Topik: Gempa

  • Unjuk Rasa di Sydney Dapat Tanggapan dari Israel-Warga Gaza

    Unjuk Rasa di Sydney Dapat Tanggapan dari Israel-Warga Gaza

    Dunia Hari Ini kembali dengan laporan dunia selama 24 jam terakhir.

    Kami mengawali laporan Senin, 4 Agustus 2025 ini dengan berita dari Sydney, Australia

    Dukungan Palestina dari Sydney

    Lebih dari seratus ribu orang turun ke jalanan kota Sydney, kemudian melintasi Sydney Harbour Bridge yang ikonik untuk menunjukkan dukungan terhadap Palestina.

    Jumlah warga Sydney yang turun ke jalan melebihi perkiraan pihak penyelenggara, yakni Palestine Action Group, hingga menjadi sorotan media-media internasional, termasuk Israel.

    Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Sa’ar mengkritik unjuk rasa, yang mengunggahnya di X dengan foto salah satu pengunjuk rasa yang membawa foto pemimpin Iran Ayatollah Ali Khamenei.

    Unjuk rasa besar juga digelar di Melbourne yang mengkritik pemerintah Australia karena tidak berbuat lebih banyak untuk mengakhiri serangan Israel ke Gaza, termasuk menjatuhkan sanksi terhadap Israel.

    “Kami di sini untuk mendesak pemerintah agar memberikan sanksi kepada Israel. Itulah tujuan inti dari demonstrasi ini,” ujar Nour Salman, salah satu pemimpin pengunjuk rasa.

    Sebuah gunung Rusia meletus

    Sebuah gunung berapi di Semenanjung Kamchatka, Rusia timur jauh, meletus untuk pertama kalinya dalam ratusan tahun, hanya beberapa hari setelah gempa bumi berkekuatan 8,8 skala Richter mengguncang wilayah tersebut.

    Guncangan ini memicu peringatan tsunami hingga Polinesia Prancis dan Chili.

    Seorang juru bicara Tim Tanggap Erupsi Gunung Berapi Kamchatka mengatakan letusan tersebut mungkin terhubung dengan gempa bumi minggu lalu.

    Gunung berapi Krasheninnikov menyemburkan abu setinggi 6 kilometer ke langit, menurut staf di Cagar Alam Kronotsky, tempat gunung berapi tersebut berada.

    Pekerja tambang Chili terjebak reruntuhan

    Lima pekerja tambang tembaga El Teniente di Chili yang terjebak dalam reruntuhan pekan lalu ditemukan tewas.

    Hal ini diungkapkan perusahaan tambang Codelco pada hari Minggu, yang juga berjanji untuk menyelidiki penyebab keruntuhan dan meningkatkan langkah-langkah keselamatan.

    Total korban tewas mencapai enam orang, termasuk satu orang yang meninggal saat kecelakaan terjadi pada Kamis malam, 70 jam sebelum pekerja terakhir yang terjebak ditemukan.

    Chairman Codelco, Maximo Pacheco, mengatakan perusahaannya akan mengumpulkan pakar internasional untuk menyelidiki penyebabnya dan menentukan “kesalahan apa yang telah kami perbuat.”

    Pria tewas di konser Oasis

    Seorang pria berusia 40-an meninggal dunia setelah terjatuh di konser Oasis di Stadion Wembley, London.

    Band tersebut mengatakan anggotanya “terkejut dan sedih” setelah pria tersebut, yang diyakini duduk di tingkat atas, terjatuh hingga tewas saat konser.

    Kepolisian Metropolitan London mengatakan petugas dan paramedis menanggapi laporan tentang seorang penonton yang terluka “dengan cedera yang konsisten dengan jatuh.”

    “Kami terkejut dan sedih mendengar kematian tragis seorang penggemar di konser tadi malam,” bunyi pernyataan Oasis.

