Topik: Gempa

  • Gempa Dangkal 4,9 M Guncang Pulau Seram Maluku, Warga Panik Berhamburan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        4 Juli 2025

    Gempa Dangkal 4,9 M Guncang Pulau Seram Maluku, Warga Panik Berhamburan Regional 4 Juli 2025

    Gempa Dangkal 4,9 M Guncang Pulau Seram Maluku, Warga Panik Berhamburan
    Tim Redaksi
    AMBON, KOMPAS.com
    – Gempa tektonik berkekuatan 4,9 magnitudo mengguncang sejumlah daerah di wilayah
    Maluku
    , Jumat (4/7/2025) malam. 
    Gempa yang sangat kuat getarannya itu dirasakan warga di Seram Bagian Barat, Maluku Tengah, dan Kota Ambon.
    Kuatnya getaran gempa membuat warga di tiga wilayah tersebut, khususnya di Kecamatan Amalatu, panik.
    “Gempa di sini sangat kuat sekali, warga sampai panik,” kata Babinsa Desa Latu, Kecamatan Amalatu, Abdul Mugni Patty, kepada
    Kompas.com
    via telepon, Jumat.
    Ia mengatakan, kuatnya getaran gempa membuat warga berhamburan keluar dari rumah-rumah mereka ke lokasi terbuka.
    “Banyak warga keluar dari rumah, ini sebagian masih di jalan dan duduk di teras rumah,” ujarnya.
    Selain di Seram Bagian Barat, getaran gempa yang cukup kuat juga dirasakan di Kota Ambon dan Maluku Tengah. “Sangat kuat getarannya,” kata Abubakar, warga Ambon.
    Data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Ambon menyebut, gempa tersebut merupakan jenis gempa dangkal yang berpusat di laut pada kedalaman 2 km di bawah permukaan laut.
    Adapun lokasi gempa berjarak 5 km barat laut Amalatu, Seram Bagian Barat, dan 19 km bagian utara Pulau Saparua, Maluku Tengah.
    Sejauh ini, belum ada laporan mengenai dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut.
    BMKG memastikan gempa tersebut tidak berisiko menimbulkan tsunami.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Heboh Ramalan Gempa Dashyat dari Manga Bikin Turis Batal ke Jepang

    Heboh Ramalan Gempa Dashyat dari Manga Bikin Turis Batal ke Jepang

    Jakarta

    Ramalan gempa dahsyat akan menerjang Jepang dari Manga menghebohkan jagat dunia. Bahkan, ramalan itu membuat turis batal ke Jepang.

    Dirangkum detikcom Jumat (4/7/2025), rumor viral di media sosial soal bencana besar yang akan datang, yang bersumber dari sebuah manga, telah berdampak buruk pada industri pariwisata Jepang. Sejumlah maskapai membatalkan penerbangan tujuan Jepang, terutama yang berasal dari Hong Kong yang jumlah penumpangnya anjlok baru-baru ini.

    Jepang telah mencetak rekor jumlah pengunjung di wilayahnya pada tahun ini, dengan April mencatatkan rekor tertinggi bulan sebesar 3,9 juta orang pelancong.

    Namun, seperti dilansir Reuters, angka tersebut mengalami penurunan pada Mei, dengan menurut data terbaru, kedatangan pelancong dari Hong Kong menurun sebesar 11 persen dalam hitungan tahun-ke-tahun.

    Hong Kong, yang dikenal sebagai kota takhayul, menjadi lokasi rumor bencana besar itu beredar luas.

    Steve Huen dari agen perjalanan berbasis Hong Kong, EGL Tours, menyalahkan serangkaian prediksi media sosial yang bersumber dari sebuah manga berjudul “The Future I Saw” — yang pertama diterbitkan tahun 1999 dan diterbitkan ulang tahun 2021.

    Manga itu menggambarkan soal mimpi tentang gempa bumi dan tsunami dahsyat yang melanda Jepang dan negara-negara tetangganya pada Juli 2025.

    “Rumor tersebut telah berdampak signifikan,” kata Huen, sembari mengatakan bahwa bisnis terkait Jepang yang dikelola perusahaannya mengalami penurunan hingga separuhnya. Diskon dan pengenalan asuransi gempa bumi, sebut Huen, mampu “mencegah perjalanan tujuan Jepang untuk turun ke angka nol”.

    Seorang warga Hong Kong bernama Branden Choi (28) mengatakan dirinya yang sering bepergian ke Jepang, kini menjadi ragu-ragu untuk kembali mengunjungi negara itu pada bulan Juli dan Agustus karena prediksi manga tersebut.

    “Jika memungkinkan, saya mungkin akan menunda perjalanan saya dan pergi setelah bulan September,” ucapnya.

    Respons Seniman Manga ‘The Future I Saw’

    Foto: Manga berjudul ‘The Future I Saw’ (REUTERS/Issei Kato/File Photo Purchase Licensing Rights).

    Ryo Tatsuki, seniman di balik manga “The Future I Saw” yang memicu rumor viral di media sosial, telah berupaya meredam spekulasi yang beredar. Dia menegaskan dalam sebuah pernyataan yang dirilis penerbitnya bahwa dirinya “bukan seorang nabi”.

    Edisi pertama manga tersebut memperingatkan tentang bencana alam besar pada Maret 2011. Itu kebetulan merupakan bulan dan tahun ketika gempa bumi dan tsunami dahsyat, serta bencana nuklir, melanda pantai timur laut Jepang yang menewaskan ribuan orang.

    Beberapa pihak menafsirkan edisi terbaru manga tersebut sebagai prediksi bencana besar yang akan terjadi secara khusus pada 5 Juli 2025, meskipun Tatsuki telah membantah keras spekulasi tersebut.

    Pakar Ingatkan Gempa Mustahil untuk Diprediksi

    Jepang yang terletak di dalam kawasan “Cincin Api” Samudra Pasifik, merupakan salah satu negara yang paling rawan gempa bumi di dunia. Dalam beberapa hari terakhir, telah terjadi lebih dari 900 gempa bumi, yang sebagian besar berupaya getaran kecil, di pulau-pulau yang ada di ujung selatan Kyushu.

    Namun profesor Universitas Tokyo, Robert Geller, yang mempelajari seismologi sejak tahun 1971 menegaskan bahwa prediksi gempa bumi berbasis ilmiah pun “mustahil” untuk dilakukan.

    “Tidak ada prediksi yang pernah saya alami dalam karier ilmiah saya yang mendekati kebenaran,” ucapnya.

    Halaman 2 dari 2

    (whn/azh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Geger Manga Ramal Gempa Dahsyat di Jepang Bikin Turis Ngacir

    Geger Manga Ramal Gempa Dahsyat di Jepang Bikin Turis Ngacir

    Tokyo

    Rumor viral di media sosial soal bencana besar yang akan datang, yang bersumber dari sebuah manga, telah berdampak buruk pada industri pariwisata Jepang. Sejumlah maskapai membatalkan penerbangan tujuan Jepang, terutama yang berasal dari Hong Kong yang jumlah penumpangnya anjlok baru-baru ini.

    Jepang telah mencetak rekor jumlah pengunjung di wilayahnya pada tahun ini, dengan April mencatatkan rekor tertinggi bulan sebesar 3,9 juta orang pelancong.

    Namun, seperti dilansir Reuters, Jumat (4/7/2025), angka tersebut mengalami penurunan pada Mei, dengan menurut data terbaru, kedatangan pelancong dari Hong Kong menurun sebesar 11 persen dalam hitungan tahun-ke-tahun.

    Hong Kong, yang dikenal sebagai kota takhayul, menjadi lokasi rumor bencana besar itu beredar luas.

    Steve Huen dari agen perjalanan berbasis Hong Kong, EGL Tours, menyalahkan serangkaian prediksi media sosial yang bersumber dari sebuah manga berjudul “The Future I Saw” — yang pertama diterbitkan tahun 1999 dan diterbitkan ulang tahun 2021.

    Manga itu menggambarkan soal mimpi tentang gempa bumi dan tsunami dahsyat yang melanda Jepang dan negara-negara tetangganya pada Juli 2025.

    “Rumor tersebut telah berdampak signifikan,” kata Huen, sembari mengatakan bahwa bisnis terkait Jepang yang dikelola perusahaannya mengalami penurunan hingga separuhnya. Diskon dan pengenalan asuransi gempa bumi, sebut Huen, mampu “mencegah perjalanan tujuan Jepang untuk turun ke angka nol”.

    Lihat juga Video: Miyazaki Jepang Dihantam Gempa M 6,9-Tsunami 20 Cm

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Seorang warga Hong Kong bernama Branden Choi (28) mengatakan dirinya yang sering bepergian ke Jepang, kini menjadi ragu-ragu untuk kembali mengunjungi negara itu pada bulan Juli dan Agustus karena prediksi manga tersebut.

    “Jika memungkinkan, saya mungkin akan menunda perjalanan saya dan pergi setelah bulan September,” ucapnya.

    Apa Respons Seniman Manga ‘The Future I Saw’?

    Ryo Tatsuki, seniman di balik manga “The Future I Saw” yang memicu rumor viral di media sosial, telah berupaya meredam spekulasi yang beredar. Dia menegaskan dalam sebuah pernyataan yang dirilis penerbitnya bahwa dirinya “bukan seorang nabi”.

    Edisi pertama manga tersebut memperingatkan tentang bencana alam besar pada Maret 2011. Itu kebetulan merupakan bulan dan tahun ketika gempa bumi dan tsunami dahsyat, serta bencana nuklir, melanda pantai timur laut Jepang yang menewaskan ribuan orang.

    Beberapa pihak menafsirkan edisi terbaru manga tersebut sebagai prediksi bencana besar yang akan terjadi secara khusus pada 5 Juli 2025, meskipun Tatsuki telah membantah keras spekulasi tersebut.

    Pakar Ingatkan Gempa Mustahil untuk Diprediksi

    Jepang yang terletak di dalam kawasan “Cincin Api” Samudra Pasifik, merupakan salah satu negara yang paling rawan gempa bumi di dunia. Dalam beberapa hari terakhir, telah terjadi lebih dari 900 gempa bumi, yang sebagian besar berupaya getaran kecil, di pulau-pulau yang ada di ujung selatan Kyushu.

    Namun profesor Universitas Tokyo, Robert Geller, yang mempelajari seismologi sejak tahun 1971 menegaskan bahwa prediksi gempa bumi berbasis ilmiah pun “mustahil” untuk dilakukan.

    “Tidak ada prediksi yang pernah saya alami dalam karier ilmiah saya yang mendekati kebenaran,” ucapnya.

    Lihat juga Video: Miyazaki Jepang Dihantam Gempa M 6,9-Tsunami 20 Cm

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Gempa Sabang Aceh Magnitudo 5,0 Dipicu Sesar Sumatera Segmen Seulimeum North

    Gempa Sabang Aceh Magnitudo 5,0 Dipicu Sesar Sumatera Segmen Seulimeum North

     

    Liputan6.com, Jakarta – Gempa Magnitudo 5,0 mengguncang wilayah Kota Sabang Aceh, Jumat (4/7/2025), pukul 12.33.51 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, lokasi gempa Sabang Aceh ini berada pada koordinat 6,18° LU; 95,03° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 45 km barat laut, Kota Sabang, Aceh pada kedalaman 10 km.

    Direktur Gempa dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat Sesar Sumatera segmen Seulimeum North.

    “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan sesar mendatar (strike slip fault),” katanya.

    Daryono juga mengatakan, berdasarkan estimasi peta guncangan (shakemap), gempa ini dirasakan di wilayah Sabang, Banda Aceh, Aceh Besar III MMI, Sigli dan Pidie II MMI.

    Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.

    “Hasil pemodelan tsunami dengan sumber gempabumi tektonik menunjukkan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami,” katanya.

    Hingga Jumat (4/7/2025) pukul 13.30 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 8 aktivitas gempa susulan (aftershock). Gempa susulan pada pukul 12.39.57 WIB dengan M 4,5 dan pada pukul 13.19.09 WIB dengan M 4,6 dirasakan di Sabang II MMI.

    Masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya. Agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan gempa. 

  • Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Sabang Aceh, Tidak Berisiko Tsunami

    Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Sabang Aceh, Tidak Berisiko Tsunami

     

    Liputan6.com, Jakarta – Gempa Magnitudo 5,0 mengguncang wilayah Kota Sabang Aceh, Jumat siang (4/7/2025), pukul 12.33.51 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, lokasi gempa Sabang Aceh ini berada pada koordinat 6.20 LU,94.98 BT, dengan episenter gempa berada di laut 50 km barat laut Kota Sabang Aceh.

    “Kedalaman gempa 10 km,” tulis BMKG.

    BMKG memastikan gempa tidak berpotensi tsunami.

    Belum ada laporan kerusakan akibat gempa, namun warga diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan.

  • Pakar Arsitektur Sebut Rumah Subsidi 18 Meter Persegi Bisa Diterima

    Pakar Arsitektur Sebut Rumah Subsidi 18 Meter Persegi Bisa Diterima

    Yogyakarta, Beritasatu.com- Rencana pemerintah membangun rumah subsidi berukuran 18 meter persegi menjadi perbincangan publik dan banyak menuai kritik.

    Menanggapi hal tersebut, pakar teknik arsitektur dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Ir Ikaputra menyatakan sebetulnya ukuran rumah tersebut masih dapat diterima apabila dirancang sebagai bagian dari konsep rumah tumbuh yang terencana dengan baik.

    “Delapan belas meter persegi itu merupakan standar minimum internasional untuk hunian darurat pascabencana. Konteksnya bukan untuk permanen. Jika memang ingin digunakan untuk jangka panjang, maka perencanaan tumbuhnya harus jelas,” ujar Ikaputra saat ditemui di kampus UGM, Kamis (3/7/2025).

    Ia menjelaskan, rumah seluas 18 meter persegi memang umum digunakan sebagai hunian sementara bagi korban bencana karena sifatnya yang darurat. Namun, bila konsep ini diterapkan untuk rumah permanen, ada berbagai aspek penting yang harus diperhatikan, terutama dalam pengembangan jangka panjang.

    Menurut Ikaputra, keberhasilan hunian berukuran kecil sangat bergantung pada penerapan konsep rumah tumbuh, yakni rumah yang dapat diperluas secara bertahap sesuai dengan kondisi ekonomi penghuninya. Ia menyoroti, kendala utama justru terletak pada luas lahan yang terlalu sempit.

    “Masalahnya bukan di rumah 18 meter perseginya, tapi di lahannya yang terlalu sempit. Idealnya, lahan harus bisa mengakomodasi pengembangan setidaknya dua kali lipat dari bangunan awal, bahkan ditambah ruang terbuka hijau,” tegasnya.

    Ikaputra menyebut, luas lahan minimum yang ideal untuk rumah tumbuh adalah sekitar 50 meter persegi. Luas tersebut memungkinkan perluasan bangunan rumah, penambahan ruang sesuai kebutuhan keluarga, serta ruang untuk vegetasi dan sistem drainase yang memadai. Tanpa hal tersebut, dikhawatirkan akan muncul kawasan permukiman padat dan kumuh.

    Sebagai alternatif, ia juga menyarankan pembangunan rumah susun sewa (rusunawa), terutama di wilayah perkotaan yang memiliki keterbatasan lahan dan harga tanah yang tinggi.

    “Kalau rumah susun dibangun di pinggiran kota yang harga tanahnya lebih murah, maka harus ada akses yang mudah ke tempat kerja, seperti stasiun atau angkutan umum murah sehingga efisien bagi semua pihak,” jelas Ikaputra.

    Ikaputra menegaskan pentingnya perencanaan sejak awal, termasuk desain arsitektural dan struktural yang aman, tahan gempa, dan mendukung kehidupan keluarga secara berkelanjutan.

    “Yang penting bukan hanya besar rumahnya, tapi bagaimana rumah itu bisa berkembang dengan aman dan manusiawi. Perencanaannya ini penting dan harus jelas dari awal karena rumah layak bukan hanya soal luas, tapi juga soal hidup yang layak di dalamnya. Jangan sampai niat baik menghadirkan hunian malah berujung pada kawasan yang tidak layak,” pungkasnya.

  • 1.000 Gempa Guncang Jepang, Warga Dievakuasi

    1.000 Gempa Guncang Jepang, Warga Dievakuasi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gempa kembali mengguncang wilayah Jepang. Kali ini di Akuseki, rangkaian dari pulau Tokara di selatan wilayah Kyushu.

    Tercatat sudah ada 1.031 gempa yang terjadi dalam dua minggu terakhir, sejak 21 Juni. Terbaru, Kamis (3/7/2025), gempa terbaru memiliki magnitudo 5,5.

    Pihak berwenang Jepang pun mendesak evakuasi penduduk pulau kecil itu. Setidaknya ada 89 orang di sana.

    “Penduduk didesak untuk mengungsi ke taman bermain sekolah di Pulau Akuseki,” kata seorang pejabat kota kepada AFP.

    Hingga berita diturunkan tidak ada kerusakan besar yang dilaporkan. Kemarin, gempa juga dirasakan dengan magnitudo sama, 5,5.

    “Tidak ada risiko tsunami akibat gempa hari Kamis,” kata direktur divisi pengamatan gempa bumi dan tsunami dari Badan Meteorologi Jepang, Ayataka Ebita.

    “Di daerah-daerah yang gempanya kuat, ada peningkatan risiko rumah-rumah runtuh dan tanah longsor,” tambahnya.

    “Harap waspada terhadap gempa bumi dengan kekuatan yang sama di masa mendatang.”

    Periode serupa dengan aktivitas seismik intens di daerah Tokara terjadi pada bulan September 2023. Tercatat ada 346 gempa bumi terjadi.

    Perlu diketahui, Jepang adalah salah satu negara dengan aktivitas seismik paling aktif di dunia, terletak di atas empat lempeng tektonik utama di sepanjang tepi barat “Cincin Api” Pasifik. Negara kepulauan yang dihuni sekitar 125 juta orang ini biasanya mengalami sekitar 1.500 gempa bumi setiap tahun dan menyumbang sekitar 18% gempa bumi di dunia.

    Pada tahun 2011, gempa bumi dengan magnitudo 9,0 memicu tsunami yang menewaskan atau menghilangkan 18.500 orang. Peristiwa itu menyebabkan kehancuran yang dahsyat di pabrik nuklir Fukushima.

    Gempa bumi sangat sulit diprediksi, tetapi pada bulan Januari, panel pemerintah sedikit meningkatkan kemungkinan terjadinya gempa besar (megathrust) di Palung Nankai di lepas pantai Jepang dalam 30 tahun ke depan. Bahkan potensinya sangat besar, sekitar 75-82%.

    Pemerintah kemudian merilis perkiraan baru pada bulan Maret yang mengatakan bahwa “gempa bumi besar” dan tsunami berikutnya dapat menyebabkan sebanyak 298.000 kematian dan kerusakan hingga US$2 triliun. Minggu ini, pemerintah merilis laporan yang mengatakan bahwa masih banyak yang perlu dilakukan untuk mempersiapkan diri menghadapi gempa besar seperti itu.

    Gempa Besar 5 Juli 2025

    Sementara itu, beberapa wisatawan asing menunda datang ke Jepang karena ketakutan yang tidak berdasar yang disebarkan oleh media sosial bahwa gempa besar akan segera terjadi. Yang menimbulkan kekhawatiran khusus adalah komik manga yang diterbitkan ulang pada tahun 2021 yang meramalkan bencana besar pada tanggal 5 Juli 2025.

    “Kami menyadari bahwa kisah-kisah seperti itu beredar, tetapi itu adalah tipuan,” kata Ebita dari JMA.

    “Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, mustahil untuk memprediksi gempa bumi.”

    (sef/sef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Wings Air Batal Terbang Menuju Larantuka akibat Erupsi Gunung Ile Lewotolok, 72 Penumpang Terdampak
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        3 Juli 2025

    Wings Air Batal Terbang Menuju Larantuka akibat Erupsi Gunung Ile Lewotolok, 72 Penumpang Terdampak Regional 3 Juli 2025

    Wings Air Batal Terbang Menuju Larantuka akibat Erupsi Gunung Ile Lewotolok, 72 Penumpang Terdampak
    Tim Redaksi
    FLORES TIMUR, KOMPAS.com
    – Maskapai
    Wings Air
    membatalkan penerbangan dari Kupang menuju
    Bandara Gewayantana Larantuka
    , Kabupaten Flores Timur, NTT, Kamis (3/7/2025).
    Pembatalan ini disebabkan dampak
    erupsi Gunung Ile Lewotolok
    yang terjadi di Kabupaten Lembata.
    “Betul. Hari ini terjadi
    cancel flight
    dikarenakan jalur navigasi penerbangan pesawat udara terdampak abu vulkanik,” ungkap Kepala Bandara Gewayantana Larantuka, Puguh Lukito.
    Akibat pembatalan ini, sebanyak 72 penumpang yang seharusnya terbang dari Kupang ke Larantuka, maupun sebaliknya, terpaksa batal terbang.
    Meskipun demikian, Puguh menegaskan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan, Bandara Gewayantana Larantuka tidak terdeteksi adanya abu vulkanik.
    “Di bandara negatif VA. Status bandara normal operasi. Jadi pembatalan ini mempertimbangkan aspek penerbangan,” tandasnya.
    Meletus 26 kali dalam sehari
    Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok melaporkan bahwa gunung tersebut mengalami erupsi sebanyak 26 kali pada Kamis, antara pukul 06.00 Wita hingga 12.00 Wita.
    Puluhan gempa erupsi ini tercatat dengan amplitudo antara 6.8 hingga 40 mm dan durasi antara 34 hingga 52 detik.
    “Teramati 26 kali letusan dengan tinggi kolom abu 300-400 meter dan warna asap putih serta kelabu,” ujar Syawaludin, petugas Pos PGA Ile Lewotolok, pada Kamis siang.
    Syawaludin juga melaporkan bahwa letusan ini disertai dengan suara gemuruh atau dentuman yang bervariasi dari lemah hingga kuat.
    Secara visual, gunung terlihat jelas dengan kabut 0-I.
    Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal, dan tinggi antara 50 hingga 500 meter di atas puncak kawah.
    Cuaca di sekitar lokasi erupsi dilaporkan cerah dan berawan, dengan angin bertiup lemah ke arah barat dan barat laut, serta suhu udara berkisar antara 23 hingga 29 derajat Celsius.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gempa Magnitudo 4,8 Guncang Calang Aceh Jaya, Berikut Daerah yang Rasakan Getaran

    Gempa Magnitudo 4,8 Guncang Calang Aceh Jaya, Berikut Daerah yang Rasakan Getaran

     

    Liputan6.com, Jakarta – Gempa Magnitudon 4,8 mengguncang wilayah Calang Aceh Jaya, Kamis (3/7/2025), pukul 07.43.47 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, lokasi gempa Calang Aceh Jaya ini berada pada koordinat 4.80 LU, 94.62 BT, dengan episenter gempa berada di laut 108 km barat laut Calang, Aceh Jaya.

    “Kedalaman gempa 7 km,” tulis BMKG.

    BMKG juga menyebutkan, getara gempa dirasakan (MMI), antara lain di II-III Aceh Jaya, II Banda Aceh, II Aceh Besar. 

    BMKG memastikan gempa tidak berpotensi tsunami.

    Belum ada laporan kerusakan akibat gempa, namun warga diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan.

  • Cerita WNI Dibui 7 Tahun di Myanmar karena Bertemu Kelompok Bersenjata

    Cerita WNI Dibui 7 Tahun di Myanmar karena Bertemu Kelompok Bersenjata

    Jakarta

    Seorang warga negara Indonesia berinisial AP divonis tujuh tahun penjara oleh pengadilan Myanmar setelah dituduh memasuki wilayah tersebut secara ilegal dan bertemu kelompok bersenjata yang dikategorikan sebagai organisasi terlarang oleh otoritas setempat.

    Direktur Perlindungan WNI Kemlu Indonesia, Judha Nugraha, menjelaskan AP dikenakan dakwaan melanggar Undang-Undang Anti-Terorisme, Undang-Undang Keimigrasian 1947, dan Section 17(2) Unlawful Associations Act.

    Sejak awal penangkapan pada 20 Desember 2024, sambung Judha, KBRI Yangon telah melakukan berbagai upaya perlindungan, antara lain mengirimkan nota diplomatik, melakukan akses kekonsuleran dan pendampingan langsung saat pemeriksaan.

    Selain itu, memastikan pembelaan pengacara serta memfasilitasi komunikasi antara AP dan keluarganya.

    “Setelah melalui proses pengadilan, AP divonis tujuh tahun penjara. Saat ini AP menjalani hukuman penjara di Insein Prison, Yangon, Myanmar,” ujar Judha dalam keterangan tertulis kepada BBC News Indonesia, Selasa (01/07).

    Getty Images/Somrerk KosolwitthayanantSejumlah anggota Organisasi Pertahanan Nasional Karen dipotret Mei 2022 di perbatasan Thailand-Myanmar. Kelompok ini dicap sebagai pemberontak oleh pemerintah junta militer Myanmar.

    Setelah vonis berkekuatan hukum tetap (inkracht), upaya non-litigasi juga dilakukan Kemlu dan KBRI Yangon melalui fasilitasi permohonan pengampunan dari pihak keluarga.

    Siapa AP?

    Anggota Komisi I DPR, Abraham Sridjaja, menyebut seorang warga negara Indonesia diduga ditahan di Myanmar karena mendanai kelompok pemberontak di negara itu.

    Dalam rapat kerja bersama Kementerian Luar Negeri, dia meminta Menteri Luar Negeri Sugiono untuk menindaklanjuti informasi tersebut.

    “Terkait dengan warga negara kita di Myanmar, ada satu warga negara kita di Myanmar yang ditahan oleh pemerintah Myanmar. Kemarin kami sudah komunikasi dengan [Direktur Perlindungan WNI Kemlu] Pak Judha Nugraha, dia ditahan karena terkait dengan imigrasi,” papar Abraham dalam rapat, Senin (30/06).

    Dia juga bilang WNI yang ditahan itu merupakan anak muda berusia 33 tahun dan disebut sebagai pembuat konten di media sosial.

    Abraham berharap pemerintah dapat mengambil tindakan untuk memulangkan orang tersebut.

    “Bisa diberikan amnesti atau dideportasi, karena dia dituduh mendanai pemberontak Myanmar.”

    “Padahal dia tidak ada niat untuk seperti itu, dia hanya selebrgam suka bikin konten, alangkah baiknya bisa diperjuangkan untuk bisa dikembalikan ke Indonesia.”

    Ketika ditanya soal penangkapan AP, juru bicara militer Myanmar, Jenderal Zaw Min Tun, mengaku dirinya tidak mengetahuinya.

    Menurut sumber BBC Burma yang menolak identitasnya diungkap atas alasan keamanan, AP datang ke Myanmar untuk menghadiri pernikahan temannya.

    “Dia menunjukkan foto-foto bersama anggota KNU di pernikahan tersebut. Rupanya ada orang di situ menginformasikan hal itu ke aparat Myanmar yang berujung pada penangkapannya,” kata sumber BBC Burma.

    KNU adalah Karen National Union (Persatuan Nasional Karen), salah satu kelompok etnis yang menandatangani kesepakatan dengan militer Myanmar sebelum kudeta pada 2021 lalu.

    Sejak kudeta, KNU berseberangan dengan militer Myanmar. Bahkan, sayap bersenjata KNU bernama KNLA dan KNDO melakukan perlawanan terhadap militer Myanmar. KNU juga turut membantu Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF), sayap bersenjata pemerintahan sipil Myanmar (NUG) yang digulingkan militer.

    Apa yang terjadi di Myanmar?

    Myanmar jatuh dalam perang saudara sejak berada di bawah kekuasaan militer.

    Setelah beberapa dekade dikuasai pemerintah junta dan mengalami penindasan brutal, kelompok-kelompok etnik bersama dengan pasukan pemberontak melakukan perlawanan yang membuat kekuasaan junta melemah.

    Dua pertiga negara bagian telah jatuh ke tangan gerakan perlawanan.

    Perang saudara tersebut juga memakan korban jiwa.

    Sejak kudeta militer pada 2021, konflik telah menewaskan puluhan ribu orang, termasuk anak-anak.

    Kudeta itu memicu protes besar-besaran dari masyarakat sipil. Ribuan orang turun ke jalan setiap hari menuntut pemerintahan sipil kembali memerintah negara.

    Aksi yang mulanya dianggap sebagai aksi pembangkangan sipil segera berkembang menjadi pemberontakan yang meluas dan melibatkan kelompok pro-demokrasi serta pemberontak etnisyang akhirnya memicu perang saudara.

    Empat tahun kemudian, pertempuran sengit terus berlanjut antara militer di satu sisi, serta kelompok etnis dan kelompok perlawanan bersenjata di sisi lain.

    Junta militer yang telah mengalami kekalahan terus-menerus nan memalukan serta kehilangan sebagian besar wilayah, semakin mengandalkan serangan udara untuk menghancurkan perlawanan terhadap kekuasaan mereka.

    Ketika gempa bumi berkekuatan 7,7 skala richter mengguncang Myanmar pada April lalu, pemerintahan junta terus melancarkan serangan udara ke beberapa negara yang menyasar kelompok pemberontak.

    ‘Ada ribuan kelompok bersenjata di Myanmar’

    Konflik yang pecah di Myanmar sejak kudeta militer tahun 2021 sangat kompleks, menurut riset lembaga pemantau Armed Conflict Location & Event Data (ACLED). Pada 1 Februari 2021, militer menjatuhkan pemerintahan pimpinan Liga Nasional untuk Demokrasi, sebuah partai yang pernah dipimpin Aung San Suu Kyi.

    Menurut riset ACLED, setidaknya terdapat 2.600 kelompok non-pemerintah yang terlibat dalam konflik bersenjata di Myanmar.

    “Mayoritas kelompok itu dibentuk oleh kelompok penentang kudeta yang tidak mau lagi melakukan perlawanan secara damai untuk menentang dugaan penahanan sistematis, kekerasan, dan pembunuhan terhadap warga yang berdemonstrasi,” demikian catatan ACLED dalam riset mereka.

    Hingga saat ini belum ada informasi resmi dari pemerintah Indonesia tentang kelompok bersenjata yang dikunjungi oleh AP.

    Sejumlah kelompok bersenjata yang selama ini diketahui publik karena aksi mereka terhadap junta militer Myanmar, antara lain Arakan Army, Arakan Liberation Army, Chin National Army, Three Brotherhood Alliance, Kachin Independence Army, Karen National Liberation Army, dan Ta’ang National Liberation Army.

    Merujuk investigasi BBC, saat ini pemerintah militer Myanmar hanya menguasai 21 persen wilayah negara itu, sementara “kelompok pemberontak” dan tentara etnis menguasai 42 persen.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini