Topik: Gempa

  • Gempa Besar Poso Berpusat di Darat, 29 Orang Terluka Termasuk 2 Kritis

    Gempa Besar Poso Berpusat di Darat, 29 Orang Terluka Termasuk 2 Kritis

    Liputan6.com, Jakarta 29 warga terluka akibat gempa besar magnitudo 6,0 yang mengguncang Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Minggu (17/8) pukul 05.38 WIB. Pusat gempa berada di darat pada koordinat 1,30 LS dan 120,62 BT dengan kedalaman 10 kilometer. Jika dihitung berdasarkan jarak, episenter gempa tercatat berada di 18 km barat laut Poso.

    “Laporan sementara didapati sebanyak 29 orang mengalami luka-luka, dengan rincian 13 orang dirujuk ke RSUD Poso, yang mana 2 orang dalam kondisi kritis dan 6 orang lainnya mendapat perawatan di Puskesmas Tokorondo,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari kepada wartawan.

    Selain menyebabkan korba luka, satu unit fasilitas ibadah yakni Gereja Jemaat Elim di Desa Masani dilaporkan mengalami kerusakan. Pendataan terhadap jumlah pengungsi masih terus dilakukan.

    Sementara itu di Kabupaten Sigi, guncangan dirasakan sedang selama sekitar 7 detik. Masyarakat juga sempat keluar rumah, dan BPBD setempat melakukan langkah monitoring serta koordinasi dengan aparat setempat.

    “Hingga siaran pers ini diturunkan, belum ada laporan korban jiwa maupun kerusakan bangunan di Kabupaten Sigi,” lanjutnya.

    Sebagian besar warga di wilayah Kecamatan Poso Pesisir seperti Desa Masani, Tokorondo, Towu, Pinedapa, Tangkura dan Lape merasakan dampak guncangan. Di Kabupaten Poso, gempa dirasakan kuat selama kurang lebih 15 detik. Sebagian besar masyarakat berhamburan keluar rumah untuk mencari tempat aman.

    Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengintruksikan jajaran untuk segera mengambil langkah cepat. Melalui Kedeputian Bidang Penanganan Darurat, Kepala BNPB memerintahkan untuk mempertebal koordinasi dengan unsur di daerah.

    Kepala BNPB juga memerintahkan tim agar segera menuju ke lokasi kejadian untuk memberikan pendampingan, monitoring dan segala hal yang menjadi prioritas penanganan darurat.

    Sebagai langkah kesiapsiagaan, masyarakat disarankan segera mencari tempat aman dan menghindari bangunan yang retak atau berpotensi roboh, memastikan jalur evakuasi di rumah, sekolah, dan tempat kerja bebas hambatan, serta menyiapkan tas siaga bencana berisi kebutuhan pokok, obat-obatan, dokumen penting termasuk senter.

    Selain itu, warga juga dihimbau untuk mematikan aliran listrik, gas, dan air jika diperlukan untuk mencegah risiko kebakaran atau kebocoran.

    Sebagai penguat sistem peringatan dini, masyarakat juga dapat membuat alarm darurat dari perkakas rumah tangga seperti panci atau kaleng bekas yang disusun atau ditumpuk ke atas. Jika terdapat guncangan dari aktivitas gempa bumi, maka perkakas itu akan terjatuh dan menimbulkan suara sebagai pertanda adanya bahaya.

  • Rentetan Gempa Susulan Guncang Poso

    Rentetan Gempa Susulan Guncang Poso

    Liputan6.com, Jakarta Gempa magnitudo 6,0 mengguncang Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Minggu (17/8) pukul 05.38 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat ada tujuh gempa susulan dalam rentang waktu satu jam.

    Gempa susulan pertama terjadi pada pukul 06.01 WIB. Magnitudo gempa 3,2. Koordinat gempa di 1.36 LS, 120.60 BT, berjarak 17 km arah Barat Laut Poso.

    Gempa kedua pukul 06.16 WIB. Kekuatan gempa magnitudo 2,2. Titik koordinat sama dengan gempa pertama, namun berjarak 15 km arah Barat Laut Poso. Berada di kedalaman 10 km dari permukaan laut.

    Kemudian pada pukul 06.34 WIB, terjadi gempa ketiga magnitudo 2,1 terjadi. Koorniat 1.33 LS, 120.58 BT, berjarak 20 km Barat Laut Poso. Kedalaman sama dengan gempa kedua.

    Jeda satu menit, menyusul gempa keempat magnitudo 2,0. Koordinat 1.38 LS, 120.61 BT. Jarak 16 km arah Barat Laut Poso.

    Gempa kelima magnitudo 2,1 terjadi pada pukul 06.38 WIB. Koordinat 1.30 LS, 120.56 BT, berjarak 24 km arah Barat Laut Poso. Gempa berada di kedalaman 10 Km dari permukaan laut.

    Gempa keenam bermagnitudo 2,3. terjadi pada pukul 06.43 WIB. Koordinat 1.31 LS, 120.58 BT. Berjarak 21 km Barat Laut Poso.

    Kemudian gempa ketujuh magnitudo 2.4 mengguncang pada pukul 06:49 WIB. Koordinat 1.28 LS, 120.67 BT dengan jarak 15 km Barat Laut Poso.

    Sebelumnya, gempa magnitudo 6,0 mengguncang wilayah Poso, pukul 05.38 WITA. BMKG melaporkan, gempa berpusat di kedalaman laut 20 km, tepatnya 18 km barat laut Poso, dengan koordinat 1,30 lintang selatan dan 120,62 bujur timur.

    Meski bermagnitudo yang cukup besar, BMKG menyatakan gempa ini tidak berpotensi tsunami.

  • Rentetan Gempa Susulan Guncang Poso

    Pagi Ini Poso Diguncang Gempa Magnitudo 6,0

    Liputan6.com, Jakarta Gempa magnitudo 6,0 mengguncang wilayah Poso, Sulawesi Tengah, Minggu (17/8) pukul 05.38 WITA. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, gempa berpusat di kedalaman laut 20 km, tepatnya 18 km barat laut Poso, dengan koordinat 1,30 lintang selatan dan 120,62 bujur timur.

    Meski bermagnitudo yang cukup besar, BMKG menyatakan gempa ini tidak berpotensi tsunami.

    Namun, masyarakat diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan.

    BMKG juga mengingatkan warga untuk selalu memperhatikan arahan dari otoritas setempat, tidak terpancing isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, serta memastikan keselamatan diri dengan menjauhi bangunan retak atau rawan runtuh.

    Hingga kini belum ada laporan resmi mengenai dampak kerusakan maupun korban akibat gempa tersebut.

    Secara geografis, Indonesia merupakan negara yang termasuk bagian dari lintasan The Pasific Ring of Fire (Cincin Api Pasifik), yaitu suatu lintasan di mana terdapat deretan gunung api, sehingga tidak mengherankan kalau negara yang dilewati cincin api ini terjadi gempa.

  • Dua dekade damai, Aceh menuju sejahtera

    Dua dekade damai, Aceh menuju sejahtera

    Banda Aceh (ANTARA) – Minggu, 26 Desember 2004, pukul 07:58 WIB, Aceh diguncang gempa bumi bermagnitudo 9,1–9,3. Gempa itu menyebabkan tsunami dahsyat, dengan ketinggian air hingga mencapai 30 meter.

    Peristiwa besar itu membuat 227.898 jiwa meninggal dunia. Musibah ini menghancurkan begitu banyak infrastruktur serta jatuhnya perekonomian Aceh.

    Pertumbuhan ekonomi Aceh 2004 atau pasca-bencana dahsyat gempa bumi dan tsunami serta konflik bersenjata, berada pada angka -9,63 persen. Bahkan, pada 2005 kembali jatuh di -10,12 persen. Hal ini, karena Aceh sedang dalam pemulihan, dan masih dilanda konflik.

    Pascabencana tsunami atau pada pertengahan 2005, rencana gencatan senjata dan perdamaian mulai terdengar di telinga masyarakat Aceh.

    Lembaga Crisis Management Initiative (CMI) yang berpusat di Finlandia di bawah kepemimpinan Martti Ahtisaari (mantan Presiden Finlandia) melakukan mediasi rencana perdamaian Pemerintah RI dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

    Berkat pendekatan yang baik dari Martti Ahtisaari, negosiator asal Finlandia Juha Christensen dan Pemerintah Indonesia dengan petinggi GAM membuahkan hasil, dan kesepakatan damai disetujui.

    Proses perdamaian akhirnya terjadi pada 15 Agustus 2005 di Kota Helsinki Finlandia, melalui sebuah nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) Helsinki.

    Terdapat 71 butir pasal dalam kesepakatan itu, di antaranya, Aceh diberi wewenang melaksanakan kewenangan dalam semua sektor publik. Hasil dari perdamaian itu kemudian dijabarkan melalui UU Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh (UUPA).

