Topik: Gempa

  • Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Malang Jatim

    Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Malang Jatim

    Liputan6.com, Jakarta Gempa magnitudo 5,1 mengguncang Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jatim), Kamis (11/09/2025). Badan Meteorologi, KLimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, gempa terjadi pada pukul 10.45 WIB.

    Lokasi gempa berada pada koordinat 9.59 LS dan 112.86 BT, berjarak 164 km arah tenggara Malang.

    Pusat gempa berada pada kedalaman 10 kilometer dari permukaan laut.

    Belum diketahui informasi lebih lanjut mengenai gempa yang terjadi pagi ini di Malang.

    “Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” tulis BMKG dalam akun X.

  • Gempa M 3,8 Terjadi di Malang

    Gempa M 3,8 Terjadi di Malang

    Jakarta

    Gempa bumi dengan magnitudo (M) 3,8 terjadi di Malang, Jawa Timur. Gempa ada pada kedalaman 10 kilometer.

    “Gempa 117 km Tenggara KAB-MALANG-JATIM,” tulis BMKG melalui akun X-nya, Kamis (11/9/2025).

    Gempa terjadi pada pukul 05.41 WIB. Gempa ada pada titik koordinat 9,17 lintang selatan dan 112,81 bujur timur.

    “Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” jelasnya.

    (whn/whn)

  • Bali Diguncang Gempa Magnitudo 4,0 Pagi Ini

    Bali Diguncang Gempa Magnitudo 4,0 Pagi Ini

    Bisnis.com, BALI – Gempa Magnitudo 4,0, mengguncang kawasan Karangasem Bali hari ini, Kamis 11 September 2025 pukul 04:50:43 WIB.

    Menurut data BMKG gempa itu berlokasi di titik 8.33LS, 115.50BT (3 km BaratLaut KARANGASEM-BALI).

    Adapun kedalaman gempa berkisar 215 Km.

    Selain di Bali berikut deretan gempa di Indonesia hari ini

    Gempa Mag:2.9, 11-Sep-2025 04:26:49WIB, Lok:4.28LS, 102.35BT (33 km BaratDaya SELUMA-BENGKULU), Kedlmn:32 Km

    Gempa Mag:3.2, 11-Sep-2025 04:01:12WIB, Lok:2.49LU, 126.85BT (150 km BaratLaut

    Gempa Mag:2.8, 11-Sep-2025 03:42:05WIB, Lok:9.48LS, 117.12BT (85 km Tenggara SUMBAWABARAT-NTB), Kedlmn:20 Km

    Gempa Mag:4.3, 11-Sep-2025 03:22:08WIB, Lok:5.87LS, 131.30BT (160 km BaratDaya MALUKUTENGGARA), Kedlmn:104 Km

  • Breaking News: Sukabumi Diguncang Gempa Magnitudo 4,6

    Breaking News: Sukabumi Diguncang Gempa Magnitudo 4,6

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sukabumi, Jawa Barat diguncang gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 4,6. BMKG mencatat, gempa bumi ini tidak menimbulkan tsunami.

    Mengutip laporan BMKG dalam akun resmi twitternya atau X menyatakan, bahwa gempa bumi di Sukabumi ini terjadi pada pukul 20:26 WIB.

    Lokasi titik gempa berada di 7.50 lintang selatan dan 106.65 bujur timur.

    Titik gempa berada di jarak 57 km arah tenggara Kabupaten Sukabumi. Gempa memiliki kedalaman 31 km

    “Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” tegas BMKG, Rabu (9/10/2025)

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Sosok Sudan Gurung Pemimpin Demo Gen Z Nepal, Mantan Pemabuk yang Berubah gegara Gempa

    Sosok Sudan Gurung Pemimpin Demo Gen Z Nepal, Mantan Pemabuk yang Berubah gegara Gempa

    GELORA.CO  – Sosok Sudan Gurung (38) menarik diketahui. Dia merupakan sosok di balik demonstrasi kaum muda yang mengguncang Nepal. Gurung merupakan presiden LSM Hami Nepal.

    Meski berasal dari generasi milenial, Gurung dianggap sebagai wajah dari Gen Z, memimpin demonstrasi yang sudah berlangsung 3 hari hingga Rabu (10/9/2025).

    Kelompok muda Nepal turun ke jalan untuk melawan pemerintahan yang korup, otoriter, serta gagal memenuhi aspirasi rakyat, meski pada awalnya unjuk rasa itu mengusung desakan pencabutan blokir atas beberapa platform media sosial.

    Sosok Sudan Gurung

    Sudan Gurung menjabat presiden Hami Nepal, LSM yang membantu program rehabilitasi dan tanggap darurat pascagempa Nepal.

    Media lokal menyebutnya sebagai filantropis berdedikasi, memobilisasi segala sumber daya melalui LSM yang telah didirikan hampir 10 tahun. Dia berjasa dalam mengoordinasikan pendanaan internasional dan menyalurkan donasi bagi masyarakat terdampak banjir, tanah longsor, dan gempa bumi.

    Sebelum itu, kesehariannya dipenuhi dengan keglamoran, pesta mabuk-mabukan dan clubbing.

    Namun kehidupannya berubah setelah gempa dahsyat yang mengguncang Nepal pada 2015 yang merenggut nyawa anaknya. 

    “Seorang anak meninggal dalam pelukan saya. Saya tidak akan pernah melupakan momen itu,” ujarnya, saat itu.

    Menyadari negaranya kekurangan tim tanggap darurat bencana, Gurung menggagas Hami Nepal pada 2020. Lembaga nirlaba tersebut kemudian memiliki lebih dari 1.600 anggota.

    Peran Gurung Sudan dalam Demo Gen Z

    Gurung dan Hami Nepal sebelumnya menyerukan unjuk rasa damai untuk menentang keputusan pemerintah yang memblokir 26 platform media sosial dan aplikasi pesan singkat pada 4 September lalu.

    Namun kekecewaan rakyat bukan sekadar media sosial, namun terhadap pemerintahan Perdana Menteri KP Sharma Oli terkait kondisi perekonomian, korupsi, serta menyerukan kembalinya monarki.

    Sebelum pemblokiran, Hami Nepal mengunggah pesan di Instagram dan Discord mengajak warga untuk berunjuk rasa di Maitighar Mandala pada 8 September. 

    Mereka membagikan beberapa video berjudul ‘cara berunjuk rasa’, meminta para pelajar untuk ikut serta mengenakan seragam sambil membawa buku dan tas.

    Demonstrasi pada Senin berlangsung ricuh dan represif, ditandai dengan tewasnya 19 pengunjuk rasa. Sebanyak 17 di antaranya di tembak mati dalam kericuhan di depan gedung parlemen Kota Kathmandu.

    Jumlah korban tewas bertambah dua lagi pada Selasa (9/9/2025), sehingga totalnya menjadi 21 orang. Selain itu lebih dari 300 orang luka

  • Tentang Menkeu Purbaya

    Tentang Menkeu Purbaya

    Jakarta

    Indonesia mengalami dua kali ‘gempa politik’ beberapa waktu terakhir. Pertama, karena demo yang meluas yang berlanjut dengan kerusuhan, pembakaran dan korban jiwa. Kedua, mini reshuffle yang tak terduga. Bahkan lebih cepat satu bulan dari prediksi banyak orang.

    Perihal kedua ini, yang kemudian menjadi magnet perhatian luas. Mengapa? Karena portofolio Kementerian Keuangan yang diemban oleh salah satu ‘wanita terkuat’ dunia mengalami pergantian. Ya, Sri Mulyani harus exit dari Kabinet Prabowo.

    Tentu saja, pergantian itu menggemparkan dunia persilatan. Efek domino terjadi. Bursa langsung anjlok terjerembab. Terlebih lagi, sosok yang menggantikannya yakni Purbaya Yudhi Sadewa, dipandang tak sepopuler Sri Mulyani dan dinilai ‘kurang diterima pasar’.

    Namun demikian, Prabowo Subianto sebagai Presiden telah menggunakan hak istimewa prerogatifnya. Dan itu harus dihormati. Ia sudah mempercayakan jabatan menantang — untuk tidak mengatakannya sebagai kursi panas kepada Sang Purbaya.

    Sayangnya, saat mikroskop dan lampu sorot serta serbuan pertanyaan wartawan membombardirnya, menkeu baru ini mulai sedikit blunder. Mungkin agak demam panggung. Maklum saja. Jangan-jangan, ia juga masih syok harus menempati posisi sehebat dan seruwet itu.

    Jawabannya terlalu apa adanya, santai, ceplas-ceplos. Keterampilan diplomasi dan public speaking-nya lemah. Malah sebagian netizen menilai sang Purbaya nir-empati. Namanya juga tafsir bebas netizen.

    Baiklah, kita kembali ke laptop. Tugas Purbaya memang berat. Apalagi ia menggantikan sosok yang bagi sebagian kalangan dipandang memiliki reputasi sedahsyat itu. Meskipun bagi kalangan lain, ia dijului ‘ratu utang’. Sebuah tuduhan yang menyengat dan pasti membuat emosi orang yang dituduh.

    Apapun ucapan, gestur, tindakan dan kebijakan menkeu baru maka pasti akan dibandingkan dengan menkeu lama. Sri Mulyani akan selalu jadi patokan.

    Jika melihat rekam jejak Purbaya. Latar belakang pendidikan rekam jejak dan pas-pos yang pernah didudukinya maka sesungguhnya memenuhi standar minimal. Hanya saja, ia tak punya rekam jejak atau pernah menjabat di IMF atau World Bank seperti Mbak Ani. Jadi memang tak bisa dibandingkan secara apple to apple.

    Jika skill dan kompetensi sudah memadai maka sesungguhnya ia mempunyai modal dasar yang memadai. Oleh karenanya, yang diperlukan segera olehnya adalah menjadi pembelajar yang cepat (quick-learner). Belajar tentang apa? Yakni tentang tupoksi kementerian sebesar keuangan.

    Ia harus memilah mana isu yang urgent untuk segera dibahas dan diselesaikan. Dan mana isu yang very important, tapi sesungguhnya tidak mendesak dibahas dan diselesaikan. Panggil semua eselon 1 di Kemenkeu, minta mereka untuk mem-brief secara cepat dan lengkap. Terutama menyangkut isu-isu utama dan prioritas.

    Selain itu, yang juga tidak kalah penting adalah ia harus memiliki kerendahhatian belajar cepat tentang diplomasi atau public speaking. Karena ucapan dan tindakannya bagai mantra. Tidak boleh lagi ada kesalahan. Minor saja tak boleh, apalagi major mistakes.

    Yang pasti, kita semua memang harus memberi waktu dan ruang terlebih dahulu kepadanya untuk bekerja. Terlalu dini, jika ia disuruh mundur. Terlalu awal untuk menilai dia gagal atau berhasil. Waktu dan ruang kita berikan agar ia bisa memperbaiki diri. Agar ia bisa unjuk dan mendemonstrasikan kemampuannya. Siapa tahu berhasil baik, bukan?

    Namun, jika ia tak mau melakukan self correction atau memperbaiki diri . Ditambah melakukan kesalahan fatal yang terus berulang. Maka, apa boleh buat. Presiden harus mencarikan posisi yang lebih cocok untuknya. Maaf saja, tapi bukan di Kementerian Keuangan. Wallahu’alam.

    Nur Iswan

    YouTuber & Senior Advisor INDOPOL

    (ang/ang)

  • Gempa M 6,4 di Laut Vanuatu, Tak Berpotensi Tsunami ke Indonesia

    Gempa M 6,4 di Laut Vanuatu, Tak Berpotensi Tsunami ke Indonesia

    Jakarta

    Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,4 terjadi di lepas pantai tenggara Vanuatu. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan gempa ini tidak memicu potensi tsunami di Indonesia.

    Adapun gempa ini terjadi pada pagi pukul 04:47:48 WIB. Letaknya ada di laut tenggara Vanuatu.

    “Episenter terletak pada koordinat 20.981° LS; 173.758° BT atau tepatnya di laut sekitar 699 km Tenggara Vanuatu, pada kedalaman sekitar 10 km,” kata Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam keterangannya, Selasa (9/9/2025).

    Dia menjelaskan bahwa gempa ini termasuk jenis gempa dangkal. Gempa ini dipicu oleh aktivitas sesar aktif di D’Entrecasteaux Zone (DEZ). Gempa ini memiliki mekanisme pergerakan geser (strike slip).

    Berdasarkan analisis BMKG, gempa ini dipastikan tidak memicu potensi tsunami ke wilayah Indonesia. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang.

    “Gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami di wilayah Indonesia. Oleh karena itu, kepada masyarakat pesisir di wilayah Indonesia diimbau agar tetap tenang. Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempa bumi tersebut,” ujarnya.

    (rdp/imk)

  • Aktivitas Geologi Menurun, Status Gunung Bur Ni Telong Aceh jadi Normal

    Aktivitas Geologi Menurun, Status Gunung Bur Ni Telong Aceh jadi Normal

    Sebelumnya, pengamatan kegempaan pada bulan Agustus 2025 menunjukkan terjadi peningkatan gempa VA pada tanggal 12 – 13 Agustus 2025 mencapai 30 kali, serta tanggal 21 – 22 Agustus 2025 yang mencapai 24 kali. Namun peningkatan tersebut hingga tidak diikuti oleh peningkatan gempa vulkanik dangkal (VB).

    Gunung api Bur Ni Telong merupakan gunung api tipe strato dengan ketinggian puncak 2.624 m di atas permukaan laut (dpl) dan pada posisi koordinat 96o 49’ 16” BT dan 4o 46’ 10” LU. Secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh.

    Gunung api strato ini berbentuk kerucut. Berikut cirinya :

    – Terbentuk akibat erupsi yang berganti-ganti antara efusif dan eksplosif, sehingga memperlihatkan batuan beku yang berlapis-lapis pada dinding kawahnya.- Mengalami letusan yang berkali-kali, dengan dapur magma yang dalam dan viskositas serta kekentalan magma tinggi.

    Contoh gunung api tipe strato selain Bur Ni Telong adalah Gunung Merapi, Gunung Tangkuban Perahu atau secara umum sebagian besar gunung api di Indonesia memiliki bentuk strato atau kerucut.

  • Perjalanan Sri Mulyani Kawal Kebijakan Fiskal SBY, Jokowi, hingga Prabowo

    Perjalanan Sri Mulyani Kawal Kebijakan Fiskal SBY, Jokowi, hingga Prabowo

    Bisnis.com, JAKARTA — Sri Mulyani Indrawati akhirnya menyelesaikan jabatan sebagai Menteri Keuangan (Menkeu). Dia resmi digeser dari posisi yang dipegangnya secara berturut-turut sejak Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2016.

    Sejatinya ekonom senior perempuan lulusan Indonesia hingga Amerika Serikat (AS) itu sudah mengemban tugas sebagai Menkeu pada tiga rezim presiden dan lima kabinet. Perempuan akrab disapa Ani itu pertama kali mengemban amanah sebagai Menkeu pada 2005 atau Kabinet Indonesia Bersatu pada pemerintahan periode pertama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). 

    Saat itu, dia menggantikan Jusuf Anwar. Sebelumnya, dia lebih dulu dilantik sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). 

    Sri Mulyani lalu melanjutkan kiprahnya sebagai Bendahara Negara pada 2009 ketika SBY kembali menjadi presiden untuk memimpin Kabinet Indonesia Bersatu II. Namun, jabatan itu tidak lama dipegangnya. Umur jabatan itu hanya sampai pertengahan 2010 ketika akhirnya dia memilih untuk mengambil pekerjaan sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. 

    Jabatan Menkeu lalu diduduki oleh tiga orang ekonom pria, yaitu Agus Martowardojo dan Chatib Basri pada sisa periode pemerintahan SBY, kemudian Bambang Brodjonegoro. Bambang menjadi Menkeu pertama yang ditunjuk Presiden Jokowi pada 2014.

    Namun, hanya sampai sekitar 2016, jabatan Menkeu kembali ke pangkuan Sri Mulyani. Jokowi memanggilnya untuk kembali ke Indonesia dan menjadi Bendahara Negara pada sisa periode Kabinet Kerja yakni 2016-2019, kemudian lanjut ke Kabinet Indonesia Maju 2019-2024. 

    Isu terkait dengan rencana mundurnya Sri Mulyani dari jabatan itu mulai berembus di akhir pemerintahan Jokowi. Isu penyaluran bantuan sosial (bansos) besar-besaran di era Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 turut menyeretnya. 

    Bahkan, pada April 2024, dia dan tiga orang lainnya termasuk Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dihadirkan pada sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU), yang mana akhirnya pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming secara berkekuatan hukum tetap dinyatakan memenangkan kontestasi. 

    Akan tetapi, pada akhirnya dia tetap menuntaskan jabatannya sebagai Menkeu dalam satu periode penuh. Apabila ditarik mundur, baru pada Kabinet Indonesia Maju Sri Mulyani tuntas menjabat Menkeu dari awal sampai akhir periode. 

    “Hari ini adalah titik di mana saya mengakhiri tugas, dari kabinet di bawah pimpinan Pak Jokowi dan wakil Ma’ruf Amin,” lanjutnya dengan suara bergetar saat membacakan ucapan perpisahan di DPR ketika pengesahan APBN 2025, September 2024 lalu. 

    Saat hampir diyakini tak akan melanjutkan jabatannya, Sri Mulyani ternyata menjadi salah satu tokoh yang dipanggil Prabowo, saat itu masih Presiden Terpilih, ke Kertanegara IV untuk ditawarkan menjadi Menkeu yakni 14 Oktober 2024. 

    Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani saat melayat ke rumah duka Kwik Kian Gie, di RSPAD Jakarta, Selasa (29/7/2025)/BISNIS-Annisa Nurul Amara

    Enam hari setelahnya, Sri Mulyani diumumkan sebagai Menkeu Kabinet Merah Putih pada malam hari setelah Prabowo mengucapkan sumpah jabatan di DPR pada 20 Oktober 2024. Dia kemudian kembali dilantik memimpin Kemenkeu pada 21 Oktober 2024. 

    Seperti halnya periode jabatannya di Kabinet Indonesia Bersatu II, posisi itu tak lama dipegang oleh Sri Mulyani. Dia akhirnya digeser oleh Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa, rekannya di Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). 

    Tantangan Ekonomi

    Selama di pemerintahan, Sri Mulyani pernah juga memegang jabatan sebagai Menteri PPN/Kepala Bappenas, Plt. Menko Perekonomian serta Ketua KSSK. 

    Doktor lulusan AS itu turut menghadapi berbagai tantangan perekonomian, utamanya krisis akibat bencana alam. Saat menjadi menteri, dia ikut menangani bencana alam yakni tsunami di Aceh 2004 (sebagai Menteri PPN/Bappenas), gempa Yogyakarta 2006 hingga likuifaksi di Palu pada 2018. 

    Bencana terbesar yang pernah dihadapinya sebagai Menkeu adalah pandemi Covid-19. Tingkat penyebaran dan kematian akibat virus tersebut utamanya tinggi pada 2020, dan lanjut saat merebaknya virus Corona varian Delta pada 2021. 

    Hal itu turut berdampak pada pengelolaan fiskal. Dampak terdalam adalah pada tahun pertama pagebluk yakni 2020. Dengan melonjaknya kebutuhan belanja pemerintah untuk penanggulangan pandemi, pemerintah memutuskan untuk melakukan kebijakan fiskal ekspansif dan menetapkan defisit APBN 2020 melampaui batas UU yakni 3% terhadap PDB. 

    Realisasinya, pada 2020 APBN mengalami defisit sampai 6,09% terhadap PDB. Belanja diutamakan untuk penanganan Covid-19, bansos hingga pemulihan ekonomi nasional. 

    Pada saat itu juga Sri Mulyani atas restu Presiden Jokowi menggaet Bank Indonesia (BI) untuk bersama-sama menanggung beban biaya fiskal atau burden sharing. Bank sentral saat itu berperan untuk membeli SBN pemerintah pada pasar primer. Kebijakan itu pun dilanjutkan setidaknya melalui pasar sekunder sampai dengan pemerintahan Prabowo saat ini. 

    Defisit pun menyusut menjadi 4,65% terhadap PDB pada 2021. Setelahnya, sampai dengan outlook 2025 sebesar 2,78%, defisit kini terjaga pada level di bawah 3% PDB.  

    Perempuan yang pernah menjabat di Bank Dunia (World Bank) dan Dana Moneter Internasional (IMF) itu juga pernah menghadapi krisis keuangan global pada 2008, yang dipicu oleh subprime mortgage crisis di AS. 

    Kenaikan Pajak

    Kendati kerap menorehkan prestasi dan pengakuan di level internasional, kebijakan-kebijakan Sri Mulyani tak selalu disambut positif. Beberapa yang disambut positif yakni saat program pengampunan pajak atau tax amnesty pada periode pertama dan kedua pemerintahan Jokowi. 

    Tax amnesty ditujukan untuk mengincar pajak konglomerat yang memiliki tunggakan besar. Kebijakan itu lalu dilanjutkan kedua kalinya usai pandemi melandai yakni 2022, dengan Program Pengungkapan Sukarela (PPS). Hal itu berbarengan dengan pengesahan Undang-Undang tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP). 

    Spanduk iklan program pengampunan pajak atau tax amnesty pada 2016. / dok. Kominfo

    Namun demikian, dalam catatan Bisnis, realisasinya masih jauh panggang dari api. Dari tingkat partisipasi, wajib pajak (WP) yang ikut tax amnesty jilid pertama hanya kurang dari 1 juta WP. Jumlah tersebut hanya 2,4% dari wajib pajak yang terdaftar pada tahun 2017 yakni pada angka 39,1 juta. 

    Sementara itu untuk uang tebusan, dengan realisasi Rp114,5 triliun jumlah tersebut masih di luar ekspektasi pemerintah yang sebelumnya berada pada angka Rp165 triliun. Realisasi repatriasi juga sama, dari janji yang dalam pembahasan di DPR sebesar Rp1.000 triliun, otoritas pajak ternyata hanya bisa merealisasikan sebesar Rp146,7 triliun.

    Kenaikan pajak pun turut membayangi kiprah Sri Mulyani sebagai pemegang kuasa otoritas fiskal. Pada 2023, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) resmi dikerek dari 10% menjadi 11%. Kenaikan itu awalnya ingin dilanjutkan menjadi 12% pada awal 2025, tetapi batal usai masyarakat ramai-ramai menolaknya. 

    Pemerintah kemudian mengakalinya dengan menerapkan tarif PPN 12% hanya pada barang terkategorikan mewah atau dalam daftar kena Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). 

    Tidak hanya pajak yang dipungut oleh pusat, kenaikan pajak di daerah juga terjadi utamanya Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan dan Perdesaan (PPB-P2) oleh pemda.

    Dalam catatan Kemendagri, penaikan tarif PBB-P2 adalah cara pemda untuk mengerek pendapatan asli daerah (PAD), yang wewenangnya diatur dalam Undang-Undang Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah (UU HKPD). UU itu juga menjadi warisan Sri Mulyani yang disahkan pada 2022 lalu 

    Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyebut ada lima daerah yang menerapkan kebijakan kenaikan PBB-P2 pada 2025, di antaranya Pati dan Jepara yang kini sudah dibatalkan. Namun, dia juga mengungkap ada 15 pemda lain yang mengerek tarif PBB-P2 di atas 100% kendati pada periode 2022-2024, atau sebelum kebijakan efisiensi. 

    “Artinya tidak ada hubungannya, 15 daerah, tidak ada hubungannya dengan efisiensi yang terjadi di tahun 2024. Nah jadi sekali lagi inilah inisiatif baru dari teman-teman daerah, hanya lima daerah yang melakukan kenaikan NJOP dan PBB di tahun 2025. Yang lainnya 2022-2024,” terang Tito di kantor Ditjen Pajak Kemenkeu, Jakarta, Jumat (15/8/2025).

    Kenaikan pajak ini pun menjadi salah satu hal yang disoroti publik terhadap Sri Mulyani belakangan ini. Ditambah lagi dengan kejadian penjarahan di rumahnya di Bintaro, Tangerang Selatan, 31 Agustus dini hari lalu, hal itu semakin memicu berembusnya kabar Sri Mulyani ingin mengundurkan diri dari jabatannya. 

    Tanggapan Ahli

    Para ekonom maupun analis memberikan respons beragam. Center of Law and Economic Studies (Celios) blak-blakan menyebut berita penggantian kursi Menkeu dari Sri Mulyani adalah berita positif bagi ekonomi. 

    “Tuntutan untuk mengganti Sri Mulyani sudah lama diserukan oleh berbagai organisasi think tank dan masyarakat sipil sebagai bentuk kritik atas ketidakmampuan Menteri Keuangan dalam mendorong kebijakan pajak yang berkeadilan, pengelolaan belanja yang hati-hati, dan naiknya beban utang yang kian mempersempit ruang fiskal,” terang Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudhistira, Senin (9/9/2025). 

    Sementara itu, ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Fadhil Hasan memandang bahwa figur Sri Mulyani selama ini diakui dan dipercaya terutama oleh dunia usaha dan lembaga internasional sebagai pejabat yang berhasil menjaga kebijakan fiskal secara stabil, prudent, dan sustainable. 

    Dengan demikian, terangnya, Indonesia masih merupakan salah satu dari negara yang dipercaya mengelola ekonominya dengan baik dan masih menarik untuk investasi. 

    “Walau dalam beberapa tahun terakhir terutama di masa kedua Jokowi banyak melakukan akomodasi terhadap keinginan Presiden sehingga mengakibatkan semakin meningkatnya utang publik dan menurunnya kredibilitas kebijakan fiskal sendiri,” paparnya. 

  • Kenapa Kabel Bawah Laut Rusak Bisa Ganggu Internet Global?

    Kenapa Kabel Bawah Laut Rusak Bisa Ganggu Internet Global?

    Jakarta

    Insiden terbaru di Laut Merah yang memutus kabel bawah laut membuat akses internet di Asia dan Timur Tengah melambat. Peristiwa ini kembali mengingatkan betapa rapuhnya salah satu infrastruktur digital terpenting dunia.

    Lebih dari 95% lalu lintas internet global dikirim lewat kabel serat optik bawah laut. Kabel ini membentang ribuan kilometer di dasar laut, menghubungkan benua, negara, hingga pusat data global.

    Setiap kabel bisa menyalurkan terabit data per detik, jauh lebih cepat dan stabil dibanding satelit. Karena itu, layanan penting seperti cloud, perbankan digital, hingga video streaming sangat bergantung pada kabel bawah laut.

    Kenapa Kabel Bisa Putus?

    Ada beberapa penyebab utama kabel bawah laut terputus:

    Jangkar kapal yang jatuh dan menyeret kabel di dasar laut.Aktivitas seismik seperti gempa atau longsor bawah laut.Aktivitas manusia, misalnya pekerjaan konstruksi laut atau perikanan skala besar.Sengaja disabotase, meski jarang terjadi, tetap dianggap ancaman serius di wilayah rawan konflik.

    Perbaikannya tidak mudah. Kapal khusus harus berlayar ke titik lokasi, mengangkat kabel yang berada di kedalaman ratusan hingga ribuan meter, lalu menyambungkannya kembali. Proses ini bisa memakan waktu berminggu-minggu.

    Redundansi, tapi Tetap Terasa

    Untuk mengantisipasi, operator internet biasanya punya jalur cadangan. Jadi ketika satu kabel terputus, trafik otomatis dialihkan lewat kabel lain. Namun, hal ini tetap membuat akses terasa lebih lambat karena jalur alternatif bisa jadi lebih panjang atau lebih padat.

    Kasus di Laut Merah kali ini melibatkan kabel SMW4 dan IMEWE, dua jalur utama yang menghubungkan Asia dengan Eropa. Dampaknya terasa di India, Pakistan, hingga Uni Emirat Arab.

    Dengan meningkatnya ketegangan geopolitik, kabel bawah laut kini juga masuk radar keamanan global. Pakar menilai, jika infrastruktur ini jadi target serangan, dampaknya bisa sama seriusnya dengan gangguan listrik atau energi.

    Di sisi lain, kebutuhan akan kapasitas internet yang terus meningkat mendorong pembangunan kabel baru. Google, Meta, hingga konsorsium internasional berlomba menanam kabel generasi terbaru dengan kapasitas lebih besar.

    (asj/asj)