Topik: Generasi Z

  • Bappenas: Tabel Kehidupan jadi kompas menuju Indonesia Emas 2045

    Bappenas: Tabel Kehidupan jadi kompas menuju Indonesia Emas 2045

    Jakarta (ANTARA) – Direktur Kependudukan dan Jaminan Sosial Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Muhammad Cholifihani mengatakan Tabel Kehidupan (Life Table) Indonesia adalah kompas menuju Indonesia Emas 2045.

    “Kita kumpul di sini semua untuk memastikan data kependudukan (Tabel Kehidupan) menjadi kompas Indonesia menuju Indonesia Emas 2045,” katanya dalam agenda Diseminasi Tabel Kehidupan Indonesia: Mengukur Harapan Merancang Masa Depan di Gedung Bappenas, Jakarta, Senin.

    Dengan adanya Tabel Kehidupan, lanjutnya, maka dapat dibaca peta masa depan Indonesia melalui angka yang bercerita tentang harapan hidup, kualitas kesehatan, dan tantangan lintas generasi. Dalam bahasa lain, Tabel Kehidupan menjadi kompas atau panduan guna menargetkan kebijakan secara tepat, bukan hanya sekedar statistik belaka.

    Kebijakan publik harus bertumpu pada data kependudukan yang akurat dan presisi guna mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045, katanya, menerangkan.

    Melalui Tabel Kehidupan Indonesia yang berfungsi sebagai kompas kebijakan itu, maka bisa dipetakan pola mortalitas dan usia harapan hidup, sehingga intervensi kesehatan, pendidikan, maupun perlindungan sosial tepat sasaran, ujar dia.

    Selain itu, tabel tersebut menyediakan pula data-data untuk membantu penyusunan kebijakan berbasis bukti (evidence-based policy) yang efektif dan efisien, lalu memiliki basis ilmiah kuat yang disusun berdasarkan Sensus Penduduk 2020 dengan metode statistik mutakhir, sehingga lebih relevan kondisi Indonesia dibandingkan model global.

    Kemudian juga memberikan makna bagi generasi muda, mengingat arah kebijakan yang lebih tepat sasaran akan mendukung Indonesia menjadi tempat tumbuh yang berkualitas.

    Pemanfaatan Tabel Kehidupan juga digunakan untuk mendukung pencapaian target Indonesia Emas (IE) 1 terkait kesehatan untuk semua dan IE3 mengenai perlindungan sosial (perlinsos) yang adaptif.

    Untuk IE1, beberapa target yang telah ditentukan ialah membangun sistem kesehatan tangguh dan responsif, lalu setiap penduduk berusia panjang dan hidup sehat dengan menekankan penurunan angka stunting menjadi 5 persen, tuberkulosis dan kusta tereliminasi, dan usia harapan hidup menjadi 80 tahun.

    Peran Tabel Kehidupan dalam hal ini ialah memastikan apakah angka kematian bayi menjadi 4,2 per 1.000 kelahiran untuk mencapai usia harapan hidup 80 tahun sudah sesuai.

    Adapun IE3 berupaya mewujudkan transformasi sosial melalui perlinsos adaptif yang diarahkan untuk meningkatkan cakupan perlinsos. Pemerintah menargetkan cakupan kepesertaan jaminan sosial kesehatan dan ketenagakerjaan sebesar 99,5 persen pada tahun 2045.

    Menurut Cholifihani, Tabel Kehidupan berperan mendukung IE3 dengan adanya perbaikan iuran dan manfaat melalui proyeksi biaya/beban kesehatan, menguatkan paket manfaat bagi disabilitas, kemudian perlindungan kesehatan/Jaminan Kesehatan Nasional yang adaptif melalui analisis morbiditas penyakit langka/katastropik/kritis, dan peluang penyakit akibat pandemi/perubahan iklim/bencana alam.

    Lebih lanjut ia mengatakan dua manfaat lainnya ialah ekuitas dan pengurangan beban finansial dengan melengkapi sistem survelilans kesehatan yang terintegrasi sistem monev (monitoring dan evaluasi) guna mempercepat pengambilan keputusan, serta pengembangan manfaat kesehatan neonatal (periode 28 hari pertama kehidupan seorang bayi setelah lahir) hingga lansia agar dapat menghasilkan kebijakan health consciousness (kesadaran kesehatan).

    Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa Tabel Kehidupan menyediakan parameter mortalitas yang akurat hingga tingkat daerah, sehingga proyeksi penduduk lebih presisi menurut umur dan jenis kelamin, serta memungkinkan skenario kewilayahan.

    World Health Organization (WHO) telah merekomendasikan setiap negara memiliki Tabel Kehidupan nasional yang disesuaikan dengan kondisi demografi epidemiologi, dan kualitas data masing-masing.

    “Beberapa daerah kita di 38 daerah, tingkat kelahirannya beda-beda. Jakarta sudah di bawah 2 (sekitar 1,7-1,8), Bali 1,9, di Indonesia Timur (Maluku, Papua, Papua Barat, Sulawesi) masih di atas 2,3-2,4,” kata Cholifihani.

    “Karena itu, kalau kita paham ini (Tabel Kehidupan), maka skenario kewilayahan kita bisa kita selesaikan tidak dengan satu kebijakan untuk semua provinsi, tetapi bisa berbeda-beda, sesuai realita yang ada di setiap daerah,” ujar dia.

    Tabel Kehidupan Indonesia turut memperkuat keadilan manfaat dan keberlanjutan pembiayaan jaminan sosial, guna memperkaya tabel mortalitas yang sudah dibuat oleh lembaga asuransi di Indonesia, melalui perhitungan probabilitas kematian nan akurat, penyusunan besaran iuran dan manfaat yang berimbang, serta dukungan inklusivitas layanan yang terjangkau dan berkelanjutan.

    Ia mengatakan, jika disimpulkan, pertama, Tabel Kehidupan secara jangka pendek-menengah akan memperkuat registrasi kematian dan kualitas data vital. Kedua, mengintegrasikan Tabel Kehidupan dalam perencanaan pembangunan nasional, strategi jaminan sosial, dan perencanaan kabupaten/kota sehat.

    Secara jangka panjang, Tabel Kehidupan mendukung pencapaian usia harapan hidup 80 tahun pada 2045 melalui penurunan angka kematian bayi, pengendalian penyakit menular/tidak menular, penguatan layanan lansia, literasi kesehatan, serta lingkungan bersih dan aman. Kemudian juga memperkuat peran pemangku kepentingan yang terdiri dari pemerintah pusat dan daerah, Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) dan lembaga asuransi, akademisi, sektor swasta, organisasi masyarakat, serta partisipasi generasi muda.

    “Kita berharap dengan hal ini, masa depan tabel ini pada akhirnya ada di tangan generasi Z dan generasi Alpha,” ujar dia.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Virna P Setyorini
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Dari Asia ke Amerika Latin, Gen Z Bangkit Melawan Ketidakadilan

    Dari Asia ke Amerika Latin, Gen Z Bangkit Melawan Ketidakadilan

    Jakarta – Madagaskar: Tidak Takut Melawan Presiden

    Bagi Herizo Andriamanantena, juru bicara kelompok Generasi Z (generasi kelahiran 1997 hingga 2012) Madagaskar, hal ini cukup jelas: “Kami berkewajiban mengubah segalanya. Yang kami harapkan adalah pemakzulan dan pengunduran diri (presiden). Intinya adalah presiden mengundurkan diri.” katanya kepada DW.

    Gelombang protes global Gen Z kini sampai ke Madagaskar. “Mengubah segalanya” bagi para demonstran berarti: hentikan tata kelola pemerintahan yang buruk dan korupsi. Mereka menuntut Presiden Andry Rajoelina mundur, karena penggantian menteri kabinet dinilai tidak cukup.

    Aksi protes tersebut awalnya dipicu oleh pemadaman listrik dan krisis air minum itu, menurut PBB setidaknya 22 orang tewas dan 100 orang terluka sejak gelombang protes simulai pada (25/9) lalu.

    Mobilisasi anak-anak muda berpendidikan dengan usia 18–28 tahun terus berlanjut meski ada ancaman dan intimidasi, jelas Andriamanantena. Kaum muda Madagaskar merasa sebagai mayoritas karena lebih dari separuh dari 32 juta populasi Madagaskar berusia di bawah 30 tahun. Panutan mereka adalah Nepal.

    Nepal: Generasi Z Menggulingkan Pemerintah

    Pemerintah Nepal memblokir 26 platform media sosial seperti Facebook dan TikTok, dengan alasan melindungi keamanan nasional. Generasi Z pun turun ke jalan, puluhan ribu berdemonstrasi.

    Dengan tagar #NepoBabies (sebutan bagi mereka yang duduk di pemerintahan karena nepotisme dan orang tua berpengaruh), mereka mengekspos korupsi dan persengkongkolan keluarga pejabat. Meski memakan korban puluhan jiwa, mereka berhasil menggulingkan pemerintahan Perdana Menteri Khadga Prasad Sharma. Dalam pemungutan suara yang digelar secara daring, mereka mendukung Sushila Karki – mantan Ketua Mahkamah Agung Nepal dan pejuang antikorupsi – sebagai penggantinya.

    “Kami mengharapkan kebangkitan politik yang berkelanjutan, dipimpin Generasi Z,” kata Rajat Das Shrestha, salah satu tokoh utama gerakan Gen Z di Nepal, kepada DW. “Pemerintah bisa ditumbangkan bila kaum muda bangkit melawan.”

    Jika para penguasa “terus mengabaikan mimpi dan frustrasi anak muda, maka peristiwa serupa akan terjadi di banyak negara lain di kawasan,” ujar Shrestha.

    Sebelumnya gelombang demonstrasi memprotes ketidakadilan pemerintah terjadi di Indonesia pada akhir Agustus 2025 lalu.

    Setelah Nepal kini giliran kaum muda Filipina yang beranjak turun ke jalan – melawan tindakan korupsi serta ketidakadilan pemerintah.

    Serbia: Pemberontakan Gen Z setelah Runtuhnya Stasiun

    Tak hanya di Asia, di Eropa pun Generasi Z turun ke jalan. “Itu adalah tetesan yang membuat isi gelas meluap,” kata Jelena Popadic, salah satu juru bicara gerakan protes kepada DW. Yang dia sebutkan itu adalah upaya pemerintah Serbia menutupi-nutupi penyebab dibalik runtuhnya atap stasiun utama di Kota Novi Sad 1 November 2024 lalu, yang menewaskan 16 orang. Runtuhnya atap stasiun diduga karena malpraktik konstruksi dan korupsi.

    Sejak itu, hampir setahun penuh Gen Z mencoba melumpuhkan kehidupan di negara berpenduduk 7 juta jiwa tersebut lewat gerakan perlawanan di kampus-kampus, demonstrasi mingguan, pemblokiran jalan, hingga penyerangan kantor Partai Progresif Presiden Aleksandar Vucic. Fokusnya jelas memprotes pemerintahan otoriter sang presiden.

    Slogan mereka: “Pumpaj”, yang kira-kira berarti “Lebih keras” atau “Lebih kencang lagi.” Vucic mencoba menekan aksi dengan kekerasan tapi tidak membuahkan hasil.

    “Mahasiswa tidak takut, dan mereka telah menularkan sikap itu ke seluruh rakyat,” kata mantan jenderal polisi Bogoljub Zivkovic kepada DW. Zivkovic dipensiunkan dini oleh Vucic setelah 30 tahun pengabdian, karena putranya – mahasiswa hukum – ikut berdemonstrasi menuntut diakhirinya korupsi.

    Dari Maghreb Sampai ke Amerika Latin

    Tidak kalah berani, gerakan pemuda anonim di Maroko menggencarkan aksi mereka. Menurut kantor berita dpa, dalam protes yang terjadi pada Rabu malam (1/10) sedikitnya 280 orang terluka dan lebih dari 400 ditangkap.

    Isu utamanya adalah korupsi. Namun mereka juga menolak pembangunan stadion untuk Piala Dunia 2030 (yang akan diselenggarakan bersama Spanyol dan Portugal). Sementara kelompok “Gen Z 212” menuntut dana pembangunan stadion dialihkan untuk rumah sakit. 212 diambil dari kode telepon internasional Maroko – untuk menggambarkan identitas gerakan nasionalnya. Seruan protes menyebar melalui TikTok, Instagram, dan platform gim Discord.

    Gelombang aksi Gen Z serupa juga muncul di Paraguay dan Peru. Generasi muda sudah muak dengan nepotisme dan janji kosong politik. Di Asunción, ibukota Paraguay, akhir pekan lalu, mereka berdemo dengan slogan: “Kami 99,9 persen dan kami tidak mau korupsi.”

    Di Peru, kaum muda berdemo di ibukota Lima dengan menabuh genderang kencang menolak korupsi, menuntut Presiden Dina Boluarte mundur, serta menolak rencana reformasi pensiun.

    Di Peru – seperti juga di semua aksi Gen Z di dunia – selalu terlihat bendera bajak laut bergambar tengkorak dengan topi jerami dari animasi legendaris “One Piece.”

    Tokoh utama film animasi itu, Monkey D. Ruffy, yang berjuang demi kebebasan dan keadilan. Salah satu kutipannya yang terkenal jadi keyakinan bersama para demonstran muda: “Aku ingin menciptakan dunia di mana semua temanku bisa makan sepuasnya!”

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Jerman

    Diadaptasi oleh Sorta Caroline

    Editor: Agus Setiawan

    (ita/ita)

  • Harga di Bawah 200 Juta, BYD Atto 1 Bisa Jadi Pilihan Pemilik Mobil Pertama?

    Harga di Bawah 200 Juta, BYD Atto 1 Bisa Jadi Pilihan Pemilik Mobil Pertama?

    Jakarta

    BYD Atto 1 punya harga jual yang sangat kompetitif. Cocok nggak nih buat pembeli mobil pertama?

    BYD bikin kejutan di pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 yang digelar belum lama ini. Di pameran otomotif tahunan itu, BYD meluncurkan lini produk terbaru berupa Atto 1. Atto 1 adalah mobil listrik bergaya hatchback sekaligus menambah lengkap portofolio produk pabrikan asal Shenzhen itu di Indonesia.

    Lebih menariknya lagi saat BYD mengumumkan harga resmi Atto 1. Harganya bikin banyak pihak terkejut, soalnya BYD Atto 1 dibanderol mulai Rp 195 juta hingga yang paling mahal Rp 235 juta. Harganya cukup kompetitif di segmen city car. Dengan banderol tak sampai Rp 250 juta itu, BYD membekali Atto 1 dengan ragam fitur unggulan.

    BYD Atto 1 Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Misalnya saat masuk ke dalam kabin, kamu bakal disuguhkan jok dengan material kulit dan bentuknya mengikuti kontur body. Di area dasbor dilengkapi layar sentuh 10 inci 1080p yang mendukung fitur Apple CarPlay dan Android Auto dengan wired dan wireless. Ada juga cruise control yang aktif di kecepatan 40 km/jam, ada soft opening box, hingga electric auto up down power window di kursi pengemudi.

    Konsol tengahnya ada power outlet 12V, USB type C dan A, wireless charging, electric parking brake with auto hold, hingga driving mode (eco, normal, sport). Tak hanya itu, Atto 1 juga sudah memiliki fitur perintah suara alias voice command dalam bahasa Inggris, Indonesia, hingga bahasa Mandarin. Fitur ini bisa untuk menyalakan musik, pengaturan AC, suara, hingga kontrol semburan angin AC.

    Interior BYD Atto 1. Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Fitur keamanan dan keselamatannya juga lengkap. Ada enam airbag, tyre pressure monitoring system, isofix, kamera belakang, tiga radar di belakang, traction control, hill-start assist control, cruise control system, hingga comfort braking function.

    BYD Atto 1 Cocok untuk Pembeli Mobil Pertama?

    Dengan harga kompetitif dan fitur yang berlimpah, BYD Atto 1 pas buat generasi Z dan milenial yang kini menjadi pembeli mobil pertama. Sebab, pembeli mobil pertama sangat memperhatikan value for money sekaligus menginginkan produk ‘future ready’. Itu semua bisa didapat pada BYD Atto 1 yang menghadirkan kombinasi fitur premium serta biaya operasional rendah, sehingga cocok jadi “mobil pertama yang modern & ramah lingkungan.”

    BYD Atto 1. Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom

    Pertama, kalau urusan value for money, BYD membekali Atto 1 dengan baterai berkapasitas 30,08 kWh dan 38,88 kWh. Baterai tersebut menjanjikan jarak tempuh masing-masing 300 km dan 380 km. Bila baterai penuhi, buat digunakan sehari-hari dengan jarak tempuh sekitar 40 km, maka dalam sembilan hari tak perlu keluar biaya operasional di luar tol. Pun kalau ngecas di SPKLU dengan tarif Rp 2.630 per kWH, dengan konsumsi rata-rata 8,5 km/kWH, dan asumsi jarak tempuh harian 40 km, maka biaya per hari hanya Rp 12.376. Dikalikan sebulan, biaya yang kamu keluarkan hanya Rp 371.280. Per tahun, duit buat ngecas hanya sebesar Rp 4.455.529.
    Jika mau biayanya lebih murah, kamu bisa ngecas di rumah dengan tarif Rp 1.447 per kWH. Dengan asumsi jarak harian 40 km, maka biaya yang akan dikeluarkan per hari sebesar Rp 6.809, per bulan Rp 204.282, dan per tahun Rp 2.451.388.

    Sebagai perbandingan, untuk mobil bermesin konvensional yang menggunakan BBM jenis Pertalite, biaya operasional BYD Atto 1 jauh lebih murah. Katakanlah mobil tersebut punya konsumsi BBM rata-rata 20 km/liter dan jarak tempuh hariannya 40 km, maka keluar duit untuk BBM harian sebesar Rp 20.000. Dalam sebulan, biaya untuk isi BBM sebesar Rp 600.000. Kalau biaya bulanan itu dikalikan 12 untuk menghitung pengeluaran setahun, maka biayanya Rp 7,2 juta.

    Belum lagi pajak tahunannya juga rendah. Seperti diketahui bersama, mobil listrik mendapat insentif sehingga hanya perlu membayar SWDKLLJ (Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan), sedangkan PKB-nya nol persen. Dengan demikian, pemilik Atto 1 tiap tahun hanya membayar Rp 143 ribu. Sedangkan pemilik mobil bermesin konvensional umumnya pajak tahunannya Rp 3 juta per tahun.

    Bagaimana dengan biaya perawatan? Pembeli mobil pertama biasanya nggak mau ribet urusan perawatan berkala. Biaya perawatan juga jadi pertimbangan tersendiri. Adapun biaya servis berkala BYD Atto 1 itu sekitar Rp 1 juta per tahun atau 20.000 km. Setidaknya, kamu bisa menyisihkan Rp 100 ribu per bulan untuk biaya perawatan berkala BYD Atto 1. Sementara untuk mobil konvensional, biaya perawatannya sekitar Rp 2 juta per tahun.

    Jika ditotal keseluruhan, pemilik mobil konvensional setiap tahun bakal keluar duit sebesar Rp 12,2 juta untuk biaya operasional, pajak, dan biaya perawatan berkala. BYD Atto 1 biaya kepemilikannya jauh lebih hemat. Kalau ditotal dengan asumsi ngecas di SPKLU, pajak tahunan, dan biaya perawatan per tahun, estimasi biayanya sebesar Rp 5,6 jutaan. Kalau kamu ngecasnya di rumah, biaya bahkan lebih hemat lagi yakni Rp 3,6 jutaan, 70 persen lebih murah dari mobil bermesin konvensional.
    Deretan fitur dan kemudahan yang ditawarkan itu membuat BYD Atto 1 patut dilirik bagi para pembeli mobil pertama.

    Pengamat otomotif sekaligus akademisi dari Institut Teknologi Bandung Yannes Pasaribu juga mengungkap bahwa BYD Atto sangat potensial memikat para pembeli mobil pertama. Terlebih kini para pembeli mobil pertama itu kebanyakan berasal dari kalangan generasi Z.

    “Atto 1 menawarkan desain yang lebih futuristik, teknologi EV (Blade Battery, jarak tempuh 300-380 km, fast charging 30 menit) dengan fitur premium seperti layar putar 10,1 inci, 6 airbag, dan Apple CarPlay, sementara LCGC seperti Honda Brio (Rp 182-198 juta) masih mengandalkan fitur dasar dan mesin konvensional dengan efisiensi terbatas. Keunggulan fitur ini bisa menarik konsumen muda yang awalnya ingin membeli LCGC karena dana terbatas khusunya bagi mereka yang mencari value for money,” ujar Yannes belum lama ini.

    (dry/din)

  • Ilham Aidit Khawatir Generasi Muda Semakin Tidak Paham dengan Sejarah G30S
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        30 September 2025

    Ilham Aidit Khawatir Generasi Muda Semakin Tidak Paham dengan Sejarah G30S Nasional 30 September 2025

    Ilham Aidit Khawatir Generasi Muda Semakin Tidak Paham dengan Sejarah G30S
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Putra tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI) DN Aidit, Ilham Aidit, mengkhawatirkan generasi muda, khususnya generasi milenial dan generasi Z atau zilenial, semakin jauh dari pemahaman mengenai peristiwa Gerakan 30 September 1965 atau G30S.
    Hal ini disampaikan Ilham usai menghadiri peluncuran dan bedah novel Trilogi Refleksi 60 Tahun G30S karya Yusron Ihza Mahendra, di Gedung Kompas Institute, Palmerah, Jakarta, Selasa (30/9/2025).
    “Selama ini memang agak mengkhawatirkan bahwa kaum zilenial itu milenial dan gen Z, itu semakin jauh dari peristiwa 1965, karena peristiwa ini memang harus dijadikan pelajaran ke depan,” kata Ilham saat ditemui.
    Ilham juga menyoroti buku-buku sejarah di Indonesia yang lebih banyak berkutat pada peristiwa pembunuhan para jenderal pada 30 September 1965.
    Sementara, menurut dia, dampak yang muncul akibat peristiwa G30S justru tidak banyak disorot oleh buku-buku sejarah.
    Menurut dia, dampak peristiwa 1965 amat besar dan menyentuh kehidupan banyak orang, mulai dari terbunuhnya ratusan ribu orang, pemenjaraan massal, hingga pembuangan ribuan orang ke Pulau Buru.
    “Selain terbunuhnya para jenderal, tetapi juga terbunuhnya ratusan ribu orang, dipenjara ratusan ribu orang, 12 ribu orang dibuang ke Pulau Buru, ada 400 orang yang tidak bisa kembali ke negerinya, ke tanah airnya kembali,” ujar dia.
    Ilham berpandangan, karya berbentuk novel bisa menarik minat baca generasi milenial dan gen Z, yang selama ini semakin jauh dari peristiwa 1965.
    “Dengan adanya buku novel ini, orang akhirnya jadi senang membacanya, akhirnya banyak tahu, tetapi tidak melalui sebuah mendengarkan diskusi yang berat. Ini menurut saya baik sekali karena apa prinsipnya adalah
    not the singer but the song
    ,” ujar Ilham.
    Dia menilai novel fiksi sejarah seperti karya Yusron bisa menghadirkan perspektif yang lebih luas, salah satunya dengan menyinggung peran asing dalam dinamika politik Indonesia kala itu.
    “Dengan buku ini, dia cerita tentang CIA, dengan latar belakang yang jauh lebih luas gitu ya. Jadi poinnya, buku ini mungkin akan mendekatkan orang juga kaum milenial tentu dengan peristiwa 1965,” ujar Ilham.
    Menurut Ilham, generasi muda perlu terus dikenalkan pada peristiwa tersebut agar memahami dampaknya bagi bangsa.
    “Karena dari dampak itulah kita bisa belajar untuk tidak lagi terulang peristiwa itu,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ilham Aidit Khawatir Generasi Muda Semakin Tidak Paham dengan Sejarah G30S
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        30 September 2025

    Putra DN Aidit Soroti Sejarah G30S Hanya Berkutat pada Pembunuhan Jenderal Nasional 30 September 2025

    Putra DN Aidit Soroti Sejarah G30S Hanya Berkutat pada Pembunuhan Jenderal
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Putra tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI) DN Aidit, Ilham Aidit, menilai penulisan sejarah peristiwa 1965 selama ini terlalu banyak berfokus pada peristiwa terbunuhnya para jenderal, sementara dampak sosial yang luas jarang dipaparkan secara gamblang.
    Hal itu disampaikan Ilham usai menghadiri peluncuran dan bedah novel Trilogi Refleksi 60 Tahun G30S karya Yusron Ihza Mahendra, di Kompas Institute, Palmerah, Jakarta, Selasa (30/9/2025).
    “Seperti yang saya sebutkan, bahwa dalam buku sejarah kita itu selama ini orang selalu berkutat pada peristiwa terbunuhnya para jenderal saja, tapi dampaknya itu tidak pernah disampaikan dengan gamblang,” kata Ilham, Selasa.
    Menurut dia, dampak peristiwa 1965 amat besar dan menyentuh kehidupan banyak orang, mulai dari terbunuhnya ratusan ribu orang, pemenjaraan massal, hingga pembuangan ribuan orang ke Pulau Buru.
    “Selain terbunuhnya para jenderal, tetapi juga terbunuhnya ratusan ribu orang, dipenjara ratusan ribu orang, 12 ribu orang dibuang ke Pulau Buru, ada 400 orang yang tidak bisa kembali ke negerinya, ke tanah airnya kembali,” ujar dia.
    Ilham menilai karya Yusron Ihza Mahendra dapat menjadi medium alternatif untuk mengenalkan generasi muda pada peristiwa kelam 1965.
    Ia menyebutkan, gaya penyajian dalam bentuk novel fiksi sejarah bisa lebih mudah diterima oleh publik, terutama kalangan milenial dan generasi Z.
    “Buku ini sebetulnya kan buku novel ya fiksi, tapi kajiannya cukup mendalam mengenai latar belakang sejarah. Yang menurut saya itu luar biasa, Yusron ya, luar biasa sekali mencari latar belakang sejarah sehingga sangat mungkin kalau kemudian buku ini menarik orang terkait peristiwa 65 tanpa diskusi yang berat,” ungkap Ilham.
    Ia menyebut novel bisa menjadi jembatan agar generasi muda tidak menjauh dari sejarah.
    “Selama masa lalu itu belum lagi mendapatkan terang yang mampu menerangi masa depan, maka kita akan selalu berjalan di tengah kabut. Kira-kira gitu,” tutur dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mulai Banyak Usia 30-an Sudah Pasang Ring Jantung, Dokter Sarankan Konsumsi Ini

    Mulai Banyak Usia 30-an Sudah Pasang Ring Jantung, Dokter Sarankan Konsumsi Ini

    Jakarta

    Masalah jantung semakin banyak dihadapi generasi Z, dari semula hanya umum di kalangan 40 tahun ke atas. Bukan tanpa sebab, kebiasaan sehari-hari termasuk pola makan dan aktivitas gerak menjadi pemicu utamanya.

    Spesialis jantung dr Karina Arifiani menyesalkan banyak anak muda lebih nyaman dengan aktivitas serba instan. Utamanya terkait makanan yang dikonsumsi.

    “Jadi memang betul secara tren itu orang yang kena penyakit jantung semakin muda ya, di usia 30-an sudah mulai banyak yang pasang ring,” beber dr Karina kepada detikcom Senin (29/9/2025).

    “Karena memang lifestyle itu berubah, banyak junkfood, banyak makanan olahan kemudian semuanya serba instan sedentary lifestyle jadi itu pasti akan berimpact ke penyakit jantung yang usianya akan lebih muda, dari tadinya usia 40-an ke atas,” sambungnya.

    Makanan yang Baik untuk Jantung

    Meski tidak ada spesifik makanan yang secara langsung meningkatkan kesehatan jantung, dr Karina menyarankan perbanyak konsumsi real food. Artinya, makanan dengan minim proses pengolahan.

    “Jadi sayuran, kemudian daging sebisa mungkin tidak daging olahan, jadi bukan burger patty, tapi daging ya daging empal, beef steak tapi memang bukan olahan, jadi bener-benar yang real food dan itu minimal dari zat pengawet proses lahan sumber dagingnya dari mana,” saran dia.

    dr Karina juga membenarkan edamame yang kerap dikaitkan dengan kesehatan jantung karena dinilai bisa menurunkan kadar kolesterol jahat atau low density lipo-protein (LDL) berkat kandungan protein kedelai dan seratnya, serta mengandung lemak sehat seperti asam lemak tak jenuh yakni omega-3 dan omega-6 yang meningkatkan kolesterol baik.

    Karenanya, mengurangi risiko penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung dan stroke.

    “Edamame, acar, semua makanan yang sifatnya oksidannya tinggi juga misalnya buah delima, itu semuanya disarankan.”

    “Terpenting real food, semakin sedikit olahan semakin banyak kita mendapatkan kadar nutrisinya,” pungkasnya.

    (naf/kna)

  • Dua Senator AS Desak Induk Tinder Bertindak Lawan Penipuan di Aplikasi Kencan

    Dua Senator AS Desak Induk Tinder Bertindak Lawan Penipuan di Aplikasi Kencan

    JAKARTA – Dua senator Amerika Serikat mengirim surat kepada perusahaan induk Tinder, Match Group, pada Rabu 24 September. Kedua, mendesak agar perusahaan mengambil langkah tegas terhadap maraknya penipuan kencan di platformnya serta meminta informasi terkait upaya deteksi penipuan dan perlindungan pengguna.

    Dalam surat yang ditujukan kepada CEO Match, Spencer Rascoff, Senator Demokrat Maggie Hassan dan Senator Republik Marsha Blackburn meminta perusahaan untuk menyerahkan dokumen mengenai kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam menangani aktivitas penipuan di aplikasi kencan miliknya.

    Kasus penipuan asmara (romance scam) terus meningkat. Modus yang kerap digunakan adalah penipu membuat profil menarik namun palsu di aplikasi kencan, lalu membangun hubungan dengan korban selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan sebelum akhirnya meminta hadiah maupun uang.

    “Kami juga khawatir bahwa Match Group, melalui desain algoritmenya, menciptakan rasa percaya yang justru dapat dimanfaatkan oleh penipu asmara,” tulis kedua senator tersebut.

    Biro Investigasi Federal (FBI) dalam laporan April 2025 menyebut kerugian akibat kejahatan siber di seluruh dunia pada tahun lalu mencapai lebih dari 16 miliar dolar AS (sekitar Rp261 triliun), dengan ratusan juta dolar di antaranya berasal dari penipuan asmara.

