Topik: Gempa

  • Gempa Magnitudo 6,4 Guncang Sarmi Papua

    Gempa Magnitudo 6,4 Guncang Sarmi Papua

     

    Liputan6.com, Jakarta – Gempa Magnitudo 6,4 mengguncang wilayah Sarmi Papua, Selasa (12/8/2025), pukul 15.24.24 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, lokasi gempa Sarmi Papua ini berada pada koordinat 1.90 LS,138.99 BT, dengan episenter gempa berada di laut 27 km tenggara Sarmi papua.

    “Kedalaman gempa 13 km,” tulis BMKG.

    BMKG memastikan gempa tidak berpotensi tsunami.

    Belum ada laporan kerusakan akibat gempa, namun warga diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan.

  • Malaysia-Bangladesh Kirim Misi Perdamaian ke Myanmar

    Malaysia-Bangladesh Kirim Misi Perdamaian ke Myanmar

    Putrajaya

    Malaysia dan Bangladesh, serta beberapa mitra regional lainnya, akan mengirimkan delegasi gabungan ke Myanmar untuk mendorong perdamaian dan bantuan kemanusiaan bagi para pengungsi Rohingya.

    Hal tersebut, seperti dilansir Reuters, Selasa (12/8/2025), disampaikan oleh Perdana Menteri (PM) Malaysia, Anwar Ibrahim, dalam konferensi pers bersama dengan pemimpin sementara Bangladesh, Muhammad Yunus, yang sedang berkunjung ke Malaysia.

    “Mengamankan perdamaian di Myanmar tentu saja merupakan prioritas utama, bersama dengan bantuan kemanusiaan bagi mereka yang menderita, para pengungsi, dan juga para korban gempa bumi,” kata Anwar dalam konferensi pers di Putrajaya pada Selasa (12/8).

    Bangladesh kini menampung lebih dari 1 juta pengungsi Rohingya di kamp-kamp yang ada di distrik Cox’s Bazar di bagian tenggara negara tersebut — area permukiman pengungsi terbesar di dunia.

    Anwar menambahkan bahwa Menteri Luar Negeri (Menlu) Malaysia akan mengkoordinasikan misi ke Myanmar tersebut, yang dijadwalkan berlangsung beberapa pekan mendatang, bersama dengan mitra-mitra dari Indonesia, Filipina, dan Thailand.

    “Kami prihatin dengan beban yang ditanggung Bangladesh karena harus menampung pengungsi Rohingya dalam jumlah besar,” ucapnya dalam konferensi pers bersama Yunus.

    Tonton juga video “Temui DPR, Arnold Putra Cerita Ketika Ditahan di Myanmar” di sini:

    Pernyataan ini disampaikan Anwar yang menjabat sebagai Ketua ASEAN tahun ini.

    Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut konflik yang meningkat dan kekerasan yang ditargetkan terhadap Rohingya, warga minoritas Muslim di negara bagian Rakhine, Myanmar bagian barat, telah memaksa sekitar 150.000 orang mengungsi ke Bangladesh dalam 18 bulan terakhir.

    Kunjungan Yunus ke Malaysia ini akan berlangsung selama tiga hari, dengan kedua negara menandatangani lima pakta, yang mencakup kerja sama pertahanan dan kolaborasi dalam penyediaan dan infrastruktur gas alam cair (LNG), produk petroleum, dan fasilitas-fasilitas terkait.

    Simak juga Video ‘Legislator soal Laut Ambalat: Pemerintah Jangan Ikuti Klaim Malaysia!’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Gempa di Turki Tewaskan Satu Orang dan Puluhan Terluka

    Gempa di Turki Tewaskan Satu Orang dan Puluhan Terluka

    Rangkuman Dunia Hari Ini kembali kami sajikan dengan berita utama yang terjadi dari berbagai belahan dunia selama 24 jam terakhir.

    Berita utama kami hadirkan dari Turki.

    Gempa bumi di Turki melukai puluhan

    Gempa berkekuatan 6,1 skala Richter mengguncang Provinsi Balikesir di barat laut Turki, menewaskan sedikitnya satu orang dan menyebabkan puluhan bangunan runtuh.

    Para pejabat mengonfirmasi sedikitnya 29 orang terluka dalam gempa yang berpusat di kota Sindirgi tersebut.

