Topik: Generasi Z

  • Sampah Jadi Pulsa, Inovasi Indosat untuk Lingkungan Berkelanjutan

    Sampah Jadi Pulsa, Inovasi Indosat untuk Lingkungan Berkelanjutan

    Bisnis.com, SORONG – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung kemajuan digitalisasi sekaligus mendukung keberlanjutan lingkungan berbasis ESG (Environmental, Social, and Governance) di Indonesia. Indosat Ooredoo Hutchison, melalui program “Sampah Jadi Pulsa” berinisiatif mengedukasi dan mengajak generasi muda untuk peduli terhadap lingkungan.

    Program ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan “Saatnya Gensi (Generasi Terkoneksi) BERAKSI (Berkarya dengan Bijak dan Berprestasi)” yang diselenggarakan di Universitas Pendidikan Muhammadiyah (Unimuda) Sorong, Papua Barat Daya. 

    Melalui “Sampah Jadi Pulsa”, Indosat Ooredoo Hutchison mengajak masyarakat di Sorong, khususnya mahasiswa sebagai Gensi (generasi terkoneksi) menjaga keberlanjutan lingkungan melalui penukaran menukarkan sampah yang mereka kumpulkan untuk dikonversi menjadi dengan pulsa telekomunikasi. 

    Inisiatif Indosat Ooredoo Hutchison ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah, sekaligus memberikan insentif yang relevan dengan kebutuhan digital generasi Z.

    Kegiatan ini menjadi salah satu langkah nyata Indosat Ooredoo Hutchison dalam mendukung keberlanjutan lingkungan dan memberdayakan generasi muda di era digital. 

    EVP Head of Circle Kalisumapa (Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua) Indosat Ooredoo Hutchison Swandi Tjia inisiatif ini sejalan dengan visi perusahaan, yaitu menyediakan layanan telekomunikasi berkualitas dan sekaligus berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan, khususnya di wilayah Indonesia Timur.

    Sorong dipilih sebagai lokasi strategis untuk peluncuran program ini karena menjadi salah satu wilayah dengan tantangan besar dalam pengelolaan sampah. Jenis sampah yang diterima yaitu botol plastik dengan ukuran maksimal 300 ml yang nantinya akan dikelola melalui mekanisme daur ulang. 

    Adapun, dalam pelaksanaan teknis Sampah Jadi Pulsa, Swandi menjelaskan untuk botol pertama yang disetor melalui mesin “Sampah Jadi Pulsa”, masyarakat akan mendapatkan pulsa digital senilai Rp1.000. Selanjutnya, untuk botol kedua dan seterusnya, maka setiap botolnya diharga Rp50 dalam bentuk pulsa digital.

    Nantinya, pulsa digital dari sampah jadi pulsa tersebut bisa ditukarkan pulsa aktif untuk setiap kelipatan Rp1.000. Swandi menyatakan mesin Sampah Jadi Pulsa yang ada di Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong ini adalah satu-satunya di luar wilayah Jawa-Bali. 

    Perbesar

    “Hingga saat ini sudah ada sebanyak 12 mesin Sampah jadi Pulsa di seluruh Indonesia. Ke depan kami juga membuka peluang untuk bekerja sama dan bermitra dengan siapa saja untuk mengaktifkan mesin Sampah jadi Pulsa ini,” jelasnya.

    Indosat Ooredoo Hutchison berharap program ini dapat menjadi inspirasi bagi kota-kota lain di Indonesia Timur untuk mengembangkan inovasi serupa. Lebih dari itu, program ini juga menjadi upaya edukasi kepada generasi muda tentang pentingnya menjaga lingkungan melalui langkah sederhana namun berdampak besar.

    Selain aspek lingkungan, “Sampah Jadi Pulsa” juga menjadi sarana untuk memperkenalkan konsep ekonomi sirkular kepada mahasiswa. Dalam setiap sesi edukasi, peserta diajak untuk memahami bagaimana limbah dapat diubah menjadi sumber daya yang berharga, sekaligus menjadi bagian dari ekosistem digital. Dengan begitu, mahasiswa tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga aktor perubahan yang aktif.

    Adapun, dalam inisiatif kegiatan literasi digital bagi generasi muda di Unimuda, Sorong dengan tema Saatnya Gensi (Generasi Terkoneksi) BERAKSI (Berkarya dengan Bijak dan Berprestasi)”, Indosat Ooredoo Hutchison memberikan pemahaman tentang pentingnya perlindungan data diri di era digital. 

    Peserta diajak untuk lebih berhati-hati dalam menjaga informasi pribadi, mengingat maraknya kasus penyalahgunaan data di media digital. Hal ini menegaskan bahwa digitalisasi tidak hanya menawarkan peluang besar, tetapi juga menuntut kesadaran dan tanggung jawab yang lebih tinggi.

    Tidak hanya itu, Indosat Ooredoo Hutchison juga menyediakan ruang diskusi bagi peserta untuk berbagi ide tentang bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan wilayah, mengatasi masalah sosial dan lingkungan. 

    Keberhasilan “Sampah Jadi Pulsa” di Sorong diharapkan dapat menjadi model yang dapat diterapkan di daerah lain di Indonesia. Indosat Ooredoo Hutchison berencana untuk memperluas program ini dengan melibatkan lebih banyak pihak, termasuk pemerintah daerah, komunitas lingkungan, dan institusi pendidikan.

    Dengan inisiatif ini, Indosat Ooredoo Hutchison menunjukkan bahwa kolaborasi antara teknologi dan kesadaran lingkungan dapat menciptakan dampak positif yang nyata. Program ini tidak hanya membantu mengurangi limbah, tetapi juga memberikan edukasi dan insentif yang relevan bagi masyarakat digital.

    Program “Sampah Jadi Pulsa” adalah contoh bagaimana perusahaan telekomunikasi seperti Indosat Ooredoo Hutchison dapat memainkan peran penting dalam membangun generasi yang tidak hanya cerdas digital, tetapi juga bertanggung jawab terhadap lingkungan. Langkah ini menjadi bukti bahwa digitalisasi dan keberlanjutan dapat berjalan beriringan, menciptakan masa depan yang lebih baik untuk Indonesia.

    ESG merupakan konsep yang mengacu pada tiga kriteria utama dalam mengukur keberlanjutan dan dampak dari sebuah investasi pada suatu perusahaan. Ketiga kriteria tersebut adalah: Lingkungan (Environmental), Sosial (Social), Tata Kelola (Governance). 

    ESG juga merupakan pilar kerangka kerja yang bertujuan untuk mengidentifikasi semua risiko dan peluang non-keuangan yang berkaitan dengan rutinitas perusahaan. 

  • Gen Beta Dimulai pada 2025, Ini Karakteristiknya

    Gen Beta Dimulai pada 2025, Ini Karakteristiknya

    Jakarta, Beritasatu.com – Setelah 2024 berakhir, generasi baru yang disebut generasi beta atau gen beta akan muncul, dimulai pada 2025. Generasi ini diperkirakan memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan gen alfa atau alpha dan generasi sebelumnya.

    Gen beta mencakup anak-anak yang lahir antara 2025 hingga 2039. Generasi ini menjadi generasi ketujuh sejak istilah penamaan generasi pertama kali digunakan pada 1901. Generasi pertama tersebut dikenal sebagai greatest generation atau generasi terhebat.

    Setelah itu, berbagai generasi diberi nama sesuai dengan karakteristik dan masanya, antara lain generasi baby boomer (1946–1964), generasi boomer (1965–1980), generasi milenial (1981–1996), generasi Z (1997–2009), dan generasi alfa atau alpha (2010–2024).

    Perubahan lingkungan sosial, budaya, dan teknologi dari waktu ke waktu secara signifikan memengaruhi karakteristik setiap generasi. Hal ini menjadikan gen beta memiliki ciri khas yang unik dibandingkan pendahulunya, seiring dengan perkembangan zaman yang terus bergerak maju.

    Namun, bagaimana karakteristik dari gen beta? Berikut ini penjelasannya.

    1. Dekat dengan teknologi
    Gen beta diperkirakan akan memiliki hubungan yang sangat erat dengan teknologi, seiring dengan pesatnya perkembangan di berbagai bidang. Teknologi seperti artificial intelligence (AI), realitas virtual (virtual reality/VR), otomatisasi, dan inovasi lainnya akan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka.

    Seperti gen alpha, gen beta sejak lahir telah diabadikan menggunakan perangkat teknologi, seperti ponsel atau kamera oleh orang tua mereka. Hal ini menjadikan mereka tumbuh dalam lingkungan yang secara alami selaras dengan perkembangan teknologi.

    2. Tumbuh dalam keberagaman
    Perkembangan teknologi juga berdampak pada peningkatan akses terhadap keragaman budaya dari seluruh dunia. Gen beta diprediksi akan tumbuh dalam lingkungan yang lebih inklusif dan beragam, dengan berbagai pengaruh budaya yang mudah diakses melalui teknologi.

    3. Fleksibilitas yang tinggi
    Gen beta akan menghadapi berbagai tantangan, seperti perubahan iklim, perubahan sosial, dan ketidakpastian ekonomi. Kondisi ini diyakini akan mendorong mereka untuk memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan dinamika lingkungan yang terus berubah.

    Dengan karakteristik seperti itu, gen beta diklaim bisa beradaptasi dalam dunia dan tantangan apa pun.

  • Milenial Dominasi Pengguna Internet di RI, Gen Z Urutan Berapa?

    Milenial Dominasi Pengguna Internet di RI, Gen Z Urutan Berapa?

    Jakarta

    Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat pengguna internet mencapai 221 juta jiwa, tepatnya 221.563.479 jiwa. Dalam laporan tersebut, Generasi Z (Gen Z) mendominasi pengguna internet di Indonesia.

    Dituturkan Ketua APJII Muhammad Arif pada acara peluncuran ‘Hasil Survei Penetrasi Internet 2024’, sekitar 79,5% dari total populasi 278.696.200 jiwa penduduk Indonesia sudah terkoneksi dunia maya. Ada dua hal yang diukur oleh APJII mengenai pengguna internet Indonesia ini, yaitu penetrasi dan ontribusi.

    “Ini menandakan peningkatan yang konsisten dari tahun-tahun sebelumnya dimulai dari 64% pada tahun 2018 grafik menunjukkan tren positif dalam adopsi internet menyoroti peningkatan aksesibilitas dan penggunaan teknologi digital di Indonesia. Jadi 5 tahun ini pengguna internet naik secara signifikan apalagi waktu di era COVID-19 kemarin,” ujar Arif beberapa waktu lalu.

    Tingkat penetrasi adalah jumlah penduduk yang terkoneksi internet dibandingkan dengan populasi penduduk, sedangkan tingkat kontribusi adalah jumlah penduduk yang mengakses internet di kategori tertentu dibandingkan dengan total pengguna internet pada kategori tersebut.

    “Data menunjukkan bahwa kelompok generasi milenial yang lahir tahun 1981-1996 menyumbang pengguna internet tertinggi sekitar 93,17% dengan kontribusi 30,62% dari total pengguna internet Indonesia. Diikuti oleh Gen Z sekitar 87,02% atau kontribusi 34,40% yang ternyata ini lebih besar dari total pengguna internet Indonesia,” kata Arif.

    Kemudian, di urutan ketiga ditempati kelompok generasi X yang lahir tahun 1965-1980 penetrasinya 83,69% dengan kontribusi 18,98%. Lalu, generasi baby boomers kelahiran 1946-1946 menyumbang penetrasi sebesar 60,52% dengan kontribusi 6,58%.

    “Sedangkan generasi yang lebih tua lagi pre boomer kelahiran di bawah 1945 hanya penetrasi 32% dengan kontribusi 0,24% dari total pengguna internet Indonesia. Ada juga, generasi yang lebih baru, yaitu post Gen Z yang lahir setelah 2023 itu penetrasi 48% dengan kontribusi 9,17%,” ucap Arif.

    Arif mengatakan adanya korelasi antara usia dan adaptasi pengguna internet yang lebih muda itu cenderung memiliki tingkat penetrasi yang lebih tinggal dari kelompok generasi lainnya. Menurut Arif, data ini penting sebagai pelaku bisnis dalam mengambil kebijakan untuk memahami dinamika digital Indonesia.

    Karakteristik Gen Z

    Gen Z identik dengan kehidupan yang akrab dengan digital, karena hidup mereka sepenuhnya dijalani dengan koneksi digital. Bahkan, sebagian besar dari mereka tidak mengingat kehidupan sebelum adanya smartphone.

    Pasalnya, mereka tumbuh di era di mana konten streaming bisa diakses di mana saja dan kapan pun. Itulah mengapa cara Gen Z berinteraksi dengan internet dengan satu sama lain lewat internet, berbeda dengan cara generasi sebelumnya.

    Beberapa laporan mencatat bahwa daripada generasi sebelumnya, Gen Z dianggap lebih pragmatis dan lebih awal untuk dewasa. Gen Z lebih mungkin untuk lulus SMA dan lulus kuliah.

    Gen Z umumnya lebih berhati-hati dalam pilihan karier. Ketika seorang gen Z mulai beranjak dewasa, mereka bertujuan untuk menghindari kesulitan yang melanda generasi-generasi sebelumnya, termasuk generasi baby boomer.

    Menurut penelitian yang dilakukan oleh Roberta Katz, seorang peneliti senior di Pusat Studi Lanjutan Ilmu Perilaku (CASBS) Stanford, berikut adalah karakter yang jadi ciri-ciri generasi Z:

    Mandiri.Sangat peduli dengan orang lain.Berjuang untuk komunitas yang beragam.Sangat kolaboratif dan sosial.Menghargai fleksibilitas, relevansi dan keaslian.Kepemimpinan non-hierarkis.Suka cemas dengan masalah.Memiliki sikap pragmatis tentang pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah itu.

    Memahami karakter Gen Z yang tidak bisa lepas dari digitalisasi, pemerintah melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Digital RI atau Komdigi (dulu Kominfo) berupaya untuk meningkatkan konektivitas internet melalui pembangunan Palapa RIng. Hingga saat ini, Palapa Ring saat ini telah mencakup sebanyak 90 kabupaten/kota di Indonesia.

    Proyek yang disebut dengan ‘tol langit’ ini diupayakan dapat menyediakan kualitas internet yang andal dari Sabang sampai Merauke. Diharapkan, dengan kehadiran Palapa Ring mampu mewujudkan visi pemerintah yaitu Indonesia Emas 2045.

    Palapa Ring adalah salah satu proyek pemerintah yang dibangun oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) dan berfokus pada konektivitas digital dengan internet merata di seluruh Indonesia. Pembangunan Palapa Ring saat ini telah mencakup sebanyak 90 kabupaten/kota di Indonesia.

    (akn/ega)

  • Penyalahgunaan Ketamin di RI ‘Ngegas’ Lebih dari 1.000 Persen, Gen Z Terbanyak

    Penyalahgunaan Ketamin di RI ‘Ngegas’ Lebih dari 1.000 Persen, Gen Z Terbanyak

    Jakarta

    Penyalahgunaan ketamin tercatat meningkat di Indonesia, bahkan melampaui 100 persen. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM) melaporkan penyaluran ketamin injeksi ke fasilitas kesehatan kefarmasian meningkat 87 persen dalam satu tahun terakhir.

    Sementara peningkatan penyaluran ketamin injeksi ke apotek lebih tinggi, melampaui 200 persen dalam periode yang sama.

    Ada 65 apotek yang terindikasi memberikan ketamin injeksi tanpa resep dokter, padahal jenis obat ini termasuk obat keras. Trennya bahkan meningkat lebih dari 1.000 persen dibandingkan temuan 2022, yang semula ‘hanya’ 3 ribu sebaran vial menjadi sekitar 149 ribu botol pada 2024.

    Total 17 di antaranya terbukti melakukan pelanggaran berat dan diberikan sanksi berupa perhentian izin beroperasi sementara.

    Kepala BPOM RI Taruna Ikrar menduga tren peningkatan tersebut dikarenakan perpindahan sasaran ‘tren baru’ penyalahgunaan jenis obat.

    “Biasanya kan orang-orang yang melakukan kriminal, ilegal, ini mencari jalan, kalau di sini sudah dilarang, dengan demikian mencari obat baru, yang sama-sama memberi efek seperti halusinasi, euforia, ‘high’,” bebernya dalam konferensi pers Jumat (6/12/2024).

    “Jadi ini kan tren baru, sebelum ini boleh jadi, belum menjadi tren, ini semacam pengalihan dari obat-obat yang sudah diatur, dibatasi, tetapi belum diatur, supaya dia tidak ditangkap jadi dicari-cari model baru,” lanjut dia.

    Efek Ketamin Suntik

    Dampak penyalahgunaan ketamin memicu kondisi serius pada sistem saraf, termasuk disfungsi kognitif, yang bersangkutan juga bisa mengalami gangguan mental, haluasinasi, sampai gangguan kecemasan hingga depresi. Bahkan, fatalnya memutuskan bunuh diri.

    Taruna menyebut penggunaan ketamin banyak ditemukan pada generasi muda, termasuk kelompok gen Z di rentang usia 20-an tahun.

    “Sebagian umumnya penggunanya ini anak-anak muda, generasi z, mulai dari pakai ketamin saat tato, supaya tidak sakit, kemudian supaya energinya bertambah, relaksasinya dipakai di tempat-tempat diskotik, euforia,” sorotnya.

    BPOM RI kemudian menekankan revisi atau perbaikan baru regulasi ketamin dari semula obat keras menjadi Obat-Obat Tertentu (OOT).

    OOT adalah obat-obat yang bekerja di sistem susunan saraf pusat yang pada penggunaan di atas dosis terapi dapat menyebabkan ketergantungan dan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

    (naf/kna)

  • Madiun jadi daerah percontohan program Inkubator Agripreneur Tebu

    Madiun jadi daerah percontohan program Inkubator Agripreneur Tebu

    Madiun (ANTARA) – Wilayah Madiun, Jatim ditetapkan sebagai daerah pilot project atau percontohan pelaksanaan program Inkubator Agripreneur Tebu yang digagas oleh PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Holding Perkebunan sebagai upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan termasuk mewujudkan swasembada gula.

    Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (PT SGN) Mahmudi dalam kegiatan talkshow agripreneur tebu batch 3#Madiun di Madiun, Kamis mengatakan program Inkubator Agripreneur Tebu diinisiasi PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) selaku anak perusahaan PTPN III (Persero) Holding Perkebunan yang bergerak di bidang komoditas gula.

    “Program ini dirancang untuk melatih dan mendampingi petani muda dari generasi Z (Gen Z) yang berminat menjadi agripreneur profesional yang mampu mengelola perkebunan tebu secara modern, produktif, dan berkelanjutan. Bisnis tebu merupakan bisnis yang low risk dan menguntungkan,” ujar Mahmudi.

    Menurutnya, perusahaan saat ini melakukan proyek percontohan di tiga lokasi yakni Pekalongan, Jawa Tengah, kemudian Madiun dan Kediri, Jawa Timur. Lokasi ini dipilih karena industri perkebunan tebu yang besar.

    “Lahan ada di Pekalongan, Kediri, dan Madiun yang tentunya sesuai ketersediaan dan penuh dengan dukungan. Ini juga sesuai arahan dari Menteri BUMN termasuk juga dari Pupuk Indonesia. Kami bersama-sama mendukung agripreneur ini, untuk memastikan tidak ada kendala di lapangan,” kata dia.

    Nantinya akan ada lahan sekitar 150 hektare, dengan masing-masing wilayah Pekalongan, Madiun, dan Kediri 50 hektare. Luasan 50 hektare di Madiun itu diperuntukkan bagi 10 peserta, yang artinya rasionya masing-masing 5 hektare per orang.

    Melalui program tersebut, para peserta nantinya yang lolos seleksi akan mendapatkan berbagai pelatihan teknis, dukungan bisnis, serta pendampingan dari ahli, sekaligus pendanaan dari Bank Himbara.

    Inkubator Agripreneur Tebu terdiri dari beberapa tahapan antara lain, seleksi awal, bootcamp, pelatihan lapangan, pendampingan ahli, inkubasi usaha, serta pendanaan dan kemitraan. Dimana keseluruhan dari tahapan tersebut saling mendukung untuk menghasilkan petani muda yang siap bersaing dan berkontribusi besar terhadap ketahanan pangan nasional.

    Tidak hanya mendorong terwujudnya swasembada gula, program ini sekaligus juga memberikan berbagai keuntungan bagi para peserta. Melalui program ini peserta mendapatkan peluang untuk membangun usaha mandiri yang difasilitasi akses ke teknologi pertanian modern, bibit unggul, serta sarana dan prasarana yang memadai untuk memulai usaha tani tebu berstandar tinggi.

    Tidak hanya mendapat pelatihan untuk meningkatkan kemampuan teknis pertanian, peserta juga dibekali dengan keterampilan dalam kepemimpinan, kewirausahaan, dan manajemen. Program ini juga memberikan kesempatan kepada peserta program untuk dapat membangun koneksi dan jaringan yang dapat memperluas peluang bisnis dan kolaborasi antar-usaha.

    Pihaknya menambahkan, bahwa Pemerintah Indonesia menargetkan swasembada gula di tahun 2028, sesuai dengan program Astacita nomor 2 dari Presiden RI Prabowo. Untuk mencapai tujuan tersebut, Indonesia menghadapi tantangan besar berupa isu produktivitas guna mencukupi kebutuhan konsumsi nasional.

    Mahmudi berharap produktivitas tebu bisa naik dari 5 ton ke 8 ton per hektare sebagai bagian upaya percepatan pencapaian swasembada gula nasional. Salah satunya didukung dengan program Inkubator Agripreneur Tebu.

    “Kita harapkan dukungan pemerintah terutama dalam kaitannya dengan menjaga agar gula yang masuk atau impor dapat dikendalikan,” tambahnya.

    Program Inkubator Agripreneur Tebu menjadi langkah dalam memberikan ruang bagi generasi muda untuk menjadi pionir dalam revolusi pertanian modern sekaligus berperan penting dalam masa depan ketahanan pangan Indonesia.

    Pewarta: Louis Rika Stevani
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2024

  • Sejumlah Legislator PAN Berlatar Artis Miliki Kecakapan dan Keilmuan, Saleh Daulay: Bangga dan Bahagia

    Sejumlah Legislator PAN Berlatar Artis Miliki Kecakapan dan Keilmuan, Saleh Daulay: Bangga dan Bahagia

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Beberapa waktu terakhir, persepsi publik atas artis yang berkiprah di PAN berubah. Terutama setelah mendengar beberapa pemaparan dan tanggapan Varel Bramastha dalam bahasa Inggris.

    Terkait hal itu, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional (DPP PAN), Saleh Partaonan Daulay menyampaikan bahwa partainya merasa bahagia dan senang pada penguasaan dan penampilan menggembirakan kader PAN berlatar belakang artis.

    “Selama ini, mungkin banyak yang meragukan. Banyak juga yang tidak punya waktu untuk mendalami kiprah mereka selama bertugas di parlemen. Wajar jika kemudian penilaiannya didasarkan pada asumsi dan praduga,” ujar Saleh kepada fajar.co.id, Kamis (5/12/2024).

    Selain penguasaan bahasa Inggris yang sangat baik, kata Saleh, isi dan materi yang disampaikan Varrel juga sangat berbobot dan kontekstual. Bahkan, dia tampil di depan anggota DPR dari berbagai negara lain.

    “Saya tentu sangat senang dan gembira. Pertama waktu menyapa calon pemain naturalisasi. Kedua, waktu bicara di the regional confrence for parliament of the asia pacific region di Thailand. Sebagai seniornya, ya saya bangga. Tentu juga membanggakan DPR RI secara kelembagaan,” sambung Ketua Komisi VII DPR RI itu.

    Penampilan dan penguasaan Varel ini tentu meneguhkan bahwa para artis bisa menjadi anggota DPR yang baik. Apalagi, Varel juga merepresentasikan generasi Z yang sangat bersemangat. “Semoga saja ini membuka daya tarik bagi para anak muda kita untuk terjun ke dunia politik,” harapnya.

    Di PAN, lanjut Saleh, para artisnya tergolong berpendidikan dan berprestasi. Katakanlah, misalnya, Desy Ratnasari. Dia adalah doktor dalam bidang psikologi. Lebih spesifik lagi, kalau tidak salah, psikologi feminis. Selama menjadi anggota DPR selalu melaksanakan tugas dengan baik.

  • Legislator: Generasi Z lebih individual dalam preferensi memilih

    Legislator: Generasi Z lebih individual dalam preferensi memilih

    Semarang (ANTARA) – Wakil Ketua Komisi II DPR RI Aria Bima menilai Generasi Z memiliki preferensi memilih atau menggunakan hak pilihnya secara individual ketimbang generasi pendahulunya.

    “Gen Z kan dibesarkan di dalam value yang based on individu ya. Kalau dulu kan , terutama keluarga,” katanya, di Semarang, Rabu.

    Hal tersebut disampaikannya saat kegiatan Parlemen Kampus 2024 di Universitas Diponegoro Semarang bertema “Mengkaji UU Pemilu: Peran Mahasiswa dalam Mendorong Pemilu yang Bersih dan Berintegritas”.

    Aria mencontohkan dulu keluarga memiliki pengaruh besar dalam prevelensi memilih anggotanya, termasuk anak-anak yang akan cenderung mengikuti ayah atau ibunya.

    “Dulu, kalau pemilu itu hampir satu keluarga itu mempunyai satu warga pilihan yang hampir sama. Bahkan, kecenderungan paternalistik atau maternalistik dalam keluarga akan membuat partisipatif anak-anaknya mengikuti pemilu,” katanya.

    Bahkan, kata dia, dalam satu keluarga bisa saja datang bersamaan ke tempat pemungutan suara (TPS) untuk menggunakan hak pilihnya pada hajatan pesta demokrasi.

    “Satu keluarga itu dulu kalau nyoblos bareng-bareng. Jam piro? Jam piro?(Menanyakan jam berapa). Saya melihat ini tidak terjadi di dalam proses anak-anak Gen Z sekarang yang lebih cenderung individual, bukan individualis ya,” katanya.

    Menurut dia, kecenderungan individu dalam preferensi memilih di kalangan Generasi Z itu menunjukkan perubahan tata nilai yang dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya faktor untung rugi berpartisipasi di pesta demokrasi.

    “Elu elu, gue gue. Kalau gue mau nyoblos, urusan gue. Bukan urusan elu, termasuk elu bapaknya, elu ibunya, atau elu kakaknya. Nah, ini ada perubahan ‘value’, tata nilai gen Z lebih individual dalam mengambil keputusan,” katanya.

    Artinya, kata dia, perlu pendidikan politik untuk membangun kesadaran masyarakat, terutama generasi muda agar sekadar mempertimbangkan untung rugi, tetapi berbagai nilai agar tidak salah memilih.

    “Saya kira itu yang membedakan zaman kita dulu. Zaman kita (pertimbangannya, red.) ideologi, partisipatif bernegara, patriotik, wawasan nasionalisme, dan sebagainya,” katanya.

    Berkaitan dengan masih rendahnya tingkat partisipasi pemilih pada pemilihan kepala daerah (pilkada), ia mengatakan bisa saja dipengaruhi berbagai faktor sehingga akan dikaji.

    “Kami akan evaluasi. Kenapa pilkada kali ini terjadi penurunan partisipasi? Atau karena mobilisasi yang berkurang? Kalau zaman pileg (pemilihan anggota legislatif) kan calon-calon ini mau mobilisasi,” katanya.

    Ia mengatakan bahwa mobilisasi bisa dilakukan secara negatif, misalnya lewat politik uang, politisasi bantuan sosial, atau mendapatkan tekanan maupun intervensi dari pihak tertentu.

    “Harus kita lihat supaya lebih jernih. Saya tidak melihat partisipasi itu kendur karena bisa saja yang tidak memilih pun karena kesadaran diri karena merasa tidak ada kandidat calon cakadanya (calon kepala daerah) yang dianggap kompeten,” katanya.

    Pewarta: Zuhdiar Laeis
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2024

  • Partisipasi pemilih pada pilkada di Jakarta Timur hanya 59,25 persen

    Partisipasi pemilih pada pilkada di Jakarta Timur hanya 59,25 persen

    Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta Timur Tedi Kurnia (tengah) didampingi dua komisioner lainnya, Carlos Kartika Yudha Paath (kiri) dan Rio Verieza (kanan) saat memberikan keterangan pers saat Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi dan Penetapan Hasil Penghitungan Suara Pilkada Jakarta tingkat Kota Jakarta Timur, Cawang, Senin malam (2/12/2024). ANTARA/Syaiful Hakim

    Partisipasi pemilih pada pilkada di Jakarta Timur hanya 59,25 persen
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Selasa, 03 Desember 2024 – 13:03 WIB

    Elshinta.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyebut partisipasi pemilih pada pemilihan kepala daerah (pilkada) di Kota Administrasi Jakarta Timur menurun drastis, yakni hanya 59,25 persen kehadiran dari jumlah daftar pemilih tetap (DPT) mencapai 2.374.828 pemilih. Padahal, KPU Jakarta Timur menargetkan partisipasi pemilih Pilkada Jakarta di Jakarta Timur mencapai 80 persen.

    “Kami kemarin hitung dari angka yang hadir di TPS, totalnya 59,25 persen kehadiran,” kata Ketua KPU Jakarta Timur Tedi Kurnia di Jakarta, Selasa.

    Dia mengaku tidak mengetahui secara pasti penyebab turunnya partisipasi pemilih di Jakarta Timur pada Pilkada Jakarta kali ini.

    “Kalau penyebab kami masih telaah ya. Ini dari mana kelemahannya karena kami sudah terus-menerus menyosialisasikan ke seluruh masyarakat,” kata dia.
     

    Bahkan, masyarakat dari kalangan milenial dan generasi Z sudah dilakukan sosialisasi terkait penyelenggaraan Pilkada Jakarta melalui berbagai kegiatan, seperti perlombaan bola basket yang mengundang seluruh sekolah SMA, baik negeri maupun swasta.

    “Artinya, kami sudah masif, sudah berupaya sekuat tenaga. Namun, kenapa mereka tidak hadir dan tidak datang ke TPS, kami belum bisa memastikan apa alasannya,” ujar Tedi.

    Berdasarkan hasil rekapitulasi di tingkat kecamatan, hampir 10 kecamatan partisipasi pemilih turun drastis. Seperti di Kecamatan Matraman tingkat partisipasi pemilih hanya 82.354 orang dari jumlah DPT sebanyak 139.667 orang. Kecamatan Pulogadung tingkat partisipasi pemilih sebanyak 134.580 orang dari jumlah DPT sebanyak 226.541. Begitu pun, di Kecamatan Cakung tingkat partisipasi pemilih sebanyak 246.141 dari jumlah DPT sebanyak 421.878.
     

    Sementara untuk tujuh kecamatan lainnya, rencananya pada Selasa ini KPU Jaktim bersama Bawaslu Jaktim, petugas PPK, dan saksi dari tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, yakni pasangan nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono (RIDO), pasangan nomor urut 2, Dharma Pongrekun-Kun Wardana, dan pasangan nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno melakukan rapat pleno terbuka rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara Pilkada Jakarta 2024 tingkat kota Jakarta Timur.

    Ke tujuh kecamatan itu, yakni Jatinegara, Duren Sawit, Kramat Jati, Pasar Rebo, Ciracas, Cipayung dan Makasar.

    Sumber : Antara

  • PTPN buat “Inkubator Agripreneur Tebu” tingkatkan ketahanan pangan

    PTPN buat “Inkubator Agripreneur Tebu” tingkatkan ketahanan pangan

    Ini bagian dari ekosistem yang kami bangun, dimana kami memanggil Gen Z yang punya semangat. Syaratnya punya semangat saja dan lulus seleksi

    Kediri (ANTARA) – PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Holding Perkebunan membuat kebijakan dengan program Inkubator Agripreneur Tebu sebagai upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan termasuk mewujudkan swasembada gula.

    Direktur Utama PTPN III Holding Perkebunan Moh Abdul Ghani mengungkapkan bahwa program Inkubator Agripreneur Tebu ini dimaksudkan mendidik mereka menjadi pengusaha di industri perkebunan khususnya di tanaman tebu.

    “Jadi, mereka menjadi petani entrepreneur yang akan mengelola 10-50 hektare lahan yang itu kerja sama dengan pabrik gula di lingkungan PT SGN (Sinegi Gula Nusantara). Mereka nanti akan mengelola sumber daya baik modal yang akan dibantu Himbara (Himpunan bank milik negara), dibantu juga ekosistem agropreneur oleh Pupuk Indonesia. Nantinya kolaborasi. Mereka menanam tebu, mengelola tebu dan hasilnya diolah di pabrik gula di SGN,” katanya dalam acara talkshow agripreneur tebu batch 2#Kediri di Kediri, Jawa Timur, Selasa.

    PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) bersama sejumlah kementerian telah meluncurkan gerakan menuju swasembada gula dengan kick off Program Menuju Swasembada Gula Nasional (Manis) di areal perkebunan tebu Pabrik Gula Djatiroto, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, 20 November 2024. Dengan adanya kolaborasi bersama tentunya harapan untuk bisa mencapai swasembada pangan bisa terealisasi.

    Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (PT SGN) Mahmudi menambahkan agripreneur tebu menjadi satu bagian penguatan ekosistem tebu dengan melibatkan generasi generasi Z (Gen Z).

    “Ini bagian dari ekosistem yang kami bangun, dimana kami memanggil Gen Z yang punya semangat. Syaratnya punya semangat saja dan lulus seleksi,” kata dia.

    Ia menambahkan untuk ke depan mereka diharapkan bisa mengelola dan bukan sebagai petani. Ada lahan 50-100 hektare untuk 10-20 orang, yang artinya rasionya masing-masing satu orang 5 hektare.

    “Dengan penuh teknologi, mekanisasi, digitalisasi mereka hadir dengan mengelola tanaman ini dengan pendekatan teknologi. Yang kami harapkan ini menjamin keberlanjutan industri gula ke depan lebih baik lagi,” kata dia.

    Perusahaan saat ini melakukan proyek percontohan di tiga lokasi yakni Pekalongan, Jawa Tengah, kemudian Madiun dan Kediri, Jawa Timur. Lokasi ini dipilih karena industri perkebunan tebu yang besar.