    Senator Hassan dan Blackburn memberikan tenggat waktu hingga 15 Oktober kepada Match untuk membuktikan bahwa perusahaan telah melakukan upaya mencegah penipuan asmara serta menjelaskan faktor-faktor yang memungkinkan penipuan tersebut terjadi di aplikasinya. Match juga merupakan pemilik aplikasi kencan lain seperti Hinge dan OkCupid.

    Match Group sebelumnya pernah berhadapan dengan regulator. Pada 2019, Komisi Perdagangan Federal (FTC) menuduh perusahaan tersebut dengan sengaja mengirimkan iklan otomatis melalui Match.com yang berisi ketertarikan dari akun-akun yang diketahui palsu. Namun, Departemen Kehakiman menutup penyelidikan terkait gugatan FTC tersebut pada 2020.

    Belakangan, perusahaan aplikasi kencan seperti Match dan pesaingnya, Bumble, mulai berfokus pada peningkatan pengalaman pengguna dengan menghadirkan fitur berbasis kecerdasan buatan (AI). Match bahkan telah meluncurkan fitur interaktif berbasis AI untuk membantu pencocokan, terutama guna menarik perhatian generasi Z.

  • Dari meme ke gerakan sosial, membaca tren baru aktivisme  media sosial

    Dari meme ke gerakan sosial, membaca tren baru aktivisme media sosial

    Mereka mengandalkan meme, video pendek, remix musik, dan caption satir untuk menyampaikan kritik. Cara ini relevan dengan budaya komunikasi instan di era digital

    Jakarta (ANTARA) – Fenomena “Stop Tot Tot Wuk Wuk” yang merebak di media sosial dan menjadi aksi nyata dalam bentuk stiker dan gerakan parsial di jalan memperlihatkan wajah baru gerakan sosial digital.

    Berangkat dari akumulasi keresahan publik terhadap perilaku tidak etis, gerakan daring ini menggabungkan ekspresi humor, kritik sosial, serta ajakan moral yang sederhana namun kuat.

    Dari sisi komunikasi publik, fenomena ini menunjukkan bagaimana masyarakat, khususnya generasi muda, menggunakan bahasa populer dan simbol budaya populer untuk mengartikulasikan isu etika sosial. Selain itu, aksi ini menegaskan pergeseran pola gerakan sosial di era digital, dari mobilisasi massa konvensional menuju gerakan berbasis konten viral.

    Awalnya, “Stop Tot Tot Wuk Wuk” mungkin dianggap sekadar lelucon atau jargon internal komunitas. Namun, ternyata jargon ini memenuhi syarat sebagai framing isu. Seperti dijelaskan Robert Entman (1993) bahwa sebuah isu akan menjadi perhatian publik jika disederhanakan dalam simbol atau narasi yang mudah dipahami. Kalimat yang repetitif, ritmis, dan jenaka justru mempermudah penyebaran.

    Inilah yang membuat gerakan tersebut cepat menular di TikTok, X, dan Instagram. Generasi media sosial tidak memerlukan seminar panjang untuk membahas etika digital. Sebuah kalimat sederhana bisa menggeser diskursus publik, mengingatkan, bahkan mempermalukan perilaku yang dianggap melanggar norma sosial.

    Aktivisme Baru

    Gerakan sosial digital ini juga dapat dibaca melalui lensa teori spiral keheningan (Noelle-Neumann, 1974). Individu yang tadinya enggan bersuara soal perilaku menyimpang kini mendapat keberanian karena ada ekspresi kolektif yang viral. Mereka merasa berada dalam arus utama opini publik, bukan minoritas yang terisolasi.

    Lebih jauh, “Stop Tot Tot Wuk Wuk” memperlihatkan pola baru aktivisme generasi Z. Mereka tidak selalu menempuh jalur formal, demonstrasi fisik, atau forum diskusi akademik. Mereka memilih arena yang mereka kuasai yaitu media sosial. Mereka mengandalkan meme, video pendek, remix musik, dan caption satir untuk menyampaikan kritik. Cara ini relevan dengan budaya komunikasi instan di era digital.

    Fenomena serupa juga pernah muncul di luar negeri. Misalnya, gerakan #MeToo yang lahir dari media sosial berhasil membongkar praktik pelecehan seksual di berbagai sektor. Di Thailand, protes mahasiswa terhadap pemerintah juga banyak diekspresikan lewat meme satir yang menggabungkan ikon budaya pop. Hal ini menegaskan bahwa humor, kreativitas, dan bahasa sehari-hari bisa menjadi senjata politik dan sosial yang efektif.

    Dari perspektif komunikasi publik, gerakan ini memiliki tiga fungsi penting. Pertama, fungsi edukatif. Ia menyampaikan pesan moral tentang batas etika, baik di dunia nyata maupun digital. Pesan sederhana “Stop Tot Tot Wuk Wuk” bisa menjadi pintu masuk diskusi lebih serius tentang pelecehan verbal, catcalling, atau perilaku yang merendahkan martabat orang lain.

    Kedua, fungsi deterrent. Pesan yang viral menciptakan tekanan sosial. Individu yang hendak melakukan perilaku negatif mungkin menahan diri karena takut menjadi bahan olokan publik. Dalam komunikasi massa, efek semacam ini disebut sebagai efek preventif pesan, di mana komunikasi bukan hanya memberi informasi, tetapi juga mempengaruhi perilaku.