    [map]

    Seorang perempuan lanjut usia meninggal dunia tak lama setelah berhasil diselamatkan dari reruntuhan bangunan yang runtuh di Sindirgi, ungkap Menteri Dalam Negeri Ali Yerlikaya kepada wartawan.

    Empat orang lainnya berhasil diselamatkan dari bangunan tersebut.

    Tanggapan Israel soal Australia akui negara Palestina

    Duta Besar Israel untuk Australia, Amir Maimon, mengatakan pengakuan Palestina sebagai negara tidak akan mengakhiri perang di Gaza.

    Duta Besar Maimon juga membantah Israel memiliki kebijakan untuk membuat warga di Gaza kelaparan, dalam sebuah interview di program televisi 7.30 dari ABC.

    Di dalam program yang sama, Menteri Luar Negeri Penny Wong mengatakan pemerintah Australia “sangat prihatin” dengan keputusan Kabinet Keamanan Israel yang mengambil alih kota Gaza.

    “Kami pada dasarnya tidak setuju dengannya [Israel]. Dan saya bergabung dengan yang lain dalam menyuarakan penolakan kami terhadapnya. Keputusan ini akan memperburuk bencana kemanusiaan. Keputusan ini akan meningkatkan eskalasi konflik,” ujarnya di televisi.

    Irak mengalami pemadaman listrik nasional

    Listrik padam di seluruh Irak karena suhu yang menembus angka 50 derajat Celcius.

    Kementerian Ketenagalistrikan mengatakan jaringan listrik mengalami “pemadaman total” setelah dua saluran transmisi dimatikan “akibat kenaikan suhu yang memecahkan rekor.”

    Jaringan tersebut mengalami “kehilangan daya lebih dari 6.000 megawatt secara tiba-tiba dan tidak disengaja”, tambah kementerian tersebut.

    Kelangkaan listrik merupakan keluhan yang sering terjadi di Irak, yang terkadang diguncang oleh protes ketika pemadaman listrik memburuk di bulan-bulan musim panas.

    Donald Trump akan usir tunawisma dari Washington DC

    Presiden AS Donald Trump berjanji untuk mengusir tunawisma dari ibu kota AS dan akan memenjarakan para penjahat, meski Wali Kota Washington DC berargumen saat ini tidak ada lonjakan tingkat kejahatan.

    “Para tunawisma harus pindah, SEGERA. Kami akan memberi kalian tempat tinggal, tetapi JAUH dari Ibu Kota. Para penjahat, kalian tidak perlu pindah. Kami akan memenjarakan kalian di tempat yang seharusnya,” tulis Presiden Trump di platform Truth Social.

    Gedung Putih menolak menjelaskan kewenangan hukum apa yang akan digunakan Presiden Trump untuk mengusir orang-orang tunawisma dari Washington, karena presiden hanya menguasai tanah dan bangunan federal di kota tersebut.

    Menurut Community Partnership, sebuah organisasi yang berupaya mengurangi tunawisma di Washington DC, setiap malam terdapat 3.782 orang yang mengalami tunawisma di kota berpenduduk sekitar 700.000 jiwa tersebut.

  • Sesar Rawan Gempa Lewat Tengah Kota, BRIN Tunjuk 3 Wilayah di Jawa

    Sesar Rawan Gempa Lewat Tengah Kota, BRIN Tunjuk 3 Wilayah di Jawa

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tim peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan keberadaan sesar aktif yang membentang di wilayah Semarang dan sekitarnya, termasuk Demak dan Kendal.

    Penemuan ini terungkap dalam ekspedisi geologi darat yang dilakukan Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN pada Mei 2025. Fokus utama riset adalah mendokumentasikan struktur sesar naik yang menunjukkan adanya aktivitas seismik di masa lalu.

    “Sesar di Semarang ini sudah pasti ada dan sudah pasti aktif karena ditemukan batuan ataupun endapan yang jadi indikatornya,” ujar Sonny Aribowo, Periset Bidang Paleoseismologi BRIN, dikutip dari keterangan resmi BRIN, Senin (11/8/2025).

