Topik: haji

  • Drama Simbolik Haji

    Drama Simbolik Haji

    Medcom • 06 Juni 2025 13:09

    Jakarta: Ritual Haji dimulai dari Miqat, niat sampai Al Hajju Arafah. Haji merupakan Arafah dan berkurban, merupakan drama simbolik, serangkaian arah perjalanan atau perpindahan tentang bagaimana mencapai arah yang dituju, gerakan ke arah Yang Mutlak (Al Haqq). 

    Bagaimana mencapai arah yang dituju itu? Kita harus sampai dipuncak pengetahuan itu yaitu Ar Rafah, Masy’ar dan Mina. Perpindahan mulai dari rumahmu ke baitullah, dari kehidupanmu kpd cinta, dari sang diri kpd Allah. 

    Haji sama dengan penciptaan perasaan dan kesadaran tentang kehadiran Tuhan dalam setiap tarikan dan hembusan nafas, yang mengajarkan para penziarah (haji) tentang ilmu pengetahuan yang lebih tinggi dan mendalam lagi. 

    Mulai dari rukun haji pertama yaitu Ihram. Ihram simbol kesucian dan kesetaraan, bermula di Miqat Makani tempat di mana ritual haji dimulai. Pondasi pertama yaitu niat atau kesengajaan yang suci atau tulus untuk ibadah kepada Allah SWT. 

    Kedua, tawaf simbol pergerakan rotasi dalam lingkaran Allah (baitullah). Qalbun Mu’min Baitullah. Allah adalah pusat atau fokus eksistensi. Ibadah ini dimulai dengan mengangkat tangan pada Hajar Aswad sebagai mengawali pertemuan dengan Allah, bergerak maju terus menerus dalam orbit-Mu menyatu dengan ummah ke arah kesempurnaan, mendekati Allah yang Maha Kuasa. 

    Ketiga, Maqam Ibrahim, simbol realitas sejarah, jejak kehidupan yang bermakna dan autentik. Setelah tawaf salat di Maqam Ibrahim. Dia lah arsitek Ka’bah, kita adalah arsitek Ka’bah keyakinan diri kita. (Qolbun Mu’min Baitullah), menapaki sejarah hidup dgn penuh kesan dan makna yang baik. 

    Keempat, sa’i simbol optimisme hidup. sa’i berarti usaha pencarian, gerakan yang dilambangkan dengan berlari-lari, bergegas menuju Allah. Itu juga merupakan jawaban Hajar (bersama bayinya Ismail) setelah ditinggalkan Ibrahim, “kalau begitu kami tidak akan diabaikan oleh Allah”.

    Dimulai dari bukit Shafa (berarti kesucian dan ketegaran) berakhir di Marwa (berarti bermurah hati dan memaafkan). Tawaf dengan jiwa (cinta, keindahan), Sa’i dengan tubuh (logika, kebutuhan). 

    Kelima, Arafah, simbol ilmu pengetahuan dan kearifan. Puncak haji adalah Arafah, yaitu wukuf di Arafah, tanggal 9 Dzulhijjah. Dalam perjalanan ini Allah adalah arah yang dituju. Menuju ke Allah harus melalui 3 fase yaitu Arafah, Masy’ar (Muzdalifah), dan Mina.

    Arafah merupakan simbol pengetahuan. Sejarah manusia dimulai dengan pengetahuan. Fase pertama Arafah, wukuf dilakukan di siang hari, masuk dalam keheningan diri (Wukuf) untuk menyadari evolusi diri tentang eksistensi kebesaran Allah yang tercipta di semesta kehidupan dan dalam diri manusia. 

    Keenam, Masy’ar, simbol kesadaran dan intuisi. Fase ini menakjubkan, dimulai dengan pengetahuan dulu baru kemudian kesadaran. Wukufnya dilakukan pada malam hari, melambangkan fase kesadaran dan tanggung jawab, murni. Sebuah kesadaran yang lahir dari pengetahuan dan sarat dengan cinta. 

    Ketujuh, Mina, simbol cinta dan kesyahidan. Istirahat yang paling lama berlangsung dj Mina. Menandakan harapan, cita-caita dan cinta. Cinta adalah fase terakhir setelah pengetahuan dan kesadaran.

    Drama ketuhanan dalam ibadah Haji berlangsung dalam tiga fase yakni pengetahuan, kesadaran dan cinta. 

