Topik: haji

  • Pemulangan Jemaah Haji dari Jeddah dan Madinah Kembali Berbasis Kloter

    Pemulangan Jemaah Haji dari Jeddah dan Madinah Kembali Berbasis Kloter

    Bisnis.com, JEDDAH — Setelah terpisah akibat pemberlakuan sistem berbasis syarikah, jemaah haji akan kembali disatukan berdasarkan kelompok terbang (kloter) saat dipulangkan melalui Bandara Jeddah dan Bandara Madinah. 

    Petugas Penyelenggara Ibadah Haji(PPIH) Arab Saudi berupaya untuk menyatukan dan menormalisasi jemaah yang terpisah di sejumlah hotel kembali bersama dalam satu kloter utuh. 

    Kepala Daerah Kerja Makkah PPIH Arab Saudi, Ali Machzumi menjelaskan pihaknya menempuh sejumlah upaya agar jemaah dipulangkan dalam satu kloter utuh, sebagaimana pemberangkatan. 

    Pertama, menyatukan dokumen jemaah berupa paspor yang tersebar di delapan Syarikah. Paspor disatukan di syarikah penanggung jawab pemberangkatan.

    Kedua, menyatukan seluruh jemaah yang tersebar di sejumlah hotel, di hotel titik kumpul yang telah ditentukan, sebelum pemberangkatan.

    Ketiga, mengumpulkan barang bawaan jemaah ke dalam titik kumpul pemberangkatan; dan keempat, memperbarui data manifest transportasi awal yang basisnya satu syarikah menjadi terbuka. 

    “Kemudian kami input ulang manifest pemberangkatan tersebut, sehingga bisa satu kloter utuh dan kemudian bisa diberangkatkan,” kata Ali Machzumi dalam keterangannya, Sabtu (21/6/2025).

    Lebih lanjur, saat ini hotel di Madinah dapat ditempati oleh jemaah dari beberapa syarikah, berbeda dengan penempatan sebelumnya yang harus dari satu syarikah. 

    “Penempatan jemaah haji pada gelombang kedua ini, kami menyatukan beberapa syarikah ke dalam satu hotel. Dengan adanya ini, kami berharap jemaah haji dapat beribadah dengan lebih nyaman,” lanjut Ali.

    Ali mengatakan, upaya tersebut atas koordinasi dan proses dari Kementerian Haji Arab Saudi. Dia menjelaskan bahwa Kementerian Haji Arab Saudi telah memberikan ruang untuk kenyamanan dan keamanan jemaah, dengan kembali jemaah tergabung dalam satu kloter utuh.

    Sementara itu, proses pemberangkatan jemaah ke Madinah saat ini masih berlangsung. Dengan ritme yang terpola dan konsisten, diharapkan proses pemberangkatan jemaah haji dari Makkah ke Madinah dan ke Jeddah berjalan dengan lancar sampai selesai. 

    Ali menyampaikan, hingga 20 Juni 2025, jemaah haji dan petugas gelombang kedua yang telah diberangkatkan ke Madinah berjumlah 19.636 orang. Mereka tergabung dalam 50 kelompok terbang. 

    “Sementara jemaah haji dan petugas yang telah diberangkatkan ke Jeddah untuk selanjutnya diterbangkan ke Tanah Air berjumlah 68.229 orang atau 175 kelompok terbang,” katanya. 

    Adapun, pada Sabtu (21/6/2025) ada 20 kloter dengan total jemaah haji dan petugas berjumlah 7.801 orang dijadwalkan pulang ke Tanah Air. 

  • Dampak Ancaman Bom di Pesawat Saudia Airlines, 21 Penerbangan di Bandara Kualanamu Terlambat
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        21 Juni 2025

    Dampak Ancaman Bom di Pesawat Saudia Airlines, 21 Penerbangan di Bandara Kualanamu Terlambat Medan 21 Juni 2025