    BRIN memetakan tiga zona utama menjadi:

    Zona Timur (Demak): Ditemukan gawir sesar (fault scrap) setinggi 1 meter di atas endapan aluvial muda. Diperkirakan terbentuk akibat satu kejadian gempa. Lokasi ini dinilai ideal untuk survei geolistrik dan pemetaan LiDAR.Zona Kota (Semarang): Struktur sesar serupa muncul di area Taman Makam Pahlawan, dengan gawir mencapai 4 meter. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan karena kawasan sudah banyak dimodifikasi.Zona Barat (Kendal): Jadi titik paling menjanjikan, dengan gawir setinggi 0,5-3 meter dan singkapan sesar aktif. Beberapa bagian bahkan terangkat hingga 20 meter di atas sungai, menandakan aktivitas tektonik Holosen.

    Gawir sesar adalah tebing curam yang terbentuk akibat sesar yang baru yang biasanya disertai pergeseran vertikal.

    Lokasi patahan di Semarang memiliki panjang signifikan, yang masih diteliti lebih lanjut untuk memastikan apakah berasal dari satu segmen sesar yang sama atau terdiri dari beberapa segmen berbeda.

    Jika terbukti berasal dari satu segmen sesar utuh, potensi magnitudo gempa bisa lebih besar. Bahkan, bagian terpanjangnya berada di utara Semarang dan lebih panjang dari Sesar Lembang di Jawa Barat.

    “Kalau dari permukaan, sesarnya terlihat putus-putus, jadi bisa jadi berbeda segmen. Tapi nanti di ekspedisi bulan Agustus/September akan dilakukan trenching di lokasi tersebut, untuk melihat berapa periode ulang gempa yang terjadi,” jelas Sonny.

    Ekspedisi lanjutan pada Agustus 2025 akan mencakup pengambilan 10 sampel ilmiah, pemetaan tujuh lokasi, dan penyusunan draf publikasi ilmiah.

    BRIN berharap hasil riset ini bisa menjadi dasar mitigasi bencana, perencanaan tata ruang, dan edukasi publik terhadap risiko gempa bumi di Semarang dan sekitarnya.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Gempa Magnitudo 4,9 Guncang Supiori Papua

    Gempa Magnitudo 4,9 Guncang Supiori Papua

     

    Liputan6.com, Jakarta – Gempa Magnitudo 4,9 mengguncang wilayah Supiori Papua, Senin (11/8/2025), pukul 15.03.49 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, lokasi gempa Supiori Papua ini berada pada koordinat 0.64LS, 135.62BT, dengan episenter gempa berada di laut 10 km barat daya Supiori Papua.

    “Kedalaman gempa 10 km,” tulis BMKG.

    BMKG menyebutkan gempa tidak berpotensi tsunami. Belum ada laporan kerusakan akibat gempa, namun warga diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan.

  • Gempa M 6,1 Guncang Turki, 1 Orang Tewas-Belasan Bangunan Runtuh

    Gempa M 6,1 Guncang Turki, 1 Orang Tewas-Belasan Bangunan Runtuh

    Jakarta

    Gempa berkekuatan Magnitudo (M) 6,1 mengguncang Sindirgi, Turki barat pada Minggu (10/8) waktu setempat. Satu orang dilaporkan tewas imbas bencana tersebut.

    “Seorang pria berusia 81 tahun meninggal dunia segera setelah berhasil diselamatkan dari reruntuhan,” kata Menteri Dalam Negeri Turki Ali Yerlikaya dilansir kantor berita AFP, Senin (11/8/2025)

    Gempa tersebut terasa di beberapa kota di bagian barat negara itu, termasuk Istanbul dan pusat wisata Izmir. Sebanyak 29 orang lainnya mengalami luka-luka.

    Gempa tersebut meruntuhkan 16 bangunan di Sindirgi dan sekitarnya, termasuk sebuah bangunan tiga lantai di pusat kota.

    Beberapa orang berhasil dievakuasi dari reruntuhan bangunan tiga lantai, yang dihuni oleh enam orang. Korban meninggal juga sempat terkubur di bawah reruntuhan di sana sebelum akhirnya berhasil dikeluarkan.

    Sebelumnya, Walikota Serkan Sak mengatakan kepada saluran televisi swasta Turki empat orang berhasil diselamatkan dari reruntuhan. Upaya untuk mengeluarkan dua orang lainnya masih berlangsung. Sebanyak 319 responden pertama dikerahkan ke zona yang terkena dampak.

