلَ عَلَيَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ فَقَالَ: هَلْ عِنْدَكُمْ شَيْءٌ؟ فَقُلْنَا: لاَ. فَقَالَ: فَإِنِّي إِذًا صَائِمٌ.

    Artiny: “Suatu hari Nabi SAW masuk ke rumahku dan bertanya: ‘Apakah kamu punya makanan?’ Kami menjawab: ‘Tidak.’ Beliau lalu berkata: ‘Kalau begitu saya akan berpuasa” (HR Muslim).

    Hadis ini menjadi dalil bahwa puasa sunah boleh diniatkan pada siang hari.

    Jadwal Puasa Arafah dan Tarwiyah 2025

    Berdasarkan sidang isbat Kementerian Agama Republik Indonesia, 1 Zulhijah 1446 H jatuh pada Rabu (28/5/2025), maka jadwal puasanya:

    Puasa Tarwiyah: Rabu (4/6/2025)Puasa Arafah: Kamis (5/6/2025)Mana yang Lebih Utama?

    Puasa tarwiyah dan arafah sama-sama termasuk ibadah sunah. Namun, dari segi keutamaan, puasa arafah memiliki dasar hadis yang lebih kuat dan manfaat yang lebih besar, yaitu penghapusan dosa dua tahun.

    مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ

    Artinya: “Tidak ada hari di mana Allah membebaskan hamba-hamba dari api neraka lebih banyak daripada pada hari Arafah” (HR Muslim).

    Maka dari itu, walau tidak sempat berpuasa tarwiyah, tetap dianjurkan untuk tidak melewatkan puasa arafah.

    Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah

    Berikut bacaan niat puasa:

    1. Niat puasa tarwiyah (8 Zulhijah)

    نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

    Nawaitu shauma tarwiyata sunatan lillāhi Ta’ala.

    Artinya: “Saya berniat puasa sunah Tarwiyah karena Allah Ta’ala.”

    2. Niat puasa arafah (9 Zulhijah)

    نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

    Nawaitu shauma ‘arafata sunatan lillāhi Ta’ala.

    Artinya: “Saya berniat puasa sunah Arafah karena Allah Ta’ala.”

    Jika niat dilakukan pada siang hari:

    Niat siang hari puasa tarwiyah

    نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

    Niat siang hari puasa arafah

    نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

    Hukum puasa arafah tanpa tarwiyah adalah diperbolehkan dan sah. Tidak ada kewajiban untuk mengerjakan puasa tarwiyah terlebih dahulu. Yang terpenting adalah semangat menjalankan ibadah puasa arafah dengan niat yang tulus karena Allah.

  • Jelang Wukuf, Mari Pahami Apa Itu Haji Mabrur dan Perannya Saat Pulang ke RI

    Jelang Wukuf, Mari Pahami Apa Itu Haji Mabrur dan Perannya Saat Pulang ke RI

    Jakarta

    Haji yang mabrur merupakan tujuan utama dari jemaah haji di seluruh dunia. Lalu, apa itu haji yang mabrur dan apa pula perannya dalam kehidupan sosial saat pulang ke Tanah Air nanti?

    Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang juga Amirulhaj, Amirsyah Tambunan, memberi penjelasan tentang Armuzna hingga peran haji mabrur di tengah masyarakat. Amirsyah awalnya menjelaskan jemaah haji harus fokus saat melaksanakan rangkaian ibadah yang dimulai dengan wukuf di Arafah lalu mabit di Muzdalifah dan Mina yang mulai besok, 9 Zulhijah atau bertepatan Kamis (5/6).

    “Kenapa harus fokus karena memang cukup menguras fisik dan mental jemaah haji, sehingga dibutuhkan fisik, mental dan spiritual yang prima melalui pelayanan prima oleh para petugas termasuk Amirulhaj yang saat ini hari ketiga di tanah suci Makkah,” kata Amirsyah di Makkah, Rabu (4/6/2025).

    Amirsyah mengajak jemaah dan petugas haji segera mempersiapkan seluruh kebutuhan di Armuzna. Antara lain, katanya, kartu Nusuk, perlengkapan salat, Al-Qur’an hingga obat-obatan pribadi.

    “Kami mengajak agar para jemaah fokus mulai dari niat hingga praktik di lapangan,” ucapnya.

    Amirsyah kemudian menjelaskan tentang haji mabrur. Dia mengatakan jemaah haji Indonesia berangkat dengan suasana nyaman dan damai serta berada di Makkah dalam suasana yang damai.

    Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang juga Amirulhaj, Amirsyah Tambunan. (Foto: Haris Fadhil/detikcom)

    Dia kemudian mengutip sabda Nabi Muhammad SAW tentang haji mabrur. Berikut terjemahannya:

    Dari sahabat Jabir bin Abdillah RA, Rasulullah SAW bersabda ‘Haji mabrur tiada balasan lain kecuali surga’ Lalu sahabat bertanya ‘Wahai Rasulullah, apa (tanda) mabrurnya?’. Rasulullah SAW menjawab ‘Memberikan makan kepada orang lain dan melontarkan ucapan yang baik’ (HR Ahmad, At-Thabrani, dan Al-Baihaqi)

    Dia mengatakan haji yang mabrur sangat dinantikan oleh bangsa. Dia menyebut harusnya makin banyak haji yang mabrur, maka harusnya makin mudah bangsa Indonesia menghadapi berbagai persoalan.

    “Itulah dampak sosial haji mabrur yang sejatinya sangat dinanti-nanti oleh bangsa ini. Semakin banyak yang berangkat haji, maka semakin besar bangsa ini memiliki pribadi-pribadi berpredikat haji mabrur dan selanjutnya semakin mudah bagi negeri ini untuk keluar dari jeratan krisis multidimensi, baik krisis akhlak, krisis ekonomi, politik dan budaya,” ujarnya.

    (haf/yld)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Khofifah: Tata Kelola Masjidil Haram Musim Haji Tahun Ini Sangat Bagus

    Khofifah: Tata Kelola Masjidil Haram Musim Haji Tahun Ini Sangat Bagus

    Surabaya (beritajatim.com) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa tengah menjalankan ibadah haji atas undangan Khadimul Haramain Asy Syarifain, Raja Salman bin Abdul Aziz Al Saud.

    Ditemani sang putra bungsu Ali Mannagalli, Khofifah menunaikan ibadah haji bersama 40 jemaah lain dari Indonesia sebagai undangan raja serta dari 140 negara dunia.

    Pengalaman haji tahun ini dikatakan Khofifah berbeda dengan tahun sebelumnya. Terutama ia merasakan adanya perbaikan manajemen haji yang signifikan oleh Pemerintah Saudi yang membuat jemaah haji menjadi lebih nyaman dan khusyuk ketika menjalankan ibadah di Masjidil Haram.

    “Alhamdulillah, haji tahun ini rasanya proses ibadah di Masjidil Haram terasa lebih nyaman dan lebih khusyuk. Saat ini regulasi jemaah ke Masjidil Haram jauh lebih bagus dan memudahkan sirkulasi jemaah. Para askar yang menjaga berbagai titik dan mengatur jemaah juga rasanya lebih ramah,” kata Khofifah, Rabu (4/6/2025).

    Tidak hanya itu, Khofifah juga mengatakan askes menuju Masjidil Haram dan sekitarnya saat ini relatif lebih mudah dan lebih banyak pintu dibuka untuk jemaah haji keluar masuk masjidil haram. Ia membandingkan dengan kondisi di tahun sebelumnya ketika jemaah masuk Masjidil Haram untuk umrah maupun saat thowaf ifadhah dan wada’, sering mereka harus memutar jauh bahkan dengan ketidakpastian pintu mana yang dibuka.

    Sering terjadi ketika mencapai gate tertentu, ternyata ditutup dan harus mencari pintu lain yang tak sekali dua kali juga menemukan kondisi pintu yang tertutup. Sehingga, harus memutar lumayan jauh.

    “Suasana Masjidil Haram cenderung relatif longgar saat ini. Relatif banyak jalan dan pintu yang dibuka. Ini sangat membantu dan membuat ibadah makin khusyuk. Dorong-dorongan dan desak-desakan saat keluar dan masuk masjidil haram juga sangat berkurang karena kondisi jemaah yang terkelola dengan baik, karena manajemen yang terus ditata,” ujarnya.

    Pengalaman ini ditegaskan Khofifah ia rasakan bukan karena sebagai jemaah haji undangan raja. Sebab selama melaksanakan ibadah umroh, semua dilakukan secara mandiri dan leluasa keliling untuk beribadah dan berkeliling Masjidil Haram.

    “Bisa saya bedakan dengan haji tahun lalu dan juga saat umrah Ramadan. Kondisi ini membuat nyaman dan khusyuk para jemaah dalam beribadah,” tegasnya.

    Khofifah melihat bahwa semakin baiknya tata kelola di Masjidil Haram turut ditunjang oleh upaya serius Pemerintah Arab Saudi dalam menata pelaksanaan ibadah haji secara lebih tertib dan aman.

    Menurutnya, penyesuaian sejumlah kebijakan seperti peningkatan proses skrining, pengaturan akses jemaah, serta penertiban administrasi dan izin ibadah, menjadi bagian dari ikhtiar besar untuk memastikan ibadah berjalan lebih lancar, nyaman, dan penuh kekhusyukan.

    “Upaya penataan ini saya lihat sebagai bentuk kesungguhan pemerintah Arab Saudi dalam memberikan pelayanan terbaik bagi para dhuyufurrahman dari seluruh dunia,” ujar Khofifah.

    “Tantangannya nanti adalah saat puncak haji. Semoga kepadatan saat Wukuf di Arafah Insya Allah besok hari Kamis tanggal 5 Juni atau 9 Dzulhijjah serta Muzdalifah dan juga Mina (Armuzna), serta saat thawaf ifadhah juga bisa terurai,” tambah dia.

    Sebab saat puncak haji, kata dia, jutaan jemaah akan sama-sama bergerak ke tujuan yang sama untuk menjalankan puncak ibadah haji di Arafah. Mulai dari bergerak ke Arafah, Muzdalifah, Mina, jamarat hingga pelaksanaan nafar tsani.

    “Tentu ini membutuhkan manajemen yang komplek. Semoga pelaksaan ibadah haji tahun ini bisa berjalan dengan lancar, semua bisa beribadah dengan nyaman dan khusyuk dan menjadi ibadah haji yang mambrur, sebaliknya yang belum haji semoga segera dipanggil sebagai tamu Allah bisa melaksanakan ibadah haji. Amin,” pungkasnya. (tok/ian)

  • Perdana, Arab Saudi Kerahkan Drone dengan Kecerdasan Buatan Selama Ibadah Haji Tahun Ini

    Perdana, Arab Saudi Kerahkan Drone dengan Kecerdasan Buatan Selama Ibadah Haji Tahun Ini

    JAKARTA – Drone pemadam kebakaran yang disebut “Falcon” akan dikerahkan selama puncak ibadah haji tahun ini, menandakan untuk pertama kalinya teknologi tersebut digunakan saat lebih dari 1,5 juta orang diperkirakan menunaikan Rukun Islam kelima yang pekan ini akan mencapai puncaknya, kata Direktorat Jenderal Pertahanan Sipil Arab Saudi pada Hari Minggu.

    Direktur Jenderal Pertahanan Sipil Mayor Jenderal Hamoud bin Suleiman Al-Faraj membuat pengumuman tersebut pada Konferensi Pers Komandan Pasukan Keamanan Haji.

    Al-Faraj menekankan pentingnya tindakan pencegahan melalui kunjungan pra-inspeksi ke tempat tinggal jamaah, melakukan patroli keselamatan dan melaksanakan sejumlah skenario dan latihan bersama dengan otoritas terkait di tempat-tempat suci, seperti mengutip Arab News dari Saudi Press Agency (SPA), Senin 2 Juni.

    Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan koordinasi dan respons optimal terhadap situasi darurat, dengan dukungan dari tim intervensi cepat yang dikerahkan sepanjang waktu, katanya.

    Drone Falcon. (Sumber: SPA)

    Drone yang disempurnakan dengan kecerdasan buatan ini secara khusus dirancang untuk operasi pemadaman kebakaran dan penyelamatan di dataran tinggi atau lokasi yang sulit diakses.

    Drone ini memiliki waktu terbang operasional hingga 12 jam di dataran tinggi dan dapat membawa muatan sekitar 40 kilogram.

    Lebih jauh, drone tersebut dikatakan dilengkapi dengan sistem pemadaman kebakaran serbaguna, bersama dengan sistem penyelamatan, kontrol, dan keselamatan yang terintegrasi.

    Kemampuannya meliputi kamera termal dan kemampuan untuk menyiarkan rekaman langsung dari lokasi, yang dapat langsung dihubungkan ke pusat komando dan kontrol.

    Tak hanya itu, drone tersebut juga menawarkan beragam aplikasi untuk gedung bertingkat tinggi, lokasi industri, area yang mengandung bahan berbahaya, lingkungan yang padat dan kebakaran hutan.

    Keunggulan utamanya meliputi kecepatan respons yang cepat, pengurangan risiko bagi personel, dan peningkatan kemampuan pengambilan keputusan melalui pencitraan waktu nyata, kata SPA.

    Diketahui, puncak ibadah haji tahun ini, Wukuf Arafah akan jatuh pada Hari Kamis 5 Mei. Kementerian Agama RI mengumumkan, jemaah haji asal Indonesia akan diberangkatkan ke Arafah mulai 4 Juni atau 8 Dzulhijah.