    Dampak Ancaman Bom di Pesawat Saudia Airlines, 21 Penerbangan di Bandara Kualanamu Terlambat
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Penerbangan di Bandara Internasional Kualanamu sempat terganggu setelah pesawat Saudia Airlines yang membawa 376 jemaah haji mendarat darurat di bandara itu akibat adanya ancaman bom.
    “Dampaknya, ada 21 penerbangan domestik dan internasional terlambat 15 menit sampai 2 jam,” kata Pelaksana Tugas Director of Operation and Service PT Angkasa Pura Aviasi, Nugroho Jati, saat konferensi pers di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, Sabtu (21/6/2025).
    Keterlambatan itu diawali pada pukul 08.31 WIB saat pesawat Saudia Airlines dengan nomor penerbangan SVA 5688 rute Jeddah–Surabaya mendarat darurat.
    Pihaknya menerima informasi dan terkonfirmasi adanya dugaan bom, sehingga seluruh kekuatan dikirim ke lapangan untuk siap siaga. Lalu pukul 09.27 WIB, pesawat mendarat.
    “Pukul 10.20 WIB penumpang turun. Masuk bis dibawa ke terminal agar lebih aman, lalu dilakukan pemeriksaan,” jelas Nugroho.
    Setelah selesai pukul 10.51 WIB, pemeriksaan kembali dilakukan. Semua penumpang dipastikan dalam keadaan sehat dan10 jemaah dibawa menggunakan kursi roda.
    Selanjutnya, tim Penjinak Bom (Jibom) dari Brimob Polda Sumut melakukan penyisiran barang barang secara menyeluruh. Pukul 16.15 WIB semua sudah selesai.
    Tidak lama setelah pendaratan darurat selesai ditangani, pihak Bandara Internasional Kualanamu memastikan bahwa seluruh operasional tetap berjalan, termasuk pelayanan penerbangan lainnya.
    “Bandara Internasional Kualanamu tetap melayani seluruh penerbangan sesuai jadwal dan memastikan kenyamanan serta keselamatan bagi seluruh pengguna jasa bandara,” tutup Nugroho.
    Sebelumnya diberitakan, Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Ferry Walintukan menyampaikan bahwa pesawat mendarat darurat karena adanya ancaman bom.
    Untuk itu, tim Penjinak Bom (Jibom) dari Polda Sumatera Utara segera dikerahkan untuk melakukan sterilisasi penuh terhadap pesawat.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Terungkap! Densus 88 Sebut Ancaman Bom Pesawat Saudia via VPN Radio

    Terungkap! Densus 88 Sebut Ancaman Bom Pesawat Saudia via VPN Radio

    Bisnis.com, JAKARTA — Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-teror Polri mengungkap metode ancaman bom yang dilayangkan ke pesawat Saudia Airlines dilakukan melalui VPN radio.

    Juru Bicara Densus 88 Polri, AKBP Mayndra Eka Wardhana mengatakan metode itu dilakukan secara ground to ground pada saat pesawat melintas di India.

    “Pengancaman dilakukan melalui komunikasi suara melalui VPN radio telescope dimana bisa dilakukan dari ground to ground atau dari 1 negara ke negara lain pada saat pesawat di atas India,” ujarnya saat dihubungi, Sabtu (21/6/2025).

    Dia menambahkan, pesawat yang mengangkut 376 jemaah haji dengan 11 crew kapal itu telah dilakukan tahap screening.

    Hasilnya, baik dari penumpang, crew hingga barang bawaan seluruh pihak di kapal itu dinyatakan aman. Adapun, penumpang dan crew bakal beristirahat di sekitar Bandara Internasional Kualanamu dan akan kembali diberangkatkan pada Minggu (22/6/2025).

    “Dan hasil screening terhadap penumpang, crew, barang bawaan dan pesawat dinyatakan aman,” pungkasnya.

    Sekadar informasi, ancaman bom ini merupakan kali kedua pesawat Saudia mendarat darurat di Bandara Internasional Kualanamu pada sepekan terakhir.

    Kronologi Ancaman Bom

    Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma I Nyoman Suadnyana mengatakan pesawat itu mendapatkan ancaman bom pada 08.55 WIB.

    “Sekitar pukul 08.55 WIB diperoleh informasi dari Airnav Kualanamu bahwa Pilot Saudi Airlines mendapatkan ancaman BOM,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (21/6/2025).

    Dia menambahkan pilot langsung berkoordinasi dengan Airnav untuk mendarat di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara. 

    Selang 30 menit, pesawat Saudi Airlines kemudian mendarat di Bandara Internasional tersebut. Adapun, pesawat ini memiliki rute Jeddah-Musticat-Surabaya.

    “Pukul 09.27 WIB pesawat Saudi Airlines landing di bandara Kualanamu dan untuk saat ini pesawat berposisi di taxiway A5,” pungkas Nyoman.

    Sementara itu, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menegaskan 376 penumpang jemaah haji Kelompok Terbang (kloter) 33 Debarkasi Surabaya telah diamankan dari ancaman bom yang kedua kali.

    Untuk diketahui, maskapai Saudia Airlines SV 5276 rute Jeddah – Jakarta kembali mendapatkan ancaman bom pada hari ini (21/6/2025).

    Sebelumnya, ancaman bom diungkapkan melalui e-mail, tetapi kali ini ancaman disampaikan melalui telepon yang diterima Petugas Air Traffic Control (ATC) di Jakarta Area Control Center (ACC) dari Kuala Lumpur ACC, tapi dengan rute berbeda yaitu rute Jeddah – Muscat (Oman)  Surabaya.

    Dalam situasi tersebut, Pilot Pesawat Saudia Airlines SV 5688 memutuskan untuk mengalihkan rute penerbangan (divert) ke Bandar Udara Kualanamu di Medan setelah mendapat ancaman bom.  

    Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah II-Medan Asri Santosa mengatakan keputusan tersebut diambil setelah melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk penanganan lebih awal. Dalam laporannya juga menjelaskan bahwa penanganan (emergency treatment) dilakukan setelah Pesawat Saudia Airlines mendarat darurat di Bandar Udara Kualanamu.