    (wnv/wnv)

  • Status Gunung Lewotobi Diturunkan dari Level Awas ke Siaga 
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        10 Agustus 2025

    Status Gunung Lewotobi Diturunkan dari Level Awas ke Siaga Regional 10 Agustus 2025

    Status Gunung Lewotobi Diturunkan dari Level Awas ke Siaga
    Tim Redaksi
    FLORES TIMUR, KOMPAS.com –
    Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menurunkan status Gunung Lewotobi Laki-laki dari level IV awas ke level III siaga pada Minggu (10/8/2025).
    Keputusan tersebut berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh dari pemantauan visual dan instrumental aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki pada periode pengamatan 1 Agustus-10 Agustus 2025.
    Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, mencatat data kegempaan yang terekam pada periode ini, yaitu 6 kali gempa letusan, 21 gempa guguran, 68 kali embusan, dan 9 kali tremor harmonik.
    Kemudian, terdapat 212 tremor non-harmonik, 91 kali gempa low frequency, 245 kali gempa vulkanik dalam, 31 kali gempa tektonik lokal, 43 kali tektonik jauh, dan satu kali tremor menerus dengan amplitudo dominan 4,4 mm.
    “Data kegempaan mengindikasikan tren penurunan aktivitas vulkanik menuju kestabilan jangka pendek, dengan dominasi gempa dangkal dan gempa permukaan,” ujar Wafid dalam keterangannya, Minggu.
    Ia menjelaskan penurunan signifikan pada gempa embusan menunjukkan berkurangnya tekanan dari dalam.
    Sementara itu, lubang diatrema tidak ada sumbatan sehingga menghasilkan asap tipis hingga tebal dengan tekanan lemah hingga sedang.
    Gempa letusan mengalami penurunan cukup signifikan, sedangkan tremor harmonik, tremor non-harmonik, dan gempa low frequency masih mendominasi, namun trennya menurun.
    Wafid mengatakan tidak terekam gempa vulkanik dangkal, menandakan tidak ada sumbatan di kedalaman dangkal.
    Sehingga, sistem berada dalam fase sistem terbuka (open system) yang memungkinkan pergerakan magma dan gas tanpa hambatan berarti.
    Selain itu, jumlah gempa vulkanik dalam juga menurun, mengindikasikan suplai magma baru dari kedalaman berkurang.
    Pemantauan deformasi menggunakan tiltmeter pasca-erupsi 1 Agustus 2025 menunjukkan pergerakan yang mulai stabil.
    Sumbu X yang sebelumnya mengalami penurunan tajam sejak pertengahan Mei kini melandai dan stagnan.
    Sedangkan sumbu Y yang sempat naik hingga akhir Juli bergerak datar dengan sedikit fluktuasi.
    “Pola ini mengindikasikan fase relatif stabil atau jeda aktivitas jangka pendek, meski masih ada indikasi suplai magma baru dengan laju lambat,” kata dia.
    Data GNSS pada periode yang sama memperlihatkan perlambatan pengangkatan (uplift) hingga cenderung stagnan.
    Kondisi tersebut menandakan sebagian material sudah keluar dan tubuh gunung mengalami deflasi.
    Meskipun suplai magma dari kedalaman masih terjadi, pergerakannya menuju zona dangkal berkurang dan belum ada suplai besar yang signifikan.
    Wafid menambahkan hingga 9 Agustus 2025, tidak terdeteksi tanda inflasi cepat, sehingga sistem berada pada fase pelepasan tekanan dengan potensi erupsi skala kecil hingga sedang atau freatik.
    “Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh dari pemantauan visual dan instrumental, maka tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki diturunkan dari level IV awas menjadi level III siaga terhitung tanggal 10 Agustus 2025 pukul 15.00 Wita,” tandasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Waspada Gempa Kuat! Ada Potensi Sesar Aktif di Semarang, Buktinya Ini

    Waspada Gempa Kuat! Ada Potensi Sesar Aktif di Semarang, Buktinya Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tim riset dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Kebencanaan Geologi menemukan potensi sesar aktif di wilayah Semarang dan sekitarnya. Hal itu terungkap saat tim melakukan ekspedisi geologi darat di wilayah Jawa Tengah, khususnya di Semarang, Demak, dan Kendal, pada Mei 2025.

    Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya mendokumentasikan dan memahami fitur geologi aktif, terutama struktur sesar naik yang menunjukkan potensi aktivitas seismik di masa lalu. Terdapat temuan menarik berupa jejak morfologi unik antara pantai utara Jawa dan kota Semarang, yang menunjukkan adanya batas morfologi mencolok antara area datar di utara dan area yang lebih tinggi di selatan.

    “Sesar di Semarang ini sudah pasti ada dan sudah pasti aktif karena ditemukan batuan ataupun endapan yang jadi indikatornya,” ujar Sonny Aribowo, periset bidang Paleoseismologi, Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN dalam keterangannya, Minggu (10/8/2025).

    Ekspedisi ini menyusuri tiga zona utama, yaitu Zona Timur (Demak), Zona Kota (Semarang), dan Zona Barat (Kendal). Di Zona Timur, ditemukan gawir sesar berupa lereng curam setinggi 1 meter di atas endapan aluvial muda yang diperkirakan merupakan hasil dari satu kejadian gempa, dan lokasi ini dinilai sangat cocok untuk survei geolistrik serta pemetaan lanjutan menggunakan LiDAR. Survei geolistrik merupakan metode untuk melihat struktur bawah permukaan tanah dengan menggunakan listrik.

    Di Zona Kota, struktur serupa muncul di area Taman Makam Pahlawan dengan ketinggian gawir mencapai 4 meter, namun pelacakan lebih lanjut dengan geolistrik akan dilakukan, mengingat kawasan tersebut merupakan daerah perkotaan yang landscapenya sudah banyak modifikasi oleh manusia.

    Sementara itu, Zona Barat di kawasan Bendungan Juwero menjadi titik paling menjanjikan, dengan jejak gawir sesar antara 0,5-3 meter dan singkapan sesar aktif yang menunjukkan aktivitas tektonik Holosen, yaitu pergerakan kerak bumi selama periode 11.700 tahun yang lalu hingga sekarang. Bahkan beberapa bagian sesar terangkat hingga 20 meter di atas sungai, menjadi bukti nyata pergerakan kerak bumi dalam skala waktu geologis.

    Lokasi Semarang dipilih karena memiliki patahan panjang, yang masih diteliti lebih lanjut untuk memastikan apakah berasal dari satu segmen sesar yang sama atau terdiri dari beberapa segmen berbeda. Jika berasal dari satu sesar utuh, maka potensi magnitudo gempa yang dihasilkan akan lebih besar.

    Menariknya, bagian paling panjang dari patahan tersebut berada di utara Semarang, bahkan lebih panjang dari Sesar Lembang, sehingga menandakan potensi gempa yang bisa lebih kuat.

    “Kalau dari permukaan, sesarnya terlihat putus-putus, jadi bisa jadi berbeda segmen. Tapi nanti di ekspedisi bulan Agustus/September akan dilakukan trenching di lokasi tersebut, untuk melihat berapa periode ulang gempa yang terjadi,” imbuhnya.

    Menindaklanjuti temuan sebelumnya akan dilakukan ekspedisi lanjutan di bulan Agustus 2025 ini dengan fokus kegiatan meliputi pengambilan 10 sampel ilmiah untuk analisis lanjutan, pemetaan tujuh lokasi, serta finalisasi satu draf publikasi ilmiah.

    Sesar aktif yang ditemukan di Semarang dan sekitarnya menyimpan informasi penting terkait potensi gempa bumi. Dengan dokumentasi dan pemetaan yang akurat, hasil riset ini dapat menjadi dasar ilmiah untuk mitigasi bencana, perencanaan tata ruang, dan edukasi masyarakat terhadap risiko geologi yang tersembunyi.

    (wur/wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Megathrust di RI Hanya Tunggu Waktu, Ini Zona Merah dari BMKG

    Megathrust di RI Hanya Tunggu Waktu, Ini Zona Merah dari BMKG

    Jakarta, CNBC Indonesia – Wilayah Indonesia memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap ancaman bencana gempa dan tsunami. Ini mengingat Indonesia berada di kawasan Cincin Api Pasifik (Ring of Fire).

