Topik: Gempa

  • Gempa Darat Guncang Kabupaten Bandung Barat Lagi, BMKG Beri ‘Warning’ Soal Gempa Pembuka

    Gempa Darat Guncang Kabupaten Bandung Barat Lagi, BMKG Beri ‘Warning’ Soal Gempa Pembuka

     

    Liputan6.com, Jakarta – Gempa darat Magnitudo 1,7 mengguncang wilayah Kabupaten Bandung Barat, Rabu (20/8/2025), pukul 12.28.42 WIB. Analisa Badan Meteorologi Klaimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, lokasi gempa Kabupaten Bandung Barat berada pada koordinat 6.81 LS dan 107.51 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 3 km barat laut Kabupaten Bandung Barat pada kedalaman 10 km.

    Direktur Gempa dan Tsunami BMKG Daryono, Rabu (20/8/2025) mengatakan, memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa Kabupaten Bandung Barat yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas Sesar Lembang.

    Daryono juga mengataklan, dampak gempa berdasarkan laporan dari masyarakat, guncangan gempa dirasakan di wilayah Kabupaten Bandung Barat dengan Skala Intensitas II MMI. Namun hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempabumi tersebut.

    “Hingga pukul 13.33 WIB, hasil monitoring BMKG belum terjadi gempa susulan,” katanya.

    Terkait pemicu gempa, Daryono mengingatkan, Sesar Lembang merupakan sesar aktif, yang kapan saja bisa merilis gempa. 

    “Jadi kapan saja bisa rilis, fenomena seperti ini yang dikhawatirkan adalah gempa pembuka (fore shocks),” katanya.

    Meski begitu Daryono tidak secara gamblang menyebutkan peningkatan aktivitas kegempaan di Sesar Lembang adalah pertanda akan muncul gempa kuat. 

    “Karena belum dapat diprediksi kapan gempa besar akan terjadi,” ungkapnya.

    Daryono juga menjelaskan, dari tiga tipe gempa, salah satu tipenya adalah gempa kuat yang didahului aktivitas gempa pembuka.

    Menilik sejarah gempa yang pernah terjadi, pada 2011 gempa darat hanya Magnitudo 3,3 dapat merusak 103 rumah di Kampung Muril Rahayu, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Bandung Barat.

     

  • Tsunami Setinggi 40 Meter Dikira Hanya 3 Meter, 18.500 Langsung Tewas

    Tsunami Setinggi 40 Meter Dikira Hanya 3 Meter, 18.500 Langsung Tewas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gempa Megathrust berkekuatan M9 yang disusul dengan tsunami setinggi 40 meter menghantam Jepang pada 11 Maret 2011 silam.

    Insiden tersebut, menurut situs Britannica, mengakibatkan 18.500 orang tewas. Selain itu ada 10.800 orang hilang dan 4.000 terluka. 

    Kerusakan gedung dan hunian warga setempat juga mengakibatkan kerugian materil. Ribuan warga disebut tak bisa lagi menempati rumah mereka karena gempa dan tsunami dahsyat. 

    Tak berhenti sampai di situ, sehari setelah gempa-tsunami terjadi insiden lain. Pemerintah mengumumkan reaktor nuklir Fukushima bocor. 

    Akibatnya, inti nuklir mencemari lingkungan dan membuat kota Fukushima tak bisa lagi ditempati. Penduduk setempat terpaksa menjalani kehidupan sesuai peribahasa populer “sudah jatuh tertimpa tangga”.

    Jepang memang menjadi salah satu negara yang rawan bencana gempa dan tsunami, sama halnya dengan Indonesia. Dari waktu ke waktu, Jepang telah mengembangkan teknologi canggih untuk meningkatkan upaya mitigasi bencana.

    Salah satu cara cepat yang dilakukan adalah menyiarkan peringatan dini kepada masyarakat sebelum bencana menghadang. Namun, pada insiden tsunami 2011, terjadi salah perhitungan yang cukup signifikan.

    Peringatan Tsunami 3 Meter Padahal 40 Meter

    Setelah gempa besar, otoritas Jepang memberikan peringatan tsunami kepada masyarakat. Namun, ketinggiannya disebut bukan 40 meter, melainkan ‘hanya’ 3 meter.

    Hal ini diungkap Ryo Kanouya. Ia menceritakan pengalamannya ketika hari bencana tiba. Pada pagi hari, Ryo bergegas ke luar rumah untuk berangkat ke kantor.

    Tak ada sesuatu hal berbeda. Setelah sampai di kantor dia pun fokus kerja dari pagi hingga siang. Begitu juga rekan kerjanya yang lain. Semua fokus kerja dan sesekali berbicara bersama rekan di kala senggang.

    Situasi ini terus berlanjut sampai akhirnya berubah saat jam menunjukkan pukul 15.30 waktu setempat. Tiba-tiba ponsel Ryo dan semua temannya berdering.

    Ada notifikasi gempa yang kemudian diikuti goncangan besar di wilayah Fukushima. Bangunan-bangunan bergoyang hebat. Masyarakat berhamburan mencari perlindungan. Namun, kuatnya guncangan menyulitkan mereka untuk berjalan atau berlari menyelamatkan diri.

    Pada saat bersamaan, banyak bangunan ambruk. Pohon dan tiang listrik roboh dalam sekejap. Semua itu berakhir 6 menit kemudian. Ryo pun langsung menenangkan diri dari gempa besar. Sayang, semua itu tak benar-benar berakhir.

    “Saat kami berusaha menenangkan diri dari gempa besar itu, peringatan tsunami dikeluarkan,” ungkap Ryo kepada National Geographic, dikutip Minggu (21/6/2025).

    Otoritas terkait menyebut tsunami mendatang mencapai 3 meter. Perusahaan pun langsung memerintahkan semua karyawan untuk bergegas pulang membantu warga.

    Ryo segera manut dan pulang ke rumah yang kebetulan hanya berjarak 1 km dari pinggir pantai.

    Sesampainya di rumah, Ryo ditenangkan oleh keluarga yang berpikir peringatan tsunami sudah selesai.

    Toh, setelah beberapa menit, air tak kunjung naik ke daratan. Sayang, perkiraan keluarga salah dan ketakutan Ryo yang benar.

    Cuma Bisa Pasrah Rasakan Kiamat

    Saat melihat ke jendela, pria kelahiran 1990 tersebut kaget terperanjat. Ternyata air bergerak bak kilat dan langsung berada di depan matanya. Dia pun tak bisa menghindar dan hanya pasrah saat gelombang air menerjang jendela dan tembok rumah.

    Awalnya, Ryo yakin rumahnya bakal bertahan. Namun, gelombang yang makin tinggi dan arus makin kuat akhirnya meratakan tempat tinggalnya.

    Ryo pun terombang-ambing dan sudah menghirup banyak air. Saat situasi normal, diketahui gelombang tsunami mencapai ketinggian 40 meter.

    “Lebih baik saya menghembuskan udara yang tersisa di paru-paru saya untuk mati,” kenang Ryo.

    Dia pun otomatis terpisah dengan keluarga. Ryo ingat dia terombang-ambing di atas air dengan memegang lemari. Pada titik ini dia merasa lega, tetapi timbul rasa iba atas nasib orang kurang beruntung.

    Sejauh mata memandang, dia melihat banyak orang tenggelam. Ada juga yang mencoba bertahan hidup di atas tumpukan puing. Ada juga yang sudah mengapung tanda tak lagi bernyawa.

    “Saya pun menunggu sampai permukaan air surut, perlahan-lahan turun saat air surut sampai saya kembali menginjak tanah,” terang Ryo.

    Saat menginjak tanah, kaki Ryo langsung lemas. Setelah melewati ‘kiamat’, dia melihat Fukushima rata dengan tanah. Banyak orang meninggal. Ada juga yang luka-luka. Ryo sendiri masih sehat tanpa luka. Dia hanya terancam mati kedinginan.

    Namun, ada satu hal yang patut disyukuri: Ryo, ayah, ibu, dan saudara perempuan masih selamat. Hanya neneknya yang hilang entah ke mana, diduga meninggal dan tak bisa ditemukan sampai sekarang.

    Dari insiden ini, kita bisa memetik pelajaran bahwa alam tak bisa disepelekan. Alam bisa saja menghancurkan kehidupan manusia seketika. Untuk itu, selain mitigasi bencana, penting untuk menjaga alam dan lingkungan dengan baik. Semoga informasi ini membantu!

    Catatan: Naskah ini merupakan bagian dari CNBC Insight, rubrik yang menyajikan ulasan sejarah untuk menjelaskan kondisi masa kini lewat relevansinya di masa lalu. Lewat kisah seperti ini, CNBC Insight juga menghadirkan nilai-nilai kehidupan dari masa lampau yang masih bisa dijadikan pelajaran di hari ini.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Gunung Dempo Berubah Bentuk Lebih Tinggi dalam Sepekan

    Gunung Dempo Berubah Bentuk Lebih Tinggi dalam Sepekan

    JAKARTA – Gunung Dempo di Pagar Alam, Sumatera Selatan (Sumsel)= mengalami tren inflasi atau perubahan bentuk menjadi lebih tinggi/membesar dalam sepekan terakhir, menurut hasil pengamatan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

    Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid di Jakarta, Selasa, mengatakan temuan inflasi pada tubuh Gunung Dempo sektor barat itu mengindikasikan masih adanya sumber tekanan signifikan dari kedalaman dangkal.

    “Pengamatan deformasi dengan metode GNSS dan tiltmeter menunjukkan tren inflasi tubuh gunung artinya tekanan dari kedalaman dangkal masih berlangsung,” katanya dilansir ANTARA, Selasa, 19 Agustus.

    Ia menjelaskan fenomena tersebut terjadi bersamaan dengan erupsi Gunung Dempo pada Selasa pukul 07.48 WIB, yang memuntahkan kolom erupsi setinggi 1.300 meter di atas puncak dengan warna putih tebal condong ke arah selatan.

    Pengamatan pos pemantauan gunung api di Pagar Alam juga mencatat pada periode 1‒18 Agustus sejumlah aktivitas kegempaan, diantaranya 40 kali gempa hembusan, dua kali gempa terasa skala I – II MMI, 10 kali gempa tektonik jauh, dan getaran tremor menerus dengan amplitudo 0,5-10 mm, dominan 5 mm.

    Badan Geologi memastikan tingkat aktivitas Gunung Dempo masih berada pada Level II (Waspada).

    Masyarakat, pendaki, maupun wisatawan, direkomendasikan untuk tidak mendekati Kawah Marapi Gunung Dempo dalam radius 1 kilometer, dan menjauhi sektor utara sejauh 2 kilometer dari bukaan kawah.

    Wafid menekankan erupsi Gunung Dempo bersifat freatik yang dapat terjadi tiba-tiba tanpa didahului gejala vulkanik yang jelas.

    “Itu sebabnya kewaspadaan harus dijaga karena potensi lontaran material dan gas berbahaya tetap ada,” ujarnya.

    Badan Geologi akan terus melakukan pemantauan aktivitas, penilaian bahaya, serta sosialisasi kepada masyarakat.

    Informasi perkembangan aktivitas Gunung Dempo dapat diakses melalui aplikasi badan geologi maupun langsung dari pos pemantauan gunung api di Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan.

  • Infrastruktur Terdampak Gempa M 5,8 Poso Tanggung Jawab Pemerintah Pusat

    Infrastruktur Terdampak Gempa M 5,8 Poso Tanggung Jawab Pemerintah Pusat

    JAKARTA – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengunjungi lokasi gempa berkekuatan magnitudo (M) 5,8 magnitudo yang mengguncang Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

    Tiba di Poso, Selasa 19 Agustus, Suharyanto meninjau SDN 1 Tangkura di Desa Tangkura, Kecamatan Poso Pesisir Selatan yang kondisinya rusak berat akibat terdampak gempa bumi.

    Selanjutnya, rombongan Kepala BNPB meninjau posko darurat di halaman Kantor Desa Tangkura, yang dilanjutkan dengan audiensi bersama masyarakat.

    “Kami menyampaikan kepada masyarakat, rumah masyarakat, infrastruktur lain, rumah ibadah, fasilitas umum, menjadi tanggung jawab pemerintah pusat untuk memperbaikinya,” katanya.

    Lanjut dia, secara bertahap masyarakat yang mengungsi akan kembali ke rumah masing, khususnya mereka yang rumahnya dalam kondisi baik.