    Arsip – Perwakilan Pemerintah Indonesia, Hamid Awaluddin dan Perwakilan GAM Malik Mahmud berjabat tangan setelah menandatangani Perjanjian Helsinki yang dimediasi mantan Presiden Finlandia, Martti Ahtisaari, di Helsinki (5 Agustus 2005). (ANTARA/HO/Wikipedia)

    UU khusus ini kemudian memberikan harapan akan kebangkitan ekonomi lebih baik, menghilangkan kemiskinan, serta mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat Aceh. Melalui alokasi dana otonomi khusus (otsus) 2008-2022 sebesar dua persen dan 2023-2027 satu persen dari Dana Alokasi Umum (DAU) Nasional.

    Dana otonomi khusus Aceh, menjadi salah satu instrumen yang begitu penting bagi daerah ujung paling barat Indonesia itu untuk membangkitkan ekonomi pascamusibah tsunami dan konflik berkepanjangan.

    Editor: Masuki M. Astro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BRIN Ungkap Prediksi Jadwal Megathrust-Tsunami Raksasa di Selatan Jawa

    BRIN Ungkap Prediksi Jadwal Megathrust-Tsunami Raksasa di Selatan Jawa

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) membeberkan bukti ilmiah terbaru tentang keberadaan tsunami raksasa yang pernah melanda wilayah selatan Jawa ribuan tahun lalu.

    Hal ini sebagaimana dikutip dari hasil riset paleotsunami yang dilakukan oleh tim Pusat Riset Kebencanaan Geologi (PRKG). Temuan ini menjadi peringatan penting akan potensi ancaman megatsunami yang masih membayangi kawasan padat penduduk tersebut.

    Peneliti Ahli Madya PRKG BRIN Purna Sulastya Putra mengatakan, paleotsunami adalah kajian ilmiah untuk mengenali kejadian tsunami purba yang tidak tercatat dalam sejarah manusia.

    “Riset ini sangat penting, karena selatan Jawa terus berkembang dengan pembangunan infrastruktur strategis, sementara ancaman tsunami raksasa yang berulang justru belum sepenuhnya dipahami dan diantisipasi,” ujar Purna, dikutip keterangan resmi, Sabtu, (16/8/2025).

    Menurutnya, salah satu temuan krusial BRIN adalah lapisan sedimen tsunami purba berumur sekitar 1.800 tahun yang ditemukan di berbagai titik di sepanjang selatan Jawa, seperti di Lebak, Pangandaran, dan Kulon Progo.

    “Dikarenakan penyebarannya yang meluas di banyak lokasi di selatan Jawa, jejak ini diperkirakan merupakan hasil dari tsunami raksasa yang disebabkan gempa megathrust berkekuatan magnitudo 9,0 atau lebih. Ini bukan satu-satunya. Jejak tsunami raksasa lainnya ditemukan berumur sekitar 3.000 tahun lalu, 1.000 tahun lalu, dan 400 tahun lalu,” imbuhnya.

    Tsunami di Selatan Jawa Berulang

    Riset paleotsunami ini dilakukan melalui pengamatan lapangan, salah satunya di lingkungan rawa dan laguna. Di mana, sedimen laut yang terbawa oleh gelombang tsunami lebih mudah dikenali dan terawetkan di lingkungan tersebut.

    Untuk membuktikan bahwa lapisan tersebut merupakan endapan tsunami, dilakukan analisis lanjutan seperti uji mikrofauna, kandungan unsur kimia, hingga pentarikhan umur radiokarbon.

    “Tantangannya adalah tak semua endapan tsunami purba bisa bertahan utuh dan terawetkan dengan baik, dan membedakan dengan sedimen akibat proses-proses lain seperti banjir atau badai pun memerlukan kehati-hatian,” tambahnya.

    Temuan tersebut menunjukkan, tsunami raksasa di wilayah selatan Jawa bersifat berulang, dengan siklus sekitar 600-800 tahun. “Ini artinya, bukan soal apakah tsunami besar akan terjadi, tapi kapan,” tegas Purna.

    Dengan jumlah penduduk yang diperkirakan lebih dari 30 juta orang akan terekspos di wilayah pesisir selatan Jawa pada 2030, ancaman ini perlu menjadi perhatian serius.

    BRIN juga menyoroti, pembangunan infrastruktur di selatan Jawa – seperti bandara, pelabuhan, dan kawasan industri – belum sepenuhnya mengintegrasikan risiko tsunami. “Jika tidak dirancang dengan mempertimbangkan sejarah bencana, dampaknya akan sangat besar, baik dari sisi korban jiwa maupun kerugian ekonomi,” ujarnya.

    Dengan semakin banyak dibangunnya infrastruktur strategis di selatan Jawa, kawasan sekitarnya pun ikut berkembang, ditandai dengan semakin banyaknya fasilitas seperti hotel, restoran, hingga destinasi wisata baru akan ikut bermunculan.

    Purna menjelaskan, peningkatan aktivitas ini, meski memberikan dampak positif dari sisi ekonomi, juga secara tidak langsung menambah kerentanan wilayah terhadap potensi bencana tsunami.

    Data paleotsunami yang dihasilkan BRIN dapat menjadi fondasi dalam penetapan kebijakan tata ruang dan mitigasi bencana. Informasi tentang sebaran wilayah terdampak, periode ulang, serta estimasi jarak genangan sangat berguna untuk menetapkan zona rawan, menentukan lokasi tempat evakuasi, dan merancang jalur evakuasi yang efisien.

    BRIN mengimbau, Pemerintah daerah sebaiknya mulai memanfaatkan data ini untuk menyusun rencana pembangunan yang berwawasan risiko, serta melakukan sosialisasi rutin ke masyarakat.

    BRIN mendorong agar edukasi kebencanaan berbasis riset ditingkatkan di sekolah-sekolah, media massa, hingga komunitas lokal.

    Sebagai peneliti, Purna mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada dan mengikuti arahan dari pemangku kepentingan di daerah masing-masing.

    “Kalau terjadi gempa kuat di dekat pantai, jangan tunggu sirene atau pemberitahuan. Segera evakuasi ke tempat yang lebih tinggi. Alam sering memberi sinyal pertama, dan kesiapsiagaan adalah kunci keselamatan,” pesannya.

    Dengan hasil riset ini, BRIN mengajak semua pihak, baik pemerintah, akademisi, media, dan masyarakat untuk bersama-sama membangun budaya sadar risiko. Pasalnya, Tsunami mungkin tak bisa dicegah, tapi korban jiwa dan kerugian bisa kita minimalisir dengan pengetahuan dan kesiapan.

    (dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • ​Deretan Teknologi Terkini Penanggulangan Bencana dari Lembaga Negara Mejeng di EDRR INDONESIA 2025

    ​Deretan Teknologi Terkini Penanggulangan Bencana dari Lembaga Negara Mejeng di EDRR INDONESIA 2025

    Jakarta: Pameran Emergency Disaster Reduction & Rescue Expo (EDRR) Indonesia 2025 yang digelar di Hall A, JIEXPO Kemayoran, Jakarta menampilkan inovasi dan teknologi mutakhir milik lembaga negara mulai dari Polri, TNI hingga Basarnas.

    Polri Tampilkan Sistem Pendukung Keselamatan dan Penanggulangan Bencana 
    Polri hadir dengan berbagai unitnya untuk menampilkan sistem pendukung keselamatan dan penanggulangan bencana. 

    Divisi Humas menampilkan media komunikasi interaktif dan edukatif seperti poster digital, spin wheel, serta perlengkapan dokumentasi yang digunakan dalam tugas-tugas lapangan. 

    Korps Brimob memperkenalkan serangkaian peralatan penyelamatan mutakhir, termasuk drone Matrice, alat selam dengan sistem komunikasi bawah air, serta alat pemotong dan penyebar hidraulik yang digunakan dalam operasi penyelamatan ekstrem. 

    Sementara itu, Korps Sabhara menampilkan beragam perangkat teknologi dan perlengkapan operasional seperti alat dokumentasi digital dan unit K9 yang mendukung pencarian dan penyelamatan. 

    Pusident Bareskrim menunjukkan teknologi identifikasi modern seperti sistem biometrik MAMBIS dan Inafis Portable System, sedangkan Pusdokkes menampilkan kelengkapan DVI (Disaster Victim Identification) serta alat kesehatan seperti X-ray gigi portabel dan alat bantu edukasi lainnya.
    BNPB Hadir dengan Inovasi Peralatan Pemadam Kebakaran Hutan
    BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) turut memperkuat peran strategisnya dalam mitigasi dan respons cepat terhadap bencana. Dalam pameran ini, BNPB memperlihatkan inovasi seperti peralatan pemadam kebakaran hutan dan lahan, perahu karet untuk penanganan banjir, serta miniatur sanitasi dan rumah tahan gempa (RIKSA) sebagai bentuk edukasi kepada publik.

    Selain itu, BNPB juga menampilkan produk-produk UMKM yang dikembangkan untuk mendukung kebutuhan pangan saat kondisi darurat.
     

     

    TNI AD Hadirkan Excavator Spider
    TNI Angkatan Darat menghadirkan teknologi militer yang disesuaikan untuk kebutuhan penanggulangan bencana. Di antara alat yang ditampilkan adalah Excavator Spider, alat berat yang dirancang untuk bekerja di medan ekstrem seperti lereng curam dan area berbatu.

    Mereka juga memperkenalkan Life Thermal Locator Set untuk pencarian korban, Toolkit PRCPB untuk evakuasi, serta perangkat deteksi dan dekontaminasi untuk menghadapi ancaman bahan nuklir, biologi, dan kimia. Selain itu, beragam alat pelindung diri, topeng taktis, serta maket bencana turut dipamerkan sebagai sarana edukatif.
    TNI AU Bawa Set Jungle 

    TNI Angkatan Udara fokus pada penyelamatan dan mobilitas dalam kondisi darurat. Mereka menampilkan set jungle kit berisi perlengkapan survival, unit mobil KOPASGAT untuk mendukung operasional di lapangan, serta berbagai perlengkapan evakuasi seperti perahu karet, tandu penyelamatan, dan rakit darurat Life Raft EAM T-4. Tak hanya itu, perlengkapan komunikasi dan proteksi di helikopter juga menjadi bagian dari demonstrasi kesiapsiagaan mereka.
     
    BASARNAS Pamer Sistem Ascending-Descending Rescue
    BASARNAS (Badan SAR Nasional) turut menunjukkan teknologi pencarian dan penyelamatan terkini. Salah satu yang menjadi sorotan adalah sistem Ascending-Descending Rescue, yang dirancang untuk evakuasi vertikal di medan sulit. 

    Mereka juga menampilkan perlengkapan komunikasi darurat seperti HP satelit, PLB, dan EPIRB yang mendukung operasi SAR di berbagai situasi. Selain itu, drone termal (Thermal UAV), alat komunikasi bawah air (Wireless Diving Communication), dan ROV (Remotely Operated Vehicle) untuk pencarian bawah air menjadi bukti keseriusan BASARNAS dalam memperkuat kapabilitas penyelamatan modern.

    Project Director EDRR Indonesia 2025, Vista Limbong menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh kementerian dan lembaga negara atas partisipasi aktif dan dukungan yang telah diberikan selama penyelenggaraan pameran. “Kami sangat bangga melihat tingginya semangat kolaborasi antara lembaga negara, pelaku industri, dan masyarakat dalam mendukung sistem penanggulangan bencana yang lebih kuat dan inovatif. EDRR Indonesia 2025 bukan hanya menjadi ajang pertukaran teknologi, tetapi juga menjadi platform strategis untuk memperkuat koordinasi nasional dalam menghadapi berbagai potensi bencana,” ujar Vista dalam keterangan tertulis Sabtu, 16 Agustus 2025.

    Selama tiga hari penyelenggaraan, EDRR Indonesia 2025 ini menjadi ruang kolaboratif yang mempertemukan pemangku kepentingan dari berbagai sektor untuk berbagi solusi dan memperkuat kesiapsiagaan nasional.

    Jakarta: Pameran Emergency Disaster Reduction & Rescue Expo (EDRR) Indonesia 2025 yang digelar di Hall A, JIEXPO Kemayoran, Jakarta menampilkan inovasi dan teknologi mutakhir milik lembaga negara mulai dari Polri, TNI hingga Basarnas.

    Polri Tampilkan Sistem Pendukung Keselamatan dan Penanggulangan Bencana 
    Polri hadir dengan berbagai unitnya untuk menampilkan sistem pendukung keselamatan dan penanggulangan bencana. 
     
    Divisi Humas menampilkan media komunikasi interaktif dan edukatif seperti poster digital, spin wheel, serta perlengkapan dokumentasi yang digunakan dalam tugas-tugas lapangan. 
     
    Korps Brimob memperkenalkan serangkaian peralatan penyelamatan mutakhir, termasuk drone Matrice, alat selam dengan sistem komunikasi bawah air, serta alat pemotong dan penyebar hidraulik yang digunakan dalam operasi penyelamatan ekstrem. 

    Sementara itu, Korps Sabhara menampilkan beragam perangkat teknologi dan perlengkapan operasional seperti alat dokumentasi digital dan unit K9 yang mendukung pencarian dan penyelamatan. 
     
    Pusident Bareskrim menunjukkan teknologi identifikasi modern seperti sistem biometrik MAMBIS dan Inafis Portable System, sedangkan Pusdokkes menampilkan kelengkapan DVI (Disaster Victim Identification) serta alat kesehatan seperti X-ray gigi portabel dan alat bantu edukasi lainnya.

    BNPB Hadir dengan Inovasi Peralatan Pemadam Kebakaran Hutan
    BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) turut memperkuat peran strategisnya dalam mitigasi dan respons cepat terhadap bencana. Dalam pameran ini, BNPB memperlihatkan inovasi seperti peralatan pemadam kebakaran hutan dan lahan, perahu karet untuk penanganan banjir, serta miniatur sanitasi dan rumah tahan gempa (RIKSA) sebagai bentuk edukasi kepada publik.
     
    Selain itu, BNPB juga menampilkan produk-produk UMKM yang dikembangkan untuk mendukung kebutuhan pangan saat kondisi darurat.
     

    Baca juga: EDRR 2025 Hadirkan Workshop “Early Warning For All”: Perkuat Sistem Peringatan Dini Nasional

     

    TNI AD Hadirkan Excavator Spider
    TNI Angkatan Darat menghadirkan teknologi militer yang disesuaikan untuk kebutuhan penanggulangan bencana. Di antara alat yang ditampilkan adalah Excavator Spider, alat berat yang dirancang untuk bekerja di medan ekstrem seperti lereng curam dan area berbatu.
     
    Mereka juga memperkenalkan Life Thermal Locator Set untuk pencarian korban, Toolkit PRCPB untuk evakuasi, serta perangkat deteksi dan dekontaminasi untuk menghadapi ancaman bahan nuklir, biologi, dan kimia. Selain itu, beragam alat pelindung diri, topeng taktis, serta maket bencana turut dipamerkan sebagai sarana edukatif.
    TNI AU Bawa Set Jungle 

    TNI Angkatan Udara fokus pada penyelamatan dan mobilitas dalam kondisi darurat. Mereka menampilkan set jungle kit berisi perlengkapan survival, unit mobil KOPASGAT untuk mendukung operasional di lapangan, serta berbagai perlengkapan evakuasi seperti perahu karet, tandu penyelamatan, dan rakit darurat Life Raft EAM T-4. Tak hanya itu, perlengkapan komunikasi dan proteksi di helikopter juga menjadi bagian dari demonstrasi kesiapsiagaan mereka.
     
    BASARNAS Pamer Sistem Ascending-Descending Rescue
    BASARNAS (Badan SAR Nasional) turut menunjukkan teknologi pencarian dan penyelamatan terkini. Salah satu yang menjadi sorotan adalah sistem Ascending-Descending Rescue, yang dirancang untuk evakuasi vertikal di medan sulit. 
     
    Mereka juga menampilkan perlengkapan komunikasi darurat seperti HP satelit, PLB, dan EPIRB yang mendukung operasi SAR di berbagai situasi. Selain itu, drone termal (Thermal UAV), alat komunikasi bawah air (Wireless Diving Communication), dan ROV (Remotely Operated Vehicle) untuk pencarian bawah air menjadi bukti keseriusan BASARNAS dalam memperkuat kapabilitas penyelamatan modern.
     
    Project Director EDRR Indonesia 2025, Vista Limbong menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh kementerian dan lembaga negara atas partisipasi aktif dan dukungan yang telah diberikan selama penyelenggaraan pameran. “Kami sangat bangga melihat tingginya semangat kolaborasi antara lembaga negara, pelaku industri, dan masyarakat dalam mendukung sistem penanggulangan bencana yang lebih kuat dan inovatif. EDRR Indonesia 2025 bukan hanya menjadi ajang pertukaran teknologi, tetapi juga menjadi platform strategis untuk memperkuat koordinasi nasional dalam menghadapi berbagai potensi bencana,” ujar Vista dalam keterangan tertulis Sabtu, 16 Agustus 2025.
     
    Selama tiga hari penyelenggaraan, EDRR Indonesia 2025 ini menjadi ruang kolaboratif yang mempertemukan pemangku kepentingan dari berbagai sektor untuk berbagi solusi dan memperkuat kesiapsiagaan nasional.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

    (RUL)

  • Megathrust ‘Meledak’, Lampung-Banten-Jakarta Digulung Tsunami

    Megathrust ‘Meledak’, Lampung-Banten-Jakarta Digulung Tsunami

    Jakarta, CNBC Indonesia – Beberapa wilayah di Indonesia terancam bencana Megathrust. Itu karena Indonesia berada di jalur Cincin Api Pasifik (Ring of Fire).

    Megathrust adalah pergerakan besar lempeng tektonik di zona subduksi yang dapat memicu gempa bumi besar dan tsunami. Diketahui, Indonesia berada di Cincin Api Pasifik alias Ring of Fire memiliki 13 segmen Megathrust.

    Di antaranya, satu segmen Megathrust yang paling mengancam adalah Selatan Jawa yang dampaknya bisa memanjang hingga Selat Sunda dan segmen Sumatera yang dampaknya juga memanjang ke Selat Sunda atau disebut Segmen Enggano.

    Khusus Selatan Jawa Barat yang memanjang hingga Selat Sunda, segmen tersebut berdampak besar apabila melepaskan energi. Energi yang terkunci di zona subduksi selatan Jawa ini terus bertambah seiring waktu.

    Peneliti dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Nuraini Rahma Hanifa mengungkapkan semakin lama energi yang terkumpul ini akan mencapai titik pelepasan energinya melalui pergerakan mendadak yang memicu getaran atau guncangan yang sangat kuat atau gempa bumi. Jika dilepaskan sekaligus bisa menyebabkan gempa hingga M 8,7.

    Goncangan besar tersebut akan mengakibatkan perpindahan kolom air laut dan menyebabkan gelombang air laut menjadi sangat besar yang menjalar semua arah hingga mencapat daratan atau tsunami. Tsunami yang ditimbulkan cukup tinggi yaitu bisa mencapai 20 meter yang bisa berdampak luas, tidak hanya di selatan Jawa tetapi juga di wilayah pesisir lainnya seperti Banten dan Lampung, bahkan hingga ke Jakarta.

    “Semua pesisir Banten itu akan berdampak tapi dengan tinggi (tsunami) yang berbeda-beda,” ungkap dia kepada CNBC Indonesia, Minggu (16/2/2025).

    Rahma menghitung apabila Megathrust di segmen Selatan Jawa yaitu wilayah Pangandaran pecah, maka akan terjadi tsunami sekitar 20 meter. Gelombang tsunami kemudian akan menyebar hingga masuk wilayah Selat Sunda dimana di daerah tersebut ada kawasan pesisir Banten dan Lampung.

    “Kawasan pesisir Banten kira-kira tsunami 4 sampai 6 atau 8 meter,” sebutnya.

    “Lampung yang menghadap Selat Sunda akan kena semua,” imbuhnya.

    Sedangkan untuk Jakarta, tsunami diprediksi akan menerjang wilayah pesisir utara dengan ketinggian 1 sampai 1,8 meter. Menurut perhitungannya, tsunami tersebut akan tiba di Jakarta 2,5 jam. Dia mengatakan hanya daerah pesisir utara Jakarta saja yang akan terkena tsunami 1,8 meter.

    “2,5 jam tsunami tiba. Kalau Jawa bagian selatan 40 menit sudah sampai, Lebak itu 18 menit. Oke, yang kena imbas itu pertama kali adalah wilayah Jakarta Utara ya,” sebutnya.

    BRIN pun mengajak masyarakat Indonesia untuk waspada terhadap risiko Megathrust. Dampak gempa Megathrust sangat besar hingga memberikan dampak lanjutan seperti kematian, cedera, kerusakan infrastruktur, kerusakan lingkungan, dampak sosial ekonomi hingga gangguan layanan dasar.

    (fsd/fsd)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Suara Ledakan Gempa Langit Terdengar di Banyak Negara

    Suara Ledakan Gempa Langit Terdengar di Banyak Negara

    Jakarta, CNBC Indonesia – Selama 200 tahun terakhir, berbagai suara misterius terjadi di berbagai belahan dunia. Bahkan beberapa dikaitkan dengan gempa bumi, namun ada juga yang tidak.

    Sebagai contoh, suara-suara itu terdengar selama gempa bumi New Madrid 1811-1812, serta Januari 2020. Suara dentuman yang menggetarkan jendela serta pintu juga dilaporkan terjadi dekat Danau Seneca, Finger Lake, New York.

    Para peneliti berusaha mencari tahu asal muasal suara gempa langit itu. Pada 2020, ilmuwan menggunakan data seismik dari EarthScope Transportable Array (ESTA) untuk menjelaskan suara yang ada di sekitar Amerika Serikat (AS), dan membandingkan dengan yang terjadi pada 2023.

    Sementara itu, tim peneliti dari University of North Carolina meneliti suara dengan meneliti dari laporan berita di daerah tersebut. Mereka melakukan verifikasi suara dengan data seismo akuisitik dari ESTA.

    Dari hasil penelitiannya, mereka menyimpulkan suara-suara itu tidak terkait gempa bumi. Jadi tidak mungkin jadi penyebabnya.

    “Secara umum kami percaya ini merupakan fenomena atmosfer, tidak berpikir dari aktivitas seismik,” jelas peneliti Eli Bird dikutip dari IFL Science, Senin (7/10/2024).