  • Gempa Runtuhkan Tambang Tembaga, Dua Pekerja Tewas

    Gempa Runtuhkan Tambang Tembaga, Dua Pekerja Tewas

    Perusahaan tambang tembaga milik negara Chili, Codelco, mengonfirmasi kematian pekerja kedua yang terjebak dalam insiden runtuhnya terowongan tambang El Teniente setelah gempa bumi kuat mengguncang wilayah tersebut pada Kamis (31/7). Kabar duka tersebut diumumkan oleh Manajer Umum El Teniente, Andrés Music, pada Sabtu (2/8/2025). (REUTERS/Pablo Sanhueza)

  • Rusia Kembali Diguncang Gempa 6,8 Magnitudo, BMKG Pastikan Tak Berpotensi Tsunami ke Indonesia

    Rusia Kembali Diguncang Gempa 6,8 Magnitudo, BMKG Pastikan Tak Berpotensi Tsunami ke Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kembali melaporkan adanya gempa bumi sebesar 6,8 magnitudo, di Kamchatka Rusia.

    Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan gempa tersebut terjadi sekitar 12.37 WIB di sekitar pesisir timur Kamchatka, Rusia.

    ‘Hasil analisis parameter update menunjukkan gempabumi ini memiliki magnitudo M6,8 Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 50,58° LU; 157,799° BT pada kedalaman 35 km,” ujar Daryono dalam keterangan tertulis, Minggu (3/8/2025).

    Dia menambahkan, gempa tersebut berjenis dangkal yang disebabkan akibat dari aktivitas subduksi lempeng pada Palung Kurile-Kamchatk.

    Dalam hal ini, aktivitas tektonik itu dinyatakan tidak berpotensi menimbulkan tsunami di Indonesia. Dengan demikian, Daryono meminta agar seluruh masyarakat untuk tetap tenang.

    “Hasil analisis BMKG gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami di wilayah Indonesia,” imbuhnya.

    Adapun, Daryono mengemukakan bahwa gempa ini merupakan susulan dari gempa bumi 8,7 magnitudo pada Rabu (30/7/2025). Tercatat, setidaknya ada 426 aktivitas gempa bumi susulan hingga Minggu (3/8/2025)

    “Berdasarkan hasil monitoring menunjukkan adanya 426 aktivitas gempa bumi susulan, dengan magnitudo terbesar M6.9 dan magnitudo terkecil M4.0,” pungkas Daryono.

  • Gempa Susulan M6,8 Guncang Rusia, BMKG Pastikan Tidak Berpotensi Tsunami di Wilayah Indonesia

    Gempa Susulan M6,8 Guncang Rusia, BMKG Pastikan Tidak Berpotensi Tsunami di Wilayah Indonesia

    Liputan6.com, Jakarta – Gempa kembali mengguncang wilayah pesisir timur Kamchatka, Rusia, Minggu siang (3/8/2025), pukul 12.37.55 WIB. Hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, parameter update menunjukkan gempa Rusia ini memiliki magnitudo M6,8 Episenter gempabumi terletak pada koordinat 50,58° LU; 157,799° BT pada kedalaman 35 km.

    Direktur Gempda dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa ini merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng pada Palung Kurile-Kamchatka (Kurile-Kamchatka Trench).

    “Gempabumi ini memiliki mekanisme turun (normal fault),” katanya.

    Hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami di wilayah Indonesia. Oleh karena itu, kepada masyarakat pesisir di wilayah Indonesia dihimbau agar tetap tenang. Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempa tersebut.

    Gempa ini merupakan susulan dari gempabumi utama M8,7 pada hari Rabu 30 Juli 2025 pukul 06.24.40 WIB. Hingga pukul 13.00 WIB hari ini Minggu (3/8/2025), berdasarkan hasil monitoring menunjukkan adanya 426 aktivitas gempa susulan (aftershock), dengan magnitudo terbesar M6,9 dan magnitudo terkecil M4,0.

  • Video: Tambang Tembaga Bawah Tanah Chili Ambruk, 2 Orang Pekerja Tewas

    Video: Tambang Tembaga Bawah Tanah Chili Ambruk, 2 Orang Pekerja Tewas

    Jakarta, CNBC Indonesia- Perusahaan tambang Chili, Codelco, telah mengonfirmasi kematian salah satu pekerja yang terjebak di tambang El Teniente pada Sabtu, 2 Agustus 2025 . Ini menandai kematian kedua yang terkonfirmasi.

    Sebelumnya 5 pekerja terjebak di lokasi tambang di kedalaman 900 meter setelah runtuh pada Kamis (31 Juli) akibat gempa bumi yang kuat.

    Codelco telah membersihkan lebih dari seperlima terowongan bawah tanah yang terblokir yang diperlukan untuk menjangkau para pekerja yang terjebak di tambang andalannya, El Teniente

    Tim penyelamat telah menggunakan alat berat untuk membersihkan 20 meter (65,62 kaki) dari 90 meter terowongan yang diperlukan untuk mencapai lokasi yang diyakini Codelco sebagai lokasi para pekerja berada

    Codelco sedang menyelidiki apakah penyebabnya terkait dengan aktivitas pertambangan atau pergeseran tektonik alami di negara yang rawan gempa tersebut.

    Akibat insiden ini, seluruh aktivitas operasi di El Teniente yang telah beroperasi sejak awal 1900-an dan memiliki jaringan terowongan bawah tanah sepanjang lebih dari 4.500 kilometer.

  • Zona Megathrust Indonesia Lebih Berbahaya Dibandingkan Rusia

    Zona Megathrust Indonesia Lebih Berbahaya Dibandingkan Rusia

    Bisnis.com, JAKARTA – Rabu 30 Juli 2025, Gempa dahsyat guncang Kamchatka, Rusia Timur berkekuatan magnitudo 8,7 dan memicu tsunami di Samudra Pasifik.

    Menurut Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono, dalam catatan sejarahnya, sebelumnya di Kamchatka sudah pernah terjadi gempa dahsyat kekuatan magnitudo 9,0 yang memicu tsunami setinggi 18 meter dan menewaskan lebih dari 2.300 orang.

    Dia mengatakan, jika dihitung lamanya kekosongan gempa besar atau seismic gap di Kamchatka sejak 1952 hingga saat ini ternyata usia seismic gapnya baru berusia 73 tahun.

    Sebagai perbandingan untuk ancaman megathrust di Indonesia, zona Seismic Gap Megathrust Selatan Banten & Selat Sunda kini sudah berusia 267 tahun.

    Gempa megathrust yang memicu tsunami terakhir tahun 1957 dan zona Seismic Gap Megathrust Mentawai & Siberut berusia 227 tahun karena gemba besar megathrust yg memicu tsunami terakhir tahun 1797.

    Megathrust Selat Sunda dan Mentawai usianya sudah lebih dari 200 tahun dan belum rilis energi gempa besar, yang tampaknya tinggal menunggu waktu.

    “Zona Megathrust kita sebenarnya jauh lebih mengkhawatirkan daripada Zona Megathrust lain di dunia,” ujarnya dikutip dari akun instagramnya.

    Istilah megathrust merujuk pada gabungan antara “mega” yang berarti besar dan “thrusting” yang merujuk pada mekanisme gempa yang naik ke atas dan berpotensi memicu tsunami. Dengan begitu, artinya menjadi potensi gempa yang dahsyat yang dapat menimbulkan tsunami.

    Untuk memahami potensi gempa, beberapa bukti riset dapat dijadikan acuan, yakni:

    Pertama, adalah sejarah kegempaan, yaitu tentang histori kegempaan yang pernah terjadi di daerah tersebut;

    Kedua, data pengamatan pola kegempaan saat ini. Pada dasarnya, daerah yang berpotensi mengalami gempa besar di masa depan cenderung memiliki aktivitas kegempaan yang tidak terlalu banyak saat ini;

    Ketiga, akumulasi regangan yang terjadi yang dapat diukur melalui pengamatan deformasi, termasuk pengamatan GPS yang dikelola oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) dan BRIN.