    Ketiga, fungsi reflektif yang ditunjukkan lewat keresahan kolektif terhadap nilai-nilai yang dianggap terganggu. Dengan demikian, gerakan ini berfungsi sebagai kanal ekspresi warga sekaligus cermin bagi pemerintah dan institusi pendidikan untuk memahami dinamika etika generasi muda.

    Namun, tidak berarti gerakan ini bebas dari masalah. Pertama, penyederhanaan pesan bisa mengaburkan substansi. Tidak semua orang yang membaca jargon tersebut memahami konteks kritis di baliknya. Bisa saja pesan hanya dipahami sebagai guyonan, tanpa perubahan perilaku nyata.

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Gerakan Nurani Bangsa Desak Delpedro Marhaen Cs Dibebaskan – Page 3

    Gerakan Nurani Bangsa Desak Delpedro Marhaen Cs Dibebaskan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Sejumlah tokoh nasional yang tergabung dalam Gerakan Nurani Bangsa (GNB) mendesak kepolisian segera membebaskan enam orang aktivis yang ditahan buntut unjuk rasa berujung ricuh Agustus lalu.

    Sikap itu disampaikan usai mereka menjenguk mereka di Polda Metro Jaya, Selasa (23/9/2025). Adapun enam orang adalah Delpedro Marhaen, Muzaffar Salim, Syahdan Husein, Khariq Anhar, RAP dan Figha Lesmana.

    “Ini adalah wujud kami, kepedulian kami, sekaligus keprihatinan atas adanya sejumlah aktivis, mahasiswa yang ditahan karena peristiwa demo beberapa waktu yang lalu,” kata mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Polda Metro Jaya, Selasa (23/9/2025).

    Lukman mengatakan, GNB ingin memastikan kondisi para tahanan, mendengar langsung cerita mereka, serta menyampaikan kegelisahan moral kepada pimpinan kepolisian.

    “Kami menyempatkan diri untuk hadir di sini, setidaknya untuk memastikan kondisi mereka seperti apa saat ini, juga untuk mendengar apa yang mereka rasakan, apa latar belakang penangkapannya dan hal ikhwal yang terkait dengan peristiwa beberapa hari yang lalu dan apa harapan-harapan mereka,” ucap dia

    Dia mengatakan, GNB juga mengirim surat resmi kepada Kapolri meminta pembebasan para aktivis yang dianggap hanya menyampaikan aspirasi secara damai.

    “Atau kalaulah kemudian pihak-pihak kepolisian menilai, memiliki bukti-bukti dalam kaitannya dengan proses hukum yang harus dijalani oleh mereka, mudah-mudahan penahanan yang mereka alami saat ini betul-betul tetap menjunjung hak-hak dasar, hak asasi manusia,” ucap dia.

    Cendekiawan Komaruddin Hidayat, menambahkan, para aktivis itu sejatinya adalah generasi muda dengan idealisme tinggi. Mereka lahir di era media sosial dan menggunakan kanal digital sebagai bahasa ekspresi.

    “Anak-anak aktivis itu biasanya punya idealisme. Mereka punya cara dan gaya tersendiri, lebih-lebih mereka generasi Z. Oleh karena itu, salah satu bahasa mereka lewat media masa, media sosial,” ucap dia.

     

  • Police Goes To School Beri Pesan Disiplin Lantas Siswa SMP di Dumai

    Police Goes To School Beri Pesan Disiplin Lantas Siswa SMP di Dumai

    Dumai

    Polsek Dumai Barat, Polres Dumai menjadi pembina upacara di SMPN 24 Kota Dumai. Polisi mengedukasi para murid dalam keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas (kamseltibcarlantas).

    Kegiatan yang digelar pada Senin (22/9/2025) itu merupakan rangkaian memperingati HUT ke-70 Lalu Lintas Bhayangkara. Kegiatan ‘Police Goes to School’ membawa pesan akan pentingnya keamanan berkendara, sekaligus menjadi wadah edukasi untuk meningkatkan kesadaran pentingnya menjaga lingkungan hidup di kalangan Generasi Z.

    “Kegiatan ini diharapkan memberikan motivasi kepada para siswa untuk menjadi generasi yang berprestasi dan berkarakter,” kata Kapolres Dumai AKBP Angga F Herlambang.

    Kegiatan tersebut dipimpin Wakapolsek Dumai Barat AKP Dedi Noperizal bersama Bhabinkamtibmas Kelurahan Ratu Sima Bripka Edy Suryanto. Para siswa antusias mengikuti kegiatan ini dan banyak yang bertanya tentang berbagai hal terkait dengan keselamatan dan keamanan.

    Kegiatan ‘Police Goes to School. ini diharapkan dapat membentuk karakter siswa yang disiplin, peduli dengan keselamatan, dan memiliki kesadaran akan pentingnya keamanan.

    Pihak SMPN 24 Kota Dumai menyampaikan apresiasi kepada pihak kepolisian yang telah memberikan edukasi kepada para siswa. Dengan kegiatan ini, pihak sekolah berharap para murid dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan siswa tentang pentingnya disiplin, keselamatan, dan keamanan.

    (mei/mei)