    “Lahan ada di Pekalongan, Kediri dan Madiun yang tentunya sesuai ketersediaan. Jadi, untuk fasilitasi mereka dan sudah penuh dengan dukungan. Ini juga sesuai arahan dari Menteri BUMN termasuk yang dari Pupuk Indonesia. Kami bersama-sama mendukung agripreneur ini, untuk memastikan tidak ada kendala di lapangan,” kata dia.

    Ia menegaskan bahwa untuk awal masing-masing dipilih 10 orang. Mereka akan diberi pendampingan selama satu tahun penuh, diberikan biaya hidup serta tempat berkumpul (basecamp). Nantinya di tahun pertama mereka bisa mendapatkan hasil dari yang sudah dikerjakan dan setelah itu bisa tumbuh sendiri.

    Para peserta akan mendapatkan berbagai pelatihan teknis, dukungan bisnis, serta pendampingan dari ahli, yang akan memperkuat kapasitas mereka dalam membangun usaha tani yang berdampak positif pada sektor pertanian Indonesia.

    Program ini terdiri dari beberapa tahapan antara lain seleksi awal, bootcamp, pelatihan lapangan, pendampingan ahli, inkubasi usaha, serta pendanaan dan kemitraan. Keseluruhan dari tahapan tersebut saling mendukung untuk menghasilkan petani muda yang siap bersaing dan berkontribusi besar terhadap ketahanan pangan nasional.

    Sebelumnya, PT Sinergi Gula Nusantara bersama dengan PT LPP Agro Nusantara juga telah sukses menyelenggarakan serangkaian program inkubator Agripreneur Tebu Batch 1 di Pekalongan. Pada batch ini terpilih 10 peserta terbaik sebagai calon agripreneur tebu yang dilantik langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifi Hasan.

    Pewarta: Asmaul Chusna
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2024

  • Indosat Tingkatkan Literasi Digital Gen Z di Papua, Bekal Indonesia Emas 2045

    Indosat Tingkatkan Literasi Digital Gen Z di Papua, Bekal Indonesia Emas 2045

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Indosat Tbk. (ISAT) menilai talenta digital merupakan salah satu tulang punggung untuk menuju Indonesia Emas 2045, yang perlu terus ditingkatkan.

    EVP Head of Circle Kalisumapa Indosat Ooredoo Hutchison Swandi Tjia mengatakan bahwa saat ini talenta digital di Indonesia hanya mencapai 25,87% atau sekitar 69,7 juta jiwa.

    Indosat berkomitmen untuk memberdayakan (empowering) talenta di Indonesia dengan mempersiapkan talenta-talenta muda yang fokus terhadap kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).

    Dengan keterampilan yang diberikan, Indosat berharap generasi muda makin berdaya dan memiliki jiwa entrepreneur sehingga mampu menghadapi Indonesia Emas 2045 melalui digital. 

    Swandi mengungkap data asosiasi penyedia layanan internet menunjukkan sebanyak 221 juta dari 278 juta penduduk Indonesia telah terhubung dengan internet.

    Untuk itu, Swandi menyatakan bahwa Indosat berkomitmen untuk memperluas jaringannya di Sorong. Adapun, masyarakat Sorong sudah bisa menikmati jaringan internet Indosat di Sorong.

    “Kalau kita lihat 69,9% itu cukup lumayan, tetapi kalau kita bandingkan dengan total seluruh Indonesia itu hanya 3,79%. Nah inilah Indosat Ooredoo Hutchison hadir di sini untuk membantu dan juga memperluas jaringan kita,” Swandi dalam acara GENsi BERAKSI dari kanal YouTube Bisniscom, Selasa (3/12/2024).

    Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Direktorat Jenderal Komunikasi Publik dan Media, Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) Mediodecci Lustarini mengatakan bahwa mayoritas pengguna aktif di Indonesia adalah generasi Z (Gen Z). 

    Generasi ini disebut rata-rata mampu menggunakan internet hingga enam jam dalam sehari.

    “35% pengguna aktif internet di Indonesia dengan rata-rata durasi penggunaan internet selama 6 jam per hari atau seperempat hari itu digunakan untuk berselancar di dunia maya, itu adalah teman-teman Gen Z dan saat ini adalah generasi produktif di Indonesia,” tuturnya.

    Adapun, sensus penduduk dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2021 menunjukkan jumlah penduduk generasi Z sudah mencapai 75,49 juta jiwa atau sekitar 27,94% dari total populasi di Indonesia.

    Lebih lanjut, Mediodecci juga menyatakan bahwa Indonesia akan memasuki masa keemasan pada 2045 mendatang, sehingga Gen Z akan mendominasi lanskap penduduk Indonesia.

    “Gen Z merupakan aset bangsa yang punya peran vital menjadi penggerak dalam mewujudkan visi Indonesia emas 2045,” ujarnya.

    Di samping itu, Mediodecci menyampaikan bahwa era digital turut menawarkan berbagai kemudahan bagi para anak muda atau gen Z, mulai dari akses informasi hingga kesempatan untuk beraksi, berkarya, dan menciptakan produktivitas diri.