    “Setelah pesawat mendarat di Bandar Udara Kualanamu pada pukul 09.27 WIB, maka dilakukan emergency treatment berupa pemeriksaan terhadap seluruh penumpang dan kru pesawat. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan pemeriksaan kabin pesawat dan cargo compartment [barang penumpang di bagasi],” kata Asri Santosa dalam keterangannya, Sabtu (21/6/2025). 

    Dia menjelaskan bahwa pada pukul 12.55 WIB pemeriksaan terhadap kru dan penumpang pesawat telah selesai dilakukan. Pemeriksaan pesawat dilanjutkan secara gabungan oleh Tim Gegana Polri, Tim Penjinak Bom dari Polda, TNI AD, TNI AU dan Petugas Keamanan bandar udara (Aviation Security) serta Petugas Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) bandar udara.

  • Mendarat Darurat di Kualanamu, Begini Nasib 387 Penumpang

    Mendarat Darurat di Kualanamu, Begini Nasib 387 Penumpang

    PIKIRAN RAKYAT – Dua ancaman bom dalam sepekan terhadap penerbangan Saudia Airlines menggemparkan dunia penerbangan Indonesia. Kali ini, pendaratan darurat terjadi di Bandara Kualanamu, Sumatra Utara.

    Nasib ratusan penumpang, mayoritas jemaah haji, berada di bawah bayang-bayang teror digital lintas negara.

    Ancaman Bom via Email: Teror di Tengah Misi Haji

    Penerbangan Saudia Airlines dengan nomor SV-5276 yang membawa 442 jemaah haji Kloter 12 Debarkasi Jakarta-Bekasi menjadi sasaran ancaman bom pada Selasa 17 Juni 2025.

    Ancaman tersebut datang dalam bentuk surat elektronik dari pihak tak dikenal, menyebut akan meledakkan pesawat dengan nomor registrasi HZ-AK32 yang tengah terbang dari Jeddah menuju Jakarta.

    Akibat ancaman itu, pilot memutuskan untuk mendarat darurat di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, pukul 10.44 WIB. Keputusan ini dinilai krusial untuk menyelamatkan seluruh penumpang dan awak pesawat.

    Polri Libatkan FBI, Telusuri Pelaku Teror Digital

    Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan bahwa Polri telah bekerja sama dengan FBI untuk melacak pelaku pengirim email ancaman tersebut.

    “Ya, kami tentunya bekerja sama dengan FBI,” ucapnya di Jakarta, Sabtu 22 Juni 2025.

    “Ini masuk wilayah hukum Indonesia, ataukah masih luar. Itu semuanya sedang kami lakukan pendalaman lebih lanjut,” ujar Listyo Sigit Prabowo menambahkan.

    Senada dengan Kapolri, juru bicara Densus 88 AKBP Mayndra Eka Wardhana mengatakan bahwa pihaknya tengah menyelidiki apakah pelaku merupakan warga negara asing (WNA) dan apakah ada potensi keterlibatan jaringan luar negeri.

    “Dari e-mail, kami akan melihat apakah ada ancaman potensi dari dalam negeri, atau dari luar negeri,” kata Mayndra.

    Ancaman Kedua, Pendaratan Darurat Terulang

    Belum sempat reda, ancaman bom kedua kembali mengguncang Saudia Airlines. Kali ini dialami oleh penerbangan SV-5688 rute Jeddah–Surabaya, yang membawa 387 penumpang, mayoritas jemaah haji asal Jawa Timur.

    Ancaman diterima pada Sabtu 21 Juni 2025 pagi, dan pesawat kembali melakukan pendaratan darurat di Bandara Kualanamu pukul 09.27 WIB.

    “Hari ini pukul 09.27 WIB telah mendarat satu penerbangan dialihkan di Bandara Internasional Kualanamu,” kata Nugroho, Plt Director of Operation and Service PT Angkasa Pura Aviasi.

    Sterilisasi dan Evakuasi: Kerja Cepat Gabungan Polda, TNI, dan Kopasgat

    Setelah pendaratan darurat, tim gabungan dari Polda Sumut, Jihandak Kodam I/Bukit Barisan, dan Kopasgat TNI AU langsung melakukan sterilisasi pesawat dan evakuasi penumpang. Prosedur keamanan diberlakukan penuh, mengingat sensitivitas rute haji dan jumlah penumpang yang besar.

    “Saat ini tim Jibom Sat Brimob Polda Sumut, TNI, dan pihak Bandara Kualanamu sedang melakukan proses sterilisasi pesawat dan evakuasi jemaah haji,” ujar Kompol Siti Rohani Tampubolon dari Polda Sumut.

    “Kami sedang mendata jemaah haji, dan proses evakuasi masih berjalan,” ucap Kolonel Inf Asrul Kurniawan Harahap dari Kodam I/Bukit Barisan.

    Densus 88 Dalami Pola Ancaman: Serangan Siber atau Terorisme Lintas Negara?

    Menurut Mayndra dari Densus 88, ancaman kali ini diteruskan dari AirNav Indonesia ke ATC Kuala Lumpur, kemudian disampaikan langsung ke pilot di udara. Langkah cepat diambil untuk mendarat di Kualanamu.

    “Kejadian tersebut saat ini masih dalam pendalaman oleh Tim Densus 88,” ucapnya.