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, dari 13 segmen tersebut, ada dua segmen yang memiliki potensi risiko tertinggi terhadap bencana gempa dan tsunami.

    Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono sudah memberikan peringatan bahwa gempa dari 2 zona Megathrust tinggal menunggu waktu. Masing-masing zona tersebut adalah Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut. Kedua zona itu sudah lama tidak mengalami gempa atau seismic gap, yakni berabad-abad. Biasanya, gempa besar memiliki siklus sendiri dalam rentang hingga ratusan tahun.

    Beberapa waktu lalu, tepatnya pada 7 Mei 2025, gempa berkekuatan M5,2 yang mengguncang wilayah Nias Barat dikaitkan dengan Megathrust Mentawai-Siberut.

    Daryono mengungkapkan, gempa di Nias Barat merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

    “Murni gempa berpusat di zona Megathrust Mentawai Siberut,” kata Daryono, dikutip Minggu (10/8/2025).

    Gempa Dahsyat Ancam Jawa Barat

    Secara terpisah, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menegaskan perlunya sikap waspada terhadap dampak Megathrust untuk selatan Jawa Barat yang memanjang hingga Selat Sunda.

    Para peneliti memperingatkan, energi yang terkunci di zona subduksi ini terus bertambah seiring waktu. Jika energi ini dilepaskan sekaligus, maka bisa menimbulkan dampak berupa gempa besar hingga magnitudo 8,7.

    Peneliti dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Nuraini Rahma Hanifa menjelaskan, pelepasan energi ini tidak hanya memicu guncangan kuat, melainkan juga menggerakkan kolom air laut dan membentuk tsunami besar.

    Mengacu pada hitungannya, jika Megathrust di wilayah Pangandaran pecah, maka gelombang tsunami setinggi 20 meter bisa terjadi dan menjalar ke berbagai wilayah, termasuk Banten, Lampung, bahkan sampai ke Jakarta.

    “Semua pesisir Banten akan terdampak, hanya saja tinggi tsunaminya berbeda-beda,” kata Rahma.

    Di kawasan pesisir Banten, tsunami diprediksi bisa mencapai ketinggian antara 4 meter hingga 8 meter. Sementara di pesisir Lampung, kata dia, seluruh wilayah yang menghadap Selat Sunda disebut akan terkena dampaknya.

    Untuk kawasan Jakarta, bencana tsunami diperkirakan mencapai pesisir utara dengan ketinggian sekitar 1 hingga 1,8 meter. Namun, waktu kedatangannya lebih lambat dibanding daerah lain. Tsunami diperkirakan baru tiba di Jakarta setelah 2,5 jam sejak gempa terjadi.

    “Kalau di selatan Jawa, tsunami sampai dalam waktu 40 menit, bahkan di Lebak hanya 18 menit. Tapi di Jakarta Utara, tsunami datang 2,5 jam setelah gempa,” jelas Rahma.

    Lantas, BRIN mengajak masyarakat Indonesia untuk waspada terhadap risiko Megathrust. Risiko Megathrust bukan hanya gempa dan tsunami, melainkan juga kerusakan infrastruktur, gangguan layanan dasar, dampak sosial ekonomi, hingga korban jiwa.

    Kapan Megathrust Hantam RI?

    Belum ada yang dapat memastikan kapan bencana alam besar tersebut akan terjadi, termasuk BMKG. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut pihaknya terus membicarakan isu ini agar masyarakat bersiap menghadapi efek dari megathrust di Indonesia.

    “Sebetulnya isu Megathrust itu bukan isu yang baru. Itu isu yg sudah sangat lama. Tapi kenapa BMKG dan beberapa pakar mengingatkan? Tujuannya adalah untuk ‘ayo, tidak hanya ngomong aja, segera mitigasi (tindakan mengurangi dampak bencana),” ujar Dwikorita.

    Pembahasan mengenai isu Megathrust ini disebut BMKG memiliki tujuan untuk mitigasi, edukasi, persiapan, dan kesiapsiagaan dari seluruh masyarakat.

    Dwikorita melanjutkan, pihaknya sudah melakukan berbagai langkah antisipasi megathrust. Pertama, menempatkan sensor-sensor sistem peringatan dini tsunami InaTEWS menghadap ke zona-zona megathrust.

    “InaTEWS itu sengaja dipasang untuk menghadap ke arah megathrust. Aslinya tuh di BMKG hadir untuk menghadapi, memitigasi megathrust,” jelasnya.

    Kedua, edukasi terhadap masyarakat lokal dan internasional. Salah satu bentuk nyatanya adalah mendampingi pemerintah daerah (pemda) untuk menyiapkan berbagai infrastruktur mitigasi, seperti jalur evakuasi, sistem peringatan dini, hingga shelter tsunami.

    Selain itu, BMKG juga berkolaborasi dengan Indian Ocean Tsunami Information Center. Komunitas ini bertujuan buat mengedukasi 25 negara di Samudra Hindia dalam menghadapi gempa dan tsunami. “Kami edukasi publik bagaimana menyiapkan masyarakat dan pemda sebelum terjadi gempa dengan kekuatan tinggi yang menyebabkan tsunami,” kata dia.

    Ketiga, BMKG senantiasa mengecek secara berkala sistem peringatan dini yang sudah dihibahkan ke pemda.

    “Sirine [peringatan tsunami] harusnya tanggung jawab pemerintah daerah, hibah dari BNPB, hibah dari BMKG, tapi pemeliharaan dari pemerintah daerah, kan otonomi daerah. Ternyata sirine selalu kita tes tanggal 26 [tiap bulan], kebanyakan bunyi tapi yang macet ada,” bongkarnya.

    Keempat, BMKG berupaya terus menyebarluaskan peringatan dini bencana. Menurut Dwi, jika masyarakat harus siap, berarti harus ada penyebarluasan informasi. “Kami dibantu Kominfo,” tandas dia.

    Berdasarkan pada Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia tahun 2017, berikut ini daftar 13 segmen megathrust yang mengancam Indonesia:

    1. Megathrust Mentawai-Pagai dengan potensi gempa M8,9

    2. Megathrust Enggano dengan potensi gempa M8,4

    3. Megathrust Selat Sunda dengan potensi gempa M8,7

    4. Megathrust Jawa Barat-Jawa Tengah dengan potensi gempa M8,7

    5. Megathrust Jawa Timur dengan potensi gempa M8,7

    6. Megathrust Sumba dengan potensi gempa M8,5

    7. Megathrust Aceh-Andaman dengan potensi gempa M9,2

    8. Megathrust Nias-Simeulue dengan potensi gempa M8,7

    9. Megathrust Batu dengan potensi gempa M7,8

    10. Megathrust Mentawai-Siberut dengan potensi gempa M8,9

    11. Megathrust Sulawesi Utara dengan potensi gempa M8,5

    12. Megathrust Filipina dengan potensi gempa M8,2

    13. Megathrust Papua dengan potensi gempa M8,7.

    Foto: Peta Megathrust Ancam RI. (Dok. BMKG)
    Peta Megathrust Ancam RI. (Dok. BMKG)

    (haa/haa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Video CCTV Perlihatkan Bumi Tak Hanya Retak, Tapi Melengkung

    Video CCTV Perlihatkan Bumi Tak Hanya Retak, Tapi Melengkung

    Jakarta

    Video CCTV yang memperlihatkan pergeseran patahan saat gempa besar baru-baru ini di Myanmar menggemparkan para ilmuwan dan pengamat awam ketika diunggah ke YouTube.

    Pada tayangan kelima atau keenamnya, ahli geofisika Jesse Kearse melihat sesuatu yang lebih menarik lagi. Ketika Kearse dan koleganya Yoshihiro Kaneko di Universitas Kyoto menganalisis tayangan tersebut lebih cermat, mereka menyimpulkan bahwa video tersebut telah menangkap bukti visual langsung pertama dari pergeseran patahan melengkung.

    Dikutip dari Science Daily, ahli geologi gempa sering mengamati garis-garis halus melengkung, bekas goresan yang terbentuk oleh bongkahan-bongkahan batuan yang saling bergesekan selama proses patahan. Namun, hingga saat ini belum ada bukti visual mengenai pergeseran melengkung yang mungkin menciptakan garis-garis halus ini.

    Dalam makalah mereka yang diterbitkan di The Seismic Record, Kearse dan Kaneko menyimpulkan, konfirmasi video mengenai pergeseran patahan lengkung dapat membantu para peneliti menciptakan model dinamis yang lebih baik tentang bagaimana patahan pecah.

    Video ini berasal dari rekaman kamera CCTV di sepanjang jalur Sesar Sagaing Myanmar, yang pecah pada 28 Maret akibat gempa magnitudo 7,7. Kamera ditempatkan sekitar 20 meter di sebelah timur patahan dan berjarak 120 kilometer dari hiposentrum gempa.

    Video yang dihasilkan sungguh menakjubkan. Sebuah patahan bergerak yang belum pernah terlihat sebelumnya, berguncang diikuti oleh pergeseran tanah ke utara yang terlihat jelas di sisi barat patahan.

    “Saya melihat ini di YouTube satu atau dua jam setelah diunggah, dan langsung membuat saya merinding. Ini menunjukkan sesuatu yang saya rasa sangat ingin dilihat oleh setiap ilmuwan gempa bumi, dan itu terjadi tepat di sana, sangat menarik,” kenang Kearse.

    Setelah mengamatinya berulang-ulang, dia menyadari hal lain. “Alih-alih benda bergerak lurus melintasi layar video, benda-benda tersebut bergerak di sepanjang jalur lengkung yang memiliki konveksitas ke bawah, yang langsung membuat saya teringat kembali,” papar Kearse.

    “Karena beberapa penelitian saya sebelumnya secara khusus membahas kelengkungan pergeseran patahan, tetapi dari catatan geologis,” imbuhnya.

    Kearse telah mempelajari garis licin melengkung yang terkait dengan gempa bumi lain, seperti gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,8 Kaikoura pada 2016 di Selandia Baru, dan implikasinya dalam memahami bagaimana patahan pecah.

    “Dengan video Myanmar, kami berupaya mengukur pergerakannya dengan lebih cermat, untuk mengekstrak informasi kuantitatif yang objektif dari video tersebut, alih-alih hanya menunjuknya untuk mengatakan, lihat, itu melengkung,” ujarnya.

    Para peneliti memutuskan untuk melacak pergerakan objek dalam video melalui korelasi silang piksel, bingkai demi bingkai. Analisis ini membantu mereka mengukur laju dan arah pergerakan patahan selama gempa bumi.

    Mereka menyimpulkan bahwa patahan bergeser 2,5 meter selama kurang lebih 1,3 detik, dengan kecepatan puncak sekitar 3,2 meter per detik. Hal ini menunjukkan bahwa gempa tersebut bersifat denyut, yang merupakan penemuan penting dan mengonfirmasi kesimpulan sebelumnya yang dibuat dari bentuk gelombang seismik gempa bumi lainnya. Selain itu, sebagian besar pergerakan patahan bersifat strike-slip (sesar geser), dengan komponen dip-slip (patahan) yang singkat.

    Para peneliti menemukan bahwa kurva slip tersebut bergerak cepat pada awalnya, saat melaju hingga kecepatan puncak, kemudian tetap linier saat slip melambat.

    Pola ini sesuai dengan apa yang sebelumnya diusulkan oleh para ilmuwan gempa bumi tentang kelengkungan geser, yaitu bahwa hal itu mungkin terjadi sebagian karena tekanan pada patahan di dekat permukaan tanah relatif rendah.

    “Tekanan dinamis gempa bumi saat mendekat dan mulai memecah patahan di dekat permukaan tanah dapat menyebabkan kemiringan terhadap pergerakan patahan,” kata Kearse.

    Tekanan sementara ini awalnya mendorong patahan keluar dari jalur yang diinginkan, lalu ia menangkap dirinya sendiri dan melakukan apa yang seharusnya dilakukannya, setelah itu.

    Para peneliti sebelumnya menyimpulkan bahwa jenis kelengkungan bergantung pada arah pergerakan patahan, dan konsisten dengan patahan dari utara ke selatan pada gempa bumi Myanmar. Ini berarti bahwa garis halus dapat merekam dinamika gempa bumi sebelumnya, yang dapat berguna untuk memahami risiko seismik di masa mendatang.

    (rns/agt)