    Usai bertemu masyarakat, Kepala BNPB melanjutkan rapat koordinasi penanganan darurat bencana gempa bumi di Kantor Bupati Poso.

    Pemerintah Kabupaten Poso menetapkan status tanggap darurat pasca-gempa magnitudo 5,8 yang mengguncang Kabupaten Poso pada Minggu 17 Agustus. Status tanggap darurat bencana selama 14 hari mulai 18 hingga 31 Agustus 2025.

  • Gunung Dempo Sumsel Jadi Lebih Tinggi usai Erupsi, Badan Geologi: Pengamatan Deformasi

    Gunung Dempo Sumsel Jadi Lebih Tinggi usai Erupsi, Badan Geologi: Pengamatan Deformasi

    JAKARTA – Gunung Dempo di Sumatera Selatan (Sumsel) mengalami tren inflasi atau perubahan bentuk menjadi lebih tinggi atau membesar dalam sepekan terakhir.

    Hal itu berdasarkan hasil pengamatan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang menemukan inflasi pada tubuh Gunung Dempo sektor barat itu mengindikasikan masih adanya sumber tekanan signifikan dari kedalaman dangkal.

    “Pengamatan deformasi dengan metode GNSS dan tiltmeter menunjukkan tren inflasi tubuh gunung artinya tekanan dari kedalaman dangkal masih berlangsung,” kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid di Jakarta, Selasa, disitat Antara. 

    Ia menjelaskan, fenomena tersebut terjadi bersamaan dengan erupsi Gunung Dempo pada Selasa pagi tadi pukul 07.48 WIB, yang memuntahkan kolom erupsi setinggi 1.300 meter di atas puncak dengan warna putih tebal condong ke arah selatan.

    Pengamatan pos pemantauan gunung api di Pagar Alam juga mencatat pada periode 1‒18 Agustus sejumlah aktivitas kegempaan, diantaranya 40 kali gempa hembusan, dua kali gempa terasa skala I – II MMI, 10 kali gempa tektonik jauh, dan getaran tremor menerus dengan amplitudo 0,5-10 mm, dominan 5 mm.

    Badan Geologi memastikan tingkat aktivitas Gunung Dempo masih berada pada Level II (Waspada).

    Dengan begitu masyarakat, pendaki, maupun wisatawan, direkomendasikan untuk tidak mendekati Kawah Marapi Gunung Dempo dalam radius 1 kilometer, dan menjauhi sektor utara sejauh 2 kilometer dari bukaan kawah.

    Wafid menekankan erupsi Gunung Dempo bersifat freatik yang dapat terjadi tiba-tiba tanpa didahului gejala vulkanik yang jelas. “Itu sebabnya kewaspadaan harus dijaga karena potensi lontaran material dan gas berbahaya tetap ada,” ujarnya.

    Badan Geologi akan terus melakukan pemantauan aktivitas, penilaian bahaya, serta sosialisasi kepada masyarakat.

    Informasi perkembangan aktivitas Gunung Dempo dapat diakses melalui aplikasi badan geologi maupun langsung dari pos pemantauan gunung api di Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan.

  • Update Gempa Poso: Korban Tewas Bertambah jadi 2 Orang – Page 3

    Update Gempa Poso: Korban Tewas Bertambah jadi 2 Orang – Page 3

    Saat ini, pihak rumah sakit melakukan perawatan pasien dari tenda darurat. Pasien dan pihak rumah sakit khawatir dengan gempa susulan dan juga untuk mempermudah proses evakuasi

    Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Poso menetapkan status tanggap darurat pasca-gempa magnitudo 5,8 mengguncang Kabupaten Poso pada Minggu (17/8). Status tanggap darurat bencana gempa bumi selama 14 hari terhitung mulai 18 hingga 31 Agustus 2025.

    Status itu berdasarkan Surat Keputusan (SK) Bupati Poso Nomor 100.3.3.2/0580/2025 tentang penetapan status tanggap darurat bencana gempa bumi di Kecamatan Poso Pesisir, Poso Pesisir Utara, dan Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso.

  • Top 3 News: Bapak Wushu Mayjen (Purn) IGK Manila Meninggal Dunia, Ini Profil Lengkap dan Perjalanan Kariernya – Page 3

    Top 3 News: Bapak Wushu Mayjen (Purn) IGK Manila Meninggal Dunia, Ini Profil Lengkap dan Perjalanan Kariernya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Kabar duka datang dari Akademi Bela Negara (ABN) Partai Nasional Demokrat (NasDem). Gubernur ABN NasDem, Mayor Jenderal (Purn) I Gusti Kompyang (IGK) Manila, tutup usia, Senin 18 Agustus 2025. Itulah top 3 news hari ini.

    Hal itu seperti disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai NasDem Hermawi Taslim. Jenazah almarhum IGK Manila diberangkatkan dari Rumah Sakit Bunda menuju Rumah Sakit Pusat Gatot Soebroto untuk dimandikan.

    Kemudian, dibawa menuju Aula ABN untuk disemayamkan dan diperkirakan tiba pukul 14.00 WIB. Upacara pelepasan dan kremasi IGK Manila akan dilakukan pada Rabu, 20 Agustus 2025, pukul 11.00 WIB.

    Sementara itu, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengonfirmasi, satu orang meninggal dunia akibat gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,0 mengguncang wilayah Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah.

    Hal ini berdasarkan laporan kaji cepat per Minggu 17 Agustus 2025 pukul 23.42 WIB. Abdul menjelaskan, saat gempa terjadi, para jemaat tengah mengikuti ibadah pagi. Sejumlah jemaat tertimpa material kayu dan batako dari bangunan gereja yang masih dalam tahap konstruksi.

    Abdul mencatat, data kerusakan rumah juga mengalami peningkatan akibat gempa Poso. Kaji cepat sementara, tercatat sedikitnya 12 unit rumah rusak berat dan 33 unit rumah rusak ringan.

    Berita terpopuler lainnya di kanal News Liputan6.com adalah terkait dua orang dengan gaya sok jagoan, memalak pedagang di Pasar Stasiun Angke, Tambora.

    Tapi, bukan minta sejumlah uang melainkan minta buah melon untuk tambahan konsumsi hajatan. Belum sempat pesta nikahan digelar, keduanya telah ditangkap oleh Unit Reskrim Polsek Tambora.

    Aksi pemalakan itu terekam dalam kamera CCTV. Dalam video berdurasi 1 menit 9 detik, tampak seorang pria berjaket jeans biru bersama rekannya bersweater hitam menghampiri lapak pedagang.

    Berikut deretan berita terpopuler di kanal News Liputan6.com sepanjang Senin 18 Agustus 2025:

    Di hari yang sama dengan sidang kasus suap Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto yang menyebut Joko Widodo. Sang Presiden ketujuh justru duduk satu meja dengan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani. Di antara keduanya, ada Ketum Partai Nasdem, Surya Paloh dan duduk…

  • Bertambah, 204 Bangunan Rusak Akibat Gempa Poso M 5,8

    Bertambah, 204 Bangunan Rusak Akibat Gempa Poso M 5,8

    Jakarta

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melaporkan kerusakan infrastruktur bertambah akibat gempa M 5,8 di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng). Dilaporkan infrastruktur yang rusak menjadi sebanyak 204 bangunan akibat guncangan.

    “Hingga kini Tim Reaksi Cepat (TRC) terus melakukan pendataan lapangan dan data yang disampaikan masih dinamis,” kata Pejabat (Pj) Penanggulangan Bencana BPBD Poso, Sofyan, dilansir Antara, Senin (18/8/2025).

    Sofyan memaparkan 204 bangunan rusak terdiri atas 101 rumah rusak ringan, tiga rumah rusak sedang, 70 rusak berat, dan 30 fasilitas umum berupa sekolah, Polindes, kantor desa dan rumah ibadah.

    Dari peristiwa itu sekitar 14 desa/kelurahan terdampak, yakni Desa Tiwaa, Ueralulu, Masamba, Tokorondo, Lape, Bega, Towu, Masani, dan Kelurahan Tabaludi Kecamatan Poso Pesisir. Kemudian Desa Padalembara, Patiwunga, Tangkura Kecamatan Poso Pesisir Selatan, dan Desa Kilo di Kecamatan Poso Pesisir Utara.