    “Kami akan telusuri dari mana email berasal dan apakah pola ini menunjukkan keterkaitan dengan jaringan teror,” kata Mayndra menambahkan.

    Nasib Penumpang: Selamat, Tapi Trauma Tak Terelakkan

    Kedua insiden tidak menimbulkan korban jiwa. Namun, trauma yang dialami para penumpang, terutama jemaah haji yang seharusnya berada dalam suasana ibadah yang damai, tak bisa diabaikan.

    Petugas bandara memastikan bahwa seluruh 387 penumpang dalam insiden SV-5688 dalam kondisi aman, meski harus menunggu berjam-jam untuk pemeriksaan ulang dan evakuasi bagasi.***

  • Ancaman Bom ke Pesawat Saudia Airlines Tujuan Surabaya Dikirim via Komunikasi Suara VPN Radio

    Ancaman Bom ke Pesawat Saudia Airlines Tujuan Surabaya Dikirim via Komunikasi Suara VPN Radio

    Ancaman Bom ke Pesawat Saudia Airlines Tujuan Surabaya Dikirim via Komunikasi Suara VPN Radio
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pesawat
    Saudia Airlines
    dengan nomor penerbangan SVA 5688 rute Jeddah–Surabaya mendapatkan
    ancaman bom
    melalui komunikasi suara lewat VPN radio telescope.
    Ancaman ini diduga terjadi pada Sabtu (21/6/2025).
    “Pengancaman dilakukan melalui komunikasi suara melalui VPN radio telescope, di mana bisa dilakukan dari
    ground to ground
    (sesama petugas di darat) atau dari satu negara ke negara lain,” ujar Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri AKBP Mayndra Eka Wardhana, saat dihubungi, Sabtu.
    Mayndra mengatakan, berdasarkan pendalaman yang dilakukan oleh Polda Sumatera Utara bersama dengan tim gabungan dari TNI dan Polri, ancaman ini diduga dikirim ketika pesawat tengah melintas di atas India.
    Ancaman bom
    ini pertama kali diketahui oleh AirNav Indonesia di Jakarta.
    Kemudian, pesan ini diteruskan ke Air Traffic Control (ATC) Kuala Lumpur, Malaysia, dan disampaikan kepada pilot pesawat hingga akhirnya pesawat ini melakukan
    pendaratan darurat
    di Bandara Internasional
    Kualanamu
    , Deli Serdang, Sumatera Utara.
    “Informasi ancaman didapatkan dari AirNav Jakarta ke ATC Kuala Lumpur, kemudian ATC Kuala Lumpur menyampaikan kepada pilot, lalu pilot meminta landing di Kualanamu untuk screening terhadap pesawat,” ujar Mayndra.
    Saat ini, para penumpang dan kru pesawat serta barang bawaan mereka telah diperiksa atau melalui proses skrining.
    “(Ancaman dikirim) pada saat pesawat di atas India. Dan, hasil skrining terhadap penumpang, kru, barang bawaan, dan pesawat (seluruhnya) dinyatakan aman,” kata Mayndra.
    Diberitakan sebelumnya, pesawat Saudia Airlines dengan nomor penerbangan SVA 5688 rute Jeddah–Surabaya melakukan pendaratan darurat di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, pada Sabtu (21/6/2025), pukul 09.27 WIB, akibat ancaman bom.
    Pesawat jenis Airbus A330-300 tersebut membawa 376 penumpang jemaah haji menuju Bandara Internasional Juanda, Surabaya.
    Pelaksana Tugas Director of Operation and Service PT Angkasa Pura Aviasi, Nugroho Jati, mengatakan, pendaratan dilakukan sebagai langkah teknis untuk menjamin keselamatan penerbangan.
    “Seluruh proses penanganan pesawat dan penumpang telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai prosedur yang berlaku,” ujar Nugroho, dalam keterangan tertulisnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ancaman Bom ke Pesawat Saudia Airlines Tujuan Surabaya Dikirim via Komunikasi Suara VPN Radio

    Densus 88 Pastikan Tak Ada Bom di Pesawat Saudia Airlines, Penelusuran Tetap Dilakukan