  • Bandara Frans Seda Maumere Ditutup akibat Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        3 Agustus 2025

    Bandara Frans Seda Maumere Ditutup akibat Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki Regional 3 Agustus 2025

    Bandara Frans Seda Maumere Ditutup akibat Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki
    Tim Redaksi
    SIKKA, KOMPAS.com
    – Bandara Fransiskus Xaverius Seda Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) ditutup sementara akibat dampak erupsi
    Gunung Lewotobi Laki-laki
    di Kabupaten Flores Timur.
    Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kelas II Bandara Fransiskus Xaverius Seda Maumere, Partahian Panjaitan menyampaikan bahwa penutupan tersebut dilakukan sejak Sabtu (2/8/2025).
    “Hari ini bandara masih tutup,” ujar Partahian saat dihubungi, Minggu (3/8/2025).
    Partahian mengatakan, sejumlah petugas sedang membersihkan area yang terdampak abu vulkanik, di antaranya
    runway
    (landasan pacu),
    taxiway
    (jalur taksi), dan apron (areal sekitar terminal bandara).
    Kendati demikian, dia belum bisa memastikan kapan aktivitas penerbangan di bandara tersebut kembali normal.
    Gunung Lewotobi
    Laki-laki kembali mengalami erupsi pada Jumat (1/8/2025) malam dan Sabtu dini hari.
    Letusan ini menghasilkan tinggi kolom abu mencapai 10 kilometer-18 kilometer. Erupsi disertai gemuruh dan dentuman kuat.
    Menurut Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, letusan ini dipicu oleh akumulasi gas yang terperangkap selama dua pekan terakhir.
    Dia mengatakan, berdasarkan pemantauan, aktivitas gempa vulkanik meningkat signifikan, dan terdeteksi pergerakan magma menuju permukaan.
    “Informasi peringatan telah disampaikan kepada masyarakat di sekitar gunung api sebelum erupsi terjadi,” kata Wafid.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BMKG Sebut Gempa Megathrust RI Hanya Tunggu Waktu, Cek Zona Merahnya

    BMKG Sebut Gempa Megathrust RI Hanya Tunggu Waktu, Cek Zona Merahnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Wilayah Indonesia yang terletak di kawasan Cincin Api Pasifik (Ring of Fire) memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap bencana gempa dan tsunami.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa dari 13 segmen tersebut, ada dua yang memiliki potensi risiko tertinggi.

    Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono sudah memberikan peringatan bahwa gempa dari 2 zona Megathrust tinggal menunggu waktu.

    Masing-masing adalah Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut. Pasalnya, 2 zona itu sudah lama tak mengalami gempa atau seismic gap, yakni berabad-abad. Biasanya, gempa besar memiliki siklus sendiri dalam rentang hingga ratusan tahun.

    Baru-baru ini, pada Rabu (7/5/2025), gempa berkekuatan M5,2 yang mengguncang wilayah Nias Barat dikaitkan dengan Megathrust Mentawai-Siberut.

    Daryono mengatakan, gempa di Nias Barat merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

    “Murni gempa berpusat di zona Megathrust Mentawai Siberut,” kata Daryono dalam keterangannya.

    Gempa Dahsyat Ancam Jawa Barat

    Terpisah, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan perlu diwaspadai dampak Megathrust untuk selatan Jawa Barat yang memanjang hingga Selat Sunda.

    Para peneliti memperingatkan, energi yang terkunci di zona subduksi ini terus bertambah seiring waktu. Jika energi ini dilepaskan sekaligus, dampaknya bisa memicu gempa besar hingga magnitudo 8,7.

    Peneliti dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Nuraini Rahma Hanifa menjelaskan, pelepasan energi ini tidak hanya memicu guncangan kuat, tapi juga menggerakkan kolom air laut dan membentuk tsunami besar.

    Menurut hitungannya, jika Megathrust di wilayah Pangandaran pecah, gelombang tsunami setinggi 20 meter bisa terjadi dan menjalar ke berbagai wilayah, termasuk Banten, Lampung, bahkan sampai ke Jakarta.

    “Semua pesisir Banten akan terdampak, hanya saja tinggi tsunaminya berbeda-beda,” ujar Rahma kepada CNBC Indonesia belum lama ini.

