Topik: Gempa

  • Peringatan Tsunami Dicabut Menyusul Gempa Rusia M 7,4

    Peringatan Tsunami Dicabut Menyusul Gempa Rusia M 7,4

    Kamchatka

    Pusat Peringatan Tsunami Pasifik mencabut peringatan tsunami yang sebelumnya dirilis untuk area pesisir Rusia, menyusul gempa bumi berkekuatan Magnitudo 7,4 yang mengguncang lepas pantai Kamchatka di Timur Jauh Rusia pada Sabtu (13/9) waktu setempat.

    Pusat Peringatan Tsunami Pasifik (PTWC) dalam pernyataan terbarunya, seperti dilansir AFP, Sabtu (13/9/2025), mengatakan tidak ada risiko bahwa gempa tersebut memicu tsunami.

    Survei Geologi Amerika Serikat (AS) atau USGS sebelumnya mencatat pusat gempa itu berada di lokasi berjarak 111 kilometer di sebelah timur kota Petropavlovsk-Kamchatsky, pusat administrasi wilayah Kamchatka. Pusat gempa tersebut, menurut data USGS, berada di kedalaman 39,5 kilometer.

    Pusat Peringatan Tsunami Pasifik awalnya memperingatkan bahwa gelombang “berbahaya” dengan ketinggian hingga satu meter mungkin terjadi di sepanjang beberapa pantai Rusia yang ada di dekat pusat gempat.

    Dalam pernyataan terbarunya, Pusat Peringatan Tsunami Pasifik menyatakan bahwa “ancaman tsunami… kini telah berlalu”.

    Sejauh ini belum ada laporan korban jiwa atau kerusakan serius akibat gempa bumi tersebut.

    Gubernur Kamchatka, Vladimir Solodov, seperti dilansir RT.com, sebelumnya mengatakan bahwa fasilitas penting dan bangunan tempat tinggal mulai diperiksa untuk menaksir dampak gempa tersebut. Dia juga menyatakan bahwa “semua layanan telah ditempatkan dalam siaga tinggi”.

    Para pejabat setempat juga mengimbau warga untuk tetap berhati-hati, terutama di sepanjang area pantai. Kementerian Darurat Rusia di area Sakhalin memperkirakan gelombang hingga 0,5 meter atau 50 cm dapat mencapai Pulau Paramushir dan Shumshu di area Distrik Sever-Kurilsky.

    Gempa di Kamchatka ini mengguncang beberapa bulan setelah salah satu gempa terkuat yang pernah tercatat mengguncang wilayah Semenanjung Kamchatka, tepatnya pada Juli lalu.

    Gempa berkekuatan Magnitudo 8,8 pada saat itu memicu tsunami setinggi empat meter di Samudra Pasifik dan memicu evakuasi di berbagai negara mulai dari Hawaii di AS hingga Jepang.

    Gempa itu juga memicu gelombang aktivitas seismik dan vulkanik, dengan gunung berapi Krasheninnikov meletus untuk pertama kalinya dalam 600 tahun. Sementara Klyuchevskaya Sopka, salah satu gunung berapi tertinggi di Eurasia, mengalami letusan terdahsyat dalam 70 tahun.

    Lihat juga Video ‘Apakah Gempa Tektonik Bisa Picu Gunung Mati Aktif Kembali?’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Gempa M 7,4 Picu Peringatan Tsunami, Rusia Imbau Warganya Waspada

    Gempa M 7,4 Picu Peringatan Tsunami, Rusia Imbau Warganya Waspada

    Kamchatka

    Otoritas Timur Jauh Rusia dalam kondisi siaga tinggi setelah gempa bumi berkekuatan Magnitudo 7,4 yang mengguncang area lepas pantai Kamchatka, pada Sabtu (13/9) waktu setempat, memicu peringatan tsunami. Warga yang tinggal di area pesisir diimbau untuk waspada dan tetap berhati-hati.

    Gubernur Kamchatka, Vladimir Solodov, seperti dilansir RT.com, Sabtu (13/9/2025), mengatakan bahwa fasilitas penting dan bangunan tempat tinggal mulai diperiksa untuk menaksir dampak gempa tersebut.

    Solodov menyebut gempa di wilayahnya tercatat berkekuatan Magnitudo 6,7. Survei Geologi Amerika Serikat (AS) atau USGS sebelumnya mencatat gempa itu berkekuatan Magnitudo 7,4 dengan pusatnya berada di lokasi berjarak 111 kilometer di sebelah timur kota Petropavlovsk-Kamchatsky, pusat administrasi wilayah Kamchatka.

    Pusat gempa tersebut, menurut data USGS, berada di kedalaman 39,5 kilometer.

    “Para spesialis telah mulai memeriksa fasilitas-fasilitas penting dan bangunan tempat tinggal setelah gempa susulan yang kuat. Semua layanan telah ditempatkan dalam siaga tinggi,” ucap Solodov dalam pengumuman via Telegram.

    Sejauh ini belum ada kerusakan serius yang dilaporkan imbas gempa tersebut. Namun para pejabat setempat mengimbau warga untuk tetap berhati-hati, terutama di sepanjang area pantai.

    “Ancaman tsunami telah diumumkan. Kami meminta semua orang untuk sangat berhati-hati ketika mengunjungi Pantai Khalatyrsky dan area rawan tsunami lainnya,” kata Solodov mengimbau warganya.

    Otoritas Timur Jauh Rusia terus memantau situasi dengan saksama karena gempa susulan masih terjadi. Solodov mengimbau warga untuk “tetap tenang dan hanya memperhatikan informasi dari sumber resmi”.

    Kementerian Darurat Rusia di area Sakhalin memperkirakan gelombang hingga 0,5 meter atau 50 cm dapat mencapai Pulau Paramushir dan Shumshu di area Distrik Sever-Kurilsky.

    Pusat Peringatan Tsunami Pasifik sebelumnya merilis peringatan tsunami usai gempa mengguncang area Kamchatka. Disebutkan Pusat Peringatan Tsunami Pasifik bahwa gelombang “berbahaya” dengan ketinggian satu meter mungkin menerjang sepanjang pantai Rusia dalam radius 300 kilometer dari pusat gempa.

    Wilayah Jepang, Hawaii, dan pulau-pulau lainnya di kawasan Pasifik, menurut Pusat Peringatan Tsunami Pasifik, mungkin diterjang gelombang dengan ketinggian kurang dari 30 cm.

    Pada Juli lalu, wilayah Semenanjung Kamchatka diguncang salah satu gempa terkuat yang pernah tercatat. Gempa berkekuatan Magnitudo 8,8 pada saat itu memicu tsunami setinggi empat meter di Samudra Pasifik dan memicu evakuasi di berbagai negara mulai dari Hawaii di AS hingga Jepang.

    Gempa itu juga memicu gelombang aktivitas seismik dan vulkanik, dengan gunung berapi Krasheninnikov meletus untuk pertama kalinya dalam 600 tahun. Sementara Klyuchevskaya Sopka, salah satu gunung berapi tertinggi di Eurasia, mengalami letusan terdahsyat dalam 70 tahun.

    Lihat juga Video ‘PM Polandia Geram Banyak Drone Rusia Mondar-mandir di Negaranya’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Gempa M 7,4 Guncang Timur Jauh Rusia, Peringatan Tsunami Dirilis

    Gempa M 7,4 Guncang Timur Jauh Rusia, Peringatan Tsunami Dirilis

    Moskow

    Gempa bumi berkekuatan Magnitudo 7,4 mengguncang lepas pantai Kamchatka di wilayah Timur Jauh Rusia pada Sabtu (13/9) waktu setempat. Peringatan tsunami telah dirilis untuk area pesisir Rusia menyusul gempa kuat tersebut.

    Survei Geologi Amerika Serikat (AS) atau USGS, seperti dilansir AFP, Sabtu (13/9/2025), melaporkan bahwa pusat gempa berada di lokasi berjarak 111 kilometer di sebelah timur kota Petropavlovsk-Kamchatsky, yang merupakan pusat administrasi wilayah Kamchatka.

    Pusat gempa kuat ini, menurut data USGS, berada di kedalaman 39,5 kilometer dari permukaan laut.

    Namun demikian, Pusat Peringatan Tsunami Pasifik telah merilis peringatan tsunami, dengan menyatakan gelombang “berbahaya” dengan ketinggian satu meter mungkin menerjang sepanjang pantai Rusia dalam radius 300 kilometer dari pusat gempa.

    Wilayah Jepang, Hawaii dan pulau-pulau lainnya di kawasan Pasifik, menurut Pusat Peringatan Tsunami Pasifik, mungkin diterjang gelombang dengan ketinggian kurang dari 30 cm.

    USGS sebelumnya mencatat gempa ini berkekuatan Magnitudo 7,5 sebelum menurunkannya menjadi Magnitudo 7,4.

    Sejauh ini belum ada laporan korban jiwa atau kerusakan akibat gempa terbaru di Kamchatka tersebut.

    Wilayah Semenanjung Kamchatka diguncang salah satu gempa terkuat yang pernah tercatat pada Juli lalu. Gempa berkekuatan Magnitudo 8,8 tersebut memicu tsunami setinggi empat meter di Samudra Pasifik dan memicu evakuasi di berbagai negara mulai dari Hawaii di AS hingga Jepang.

    Gempa di Kamchatka itu tercatat sebagai yang terbesar sejak tahun 2011 silam, ketika gempa berkekuatan Magnitudo 9,1 mengguncang lepas lantai Jepang hingga menyebabkan tsunami dahsyat yang menewaskan lebih dari 15.000 orang.

    Gempa pada Juli lalu di Kamchatka mendorong otoritas Jepang untuk memerintahkan hampir dua juta warganya untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Peringatan tsunami, pada saat itu, juga dirilis di berbagai wilayah, sebelum akhirnya dicabut atau diturunkan statusnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Megathrust Meledak, Tsunami 20 Meter Gulung Jawa Cuma Hitungan Menit

    Megathrust Meledak, Tsunami 20 Meter Gulung Jawa Cuma Hitungan Menit

    Jakarta, CNBC Indonesia – Wilayah Indonesia menghadapi ancaman gempa ‘Megathrust’ yang bisa sewaktu-waktu meledak. Pasalnya, Indonesia dikepung 13 segmen Megathrust. 

    Salah satu segmen Megathrust yang secara aktif diamati para ilmuwan adalah Selatan Jawa. Dampaknya bisa memanjang hingga Selat Sunda. 

    Tak cuma itu, segmen Sumatera juga memiliki dampak memanjang ke Selat Sunda atau disebut juga ‘Segmen Enggano’.

    Khusus Selatan Jawa Barat yang memanjang hingga Selat Sunda, segmen tersebut berdampak besar apabila melepaskan energi. Energi yang terkunci di zona subduksi selatan Jawa ini terus bertambah seiring waktu.

    Peneliti dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Nuraini Rahma Hanifa mengungkapkan makin lama energi yang terkumpul ini akan mencapai titik pelepasan energinya melalui pergerakan mendadak yang memicu getaran atau guncangan yang sangat kuat atau gempa bumi.

    Jika dilepaskan sekaligus bisa menyebabkan gempa hingga M 8,7. Selanjutnya, guncangan besar akan mengakibatkan perpindahan kolom air laut yang menyebabkan gelombang air laut menjadi sangat besar dan menjalar ke semua arah hingga mencapai daratan atau tsunami.

    Tsunami yang ditimbulkan cukup tinggi yaitu bisa mencapai 20 meter yang bisa berdampak luas, tidak hanya di selatan Jawa tetapi juga di wilayah pesisir lainnya seperti Banten dan Lampung, bahkan hingga ke Jakarta.

    “Semua pesisir Banten itu akan berdampak tapi dengan tinggi (tsunami) yang berbeda-beda,” ungkap dia kepada CNBC Indonesia, beberapa saat lalu.

    Tsunami 20 Meter Ancam Jawa

    Rahma menghitung apabila Megathrust di segmen Selatan Jawa yaitu wilayah Pangandaran pecah, maka akan terjadi tsunami sekitar 20 meter. Gelombang tsunami kemudian akan menyebar hingga masuk wilayah Selat Sunda dimana di daerah tersebut ada kawasan pesisir Banten dan Lampung.