    Densus 88 Pastikan Tak Ada Bom di Pesawat Saudia Airlines, Penelusuran Tetap Dilakukan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri masih mendalami
    ancaman bom
    yang ditujukan kepada penumpang pesawat
    Saudia Airlines
    dengan nomor penerbangan SVA 5688 rute Jeddah–Surabaya, Sabtu (21/6/2025).
    “Atas kejadian tersebut, saat ini masih dalam pendalaman oleh Tim
    Densus 88
    ,” kata Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri AKBP Mayndra Eka Wardhana, saat dihubungi, Sabtu.
    Sejauh ini, Densus masih melakukan sterilisasi dan pendalaman di lokasi.
    Untuk sementara, belum ditemukan adanya bahan peledak di area sekitar pesawat.
    “Tim Densus 88 bersama Gegana Brimob dan Tim Polda telah melakukan sterilisasi dan pendalaman untuk sementara dinyatakan aman dan tidak terbukti adanya bahan peledak,” ujar Mayndra.
    Ancaman bom
    ini pertama kali diketahui oleh AirNav Indonesia di Jakarta.
    Pesan ini diteruskan ke Air Traffic Control (ATC) Kuala Lumpur, Malaysia.
    Kemudian, disampaikan kepada pilot pesawat hingga akhirnya pesawat ini melakukan pendaratan darurat di Bandara Internasional
    Kualanamu
    , Deli Serdang, Sumatera Utara.
    “Informasi ancaman didapatkan dari AirNav Jakarta ke ATC Kuala Lumpur, kemudian ATC Kuala Lumpur menyampaikan kepada pilot, lalu pilot meminta
    landing
    di Kualanamu untuk screening terhadap pesawat,” ujar Mayndra.
    Diberitakan sebelumnya, pesawat Saudia Airlines dengan nomor penerbangan SVA 5688 rute Jeddah–Surabaya melakukan pendaratan darurat di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, pada Sabtu (21/6/2025), pukul 09.27 WIB, akibat ancaman bom.
    Pesawat jenis Airbus A330-300 tersebut membawa 376 penumpang jemaah haji menuju Bandara Internasional Juanda, Surabaya.
    Pelaksana Tugas Director of Operation and Service PT Angkasa Pura Aviasi, Nugroho Jati, mengatakan pendaratan dilakukan sebagai langkah teknis untuk menjamin keselamatan penerbangan.
    “Seluruh proses penanganan pesawat dan penumpang telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai prosedur yang berlaku,” ujar Nugroho dalam keterangan tertulisnya.
    Kabid Humas Polda Sumatera Utara, Kombes Ferry Walintukan, dalam tayangan Breaking News Kompas TV mengonfirmasi bahwa pesawat mendarat darurat karena ancaman bom.
    “Benar itu ada ancaman bom, kami dari pihak Polda Sumatera Utara diminta untuk mengirim pasukan jibom (penjinak bom) kami untuk melakukan skrining terhadap pesawat dan penumpang,” ucap Kombes Ferry, Sabtu siang.
    Insiden serupa sebelumnya juga terjadi pada Selasa (17/6/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ancaman Bom ke Pesawat Saudia Airlines Tujuan Surabaya Dikirim via Komunikasi Suara VPN Radio

    Seluruh Penumpang Saudia Airlines Telah Dievakuasi Buntut Ancaman Bom

    Seluruh Penumpang Saudia Airlines Telah Dievakuasi Buntut Ancaman Bom
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Seluruh penumpang pesawat
    Saudia Airlines
    dengan nomor penerbangan SVA 5688 rute Jeddah–Surabaya sudah dievakuasi ke Terminal Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, imbas adanya
    ancaman bom
    , pada Sabtu (21/6/2025) pagi.
    “Saat ini, seluruh penumpang sudah dievakuasi ke terminal bandara dan sudah dilakukan skrining dalam keadaan aman,” ujar Kepala Pusat Penerangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Mayjen Kristomei Sianturi, saat dihubungi, Sabtu.
    Kristomei mengatakan, para penumpang yang berjumlah 387 orang ini sudah dievakuasi dan menjalani proses screening.
    “Saat ini, pihak lapangan udara sudah berkoordinasi dengan pihak Tim Jihandak Kodam 1/Bukit Barisan dan Brimob Polda Sumut,” ujar dia.
    Personel gabungan TNI dan Polri ini juga tengah melakukan skrining terhadap pesawat dan barang-barang penumpang.
    Diberitakan,
    pesawat Saudia Airlines
    dengan nomor penerbangan SVA 5688 rute Jeddah–Surabaya melakukan pendaratan darurat di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, pada Sabtu (21/6/2025), pukul 09.27 WIB, akibat
    ancaman bom
    .
    Pesawat jenis Airbus A330-300 tersebut membawa 376 penumpang jemaah haji menuju Bandara Internasional Juanda, Surabaya.
    Pelaksana Tugas Director of Operation and Service PT Angkasa Pura Aviasi, Nugroho Jati mengatakan, pendaratan dilakukan sebagai langkah teknis untuk menjamin keselamatan penerbangan.
    “Seluruh proses penanganan pesawat dan penumpang telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai prosedur yang berlaku,” ujar Nugroho, dalam keterangan tertulisnya.
    Kabid Humas Polda Sumatera Utara Kombes Ferry Walintukan dalam tayangan Breaking News Kompas TV mengonfirmasi bahwa pesawat mendarat darurat karena ancaman bom.
    “Benar itu ada ancaman bom, kami dari pihak Polda Sumatera Utara diminta untuk mengirim pasukan jibom (penjinak bom) kami untuk melakukan skrining terhadap pesawat dan penumpang,” ucap Ferry, Sabtu siang.
    Insiden serupa sebelumnya juga terjadi pada Selasa (17/6/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pesawat Saudi Airlines Dapat Ancaman Bom Lagi, Kemenhub Angkat Bicara

    Pesawat Saudi Airlines Dapat Ancaman Bom Lagi, Kemenhub Angkat Bicara

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menegaskan 376 penumpang jemaah haji Kelompok Terbang (kloter) 33 Debarkasi Surabaya telah diamankan dari ancaman bom yang kedua kali.