    Sejarah bukan hanya menyangkut masa silam, tidak berarti apa-apa jika tidak berbicara masa depan. Memahami sejarah pencoptaan manusia di masa silam adalah untuk mengerti perjalanan sejarah di masa datang.

    Allah adalah sutradaranya, penulis skenario. Siapa aktornya? “Inilah yang sangat luar biasa”… aktornya hanya satu engkau sendiri. manusia adalah aktornya. Dan manusia harus menulis sejarah masa depannya. 

    Manusia adalah sebuah fenomena penciptaan Allah yang mutakhir/canggih, haruslah menemukan takdir dan memilih takdirnya. Di Mina, manusia harus menentukan pilihan, mengikuti panggilan Allah atau menuruti bujuk rayu setan, di sini manusia menentukan takdirnya sendiri. 

    Kedelapan, Jamarat, simbol jihad. Mina adalah medan pertempuran melempar (setan) batu kerikil di ke tiga monumen yaitu Jumratul Ula, lawan dari fase Arafah, Jumratul Wustha, lawan dari fase Masy’ar, dan Jumratul ‘Aqoba lawan dari fase Mina. 

    Kesembilan, kurban, simbol kepasrahan mutlak. Fase terakhir dari evolusi manusia ketundukan pada perintah Allah. Pengorbanan adalah bentuk upaya menyelamatkan manusia. Engkau korbankan dirimu agar yang lain dapat hidup lebih baik (orangtua, istri, suami, anak dan manusia). Engkau bagaikan Ibrahim. 

    Sebuah perenungan ringkasan perjalanan Haji 2016 dan dari buku Refleksi Ritual Haji dalam Pandangan Ali Syari’ati. 

    (Nuryadi, Pengajar Univ. Esa Unggul Jakarta, Ex- Graphic Journalist Metro TV, Media Academy Media Group)

    Jakarta: Ritual Haji dimulai dari Miqat, niat sampai Al Hajju Arafah. Haji merupakan Arafah dan berkurban, merupakan drama simbolik, serangkaian arah perjalanan atau perpindahan tentang bagaimana mencapai arah yang dituju, gerakan ke arah Yang Mutlak (Al Haqq). 
     
    Bagaimana mencapai arah yang dituju itu? Kita harus sampai dipuncak pengetahuan itu yaitu Ar Rafah, Masy’ar dan Mina. Perpindahan mulai dari rumahmu ke baitullah, dari kehidupanmu kpd cinta, dari sang diri kpd Allah. 
     
    Haji sama dengan penciptaan perasaan dan kesadaran tentang kehadiran Tuhan dalam setiap tarikan dan hembusan nafas, yang mengajarkan para penziarah (haji) tentang ilmu pengetahuan yang lebih tinggi dan mendalam lagi. 

    Mulai dari rukun haji pertama yaitu Ihram. Ihram simbol kesucian dan kesetaraan, bermula di Miqat Makani tempat di mana ritual haji dimulai. Pondasi pertama yaitu niat atau kesengajaan yang suci atau tulus untuk ibadah kepada Allah SWT. 
     
    Kedua, tawaf simbol pergerakan rotasi dalam lingkaran Allah (baitullah). Qalbun Mu’min Baitullah. Allah adalah pusat atau fokus eksistensi. Ibadah ini dimulai dengan mengangkat tangan pada Hajar Aswad sebagai mengawali pertemuan dengan Allah, bergerak maju terus menerus dalam orbit-Mu menyatu dengan ummah ke arah kesempurnaan, mendekati Allah yang Maha Kuasa. 
     
    Ketiga, Maqam Ibrahim, simbol realitas sejarah, jejak kehidupan yang bermakna dan autentik. Setelah tawaf salat di Maqam Ibrahim. Dia lah arsitek Ka’bah, kita adalah arsitek Ka’bah keyakinan diri kita. (Qolbun Mu’min Baitullah), menapaki sejarah hidup dgn penuh kesan dan makna yang baik. 
     
    Keempat, sa’i simbol optimisme hidup. sa’i berarti usaha pencarian, gerakan yang dilambangkan dengan berlari-lari, bergegas menuju Allah. Itu juga merupakan jawaban Hajar (bersama bayinya Ismail) setelah ditinggalkan Ibrahim, “kalau begitu kami tidak akan diabaikan oleh Allah”.
     
    Dimulai dari bukit Shafa (berarti kesucian dan ketegaran) berakhir di Marwa (berarti bermurah hati dan memaafkan). Tawaf dengan jiwa (cinta, keindahan), Sa’i dengan tubuh (logika, kebutuhan). 
     
    Kelima, Arafah, simbol ilmu pengetahuan dan kearifan. Puncak haji adalah Arafah, yaitu wukuf di Arafah, tanggal 9 Dzulhijjah. Dalam perjalanan ini Allah adalah arah yang dituju. Menuju ke Allah harus melalui 3 fase yaitu Arafah, Masy’ar (Muzdalifah), dan Mina.
     
    Arafah merupakan simbol pengetahuan. Sejarah manusia dimulai dengan pengetahuan. Fase pertama Arafah, wukuf dilakukan di siang hari, masuk dalam keheningan diri (Wukuf) untuk menyadari evolusi diri tentang eksistensi kebesaran Allah yang tercipta di semesta kehidupan dan dalam diri manusia. 
     
    Keenam, Masy’ar, simbol kesadaran dan intuisi. Fase ini menakjubkan, dimulai dengan pengetahuan dulu baru kemudian kesadaran. Wukufnya dilakukan pada malam hari, melambangkan fase kesadaran dan tanggung jawab, murni. Sebuah kesadaran yang lahir dari pengetahuan dan sarat dengan cinta. 
     
    Ketujuh, Mina, simbol cinta dan kesyahidan. Istirahat yang paling lama berlangsung dj Mina. Menandakan harapan, cita-caita dan cinta. Cinta adalah fase terakhir setelah pengetahuan dan kesadaran.
     
    Drama ketuhanan dalam ibadah Haji berlangsung dalam tiga fase yakni pengetahuan, kesadaran dan cinta. 
     
    Sejarah bukan hanya menyangkut masa silam, tidak berarti apa-apa jika tidak berbicara masa depan. Memahami sejarah pencoptaan manusia di masa silam adalah untuk mengerti perjalanan sejarah di masa datang.
     
    Allah adalah sutradaranya, penulis skenario. Siapa aktornya? “Inilah yang sangat luar biasa”… aktornya hanya satu engkau sendiri. manusia adalah aktornya. Dan manusia harus menulis sejarah masa depannya. 
     
    Manusia adalah sebuah fenomena penciptaan Allah yang mutakhir/canggih, haruslah menemukan takdir dan memilih takdirnya. Di Mina, manusia harus menentukan pilihan, mengikuti panggilan Allah atau menuruti bujuk rayu setan, di sini manusia menentukan takdirnya sendiri. 
     
    Kedelapan, Jamarat, simbol jihad. Mina adalah medan pertempuran melempar (setan) batu kerikil di ke tiga monumen yaitu Jumratul Ula, lawan dari fase Arafah, Jumratul Wustha, lawan dari fase Masy’ar, dan Jumratul ‘Aqoba lawan dari fase Mina. 
     
    Kesembilan, kurban, simbol kepasrahan mutlak. Fase terakhir dari evolusi manusia ketundukan pada perintah Allah. Pengorbanan adalah bentuk upaya menyelamatkan manusia. Engkau korbankan dirimu agar yang lain dapat hidup lebih baik (orangtua, istri, suami, anak dan manusia). Engkau bagaikan Ibrahim. 
     
    Sebuah perenungan ringkasan perjalanan Haji 2016 dan dari buku Refleksi Ritual Haji dalam Pandangan Ali Syari’ati. 
     
    (Nuryadi, Pengajar Univ. Esa Unggul Jakarta, Ex- Graphic Journalist Metro TV, Media Academy Media Group)
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Gagal Berangkat Haji, Ruben Onsu Rayakan Iduladha dengan Kurban

    Gagal Berangkat Haji, Ruben Onsu Rayakan Iduladha dengan Kurban

    Jakarta, Beritasatu.com – Gagal berangkat beribadah haji tahun ini karena masalah visa, Ruben Onsu memilih merayakan Hari Raya Iduladha 1446 Hijriah dengan berkurban sapi dan berkumpul dengan rekan-rekan artis untuk menjalin silaturahmi. Hal ini diperlihatkan Ruben lewat unggahan  video di akun Instagram pribadinya, @ruben_onsu.

