Topik: Gempa

  • Gempa M 4 Terjadi di Toli-toli Sulteng

    Gempa M 4 Terjadi di Toli-toli Sulteng

    Jakarta

    Gempa magnitudo 4,0 terjadi di Toli-toli, Sulawesi Tengah (Sulteng). Gempa berada di 24 km barat daya Toli-toli.

    “Kedalaman: 10 Km,” tulis BMKG di X, Senin (8/9/2025).

    Gempa terjadi pada pukul 01.04 WIB dengan titik koordinat 0,81 LU, 120,55 BT.

    BMKG memberikan catatan, informasi awal gempa ini ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data.

    (rfs/rfs)

  • Catat Waktunya! Purworejo Berkesempatan Saksikan Fenomena Langka Gerhana Bulan Total
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        7 September 2025

    Catat Waktunya! Purworejo Berkesempatan Saksikan Fenomena Langka Gerhana Bulan Total Regional 7 September 2025

    Catat Waktunya! Purworejo Berkesempatan Saksikan Fenomena Langka Gerhana Bulan Total
    Tim Redaksi
    PURWOREJO, KOMPAS.com
    – Masyarakat Purworejo akan memiliki kesempatan langka menyaksikan gerhana bulan total (GBT) atau yang dikenal dengan sebutan blood moon pada Minggu (7/9/2025) malam hingga Senin (8/9/2025) dini hari.
    Peristiwa astronomi ini diperkirakan akan berlangsung dari pukul 22.26 WIB hingga 04.56 WIB, dengan puncak gerhana diperkirakan terjadi sekitar pukul 01.11 WIB.
    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purworejo, Wasit Diono, memberikan imbauan agar masyarakat dapat menikmati fenomena ini dengan aman dan tenang.
    Ia menegaskan bahwa Gerhana Bulan Total berbeda dengan Gerhana Matahari, sehingga masyarakat tidak memerlukan alat pelindung khusus untuk mengamati peristiwa ini, yang aman dilihat dengan mata telanjang.
    “Bulan akan tampak berwarna kemerahan akibat hamburan cahaya di atmosfer Bumi. Warna merah ini muncul karena cahaya biru tersaring, sehingga hanya cahaya merah yang sampai ke permukaan Bulan,” ujar Wasit dalam keterangan resminya pada Minggu (7/9/2025).
    Selain keindahan visualnya, momen ini juga dianggap sebagai kesempatan untuk meningkatkan minat generasi muda terhadap ilmu pengetahuan.
    Anak-anak dan pelajar dapat diajak untuk mengamati langit malam, mengenal fenomena astronomi, serta memahami dasar-dasar sains mengenai cahaya dan atmosfer.
    Menanggapi kekhawatiran sebagian masyarakat, BPBD menegaskan bahwa secara ilmiah, gerhana bulan tidak menimbulkan dampak geologis maupun bencana.
    “Tidak ada kaitan langsung antara fenomena ini dengan gempa bumi, tsunami, atau letusan gunung berapi,” tegas Wasit.
    Namun, BPBD mengingatkan bahwa ada kemungkinan kecil terjadinya kenaikan pasang air laut atau banjir rob, terutama di wilayah pesisir selatan Jawa.
    Tarikan gravitasi Bulan saat gerhana dapat memperkuat kondisi pasang.
    “Untuk wilayah pantai Purworejo yang dekat dengan Samudera Hindia, kami tetap akan memantau perkembangan pasang. Namun sejauh ini, peningkatannya masih dalam batas aman dan terkendali,” tambah Wasit.
    Fenomena Bulan merah juga memiliki nilai sosial, budaya, dan keagamaan.
    Dalam tradisi Islam, gerhana bulan sering menjadi momen pelaksanaan shalat gerhana (khusuf), sekaligus waktu untuk refleksi spiritual.
    Selain itu, warna bulan saat gerhana dapat mencerminkan kualitas atmosfer bumi, di mana semakin merah penampakannya, semakin tinggi pula tingkat partikel debu dan asap yang tersebar di atmosfer.
    Wasit mengajak masyarakat Purworejo memanfaatkan fenomena langka ini sebagai sarana edukasi dan momen kebersamaan keluarga.
    “Fenomena alam seperti ini tidak hanya indah, tetapi juga penuh makna. Mari kita saksikan bersama, sambil tetap menjaga keselamatan dan kelestarian lingkungan,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 3 Orang Tewas, Bangunan di Ciomas Bogor Ambruk Sedang Dipakai Acara Maulid

    3 Orang Tewas, Bangunan di Ciomas Bogor Ambruk Sedang Dipakai Acara Maulid

    Bogor

    Bangunan majelis taklim ambruk menimpa puluhan jemaah hingga menewaskan tiga orang di Ciomas, Bogor, Jawa Barat. Bangunan ambruk sedang digunakan untuk kegiatan peringatan maulid Nabi.

    “Majelis berlantai 2 ambruk pada saat kegiatan maulid,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor M Adam Nugraha, Minggu (7/9/2025).

    Adam menyebutkan sekitar 50 orang tertimpa bangunan. Kejadian tersebut mengakibatkan puluhan orang luka.

    “Diperkirakan lebih dari 50 orang tertimpa bangunan dan semua sudah dibawa ke Rumah Sakit terdekat,” kata Adam.

    Hal serupa diungkapkan warga setempat bernama Dani. Bangunan ambruk berada di dalam area pesantren dan kegiatan maulid dihadiri puluhan ibu-ibu. Dani mengatakan istrinya menjadi salah satu korban luka dalam kejadian ini.

    BPBD Kabupaten Bogor sebelumnya menyampaikan 30 orang mengalami luka. Semua korban saat ini sudah dibawa ke sejumlah rumah sakit.

    Tonton juga video “Gempa M 6,1 Guncang Turki, 1 Orang Tewas-Bangunan Ambruk” di sini:

    (sol/idn)

  • Jepang Sukses Tekan Korban Jiwa saat Tsunami, Ternyata Ini Rahasianya

    Jepang Sukses Tekan Korban Jiwa saat Tsunami, Ternyata Ini Rahasianya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Jepang dikenal sebagai salah satu negara yang berhasil menekan jumlah korban jiwa saat tsunami. Kunci keberhasilan itu ternyata bukan semata pada kecanggihan teknologi peringatan dini, melainkan literasi masyarakat dalam melakukan evakuasi cepat.

    Makoto Takahashi dari Pascasarjana Ilmu Lingkungan Universitas Nagoya menegaskan, masalah utama bukan pada kurangnya informasi. Tapi, ketidakmauan masyarakat untuk segera bertindak saat peringatan diumumkan.

    “Japan Meteorological Agency (JMA) dapat mengeluarkan peringatan hanya tiga menit setelah gempa, tetapi banyak warga yang masih terlambat bereaksi. Pencegahan tsunami bukan melawan gelombang, melainkan kemampuan evakuasi cepat,” jelas Makoto dalam kuliah umum bertajuk “Menghubungkan Prediksi, Aksi Lokal, dan Literasi Bencana” yang digelar Pusat Riset Kependudukan (PRK) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Universitas Nagoya di Kawasan Sains dan Teknologi Sarwono Prawirohardjo belum lama ini, dikutip laman resmi BRIS, Minggu (7/9/2025).

    Ia mencontohkan praktik Desa Nishiki di Jepang Tengah yang sukses membangun literasi bencana melalui tiga pilar utama, yaitu pembangunan jalur dan fasilitas evakuasi, pembentukan budaya sadar bencana lewat peringatan dan simulasi rutin, serta sistem peringatan berbasis komunitas. Strategi ini terbukti efektif menekan risiko korban jiwa.

    Selain itu, sejak 2003 pemerintah Nishiki sudah merelokasi penduduk ke wilayah lebih tinggi, khususnya karena jumlah lansia yang meningkat. Pendekatan kolaboratif pun ditempuh dengan melibatkan organisasi nelayan agar warga pesisir lebih siap menghadapi bencana.