    “Kawasan pesisir Banten kira-kira tsunami 4 sampai 6 atau 8 meter,” sebutnya.

    “Lampung yang menghadap Selat Sunda akan kena semua,” imbuhnya.

    Sedangkan untuk Jakarta, tsunami diprediksi akan menerjang wilayah pesisir utara dengan ketinggian 1 sampai 1,8 meter. Menurut perhitungannya, tsunami tersebut akan tiba di Jakarta 2,5 jam. Dia mengatakan hanya daerah pesisir utara Jakarta saja yang akan terkena tsunami 1,8 meter.

    “2,5 jam tsunami tiba. Kalau Jawa bagian selatan 40 menit sudah sampai, Lebak itu 18 menit. Oke, yang kena imbas itu pertama kali adalah wilayah Jakarta Utara ya,” sebutnya.

    BRIN pun mengajak masyarakat Indonesia untuk waspada terhadap risiko Megathrust. Dampak gempa Megathrust sangat besar hingga memberikan dampak lanjutan seperti kematian, cedera, kerusakan infrastruktur, kerusakan lingkungan, dampak sosial. 

    Informasi ini terus mengingatkan kita untuk waspada. Semoga bermanfaat!

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Menteri Lingkungan Jepang Ingin Negaranya Stop Energi Nuklir dalam Memori Hari Ini, 12 September 2019

    Menteri Lingkungan Jepang Ingin Negaranya Stop Energi Nuklir dalam Memori Hari Ini, 12 September 2019

    JAKARTA – Memori hari ini, enam tahun yang lalu, 12 September 2019, Menteri Lingkungan Hidup Jepang, Shinjiro Koizumi ingin negaranya berhenti gunakan pembangkit listrik tenaga nuklir. Energi itu dianggapnya memang hemat, tapi bahayanya juga luar biasa.

    Sebelumnya, gempa dan tsunami di Jepang mengubah segalanya pada 2011. Jepang yang telah berinvestasi besar dalam usaha mengurangi risiko dan dampak gempa kelimpungan. Reaktor nuklir di Fukushima jadi rusak.

    Tiada yang meragukan investasi Jepang dalam pencegahan gempa. Empunya negara memahami negara mereka kerap terancam gempa berkekuatan tinggi. Mereka pun segera berbenah. Mereka menggalakkan adaptasi bencana.

    Suatu proses penyesuaian diri supaya masyarakat Jepang bisa bertahan dan mandiri hadapi bencana. Dana yang dikeluarkan oleh Jepang tak sedikit. Namun, dana besar yang keluar sesuai dengan hasilnya. Masyarakat Jepang jadi banyak terhindar dari bancana gempa bumi.

    Masalahnya muncul. Jepang belum siap jika kekuatan gempanya terlampau tinggi. Ambil contoh gempa berkekuatan 9.0 SR pada 11 Maret 2011. Gempa besar itu membuat Jepang porak-poranda. Belum lagi gempa itu diikuti oleh gelombang tsunami.

    Kehancuran reaktor nuklir Fukushima dijadikan pelajaran berharga bagi negara yang ingin memanfaatkan energi nuklir. (Wikimedia Commons)

    Bencana itu membuat jatuhnya 15 ribu korban jiwa. Ada juga yang memprediksi angka sebenarnya mencapai 20 ribu korban jiwa. Bak jatuh tertimpa tangga. Gempa dan tsunami menghajar pembangkit listrik tenaga nuklir kebanggaan Jepang di Fukushima.

    Kondisi itu membuat keadaan rakyat Jepang kian darurat. Radiasi nuklir memperparah keadaan. Orang-orang yang berada di sekitar lokasi dievakuasi. Kondisi itu seraya mengulangi kembali sejarah yang pernah terjadi di Chernobyl, Ukraina.

    Kawasan sekitar lokasi bak berubah jadi Kota Hantu. Alias, tiada siapa-siapa yang hidup selain binatang yang sudah kena radiasi nuklir.