    Di kawasan pesisir Banten, tsunami diprediksi bisa mencapai ketinggian antara 4 hingga 8 meter. Sementara di pesisir Lampung, kata ia, seluruh wilayah yang menghadap Selat Sunda disebut akan terkena dampaknya.

    Untuk Jakarta, tsunami diperkirakan mencapai pesisir utara dengan ketinggian sekitar 1 hingga 1,8 meter. Namun, waktu kedatangannya lebih lambat dibanding daerah lain, tsunami baru diperkirakan tiba di Jakarta setelah 2,5 jam sejak gempa terjadi.

    “Kalau di selatan Jawa, tsunami sampai dalam waktu 40 menit, bahkan di Lebak hanya 18 menit. Tapi di Jakarta Utara, tsunami datang 2,5 jam setelah gempa,” jelas Rahma.

    BRIN pun mengajak masyarakat Indonesia untuk waspada terhadap risiko Megathrust. Risiko Megathrust bukan hanya gempa dan tsunami, tapi juga kerusakan infrastruktur, gangguan layanan dasar, dampak sosial ekonomi, hingga korban jiwa.

    Kapan Megathrust Hantam RI?

    BMKG menyebut belum dapat memastikan kapan bencana alam besar tersebut akan terjadi. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut pihaknya terus membicarakan isu ini agar masyarakat bersiap menghadapi efek dari megathrust di Indonesia.

    “Sebetulnya isu Megathrust itu bukan isu yang baru. Itu isu yg sudah sangat lama. Tapi kenapa BMKG dan beberapa pakar mengingatkan? Tujuannya adalah untuk ‘ayo, tidak hanya ngomong aja, segera mitigasi (tindakan mengurangi dampak bencana),” ujar Dwikorita, dikutip dari CNN Indonesia.

    “Jadi tujuannya ke sana; mitigasi dan edukasi, persiapan, kesiapsiagaan,” imbuh dia.

    Dwikorita melanjutkan pihaknya sudah melakukan berbagai langkah antisipasi megathrust. Pertama, menempatkan sensor-sensor sistem peringatan dini tsunami InaTEWS menghadap ke zona-zona megathrust.

    “InaTEWS itu sengaja dipasang untuk menghadap ke arah megathrust. Aslinya tuh di BMKG hadir untuk menghadapi, memitigasi megathrust,” jelasnya.

    Kedua, edukasi masyarakat lokal dan internasional. Salah satu bentuk nyatanya adalah mendampingi pemerintah daerah (pemda) buat menyiapkan berbagai infrastruktur mitigasi, seperti jalur evakuasi, sistem peringatan dini, hingga shelter tsunami.

    Selain itu, bergabung dengan Indian Ocean Tsunami Information Center, yang juga berkantor di kompleks BMKG. Komunitas ini bertujuan buat mengedukasi 25 negara di Samudra Hindia dalam menghadapi gempa dan tsunami.

    “Kami edukasi publik bagaimana menyiapkan masyarakat dan pemda sebelum terjadi gempa dengan kekuatan tinggi yang menyebabkan tsunami,” kata dia.

    Ketiga, mengecek secara berkala sistem peringatan dini yang sudah dihibahkan ke pemda.

    “Sirine [peringatan tsunami] harusnya tanggung jawab pemerintah daerah, hibah dari BNPB, hibah dari BMKG, tapi pemeliharaan dari pemerintah daerah, kan otonomi daerah. Ternyata sirine selalu kita tes tanggal 26 [tiap bulan], kebanyakan bunyi tapi yang macet ada,” bongkarnya.

    Keempat, menyebarluaskan peringatan dini bencana. Menurut Dwi, jika masyarakat harus siap, berarti harus ada penyebarluasan informasi. “Kami dibantu Kominfo,” pungkasnya.

