Topik: Gempa

  • Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Kabupaten Garut Jabar

    Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Kabupaten Garut Jabar

     

    Liputan6.com, Jakarta – Gempa Magnitudo 4,7 menggetarkan wilayah Kabupaten Garut, Jabar, Senin (23/6/2025), pukul 07.56.40 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa Kabupaten Garut ini berada pada koordinat 8.27LS, 107.14BT, dengan episenter gempa berada di laut 143 km barat daya Kabupaten garut Jabar.

    “kedalaman gempa 10 km,” tulis BMKG.

    BMKG juga memastikan gempa tidak berpotensi tsunami. Belum ada laporak kerusakan akibat gempa, namun warga diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan.

  • Gempa Hari Ini Minggu 22 Juni 2025 Saat Akhir Pekan: Getarkan Indonesia Dua Kali – Page 3

    Gempa Hari Ini Minggu 22 Juni 2025 Saat Akhir Pekan: Getarkan Indonesia Dua Kali – Page 3

    Apa Itu Gempa Bumi?

    Untuk diketahui, gempa bumi adalah bencana alam yang bersifat merusak. Fenomena ini bisa terjadi setiap saat dan berlangsung dalam waktu singkat. Dan Indonesia termasuk wilayah rawan akan bencana gempa.

    Gempa bumi adalah bencana yang bisa menyebabkan kerugian nyawa dan materil.

    Menurut WHO, secara global gempa bumi menyebabkan 750 ribu kematian selama kurun 1998-2017. Lebih dari 125 juta orang terkena dampak gempa bumi selama periode ini.

    Tanggap Bencana Gempa Bumi

    Meski tak bisa dicegah, gempa bumi adalah bencana yang bisa dihadapi. Salah satu cara menghadapi gempa bumi adalah tanggap akan bencana gempa bumi.

    Contoh tanggap gempa bumi adalah mengetahui prosedur evakuasi dan mematuhi pedoman keselamatan ketika bencana ini datang.

    Menurut BNPB, gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, akitivitas gunung api atau runtuhan batuan.

    Menurut BMKG, gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.

    Menurut WHO, gempa bumi adalah guncangan hebat dan tiba-tiba dari tanah, yang disebabkan oleh pergerakan antara lempeng tektonik di sepanjang garis patahan di kerak bumi.

    Gempa bumi dapat mengakibatkan goncangan tanah, likuifaksi tanah, tanah longsor, retakan, longsoran, kebakaran dan tsunami.

  • Nuklir Raksasa Meledak Gara-gara Warga Remehkan Kekuatan Alam

    Nuklir Raksasa Meledak Gara-gara Warga Remehkan Kekuatan Alam

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah nuklir raksasa meledak di Jepang, bukan semata karena bencana alam, tapi karena kesombongan manusia yang meremehkan kekuatan alam itu sendiri.

    Tepat 12 Maret 2011, sehari setelah gempa M9 dan tsunami setinggi 40 meter meluluhlantakkan wilayah timur Jepang, ledakan mengguncang Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima. Radiasi menyebar hingga radius 20 km dan mengubah daerah itu menjadi zona kosong yang tak bisa dihuni sampai sekarang.

    Ledakan itu bukan tanpa peringatan. Sepekan sebelum bencana, para ahli nuklir Jepang sudah memperingatkan adanya keretakan di sistem pendingin reaktor. Namun peringatan itu diabaikan. Para pengelola memilih diam, menutup-nutupi masalah karena takut sanksi. Mereka bahkan menolak memanggil ahli luar.

    “Pada 12 Maret, saya melihat mobil berisi orang-orang memakai baju proteksi dan masker gas. Mereka menyuruh warga segera mengungsi. Saat itu saya sadar ada bahaya besar,” ujar Mizue Kanno, warga Fukushima, dikutip dari Fukushima Testimony.

    Rumahnya hancur total, tapi ia selamat karena tinggal cukup jauh dari pantai. Tragedi Fukushima menjadi bencana nuklir terbesar ketiga dalam sejarah Jepang setelah Hiroshima dan Nagasaki (1945), dan menyamai level tragedi Chernobyl (1986). Bedanya, ledakan Fukushima tak terjadi karena perang atau kesalahan teknologi semata, tapi karena arogansi manusia yang tak mau belajar dari alam.

    Kesalahan Berulang

    Jauh sebelum reaktor itu meledak, pemerintah Jepang sudah keliru sejak tahap perencanaan. Mereka hanya memakai pendekatan “deterministik”, yakni mengandalkan catatan bencana masa lalu-bukan “probabilistik” yang mempertimbangkan kemungkinan terburuk di masa depan.

    Karena sejarah mencatat gempa terbesar hanya M8 dan tsunami tertinggi 3,5 meter, PLTN Fukushima pun hanya dirancang untuk skenario itu. Padahal para ilmuwan sudah memperingatkan kemungkinan gempa yang jauh lebih besar.

    Dan alam membuktikannya, yakni pada 11 Maret 2011, gempa M9 mengguncang Jepang selama 6 menit, diikuti tsunami raksasa. PLTN runtuh. Pendingin mati. Reaktor meledak.

    “Jepang telah meremehkan risiko tsunami sebagai serangkaian kesalahan bodoh yang menyebabkan bencana,” tegas Costas Synolakis, profesor Teknik Sipil di University of Southern California.

    Ledakan Fukushima menjadi simbol betapa berbahayanya jika manusia merasa paling tahu soal alam. Kebiasaan menutup-nutupi masalah, abai terhadap risiko, hingga mengabaikan suara ilmuwan, menjadi bom waktu yang akhirnya meledak.

    Warga Fukushima kini menanggung akibatnya. Mereka tak hanya kehilangan rumah akibat gempa, tapi juga harus pergi dan tak bisa kembali karena tanah kelahiran mereka telah terkontaminasi nuklir. Senjata yang dibuat untuk memberi energi, justru berubah menjadi bencana karena kesalahan manusia yang meremehkan kekuatan alam.

    (Fergi Nadira/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Tsunami 40 Meter Dikira ‘Cuma’ 3 Meter, 18.500 Orang Tewas Seketika

    Tsunami 40 Meter Dikira ‘Cuma’ 3 Meter, 18.500 Orang Tewas Seketika

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gempa dahsyat berkekuatan M 9 melanda Jepang pada 11 Maret 2011. Pemerintah menyebut gempa besar itu masuk dalam kategori Megathrust.

    Insiden itu memicu gelombang tsunami setinggi 40 meter yang bergerak hingga 700 Km/Jam. Situs Britanicca mencatat, gempa dan tsunami tersebut membuat 18.500 orang tewas, 10.800 hilang, dan 4.000 luka-luka.

    Jumlah itu belum memperhitungkan kerusakan gedung dan hunian warga. Sebanyak ribuan rumah warga tak bisa lagi ditempati akibat gempa dan digulung tsunami.

    Malapetaka ini tak berakhir dalam sehari. Keesokannya, otoritas mengumumkan reaktor nuklir Fukushima bocor.

    Akibatnya, inti nuklir mencemari lingkungan dan membuat kota Fukushima tak bisa lagi ditempati. Penduduk setempat terpaksa menjalani kehidupan sesuai peribahasa populer “sudah jatuh tertimpa tangga”.

    Jepang memang menjadi salah satu negara yang rawan bencana gempa dan tsunami, sama halnya dengan Indonesia. Dari waktu ke waktu, Jepang telah mengembangkan teknologi canggih untuk meningkatkan upaya mitigasi bencana.

    Salah satu cara cepat yang dilakukan adalah menyiarkan peringatan dini kepada masyarakat sebelum bencana menghadang. Namun, pada insiden tsunami 2011, terjadi salah perhitungan yang cukup signifikan.

    Setelah gempa besar, otoritas Jepang memberikan peringatan tsunami kepada masyarakat. Namun, ketinggiannya bukan 40 meter, melainkan ‘hanya’ 3 meter.

    Hal ini diungkap Ryo Kanouya. Ia menceritakan pengalamannya ketika hari bencana tiba. Pada pagi hari, Ryo bergegas ke luar rumah untuk berangkat ke kantor.

    Tak ada sesuatu hal berbeda. Setelah sampai di kantor dia pun fokus kerja dari pagi hingga siang. Begitu juga rekan kerjanya yang lain. Semua fokus kerja dan sesekali berbicara bersama rekan di kala senggang.

    Situasi ini terus berlanjut sampai akhirnya berubah saat jam menunjukkan pukul 15.30 waktu setempat. Tiba-tiba ponsel Ryo dan semua temannya berdering.

    Ada notifikasi gempa yang kemudian diikuti goncangan besar di wilayah Fukushima. Bangunan-bangunan bergoyang hebat. Masyarakat berhamburan mencari perlindungan. Namun, kuatnya guncangan menyulitkan mereka untuk berjalan atau berlari menyelamatkan diri.

    Pada saat bersamaan, banyak bangunan ambruk. Pohon dan tiang listrik roboh dalam sekejap. Semua itu berakhir 6 menit kemudian. Ryo pun langsung menenangkan diri dari gempa besar. Sayang, semua itu tak benar-benar berakhir.

    “Saat kami berusaha menenangkan diri dari gempa besar itu, peringatan tsunami dikeluarkan,” ungkap Ryo kepada National Geographic, dikutip Minggu (21/6/2025).

    Otoritas terkait menyebut tsunami mendatang mencapai 3 meter. Perusahaan pun langsung memerintahkan semua karyawan untuk bergegas pulang membantu warga.

    Ryo segera manut dan pulang ke rumah yang kebetulan hanya berjarak 1 Km dari pinggir pantai.

    Sesampainya di rumah, Ryo ditenangkan oleh keluarga yang berpikir peringatan tsunami sudah selesai.

    Toh, setelah beberapa menit, air tak kunjung naik ke daratan. Sayang, perkiraan keluarga salah dan ketakutan Ryo yang benar.

    Saat melihat ke jendela, pria kelahiran 1990 tersebut kaget terperanjat. Ternyata air bergerak bak kilat dan langsung berada di depan matanya. Dia pun tak bisa menghindar dan hanya pasrah saat gelombang air menerjang jendela dan tembok rumah.

    Awalnya, Ryo yakin rumahnya bakal bertahan. Namun, gelombang yang makin tinggi dan arus makin kuat akhirnya meratakan tempat tinggalnya.

    Ryo pun terombang-ambing dan sudah menghirup banyak air. Saat situasi normal, diketahui gelombang tsunami mencapai ketinggian 40 meter.

    “Lebih baik saya menghembuskan udara yang tersisa di paru-paru saya untuk mati,” kenang Ryo.

    Dia pun otomatis terpisah dengan keluarga. Ryo ingat dia terombang-ambing di atas air dengan memegang lemari. Pada titik ini dia merasa lega, tetapi timbul rasa iba atas nasib orang kurang beruntung.

    Sejauh mata memandang, dia melihat banyak orang tenggelam. Ada juga yang mencoba bertahan hidup di atas tumpukan puing. Ada juga yang sudah mengapung tanda tak lagi bernyawa.

    “Saya pun menunggu sampai permukaan air surut, perlahan-lahan turun saat air surut sampai saya kembali menginjak tanah,” terang Ryo.

    Saat menginjak tanah, kaki Ryo langsung lemas. Setelah melewati ‘kiamat’, dia melihat Fukushima rata dengan tanah. Banyak orang meninggal. Ada juga yang luka-luka. Ryo sendiri masih sehat tanpa luka. Dia hanya terancam mati kedinginan.

    Namun, ada satu hal yang patut disyukuri: Ryo, ayah, ibu, dan saudara perempuan masih selamat. Hanya neneknya yang hilang entah ke mana, diduga meninggal dan tak bisa ditemukan sampai sekarang.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ini Jadinya Jika Semua Manusia Lompat Bersamaan

    Ini Jadinya Jika Semua Manusia Lompat Bersamaan

    Jakarta

    Ada 8 miliar manusia di Planet Bumi. Jika mereka semua melompat bersamaan, apa yang akan terjadi?

    Hal itu rupanya menjadi pertanyaan banyak ilmuwan. Dalam skala kecil, sekelompok manusia yang memenuhi sebuah lift lalu melompat bersamaan, bisa mempengaruhi kinerja lift tersebut.

    Nah, bagaimana kalau yang dilakukan adalah lompat bersama, oleh seluruh penduduk di dunia. Dilansir dari IFLScience, Minggu (22/6/2025) para ilmuwan masih berspekulasi apa yang akan terjadi jika hal itu dilakukan.

    Namun, beberapa orang telah menyelidiki pertanyaan tersebut. Seorang fisikawan bahkan menghitung bahwa kita setidaknya dapat menggeser sebagian kecil Bumi untuk sementara.

    Eksperimen melompat bersama

    Eksperimen melompat bersama pernah dilakukan oleh Lab BBC. Jurnalis sains dan presenter Greg Foot mengajak 50.000 orang untuk melompat pada saat yang sama. Ia mengukur gempa yang dihasilkan di tanah sampai jarak 1,5 kilometer jauhnya.

    “Dan kemudian dengan sedikit matematika saya dapat melihat apa yang akan terjadi jika semua orang di sekitar Bumi melompat pada saat yang sama, dan apakah itu akan mengubah kecepatan putaran Bumi,” ujar Foot.

    Benar saja, dari jarak satu setengah kilometer Foot dan tim masih bisa mendeteksi gempa berkekuatan 0,6 skala Richter. Kendati demikian, menurut Foot hal ini belum cukup.

    “Gempa Bumi tidak memengaruhi perputaran planet sampai mencapai setidaknya bermagnitudo delapan, dan untuk ini kamu membutuhkan tujuh juta kali lebih banyak orang daripada yang hidup di planet ini,” pungkasnya.

    Bisakah manusia ‘menggeser’ Bumi?

    Untuk pertanyaan tersebut, fisikawan Rhett Allain punya jawabannya. Allain memperkirakan berat rata-rata manusia dan anak-anak serta massa Bumi. Ia meneliti kemungkinan apabila setiap orang melompat 0,3 meter dan setiap orang akan melakukan lompatan di tempat yang sama.

    Berdasarkan 7 miliar orang yang hidup pada saat itu, Allain mengkalkulasikan bahwa Bumi akan bergerak sekitar seperseratus radius satu atom hidrogen.

    “Setelah semua orang melompat, mereka akan jatuh kembali, bergerak menuju Bumi,” ujarnya.

    “Setelah itu, Bumi akan bergerak kembali. Semua akan seperti sedia kala,” lanjutnya.

    Jadi bagaimana, apakah kita akan mencobanya?

    (fay/ask)

  • Gempa 4,9 M Guncang Wilayah Banten Sabtu 21 Juni

    Gempa 4,9 M Guncang Wilayah Banten Sabtu 21 Juni

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa berkekuatan 4,9 magnitudo mengguncang wilayah Sumut, Banten pada Sabtu (21/6/2025) pada pukul 23.34 WIB.

    BMKG menyebut pusat gempa terjadi 48 kilometer Barat Laut Sumur, Banten di laut dengan kedalaman 10 kilometer.

    “Update Info Gempa Mag:4.9, 21-Jun-25 23:34:58 WIB, Lok:6.73 LS – 105.15 BT (48 km BaratDaya SUMUR-BANTEN), Kedlmn: 17 Km,” tulis BMKG dikutip dari laman resminya, Sabtu (21/6/2025).

    Lebih lanjut, BMKG menyatakan bahwa getaran gempa turut dirasakan di sejumlah wilayah Banten seperti Kecamatan Malingping dengan skala II-III, Pandeglan skala II.

    Kemudian, daerah Labuan turut merasakan gempa dengan skala II dan Kecamatan Kabandungan dengan skala II.

  • Ramalan Bank Dunia: Negara Ini Bisa Jatuh ke Jurang Krisis pada 2025

    Ramalan Bank Dunia: Negara Ini Bisa Jatuh ke Jurang Krisis pada 2025

    Jakarta, CNBC Indonesia – Bank Dunia atau World Bank memperkirakan, sejumlah negara akan mengalami kontraksi atau kemerosotan ekonomi pada 2025. Hal ini terungkap dalam laporan rutin Bank Dunia, Global Economic Prospects (GEP) edisi Juni 2025.

    Kepala Ekonom Grup Bank Dunia Indermit Gill mengatakan, perekonomian sejumlah negara akan mengalami pelemahan serius pada tahun ini sebagai imbas terus melambatnya pertumbuhan ekonomi global tiga dekade terakhir.

    Ekonomi global yang terus melemah laju pertumbuhannya itu akibat kompleksitas tekanan perekonomian, mulai efek konflik geopolitik, perang tarif dagang, menurunnya produktivitas, populasi yang menua, hingga level utang yang tinggi.

    Pertumbuhan di negara berkembang telah menurun selama tiga dekade dari 6% per periode 2000-an menjadi 5% pada 2010-an, dan kini kurang dari 4% pada 2020-an. Penurunan ini sejalan dengan laju pertumbuhan perdagangan global yang menurun dari rata-rata 5% pada 2000-an menjadi sekitar 4,5% pada 2010-an, dan kini kurang dari 3% pada 2020-an.

    “Di luar Asia, dunia berkembang sedang berubah menjadi zona tanpa pembangunan,” kata Indermit Gill, dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (12/6/2025).

    Adapun daftar negara yang ekonominya berpotensi minus pada 2025 ini terletak di empat kawasan, yaitu Asia Timur dan Pasifik, Amerika Latin dan Karibia, Timur tengah dan Afrika Utara, serta Sub-Saharan Afrika.

    Asia Timur dan Pasifik

    Untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik, Bank Dunia memperkirakan, negara yang ekonominya mulai terkontraksi pada 2025 ialah Myanmar mencapai minus 2,5% dari perkiraan sebelumnya dalam GEP edisi Januari 2025 masih mampu tumbuh 2%. Ekonomi Myanmar menurut Bank Dunia akan pulih pada 2026 dengan prediksi pertumbuhan di level 3%.

    Tekanan ekonomi terhadap Myanmar ini kata Bank Dunia dipicu oleh konflik bersenjata yang terus terjadi, hingga bencana alam seperti gempa magnitude 7,7 pada Maret 2025.

    “Konflik bersenjata yang terus-menerus dapat semakin menekan aktivitas ekonomi di Myanmar, termasuk menyebabkan inflasi melonjak, sentimen bisnis melemah, dan perpindahan penduduk,” ungkap Bank Dunia.

    Lalu, negara yang ekonominya akan anjlok di kawasan ini kata Bank Dunia adalah Vanuatu dengan kontraksi mencapai minus 1,8% dari perkiraan sebelumnya pada Januari 2025 sebesar tumbuh 1,5%. Ekonomi Vanuatu mulai membaik ke level 2,3% pada 2026, lebih baik dari perkiraan pada Januari yang hanya tumbuh 2,1%.

    Tekanan ekonomi yang dialami Vanuatu menurut Bank Dunia juga dipicu oleh rentannya negara ini terhadap bencana alam.

    “Kerentanan terhadap bencana alam juga menimbulkan risiko negatif, seperti yang ditegaskan oleh kerusakan besar yang disebabkan oleh gempa bumi dahsyat di Myanmar dan Thailand pada akhir Maret, serta Vanuatu akhir tahun lalu.” ucap Bank Dunia.

    Amerika Latin dan Karibia

    Foto: Seorang pria duduk di belakang truk saat penduduk lingkungan Delmas 30 meninggalkan rumah mereka karena kekerasan geng, di Port-au-Prince, Haiti, 25 Februari 2025. (REUTERS/Jean Feguens Regala)

    Di kawasan Amerika Latin dan Kepulauan Karibia, Bank Dunia memperkirakan, negara yang ekonominya akan terkontraksi atau anjlok pada 2025 ialah Haiti menjadi minus 2,2% dari sebelumnya pada proyeksi Januari 2025 masih mampu tumbuh 0,5%. Sedangkan pada 2026, Bank Dunia memperkirakan ekonomi Haiti akan tumbuh 2% atau naik dari perkiraan sebelumnya pada Januari 2025 sebesar 1,5%.

    “Prospek ekonomi Haiti masih rapuh dan penuh ketidakpastian di tengah ketidakstabilan politik dan tantangan keamanan yang terus berlanjut, dengan ekonominya diperkirakan akan mengalami kontraksi sebesar 2,2% pada 2025,” kata Bank Dunia.

    Timur Tengah dan Afrika Utara

    Untuk kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, Bank Dunia mencatat, negara yang ekonomi terkontraksi pada 2025 yakni Iran, Tepi Barat dan Gaza, serta Yaman.

    Iran ekonominya Bank Dunia perkirakan minus 0,5% dan akan pulih ke level 0,3% pada 2026. “Prospeknya lebih lemah dibandingkan bulan Januari, sebagian mencerminkan berkurangnya permintaan minyak dari Tiongkok, kekurangan energi, dan meningkatnya ketidakpastian yang membatasi aktivitas non-minyak.,” ucap Bank Dunia.

    Untuk Tepi Barat dan Gaza, kontraksinya mencapai 1,6% pada 2025 akibat kerusakan peperangan dengan Israel, dan berpotensi naik pesat pada 2026 menjadi tumbuh 4% pada 2026.

    “Di Tepi Barat dan Gaza, pertumbuhan diperkirakan menguat menjadi 4% pada tahun 2026 dan 16% pada 2027 setelah kontraksi sebesar 1,6% pada 2025, dengan asumsi rekonstruksi dimulai pada 2026,” kata Bank Dunia.

    Sedangkan untuk Yaman, kontraksi ekonominya mencapai minus 1,5%, dan pulih sedikit pada 2026 menjadi 0,5%. “Mengingat situasi keamanan, PDB di Republik Yaman diperkirakan akan kembali mengalami kontraksi tahun ini,” ucap Bank Dunia.

    Sub-sahara Afrika

    Di kawasan Sub sahara Afrika, Bank Dunia hanya memperkirakan satu kawasan yang ekonominya akan minus pada 2025, yakni Guinea Khatulistiwa atau Equatorial Guinea dengan minus 3,1%. Tapi, pada 2026, Bank Dunia perkirakan ekonominya akan membaik menjadi 0,6% meski kembali kontraksi pada 2027 menjadi minus 1,1%.

    Bagaimana dengan Indonesia?

    Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh 4,7% pada 2025 dan di level 4,8% pada 2026. Ramalan pertumbuhan terbaru ini memangkas proyeksi sebelumnya dalam GEP edisi Januari 2025 yang sebesar 5,1% untuk 2025 dan 2026.

    Bank Dunia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia baru mampu kembali ke level 5% pada 2027. Meski, masih jauh lebih lambat ketimbang pertumbuhan ekonomi pada 2022 yang sebesar 5,3%.

    Bank Dunia juga menyatakan gejolak ketegangan dagang yang dipicu oleh perang tarif tinggi maupun ketidakpastian kebijakan pemerintah dunia saat ini telah menyebabkan pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi di hampir 70% negara di seluruh kawasan dan kelompok pendapatan.

    (hsy/hsy)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Israel Klaim Nuklir Iran Mundur Dua Tahun

    Israel Klaim Nuklir Iran Mundur Dua Tahun

    PIKIRAN RAKYAT – Iran dan Israel kembali saling melancarkan serangan pada Sabtu dini hari, 21 Juni 2025, di tengah meningkatnya ketegangan terkait program nuklir Iran.

    Serangan terbaru ini terjadi hanya sehari setelah Teheran menegaskan tidak akan melanjutkan perundingan nuklir selama masih berada di bawah ancaman, sementara negara-negara Eropa terus mendorong jalur diplomasi.

    Militer Israel menyatakan telah menggempur sejumlah lokasi penyimpanan dan peluncuran rudal di wilayah Iran.

    Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, mengklaim bahwa serangan tersebut berhasil menghambat program nuklir Iran selama beberapa tahun.

    “Menurut penilaian yang kami dengar, kami telah menunda setidaknya dua hingga tiga tahun kemungkinan mereka memiliki bom nuklir,” ujar Gideon Saar, kepada surat kabar Jerman Bild, dikutip The Guardian, Sabtu, 21 Juni 2025.

    Militer Israel juga melaporkan bahwa mereka berhasil menewaskan dua komandan Garda Revolusi Iran. Selain itu, dua fasilitas produksi sentrifugal di Isfahan turut dihantam dalam serangan semalam.

    Media Iran, Fars News Agency, melaporkan bahwa Israel menargetkan fasilitas nuklir Isfahan, salah satu yang terbesar di Iran, namun tidak ada kebocoran bahan radioaktif yang terdeteksi.

    Serangan juga dilaporkan terjadi di Kota Qom, di mana sebuah bangunan dihantam. Seorang remaja berusia 16 tahun dilaporkan tewas dan dua orang lainnya terluka.

    Di tengah konflik bersenjata tersebut, Iran juga diguncang gempa berkekuatan magnitudo 5,5 pada Jumat, sebagaimana dilaporkan media pemerintah.

    Dampak Jika AS Ikut Campur

    Sementara itu, mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengkritik penilaian komunitas intelijen AS terhadap program nuklir Iran. Trump mengklaim Teheran bisa memiliki senjata nuklir dalam waktu beberapa minggu saja.

    Dari pihak Iran, Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi memperingatkan bahwa keterlibatan langsung Amerika Serikat dalam serangan terhadap negaranya akan menjadi sangat, sangat berbahaya.

    Berbicara kepada wartawan di Istanbul, Araghchi menegaskan bahwa Iran tidak bisa ikut dalam perundingan dengan AS selama rakyatnya masih dibombardir.

    “AS telah terlibat dalam agresi ini sejak hari pertama. Keterlibatan langsung akan menjadi sangat, sangat berbahaya,” katanya.

    Meski demikian, Araghchi mengatakan Iran masih terbuka untuk solusi damai melalui negosiasi.

    “Teheran benar-benar siap untuk solusi melalui perundingan terkait program nuklir kami. Diplomasi pernah berhasil di masa lalu dan bisa berhasil lagi di masa depan. Tapi agar kami bisa kembali ke meja diplomasi, agresi ini harus dihentikan,” ujar dia menandaskan. ***

  • Iran Diguncang Gempa 5,1 Magnitudo di Tengah Konflik yang Makin Panas dengan Israel

    Iran Diguncang Gempa 5,1 Magnitudo di Tengah Konflik yang Makin Panas dengan Israel

    PIKIRAN RAKYAT – Ketegangan di Iran kembali meningkat bukan hanya karena rentetan serangan udara dari Israel penjajah, tetapi juga karena dua gempa bumi yang mengguncang wilayah tersebut dalam waktu berdekatan.

    Gempa berkekuatan 5,1 magnitudo yang terjadi pada Jumat 21 Juni 2025 malam di wilayah barat daya Semnan, memicu spekulasi luas, terlebih karena lokasi gempa berdekatan dengan situs strategis Iran, termasuk fasilitas nuklir.

    Menurut Survei Geologis Amerika Serikat (USGS), gempa ini terjadi pada kedalaman 10 kilometer, sekitar 37 km dari kota Semnan. Media pemerintah Iran, Tasnim, mencatat kekuatan gempa di angka 5,2. Getaran dilaporkan terasa hingga ke Teheran dan sejumlah wilayah sekitarnya.

    “Gempa terjadi pada pukul 21.19 waktu setempat, dan tidak menunjukkan tanda-tanda aktivitas buatan,” ujar seorang pejabat dari Institut Geofisika Universitas Teheran yang tidak disebutkan namanya, dikutip oleh kantor berita IRNA.

    Spekulasi Muncul: Ada Hubungan dengan Serangan ke Situs Nuklir?

    Spekulasi tak terhindarkan setelah rentetan serangan udara Israel penjajah menghantam sejumlah lokasi penting di Iran sejak 13 Juni 2025, termasuk pusat pengayaan uranium di Natanz dan Fordo. Apalagi, hanya lima hari sebelum gempa ini, gempa kecil bermagnitudo 2,5 tercatat di dekat situs Fordo.

    Guncangan berkekuatan menengah yang berdekatan secara spasial dan temporal dengan target serangan Israel penjajah membuat publik bertanya-tanya: apakah gempa ini murni alamiah, atau ada keterkaitannya dengan kegiatan militer atau bahkan nuklir?

    Namun, para pakar seismologi menegaskan bahwa gempa tersebut merupakan bagian dari aktivitas seismik alamiah Iran.

    “Iran berada di sabuk seismik Alpine-Himalaya yang sangat aktif. Negara ini mengalami ribuan gempa setiap tahun. Secara statistik dan geologi, gempa seperti ini tidak bisa langsung dikaitkan dengan tindakan militer,” tutur Dr. Reza Pourfaraj, seismolog dari Tehran Institute of Technology.

    Apa Kata Ilmuwan Tentang Teori Gempa Buatan?

    Badan-badan seperti USGS, CTBTO (Organisasi Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif), hingga laboratorium seismologi independen di Amerika Serikat dan Eropa juga ikut angkat suara. Mereka menekankan bahwa gempa yang dipicu oleh ledakan bawah tanah, termasuk uji coba nuklir, memiliki karakteristik berbeda dibanding gempa alami.

    “Ledakan nuklir menghasilkan dominasi gelombang P (gelombang kompresional), sedangkan gempa alami mengandung gelombang P dan S (geser),” ujar laporan USGS.

    “Dari pola gelombangnya saja, kita bisa melihat ini adalah gempa tektonik biasa,” ucapnya menambahkan.

    National Geographic juga menjelaskan bahwa uji nuklir cenderung tidak menimbulkan gempa susulan sebanyak gempa tektonik. Dalam kasus Iran, tidak ditemukan pola-pola yang mendukung hipotesis ledakan atau uji coba sebagai penyebab.

    Konflik Membayangi Analisis Sains

    Meski para ilmuwan menolak keterkaitan gempa dengan serangan militer atau nuklir, suasana politik yang panas membuat narasi ini tetap hidup di media sosial dan sejumlah platform berita. Ini diperparah oleh laporan satelit yang menunjukkan kerusakan di beberapa situs nuklir Iran setelah gelombang serangan Israel penjajah pekan lalu.

    Presiden Israel penjajah dalam pernyataan resminya menyebut bahwa serangan ke situs nuklir dilakukan sebagai bentuk “pembongkaran ancaman strategis”, namun tidak merinci bentuk kerusakan atau dampaknya secara fisik.

    Di sisi lain, pemerintah Iran menuding serangan tersebut sebagai “agresi terang-terangan” yang dapat memicu ketidakstabilan kawasan. “Setiap tindakan terhadap infrastruktur vital kami adalah kejahatan perang,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, Sabtu pagi.

    Gempa Tak Mengurangi Ketegangan

    Meski sudah ditegaskan sebagai peristiwa alam, gempa ini menambah atmosfer kecemasan di tengah masyarakat Iran yang masih berduka akibat konflik militer yang belum mereda.

    “Saya terbangun karena gempa, tapi saya lebih takut pada rudal,” kata seorang warga Teheran, Mehdi Ahmadi, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari India Today.

    Saat ini, pemerintah Iran tengah melakukan survei kerusakan di sekitar lokasi gempa, meski belum ada laporan korban jiwa atau bangunan roboh secara signifikan.***

  • Gunung Lewotobi Meletus Lagi Lontarkan Abu Vulkanik 2 Km, Status Awas
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        21 Juni 2025

    Gunung Lewotobi Meletus Lagi Lontarkan Abu Vulkanik 2 Km, Status Awas Regional 21 Juni 2025

    Gunung Lewotobi Meletus Lagi Lontarkan Abu Vulkanik 2 Km, Status Awas
    Tim Redaksi
    FLORES TIMUR, KOMPAS.com

    Gunung Lewotobi Laki-laki
    mengalami
    letusan
    kembali disertai gemuruh kuat pada Sabtu (21/6/2025) pagi.
    Menurut laporan dari Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki, dua kali letusan terjadi antara pukul 00.00 Wita hingga 06.00 Wita, dengan ketinggian kolom abu mencapai 2.000 meter.
    “Teramati dua kali letusan dengan tinggi 1.800-2.000 meter dan warna asap kelabu.
    Letusan
    disertai gemuruh kuat,” ujar Emanuel Rofinus Bere, Petugas Pos Pengamat Gunung Api, Sabtu (21/6/2025). 
    Ia mencatat, durasi letusan ini berkisar antara 140 hingga 180 detik, dengan amplitudo yang bervariasi antara 29,6 hingga 47,3 mm.
    Selama periode yang sama, juga terdeteksi satu kali gempa guguran dengan amplitudo 7,4 mm dan durasi 32 detik, serta sembilan kali embusan dengan amplitudo antara 2,9 hingga 14,7 mm dan durasi 30 hingga 59 detik.
    Selain itu, satu kali aktivitas low frekuensi tercatat dengan amplitudo 2,9 mm dan durasi 22 detik, serta dua kali letusan vulkanik dalam dengan amplitudo 3,7-10,5 mm dan durasi 16-17 detik.
    Secara visual,
    Gunung Lewotobi
    Laki-laki yang terletak di Kabupaten
    Flores Timur
    , NTT, terlihat jelas dengan kabut yang minim.
    Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan ketinggian 400-600 meter di atas puncak kawah.
    “Teramati sinar api di puncak kawah,” tambah Rofinus.
    Rofinus mengimbau kepada warga yang terdampak hujan abu vulkanik untuk mengenakan masker demi menjaga kesehatan.
    Ia juga menegaskan bahwa tingkat
    aktivitas gunung api
    tipe strato ini berada pada level IV, yang berarti status awas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.