    “Sekretaris Kabinet Yukio Edano mengumumkan jangkauan zona aman radiasi meluas dari 20 menjadi 40 kilometer dari pembangkit. Daerah Katsuraomura, Namiemachi, dan litatemura serta sebagian Kawamatamachi dan Minami-Soma menjadi zona merah. Sekitar 130 ribu jiwa yang tinggal dalam zona ini harus dievakuasi dalam waktu satu bulan.”

    “Pemerintah Jepang memang khawatir Fukushima akan menjadi kuburan massal seperti Chernobyl. Ketika itu 50 petugas penyelamat tewas terkena radiasi akut dan penyakit terkait. Empat ribu anak dan remaja terkena kanker tiroid, sembilan di antaranya meninggal. Lebih dari 100 ribu orang dievakuasi dan jumlah pengungsi dari daerah yang terkontaminasi akhirnya mencapai 300 ribu,” ungkap Ninin Damayanti dan Yomiuri Shimbun dalam tulisannya di majalah Tempo berjudul Hantu Chernobyl di Fukushima (2011).

    Belakangan kejadian di Fukushima seraya mulai dilupakan. Rakyat Jepang sudah kembali menjalankan aktivitas seperti biasa. Energi nuklir lagi-lagi jadi primadona. Kondisi itu membuat Menteri Lingkungan Jepang yang baru dilantik Shinjiro Koizumi prihatin pada 12 September 2019.

    Koizumi beranggapan bahwa Jepang harusnya stop penggunaan energi nuklir. Kondisi itu karena ia tak ingin rakyat Jepang merasakan kembali derita sebagaimana kerusakan nuklir di Fukushima. Ia tak masalah keinginannya berseberangan dengan pejabat lain yang pro nuklir.

    “Saya ingin mempelajari bagaimana kita akan membuangnya, bukan bagaimana mempertahankannya. Kita akan hancur jika membiarkan kecelakaan nuklir terjadi lagi. Kita tidak pernah tahu kapan gempa bumi akan terjadi,” ujar Koizumi sebagaimana dikutip laman The Guardian, 12 September 2019.

    Keinginan Koizumi mendapatkan tentangan dari mana-mana. Kebanyakan tak meragukan pandangan Koizumi. Namun, Koizumi justru diminta berpikir bahwa tanpa nuklir, masa depan Jepang justru jadi pertanyaan besar, Jepang masih eksis atau tidaknya.

  • Analisis Penyebab Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Maluku Tenggara

    Analisis Penyebab Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Maluku Tenggara

    Liputan6.com, Jakarta Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan gempa magnitudo 5,3 (update M5,0) pada kedalaman 100 km (update 77 km) berjarak sekitar 108 km barat laut Maluku Tenggara, Kamis (11/09/2025) pukul 16.06 WIB, disebabkan aktivitas deformasi batuan dalam lempeng Laut Banda, dengan mekanisme pergerakan sesar oblique mengiri dengan komponen turun.

    Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) guncangan gempa bumi ini dirasakan III-IV Modified Mercalli Intensity (MMI) di Kota Tual.

    “Kejadian gempa bumi ini tidak memicu tsunami. Hingga laporan ini disusun pukul 17.30 WIB (Kamis 11/09/2025), tidak ada laporan terkait korban jiwa dan kerusakan akibat gempa bumi ini,” kata Wafid dalam keterangannya ditulis Bandung, Jumat (12/09/2025).

    Lokasi pusat gempa bumi terletak di Laut Banda. Daerah yang terdekat dengan pusat gempa bumi adalah Kota Tual dan Kabupaten Kepulauan Tanimbar.

    “Morfologi (kondisi batuan) wilayah di sekitar lokasi pusat gempa bumi pada umumnya berupa dataran yang berada di kawasan pantai berselingan dengan morfologi perbukitan. Daerah berombak, bergelombang, perbukitan dan pegunungan berada di bagian tengah Kota Tual dan Kabupaten Kepulauan Tanimbar,” ungkap Wafid.

    Berdasarkan data Badan Geologi, daerah pantai dan dataran tersusun oleh litologi aluvium dan batuan sedimen Kuarter. Sedangkan pada morfologi perbukitan, bergelombang, berombak dan pegunungan tersusun oleh batuan sedimen Tersier dan batuan metamorf Pra Tersier.