    Untuk diketahui, maskapai Saudia Airlines SV 5276 rute Jeddah – Jakarta kembali mendapatkan ancaman bom pada hari ini (21/6/2025).

    Sebelumnya, ancaman bom diungkapkan melalui e-mail, tetapi kali ini ancaman disampaikan melalui telepon yang diterima Petugas Air Traffic Control (ATC) di Jakarta Area Control Center (ACC) dari Kuala Lumpur ACC, tapi dengan rute berbeda yaitu rute Jeddah – Muscat (Oman)  Surabaya.

    Dalam situasi tersebut, Pilot Pesawat Saudia Airlines SV 5688 memutuskan untuk mengalihkan rute penerbangan (divert) ke Bandar Udara Kualanamu di Medan setelah mendapat ancaman bom.  

    Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah II-Medan Asri Santosa mengatakan keputusan tersebut diambil setelah melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk penanganan lebih awal.

    Dalam laporannya juga menjelaskan bahwa penanganan (emergency treatment) dilakukan setelah Pesawat Saudia Airlines mendarat darurat di Bandar Udara Kualanamu.

    “Setelah pesawat mendarat di Bandar Udara Kualanamu pada pukul 09.27 WIB, maka dilakukan emergency treatment berupa pemeriksaan terhadap seluruh penumpang dan kru pesawat. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan pemeriksaan kabin pesawat dan cargo compartment [barang penumpang di bagasi],” kata Asri Santosa dalam keterangannya, Sabtu (21/6/2025). 

    Dia menjelaskan bahwa pada pukul 12.55 WIB pemeriksaan terhadap kru dan penumpang pesawat telah selesai dilakukan.

    Pemeriksaan pesawat dilanjutkan secara gabungan oleh Tim Gegana POLRI, Tim Penjinak Bom dari Polda, TNI AD, TNI AU dan Petugas Keamanan bandar udara (Aviation Security) serta Petugas Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) bandar udara.

    Pihaknya juga menegaskan bahwa operasional penerbangan dari dan ke Kualanamu tidak terganggu.

    “Bandar Udara Kualanamu tetap beroperasi dan penanganan dilakukan di area isolasi sehingga tidak menimbulkan kendala dalam pergerakan tinggal landas dan mendarat pesawat terbang lainnya,” ucap Asri.

    Kru dan penumpang rencana akan diterbangkan ke Surabaya hari Minggu (22/6/2025) pukul 03.30 WIB dengan pesawat yang sama.

    Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Lukman F. Laisa menyampaikan pihaknya terus melakukan koordinasi intensif dengan seluruh pihak terkait. 

    “Kemenhub terus berkoordinasi dengan semua pihak yang terlibat baik operator penerbangan, Komite Keamanan Bandar Udara Kualanamu, Pemerintah Daerah setempat dan pihak terkait lainnya hingga kondisi menjadi aman terkendali,” tuturnya. 

    Sebagaimana dilakukan pada insiden sebelumnya, langkah-langkah penanggulangan keadaan darurat keamanan penerbangan telah dilakukan sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 140 Tahun 2015 tentang Program Penanggulangan Keadaan Darurat Keamanan Penerbangan Nasional dan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor PR 22 Tahun 2024 tentang Pedoman Teknis Penilaian Ancaman Keamanan Penerbangan. ⁠

  • Haji Ma’ruf dan HKI: Menuju Bangkitnya Industri Indonesia

    Haji Ma’ruf dan HKI: Menuju Bangkitnya Industri Indonesia

    PIKIRAN RAKYAT – Sosok Akhmad Ma’ruf Maulana atau yang akrab disapa Haji Ma’ruf, tidaklah asing di dunia industri. Kesuksesan pria kelahiran Sumenep, Jawa Timur, 4 September 1969 ini pun telah menginspirasi banyak orang.

    Bagaimana tidak? Berkat kerja keras dan usahanya, Haji Ma’ruf yang semula merupakan seorang perantau yang bekerja serabutan, telah sukses membangun ribuan hektare kawasan industri di Kepulauan Riau.

    Kesuksesan itu pula yang membuat dirinya terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) periode 2025-2029, dalam Musyawarah Nasional (Munas) IX HKI di Jakarta.

    “Saya (pengusaha) suka uang, tapi uang bukan segala-galanya. Saya itu enggak bisa diukur dengan uang,” tegasnya.

    Pernyataan Haji Ma’ruf tersebut tentu menarik, mengingat dirinya adalah seorang pengusaha kawasan industri besar di Indonesia. Wiraraja Group miliknya adalah kelompok perusahaan di sektor industri dan energi, yang punya peran strategis dalam lanskap industri energi nasional.

    “Seperti kebanyakan orang, saya berangkat dari bukan siapa-siapa. Saya anak Madura, hidup di lingkungan masyarakat yang bisa dikatakan budayanya cukup keras dan religius. Saya lahir dari keluarga yang hidupnya pas-pasan. Ya, seperti banyak orang juga tahu, bagaimana kebanyakan keluarga Madura di masa itu. Nah, dari situ saya punya keinginan untuk mengubah hidup,” ucapnya.