    Mantan suami Sarwendah tersebut juga membagikan momen saat menikmati makan bersama rekan-rekan artisnya seperti pasangan Lesti Kejora dan Rizky Billar, Putra Siregar, serta Ustaz Subkhi.

    “Selamat Iduladha,” kata Ruben, dikutip Jumat (6/6/2025).

    Berkurban seekor sapi di Iduladha tahun ini, menjadi momen perdana Ruben Onsu berkurban setelah memeluk agama Islam.

    “Kalau jadi rencana haji aku enggak jadi kurban. Tapi karena enggak jadi berangkat haji akhirnya ya sekarang aku beli sapi kurban,” tambahnya.

    Sapi kurban tersebut ia sumbangkan untuk musala yang ia bangun di Sukabumi, Jawa Barat.

    “Aku beri ke musala aku yang di Sukabumi, sama aku mau memberikan hadiah sapi ke manajerku karena dia katanya belum pernah berkurban sapi, makanya aku beliin buat dia,” tandas Ruben.

  • Fase Muzdalifah Tuntas, Jemaah Haji Kini Lanjut Mabit di Mina-Lempar Jumrah

    Fase Muzdalifah Tuntas, Jemaah Haji Kini Lanjut Mabit di Mina-Lempar Jumrah

    Jakarta

    Seluruh jemaah haji Indonesia telah meninggalkan Muzdalifah. Kini, jemaah haji Indonesia sudah berada di Mina untuk mabit dan lempar jumrah.

    “Hari ini, kami berada di Muzdalifah, tepatnya Jumat, 10 Zulhijah 1446 H, telah dilaksanakan mabit seluruh jemaah haji Indonesia. Pagi ini, tepatnya pukul 09.40 waktu Arab Saudi, Muzdalifah kami nyatakan clear,” kata Kabid Pelindungan Jemaah sekaligus Kasatops Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna) Harun Al Rasyid di Muzdalifah, Jumat (6/62025).

    Dia berharap seluruh rangkaian puncak haji berjalan lancar. Harun juga mendoakan seluruh jemaah haji Indonesia menjadi haji yang mabrur.

    “Jemaah haji Indonesia seluruhnya telah terdorong menuju Mina. Semoga keberkahan menyertai kita semua,” ujarnya.

    Sebelumnya, fase puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna) pada Kamis (5/6) siang. Jemaah kemudian bergeser ke Muzdalifah untuk mabit pada malam harinya.

    Seluruh jemaah haji Indonesia yang berjumlah lebih dari 203 ribu orang tuntas dibawa dari Arafah ke Muzdalifah pada Jumat (6/6) pukul 03.30 waktu Arab Saudi. Sebagian jemaah juga langsung dibawa ke Mina karena mengikuti skema murur.

    Jemaah yang mengambil nafar Awal akan kembali ke hotel di Makkah pada 12 Zulhijah sebelum terbenam matahari. Sementara, jemaah yang mengambil Nafar Tsani akan kembali ke Makkah pada 13 Zulhijjah 1446 H.

    (haf/knv)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Perjuangan Hidup Mati! Begini Cara Jemaah Indonesia Berhaji pada 1928

    Perjuangan Hidup Mati! Begini Cara Jemaah Indonesia Berhaji pada 1928

    Jakarta, Beritasatu.com – Perjalanan untuk ibadah haji ke tanah suci Makkah sudah dilakukan oleh warga muslim Indonesia sejak zaman dahulu, sebelum adanya layanan penerbangan pesawat terbang. Saat itu, perjuangan berhaji antara hidup dan mati.

    Jemaah haji dari Pulau Jawa harus menempuh pelayaran berbulan-bulan dengan kapal. Keluarga harus ikhlas melepas mereka pergi, karena terkadang tak pernah kembali atau gugur dalam perjalanan yang melelahkan.

    Sebuah video dokumentasi perjalanaan jemaah haji Indonesia tahun 1928 yang diunggah akun Instagram @moslemnewscenter, memperlihatkan bagaimana beratnya perjuangan para tamu Allah memenuhi panggilan Tuhannya pada masa kolonial Belanda.

    Untuk berangkat haji pada masa itu, jemaah harus mendaftar dahulu ke agen perjalanan atau travel yang bekerja sama dengan perusahaan pelayanan milik Belanda. Ongkos haji harus dibayar dengan mata Belanda.

