Topik: Gempa

  • Gempa Magnitudo 4,5 Guncang Blitar, Terasa hingga Malang – Page 3

    Gempa Magnitudo 4,5 Guncang Blitar, Terasa hingga Malang – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Gempa magnitudo 4,5 mengguncang wilayah Blitar, Jawa Timur pada 7 Mei 2025 pukul 07.16.22 WIB. 

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap pusat gempa berada pada koordinat 9.00 Lintang Selatan, 111.92 Bujur Timur atau berada di laut 101 kilometer Barat Daya Kabupaten Blitar dengan kedalaman gempa 44 kilometer. 

    Gempa tersebut dirasakan di Blitar, Trenggalek, Kediri, Tulungagung, Lumajang, Pacitan hingga Malang. 

    Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan akibat gempa ini. 

     

  • Gempa Hari Ini: BMKG Catat Blitar Diguncang Gempa 4,5 SR, Dirasakan hingga Malang – Halaman all

    Gempa Hari Ini: BMKG Catat Blitar Diguncang Gempa 4,5 SR, Dirasakan hingga Malang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat adanya gempa hari ini, Rabu (7/5/2025).

    BMKG mengatakan gempa hari ini terjadi di wilayah Kabupaten Blitar, Jawa Timur dengan kekuatan magnitudo 4,5.

    Dalam rilisnya, BMKG mengatakan gempa terjadi pada pukul 07.16 WIB dengan pusat di 101 km barat daya Kabupaten Blitar.

    Kedalaman gempa di Blitar ini tercatat berada di 84 km dan tidak memiliki potensi tsunami.

    Akan tetapi, BMKG menyatakan bahwa gempa di Blitar dapat dirasakan di beberapa daerah.

    Menurut BMKG, di wilayah Blitar, gempa dirasakan dengan skala MMI III.

    Sementara Trenggalek, Kediri, Tulungagung, Lumajang, Pacitan, dan Malang dirasakan dengan skala MMI II.

    Hingga berita ini ditayangkan, belum ada update terbaru dari BMKG.

    Skala MMI Gempa

    Berdasarkan skala MMI yang dikutip dari laman BMKG, berikut info MMI yang dapat dipelajari:

    I MMI

    Getaran gempa tidak dapat dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang.

    II MMI

    Getaran atau guncangan gempa dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung seperti lampu gantung bergoyang.

    III MMI

    Getaran gempa dirasakan nyata dalam rumah.

    Getaran terasa seakan-akan ada naik di dalam truk yang berjalan.

    IV MMI

    Pada saat siang hari dapat dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah, di luar rumah oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu bergoyang hingga berderik dan dinding berbunyi.

    V MMI

    Getaran gempa bumi dapat dirasakan oleh hampir semua orang, orang-orang berlarian, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan benda besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.

    VI MMI

    Getaran gempa bumi dirasakan oleh semua orang.

    Kebanyakan orang terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap di pabrik rusak, kerusakan ringan.

    VII MMI

    Semua orang di rumah keluar.

    Kerusakan ringan pada rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik.

    Sedangkan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik terjadi retakan bahkan hancur, cerobong asap pecah.

    Dan getaran dapat dirasakan oleh orang yang sedang naik kendaraan.

    VIII MMI

    Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi kuat.

    Keretakan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik, dinding terlepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen roboh, air berubah keruh.

    IX MMI

    Kerusakan pada bangunan dengan konstruksi kuat, rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak terjadi keretakan.

    Rumah tampak bergeser dari pondasi awal. Pipi-pipa dalam rumah putus.

    X MMI

    Bangunan dari kayu yang kuat rusak, rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.

    XI MMI

    Bangunan-bangunan yang sedikit yang masih berdiri.

    Jembatan rusak, terjadi lembah.

    Pipa dalam tanah tidak dapat terpakai sama sekali, tanah terbelah, rel sangat melengkung.

    XII MMI

    Hancur total, gelombang tampak pada permukaan tanah.

    Pemandangan berubah gelap, benda-benda terlempar ke udara.

    (Tribunnews.com/Whiesa)

  • Di Tengah Turnamen Futsal Pekerja Indonesia di Jepang, Polisi: Menjual Kartu ATM Adalah Kejahatan – Halaman all

    Di Tengah Turnamen Futsal Pekerja Indonesia di Jepang, Polisi: Menjual Kartu ATM Adalah Kejahatan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TOKYO — Di tengah semarak Turnamen Futsal Keihin CUP yang digelar pada masa libur Golden Week di Jepang, pihak Kepolisian Tokyo memberikan pesan penting yakni menjual kartu ATM merupakan tindakan kriminal di Jepang.

    Pesan tersebut disampaikan langsung oleh petugas dari Kepolisian Metropolitan Tokyo, Kaku, yang mewakili Unit Kejahatan Internasional, saat memberikan sambutan pada pembukaan turnamen, Minggu (5/5/2025).

    “Ingat ya, menjual kartu ATM adalah sebuah kejahatan di Jepang. Jadi sebelum pulang ke Indonesia, tolong kembalikan ke banknya,” ujar Kaku.

    Ia menekankan pentingnya kesadaran hukum bagi warga negara asing yang tinggal di Jepang.

    Kaku juga mengingatkan peserta agar berhati-hati terhadap penipuan di media sosial yang menjanjikan “pekerjaan mudah bergaji tinggi”, karena seringkali berujung pada tindak kriminal.

    Selain pesan hukum, ia juga membahas pentingnya kesiapsiagaan menghadapi gempa bumi dan mendorong peserta untuk tidak ragu menjalin komunikasi dengan warga lokal.

    “Jangan malu untuk bertanya. Dengan berkomunikasi, kalian bisa memahami Jepang lebih baik dan menjalin pertemanan,” katanya.

    Pihak Kepolisian Tokyo secara aktif membagikan informasi penting melalui akun Facebook resmi mereka untuk menjangkau komunitas asing, termasuk warga Indonesia.

     Turnamen Keihin CUP Jadi Ajang Olahraga, Solidaritas, dan Edukasi

    Turnamen futsal Keihin CUP Golden Week Futsal Tournament resmi dibuka di Lapangan Futsal Tokyo, diikuti oleh 24 tim yang mewakili komunitas WNI dari berbagai wilayah di Jepang.

    Turnamen ini merupakan agenda tahunan yang digagas oleh Ippan Shadan Houjin MF Indonesia.

    Ketua Keihin Group sekaligus penggagas turnamen, Mahmudi Fukumoto, menegaskan pentingnya menjaga solidaritas, sportivitas, dan semangat gotong royong di kalangan warga Indonesia di Jepang.

    “Kami ingin menciptakan ruang yang tidak hanya sehat secara fisik, tetapi juga memperkuat kebersamaan dan jaringan antarwarga Indonesia di Jepang,” ujarnya kepada Tribunnews.com, Selasa (6/5/2025).

    Turnamen ini mendapat dukungan luas dari berbagai pihak. Meskipun KBRI Tokyo tidak hadir secara langsung, mereka menyampaikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian terhadap komunitas WNI di Jepang.

     Dukungan dan Apresiasi Berbagai Pihak

    Sejumlah tokoh dan sponsor turut hadir dan memberikan sambutan. Ketua Shakai Fukushi Hojin Tokushinkai, Sekine Michio, menyampaikan apresiasi atas semangat kebersamaan yang ditunjukkan komunitas Indonesia.

    “Kami sangat senang dapat mendukung kegiatan positif seperti ini. Semoga Keihin CUP terus menjadi jembatan yang mempererat hubungan antara masyarakat Jepang dan Indonesia,” ujarnya.

    Perwakilan dari Smiles Mobile Remittance juga menegaskan komitmen untuk terus mendampingi komunitas Indonesia, baik melalui layanan remitansi maupun keterlibatan dalam kegiatan sosial.

    Dukungan juga datang dari BPJS Ketenagakerjaan, Nusantara Kabushikigaisha, dan sejumlah institusi lainnya yang telah menjadi mitra setia turnamen.

     Momen Kebersamaan dan Pertandingan Seru

    Usai sambutan, acara dilanjutkan dengan sesi “Tendang Bola”, di mana tamu undangan menendang bola ke arah peserta.

    Mereka yang berhasil menangkap bola mendapatkan door prize menarik. Kegiatan ini disambut meriah dan penuh tawa, mencairkan suasana dan mempererat interaksi antar peserta.

    Seluruh peserta dan tamu undangan juga berfoto bersama sebagai simbol kebersamaan.

    Setelah panitia membacakan aturan permainan, pertandingan pun dimulai dengan semangat tinggi. Meski berlangsung kompetitif, para pemain tetap menjunjung tinggi nilai sportivitas dan kekeluargaan.

    “Dengan dukungan dari berbagai pihak, Keihin CUP terus menjadi ruang positif bagi warga Indonesia di Jepang, menggabungkan olahraga, edukasi, dan solidaritas dalam satu momen penuh makna,” ungkap Mahmudi.

    Diskusi dan interaksi antaranggota komunitas juga terus berlangsung, termasuk dalam grup Pencinta Jepang yang terbuka untuk umum. Untuk bergabung, cukup kirimkan nama lengkap, alamat, dan nomor WhatsApp ke: tkyjepang@gmail.com. (Laporan Kontributor Tribunnews.com dari Jepang, Ricard Susilo)

     

  • Misteri di Balik Bumi yang Bergetar Setiap 26 Detik Sekali

    Misteri di Balik Bumi yang Bergetar Setiap 26 Detik Sekali

    Bisnis.com, JAKARTA – Seperti manusia, ternyata bumi juga berdetak dan berdenyut, bahkan setiap 26 detik sekali.

    Ahli geologi Amerika Jack Oliver menemukan gempa bumi ini telah diamati selama beberapa dekade, sejak tahun 1960-an di Pasifik Selatan.

    Sejak saat itu, disadari bahwa ini adalah fenomena global, karena denyutnya telah terdeteksi di seluruh dunia.

    Apakah guncangan ini berasal dari gelombang laut? Bagaimana dengan gunung berapi? Atau mungkin ada hubungannya dengan matahari. Terlepas dari sumbernya, “detak jantung” ini menambah banyak misteri yang saat ini sedang dipecahkan oleh para ahli.

    Seismometer di seluruh planet mendeteksi gempa lemah yang terjadi setiap 26 detik. Dengan ritme yang mirip dengan detak jantung, “mikroseisme” ini, sebagaimana disebut, dikenal sebagai denyut Bumi.

    Oliver pertama kali menerbitkan penemuannya tentang “detak jantung” planet ini pada bulan Juli 1962 di jurnal Bulletin of the Seismological Society of America. Artikelnya, “Badai mikroseisme di seluruh dunia dengan periode sekitar 27 detik,” menyelidiki badai mikroseisme yang direkamnya pada tanggal 6 Juni 1961.

    Dengan menggunakan “seismograf yang sangat sensitif,” menurut abstraknya, dia meramalkan bahwa “detak jantung” ini disebabkan oleh “gelombang laut yang tersebar menghantam pantai Teluk Guinea.” Prediksinya yang lain menyatakan bahwa mungkin mikroseisme ini adalah “getaran harmonik” yang entah bagaimana terhubung dengan peristiwa magmatik yang terjadi di bawah Samudra Atlantik Selatan.

    Oliver membulatkan 26 detik menjadi “sekitar 27 detik,” sebagaimana tercermin dalam judulnya, pengamatan Tn. Oliver tentang gempa bumi masih dirujuk oleh para ilmuwan hingga saat ini. Para peneliti belum mengonfirmasi atau mengesampingkan salah satu dari teori ini, dan terus mengembangkan teori mereka sendiri.

    Mungkin ini adalah peristiwa yang disebabkan oleh manusia, sebuah pemikiran yang mengkhawatirkan, seperti kolam lelehan yang muncul di gletser Alaska dan merupakan pertanda buruk akan hal-hal yang akan datang. Atau mungkin denyut Bumi mendahului kita.

    Dalam beberapa dekade setelah Oliver pertama kali merekam “detak jantung” Bumi, tim ilmuwan abad ke-20 dan ke-21 mengungkap lebih banyak tentang mikroseisme ini.

    Pada tahun 1980, anggota Survei Geologi AS menemukan bahwa denyut ini paling kuat selama badai. Kemudian, pada tahun 2005, para peneliti di Universitas Colorado, Boulder mengonfirmasi teori Tn. Oliver bahwa Teluk Guinea terlibat.

    Pada tanggal 24 Mei 2006, tim tersebut menerbitkan temuan mereka di Geophysical Research Letters. Artikel tersebut, berjudul “Lokasi sumber mikroseisme 26 detik dari korelasi silang kebisingan seismik ambien,” menyatakan:

    Para ahli menyimpulkan bahwa “detak jantung” selama 26 detik itu dipicu oleh “satu sumber” di suatu tempat di Teluk Guinea. Di sinilah Perairan Khatulistiwa Atlantik, “gumpalan air” besar di lautan, berada, meskipun membentang hingga ke Brasil.

    Banyak hal aneh lainnya telah ditemukan di perairan dunia, dan terkadang cukup mengecewakan, seperti sampah plastik, yang merupakan kejutan menyedihkan selama penyelaman kapal selam terdalam yang pernah ada. Meskipun misteri detak jantung Bumi belum terpecahkan secara resmi hal itu tidak berada di puncak daftar prioritas para seismolog empat teori utama beredar di kalangan komunitas ilmiah, termasuk:

    Ketika gelombang menghantam dasar laut dekat landas kontinen, gelombang tersebut membentuk kembali dasar laut dan memicu mikroseisme yang beriak di seluruh planet

    Letusan dan aktivitas gunung berapi bawah laut melepaskan gelombang kejut di sepanjang kerak Bumi

    Saat sedimen di dasar laut pecah dan bergerak, dia menciptakan denyut. Matahari tidak menghangatkan planet secara merata, yang menyebabkan arus laut dan angin yang tidak merata yang menciptakan ritme bergetar

    Meskipun tidak dijelaskan dan bukan prioritas utama bagi para ilmuwan, denyut selama 26 detik ini tetap merupakan aspek penting dari fungsi planet.

    Seperti yang disebutkan, banyak yang berhipotesis bahwa gelombang laut atau gunung berapi memiliki kaitan dengan fenomena tersebut. Terlepas dari apakah keduanya menyebabkan “detak jantung” atau tidak, keduanya tetap saling terkait, sehingga studi tentang mikroseisme misterius ini berharga dalam memahami proses kelautan, seismik, dan geologi global, yang sangat berpengaruh pada kehidupan manusia.

    Sekitar sepertiga populasi Bumi tinggal di pesisir, dan jumlah itu terus meningkat. Gempa bumi, tsunami, dan kejadian terkait lainnya mengguncang seluruh negara saat terjadi, tetapi sebagian besar tidak dapat diprediksi.

  • Warga Gorontalo Sempat Kaget Rasakan Getaran Gempa M5,5 yang Guncang Bolaang Uki Sulut

    Warga Gorontalo Sempat Kaget Rasakan Getaran Gempa M5,5 yang Guncang Bolaang Uki Sulut

    Liputan6.com, Gorontalo – Gempa Magnitudo 5,5 mengguncang wilayah barat daya Bolaang Uki, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Provinsi Sulawesi Utara, Selasa (6/5/2025) pukul 06.57 Wita.

    Guncangan gempa turut dirasakan hingga ke wilayah Provinsi Gorontalo. Meski hanaya sebentar, guncangan ini sempat membuat warga panik.

    “Kami mengira guncangan berlanjut, alhamdulillah hanya sebentar,” kata Muhtar, warga Gorontalo.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa episenter gempa Bolaang Uki ini berada pada koordinat 0.14 LS dan 123.79 BT atau sekitar 57 kilometer barat daya Bolaang Mongondow Selatan, dengan kedalaman 10 kilometer.

    “Gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami,” demikian keterangan resmi BMKG yang disampaikan usai dilakukan analisis seismologis.

    Guncangan gempa dirasakan cukup kuat oleh warga di beberapa wilayah sekitar, termasuk di Kota Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango. Meski demikian, hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan kerusakan atau korban jiwa akibat peristiwa tersebut.

    BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Warga juga disarankan untuk selalu mengikuti informasi resmi dari kanal BMKG.

  • Gempa M5,5 Guncang Bolaang Uki Sulut, Tidak Berpotensi Tsunami

    Gempa M5,5 Guncang Bolaang Uki Sulut, Tidak Berpotensi Tsunami

     

    Liputan6.com, Jakarta – Gempa Magnitudo 5,5 mengguncang wilayah Bolaang Uki Sulut, Selasa (6/5/2025), pukul 05.57.35 WIB. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa Bolaang Uki ini memiliki parameter update dengan Magnitudo 5,4.

    Episenter gempa terletak pada koordinat 0,13° LS ; 123,78° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 59 Km arah Barat Daya Kota Bolaang Uki, Sulawesi Utara pada kedalaman 107 km. 

    Direktur Gempa dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempaBolaang Uki yang terjadi ini merupakan jenis gempa menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan pada lempeng Laut Sulawesi.

    “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser naik (oblique thrust),” kata Daryono.

    Daryono juga mengatakan, gempa berdampak dan dirasakan di daerah Kabupaten Gorontalo dengan skala intensitas II-III MMI.

    “Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami,” katanya.

    Hingga pukul 06.20 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock). meski begitu warga diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan.

  • Gempa Magnitudo 5,5 Guncang Bolaang Uki Sulut, Getaran Terasa Sampai Gorontalo

    Gempa Magnitudo 5,5 Guncang Bolaang Uki Sulut, Getaran Terasa Sampai Gorontalo

     

    Liputan6.com, Jakarta – Gempa Magnitudo 5,5 mengguncang wilayah Bolaang Uki Sulut, Selasa (6/5/2025), pukul 05.57.35 WIB. Laporan Badan Meteorologi Kliamtologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, lokasi gempa Bolaang Uki ini berada pada koordinat 0.11 LS, 123.78 BT, dengan pusat gempa berada di laut 58 km barat daya Bolaang Uki.

    “Kedalaman gempa 106 km,” tulis BMKG.

    BMKG menyebutkan, getaran gempa turut dirasakan (MMI) di Kabupaten Gorontalo II-III.

    Belum ada laporan kerusakan akibat gempa, namun warga diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan.

  • Gempa M 4,1 Terjadi di Blitar

    Gempa M 4,1 Terjadi di Blitar

    Jakarta

    Gempa terjadi di wilayah Blitar, Jawa Timur. Gempa berkekuatan 4,1 magnitudo.

    “Gempa Mag: 4,1,” tulis akun X BMKG, Selasa (6/5/2025).

    Gempa terjadi sekitar pukul 04.51 WIB. Titik koordinat gempa berada di 9.12 LS dan 112.07 BT.

    “110 km barat daya Kabupaten Blitar-Jatim,” tulis BMKG.

    (ygs/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Melihat Seni Jadi Terapi di Pameran ‘Art as Therapy’

    Melihat Seni Jadi Terapi di Pameran ‘Art as Therapy’

    JABAR EKSPRES — Seni tak hanya bicara estetika. Di tangan para peserta pameran ‘Art as Therapy: Seni Memiliki Kekuatan untuk Menghibur dan Menyembuhkan’, seni menjadi sarana pemulihan luka batin.

    Pameran ini berlangsung di Ruang Empat Jiwa, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (FSRD ITB), dengan karya dari beragam kelompok masyarakat, termasuk warga binaan Lapas Sukamiskin Bandung dan anak-anak penyintas gempa Sumedang.

    Kegiatan merupakan hasil kolaborasi kelompok keilmuan Estetika dan Ilmu-Ilmu Seni FSRD ITB bersama Klinik Karya Sehat Nusantara, serta bagian dari program Pengabdian kepada Masyarakat dan Inovasi (PPMI KK EIS 2023–2024). Proyek ini juga didukung oleh Yayasan Peduli Anak Istimewa Jakarta serta SLB Lurip Bandung.

    Menurut kurator pameran, Dr. Ira Adriati, proses berkarya dalam kegiatan ini diawali dengan metode photo therapy dan art as therapy, yang memfokuskan pada ekspresi emosi peserta.

    “Mereka menggambar, menulis, dan menyalurkan emosi negatif serta positif lewat media seni,” kata Ira dalam narasi kuratorial pameran, pada Senin (5/5).

    Karya-karya yang ditampilkan berangkat dari proses penyaringan emosi seperti depresi, kecemasan, hingga trauma pasca-bencana. Dalam prosesnya, peserta menunjukkan perubahan emosi yang signifikan.

    Salah satu indikator keberhasilan, menurut Ira, adalah 90 persen peserta menunjukkan peningkatan grafik self-compassion, merujuk pada konsep yang dikembangkan Kristin D. Neff.

    Peserta kegiatan antara lain anak-anak penyintas gempa Sumedang Januari 2024, yang menuangkan pengalaman mereka dalam gambar dan tulisan. Hasil karya mereka mengangkat tema harapan dan kebahagiaan setelah trauma.

    “Melalui karya yang dipamerkan dapat terlihat proses mengeluarkan emosi negatif yang terlihat dari goresan, tarikan garis, maupun pilihan warna. Tahap selanjutnya setelah emosi negative dikeluarkan, visualisasi tampak dalam karya mereka,” jelasnya.

    Secara keseluruhan, kata Ira, peserta merasakan perubahan emosi negative yang terkikis untuk kemudian menghadirkan optimisme dalam menghadapi kehidupan.

    Hal itu menurutnya mengindikasikan keberhasilan dari kegiatan art as therapy. Apabila memakai pengukuran self-compassion dari Kristin D. Neff, sebanyak 90 persen peserta memperlihatkan grafik yang meningkat.

    “Artinya kegiatan seni memberikan dampak positif terhadap kesehatan mental seseorang. Kegiatan art as therapy sudah selayaknya menjadi media membuat masyarakat miliki kualitas hidup lebih baik,” pungkasnya.

  • Gunung Zombie Puluhan Tahun Gagal Meletus, Rahasianya Terungkap

    Gunung Zombie Puluhan Tahun Gagal Meletus, Rahasianya Terungkap

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah gunung di Amerika Selatan disebut sebagai gunung berapi zombie. Pasalnya, gunung tersebut sudah 250.000 tahun tidak pernah “muntah” meskipun peneliti terus menerus mendeteksi berbagai tanda erupsi.

    Gunung berapi tersebut bernama Uturuncu yang berlokasi di Pegunungan Andes di wilayah Bolivia. Sejak lama, berbagai tanda erupsi muncul dari Uturuncu seperti gempa dan gumpalan asap.

    Sejak 1990-an, tanah di sekeliling Uturuncu tampak “turun” sehingga membentuk lembah sedangkan area pegunungan di tengah tampak makin tinggi. Dalam 50 tahun terakhir, wilayah tengah sudah naik sekitar 1 cm tiap hari.

    Keunikan Uturuncu menarik minat peneliti dari seluruh dunia dengan berbagai keahlian. Ahli seismologi, geologi, hingga fisika dari AS hingga China bergantian menjadikannya objek penelitian untuk mencari tahu alasan di balik bergejolaknya gunung berapi tersebut.

    Para peneliti menggunakan teknologi pencitraan medis untuk menangkap bagian dalam Uturuncu. Gelombang seismik memberikan gambar resolusi tinggi aktivitas di dalam gunung dalam bentuk 3 dimensi.

    Lewat visualisasi komputer, para peneliti menemukan bahwa pergerakan magma dan gas di dalam gunung berapi adalah penyebab gempa dan suara yang ditimbulkan.

    Peneliti kemudian menemukan cara memetakan pergerakan cairan panas menuju pucuk gunung berapi, termasuk akumulasi gas dan cairan di kawah gunung. Aktivitas ini diperkirakan sebagai alasan perubahan bentuk gunung menyerupai topi khas Meksiko, sombrero.

    “Hasil ini menunjukkan bahwa kombinasi metode geologi dan geofisika bisa digunakan untuk memahami gunung berapi, termasuk potensi bahayanya,” kata Mike Kendall dari University of Oxford.

    Metode ini bisa diterapkan untuk memantau lebih dari 1.400 gunung berapi di seluruh dunia, termasuk puluhan gunung berapi aktif yang tidak menunjukkan “tanda meletus.”

    Uturuncu sendiri adalah gunung yang ada di atas timbunan magma terbesar di kerak Bumi. Jika meletus, bisa menyebabkan banyak korban jiwa dan kerusakan besar. 

    (dem/dem)