    Mengacu pada Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia tahun 2017, berikut daftar 13 segmen megathrust yang mengancam Indonesia:

    1. Megathrust Mentawai-Pagai dengan potensi gempa M8,9

    2. Megathrust Enggano dengan potensi gempa M8,4

    3. Megathrust Selat Sunda dengan potensi gempa M8,7

    4. Megathrust Jawa Barat-Jawa Tengah dengan potensi gempa M8,7

    5. Megathrust Jawa Timur dengan potensi gempa M8,7

    6. Megathrust Sumba dengan potensi gempa M8,5

    7. Megathrust Aceh-Andaman dengan potensi gempa M9,2

    8. Megathrust Nias-Simeulue dengan potensi gempa M8,7

    9. Megathrust Batu dengan potensi gempa M7,8

    10. Megathrust Mentawai-Siberut dengan potensi gempa M8,9

    11. Megathrust Sulawesi Utara dengan potensi gempa M8,5

    12. Megathrust Filipina dengan potensi gempa M8,2

    13. Megathrust Papua dengan potensi gempa M8,7.

     

    (mkh/mkh)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Minggu Pagi, Gempa Magnitudo 4 Guncang Papua Barat dan Gorontalo

    Minggu Pagi, Gempa Magnitudo 4 Guncang Papua Barat dan Gorontalo

    Liputan6.com, Jakarta Dua gempa magnitudo di atas 4 mengguncang dua wilayah di Indonesia, Minggu (3/8) pagi. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi di Kaimana, Papua Barat, magnitudo 4,1.

    Dikutip dari akun X BMKG, gempa di Papua Barat terjadi pada pukul 03.56 WIB. Lokasi gempa berada di jarak 75 km arah Barat Daya Kaimana. Pusat gempa berada di kedalaman 10 km dari permukaan laut.

    Gempa juga terjadi di Bonebolango, Gorontalo, pada pukul 03.34 WIB. Lokasi gempa berada pada jarak 74 km arah Tenggara Bonebolango. Pusat gempa berada di kedalaman 112 Km.

    Belum ada laporan terkait ada tidaknya dampak gempa. Termasuk juga korban akibat kejadian ini.

    Dalam laporannya, BMKG menggarisbawahi bahwa informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data.

  • Gempa Banten magnitudo 7,4, berpotensi tsunami 

    Gempa Banten magnitudo 7,4, berpotensi tsunami 

    Sumber foto: Ilustrasi/elshinta.com.

    2 Agustus 2019: Gempa Banten magnitudo 7,4, berpotensi tsunami 
    Peristiwa   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Sabtu, 02 Agustus 2025 – 06:03 WIB

    Elshinta.com – Gempa bumi dengan kekuatan Magnitudo 7,4 mengguncang Banten dan sejumlah kota di Pulau Jawa, termasuk Jakarta, pada pukul 19.03 WIB, Jumat malam (2/8/2019). 

    BMKG mengumumkan pusat gempa tersebut berada di 147 km Barat Daya Sumur-Banten. Tempatnya pada koordinat 7.54 LS,104.58 BT. 

    Pusat gempa ini termasuk dangkal karena berada pada kedalaman 10 Kilometer. BMKG juga mengeluarkan peringatan dini potensi tsunami setelah gempat kuat tersebut terjadi.

    BMKG mengeluarkan status peringatan “WASPADA” di 15 daerah berpotensi tsunami berdasarkan pemodelan, yakni Pandeglang Bagian Utara (Banten), Tanggamus Pulau Tabuan (Lampung), Sukabumi Ujung-Genteng (Jabar), Tanggamus Bagian TImur (Lampung), Lampung-Selatan Kep. Krakatau (Lampung). 

    Berikutnya, Lampung-Selatan Kep. Legundi (Lampung), Lampung-Barat Pesisir-Tengah (Lampung), Lampung-Barat Pesisir-Utara (Lampung), Bengkulu-Utara Pulau enggano (Bengkulu), Kaur (bengkulu), lampung-Selatan Kep. Sebuku (Lampung), Bengkulu-Selatan (Bengkulu), Serang Bagian Barat (Banten), dan Seluma (Bengkulu).

    Sumber : Elshinta.Com