    Setelah mendapatkan tiket dan tiba waktu keberangkatan, jemaah jalan kaki menuju stasiun kereta api terdekat dengan membawa sejumlah barang bawaan dan bekal perjalanan. Mereka naik kereta api menuju Pelabuhan Tanjung Priok.

    Setelah semua jemaah naik ke kapal, perjalanan dimulai menuju Palembang untuk menjemput jemaah dari sana. Dari Palembang, kapal melintasi Selat Malaka berhari-hari hingga tiba di Pulau Rubiah, Kota Sabang, Aceh.

    Pulau Ribuah yang kini terkenal sebagai destinasi wisata paling digandrungi turis di Sabang dahulu merupakan pusat karantina haji Tanah Air masa Hindia Belanda. Kapal haji wajib singgah di sana.

    Setelah masuk karantina di Pulau Rubiah, jemaah akan menjalani menasik haji dan pemeriksaan kesehatan kurang lebih 1 bulan lamanya. 

    Apabila ada jemaah yang terdeteksi kena penyakit menular, seperti kolera atau malaria, maka otoritas pelayaran tidak mengizinkan mereka melanjutkan perjalanan. Pemerintah kolonial takut penyakit itu menular di kapal dan terkena mereka. 

    Dari Sabang, kapal pengangkut jemaah haji kemudian membelah Samudera Hindia dan melintasi perairan berbagai negara. Perjalanan berbulan-bulan di laut hingga sampai ke perairan Jeddah, wilayah Jazirah Arab.

    Jeddah merupakan pelabuhan utama sekaligus pintu gerbang bagi peziarah via laut menuju Makkah sejak masa khalifah Ustman Bin Affan, sahabat Nabi Muhammad SAW yang terkenal kaya rasa dan sangat dermawan. 

    Setiba di perairan Jeddah, jemaah akan dijemput dengan perahu-perahu kecil menuju daratan. Jangan bayangkan ada mobil yang menjemput. Para jemaah harus jalan kaki ratusan kilometer dari Jeddah menuju Makkah. 

    Ka’bah di Masjidil Haram dikelilingi jemaah haji dari seluruh dunua (Antara/Andika Wahyu)

    Bagi warga yang mampu bisa menyewa unta untuk membawa diri dan barang bawaan menuju Hijaz, menempuh perjalanan berhari-hari melintasi padang pasir di bawah terik matahari.  

    Setelah tiba di Makkah, jemaah bisa langsung beribadah di Masjidil Haram. Menjelang puncak haji, Jemaah bergerak ke Mina dan bermalam di sana. 

    Pada pagi buta 9 Zulhijah, jemaah jalan kaki ke Padang Arafah untuk menjalani wukuf, puncak ibadah haji yang dikenal sebagai Hari Arafah hingga matahari.

    Malam tiba, jemaah lanjut ke Muzdalifah untuk menginap atau mabit. Keesokannya melaksanakan lempar jumrah di Mina. 

    Setelah selesai wukuf, lempar jumrah, tawaf, sa’i, dan tahalul atau mencukur rambut, tibalah saatnya pulang.

    Jemaah haji kembali jalan kaki atau naik unta ke Jeddah, kemudian naik kapal yang sama menuju Tanah Air. Mereka kembali menghabiskan waktu berminggu-minggu di laut dan kembali singgah di Pulau Rubiah, Sabang menjalani karantina atau isolasi.

    Jemaah haji kembali diperiksa kesehatan. Jika lolos skrining, maka mereka kembali diizinkan naik ke kapal untuk melanjutkan perjalanan pulang ke daerah masing-masing. 

    Perjalanan melelahkan berbulan-bulan penuh risiko terkadang harus menelan korban. Tidak sedikit jemaah haji yang tak bisa kembali ke kampungnya karena wafat di tengah jalan.

  • Sambung Doa di Malam Takbir, Pemkot Mojokerto Titip Harapan ke Jamaah Haji di Arafah

    Sambung Doa di Malam Takbir, Pemkot Mojokerto Titip Harapan ke Jamaah Haji di Arafah

    Mojokerto (beritajatim.com) – Malam takbir Hari Raya Iduladha 1446 Hijriah menjadi momen penuh makna bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto. Bersama para tokoh agama, keluarga jamaah, dan jajaran perangkat daerah, Pemkot menggelar sambung doa yang ditujukan untuk para jamaah haji asal Mojokerto yang tengah melaksanakan wukuf di Padang Arafah, Kamis (5/6/2025).

    Acara yang berlangsung khidmat di Pendapa Sabha Mandala Tama, Balai Kota Mojokerto ini dipimpin oleh Ketua Pimpinan Daerah Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (PD IPHI) KH. Muhammad Badri dan Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Mojokerto KH. Moh. Shodiqin Marzuqon. Doa bersama tersebut juga disiarkan secara daring agar keluarga jamaah haji turut mengikuti dari rumah masing-masing.

    Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari mengajak seluruh masyarakat untuk mengirimkan doa terbaik kepada para tamu Allah yang sedang menjalani wukuf di Arafah—sebuah waktu mustajab untuk berdoa. “Saat wukuf, doa-doa yang dipanjatkan dijanjikan akan diijabah oleh Allah SWT. Maka kita sambung doa, agar jamaah haji juga melantunkan doa terbaik untuk Kota Mojokerto tercinta,” ungkapnya.

    Ning Ita (sapaan akrab, red) menitipkan harapan agar jamaah haji mendoakan kemajuan, keselamatan, dan keberkahan bagi Kota Mojokerto. Ia menegaskan bahwa jabatan dan kekuasaan bersifat sementara, namun doa dari para jamaah haji di Tanah Suci diharapkan menjadi penerang dalam menjalankan amanah dengan penuh keistiqomahan.

    “Kami mohon seluruh yang ada di jajaran Pemerintah Kota Mojokerto, serta Forkopimda yang menjadi mitra sinergis kami, diberikan kekuatan, kemampuan, dan amanah yang mampu dilaksanakan dengan sepenuh dan seikhlas hati. Semoga Kota Mojokerto senantiasa dianugerahi keamanan, kenyamanan, serta dibebaskan dari bala, musibah, dan bencana,” katanya.

    Ning Ita mendoakan seluruh proses pembangunan berjalan lancar dan cita-cita bersama dapat terwujud. Kegiatan sambung doa ini menjadi wujud kebersamaan dan spiritualitas masyarakat Mojokerto dalam mengiringi langkah para jamaah haji, sekaligus meneguhkan semangat gotong royong untuk kemajuan daerah. [tin/aje]

  • Daging Kurban Masjid Agung Al Azhar Jakarta Akan Disalurkan ke Palestina – Page 3

    Daging Kurban Masjid Agung Al Azhar Jakarta Akan Disalurkan ke Palestina – Page 3

    Sementara itu, mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menjadi khotib Sholat Idul Adha 1446 H/2025 M di Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta Selatan. Dalam khutbahnya, Anies menyampaikan pesan kesetaraan.

    “Saat ini, kita menyaksikan jutaan manusia berpakaian ihram di tanah suci, kita disadarkan pada hakikat kemanusiaan, semua setara, tidak ada pembesar dan rakyat kecil, tak ada raja tak ada hamba sahaya, tak ada kaya tak ada miskin, hanya semua manusia di hadapan Allah,” kata Anies dalam khutbah di Jakarta, Jumat (2/6/2025) seperti dilansir Antara.

    Menurut Anies, di saat yang sama pada saat jemaah melaksanakan salat Ied di Masjid Agung Al-Azhar, jutaan jemaah haji sedang menjalankan rukun haji di tanah suci.

    Anies menerangkan, semua jemaah haji mengenakan dua helai kain putih. Namun, sekembalinya dari haji, kesetaraan itu seolah menguap di kota-kota.

    “Di satu sisi restoran mewah dengan penuh pengunjung, di sisi lain anak-anak memeluk sampah demi sesuap nasi. Mobil-mobil mewah melintas di jalan yang sama dengan gerobak pedagang sayur yang mulai bekerja sebelum subuh,” jelasnya.

    Dia menerangkan, itu bukan pemandangan di negeri asing, melainkan di halaman rumah sendiri.

     

  • Dosen di Pamekasan Ini Meninggal di Makkah Saat Coba Berhaji Lewat Jalur Ilegal

    Dosen di Pamekasan Ini Meninggal di Makkah Saat Coba Berhaji Lewat Jalur Ilegal

    Pamekasan (beritajatim.com) – Seorang warga Kecamatan Larangan, Pamekasan, berinisial SM yang meninggal dunia di wilayah Gurun Makkah, Arab Saudi, saat hendak melaksanakan ibadah haji melalui jalur ilegal. Tercatat sebagai salah satu dosen di Universitas Islam Madura (UIM) Pamekasan.

    Bahkan almarhum juga tercatat sebagai Kepala Program Studi (Kaprodi) Hukum Keluarga Islam (HKI) di Perguruan Tinggi yang beralamat di Kompleks Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Bettet, Pamekasan.

    Ungkapan belasungkawa juga dituangkan melalui salah satu media sosial (medsos) resmi Universitas Islam Madura, termasuk ungkapan duka dari rekan sejawat hingga mahasiswa di lingkungan Kampus Hijau.

    “Innalillahi wa inna ilaihi raji’un, telah berpulang ke rahmatullah Bapak Syukron Mahbub, dosen sekaligus Kaprodi Hukum Keluarga Islam Universitas Islam Madura. Beliau wafat dalam keadaan bersiap menjalankan ibadah haji, panggilan suci sebagai tamu Allah,” dikutip dari medsos resmi UIM, Jum’at (6/5/2025).

    Selama ini SM dikenal sebagai sosok pendidik dengan penuh dedikasi, bersahaja dan ikhlas mencerdaskan generasi bangsa. “Semoga segala ilmu yang beliau ajarkan menjadi amal jariyah yang terus mengalir, semoga Allah SWT menerima seluruh amal ibadahnya, menempatkannya di tempat terbaik di sisi-Nya, serta wafat dalam keadaan husnul khotimah,” ungkapnya.

    Sebelumnya Rektor UIM, Ahmad menyampaikan sempat mengingatkan dan melarang SM untuk berangkat melalui jalur ilegal. Hanya saja saran tersebut terkesan tidak dihiraukan akibat tekad bulat SM untuk menunaikan ibadah haji.

    “Sebelum berangkat, ia sempat bilang ingin menunaikan ibadah haji. Saat itu kami sempat tanya pakai jalur resmi atau tidak, ia jawab pakai orang. Bahkan kami juga sempat ingatkan agar berhati-hati karena pengawasan di Makkah, lebih ketat dari sebelumnya, tapi ia tetap yakin akan lancar,” kata salah satu rekan sejawat, Ahmad, Selasa (3/6/2025) lalu.

    Bahkan dalam kesempatan tersebut, pihaknya juga sempat melarang SM dan membatalkan niat haji karena resikonya relatif tinggi. Namun yang bersangkutan tetap berangkat menuju Arab Saudi, sekitar 25 April 2025 lalu. [pin/aje]

  • Potret Haji dari Luar Angkasa, Astronaut Kasih Pesan Menyedihkan

    Potret Haji dari Luar Angkasa, Astronaut Kasih Pesan Menyedihkan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Saat ini merupakan puncak daripada rangkaian Ibadah Haji di Tanah Suci. Di balik momen sakral ini, ada fakta baru yang ditemukan oleh para astronaut dari MBR Space Center dan Stasiun Luar Angkasa Internasional.

    Astronaut yang mengunggah momen ibadah haji tersebut adalah Sultan Al-Neyadi. Dalam unggahannya, Al-Neyadi mengungkapkan bahwa jemaah yang dipotret sedang menjalankan prosesi wukuf di Arafah.

    Dia juga menyampaikan pesan yang hingga tahun ini masih relevan, bukan hanya bagi umat Islam, tapi juga bagi seluruh umat manusia di bumi.

    “Hari ini adalah Hari Arafat, sebuah hari penting dalam ibadah Haji, mengingatkan kita bahwa iman bukan hanya soal keyakinan, tetapi dalam bentuk tindakan dan refleksi,” kata Al-Neyadi, dikutip Senin (17/6/2024).

    “Semoga ini menginspirasi kita untuk berjuang demi kasih, kerendahan hati, dan persatuan,” sambungnya.

    Sebagai informasi, Al-Neyadi adalah salah satu astronaut yang beragama islam. Selain Al-Neyadi, Pangeran Sultan bin Salman Al-Saud dari Arab Saudi adalah sosok yang pernah mengunjungi luar angkasa pada Ramadan pada tahun 1985.

    Di luar angkasa, Al Neyadi berencana untuk melakukan 19 eksperimen terkait radiasi, tidur, sakit punggung, hingga sains material.

    Selain foto saat momen ibadah Haji, Al Neyadi juga sempat membagikan momen Tahun Baru Islam dari antariksa. Dia mengunggah foto penampakan permukaan Bumi bersama dengan bulan sabit pertama di Tahun Baru Hijriah.

    Tak lupa dia juga mengirimkan ucapan selamat tahun baru Islam. Termasuk juga doa dan harapannya kepada semua umat muslim.

    “Bersama dengan awal tahun baru Hijriah, saya ingin mengingatkan bahwa setiap momen adalah senja dari awal yang baru, kesempatan untuk tumbuh dan bertualang. Semoga tahun kalian penuh dengan berkah, kebahagiaan, dan penemuan hal baru,” tulisnya.

    (tps/tps)

  • Kala Padang Arafah Pertemukan Keluarga yang Terpisah – Page 3

    Kala Padang Arafah Pertemukan Keluarga yang Terpisah – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Ibadah haji adalah momen sakral bagi umat Islam di seluruh dunia. Puncak dari seluruh rangkaian ibadah haji adalah wukuf di Arafah, sebuah ritual berdiam diri, berdoa, dan bermunajat ke hadapan Allah SWT.

    Di tengah jutaan jemaah yang berkumpul di Padang Arafah, terselip kisah mengharukan tentang pertemuan sebuah keluarga yang telah lama terpisah.

    Alfina Hanim, seorang jamaah haji asal Medan, merasakan kebahagiaan yang tak terhingga saat dipertemukan dengan adik-adik iparnya di Arafah. Momen ini menjadi sangat istimewa karena mereka jarang sekali memiliki kesempatan berkumpul bersama di Indonesia.

    “Alhamdulillah sekarang bisa kumpul di Arafah,” kata Alfina, seperti dikutip dari laman Kemenag.go.id, Jumat (6/6/2025).

    Pertemuan ini menjadi bukti bahwa Arafah bukan hanya tempat untuk beribadah, tetapi juga tempat di mana silaturahmi terjalin dan hubungan keluarga dipererat. Momen wukuf menjadi semakin bermakna dengan kehadiran orang-orang terdekat, menciptakan pengalaman spiritual yang tak terlupakan.

    Kisah Alfina dan keluarganya adalah satu dari sekian banyak cerita yang menghiasi perjalanan ibadah haji. Di balik setiap ritual dan doa, terdapat harapan, impian, dan kerinduan yang mendalam.

  • Jakpus kerahkan 103 petugas pemeriksa daging kurban

    Jakpus kerahkan 103 petugas pemeriksa daging kurban

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Pusat mengerahkan sebanyak 103 petugas pemeriksa daging hewan kurban yang disebar ke beberapa lokasi penyembelihan untuk memastikan keamanannya.

    “Seluruh petugas kami tugaskan di tempat pemotongan hewan kurban,” kata Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (Sudin KPKP) Jakarta Pusat Penty Yunesi di Jakarta, Jumat.

    Ia menjelaskan, petugas pemeriksa daging kurban sebanyak 103 orang terdiri dari 40 orang dari ASN Sudin KPKP Jakarta Pusat, 26 orang dari Dinas KPKP DKI Jakarta.

    Selain itu ada pula 14 orang dari Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Cabang Jakarta, dan 23 mahasiswa Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis Institut Pertanian Bogor.

    Ia mengatakan bahwa terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan saat pemotongan hewan kurban yaitu, aspek hygiene sanitasi, kesejahteraan, kesehatan hewan, dan lingkungan.

    “Selain itu, petugas juga menjamin agar pangan asal hewan yang beredar di masyarakat dapat memenuhi kriteria aman, sehat, utuh dan halal (ASUH),” ujarnya.

    Sebelumnya, Wali Kota Administrasi Jakarta Pusat Arifin melepas 103 petugas pemeriksa dan pengawas kesehatan hewan dan daging kurban yang akan bertugas di masing-masing kecamatan.

    Menurut Arifin, perayaan Idul Adha merupakan hari raya bagi umat Islam yang erat kaitannya dengan ibadah haji dan kurban. Terutama penyembelihan hewan kurban.

    Untuk itu, kata Arifin, dalam memenuhi kriteria ASUH bisa dicapai melalui penataan tempat pemotongan hewan kurban baik dari aspek Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) dan Kesejahteraan Hewan (Kesrawan).

    “Dengan diperiksanya hewan dan daging kurban akan menjamin pangan asal hewan yang beredar di masyarakat sehat dan aman,” katanya.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Alviansyah Pasaribu
    Copyright © ANTARA 2025