    Foto: Gelombang besar terlihat mencapai garis pantai Hokkaido di Jepang pada hari Rabu (30 Juli) setelah gempa berkekuatan 8,8 melanda Semenanjung Kamchatka di Timur Jauh Rusia. (Tangkapan Layar Video Reuters/NNN/JAPAN)
    Gelombang besar terlihat mencapai garis pantai Hokkaido di Jepang pada hari Rabu (30 Juli) setelah gempa berkekuatan 8,8 melanda Semenanjung Kamchatka di Timur Jauh Rusia. (Tangkapan Layar Video Reuters/NNN/JAPAN)

    Sementara itu, Kenji Muroi dari Universitas Nagoya menyoroti pelajaran dari gempa dan tsunami Jepang Timur 2011. Pemerintah Jepang kemudian menaikkan asumsi risiko gempa Nankai Trough ke kategori “kelas maksimum”.

    Meski probabilitasnya rendah, kebijakan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kewaspadaan dan memperkuat strategi pengurangan risiko. Namun Muroi mengingatkan, komunikasi risiko harus disampaikan secara bijak.

    “Prediksi ilmiah yang disampaikan tanpa hati-hati bisa memicu kekhawatiran, bahkan merugikan ekonomi seperti turunnya nilai properti. Karena itu, komunikasi pengetahuan harus sederhana, mudah dipahami, dan tidak menimbulkan ketakutan berlebih,” ujarnya.

    Sementara itu, Plt Kepala PRK BRIN, Ali Yansyah Abdurrahim, mengatakan kegiatan ini menjadi upaya memperkuat literasi kebencanaan di Indonesia sekaligus membuka peluang kerja sama lebih luas dengan Jepang.

    “Harapannya, wawasan ini tidak hanya memperkaya pemahaman akademik, tetapi juga membangun kolaborasi internasional yang lebih konkret,” kata Ali.

    Dari pengalaman Jepang yang terbukti efektif menekan korban jiwa saat tsunami, Indonesia diharapkan bisa mengadopsi praktik literasi bencana, simulasi, hingga sistem evakuasi yang lebih adaptif terhadap kondisi lokal.

    (wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Gempa M 4 Terjadi di Toli-toli Sulteng

    Gempa M 3,3 Terjadi di Melonguane Sulut

    Jakarta

    Gempa berkekuatan magnitudo (M) 3,3 terjadi di Melonguane, Sulawesi Utara (Sulut). Kedalaman gempa 65 Km.

    Melalui akun X-nya, BMKG melaporkan gempa terjadi Minggu (7/9/2025) pukul 01.54 WIB. Gempa berada pada 98 Km Barat Laut MElonguane.

    “Gempa Mag:3,3,” tulis BMKG.

    Titik koordinat gempa 4,43 Lintang Utara dan 125,90 Bujur Timur. BMKG menyampaikan informasi gempa dapat berubah seiring kelengkapan data.

    “Disclaimer:Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” imbuhnya.

    (dek/dek)

  • Kesehatan Aung San Suu Kyi Memburuk, Ini Penyakitnya

    Kesehatan Aung San Suu Kyi Memburuk, Ini Penyakitnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Mantan pemimpin Myanmar yang ditahan, Aung San Suu Kyi, menderita masalah jantung yang semakin parah dan membutuhkan perawatan medis. Informasi itu berasal dari anaknya, Kim Aris yang juga sekaligus memohon agar Suu Kyi segera dibebaskan dari tahanan. Suu Kyi berada dalam tahanan militer sejak kudeta tahun 2021.

    Kim Aris mengatakan kepada Reuters bahwa ibunya yang berusia 80 tahun, telah meminta untuk bertemu dengan ahli jantung sekitar sebulan yang lalu, tetapi ia tidak dapat memastikan apakah permintaannya telah dikabulkan.

    “Tanpa pemeriksaan medis yang tepat … mustahil untuk mengetahui kondisi jantungnya,” ujarnya melalui telepon dari London. “Saya sangat khawatir. Tidak ada cara untuk memverifikasi apakah ia masih hidup.”

    Peraih Nobel Perdamaian itu juga menderita masalah tulang dan gusi serta kemungkinan besar ia terluka dalam gempa bumi pada bulan Maret yang menewaskan lebih dari 3.700 orang. Dalam sebuah video Facebook, ia memohon agar Suu Kyi dan semua tahanan politik di Myanmar dibebaskan.

    Juru bicara pemerintah sementara Myanmar yang didukung militer tidak menjawab panggilan telepon dari Reuters untuk meminta komentar, dan kementerian informasinya tidak segera menanggapi pertanyaan yang dikirim melalui email.

    Myanmar telah dilanda kekerasan sejak pengambilalihan kekuasaan oleh militer pada Februari 2021, yang memicu demonstrasi massa yang kemudian ditumpas dengan kekerasan brutal, memicu pemberontakan bersenjata yang meluas.

    Suu Kyi, simbol lama gerakan pro-demokrasi Myanmar, menjalani hukuman 27 tahun penjara atas berbagai pelanggaran, termasuk penghasutan, korupsi, dan kecurangan pemilu, yang semuanya ia bantah.

    Salah satu penampilan publik terakhirnya adalah di pengadilan pada Mei 2021, beberapa bulan setelah kudeta, ketika gambar-gambar yang ditayangkan oleh televisi pemerintah menunjukkan dirinya duduk tegak di kursi terdakwa, dengan tangan di pangkuan dan mengenakan masker bedah.

    Puluhan Tahun dalam Penahanan

    Militer mengklaim pengambilalihan kekuasaannya atas dasar apa yang disebutnya sebagai kecurangan yang meluas dalam pemilu yang dimenangkan oleh partai Suu Kyi secara telak, meskipun pemantau pemilu tidak menemukan bukti kecurangan. Pemerintah asing dan kelompok hak asasi manusia secara konsisten menyerukan pembebasannya.

    Mulai akhir Desember, pemerintah sementara yang didukung militer berencana mengadakan pemilihan umum baru dalam beberapa tahap, yang merupakan pemilihan umum pertama sejak pemilihan yang memicu kudeta.

    Kelompok-kelompok anti-junta, termasuk partai Suu Kyi, memboikot atau dilarang mencalonkan diri, dengan hanya partai-partai yang didukung dan disetujui militer yang berpartisipasi. Pemerintah Barat mengkritik pemungutan suara tersebut sebagai langkah untuk memperkuat kekuasaan para jenderal.

    Suu Kyi lahir pada tahun 1945 dari pahlawan kemerdekaan Myanmar, Jenderal Aung San. Suu Kyi telah menghabiskan hampir dua dekade dalam tahanan, termasuk sekitar 15 tahun dalam tahanan rumah di keluarga bergaya kolonialnya di Danau Inya, Yangon, atas perintah junta sebelumnya.

    Menempuh pendidikan di Universitas Oxford, ia menikah dengan sarjana Inggris Michael Aris pada tahun 1972 dan memiliki dua putra bersamanya, sebelum kembali ke Myanmar pada tahun 1988 untuk merawat ibunya yang sakit.

    Saat itulah ia bergabung dalam protes nasional terhadap pemerintahan militer, membentuk partai Liga Nasional untuk Demokrasi, dan naik menjadi pemimpin pro-demokrasi paling terkemuka di Myanmar.

    (fys/haa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Gempa M 4,2 Terjadi di Maluku Tenggara Barat

    Gempa M 4,2 Terjadi di Maluku Tenggara Barat

    Jakarta

    Gempa dengan kekuatan magnitudo (M) 4,2 terjadi di Maluku Tenggara Barat, Maluku. Gempa itu ada di kedalaman 229 Km.

    “#Gempa Mag:4.2, 06-Sep-2025 01:26:07WIB,” demikian postingan X @infoBMKG, Sabtu (6/9/2025).

    Titik gempa berada di 6.09 Lintang Selatan, 129.87 Bujur Timur. Belum diketahui apakah gempa ini menyebabkan kerusakan ataupun korban jiwa.

    Disclaimer:Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data

    (azh/azh)

  • Gempa M 4,8 Guncang Jember

    Gempa M 4,8 Guncang Jember

    Jakarta

    Gempa dengan kekuatan magnitudo (M) 4,8 terjadi di Jember, Jawa Timur (Jatim). Gempa itu berada di kedalaman 10 Km.

    “#Gempa Mag:4.8, 05-Sep-2025 23:29:06WIB,” demikian postingan X @infoBMKG, Jumat (5/9/2025).