    “Asumsi kami, suara itu menyebar lewat atmosfer bukan melalui tanah,” imbuhnya.

    Para peneliti berfokus pada data infrasonik. Ini merupakan suara frekuensi rendah yang tidak bisa didengar manusia.

    Laporan Live Science mengatakan mereka menangkap sinyal berdurasi 1-10 detik yang terkait laporan suara-suara ledakan itu.

    IFL Science menuliskan belum ada penjelasan lebih baik terkait asal muasal suara tersebut. Salah satu kemungkinannya adalah ledakan pesawat sonik.

    Kemungkinan lainnya adalah bolide di atmosfer bagian atas. Yakni meteorit yang tidak terlihat hingga mendengar suara yang dikumpulkan.

    (fsd/fsd)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Gempa M 4,4 Terjadi di Maluku

    Gempa M 4,4 Terjadi di Maluku

    Jakarta

    Gempa berkekuatan magnitudo (M) 4,4 terjadi di Maluku Barat Daya. Kedalaman gempa 13 Km.

    Melalui akun X nya, BMKG melaporkan gempa terjadi pada Jumat (16/8/2025) pukul 00.09 WIB. Gempa berada pada 92 KM Timur Laut Maluku Barat Daya.

    “Gempa Mag:4.4,” tulis BMKG.

    Titik koordinat gempa 7,60 Lintang Selatan dan 128,42 Bujut Timur. BMKG menyampaikan informasi gempa ini dapat berubah seiring kelengkapan data.

    “Disclaimer:Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” imbuhnya.

    (dek/dek)

  • Warna Langit Berubah Merah Menyala, Bulan Jadi Biru, Sumbernya dari RI

    Warna Langit Berubah Merah Menyala, Bulan Jadi Biru, Sumbernya dari RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pada 1883, warna langit saat siang hari tampak merah bercampur dengan hijau dan ungu. Saat malam tiba, warga bulan yang biasanya perah berubah menjadi biru.

    IFL Science menyatakan perubahan warna langit tampak hampir di seluruh dunia, dari Asia hingga Eropa dan Amerika. Penyebabnya ada di Indonesia, yaitu Gunung Krakatau yang meletus dan memuntahkan isi bumi.

    Gunung Krakatau sudah bergemuruh sejak Mei 1883 kemudian meletus pada 27 Agustus tahun yang sama. Ledakan letusan Krakatau diperkirakan setara dengan bom berkekuatan 200 megaton. Sebagai perbandingan, bom yang dijatuhkan di Hiroshima hanya sekitar 15.000 kiloton atau sekitar 0,015 megaton. Bom nuklir dengan kekuatan terbesar yang pernah diledakkan, yaitu Tsar Bomba, hanya punya kekuatan 50 megaton.

    Setelah Gunung Krakatau meletus, langit menjadi gelap hingga ribuan kilometer jauhnya. Suara letusannya yang mencapai 310 desibel cukup keras untuk membuat orang sejauh 64 kilometer, tuli.

    Semburan Krakatau menghancurkan 165 desa dan menewaskan sekitar 36.000 orang. Mayoritas terhempas tsunami yang timbul akibat gempa guncangan letusan. Ribuan orang di Sumatra tewas karena awan panas dan material vulkanik.

    Dampaknya juga terasa di seluruh dunia. Suhu rata-rata global turun 0,6 derajat Celcius selama beberapa bulan ke depan karena abu dan gas yang menghalangi matahari. Abu yang mengambang di langit juga berdampak terhadap cahaya yang “membentuk” warna langit.

    Pada malam yang normal, warna merah dan oranye matahari terbenam terbentuk dari cahaya yang menembus atmosfer dari sudut yang rendah. Gelombang cahaya biru terpencar sehingga warna merah mendominasi.

    Namun saat udara penuh dengan gas dan abu, gelombang cahaya merah ikut terpencar sehingga menyisakan gelombang cahaya berwarna hijau giok. Efek yang sama menyebabkan warna bulan lebih biru dari biasanya selama berbulan-bulan.

    Dalam artikel The New York Times, yang terbit pada November 1883, menyatakan, “Setelah jam 5 pagi, cakrawala di barat seperti terbakar warna merah menyala. Orang-orang di jalan tertegun melihat pemandangan tidak biasa. Awan yang berwarna gelap makin lama berubah menjadi warna merah darah, begitu juga laut.”

    Fenomena tidak biasa itu bahkan menjadi inspirasi lukisan terkenal The Scream karya Edvard Munch. Pada 1883, muncul juga berbagai lukisan dengan warna yang “berani” hasil karya Monet, Manet, Van Gogh, hingga Renoir.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]