    “Laporan kami terima sembilan orang korban mengalami luka berat telah menjalani operasi di Rumah Sakit (RS) Poso, satu korban dalam keadaan kritis, dan satu orang lainnya meninggal dunia pada Minggu malam,” tutur Sofyan.

    Sementara tujuh korban luka ringan dalam perawatan di RS Poso, 10 korban luka ringan mendapat perawatan di Puskesmas Tokorondo, lalu 12 korban luka ringan telah di tangani di lokasi oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, dan delapan korban luka ringan lainnya ditangani di Puskesmas Tangkura.

    “Sekitar 89 pasien RS Poso terpaksa diungsikan di tenda BNPB di halaman RS itu karena gempa susulan masih terjadi,” ucapnya.

    BPBD setempat mengimbau warga tetap tenang dan pemerintah daerah (pemda) terus memperbarui informasi terkini situasi di lapangan.

    Adapun kebutuhan mendesak dalam kondisi darurat yakni tenda, terpal, lampu taktikal, selimut, alas tidur, makanan siap saji, perlengkapan bayi, obat-obatan dan kendaraan operasional pendukung.

    Halaman 2 dari 2

    (fca/lir)

  • Gempa Poso, 1 Orang Meninggal Dunia, Ratusan Rumah Rusak Berat hingga Ringan

    Gempa Poso, 1 Orang Meninggal Dunia, Ratusan Rumah Rusak Berat hingga Ringan

    Bisnis.com, JAKARTA – Satu orang dilaporkan meninggal dunia akibat gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,0 mengguncang wilayah Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah. Hal ini berdasarkan laporan kaji cepat per Minggu (17/8) pukul 23.42 WIB.

    Dilaporkan warga yang meninggal dunia merupakan pasien yang sebelumnya mengalami kritis usai tertimpa reruntuhan bangunan pascagempa di Gereja Elim Masani, Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

    Saat gempa terjadi, para jemaat tengah mengikuti ibadah pagi. Sejumlah jemaat tertimpa material kayu dan batako dari bangunan gereja yang masih dalam tahap konstruksi

    Abdul Muhari, Ph.D. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB mengatakan data kerusakan rumah juga mengalami peningkatan. 

    Dilansir dari Antara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melaporkan kerusakan infrastruktur bertambah menjadi 204 bangunan akibat guncangan gempa di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng), pada Minggu (17/8).

    Menurut data BPBD, ada 204 bangunan rusak terdiri atas 101 rumah rusak ringan, tiga rumah rusak sedang, 70 rusak berat, dan

    Dilansir dari laman BNPB, Sesuai dengan instruksi Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto S.Sos., M.M., sebagai bentuk respon cepat, pemerintah melalui BNPB segera melaksanakan rapat koordinasi penanganan darurat bencana gempabumi melalui ruang komunikasi digital pada Minggu (17/8) malam.

    Rapat ini dipimpin oleh Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Budi Irawan yang dihadiri oleh perwakilan Kemenko PMK, Bupati Poso, Kalaksa BPBD Provinsi Sulawesi Tengah, Kalaksa BPBD Poso dan jajaran forkopimda Kabupaten Poso.

    Tim Reaksi Cepat (TRC) BNPB segera diberangkatkan pada Senin (18/8) dini hari menuju poso guna melakukan upaya penanganan darurat dan pendampingan pemerintah daerah di lokasi kejadian.

    Dalam tahap awal, direncanakan akan dikirimkan bantuan berupa makanan siap saji, tenda pengungsi, tenda keluarga, Hygiene kit, selimut dan matras.

  • Gempa M 5,2 Terjadi di Bitung Sulut, Tak Berpotensi Tsunami

    Gempa M 5,2 Terjadi di Bitung Sulut, Tak Berpotensi Tsunami

    Bitung

    Gempa berkekuatan magnitudo (M) 5,2 terjadi di Bitung, Sulawesi Utara (Sulut). Gempa berada di kedalaman 44 Km.

    “Tidak berpotensi tsunami,” demikian postingan X @infoBMKG, Senin (18/8/2025).

    Gempa terjadi pukul 17.05 WIB. Titik gempa berada di 1.06 Lintang Selatan, 125,56 Bujur Timur.

    Belum diketahui apakah gempa ini menyebabkan kerusakan atau tidak.

    (isa/zap)