    Titik gempa berada di 9.69 Lintang Selatan, 113.80 Bujur Timur. Belum diketahui apakah gempa ini menyebabkan kerusakan ataupun adanya korban jiwa.

    Disclaimer:Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data

    (azh/azh)

  • Rentetan Gempa Guncang Afghanistan dalam 24 Jam

    Rentetan Gempa Guncang Afghanistan dalam 24 Jam

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dua gempa susulan dahsyat mengguncang Afghanistan timur dengan selisih 12 jam setelah Gempa berkekuatan M 6,2 mengguncang Afghanistan tenggara pada Kamis (4/9) waktu setempat.

    Melansir Reuters, gempa susulan tersebut memicu kekhawatiran akan lebih banyak korban jiwa dan kerusakan pada hari Jumat di wilayah yang telah dilanda gempa bumi dan menewaskan sekitar 2.200 orang saat tim penyelamat berjuang melawan medan pegunungan dan cuaca buruk.

    Para korban di wilayah rawan gempa tersebut berjuang keras untuk mendapatkan kebutuhan dasar sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa dan badan-badan lainnya memperingatkan akan kebutuhan mendesak akan dana, makanan, pasokan medis, dan tempat tinggal. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang mengupayakan dana sebesar US$4 juta.

    Gempa susulan terbaru ini menyusul dua gempa bumi yang menghancurkan negara yang telah hancur akibat perang, kemiskinan, dan menyusutnya bantuan. Pemerintahan Taliban memperkirakan 2.205 korban tewas dan 3.640 korban luka hingga Kamis.

    Ambulans mengangkut 13 orang yang terluka ke rumah sakit setelah gempa berkekuatan 6,2 skala Richter pada Kamis malam di Provinsi Nangarhar, dengan episentrum di Distrik Shiwa dekat perbatasan Pakistan, kata juru bicara kesehatan regional Naqibullah Rahimi.

    Sepuluh orang dipulangkan setelah perawatan dan tiga orang dalam kondisi stabil, tambahnya. Seorang saksi mata Reuters mengatakan detail kerusakan masih dikumpulkan setelah gempa susulan terus-menerus terjadi di Nangarhar, berjarak sekitar 150 km (95 mil) dari Kabul.

    Gempa bumi berkekuatan 5,4 magnitudo pada hari Jumat mengguncang wilayah tenggara pada kedalaman 10 km (6,2 mil), ungkap Pusat Penelitian Geosains Jerman (GFZ), hanya beberapa jam setelah gempa pada hari Kamis.

    Dengan rumah-rumah yang sebagian besar dibangun dari batu bata kering, batu, dan kayu, beberapa keluarga lebih memilih untuk tinggal di tempat terbuka untuk melindungi diri dari guncangan, daripada kembali ke rumah.

    Warga distrik Nurgal di Kunar telah meninggalkan rumah mereka untuk tinggal di tenda-tenda, di dataran tinggi di sekitarnya dekat sungai, atau di tempat terbuka, karena khawatir akan terjadi gempa susulan.

    Batu dan tanah yang runtuh menghalangi akses ke beberapa desa yang terdampak parah, sehingga menghambat upaya penyelamatan dan bantuan, kata mereka.

    Gempa bumi pertama minggu ini pada hari Minggu (31/8/2025), merupakan salah satu gempa paling mematikan di Afghanistan, mengakibatkan kerusakan dan kehancuran di provinsi Nangarhar dan Kunar ketika gempa terjadi pada kedalaman dangkal 10 km.

    Gempa kedua berkekuatan 5,5 pada hari Selasa menyebabkan kepanikan dan mengganggu upaya penyelamatan karena menyebabkan batu-batu meluncur menuruni gunung dan memutus jalan menuju desa-desa di daerah terpencil.

    Dua gempa awal meratakan desa-desa di kedua provinsi, menghancurkan lebih dari 6.700 rumah, dan petugas penyelamat mengevakuasi jenazah dari reruntuhan pada hari Kamis. Gempa bumi Afghanistan sebagian besar terjadi di pegunungan Hindu Kush, tempat bertemunya lempeng tektonik India dan Eurasia.

    (haa/haa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kecelakaan Kereta Keluar Jalur Tabrak Bangunan, 16 Tewas Seketika

    Kecelakaan Kereta Keluar Jalur Tabrak Bangunan, 16 Tewas Seketika

    Jakarta, CNBC Indonesia – Trem bersejarah dan menjadi legenda di Lisbon, ibu kota Portugal, kecelakaan pada Rabu waktu setempat (3/9/2025). Kecelakaan kereta ringan berkelir putih kuning dan berjalur khusus di perkotaan itu memakan korban 16 orang.

    Saat kecelakaan terjadi, gerbong keluar jalur di tikungan dan menabrak sebuah bangunan hanya beberapa meter dari gerbong kembarannya di dasar lereng curam setinggi 265 meter, meninggalkan reruntuhan bangunan yang hancur dengan mayat-mayat terperangkap di dalamnya. Kabel traksi yang menghubungkan keduanya putus.

    Berdasarkan laporan Reuters, kecelakaan trem ini mengungkap kelemahan dalam citra “pesona kota tua” ibu kota Portugal tersebut, yang dipenuhi wisatawan karena infrastrukturnya kuno namun usang.

    Jorge Silva, wakil presiden asosiasi ahli teknis perlindungan sipil Portugal, mengatakan kendaraan yang terbuat dari bahan yang lebih modern, seperti serat karbon, daripada logam dan kayu, desain yang sama yang digunakan sejak 1914 ketika jalur kereta api dialiri listrik, sebetulnya akan membuat kecelakaan tidak terlalu keras dan mematikan.

    “Potongan-potongan itu cukup kaku untuk menahan osilasi dan fungsi normal, tetapi tidak dirancang untuk menahan benturan jika terjadi anjlok, menjadi bengkok, dan membuat penumpang lebih rentan,” ujarnya dilansir Reuters, Jumat (5/9/2025).

    Trem Lisbon yang berjalan naik turun bukit-bukit curamnya juga berasal dari pertengahan abad ke-20 dan memiliki struktur yang serupa.

    “Investasi harus dilakukan untuk merenovasi gerbong, menggunakan material yang lebih modern, meskipun bentuk historisnya tetap dipertahankan,” ujarnya.

    Silva mengatakan penyelidikan akan menunjukkan sejauh mana sistem kabel pendulum memainkan peran dalam kecelakaan itu.

    Teknologi yang telah teruji waktu ini harus mampu mengatasi peningkatan tiga kali lipat jumlah penumpang pada jalur trem atau kereta kabel “Gloria” itu dalam dekade terakhir menjadi lebih dari 3 juta orang setiap tahunnya, seiring dengan maraknya pariwisata.

    Dua gerbong trem yang saling bergandengan masing-masing mampu mengangkut sekitar 40 orang, bergantian mendaki lereng dan turun saat motor listrik menarik kabel yang menghubungkan keduanya.

    Manuel Leal, pemimpin serikat pekerja Fectrans, mengatakan kepada TV lokal bahwa para pekerja mengeluhkan masalah pada tegangan kabel yang menyebabkan pengereman menjadi sulit, tetapi masih terlalu dini untuk mengatakan apakah itu penyebab kecelakaan.

    Perusahaan transportasi kota Carris mengatakan semua protokol pemeliharaan telah dijalankan. Silva mengatakan pemeliharaan dan inspeksi yang lebih ketat dan sering kemungkinan diperlukan untuk mencegah kecelakaan di masa mendatang dengan penggunaan yang lebih berat saat ini.

    Sayangnya, upaya modernisasi di kota yang rawan gempa tersebut juga membuat para insinyur dan arsitek khawatir, karena takut terulangnya Gempa Besar Lisbon pada 1755.

    Banyak rumah di pusat kota Lisbon yang dibangun tidak lama setelah era 1755 dengan struktur internal saling terhubung dan pilar-pilar yang menjadi pionir untuk menahan gempa, belakangan ini telah diadaptasi sedemikian rupa sehingga dapat membahayakan struktur anti-seismik aslinya, beberapa pakar teknik mengatakan kepada Reuters.

    Sementara rumah-rumah baru yang dibangun setelah era 1958 secara hukum harus memiliki struktur tahan gempa, tidak ada penguatan anti-gempa yang diperlukan untuk bangunan lama yang sedang direnovasi.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]