    Untuk mengubah arah hidupnya, ia pun merantau ke berbagai daerah, dari Papua sampai Jakarta. “Bekerja menyambung hidup juga macam-macam yang saya jalani, mulai dari jadi buruh cuci mobil, sampai jadi kernet bus trayek Blok M-Ciputat,” kenangnya.

    “Dari (merantau) itu saya menerpa banyak sekali pengalaman dan wawasan, tapi intinya saya melihat keberhasilan orang itu dari disiplin atas kerja kerasnya. Saya sempat berpikir, kenapa orang itu bisa ya? Apakah saya juga bisa? Itu yang membentuk saya. Bagi saya, kalau orang lain bisa, kita juga wajib bisa! Pasti! Tidak ada yang tidak mungkin,” tuturnya.

    Melihat Peluang 

    Sebelum dikenal sebagai pemilik kawasan industri di Batam, Kepulauan Riau, perjalanan bisnis Haji Ma’ruf bermula dari industri plastik berskala kecil, lalu berkembang jadi satu pabrik, yang kemudian terus bertambah.

    Saat krisis ekonomi datang menghantam, naluri bisnisnya justru datang menuntun. Ia melihat peluang untuk tidak hanya mengembangkan pabrik, tetapi juga membuat satu kawasan industri. Lalu, ketika dunia mulai sibuk bicara energi bersih, ia membuat satu lagi terobosan besar.

    “Saya menangkap peluang, akhirnya saya masuk ke industri energi bersih. Intinya, kita melakukan sebuah perubahan di industri kita. Tentunya tidak serta merta meninggalkan sektor industri yang sudah ada. Jadi industri yang sudah ada kita tetap pertahankan, terus dikembangkan ke kawasan industri. Nah, dari situ kita ekspansi ke energi bersih,” ungkapnya.

    Anak Yatim Piatu

    Namun, perjalanannya juga tidak selalu mulus. Ada masa jatuh bangun yang juga ia lalui dalam perjalanannya sebagai seorang pengusaha. Ia mengenang, apa yang menjadi titik balik terbaik dalam hidupnya.

    “Mungkin tidak bisa saya ceritakan dalam satu malam. Tapi begini, ada masanya bisnis saya jatuh juga. Sebelumnya—apa pun, saya selalu dikasih sama Allah, minta anak dikasih, istri cantik dikasih, semua perusahaan berkembang. Kemudian datang masa-masa sulit itu. Saya berpikir, apa yang salah dengan saya….?” tuturnya.

    Cerita berlanjut. “Semakin saya pikir, semakin saya mencoba untuk evaluasi… Oh ya, akhirnya saya merasa, mungkin ada masanya juga saya nakal. Bisa jadi ada bisnis saya yang kotor. Pada titik itu, saya berusaha untuk membenahi diri. Saya minta selamat sama Allah. Bahkan, saya menjual sebagian aset saya dan mulai aktif memberikan santunan kepada anak-anak yatim piatu. Ternyata, justru dari situ saya menemukan sebuah arti hidup. Dan memang ternyata dalam berbisnis itu, ada hak untuk anak-anak yatim piatu. Saya percaya sekali itu!” tegasnya.

    “Bahkan saya sekolahin dan ketika tamat sekolah, saya beri kesempatan untuk masuk ke industri saya,” katanya.

    Nakhoda Industri Nasional

    Menurut Haji Ma’ruf, posisi Indonesia dalam industri energi dunia sangat bagus, mengingat belum lama ini, Indonesia sudah membuka keran ekspor ke Singapura. Potensi ini sangat besar sebagai kekuatan ekonomi nasional terutama di Provinsi Kepulauan Riau.

    “Kebetulan, kita dapat kepercayaan dari pemerintah, mulai dari hilirisasi pasir silika, sampai semikonduktor, kita dapat investasinya. Tetapi, ini harus kita kawal supaya segala perizinan dapat dipercepat dan dimudahkan, karena ada potensi yang sangat besar,” ucapnya.

    Dengan pengalaman panjang membangun kawasan industri dari nol, dalam pidato pertamanya sebagai Ketua Umum HKI, ia menyampaikan pentingnya kolaborasi antara HKI dan pemerintah, khususnya Kementerian Perindustrian RI, dan beberapa kementerian lainnya untuk menciptakan iklim investasi yang lebih pasti dan kompetitif. Menurut dia, kawasan industri harus bisa menjadi penggerak perekonomian nasional berlandaskan nasionalisme, bukan semata mencari peruntungan. Ia menegaskan bahwa arah kebijakan HKI sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto serta akan aktif mendukung Proyek Strategis Nasional (PSN).

    Di momen itu juga, Haji Ma’ruf menekankan pentingnya membentuk Badan Kawasan Industri Nasional (BKIN) yang berada langsung di bawah pembinaan teknis Kementerian Perindustrian RI, serupa dengan peran Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), atau undang-undang kawasan industri karena ratusan anggota HKI investasi yang ada di dalamnya bukanlah sedikit, melainkan mencapai ribuan triliun.

