Topik: Gempa

  • BPBD DKI edukasi waspada bencana di 16 sekolah saat MPLS

    BPBD DKI edukasi waspada bencana di 16 sekolah saat MPLS

    Kegiatan sosialisasi kewaspadaan bencana oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ajaran 2025/2026. ANTARA/HO-Pemprov DKI Jakarta.

    BPBD DKI edukasi waspada bencana di 16 sekolah saat MPLS
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Jumat, 18 Juli 2025 – 16:45 WIB

    Elshinta.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta melakukan sosialisasi untuk memperkuat budaya sadar bencana di 16 sekolah pada Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ajaran 2025/2026. 

    Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan kegiatan sosialisasi itu merupakan bagian dari komitmen Pemprov DKI dalam membangun ketangguhan masyarakat sejak dini, terutama dalam menghadapi berbagai risiko bencana yang ada di wilayah perkotaan.

    “Melalui kegiatan MPLS ini, kami ingin membekali siswa dan tenaga pendidik dengan pemahaman dasar mengenai risiko bencana di sekitar mereka. Pengetahuan ini penting agar mereka bisa mengambil langkah tepat saat menghadapi situasi darurat,” ujar Isnawa di Jakarta, Jumat.

    Materi edukasi kebencanaan yang disampaikan BPBD mencakup poin utama yakni, pengenalan risiko bencana di sekitar sekolah di mana siswa dikenalkan dengan berbagai jenis bencana yang berpotensi terjadi di Jakarta seperti banjir, gempa bumi, kebakaran, dan cuaca ekstrem.

    Edukasi ini juga meliputi ciri-ciri awal terjadinya bencana dan dampaknya terhadap keselamatan jiwa serta fasilitas sekolah. Kemudian, langkah kesiapsiagaan bencana mengenai penjelasan praktis mengenai apa yang harus dilakukan sebelum, saat, dan setelah terjadi bencana, termasuk latihan evakuasi sederhana serta pentingnya mengikuti arahan guru dan petugas saat kondisi darurat.

    Selanjutnya, peran siswa dalam penanggulangan bencana siswa didorong untuk menjadi agen perubahan, baik di lingkungan sekolah maupun keluarga, dengan mengenali jalur evakuasi, titik kumpul, serta membantu teman secara aman saat evakuasi berlangsung.

    Tidak hanya itu, para siswa juga dikenalkan dengan rambu evakuasi, letak Alat Pemadam Api Ringan (APAR), lokasi kotak P3K, serta titik kumpul di lingkungan sekolah.

    “Melalui pelibatan aktif dalam MPLS, BPBD Provinsi DKI Jakarta berharap terbentuk generasi muda yang waspada, sigap, dan mampu menjadi pelopor keselamatan di tengah masyarakat,” kata Isnawa.

    Sumber : Antara

  • Gempa M 5,3 Guncang Pasaman Barat, Sumbar, Ini Analisis BMKG
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        18 Juli 2025

    Gempa M 5,3 Guncang Pasaman Barat, Sumbar, Ini Analisis BMKG Regional 18 Juli 2025

    Gempa M 5,3 Guncang Pasaman Barat, Sumbar, Ini Analisis BMKG
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com –

    Gempa bumi
    bermagnitudo 5,3 yang kemudian diperbarui menjadi M 5,2 mengguncang wilayah barat daya Pasaman Barat, Sumatera Barat, Jumat (18/7/2025) pukul 02.02 WIB.
    Getaran dirasakan hingga ke Pariaman dan Padang Panjang.
    Menurut Daryono, Kepala Pusat
    Gempa Bumi
    dan Tsunami BMKG, gempa terjadi akibat deformasi batuan di dalam Lempeng Indo-Australia (intraplate), dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
    “Ini gempa menengah yang bersumber dari aktivitas dalam lempeng. Meskipun terasa di permukaan, gempa ini tidak berpotensi tsunami,” ujar Daryono dalam keterangan tertulisnya, Jumat pagi.
    BMKG mencatat pusat gempa terletak di laut, pada koordinat 0,32° LS dan 98,96° BT, sekitar 107 km barat daya Pasaman Barat, dengan kedalaman 63 km.
    Sebelumnya, kekuatan gempa sempat tercatat M5,3 lalu dimutakhirkan menjadi M5,2.
    Pasaman Barat dan Pariaman: II–III MMI

    (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa seperti truk lewat.)
    Padang Panjang: I–II MMI

    (Getaran dirasakan sebagian orang. Benda ringan bergoyang.)
    Hingga pukul 02.25 WIB, BMKG belum mencatat adanya gempa susulan.
    Daryono mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah terpancing hoaks.
    “Selalu periksa kondisi rumah dan hindari bangunan yang retak atau rusak. Pastikan informasi yang diterima berasal dari kanal resmi BMKG,” katanya.
    Masyarakat dapat memantau informasi melalui situs www.bmkg.go.id, akun @infoBMKG, aplikasi InfoBMKG, atau Telegram InaTEWS_BMKG.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gibran Minta Ormas Mitra Polri Deteksi Hal Mencurigakan di Wilayah Masing-masing

    Gibran Minta Ormas Mitra Polri Deteksi Hal Mencurigakan di Wilayah Masing-masing

    Bisnis.com, Jakarta — Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka minta Senkom Mitra Polri untuk melakukan deteksi awal terhadap gangguan keamanan di setiap daerah.

    Senkom Mitra Polri merupakan salah satu organisasi masyarakat sadar kamtibmas yang didirikan anggota Mitra Kamtibmas Mabes Polri pada 1 Januari 2004 di Jakarta. Organisasi masyarakat ini dibentuk untuk jangka waktu yang tidak ditentukan dan bersifat nasional.

    Sebagai Mitra Polri, Senkom harus selalu berkoordinasi dan memberikan informasi kepada aparat berwajib baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah maupun TNI/Polri terhadap adanya gangguan kamtibmas, stabilitas nasional dan bencana alam.

    Gibran berharap Senkom Mitra Polri dapat mendeteksi semua gangguan kamtibmas atau hal mencurigakan di setiap wilayahnya masing-masing dan melaporkan hal itu ke aparat Kepolisian maupun TNI.

    “Jadi tolong ini Senkom Mitra Polri benar-benar dibuat aktif, jadi deteksi awal itu kan harus aktif. Jika ada bibit-bibit masalah ya tolong diselesaikan. Kemudian jika ada yang mencurigakan tolong dilaporkan,” tuturnya di sela-sela acara Peresmian Kantor Pusat Mitra Senkom Polri Jakarta Timur, Kamis (17/7).

    Gibran mengatakan bahwa peran Senkom Mitra Polri juga sangat penting. Wapres juga mengungkapkan bahwa dirinya beberapa kali menemui anggota Senkom Mitra Polri ketika beberapa kali terjadi bencana alam.

    “Jadi saya kira peran Senkom penting sekali di sini. Waktu gempa bumi Sukabumi, banjir Bekasi, waktu gunung meletus di NTT ada Senkom,” katanya.

    Gibran menyarankan Senkom Mitra Polri agar lebih banyak merekrut anak muda. Pasalnya, menurut Gibran peran pemuda sangat penting untuk menjaga Kamtibmas sekaligus menolong korban bencana alam.

    “Saya kira yang muda-muda ini nanti juga bisa diterjunkan langsung ke lapangan ya,” ujarnya.

  • Gunung Semeru Erupsi Dua Kali, Letusan Capai Ketinggian 1.000 Meter

    Gunung Semeru Erupsi Dua Kali, Letusan Capai Ketinggian 1.000 Meter

    Liputan6.com, Lumajang Gunung Semeru yang mempunyai ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) kembali erupsi sebanyak dua kali, pada Kamis Pagi (17/7/2025). Tinggi letusan kali ini mencapai 1.000 meter atau 1 kilometer dari atas puncak. Menurut petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru, Mukdas Sofian, Erupsi pertama terjadi pada Kamis pukul 04.30 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak.

    Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah barat. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 22 mm dan durasi 170 detik. “Gunung Semeru kembali erupsi pukul 07.42 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 1000 meter di atas puncak atau 4.676 meter di atas permukaan laut,”ujarnya Kamis (17/7/2025).

    Kata dia, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 22 mm dan durasi 158 detik. Aktivitas Gunung Semeru masih didominasi gempa letusan pada periode pengamatan Rabu (16/7/2025) selama 24 jam tercatat sebanyak 32 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 10-22 mm, kemudian 4 kali gempa guguran dengan amplitudo 4-6 mm.

    Delapan kali gempa embusan dengan amplitudo 4-8 mm, satu kali harmonik dengan amplitudo 15 mm, 22 kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 5-12 mm, dan tiga kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 5-15 mm. Mukdas menjelaskan bahwa Gunung Semeru masih berstatus Waspada atau Level II, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).

  • Gunung Gede Keluar Asap Putih, 5 Alat Ini Langsung Dipasang
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        17 Juli 2025

    Gunung Gede Keluar Asap Putih, 5 Alat Ini Langsung Dipasang Bandung 17 Juli 2025

    Gunung Gede Keluar Asap Putih, 5 Alat Ini Langsung Dipasang
    Tim Redaksi
    CIANJUR, KOMPAS.com
    – Salah satu kawah
    Gunung Gede
    kembali mengeluarkan asap putih. Namun, pihak pengelola menyatakan kondisi tersebut merupakan
    aktivitas vulkanik
    yang masih tergolong normal.
    “Meski tergolong normal, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (
    PVMBG
    ) tetap mengimbau masyarakat, pengunjung, dan pendaki untuk tidak mendekati, menuruni, atau bermalam di area kawah dalam radius 600 meter demi keselamatan,” ujar Humas Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), Agus Deni, dalam keterangan tertulis, dikutip Kompas.com, Kamis (17/7/2025).
    Deni menjelaskan, asap putih tersebut berasal dari Kawah Wadon, salah satu dari tiga kawah aktif di Gunung Gede, selain Kawah Lanang dan Kawah Ratu.
    Sebagai bagian dari mitigasi dan pemantauan rutin, TNGGP bekerja sama dengan PVMBG Kementerian ESDM telah memasang lima perangkat pemantauan aktivitas vulkanik di Gunung Gede.
    “Alat tersebut antara lain seismometer untuk mendeteksi gempa vulkanik, GPS untuk memantau perubahan morfologi gunung, dan tiltmeter untuk mengukur deformasi atau perubahan bentuk gunung,” kata Deni.
    Ia menambahkan, pemantauan juga dilakukan dengan alat infrasound untuk merekam suara aktivitas vulkanik seperti erupsi, serta radio mikrotik untuk mengirimkan data ke pos pemantauan dan pusat PVMBG.
    Berdasarkan data dari lima alat tersebut, status aktivitas Gunung Gede hingga saat ini masih berada pada Level I atau normal.
    “Informasi ini juga dapat diakses secara publik melalui laman resmi PVMBG,” tambahnya.
    Deni mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya terhadap informasi yang belum terverifikasi, serta selalu merujuk pada sumber resmi untuk mendapatkan informasi terkait kondisi dan aktivitas Gunung Gede.
    “Gunung Gede adalah kawasan konservasi yang kaya akan potensi alam dan keanekaragaman hayati. Karenanya, diperlukan sikap bijak dalam menyikapi setiap informasi yang berkaitan dengan kawasan ini,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Fakta-fakta Temuan Jejak Tsunami Purba di Kulon Progo hingga Gunung Kidul

    Fakta-fakta Temuan Jejak Tsunami Purba di Kulon Progo hingga Gunung Kidul

    Bisnis.com, JAKARTA – BRIN melakukan riset paleotsunami, yaitu studi ilmiah untuk mendeteksi jejak tsunami purba berdasarkan data geologi melalui lapisan sedimen yang tersimpan di tanah dan batuan. Riset ini memungkinkan tim bisa memetakan peristiwa tsunami yang terjadi bahkan ribuan tahun lalu.

    Berdasarkan survei lapangan yang telah dilakukan sejak 2006 hingga 2024, tim mencatat adanya lapisan endapan tsunami purba, salah satunya diperkirakan berasal dari kejadian tsunami sekitar 1.800 tahun yang lalu. Endapan tersebut tersebar di wilayah selatan Jawa, seperti Lebak, Pangandaran, Kulon Progo, hingga Pacitan.

    Berikut fakta-fakta temuan bekas tsunami di Indonesia

    Periset Bidang Sedimentologi, Pusat Riset Kebencanaan Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Purna Sulastya Putra mengatakan.

    Temuan endapan tsunami dengan umur yang sama di berbagai lokasi sepanjang selatan Jawa mengindikasikan bahwa peristiwa tersebut sangat besar (tsunami raksasa), kemungkinan merupakan akibat dari gempa megathrust bermagnitudo 9 atau lebih, seperti yang terjadi pada tsunami Aceh 2004.

    Untuk melengkapi temuan tersebut, pada Mei 2025, BRIN melanjutkan kegiatan survei di wilayah selatan Kulon Progo, Bantul, dan Gunung Kidul, dengan fokus pencarian jejak tsunami yang lebih muda usianya, karena secara hipotesis perulangan gempa besar dengan magnitudo >9.0 di selatan Jawa adalah sekitar 675 tahun sekali.

    “Metode yang digunakan adalah pemboran tangan, trenching atau pembuatan kolam paritan, dan pemetaan LiDAR,” jelas Purna.

    “Ekspedisi kami kali ini difokuskan untuk mencari jejak paleotsunami yang usianya lebih muda dari sekitar 1.800 tahun yang lalu, agar kami bisa merekonstruksi berapa kali tsunami raksasa akibat gempa megathrust bermagnitudo lebih dari 9 pernah terjadi di selatan Jawa,” ujar Purna.

    Hasil trenching di kawasan Kulon Progo membuahkan hasil berupa ditemukannya tiga lapisan pasir yang diduga kuat sebagai endapan tsunami purba. Lapisan tersebut mengandung foraminifera laut dan memiliki struktur khas akibat hempasan gelombang besar.

    Purna menerangkan bahwa salah satu lapisan yang ditemukan diduga berasal dari kejadian tsunami sekitar 1.800 tahun lalu. Ia juga menambahkan bahwa terdapat lapisan-lapisan lain yang usianya lebih muda, yang mengindikasikan bahwa tsunami besar kemungkinan telah terjadi berulang kali di wilayah tersebut.

    Saat ini, proses analisis terhadap sampel-sampel sedimen tersebut masih berlangsung.  Sampel dengan analisis radiocarbon dating sedang dikirim ke laboratorium luar negeri untuk mengetahui waktu kejadian tsunami purba.

    “Temuan paleotsunami ini bukan sekadar catatan akademik. Data tersebut sangat penting untuk menyusun zonasi wilayah rawan bencana, menjadi pertimbangan tata ruang dan pembangunan wilayah pesisir, serta meningkatkan kesadaran publik termasuk simulasi evakuasi tsunami (tsunami drill), khususnya di kawasan wisata Pantai,” tegas Purna. 

    Dirinya berharap, temuan ini menjadi bagian dari pengambilan kebijakan berbasis data ilmiah. Sehingga, mitigasi bencana dapat dilakukan secara lebih tepat, efektif, dan menyeluruh.

    Sebagai negara yang berada di pertemuan tiga lempeng tektonik aktif dunia, yakni Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik, Indonesia memiliki tingkat kerawanan yang tinggi terhadap bencana gempa bumi dan tsunami, terutama di wilayah pesisir selatan Jawa.

    Namun, catatan sejarah mengenai peristiwa tsunami di wilayah ini masih sangat terbatas. 

  • Gempa 7,3 Magnitudo Guncang Alaska, Picu Peringatan Tsunami

    Gempa 7,3 Magnitudo Guncang Alaska, Picu Peringatan Tsunami

    GELORA.CO -Sebuah gempa bumi kuat dengan 7,3 magnitudo mengguncang wilayah pesisir selatan Alaska, Amerika Serikat pada Rabu siang waktu setempat, 16 Juli 2025 

    Gempa tersebut memicu peringatan tsunami yang membuat warga di sepanjang garis pantai sejauh 1.127 km bergegas mencari tempat lebih tinggi.

    Meski begitu, peringatan tsunami tersebut kemudian diturunkan statusnya dan akhirnya dibatalkan. Tidak ada laporan mengenai kerusakan signifikan akibat gempa ini.

    Gempa terjadi pada pukul 12.37 siang di lepas pantai selatan Sand Point, sebuah komunitas kecil di Pulau Popof, bagian dari gugus Kepulauan Aleut. Guncangan dirasakan hingga Anchorage, kota besar yang berjarak hampir 966 kilometer dari pusat gempa.

    Gempa terjadi pada pukul 12.37 siang di lepas pantai selatan Sand Point, sebuah komunitas kecil di Pulau Popof, bagian dari gugus Kepulauan Aleut. Guncangan dirasakan hingga Anchorage, kota besar yang berjarak hampir 966 kilometer dari pusat gempa.

    “Kami telah melihat gempa bumi lain di daerah tersebut yang tidak menimbulkan gelombang tsunami yang signifikan, tetapi kami menanganinya dengan serius dan menjalankan prosedur kami,” ujar Jeremy Zidek, juru bicara Divisi Manajemen Darurat Alaska, seperti dimuat Associated Press.

    “Kami pastikan masyarakat diberitahu sehingga mereka dapat mengaktifkan prosedur evakuasi mereka,” tambahnya. 

    Pusat Peringatan Tsunami Nasional awalnya mengeluarkan peringatan tsunami untuk wilayah dari barat daya Homer hingga Unimak Pass. Komunitas besar seperti Kodiak, dengan penduduk lebih dari 5.000 orang, juga masuk dalam wilayah terdampak. 

    Namun, sekitar satu jam kemudian, statusnya diturunkan menjadi waspada, dan akhirnya dibatalkan menjelang pukul 14.45.

    Tsunami kecil tercatat di Sand Point dengan ketinggian air tidak lebih dari 6,3 cm di atas permukaan pasang. 

    “Tidak ada kerusakan di bandara, tampaknya tidak ada kerusakan di pelabuhan, sungguh tidak ada kerusakan yang berarti,” kata Kepala Polisi Sand Point, Benjamin Allen.

    Namun, beberapa kerusakan kecil terjadi di toko kelontong Alaska Commercial. Vickey McDonald, manajer toko tersebut, mengatakan bahwa sekitar separuh dari rak minuman beralkohol runtuh dan botol-botolnya pecah. 

    “Saya punya asap cair, saus barbekyu, dan acar pecah di lantai. Baunya sangat menyengat di sini,” ujarnya.

    Di beberapa komunitas seperti Unalaska dan King Cove, pejabat setempat segera memerintahkan warga di zona rawan banjir untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi atau menjauh ke pedalaman. 

    Di Seward, Jodie Stevens, seorang turis, bersama suaminya sedang mengamati burung puffin ketika mereka mendengar seruan untuk mengungsi.

    “Kami berjalan beberapa blok menanjak di tengah hujan. Seseorang dari pusat menyuruh semua orang segera pindah ke dataran tinggi,” kata dia.

    Mereka baru setengah jalan menuju titik evakuasi ketika sirene berbunyi menandakan bahwa situasi telah aman.

    Sementara itu, Badan Meteorologi Nasional (NWS) menyatakan tidak ada ancaman tsunami untuk wilayah pesisir Pasifik lainnya di Amerika Serikat dan Kanada, seperti Washington, Oregon, dan California

  • Badan Geologi Sebut Gempa Bumi Intraslab Terjadi di Barat Laut Jailolo Halmahera Selatan

    Badan Geologi Sebut Gempa Bumi Intraslab Terjadi di Barat Laut Jailolo Halmahera Selatan

    Saat Terjadi Gempa:

    •⁠ ⁠Ketika Anda merasakan gempa dan sedang berada dalam bangunan, lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan guncangan. Jika memungkinkan, lari ke luar gedung untuk mencari tempat berlindung yang lebih aman.

    •⁠ ⁠Jika berada di luar bangunan atau area terbuka, hindari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, dan pohon. Perhatikan juga tempat Anda berdiri, hindari apabila terjadi rekahan tanah.

    •⁠ ⁠Jika gempa terjadi ketika Anda sedang mengendarai mobil, segera keluar, turun dan menjauh dari mobil. Hindari juga kendaraan Anda jika terjadi pergeseran atau kebakaran.

    •⁠ ⁠Jika gempa terjadi ketika Anda berada di area pantai, jauhi pantai dan cari medan yang tinggi untuk menghindari bahaya tsunami.

    •⁠ ⁠Jika Anda tinggal di daerah pegunungan, apabila terjadi gempa bumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

    Setelah Terjadi Gempa:

    •⁠ ⁠Jika gempa terjadi ketika Anda berada di dalam bangunan, keluar dari bangunan tersebut dengan tertib. Tidak disarankan untuk keluar melalui tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa. Periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K, telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau orang disekitar Anda.

    •⁠ ⁠Setelah terjadi gempa, segera periksa lingkungan sekitar Anda. Pastikan tidak terjadi kebakaran. Selain itu, disarankan juga untuk memeriksa aliran dan pipa air, untuk menghindari hal-hal yang membahayakan.

    •⁠ ⁠Hindari bangunan yang sudah terkena gempa karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.

    •⁠ ⁠Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, guna menghindari bahaya susulan.

    •⁠ ⁠Dengarkan informasi mengenai gempa bumi dari radio untuk mencari informasi apabila terjadi gempa susulan. Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak diketahui jelas sumbernya.

    •⁠ ⁠Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.

    •⁠ ⁠Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.

  • Mitigasi Hujan Ekstrem Akibat Perubahan Iklim, Jepang Perluas Gorong-gorong Raksasa

    Mitigasi Hujan Ekstrem Akibat Perubahan Iklim, Jepang Perluas Gorong-gorong Raksasa

    Jakarta – Jepang rentan terhadap berbagai bencana alam, mulai dari gempa, letusan gunung berapi, tsunami, hingga topan, dan tanah longsor. Seperti sebagian besar dunia, negara ini menghadapi cuaca ekstrem yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat perubahan iklim dan pemanasan global.

    Jaringan gorong-gorong di Prefektur Saitama adalah salah satu mitigasi negara ini dalam menghadapi hujan ekstrem. Sejak beroperasi pada 2006, kompleks terowongan raksasa ini sangat diandalkan mengalirkan air banjir dan mencegah kerusakan senilai lebih dari 150 miliar yen, menurut perkiraan Kementerian Pertanahan Jepang.

    Gorong-gorong ini menjalankan tugasnya dengan baik, yakni mencegah banjir di aliran sungai yang rentan di wilayah tersebut. Namun, karena pemanasan global menyebabkan cuaca lebih ekstrem, pihak berwenang melakukan perbaikan besar-besaran pada sistem tersebut, bahkan memperluasnya.

    “Sering meningkatnya suhu, jumlah uap air di atmosfer meningkat, sehingga menghasilkan curah hujan yang relatif lebih besar,” kata professor Seita Emori dari Universitas Tokyo, pada Oktober 2024, dikutip dari Japan Times.

    Foto: Getty Images

    “Kami memperkirakan bahwa curah hujan yang sebelumnya tidak terlihat akan turun seiring dengan meningkatnya suhu di masa mendatang,” tambah profesor anggota kelompok ilmu iklim yang memenangkan Hadiah Nobel pada 2007 ini.

    Jaringan gorong-gorong yang juga disebut kompleks katedral ini (karena pilar-pilarnya membuatnya menyerupai bangunan katedral), secara resmi disebut Metropolitan Area Outer Underground Discharge Channel (MAOUDC) atau Saluran Pembuangan Bawah Tanah Wilayah Luar Metropolitan. Dibangun selama 13 tahun, kompleks MAOUDC menelan biaya 230 miliar yen.

    Selain kecanggihan tekniknya, kompleks ini juga menjadi tempat wisata dan lokasi syuting popular. Hamparan luasnya mampu menampung air dengan kapasitas setara 100 kolam renang ukuran Olimpiade.

    Di dalamnya terdapat 59 pilar raksasa, masing-masing berbobot 500 metrik ton dan tinggi 18 meter. Ketika sungai-sungai di dekatnya meluap, luapan air mengalir melalui terowongan bawah tanah raksasa sepanjang 6,3 km sebelum terkumpul di waduk.

    Saat Topan Shanshan melanda, sistem ini menangkap air yang cukup untuk mengisi hampir empat kali stadion bisbol Tokyo Dome, sebelum memompanya dengan aman ke Sungai Edogawa dan mengalirkannya ke laut.

    “Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, ada kecenderungan hujan lebat turun sekaligus dalam apa yang kami sebut hujan gerilya,” kata Yoshio Miyazaki, pejabat Kementerian Pertanahan yang bertanggung jawab atas kompleks tersebut.

    “Jika fasilitas ini tidak ada, permukaan air Sungai Nakagawa utama dan anak-anak sungainya bisa naik jauh lebih tinggi, yang dapat mengakibatkan banjir, bahkan kematian,” ujarnya.

    Meski begitu, sistem tersebut tidak mampu menghentikan banjir yang melanda lebih dari 4.000 rumah di daerah aliran sungai tersebut akibat hujan topan lebat pada Juni 2023. Banjir tersebut mendorong pemerintah untuk memulai proyek yang berlangsung selama tujuh tahun senilai 37,3 miliar yen untuk memperkuat tanggul dan drainase air di wilayah tersebut.

    Foto: Getty Images

    Lebih dekat ke pusat kota Tokyo, proyek besar lainnya sedang berjalan untuk menghubungkan kanal-kanal yang menampung luapan Sungai Shirako dan Sungai Kanda. Setelah selesai pada 2027, kanal ini akan mengalirkan air banjir sekitar 13 km di bawah tanah ke Teluk Tokyo.

    Jaringan pembuangan Tokyo dirancang untuk menangani curah hujan hingga 75 milimeter per jam. Namun, semakin banyak badai lokal yang membawa curah hujan hingga 100 mm, sehingga membebani sistem secara berlebihan, kata Shun Otomo, manajer lokasi konstruksi untuk proyek tersebut.

    “Misalnya, jika terjadi hujan deras sementara di daerah aliran Sungai Kanda, kita bisa memanfaatkan kapasitas daerah aliran sungai di wilayah yang tidak hujan. Kami yakin itu akan efektif melawan hujan gerilya ini,” kata Otomo.

    (rns/rns)

  • Analisa Badan Geologi soal Gempa Magnitudo 6,9 yang Guncang Maluku Tenggara

    Analisa Badan Geologi soal Gempa Magnitudo 6,9 yang Guncang Maluku Tenggara

    Wafid menerangkan lokasi pusat gempa bumi berada di laut, dengan morfologi wilayah terdekat didominasi oleh dataran, berombak, bergelombang dan pegunungan.

    Kondisi bebatuan (litologi) penyusun wilayah ini terdiri atas Batuan Bancuh berumur Pra Tersier, Batuan Sedimen berupa batugamping dan batupasir berumur Tersier, Batugamping koral berumur Kuarter, serta Endapan Aluvium.

    “Batuan yang telah mengalami pelapukan dan atau sedimen permukaan berpotensi memperkuat guncangan gempa bumi,” jelas Wafid.

    Wafid menuturkan kekerasan batuan permukaan dipengaruhi oleh umur dan jenis batuan. Batuan yang berumur lebih muda atau yang telah mengalami pelapukan mempunyai kekerasan lebih rendah begitu juga sebaliknya.

    Wilayah terdekat dengan pusat gempa bumi pada daerah pegunungan dan perbukitan termasuk kelas tanah C (tanah sangat padat dan batuan lunak), pada daerah bergelombang – berombak termasuk kelas D (tanah sedang), dan pada daerah dataran dan pantai termasuk dalam kelas E (tanah lunak).

    Gempa bumi sangat besar ini selain terdeteksi oleh BMKG, juga terdetek oleh dua stasiun geologi luar negeri. Menurut The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, pusat gempa bumi berada pada koordinat 6,146 LS – 131,213 BT, dengan magnitudo M6,7 pada kedalaman 65,7km.

    Berdasarkan GeoForschungsZentrum (GFZ) Jerman, pusat gempa bumi berada pada koordinat 6,14 LS – 131,18 BT, dengan magnitudo M6,7 pada kedalaman 10 km.

    Antisipasi Gempa Bumi

    Dilansir Liputan6, Jika Anda berada dalam situasi guncangan akibat gempa, berikut adalah beberapa hal yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi:

    Sebelum Terjadi Gempa:

    •⁠⁠Untuk memastikan keamanan tempat tinggal Anda, pastikan bahwa struktur dan letak rumahdapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Lakukan evaluasi dan renovasi ulang terhadap struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempa bumi.

    •⁠Penting untuk mengenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung.

    •⁠Mempelajari manfaat P3K dan alat pemadam kebakaran.

    •⁠Pastikan selalu menyiapkan nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempa bumi.

    •Atur perabotan di rumah Anda agar menempel kuat pada dinding. Hal itu disarankan agar benda tersebut tak mudah jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempa bumi.

    •⁠ ⁠⁠Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempa terjadi

    •Untuk barang yang mudah terbakar, baiknya disimpan pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.

    •⁠⁠Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.

    •Pastikan Anda selalu siap dengan alat-alat penting seperti Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, makanan suplemen dan air.