Topik: Generasi Z

  • Kesbangpol Tuban Gandeng Gen Z untuk Penguatan Wawasan Kebangsaan

    Kesbangpol Tuban Gandeng Gen Z untuk Penguatan Wawasan Kebangsaan

    Tuban (beritajatim.com) – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Tuban menggandeng para pelajar SMA/SMK sederajat dan tokoh pemuda di tiga kecamatan untuk mengikuti sosialisasi wawasan kebangsaan di Gedung Lantai 3 Pemkab Tuban. Kegiatan ini menjadi upaya pemerintah daerah dalam memperkuat pemahaman generasi Z mengenai nilai-nilai kebangsaan, bela negara, serta peran aktif mereka dalam kehidupan bermasyarakat.

    Kepala Badan Kesbangpol Tuban, Yudi Irwanto, menjelaskan bahwa kegiatan ini dirancang untuk menanamkan pemahaman dasar tentang semangat kebangsaan kepada generasi muda. Ia menegaskan pentingnya generasi Z memahami konsep bela negara melalui cara yang relevan dengan kehidupan mereka saat ini.

    “Hari ini kami mengadakan sosialisasi wawasan kebangsaan bela negara dengan diikuti 100 orang peserta,” ujar Yudi Irwanto, Selasa (18/11/2025).

    Para peserta berasal dari SMA/SMK negeri maupun swasta serta tokoh pemuda dari Kecamatan Tuban, Palang, dan Semanding. Sosialisasi ini juga menyasar pemahaman dasar mengenai prinsip-prinsip kebangsaan sebagaimana diamanatkan dalam Permendagri, mencakup cinta tanah air, wawasan kebangsaan, serta nilai-nilai NKRI, Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika.

    “Khususnya saat ini ditekankan dari Permendagri bahwa mereka harus mengetahui tentang cinta tanah air, tentang wawasan kebangsaan dan didalamnya kan ada tentang NKRI, Pancasila, UUD dan Bhineka Tunggal Ika,” imbuhnya.

    Yudi menambahkan bahwa nilai kebangsaan perlu diterapkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, terutama oleh generasi Z yang saat ini menjadi kelompok terbesar dalam populasi pelajar. Ia mencontohkan bentuk sederhana kepedulian sosial yang dapat diterapkan.

    “Misalkan, ada di sekolah atau di lingkungannya ada orang meninggal ya sewajarnya ikut takziah, sehingga mereka diharapkan tanggap terhadap lingkungannya,” terang Yudi sapanya.

    Menurut Yudi, masih banyak perilaku positif yang dapat dikembangkan para pelajar dan pemuda sebagai wujud penerapan wawasan kebangsaan, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Untuk memperkaya materi, Kesbangpol menghadirkan narasumber dari Bakesbangpol, Kodim 0811 Tuban, Polres Tuban, serta Komisi II DPRD Tuban.

    “Kalau untuk pemateri langsung dari Bakesbangpol, Kodim 0811 Tuban, Polres Tuban dan Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tuban,” pungkasnya. [dya/beq]

  • Demo Gen Z Meksiko Ricuh, 120 Orang Luka-luka!

    Demo Gen Z Meksiko Ricuh, 120 Orang Luka-luka!

    Jakarta

    Sebanyak 120 orang terluka akibat demo di Meksiko yang berakhir ricuh. Demo tersebut digelar oleh sekelompok massa yang memprotes pemerintahan Presiden Claudia Sheinbaum.

    Dilansir AFP, Minggu (16/11/2025), otoritas setempat mengatakan setidaknya 120 orang terluka, dimana sebagian besar petugas polisi. Rinciannya 100 petugas polisi terluka, 40 di antaranya membutuhkan perawatan di rumah sakit karena memar dan luka, sementara 20 pengunjuk rasa juga terluka.

    Massa menggelar demo menentang kekerasan narkoba dan kebijakan keamanan Sheinbaum. Demo itu diorganisir oleh perwakilan “Generasi Z di media sosial, meskipun AFP melihat pengunjuk rasa dari berbagai usia di lokasi.

    Diketahui, Sheinbaum, yang berkuasa sejak Oktober 2024, mempertahankan tingkat persetujuan di atas 70 persen di tahun pertamanya menjabat, tetapi telah menghadapi kritik terhadap kebijakan keamanannya karena beberapa pembunuhan tingkat tinggi. Demo tersebut awalnya berlangsung damai, tetapi berakhir ricuh.v

    “Selama berjam-jam, mobilisasi ini berlangsung dan berkembang secara damai, hingga sekelompok orang berkerudung mulai melakukan tindakan kekerasan,” ujar Pablo Vazquez, kepala keamanan Mexico City, kepada para wartawan.

    Vazquez mengatakan sebanyak 20 orang ditangkap atas kejahatan perampokan dan penyerangan, termasuk dugaan penyerangan terhadap seorang jurnalis surat kabar.

    Beberapa peserta demo juga ada yang membawa bendera bajak laut yang merupakan lambang manga Jepang “One Piece,” yang telah menjadi simbol protes anak muda global.

    Tonton juga video “Meksiko Ricuh, Guru-Buruh Bentrok dengan Polisi”

    (yld/gbr)

  • Demo Ribuan Gen Z Meksiko Pecah, Muak Usai Pembunuhan Wali Kota

    Demo Ribuan Gen Z Meksiko Pecah, Muak Usai Pembunuhan Wali Kota

    Jakarta

    Ribuan orang di Meksiko turun ke jalan dengan membawa banner ‘Generasi Z’. Mereka mengecam peningkatan kekerasan setelah adanya pembunuhan seorang wali kota yang disebut anti-kejahatan pada awal bulan ini.

    Dikutip dari Reuters, Minggu (16/11/2025), sekelompok orang yang memakai penutup kepala merobohkan pagar di sekitar Istana Nasional di Mexico City, tempat tinggal Presiden Claudia Sheinbaum. Peristiwa itu memicu bentrokan antara polisi anti-huru hara yang melepaskan gas air mata.

    Dalam konferensi pers, Sekretaris Keamanan Publik Mexico City, Pablo Vazquez, mengatakan 100 petugas polisi terluka, termasuk 40 orang di antaranya dirawat di rumah sakit. Sebanyak 20 orang warga sipil juga dilaporkan terluka.

    Selain itu, Vazquez juga menyampaikan 20 orang telah ditangkap dan 20 lainnya dituntut atas pelanggaran administratif.

    Aksi lainnya juga digelar di berbagai kota di Meksiko, termasuk di negara bagian Michoacán di Meksiko barat. Kemarahan massa dipicu atas pembunuhan Wali Kota Uruapan, Carlos Manzo, pada 1 November, yang ditembak mati di sebuah acara Day of The Dead.

    Beberapa demonstran di Mexico City melampiaskan kemarahan mereka kepada partai Sheinbaum, meneriakkan, ‘Turun, Morena’. Demonstran lainnya menyerukan upaya negara yang lebih kuat untuk menghentikan kejahatan dan kekerasan, meneriakkan, ‘Carlos tidak mati, pemerintah yang membunuhnya’.

    Generasi Z merujuk pada orang-orang yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, tepat setelah generasi milenial, dan kelompok-kelompok protes di negara-negara lain di seluruh dunia telah menggunakan label tersebut untuk mendorong perubahan sosial dan politik.

    Pemerintah Sheinbaum mempertanyakan motif di balik aksi pada hari Sabtu, dengan mengatakan bahwa aksi tersebut sebagian besar diorganisir oleh lawan politik berhaluan kanan dan dipromosikan oleh bot di media sosial.

    Tonton juga video “Babak Baru Demo Siswa SMP di Bumiayu, 4 Guru Diusulkan Bakal Dimutasi”

    (knv/gbr)

  • Jangan Tawarin Mobil Listrik ke Generasi Tua!

    Jangan Tawarin Mobil Listrik ke Generasi Tua!

    Jakarta

    Pengamat otomotif senior dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Pasaribu mengingatkan produsen-produsen otomotif di Indonesia tak menjual mobil listrik ke generasi tua. Sebab, menurutnya, mereka bukan target pasar kendaraan tersebut.

    Yannes menegaskan, captive market mobil listrik merupakan generasi-generasi muda seperti milenial atau Gen Z. Selain karena melek teknologi, mereka juga punya daya beli yang lebih baik.

    “Generasi Baby Boomer ke Gen X jangan pernah ditarget oleh APM untuk menjadi captive market mobil listrik. Captive-nya adalah the next generation dimulai dari Milenial karena dia platform untuk ekosistem masa depan,” ujar Yannes Pasaribu di detikcom Leaders Forum, Kamis (13/11).

    “Makanya marketing-nya harus diubah. Jangan tawarin mobil listrik ke orang sepuh, kasih ke yang lebih muda. Yang muda daya beli dan semangat juga masih bagus,” tambahnya.

    Yannes Pasaribu di detikcom Leaders Forum. Foto: Rifkianto Nugroho

    Berbeda dengan generasi tua, generasi muda lebih mementingkan teknologi dan kenyamanan saat berkendara. Bagi mereka, selagi kendaraan benar-benar dibutuhkan, harga jual kembali bukan menjadi soal.

    “Generasi muda ini nggak bicara lagi soal harga jual kembali (mobil), mereka bicara soal experience dan EV lah yang bisa menjawabnya,” tuturnya.

    Kini, pembeli mobil di Indonesia rata-rata didominasi konsumen dari kalangan milenial dan generasi Z. Menurut Yannes, konsumen dengan karakteristik tersebut menjadikan mobil sebagai ‘moving gadget’. Itulah mengapa, banyak yang akhirnya beralih ke mobil listrik.

    “Milenial dan Gen Z ini menjadi digital native dan electric vehicle mewakili needs dan wants mereka sebagai ‘moving gadget’. Kemudian kalau dihitung ada sekitar 90 juta generasi muda yang dalam 15 tahun ke depan yang akan memegang ekonomi Indonesia,” kata dia.

    (sfn/dry)

  • Anak Muda di Indonesia Tak Peduli Harga Jual Kembali Kendaraan, Ini Sebabnya

    Anak Muda di Indonesia Tak Peduli Harga Jual Kembali Kendaraan, Ini Sebabnya

    Jakarta

    Pakar otomotif senior dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Pasaribu mengklaim, anak muda di Indonesia sudah tak peduli harga jual kembali kendaraan. Sebab, kata dia, mereka lebih mengutamakan experience atau pengalaman berkendara.

    Berbeda dengan generasi tua, generasi muda lebih mementingkan teknologi dan kenyamanan saat berkendara. Bagi mereka, selagi benar-benar dibutuhkan, harga jual kembali bukan menjadi soal.

    “Generasi muda ini nggak bicara lagi soal harga jual kembali (mobil), mereka bicara soal experience dan EV lah yang bisa menjawabnya,” ujar Yannes Pasaribu di detikcom Leaders Forum yang digelar di Ampera, Jakarta Selatan, Kamis (13/11).

    detikcom Leaders Forum Foto: Rifkianto / detikcom

    Kini, pembeli mobil di Indonesia rata-rata didominasi konsumen dari kalangan milenial dan generasi Z. Menurut Yannes, konsumen dengan karakteristik tersebut menjadikan mobil sebagai ‘moving gadget’. Itulah mengapa, banyak yang akhirnya beralih ke mobil listrik.

    “Milenial dan Gen Z ini menjadi digital native dan electric vehicle mewakili needs dan wants mereka sebagai ‘moving gadget’. Kemudian kalau dihitung ada sekitar 90 juta generasi muda yang dalam 15 tahun ke depan yang akan memegang ekonomi Indonesia,” ungkapnya.

    Bicara soal mobil listrik, di tempat yang sama, VinFast menegaskan, pasar kendaraan nonemisi di Indonesia benar-benar menjanjikan. Sebab, penjualannya terus meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan, mereka memprediksi, mobil listrik punya market share 14-15 persen tahun ini.

    “Kalau bicara di Indonesia pertumbuhan mobil listrik di Indonesia menjanjikan. Karena mobil listrik baru hadir di Indonesia pada 2020. Pada saat itu hanya 125 unit setahun, tapi berkembang terus tahun lalu itu market share-nya 4,9 persen,” kata Kariyanto Hardjosoemarto selaku Chief Executive Officer (CEO) Vinfast Indonesia.

    “Itu menunjukkan potensi mobil listrik sangat pesat. Kami prediksi tutup tahun bisa 14-15 persen. Kami yakin tahun depan penjualannya lebih tinggi lagi,” tambahnya.

    Kariyanto menegaskan, mobil listrik merupakan salah satu harapan di tengah penurunan pasar. Sebab, ketika penjualan Januari-Oktober 2025 secara umum turun 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, permintaan mobil listrik justru meningkat 100 persen lebih.

    “Di Vietnam itu (mobil listrik) market share-nya 32,5 persen year to date September. Indonesia punya potensi besar karena acceptance sangat tinggi kedua secara total volume besar karena populasi besar dan dukungan pemerintah juga sangat baik ntah itu fiscal dan nonfiskal,” kata dia.

    (sfn/dry)

  • Kukusan Lagi Ngetren, Jadi Pilihan Sarapan Sehat Biar Nggak Gorengan Melulu

    Kukusan Lagi Ngetren, Jadi Pilihan Sarapan Sehat Biar Nggak Gorengan Melulu

    Jakarta

    Tak salah bila generasi Z atau Gen Z dianggap lebih memprioritaskan kesehatannya. Hal ini bisa terlihat dari tren kukusan-rebusan yang lagi viral di media sosial dan diburu kaum muda sebagai alternatif sarapan sehat.

    Salah satu penjual kukusan, Alaibi (21), bercerita baru berjualan dua minggu di sekitar Stasiun Sudirman, Jakarta Pusat. Meski begitu, dagangannya banyak diminati pembeli.

    “Cuma (jualan) tiap pagi, dari jam 6 sampai 9 pagi. Alhamdulillah selalu habis sih kak,” ujar Alaibi saat ditemui detikcom, Rabu (12/11/2025).

    Sebelumnya, semua makanan yang dijual sudah direbus terlebih dahulu di rumah hingga matang. Saat berada di lokasi berjualan, Alaibi dan rekannya hanya menyusun kembali bahan-bahan tersebut di dalam kukusan alumunium agar tetap hangat.

    Menu yang ditawarkan cukup beragam, mulai dari ubi, singkong, kentang, jagung, talas, pisang, kacang, labu kuning, hingga telur. Untuk satu paket dijual Rp 10.000 dengan tiga pilihan bebas.

    “Kombinasi yang paling sering dibeli itu ubi, jagung, dan singkong,” tuturnya.

    Tren ini ternyata disambut baik para pembeli, terutama pekerja kantoran yang mencari sarapan. Salah satunya Grace (27), yang mengaku hampir setiap hari membeli makanan kukusan di tempat Alaibi.

    “Tiap hari beli sih aku, Rp 10.000 kan sepaketnya. Yang biasa aku beli itu singkong, ubi, sama pisang,” kata Grace.

    Pembeli lain, Lia (24), juga menjadikan makanan kukusan sebagai menu sarapan. Ia menyebut makanan seperti itu cocok untuk menjaga pola makan sehat, seperti jagung, ubi, dan singkong.

    “Sekalian juga kan buat defisit kalori. Jadi sehat juga ngurangin makan gorengan dan sudah kenyang,” sambungnya.

    Meski belum terbiasa, beberapa pembeli lain tertarik mencoba makanan kukusan karena tren ini sedang ramai. Siska (23) misalnya, ia membeli ubi dan singkong kukusan ini untuk pertama kalinya karena memang kurang terbiasa dengan makanan yang direbus atau dikukus.

    “Karena lagi viral nyoba saja deh sekalian lewat, beli ubi-ubian sama singkong. Rasanya enak sih, cuma aku kurang terbiasa saja jadi cuma bisa rasain manis saja dari ubinya,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Dear Pemerintah, Ini Saran CISDI agar Masyarakat Mau Makan Sehat”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/kna)

    Tren Rebusan-Kukusan

    15 Konten

    Tren sarapan pakai menu rebus-rebusan dan kukusan tengah digandrungi Gen-Z. Diklaim lebih sehat karena minim tambahan minyak. Ya lumayan sih, dibanding sarapan nasi-lontong yang tinggi kalori ya kan?

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Duet Ebiet G Ade dan Rony Parulian Tutup Rangkaian Festival Teman Kota 2025

    Duet Ebiet G Ade dan Rony Parulian Tutup Rangkaian Festival Teman Kota 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Ebiet G. Ade dan Rony Parulian tampil memukau menutup hari kedua Festival Teman Kota 2025 yang digelar Katadata di Taman Literasi Martha Tiahahu, Jakarta, Sabtu (8/11/2025). Konser bertajuk Dua Generasi ini mempertemukan legenda musik Indonesia dengan penyanyi muda yang tengah bersinar, menghadirkan harmoni lintas masa antara karya abadi dan semangat baru musik Tanah Air.

    Keduanya tampil di satu panggung membawakan lagu-lagu andalan masing-masing, hingga akhirnya berduet dalam momen penuh haru lewat lagu legendaris “Berita Kepada Kawan.” Lagu yang telah melekat kuat dalam ingatan masyarakat Indonesia itu, dibawakan tanpa kehilangan ruh aslinya.

    Duet lintas generasi ini menjadi simbol keterhubungan antara masa lalu dan masa kini, bahwa pesan kemanusiaan dan kepedulian sosial yang dibawa Ebiet G. Ade tetap relevan di era baru, dan diteruskan oleh generasi muda seperti Rony.

    Sejak sore, kawasan Blok M dipadati penonton yang memadati area Taman Literasi hingga ke jalan sekitar. Ribuan pengunjung hadir, mayoritas generasi Z, yang antusias bernyanyi bersama dari awal hingga akhir acara.

    Suasana hangat dan penuh nostalgia berpadu dengan energi muda, menjadikan konser ini salah satu momen paling berkesan di Festival Teman Kota 2025.

    Direktur Sisiplus by Katadata Marah Andikha mengatakan, Festival Teman Kota dirancang bukan sekadar hiburan, tapi juga ruang refleksi dan koneksi antargenerasi. Melalui Konser Dua Generasi, Katadata ingin menunjukkan bagaimana karya seni bisa menjadi jembatan untuk berkolaborasi

    “Karena sebenarnya yang kurang dari kita adalah pesan soal kolaborasi antargenerasi, bukan hanya dimusik tapi di semua sisi kehidupan. Bagaimana Om Ebiet mewakili generasi yang legend, berkolaborasi dengan Rony mewakili generasi saat ini,” ujar dia.

    Konser Dua Generasi menjadi puncak penutup hari kedua Festival Teman Kota 2025, setelah sebelumnya digelar sesi Mental Mantul yang membahas isu kesehatan mental secara ringan dan relevan bagi publik muda.

    Melalui acara ini, Katadata melalui Sisiplus by Katadata, berkomitmen untuk terus menghadirkan ruang publik yang tak hanya menghibur, tetapi juga memperkaya dialog lintas generasi di tengah kehidupan urban.

  • Sastrawan sebut perkembangan karya sastra generasi Z maju pesat

    Sastrawan sebut perkembangan karya sastra generasi Z maju pesat

    Jakarta (ANTARA) – Sastrawan senior yang juga Juri Baca Puisi dalam Festival HB Jassin Tahun 2025, Jose Rizal Manua menilai perkembangan karya sastra di kalangan Generasi Z atau Gen Z maju pesat, bahkan banyak karya yang memiliki ciri khas baru.

    “Saya melihat banyak kemajuan dalam penulisan cerpen, lomba baca puisi maupun musikalisasi puisi yang menggali nilai-nilai lokalitas,” kata Jose di Jakarta, Jumat, saat diskusi bertajuk “Forum Publik Isu Mutakhir Dunia Sastra Hari Ini Perspektif Piala HB Jassin 2025”.

    Diskusi yang diselenggarakan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) DKI Jakarta melalui Perpustakaan Jakarta menghadirkan sejumlah narasumber pada ajang Piala HB Jassin 2025.

    Jose mengatakan bahwa karya-karya yang dikirimkan dalam ajang kompetisi sastra Piala HB Jassin 2025 mencerminkan semangat baru dan kedalaman ekspresi yang kuat.

    ‎Ia juga menyoroti keunikan karya para peserta dari kalangan generasi muda, khususnya dari Generasi Z yang dinilai mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan budaya populer.

    Sementara itu, Kepala UPT Perpustakaan Jakarta dan PDS HB Jassin, Diki Lukman Hakim menyampaikan apresiasi kepada seluruh panitia, kolaborator, narasumber, dan dewan juri yang telah menyukseskan penyelenggaraan ajang sastra bergengsi Festival Sastra HB Jassin Tahun 2025.

    Ia memaparkan, diskusi pada Jumat ini diadakan untuk membahas isu-isu mutakhir dalam dunia sastra. Forum tersebut menjadi wadah dialog antara komunitas sastra, lembaga, dan publik mengenai arah perkembangan sastra Indonesia di tengah perubahan sosial, budaya dan teknologi.‎

    ‎Diki menjelaskan, Piala HB Jassin kali pertama digelar pada1993, namun sempat terhenti beberapa kali karena kendala anggaran. Ajang ini kembali aktif sejak 2019 dan sempat kembali tertunda akibat pandemi COVID-19. Kemudian, kembali rutin diselenggarakan sejak 2022 hingga kini.

    ‎”Tahun ini jumlah peserta meningkat signifikan, mencapai 15.700 karya dari berbagai daerah. Untuk kategori cerpen saja ada sekitar 9.000 naskah, sementara kategori puisi mencapai 3.000 karya lebih. Ini pencapaian luar biasa dan sekaligus menjadi bahan evaluasi bagi tim juri agar proses penilaian semakin matang dan komprehensif,” katanya.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kapolres Siak Kuliah Umum di Kampus, Kuatkan Komitmen Jaga Lingkungan

    Kapolres Siak Kuliah Umum di Kampus, Kuatkan Komitmen Jaga Lingkungan

    Pekanbaru

    Konsep ‘Green Policing’ yang menjadi program prioritas Kapolda Riau terus diwujudkan secara konkret di lapangan. Kali ini, Kepolisian Resor (Polres) Siak mengambil langkah proaktif dengan menggandeng kalangan akademisi, khususnya generasi muda, melalui kegiatan penanaman bibit pohon di Kampus Politeknik Sriwijaya PSDKU Siak.

    Dipimpin langsung oleh Kapolres Siak AKBP Eka Ariandy Putra, kegiatan ini mengusung tema inspiratif ‘Green Policing Generasi Gen Z: Cinta Lingkungan, Peduli Hutan, dan Penyuluhan Lingkungan Hidup’. Kegiatan ini digelar pada Rabu, 5 November 2025.

    Kapolres Siak, AKBP Eka Ariandy Putra, menegaskan bahwa Green Policing adalah pergeseran paradigma tugas kepolisian. Polri tidak hanya fokus pada penindakan, tetapi juga edukasi dan pencegahan kerusakan alam.

    “Green Policing adalah pendekatan yang menjadikan perlindungan lingkungan hidup sebagai bagian integral dari tugas Kepolisian. Tidak hanya penegakan hukum, tapi juga edukasi dan pencegahan terhadap kerusakan alam,” jelas Eka, Jumat (7/11/2025).

    Ia menekankan bahwa kolaborasi dengan mahasiswa, sebagai Generasi Z dan penerus bangsa, adalah kunci utama. Melalui kegiatan langsung seperti menanam pohon, kesadaran lingkungan dapat tertanam lebih kuat.

    Bukan hanya menanam pohon biasa, pilihan bibit durian menjadi simbol investasi jangka panjang bagi lingkungan dan ekonomi lokal. Aksi ini dihadiri oleh jajaran Pejabat Utama Polres Siak serta staf dan mahasiswa Polsri PSDKU Siak, memperkuat sinergi antara aparat keamanan dan dunia pendidikan.

    Koordinator Program Studi Teknik Kimia PSDKU Polsri Siak, Meyci Trisna, menyampaikan apresiasi tinggi atas inisiatif Polri.

    Kegiatan yang berlangsung aman dan kondusif ini diakhiri dengan penanaman bibit durian di area kampus dan sesi foto bersama, menandai komitmen bersama untuk mewujudkan Kabupaten Siak yang maju, lestari, dan ramah lingkungan. Polres Siak berharap, Green Policing akan terus menumbuhkan kesadaran ekologis di kalangan generasi muda, menjadikan mereka pelopor pelestarian alam di masa depan.

    (mea/imk)

  • Cari Kerja Makin Susah, Gelar Sarjana Sudah Tidak Laku

    Cari Kerja Makin Susah, Gelar Sarjana Sudah Tidak Laku

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pendidikan tinggi dulunya menjadi salah satu ‘penjamin’ seseorang bisa mendapat pekerjaan dengan gaji layak. Tak heran jika banyak orang mengupayakan pendidikan hingga ke jenjang kuliah. 

    Namun, terjadi pergeseran tren di bursa kerja di masa depan. Gelar sarjana tak lagi menjadi komponen utama dalam menentukan nasib seseorang mendapat kerja.

    Fenomenanya sudah terlihat belakangan ini. Banyak lulusan kuliah yang kesulitan mencari pekerjaan dan menjadi pengangguran. Pameran bursa kerja selalu disesaki, tetapi hasilnya tak selalu indah. 

    Beberapa saat lalu, CEO Nvidia Jensen Huang mengatakan pekerjaan yang dicari di masa depan membutuhkan keterampilan fisik. Misalnya tukang ledeng dan tukang listrik untuk membangun data center yang menjadi infrastruktur penting dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI).

    Perusahaan analitik data bernama Palantir Technologies juga mengamini hal tersebut. Startup yang mendadak terkenal karena mendapat banyak kontrak di pemerintahan Trump tersebut memilih merekrut karyawan lulusan SMA, alih-alih memperkerjakan lulusan kuliah.

    Perusahaan itu memiliki program Beasiswa Meritokrasi buatan CEO Alex Karp dengan tawaran bekerja penuh waktu di sana. Menurut Palantir, kampus adalah sistem yang rusak dan penerimaannya menggunakan kriteria yang cacat.

    Bahkan, Karp menyebutkan kampus di Amerika Serikat (AS) tidak bisa diandalkan untuk melatih pekerja. Sekitar 500 lulusan SMA mendaftar Beasiswa Meritokrasi. Beberapa orang mendaftar mengaku karena tak tertarik untuk kuliah, sementara lainnya mendaftar setelah ditolak kampus yang diinginkan, dikutip dari WSJ, Kamis (6/11/2025).

    Pada angkatan pertama, terdapat 22 orang penerima beasiswa. Dimulai dengan seminari empat minggu dengan banyak pembicara.

    Tema yang dibawakan cukup bervariasi, dari fondasi Barat, sejarah AS, hingga studi kasus pemimpin. Program akan berakhir November ini, dan bagi yang lulus akan punya kesempatan bekerja di Palantir secara full-time.

    Karena yang dihadapi adalah anak-anak lulusan SMA, program ini juga dibuat berbeda dari magang lainnya. Konselor senior yang bekerja dengan Karp dalam proyek khusus, Jordan Hirsch mengatakan punya kewajiban menyediakan sesuatu yang lebih bagi mereka.

    Hirsch juga harus menghadapi anak-anak yang belum berpengalaman. Misalnya belum pernah mencatat selama seminar atau mengerjakan sesuatu di luar pelajaran sekolahnya.

    Mantan editor majalah Foreign Affairs dan asisten profesor tambahan di Barnard College, Gideon Rose mengatakan pelajaran yang diberikan pada penerima beasiswa tak membahas soal perspektif ideologis atau partisan politik. Namun pada pengantar hubungan internasional.

    Berikutnya penerima beasiswa juga berkesempatan pergi bersama tim yang ada di Palantir. Ini menjadi ajang uji coba, dan mereka bisa mengalami sendiri bertemu klien saat bekerja.

    Minggu ketiga atau keempat, bos-bos di Palantir telah memiliki gambaran siapa saja yang bekerja baik untuk lingkungan perusahaan.

    Meski begitu, bekerja cepat tanpa kuliah bukan pilihan mudah bagi penerima beasiswa. Mereka harus mendapatkan tantangan dari orang tua dan orang terdekatnya.

    Salah satunya Matteo Zanini yang mengaku mendapatkan beasiswa saat menerima pemberitahuan penerimaan di Universitas Brown. Tidak ada yang menyarankan untuk ikut dalam beasiswa tersebut, sementara orang tuanya menyerahkan keputusan itu pada dirinya.

    Karyawan perusahaan, Sam Feldman mengatakan mungkin ada beberapa orang yang menolak bekerja di tempatnya dan mendaftar untuk kuliah. Dia memastikan tidak ada satupun penerima beasiswa yang akan bekerja di bidang investasi dan konsultan.

    “Mereka telah merasakan rasanya membangun dan memiliki agensi,” ungkapnya.

    Bos Nvidia Ungkap Pekerjaan Masa Depan

    Seperti ditulis di atas, CEO Nvidia Jensen Huang pernah menepis anggapan bahwa generasi Z sulit mendapat pekerjaan akibat pesatnya perkembangan AI. Ia justru menilai peluang kerja semakin terbuka lebar seiring ledakan data center di berbagai negara.

    Namun, kata Huang, peluang besar itu bukan untuk lulusan kuliah, melainkan bagi mereka yang memiliki keterampilan teknis di bidang kejuruan seperti listrik, pipa, hingga pertukangan.

    “Kalau kamu seorang teknisi listrik, tukang ledeng, atau tukang kayu, kita akan membutuhkan ratusan ribu orang seperti itu untuk membangun semua pabrik ini,” ujar Huang dalam wawancara dengan Channel 4 News, dikutip dari Fortune, beberapa saat lalu.

    Menurut Huang, sektor tenaga kerja terampil akan menjadi tulang punggung ekonomi baru yang digerakkan oleh teknologi fisik, bukan sekadar perangkat lunak.

    “Segmen tenaga kerja terampil di setiap ekonomi akan mengalami ledakan. Jumlahnya akan terus berlipat ganda setiap tahun,” tegasnya.

    Pernyataan Huang sejalan dengan tren peningkatan permintaan tenaga kerja konstruksi dan teknisi di Amerika Serikat. Berdasarkan laporan McKinsey, belanja modal global untuk pembangunan pusat data diperkirakan mencapai US$7 triliun pada 2030.

    Satu fasilitas pusat data berukuran 250.000 kaki persegi dapat mempekerjakan hingga 1.500 pekerja konstruksi selama masa pembangunan.

    Banyak di antara mereka berpenghasilan lebih dari US$100.000 (Rp1,6 miliar) per tahun tanpa gelar sarjana, belum termasuk lembur. Setelah beroperasi, fasilitas tersebut masih membutuhkan sekitar 50 pekerja tetap untuk perawatan.

    Huang juga menegaskan bahwa Nvidia akan ikut mendukung pembangunan ekosistem tenaga kerja ini.

    CEO BlackRock Larry Fink sebelumnya juga telah memperingatkan bahwa Amerika Serikat menghadapi krisis tenaga kerja untuk membangun data center AI.

    “Saya bahkan mengatakan kepada beberapa anggota tim Trump bahwa kita akan kehabisan teknisi listrik untuk membangun pusat data AI. Kita memang tidak punya cukup banyak tenaga kerja,” kata Fink dalam sebuah konferensi energi pada Maret lalu.

    CEO Ford Jim Farley juga menyampaikan kekhawatiran serupa. Ia menyebut, meski pemerintah AS berambisi memulangkan industri manufaktur (reshoring), tidak ada cukup tenaga kerja untuk mewujudkannya.

    “Bagaimana kita bisa memulangkan industri kalau tidak punya orang untuk bekerja di sana?” ujar Farley kepada Axios.

    Saat ini, AS kekurangan sekitar 600.000 pekerja pabrik dan 500.000 pekerja konstruksi, menurut unggahan Farley di LinkedIn pada Juni lalu.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]