    “Kawasan industri membutuhkan payung hukum khusus. Dengan begitu, pelaku pengusaha HKI bukan hanya membangun kawasan industri, tetapi juga pemilik industri di dalamnya,” ucapnya.

    Ia juga mengamini apa yang disampaikan Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita yang hadir dalam Munas IX HKI.

    “Pak Haji (Ma’ruf), saya kira tugasnya untuk menahkodai HKI ke depan tidak akan semakin mudah. Filosofi tongkat estafet itu adalah keberlanjutan, kontinuitas yang tidak boleh terputus,” ujar Menteri Agus.

    “Dan kalau ada kepentingan bagi kita untuk memperkuat status kawasan industri, maka silahkan kita bahas bersama-sama Undang-Undang Kawasan Industri. Itulah sebabnya saya minta, coba kita kuantifikasi kontribusi dari kawasan industri terhadap perekonomian nasional, yang pastinya besar sekali,” kata Agus menambahkan.***

  • PPIH Luruskan Persoalan Hotel Jemaah Haji RI yang Jadi Catatan Saudi

    PPIH Luruskan Persoalan Hotel Jemaah Haji RI yang Jadi Catatan Saudi

    Jakarta

    Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) memberi penjelasan terkait persoalan penempatan jemaah di hotel-hotel tak sesuai syarikah yang menjadi salah satu poin catatan Arab Saudi terhadap penyelenggaraan haji RI. PPIH menjamin persoalan yang terjadi sudah diatasi.

    “Terkait dengan kondisi akomodasi atau hotel yang digunakan oleh jemaah haji di Tanah Suci baik di Mandinah maupun di Makkah. Perlu kami sampaikan bahwa akomodasi atau hotel yang digunakan oleh jemaah haji baik di Madinah maupun di Makkah telah sesuai dengan standar kelayakan dan tentunya perizinan-perizinan yang dipersyaratkan pemerintah Arab Saudi,” kata Kepala Daerah Kerja Makkah PPIH, Ali Machzumi, di Makkah, Sabtu (21/6/2025).

    Foto: Penampakan salah satu ruangan hotel jemaah haji RI di Makkah (Haris/detikcom)

    Ali mengatakan surat atau catatan dari Saudi terkait persoalan hotel jemaah haji RI bukan menyoroti fasilitas atau standar hotelnya. Dia mengatakan otoritas Saudi memberi catatan karena jemaah haji RI tak ditempatkan di hotel sesuai syarikah atau perusahaan layanan yang melayani jemaah selama di Madinah.

    “Penempatan di nota diplomatik itu bahwa penempatan hotel yang ketentuannya berbasis syarikah saat gelombang pertama itu jemaah haji kita saat di Madinah ditempatkan di dalam satu hotel dalam kloter itu banyak syarikah. Sehingga hal ini, kami luruskan, penempatannya yang tidak berbasis syarikah masing-masing saat di Madinah,” ujarnya.

    Ali mengatakan PPIH kemudian berkoordinasi dengan Kementerian Haji Saudi dan syarikah untuk mengatasi persoalan tersebut. Dia menyebut jemaah haji RI kemudian ditempatkan di hotel-hotel sesuai syarikah saat berada di Makkah.

    “Penempatannya berbasis syarikah saat berada di Makkah,” ucapnya.

    “Terkait dengan penempatan jumlah jemaah di hotel-hotel yang tidak seharusnya mereka tempati. Artinya bahwa jemaah itu mestinya menempati hotel yang sesuai dengan syarikah atau penyedia layanan yang semestinya. Tapi karena kondisi kita penerbangan satu kloter ada beberapa syarikah sehingga saat gelombang pertama kita tempatkan dalam satu hotel. Ini yang menjadi catatan,” ucap Ali.

    Dia mengatakan persoalan penempatan jemaah di hotel telah selesai. Kini, katanya, jemaah haji RI sudah mulai dipulangkan ke Tanah Air berdasarkan kelompok terbang (kloter) masing-masing.

    1. Tidak memasukkan data jemaah di program persiapan dini

    2. Menempatkan jumlah besar dari jemaah di hotel-hotel yang tidak seharusnya untuk mereka dan sesuai dengan syarikah penyedia layanan yang semestinya

    3. Memindahkan jemaah dari Madinah ke Makkah tanpa mengikuti prosedur yang benar

    4. Tidak mengikuti aturan-aturan kesehatan jemaah haji secara akurat dan persyaratan istitaah sihhiyyah (kemampuan kesehatan) yang menyebabkan adanya laporan peningkatan jumlah kematian jemaah haji Indonesia sebelum pelaksanaan manasik dan jumlah kematian tersebut mewakili 50% dari total kematian jemaah haji luar negeri

    5. Tidak menjalin kontrak dengan proyek Adahi terkait layanan dam dan kurban meskipun sudah ditekankan kepada para penanggung jawab jemaah haji Indonesia tentang keharusan berkontrak dengan proyek tersebut guna pelaksanaan dam dan kurban.

    (haf/azh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini