Topik: Generasi Z

  • Solopos Hari Ini : Balas Patukan Sang Gagak! – Espos.id

    Solopos Hari Ini : Balas Patukan Sang Gagak! – Espos.id

    Perbesar

    ESPOS.ID – Koran Solopos edisi Sabtu (16/11/2024).

    Esposin, SOLO—Harian Umum Solopos edisi hari ini, Sabtu (16/11/2024), mengangkat headline tentang Indonesia tetap harus mengakui kalah kelas dari Samurai Biru Jepang setelah takluk dengan skor 0-4 dari Jepang pada laga Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Jumat (15/11/2024).

    Diberitakan Solopos hari ini, keempat gol Jepang tercipta lewat bu­nuh diri Justin Hubner (35’), Takumi Mi­­namino (40’), Hidemasa Morita (49’) dan Yukinari Sugawara (69’). Kekalahan da­ri Jepang membuat Indonesia kini ber­ada di dasar klasemen Grup C dengan koleksi tiga poin dari lima pertandingan. Sementara Jepang kokoh bertengger di puncak klasemen dengan 13 poin dari lima laga.

    Promosi
    Berdayakan Perempuan, BRI Raih Indonesia Women’s Empowerment Principles Awards

    Meski dua kali kalah, peluang Indone­sia untuk lolos ke babak keempat kualifi­kasi belum tertutup. Pasalnya, jarak poin In­done­sia dengan peringkat kedua Austra­lia hanya tiga angka. Apalagi, In­donesia masih me­nyisakan tiga pertandingan kandang lagi yang berpotensi meraup sembilan poin.

    Timnas Jepang, yang berperingkat 15 dunia FIFA, menunjukkan kelasnya sejak menit pertama. Diperkuat pemain-pemain ternama seperti Wataru Endo (Liverpool), Takumi Minamino (AS Monaco), Kaoru Mitoma (Brighton and Hove Albion) dan Daichi Kamada (Crystal Palace), tim Jepang yang berlogo burung mitologi gagak berkaki tiga Yatagarasu mengurung pertahanan Indonesia untuk mendapatkan gol.

    Akan tetapi, pertahanan yang penuh disiplin membuat Jepang tidak mudah merangsek masuk ke kotak penalti skuad Garuda. Anak-anak asuh pelatih Shin Tae-yong sempat memiliki peluang emas pada menit kesembilan saat penyerang Ragnar Oratmangoen tinggal berhadapan satu lawan satu dengan kiper Jepang Zion Suzuki, tetapi situasi itu gagal menghadirkan gol.

    Beban Administratif Guru akan Dikurangi

    SOLO—Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat, menyatakan bahwa beban administratif yang ditanggung guru akan dikurangi. Dengan begitu guru punya lebih banyak waktu mempersiapkan bahan ajar serta menjalankan tugas sebagai pendidikan dengan lebih baik dan lebih fokus.

    Hal itu diungkapkan Atip di hadapan lebih dari 15.000 guru di Jawa Tengah (Jateng) yang mengikuti Festival Transformasi Pendidikan di Stadion Manahan Solo, Jumat (15/11/2023) malam. Dia mengaku menerima banyak masukan dari para guru tentang admistrasi yang terlalu membebani guru di sekolah sehingga tidak maksimal dalam mengajar.

    “Agar menjadi guru yang kompeten, setelah mendengar aspirasi, salah satunya kami akan mengurangi beban administrasi yang dirasakan guru,” katanya disambut tepuk tangan belasan ribu guru yang hadir.

    Pilih Sewa atau Beli Rumah?

    Perusahaan manajemen properti co-living, Cove, mengungkapkan adanya pergeseran tren membeli rumah pada anak muda, Generasi Z, dan milenial. Country Director of Investment Cove, Rizky Kusumo, menyatakan berdasarkan sejumlah riset diketahui saat ini terdapat pergeseran usia ketika seseorang ingin membeli rumah sendiri.

    “Kalau di Baby Boomers itu trennya beli rumah di usia 20-an awal, milenial dan Gen Z ini bergeser jadi ke usia awal 30-an,” ujar Rizky, dalam diskusi media pada Selasa (12/11/2024), seperti dikutip Bisnis.com.

    Dikutip dari data Kementerian PUPR, sebesar 52% dari Gen z ingin punya rumah sendiri tapi hanya mampu beli yang di bawah Rp400 juta. Sedangkan dari kelompok milenial, terdapat 81 juta milenial sampai saat ini belum punya rumah sendiri. Hal ini juga yang membuat penjualan rumah secara umum di Indonesia terus mengalami penurunan setiap tahunnya.

    Menyiapkan Fondasi agar Warga Senior Sejahtera

    BOYOLALI – DPRD Kabupaten Boyolali mengajukan usulan rancangan peraturan daerah (raperda) untuk menjamin kesejahteraan warga lanjut usia (lansia) atau warga senior, termasuk kesempatan bekerja pada usia pensiun.

    Raperda tersebut untuk menjamin kesejahteraan warga senior seiring jumlah mereka yang semakin banyak. DPRD Kabupaten Boyolali mengusulkan raperda tentang kesejahteraan warga senior itu bersamaan dengan raperda tentang pemberdayaan masyarakat desa dan pengelolaan sumber daya air pada Rabu (13/11/2024).

    Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Boyolali, Wahyono, menjelaskan alasan pengusulan raperda tentang kesejahteraan warga lansia karena sebagai warga negara Indonesia mereka memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam semua aspek kehidupan.

    Simak berita di Koran Solopos edisi hari ini, Sabtu (16/11/2024), lewat gawai Anda dengan mengakses koran.espos.id. Untuk memulai berlangganan silakan daftar ke Solopos ID dengan harga mulai Rp9.999. Berlangganan Solopos ID, Anda bisa mengakses berita Koran Solopos lewat gadget, membaca konten khas Espos.id yaitu Espos Plus, serta menikmati semua berita di Espos.id tanpa gangguan iklan.

    Bila ada pertanyaan atau kendala mengenai Solopos ID, Anda bisa mengakses Pusat Bantuan atau menghubungi WhatsApp pusat layanan pelanggan SoloposID di 081548554656.

    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram “Solopos.com Berita Terkini” Klik link ini.

  • 15.000 Guru Jateng Kumpul di Manahan Solo Bahas Inovasi Transformasi Pendidikan – Espos.id

    15.000 Guru Jateng Kumpul di Manahan Solo Bahas Inovasi Transformasi Pendidikan – Espos.id

    Perbesar

    ESPOS.ID – Penampilan para siswa Soloraya berkolaborasi dengan grup musik Coklat dalam Festival Transformasi Pendidikan di Stadion Manahan Solo, Jumat (15/11/2024). (Solopos/Dhima Wahyu Sejati)

    Esposin, SOLO — Lebih dari 15.000 guru di Jawa Tengah menghadiri Festival Transformasi Pendidikan yang digelar Balai Besar Guru Penggerak Jawa Tengah di Stadion Manahan Solo, Jumat (15/11/2024). Acara dibuka dengan Seminar Kepemimpinan Pembelajaran.

    Transformasi pendidikan diperlukan untuk mewujudkan visi Indonesia Emas pada 2045. Sedangkan guru menjadi kunci transformasi digital. Dalam seminar tersebut terdapat enam guru dari Jawa Tengah yang mempresentasikan praktik di sekolah masing-masing di hadapan belasan ribu guru lainnya yang berada di tribune.

    Promosi
    Program Pemberdayaan BRI Dorong Klaster Usaha Manggis di Bali Perluas Pemasaran

    Enam guru tersebut menyampaikan tema penting dalam transformasi pendidikan seperti karakter, kemampuan numerasi, iklim keamanan sekolah, kualitas pembelajaran, kemampuan literasi, dan iklim kebhinekaan di sekolah.

    Guru SMPN 1 Gandrungmangu Cilacap, Wahyuningsih, mengangkat tema karakter. Dia mengatakan ada kendala bagi pendidik menghadapi karakter siswa hari ini terutama menumbuhkan budaya ilmiah dan kritis di tempatnya mengajar. 

    Menurutnya, sikap ilmiah belum terbentuk, yang bisa dilihat dari kurangnya kepercayaan diri dan rendahnya minat untuk berkompetisi di kalangan siswa. Dia mengaplikasikan pembelajaran berbasis project dalam kegiatan ekstrakurikuler Karya Ilmia Remaja (KIR) sebagai wadah atau laboratorium karakter. 

    Melalui wadah tersebut, dia melakukan aksi untuk memetakan masalah, pembagian kelompok, literasi pustaka, pelatihan, presentasi, diskusi, penerapan hasil penelitian, dan lomba.

    “Kemudian saya melakukan survei di masing-masing kelas, bahwasannya terdapat peningkatan keaktifan peserta didik dalam kegiatan diskusi di kelas. Selain itu jiwa kompetisi siswa dan cara berpikir ilmiah juga berhasil meningkat,” kata dia dalam paparannya, Jumat.

    Sementara itu, Guru SDN 4 Klaling Kudus, Tias Angreini, mengangkat pentingnya kemampuan numerasi siswa. Tias menggunakan metode Komik Edukasi Digital (Komedi) untuk meningkatkan kemampuan numerasi siswa. Dia membuat komik menggunakan aplikasi Canva dan mengambil materi dari buku pembelajaran.

    Dia sengaja membuat Komedi untuk mengatasi masalah kemampuan numerasi dan penalaran matematika siswa di sekolahnya. Menurutnya, metode tersebut mudah dimengerti dan cukup sederhana untuk diaplikasikan.

    Iklim Keamanan Sekolah

    “Hasilnya siswa lebih tertarik dan suasana belajar lebih menyenangkan, kemudian meningkatkan pemahaman dan kepercayaan diri siswa dalam menyelesaikan masalah numerasi,” kata dia.

    Kemudian, guru SMAN 3 Slawi Tegal, Yuni Hastuti, dalam pemaparannya menekankan pentingnya iklim keamanan sekolah. Yuni merespons isu kekerasan di lingkungan pendidikan. Ia membuat platform bernama Konseling Online SMAN 3 Slawi.

    Ini merupakan layanan konseling yang dilakukan secara jarak jauh. “Alasan saya membuat ini didasarkan pada perkembangan teknologi, di mana anak-anak SMA yang saya hadapi Generasi Z, mereka sangat dekat dengan teknologi,” kata dia.

    Dia mengatakan program ini juga menjawab masalah kesehatan mental anak Indonesia. Sebagaimana data WHO yang menyebut satu dari tujuh anak Indonesia mengalami gangguan kesehatan mental. “Selain itu ini juga merespons adanya korban perundungan yang tidak berani melapor langsung ke guru,” kata dia. 

    Selanjutnya guru SDN 2 Banjarejo Kebumen, Novi Mulyani, menyoroti pentingnya meningkatkan kualitas pembelajaran. Dia menawarkan inovasi pembelajaran berdiferensiasi melalui permainan tradisional petak umpet dengan teknologi digital.

    Ini untuk menerapkan filosofi pendidikan Ki Hajar Diwantara dengan menyesuaikan kodrat alam dan kodrat zaman. “Kodrat alam sesuai dengan permainan tradisional, sedangkan kodrat zaman di sini memanfaatkan teknologi digital,” kata dia.

    Dia mengatakan program ini dia buat untuk merespons nilai capaian pembelajaran di tempatnya mengajar pada 2024. Termasuk hasil belajar siswa dan motivasi belajar yang rendah.

    “Teknologi yang digunakan dalam pembelajaran seperti Augmented Reality [AR],” kata dia. Dia melanjutkan melalui metode belajar tersebut berhasil meningkatkan nilai siswa di atas batas minimum.

    Iklim Kebinekaan

    Selanjutnya guru SMKN 2 Kendal, Tomi Chandra Hermawan, mengangkat tema peningkatan literasi di sekolah. Tomi meningkatkan literasi siswa dengan cara yang menyenangkan melalui Aplikasi Literasi Siswa. Aplikasi tersebut merespons minat baca yang rendah dan akses baca yang terbatas. 

    Sebelumnya, dia membuat tim penggerak yang bertugas membuat aplikasi berbasi telepon pintar untuk digunakan siswa. Aplikasi berisikan perpustakaan digital yang bisa diakses guru dan siswa. “Juga kami menyisihkan waktu 30 menit setiap hari untuk kegiatan literasi di sekolah,” kata dia.

    Sedangkan guru SDN 3 Kutowinangun Kebumen, Sri Eko Wahyuni, menekankan pentingnya iklim kebinekaan di sekolah. Sri mengupayakan untuk ada toleransi dan keberagaman di sekolah. Hal itu merespons turunnya nilai toleransi di sekolahnya. 

    Dia mengatakan siswa tahu apa itu toleransi namun dalam penerapannya, siswa masih sering mengejek teman lainnya. Dia kemudian membuat permaian monopoli dan ular tangga literasi yang diberi nama Monumen Largarsi. Tujuannya memperkenalkan siswa SD kepada nilai-nilai toleransi dengan cara yang menyenangkan.

    “Yang mana nilai-nilai toleransi saya tuangkan dalam kartu-kartu pertanyaan dan kartu tantangan oleh peserta didik,” kata dia. Selain itu permainan juga mengadopsi kearifan lokal di Kebumen.

    Dia mengatakan hasil survei yang dilakukan setelah menerapkan metode pembelajar tersebut berhasil ada peningkatan nilai toleransi dengan rata-rata 87%. Selain itu dalam interaksi antarsiswa sudah ada pola komunikasi yang sehat, sehingga tidak ada lagi siswa yang terasingkan di kelas.

    Selain seminar yang dihadiri belasan ribu guru daru seluruh kabupaten dan kota di Jawa Tengah itu, terdapat kegiatan lain seperti pameran tranformasi pendidikan, takshow, hingga puncak Festival Transformasi Pendidikan.

    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram “Solopos.com Berita Terkini” Klik link ini.

  • Mentan Siapkan Rp 15 Triliun buat Geber Transformasi Pertanian Modern

    Mentan Siapkan Rp 15 Triliun buat Geber Transformasi Pertanian Modern

    Jakarta

    Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyiapkan anggaran sebesar Rp 15 triliun untuk mendorong transformasi pertanian modern. Hal ini sebagai upaya untuk mencapai target Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai swasembada pangan dalam 4 tahun.

    Amran mengatakan, anggaran tersebut transformasi pertanian ini didukung melalui pemanfaatan sistem dan teknologi pertanian yang tinggi. Dengan demikian produktivitas pertanian bisa meningkat.

    “Alatnya kami siapkan, kami beli alat kurang lebih mungkin kurang lebih dengan benihnya, bubuk dan seterusnya itu 10-15 triliun,” kata Amran, di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Jakarta Selatan, Jumat (15/11/2024).

    Transformasi pertanian ini juga perlu didukung keterlibatan petani milenial untuk mengoperasikan alat-alatnya. Amran mencatat dalam satu bulan ini jumlah pendaftar petani milenial nyaris menyentuh 23.000 orang pendaftar.

    Sedangkan untuk petani milenial yang sudah bekerja di lapangan total ada sebanyak 3.000 orang. Melalui transformasi pertanian dan keterlibatan petani milenial sendiri, Indonesia mampu sejajar dengan Jepang hingga Amerika Serikat (AS).

    “Kita menuju pertanian modern dan klaster ini yang kita bangun, sejajar dengan negara-negara maju seperti Jepang, Amerika. Untuk klaster itu itu menggunakan teknologi dan yang menggerakkan adalah Milenial, Generasi Z, anak-anak muda,” ujarnya.

    Kementerian Pertanian sendiri mengalokasikan 200 hektare untuk lahan untuk bisa dikelola oleh tim beranggotakan 15 orang. Amran mengatakan, tim ini akan diberikan alat mesin pertanian senilai lebih dari Rp 3 miliar.

    “Pendapatannya milenial, bukan gaji, pendapatannya minimal Rp 10 juta per bulan, dan bisa Rp 20-30 juta kalau mereka rajin. Tapi yang terpenting adalah kita memberikan alat pertanian dan itu hibah. Kemudian digunakan sehingga kita mampu swasembada, bersaing negara lain,” kata dia.

    Untuk mencapai swasembada pangan, Amran mengatakan, pihaknya mengandalkan dua strategi utama, antara lain ekstensifikasi dan intensifikasi. Ekstensifikasi sendiri akan dilakukan dengan optimalisasi lahan (oplah) dan cetak sawah.

    Rinciannya, area ekstensifikasi akan disediakan sebesar 1,3 juta hektare. Sedangkan intensifikasi di sejumlah lahan-lahan pertanian, di Jawa misalnya, akan dinormalisasi irigasinya oleh Kementerian PU sebesar 1 juta hektare untuk tahun ini.

    “Oplah dan cetak sawah luasnya 1,3 juta hektare. Kemudian intensifikasi adalah 1 juta hektare. Total 2,3 juta hektare. Ini kita akan kerjakan bersama,” ujar Amran.

    (shc/rrd)

  • Kemunculan “ekonomi emosional” cermin tren baru dalam konsumsi China

    Kemunculan “ekonomi emosional” cermin tren baru dalam konsumsi China

    Beijing (ANTARA) – Selama festival belanja “Double Eleven” atau “11.11” tahun ini, “ekonomi emosional” yang sedang berkembang pesat, terutama di kalangan generasi muda, mengungkap adanya pergeseran besar dalam pasar konsumen China.

    Lebih dari 40 persen pelanggan muda kini mengutamakan “nilai emosional” mereka saat mengambil keputusan pembelian, menurut laporan terbaru dari platform media sosial Soul App.

    Produk-produk yang mungkin tidak memiliki fungsi praktis tetapi memberikan kepuasan emosional kepada para pembeli, seperti boneka-boneka pendamping dan kotak misteri (blind box), kini menjadi bagian penting dalam pola pikir pembelian Generasi Z (Gen Z).

    Dimulai pada pertengahan Oktober, sejumlah platform e-commerce besar, termasuk Tmall dan JD.com, memulai kampanye promosi tahunan mereka yang berlangsung selama beberapa pekan. Pesta belanja yang telah berlangsung selama lebih dari satu dekade ini telah menjadi jendela utama untuk mengamati tren konsumen yang terus berkembang.

    Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai perubahan dalam kebiasaan dan sikap pembelian, terutama di kalangan pembeli yang lebih muda, telah membentuk kembali lanskap retail.

    Mengejar nilai emosional dan pengalaman telah menjadi tren yang menonjol, ungkap Dong Jizhou, seorang analis riset konsumen dan properti China di Nomura.

    Produk-produk seperti mainan dari merek Inggris Jellycat dan beragam acara budaya kreatif semakin diminati di kalangan demografi yang lebih muda.

    Laporan dari Soul App menunjukkan bahwa pengeluaran untuk “konsumsi yang menyenangkan” selama festival belanja “11.11” tahun ini mencakup sejumlah besar pengeluaran untuk produk terkait perjalanan dan gim.

    Selain itu, banyak juga yang menghabiskan uang untuk kegiatan budaya dan hiburan, seperti festival musik dan pertunjukan komedi. Barang-barang koleksi yang sedang tren, seperti blind box, juga menjadi salah satu kategori yang diminati.

    “Para pelanggan membelanjakan uangnya bukan hanya untuk kebutuhan dasar tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan emosional. Nilai-nilai emosional ini dapat sangat bervariasi karena terkadang hal itu adalah tentang menyenangkan diri sendiri, atau sekadar mencoba sesuatu yang baru, seperti wisata budaya atau pilihan busana khusus. Para konsumen muda semakin terdorong oleh keinginan-keinginan ini,” ujar Dong.

    Beberapa produk laris mungkin tampak aneh bagi konsumen tradisional. Beberapa di antaranya adalah pisang hijau yang dilabeli “tanpa kecemasan” (dalam bahasa Mandarin, kata “kecemasan” dan “pisang hijau” memiliki pelafalan yang sama “jiao lu”), boneka mewah yang berbentuk kepiting berbulu (hairy crab), makanan yang sangat populer di China.

    Selain itu, juga ada “Otak Einstein”, sebuah produk virtual unik dengan harga yang sangat murah dengan penjualnya mengeklaim bahwa pembeli produk ini secara otomatis akan mendapatkan kebijaksanaan yang luar biasa.

    Sementara beberapa kritik menghubungkan peningkatan pengeluaran emosional dengan kemerosotan ekonomi atau penurunan konsumsi yang terpaksa, para pakar melihatnya dari sudut pandang yang berbeda.

    “Produk-produk yang tampaknya tidak konvensional ini dapat dijual karena sesuai dengan kebutuhan emosional kaum muda,” kata sebuah laporan yang dirilis oleh Premia Partners, penerbit ETF yang berbasis di Hong Kong.

    Gloria Liu dan Simon Say Boon Lim, penulis laporan tersebut, menyoroti pengejaran gaya hidup berkualitas tinggi oleh masyarakat China dan perkembangan masyarakat jangka panjang yang positif seiring dengan naiknya Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita dan meningkatnya permintaan yang lebih tinggi berdasarkan hierarki kebutuhan Maslow.

    “Para pelanggan China menjadi lebih percaya diri. Mereka tidak lagi merasa perlu mengenakan merek-merek mewah untuk menunjukkan status sosial atau identitas mereka, terutama di kalangan generasi muda,” kata Dong.

    Selain melayani secara individu, konsumsi emosional juga dapat berarti lebih bagi perekonomian. Wang Yuanliang, seorang peneliti di Akademi Ilmu Sosial Henan (Henan Academy of Social Sciences), meyakini bahwa hal ini dapat berkembang menjadi kekuatan konsumsi yang kuat.

    Memperluas permintaan domestik telah menjadi strategi penting dalam upaya pemerintah China untuk menopang perekonomian negara.

    Tahun ini, China memperkenalkan serangkaian langkah untuk mendorong konsumsi, termasuk inisiatif untuk menumbuhkan suasana dan dinamika konsumsi baru, serta program berskala besar yang mendorong penggantian barang konsumsi lama dengan yang baru.

    Untuk bisnis, memanfaatkan peningkatan konsumsi emosional dapat menjadi hal yang krusial agar tetap kompetitif.

    Wang menyarankan agar perusahaan-perusahaan lebih giat memanfaatkan nilai emosional di balik produk mereka, memasukkan atribut dan elemen budaya baru, serta menciptakan pengalaman konsumen yang unik melalui inovasi.

    Sektor-sektor yang sedang berkembang pesat seperti hewan peliharaan, berkemah, blind box, dan produk-produk yang didorong oleh nostalgia akan menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan lebih lanjut.

    Para analis menyebutkan bahwa ekonomi emosional telah muncul sebagai peluang baru bagi perusahaan domestik dan merek internasional.

    “Asal-usul suatu merek tidaklah begitu penting. Namun, yang terpenting adalah seberapa cepat merek dapat beradaptasi dengan permintaan konsumen lokal, menawarkan produk-produk yang relevan, dan terhubung dengan konsumen secara emosional,” tutur Dong.
     

    Pewarta: Xinhua
    Editor: Junaydi Suswanto
    Copyright © ANTARA 2024

  • Raja Aplikasi Paling Banyak Di-download Gen Z, Nomor 1 Dilarang di RI

    Raja Aplikasi Paling Banyak Di-download Gen Z, Nomor 1 Dilarang di RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gen Z memiliki pengaruh pada konsumsi aplikasi. Dikenal sebagai generasi yang mengutamakan perangkat seluler, mereka mencakup sekitar 40% dari semua pengguna perangkat seluler di seluruh dunia.

    Untuk itu firma intelijen aplikasi Appfigures memberikan gambaran umum tentang aplikasi yang paling banyak diunduh oleh Gen Z tahun ini.

    Firma tersebut membagikan jumlah unduhan total untuk pengguna berusia 18 hingga 24 tahun. Data tersebut terbatas pada pengguna di Amerika Serikat, sehingga tidak memberikan gambaran secara global.

    Berdasarkan data dari pengguna iOS dan Android di AS, aplikasi yang paling banyak diunduh dari Januari hingga Oktober adalah Temu, e-commerce asal China yang menawarkan semua jenis produk dengan harga murah.

    Generasi Z telah mengunduh aplikasi tersebut sebanyak 41,98 juta kali, yang menunjukkan bahwa banyaknya pilihan barang yang terjangkau sangat menarik bagi kelompok ini, meskipun ada perdebatan seputar mode cepat atau fast fashion.

    Sementara di Indonesia, Temu dilarang beroperasi karena aplikasi itu tidak sesuai dengan aturan yang berlaku di Indonesia. Ia erupakan aplikasi jual-beli yang mendatangkan barangnya langsung dari pabrik ke konsumen, tidak ada seller, reseller, maupun dropshipper.

    Kemudian ada TikTok yang berada di posisi kedua setelah Temu dengan 33,23 juta unduhan. Alasan utama aplikasi ini populer karena TikTok menjadi sumber untuk konten yang cepat dan mudah dicerna. Menariknya aplikasi yang didominasi Gen Z ini juga lebih disukai sebagai mesin pencari daripada Google.

    Platform video utama lainnya, YouTube, tetap populer di kalangan dewasa muda Gen Z. Appfigures mencatat, dalam rentang waktu sekitar 10 bulan, aplikasi seluler tersebut mengumpulkan 14,03 juta penginstalan baru.

    Selain kebiasaan belanja dan streaming, para Gen Z juga mengunduh aplikasi Meta. Threads berada di puncak daftar dengan 32,32 juta penginstalan, diikuti oleh WhatsApp dengan 28,42 juta, Instagram dengan 26,29 juta, Facebook dengan 20,58 juta, dan Messenger dengan 17,63 juta.

    Google, raksasa teknologi lainnya, juga telah mengumpulkan jumlah unduhan yang lumayan sepanjang tahun ini. Aplikasi mesin pencari tersebut memperoleh 17,65 juta penginstalan.

    Sedangkan produk milik Google lainnya, Chrome dan Meet, masing-masing memperoleh 10,19 juta dan 9,63 juta penginstalan. Sementara itu, Google Drive memperoleh 7,22 juta unduhan, dan Google Photos memperoleh 6,79 juta.

    Penemuan lain yang tidak terlalu mengejutkan adalah ChatGPT milik OpenAI yang terus mendapatkan perolehan 24,63 juta penginstalan aplikasi.

    Bagi Gen Z, aplikasi berbagi foto dan media sosial sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari mereka. Jadi, bisa dipastikan bahwa banyak dari platform jenis ini yang masuk dalam daftar ini.

    Selain Threads dan Instagram yang mendapat peringkat tinggi, CapCut milik ByteDance adalah platform lain yang menjadi favorit para Gen Z. Data menunjukkan bahwa aplikasi ini memperoleh 21,72 juta unduhan baru.

    Aplikasi lain dari ByteDance, Lemon8, juga telah mendapatkan daya tarik dengan 7,7 juta unduhan. Meskipun peniru Instagram ini lambat berkembang di AS, tampaknya aplikasi ini pelan-pelan menarik perhatian GenZ.

    Aplikasi lain dalam daftar ini termasuk Snapchat dengan 19,16 juta penginstalan, diikuti oleh Telegram dengan 13,12 juta, Pinterest dengan 8,23 juta, Reddit dengan 8,06 juta, dan X dengan 7,58 juta.

    Sepanjang tahun ini, Netflix menjadi layanan streaming teratas yang paling banyak menarik minat Gen Z dengan 15,67 juta unduhan. Prime Video dan Disney+ tidak jauh di belakang, dengan masing-masing 12,86 juta dan 11,68 juta unduhan. Max, Peacock, dan Tubi masing-masing memiliki sekitar 7 juta unduhan atau lebih.

    (fab/fab)

  • Fasilitasi Alsintan Rp 3 Miliar, Mentan Janjikan Gaji Petani Milenial Rp 10 Juta Per Bulan

    Fasilitasi Alsintan Rp 3 Miliar, Mentan Janjikan Gaji Petani Milenial Rp 10 Juta Per Bulan

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa petani milenial bisa memiliki pendapatan minimal Rp 10 juta per bulan. Hal ini dinilai dapat tercapai melalui program yang diinisiasi oleh Kementerian Pertanian (Kementan), yakni Brigade Pangan untuk petani milenial atau generasi muda.

    Brigade Pangan merupakan program kelompok usaha di bidang pertanian dengan masing-masing beranggotakan 15 orang yang mengoordinir lahan pertanian dengan luas wilayah mencapai 200 hektare (Ha). Untuk menunjang program ini, Amran berujar akan memfasilitasi alat mesin pertanian (alsintan).

    “Aku beli alat, gratis. Satu kelompok yang berisi 15 orang akan mengelola lahan 200 hektare. Nilai (alat mesin pertanian/alsintan) itu kurang lebih Rp 3 miliar. Pendapatan petani milenial malah minimal di atas Rp 10 juta,” ungkap Amran, dalam diskusi santai bersama wartawan, di kantor Kementan, Selasa (12/11/2024).

    Amran menuturkan, program ini telah diikuti oleh 3.000 peserta petani milenial dan 20.000 lebih pendaftar. Targetnya, program ini akan menggaet 50.000 lebih petani muda yang berasal dari generasi milenial dan gen z.

    “Intinya gini, sekarang kan ada generasi milenial dan generasi z berapa, nah itu kita tingkatkan, boleh menarik, cara membuat pertanian jadi menarik adalah mengadopsi teknologi tinggi, kemudian memberikan pendapatan tinggi di atas dari pada gaji kalau kita jadi pegawai,” katanya.

    Amran mengungkapkan, Kementan terus berupaya menyosialisasikan program ini kepada generasi muda agar tertarik bekerja di sektor pertanian. Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendikti Saintek) dan sejumlah perguruan tinggi pertanian di Indonesia.

    “Sudah kolaborasi dengan para rektor perguruan tinggi dan juga Mendikti Saintek (Satryo Soemantri Brodjonegoro),” pungkasnya.

    Sebelumnya, dalam wawancara khusus program “Beritasatu Special” BTV, Senin (11/11/2024), Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengatakan, program Brigade Pangan untuk petani milenial ini akan menerapkan sistem keuntungan bagi hasil dengan komposisi 80%-20% atau 70%-30%. Misalnya, 80 atau 70% keuntungan untuk pemilik lahan, sementara 20 atau 30% untuk 15 orang pekerja dan pengampu seperti BUMN, Kementan atau Bank Himbara.

    “Hitungan kita, satu orang bisa mendapatkan penghasilan minimal 10 juta setiap bulan. Itu minimal. Asal dia tuh betul-betul mau gitu ya. Ini mekanisasi ya, tentu saja. Tidak manual. Walaupun mekanisasi kan tetap betul-betul sama. Bisa Rp 10 juta sampai Rp 20 juta satu orang. Satu orang,” katanya.

    Menurut Sudaryono, program ini memberi banyak keuntungan bagi negara. Di satu sisi, petani muda memiliki penghasilan yang cukup. Di sisi lain, produktivitas pangan lokal juga meningkat. 

    “Kita juga kampanyekan itu. Brigade Pangan kita sudah ada di 24 titik lokasi, di banyak provinsi dan kabupaten, plus di tempat-tempat cetak sawah kita. Kita laksanakan itu. Dari lulusan politekniknya pertanian kita, dari lulusan SMK Pertanian, dari mana-mana. Dan banyak yang tertarik juga. Bahkan laporan yang saya terima, sudah ada 20.000 orang tertarik,” paparnya.

  • Gen Z, energi besar pembawa perubahan di Pontianak

    Gen Z, energi besar pembawa perubahan di Pontianak

    Generasi Z mengikuti sosialisasi Pilkada Pontianak 2024. ANTARA/Dedi

    Gen Z, energi besar pembawa perubahan di Pontianak
    Dalam Negeri   
    Novelia Tri Ananda   
    Senin, 11 November 2024 – 15:03 WIB

    Elshinta.com – Gegap gempita perhelatan pesta demokrasi tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota 2024 begitu terasa di Indonesia, termasuk di Kota Pontianak. Riuh rendahnya kian terasa pada pertengahan masa kampanye. Terdapat 37 provinsi, 415 kabupaten dan 93 kota, yang di dalamnya ada 1.556 pasangan calon (paslon) kepala daerah, ikut berkompetisi merebut simpati agar terpilih sebagai kepala daerah.

    Pilkada Kota Pontianak 2024 diikuti dua pasangan calon, yakni nomor urut 1 pasangan petahana Edi Rusdi Kamtono-Bahasan dan nomor urut 2 pasangan Mulyadi-Harti Hartidjah. Sementara itu, peserta pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) 2024 terdiri atas tiga paslon yakni nomor urut 1 Sutarmidji-Didi Haryono, nomor urut 2 Ria Norsan-Krisantus Kurniawan, dan nomor urut 3 Muda Mahendrawan-Jakius Sinyor.

    Tebar pesona paslon peserta pilkada serentak melalui visi dan misi serta program unggulan ini makin intens disebarluaskan. Sosialisasi para paslon, mulai alat peraga kampanye (APK) fisik hingga bentuk digital, terus digencarkan, menembus batas ruang.

    Pendekatan dialogis ke tengah masyarakat oleh paslon, konten-konten digital berupa poster, foto, video, dan lainnya sudah menjadi konsumsi sehari-hari semua kalangan masyarakat. Tidak kalah ramai di kedai-kedai kopi yang selalu menjadi pusat informasi dan perbincangan banyak hal. Suasananya kian riuh.

    Lantas, apakah riuh pilkada di tengah masyarakat atau dunia maya tersebut juga dirasakan oleh generasi Generasi Z atau Gen Z? Apakah Gen Z, yang lahir 1997–2012 dan sebagian besar menjadi pemilih pemula itu, memiliki peran atas hak suaranya? Apakah Gen Z peduli dan berperan aktif pada Pilkada 2024 atau sebaliknya dan malah hanya menjadi komoditas politik yang suaranya tidak dijadikan penentu arah memajukan daerah?

    Kemudian, apakah paslon yang berlaga melirik dan memberikan edukasi politik, sentuhan kepada Gen Z dan bahkan memberikan program khusus untuk kalangan zoomers tersebut agar memilihnya?.Sejumlah pertanyaan di atas penting menjadi perhatian bersama karena dari komposisi suara pemilih pemilih milenial dan Gen Z di Kota Pontianak, bahkan beberapa daerah lain, sangat dominan, mencapai 60 persen.

    Jika Gen Z statusnya pemilih tidak berkualitas dengan tolok ukur mereka tidak peduli atau sebatas menjadi objek komoditas suara, maka kemungkinan besar suara mereka tidak berdampak pada arah pembangunan daerah. Padahal partisipasi semua elemen masyarakat, termasuk dari Gen Z, menjadi kunci utama. Untuk itulah suara Gen Z penting. Diperlukan gagasan dari paslon untuk bisa merangkul dan membina mereka yang dituangkan dalam program mereka. 

    Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Pontianak memastikan sosialisasi tahapan Pilkada 2024 gencar sejak awal, termasuk menyasar Gen Z. Hal itu dilakukan agar semua proses pilkada dapat diketahui secara luas dan kemudian bisa mendongkrak partisipasi politik Gen Z. Pada Pilkada 2024 Kota Pontianak tercatat  489.208 daftar pemilih tetap (DPT). Jumlah pemilih sebanyak itu terdiri atas 239.089 laki-laki dan 250.119 perempuan.

    Khusus untuk pemilih dari kalangan Gen Z di Kota Pontianak sebanyak 125.946 orang, terdiri laki-laki 63.133 orang dan perempuan 62.813 orang. Ketua KPU Pontianak David Teguh menyatakan sosialisasi pilkada menyasar pelajar maupun pemuda serta mahasiswa yang sebagian besar Gen Z. Hal ini untuk memastikan mereka tahu dan terlibat aktif menyukseskan Pilkada 2024.

    Melihat komposisi suara Generasi Milenial dan Gen Z bisa, mereka menentukan masa depan Kota Khatulistiwa ini. Oleh karena itu, paslon harus memberikan perhatian, termasuk dalam hal pendidikan politik sehingga mereka menjadi pemilih berkualitas, yang memilih berdasarkan program kerja paslon dan rekam jejaknya.

    Untuk menarik simpati dan dukungan Gen Z, paslon perlu melakukan pendekatan yang disukai dan sesuai aktivitas mereka. Saat ini dengan kemajuan teknologi dan informasi melalui platform media sosial, sangat mudah untuk menjangkau kalangan Gen Z tersebut. Paslon juga bisa menyimak tren sosial media apa yang paling diminati Gen Z penting untuk menyampaikan visi dan misi serta program mereka.

    Gen Z melek teknologi dan palson atau siapa pun, kata David, bisa masuk lebih intens di ruang digital. Literasi politik meningkatkan partisipasi pemilih merupakan tugas bersama.
     
    Suara Gen Z

    Rio Prayogo, remaja kelahiran 2004, menegaskan bahwa siapa pun paslon yang dipilihnya dalam Pilkada 2024 adalah keputusan pribadi. Ia mengakui besarnya pengaruh paslon yang terpilih bagi perkembangan dan kemajuan Pontianak dan Kalbar di masa depan. Sebelum menentukan pilihan, ia akan melihat terlebih dahulu paslon mana yang memiliki visi dan misi serta program unggulan yang bisa membawa kemajuan.

    Rekam jejak paslon juga penting diperhatikan untuk memastikan apakah visi dan misi atau calon hanya berjanji di atas kertas atau bisa direalisasikan. Mahasiswa Universitas Tanjungpura Pontianak tersebut menambahkan soal informasi pilkada dan paslon diketahui dari alat peraga kampanye (APK) di ruang terbuka. Adapun program kerja paslon didapat secara digital.

    “Dalam memilih, kami berdasarkan keputusan sendiri, bukan bujuk rayu atau politik uang. Kami memilih tentu melihat program kerja. Apakah   paslon tersebut bisa bekerja dan amanah atau tidak. Rekam jejak penting untuk melihat itu semua,” jelas dia.

    Senada dengan Rio, juara dua Puteri Kalbar 2024, Denisa Elysia, menegaskan memilih paslon dalam pilkada merupakan keputusan pribadi sebagai wujud kontribusi menentukan masa depan Kalbar. Ia menyatakan akan memilih Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pontianak sesudah mengetahui visi dan misi dari paslon yang bersangkutan.

    Akan tetapi, Dewi mahasiswi Universitas Tanjungpura Pontianak, punya opini beda. Ia malah akan mengikuti hanya pilihan orang tuanya karena kurang tahu sosok paslon. Kharisma Bibit Wibowo, mahasiswa Universitas Tanjungpura Pontianak, menegaskan kaum muda harus memilih calon pemimpin yang tepat, yang bisa mendukung kemajuan generasi muda.

    Gen Z peduli

    Analis komunikasi politik Fakultas Isipol Universitas Tanjungpura Pontianak Dr. Netty Herawati, menilai saat ini Gen Z sudah peduli  pilkada beserta dinamika di dalamnya. Namun apakah mereka sudah cerdas dalam memilih paslon di pilkada, menurut Netty, itu relatif. Sejauh ini, Gen Z telah mempunyai perhatian terhadap Pilkada 2024. Gen Z telah membaca dan mereaksi dinamika pilkada dengan cukup baik. Hal itu ditunjukkan bahwa mereka tertarik mengikuti isu pilkada, termasuk terkait perdebatan di pilkada melalui platform sosial media.

    Gen Z sudah peduli pilkada. Melalui platform digital, mereka mengikuti interaksi, komunikasi, dan promosi dengan para paslon pilkada. “Nah, mereka lihat (program) di sana itu, mereka juga suka memperdebatkan,” kata dia.

    Walakin, pemahaman lebih dalam Gen Z perlu menjadi perhatian, terutama untuk memastikan konten yang disajikan di sosial media selain kreatif dan menarik,  juga harus benar. Karena, dalam setiap pemilu dan pilkada, sering tercium aroma persaingan kurang sehat antarpaslon.

    Konten hoaks, saling menjatuhkan, dan misinformasi terlihat sulit dihindari dalam setiap kontestasi politik. Oleh karena itu, Gen Z dan anak muda harus menjadi pemilih cerdas agar cakap memilah informasi sekaligus melek dalam memilih calon kepala daerah yang tepat. Dengan jumlah pemilih yang besar, sudah saatnya anak muda ikut menentukan arah masa depan daerahnya dengan memilih pemimpin yang cakap, berintegritas, serta memahami kebutuhan mereka.

    Karena, suara mereka bukan komoditas politik yang jadi rebutan peserta pilkada, melainkan energi besar pembawa perubahan masa depan yang lebih berpengharapan.

    Sumber : Antara

  • Gyoza Tempe, Paduan Kuliner Lokal dengan Jepang ala Gen Z

    Gyoza Tempe, Paduan Kuliner Lokal dengan Jepang ala Gen Z

    Liputan6.com, Yogyakarta – Tempe biasanya menjadi lauk, namun mahasiswa prodi Pendidikan Tata Boga Fakultas Teknik UNY Trivena Indah berinovasi membuat gyoza tempe, kuliner kekinian di kalangan Gen Z. Gyoza atau pangsit khas Jepang yang berisi daging giling dan sayuran, dibungkus dengan kulit pangsit tipis dan bisa disajikan dengan cara direbus ataupun digoreng.

    Ia menceritakan, pada mulanya kreasi tempe ini karena tugas kuliah yang mengharuskan menggunakan tempe dengan sasaran penikmat kuliner kalangan generasi Z. Maka ia pun memilih gyoza karena selera generasi Z yang condong pada makanan gurih. “Ide gyoza tempe muncul ketika mata kuliah inovasi produk boga yang mengharuskan mahasiswa berinovasi dengan bahan tempe. Untuk temanya adalah Tempe For Gen Z. Selain makanan kekinian, gyoza tempe mempunyai rasa gurih dan asin yang cenderung membuat generasi Z lebih tertarik,” ujar gadis kelahiran Sleman 10 September 2002 itu pada Selasa 5 November 2024.

    Uniknya, gyoza tempe buatan mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Boga ini berisi daging ikan patin sehingga kebutuhan nutrisi anak muda tepenuhi karena mengandung banyak protein, asam lemak omega 3, vitamin B12 ditambah kandungan kolesterolnya cukup rendah dibandingkan ikan-ikan yang lain. Ia pun memberikan langkah awal membuat gyoza tempe dengan pembuatan tepung tempe. “Mulanya, tempe kedelai dipotong-potong kemudian kukus selama 15 menit lalu tiriskan. Setelah itu, tempe dikeringkan menggunakan cabinet dryer selama 15-20 jam dengan suhu 50 derajat. Setelah kering, tempe dihaluskan dengan miller dan diayak menggunakan ayakan 80 mesh,” papar mahasiswi angkatan 2021 itu.

    Trivena menjelaskan setelah itu langkahnya adalah membuat kulit gyoza dari campuran tepung tempe dan juga terigu. Kemudian masukkan air hangat dengan garam dan di uleni hingga rata. “Setelahnya, diamkan selama 60 menit. Setelah mengembang, adonan dipotong menjadi beberapa bagian dan pipihkan menggunakan pasta maker dan cetak bulat diameter 8 cm,” lanjut Trivena.

    Trivena mengatakan setelah itu ikan patin fillet dimarinasi dengan jeruk nipis untuk meminimalisir bau amis pada ikan. Kemudian, ia mencampur ikan patin, tempe kedelai yang sudah dikukus, jahe, bawang putih, dan garam dengan menggunakan chopper hingga halus.

    Lalu, adonan dipindahkan ke bowl dan diberi penyedap rasa, minyak wijen, irisan kol, irisan daun bawang, dan kecap asin. Isian gyoza yang telah jadi tersebut dimasukkan ke kulit lumpia. Terakhir, ia membentuk tempe tadi seperti gyoza dan gyoza tempe siap dimasak hingga matang.

  • Menggali Peluang Kilau Inklusi di Pasar Modal Indonesia

    Menggali Peluang Kilau Inklusi di Pasar Modal Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA — Jumlah investor di pasar modal Indonesia kian bertumbuh, apalagi semasa pandemi Covid-19. Namun, masih terdapat peluang peningkatan jumlah investor di pasar modal dari berbagai segmen atau kelompok masyarakat, guna menjadikan pasar modal Indonesia kian inklusif. 

    Dalam kiprahnya hingga ke 47 tahun, pasar modal Indonesia terus menunjukkan geliat pertumbuhan, salah satunya dari sisi jumlah investor. Mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah investor pasar modal di Indonesia telah mencapai angka 14,2 juta single investor identification (SID).

    Jumlah investor di pasar modal per Oktober 2024 itu meningkat sekitar 16% dibandingkan dengan posisi per akhir tahun lalu sebesar 12,16 juta investor.

    Partisipasi investor ritel kian ramai di pasar modal Indonesia. Kenaikan pesat investor di pasar modal terjadi terutama saat pandemi Covid-19. Pada 2021, jumlah investor di pasar modal melonjak hampir dua kali lipat atau 92,99% secara tahunan (year on year/yoy).

    Sejak saat itu, tren investasi di pasar modal kian menyeruak, menyasar tiap lapisan, tanpa terkecuali Generasi Z atau Gen Z. Saat ini sendiri, sekitar 79% dari total investor baru berusia di bawah 40 tahun.

    Seiring dengan peningkatan jumlah investor, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) saham juga mengalami pertumbuhan. Tercatat, RNTH di pasar modal telah melesat 2.000% dalam 20 tahun terakhir. Pada perdagangan terbaru, Jumat (8/11/2024), RNTH di pasar modal telah mencapai Rp12,84 triliun.

    Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy mengatakan memang telah terjadi peningkatan pesat jumlah investor di pasar modal, terutama terdorong oleh Gen Z dan milenial. Namun, menurutnya masih ada celah atau peluang kelompok masyarakat lain yang bisa dijamah guna mendongkrak inklusi di pasar modal.

    “Bisa mendorong ibu-ibu rumah tangga yang punya waktu dan dana untuk berinvestasi di pasar modal seperti saat pandemi Covid-19 lalu. Selain itu, orang kaya di kota-kota kecil serta para pensiunan yang memiliki dana besar juga menjadi peluang,” ujarnya kepada Bisnis pada Sabtu (9/11/2024).

    Pemangku kepentingan dan pelaku pasar pun menurutnya bisa masuk ke komunitas seperti arisan ibu-ibu, pensiunan, serta masyarakat di kota-kota kecil dalam melakukan edukasi tentang pasar modal. Dengan begitu, potensi peningkatan jumlah investor serta inklusifitas pasar modal bisa meningkat.

    Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan BEI pun terus berupaya mendongkrak inklusifitas pasar modal melalui berbagai cara. Langkah itu dilakukan sebab, menurutnya industri pasar modal memiliki peran yang sangat penting untuk mendorong pertumbuhan perekonomian negara.

    “Kami berupaya memastikan bahwa masyarakat terpinggirkan pun bisa memiliki akses terhadap layanan keuangan. Inklusifitas ini mendorong pemberdayaan ekonomi dan mengurangi kesenjangan,” ujar Iman dalam acara The 10th IFA International Conference pada bulan lalu (9/10/2024) di Gedung BEI.

    Menurutnya, pertumbuhan investor yang disertai dengan peningkatan literasi keuangan masyarakat diharapkan dapat memperkuat daya tahan pasar modal Indonesia dalam menghadapi dinamika global, termasuk aliran dana investor asing.

    Geliat BEI hingga KSEI

    Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan angka jumlah investor di pasar modal saat ini sebenarnya masih tergolong sedikit jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia. Maka, peluang pertumbuhan jumlah investor dengan menggaet berbagai kelompok masyarakat kian terbuka lebar.

    Dalam meraup peluang inklusi di pasar modal, BEI pun bergeliat dengan berbagai strateginya. Sejak awal tahun ini hingga akhir September 2024, BEI misalnya telah menggelar 19.779 kegiatan edukasi. Agenda tersebut telah menjangkau lebih dari 24 juta peserta. 

    Ragam kegiatan diisi mulai dari Sekolah Pasar Modal (SPM), Duta Pasar Modal (DPM), hingga berbagai webinar. BEI sendiri tengah berupaya mengkampanyekan gerakan #AkuInvestorSaham.

    BEI juga mengembangkan infrastruktur digitalnya. Platform IDX Mobile misalnya telah meraup 193.968 pengguna.

    Jeffrey mengatakan wahana digital kian membantu pasar modal menjamah tiap lapisan masyarakat. Saat ini pun menurutnya semakin banyak perusahaan sekuritas yang menyediakan wadah bagi investor untuk bertransaksi saham.

    BEI pun mengandalkan Galeri Investasi (GI) BEI dalam upaya mendukung literasi keuangan di pasar modal. BEI telah memiliki 927 GI BEI yang tersebar di berbagai daerah. “Galeri Investasi BEI tidak hanya menjadi jembatan antara dunia akademis dan pasar modal, tetapi juga memainkan peran penting dalam mendekatkan masyarakat umum dengan edukasi pasar modal,” tutur Jeffrey.

    PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pun turut berupaya meningkatkan jumlah investor di pasar modal Indonesia. KSEI misalnya memiliki iniisiatif dalam pengembangan infrastruktur di pasar pada tahun ini salah satunya platform

    administrasi prinsip mengenal nasabah (know your customer/KYC) yakni Centralized Investor Data Management System (CORES.KSEI).

    Platform tersebut dinilai dapat memudahkan investor pasar modal dalam melakukan proses pembukaan rekening serta pengkinian data investor. “Kemudahan pembukaan rekening diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam pertumbuhan jumlah investor di pasar modal, didukung dengan platform yang berbasis digital,” ujar Direktur Utama KSEI Samsul Hidayat dalam keterangan tertulis.

    Upaya Dongkrak Kepercayaan Investor

    Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan industri pasar modal memang terus bertumbuh, begitu juga dengan jumlah investornya. Seiring dengan kondisi tersebut, perlu ada upaya menjaga kepercayaan investor di pasar modal.

    “Kami pun terus memperkuat regulasi dan meningkatkan kapasitas pelaku pasar guna mewujudkan pasar modal inklusif,” kata Mahendra pada Agustus 2024 lalu di Gedung BEI.

    OJK sendiri misalnya melakukan upaya penguatan regulasi dan pengawasan dengan setidaknya menerbitkan tiga peraturan pads tahun ini. Terdapat Peraturan OJK (POJK) Nomor 4 Tahun 2024 tentang Laporan Kepemilikan Saham Perusahaan Terbuka, POJK Nomor 6 Tahun 2024 tentang Pembiayaan Transaksi Efek, dan POJK Nomor 10 Tahun 2024 tentang Penerbitan Obligasi Daerah dan Sukuk Daerah.

    Hingga Agustus 2024 lalu, OJK juga telah menerbitkan 5.458 perizinan, melakukan pengawasan terhadap 1.022 emiten, 120 perusahaan efek, serta menyelesaikan 42 dari 59 pengaduan yang diterima. Selain itu, OJK telah menetapkan 967 sanksi berupa pencabutan izin, pembekuan izin, peringatan tertulis, dan denda administratif.

    Seiring dengan terbitnya Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK), OJK pun menyiapkan berbagai kebijakan strategis di industri pasar modal. OJK misalnya akan menindaklanjuti 37 amanat yang berkaitan langsung dengan sektor pasar modal mengacu UU PPSK.

    Selain itu, OJK tengah menyiapkan sederet rancangan peraturan yang berfokus pada peningkatan likuiditas transaksi di pasar modal, manajemen risiko, hingga transparansi dan tata kelola pasar.

  • Eksplorasi Potensi Gen Z, Risma akan Gandeng Bakorwil Se-Jatim 
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        9 November 2024

    Eksplorasi Potensi Gen Z, Risma akan Gandeng Bakorwil Se-Jatim Regional 9 November 2024

    Eksplorasi Potensi Gen Z, Risma akan Gandeng Bakorwil Se-Jatim
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Calon Gubernur (Cagub) dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur (
    Jatim
    ) Tri Rismaharini akan menggandeng Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) untuk mengeksplorasi potensi generasi Z atau
    gen Z
    se-Jatim.
    Hal tersebut
    Risma
    sampaikan saat menjadi pembicara di acara “Emakkuh Pahlawankuh Talkshow bareng Bu Risma” di Petungwulung, Petungasri, Pandaan, Jatim, Jumat (8/11/2024).
    “Nanti di Bakorwil kami beri ruang bagi gen Z untuk bereksperimen. Kalian nanti saya siapkan wadah khusus seperti di Jalan Tunjungan sebagai tempat jualan 24 jam,” ujar Risma dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (9/11/2024).
    Risma menambahkan, generasi yang lahir antara tahun 1997-2012 itu adalah generasi ajaib karena punya segudang potensi. Sayangnya, hal itu kadang tak disadari oleh orang sekitar mereka.
    “Jadi, kita enggak bisa lihat orang dari kovernya saja. Sebetulnya, ruang itulah yang harus diberikan kepada siapa saja,” tutur Risma.
    Risma pun mencontohkan pengalamannya saat menangani anak gen Z yang dianggap ‘nakal’. Kala itu, ada anak yang datang dan bercerita kepadanya kalau dia tak disukai karena sering
    ngebut.
    Mendengar itu, Risma justru senang. Ia langsung membuatkan sirkuit untuk anak-anak yang suka berkendara dengan cepat agar mereka bisa menjadi pembalap mancanegara.
    “Jadi, saya buatkan sirkuit kurang lebih Rp 9 miliar dan anak ini sekarang jadi salah satu pembalap yang sudah keliling eropa,” kata Risma.
    Hal itu menunjukan bahwa gen Z sebetulnya bisa berkembang asal ada yang mengarahkan.
    Berdasarkan pengalaman tersebut, Risma pun berpesan pada seluruh gen Z agar tidak takut mencoba.
    Menurutnya, keberhasilan sudah ada di sekitar mereka. Hanya saja, mereka perlu lebih peka dan mau mengambil peluang.
    “Tidak ada alasan bagi gen Z untuk menunggu kapan dapat pekerjaan. Semua harus berani mencoba. Bukan tidak mungkin kalau kita berani mencoba. Jangan takut perubahan. Sepanjang tidak merugikan orang, kenapa harus takut? ayo keluarkan semua kemampuan dan ilmu kalian. Jangan takut menjadi berbeda,” ucap Risma.
    Sebagai informasi, acara Emakkuh Pahlawankuh Talkshow bareng Bu Risma juga disertai banyak hiburan.
    Hiburan tersebut, seperti
    live
    pembuatan mural Risma hingga pengelolaan produk makanan dan minuman secara langsung oleh anak muda.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.