    Batuan yang telah mengalami pelapukan dan atau sedimen permukaan berpotensi memperkuat guncangan gempa bumi.

    Kekerasan batuan permukaan dipengaruhi oleh umur dan jenis batuan. Batuan yang berumur lebih muda atau yang telah mengalami pelapukan mempunyai kekerasan lebih rendah begitu juga sebaliknya.

    “Wilayah terdekat dengan pusat gempa bumi sebagian besar tersusun oleh litologi (batuan penyusun) yang diklasifikasikan ke dalam kelas tanah sedang (Kelas D) dan kelas tanah sangat padat dan batuan lunak (kelas C) dengan kecepatan Vs30 berkisar antara 350- 450 m/det,” terang Wafid.

    Antisipasi Gempa Bumi

    Ini yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi.

    Sebelum Gempa:

    – Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Evaluasi dan renovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempabumi.

    – Kenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung.

    – Belajar melakukan P3K dan alat pemadam kebakaran.

    – Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempa bumi.

    – Atur perabotan agar menempel kuat pada dinding untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempa bumi.

    – Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempa bumi terjadi

    – Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.

    – Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.

    – Siapkan alat yang harus ada di setiap tempat: Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, makanan suplemen dan air.

    Saat Terjadi Gempa Bumi:

    – Jika Anda berada dalam bangunan: lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan guncangan, lari ke luar apabila masih dapat dilakukan.

    – Jika berada di luar bangunan atau area terbuka: Menghindar dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon. Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah.

    – Jika Anda sedang mengendarai mobil: keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran.

    – Jika Anda tinggal atau berada di pantai: jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.

    – Jika Anda tinggal di daerah pegunungan: apabila terjadi gempa bumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

    Setelah Terjadi Gempa Bumi:

    – Jika Anda berada di dalam bangunan: keluar dari bangunan tersebut dengan tertib; jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa;periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K; telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda.

    – Periksa lingkungan sekitar Anda: apabila terjadi kebakaran, apabila terjadi kebocoran gas, apabila terjadi hubungan arus pendek listrik. Periksa aliran dan pipa air, periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan.

    – Jangan memasuki bangunan yang sudah terkena gempa,karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.

    – Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada.

    – Dengarkan informasi mengenai gempa bumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan). Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.

    – Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.

    – Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.

  • Gempa Malang Akibat Adanya Pergerakan di Lempeng Indo-Australia
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        11 September 2025

    Gempa Malang Akibat Adanya Pergerakan di Lempeng Indo-Australia Surabaya 11 September 2025

    Gempa Malang Akibat Adanya Pergerakan di Lempeng Indo-Australia
    Tim Redaksi
    MALANG, KOMPAS.com
    – Getaran gempa bumi dirasakan warga Kabupaten Malang, Kamis (11/9/2025) sekitar pukul 10.15 WIB.
    Berdasarkan laporan BMKG Stasiun Geofisika Malang, gempa tektonik itu memiliki parameter update dengan magnitudo M4,8. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 9,49° LS; 112,80° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 152 Km arah tenggara Kabupaten Malang, Jawa Timur pada kedalaman 63 km.
    “Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi dalam lempeng Indo-Australia,” kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Malang, Mamuri.
    Sementara itu, mekanisme sumber menunjukkan gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
    Sehingga berdampak dan dirasakan di daerah Kabupaten Malang dengan skala intensitas III MMI.
    “Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu,” jelasnya.
    Namun, berdasarkan permodelannya, gempa bumi ini, menurur Mamuri tidak berpotensi tsunami.
    “Hingga pukul 10.35 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock),” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gempa Guncang Malang Magnitudo 4,8, Tak Berpotensi Tsunami
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        11 September 2025

    Gempa Guncang Malang Magnitudo 4,8, Tak Berpotensi Tsunami Surabaya 11 September 2025

    Gempa Guncang Malang Magnitudo 4,8, Tak Berpotensi Tsunami
    Editor
    MALANG, KOMPAS.com
    – Wilayah Malang dan sekitarnya diguncang gempa bumi tektonik pada Kamis (11/9/2025) pukul 10.15 WIB.
    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa tersebut memiliki magnitudo 4,8 dengan episenter berada di laut, sekitar 152 km tenggara Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada kedalaman 63 km.
    Menurut keterangan resmi dari BMKG, gempa ini tergolong gempa menengah dan terjadi akibat aktivitas deformasi dalam lempeng Indo-Australia.
    “Berdasarkan hasil analisis mekanisme sumber, gempa memiliki jenis pergerakan naik atau thrust fault,” kata Daryono, Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG dalam rilis resminya, Kamis.
    Guncangan gempa dirasakan di beberapa wilayah di Jawa Timur dengan tingkat intensitas yang bervariasi.
    Di Kabupaten Malang, skala intensitas III MMI dengan getaran dirasakan nyata di dalam rumah, terasa seperti truk besar yang melintas.
    Gempa ini juga dirasakan di sekitar Malang, seperti Trenggalek, Tulungagung dan Blitar.
    BMKG menegaskan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami berdasarkan hasil pemodelan.
    Hingga pukul 10.35 WIB, BMKG belum mencatat adanya gempa susulan (aftershock).
    Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak mudah percaya pada informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
    “Pastikan bangunan tempat tinggal Anda aman dan tidak mengalami kerusakan yang bisa membahayakan,” kata dia.
    Masyarakat juga diminta untuk hanya mengakses informasi dari kanal resmi BMKG.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Malang Diguncang Gempa Magnitudo 5,0 Terasa hingga Trenggalek

    Malang Diguncang Gempa Magnitudo 5,0 Terasa hingga Trenggalek

    Bisnis.com, JAKARTA – Gempa magnitudo 5,0, mengguncang Malang Jawa Timur hari ini 11-Sep-25 10:15:00 WIB.

    Pusat gempa berada di lokasi 9.40 LS, 112.89 BT (Pusat gempa berada di laut 144 tenggara Kab. Malang).

    Gempa dengan kedalaman 10 Km itu dirasakan di Kab. Malang, II Trenggalek, Blitar, Malang, hingga Tulungagung.

    Selain gempa Malang tersebut berikut gempa yang terjadi hari ini

    Gempa Mag:3.0, 11-Sep-2025 08:56:43WIB, Lok:0.19LU, 122.41BT (38 km Tenggara BOALEMO-GORONTALO), Kedlmn:137 Km 

    Gempa Mag:3.2, 11-Sep-2025 08:38:24WIB, Lok:9.74LS, 121.76BT (90 km BaratLaut SABURAIJUA-NTT), Kedlmn:10 Km

    Gempa Mag:2.8, 11-Sep-2025 06:02:24WIB, Lok:1.45LS, 138.97BT (116 km BaratLaut SARMI-PAPUA), Kedlmn:10 Km

  • Gunung Lokon di Sulut Berstatus Siaga, Terjadi Puluhan Gempa Vulkanik

    Gunung Lokon di Sulut Berstatus Siaga, Terjadi Puluhan Gempa Vulkanik

    Liputan6.com, Jakarta Aktivitas Gunung Lokon di Kota Tomohon, Sulawesi Utara (Sulut), meningkat dalam beberapa hari terakhir ini. Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) merekam puluhan kali gempa vulkanik dangkal di gunung setinggi 1995 mdpl itu.

    Pada periode pengamatan pukul 00.00-06.00 WITA, Rabu (10/09/2025), terekam sebanyak sembilan kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 4-7 milimeter. Lama gempa 3-9 detik, satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 4 milimeter, S-P tidak teramati dan lama gempa 100 detik.

    “Selanjutnya, pada periode pengamatan pukul 06.00-12.00 WITA, terekam empat kali gempa embusan dengan amplitudo 25-32 milimeter, dan lama gempa 20-35 detik,” ungkap Ketua Pos PGA Lokon Armando Manguleh.

    Dia memaparkan, terekam juga sebanyak 16 kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 14-16 milimeter dengan lama gempa 3.5-7.5 detik, satu kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 32 milimeter, S-P 0.2 detik dan lama gempa 10 detik. Juga terjadi satu kali gempa tektonik Jauh dengan amplitudo 30 milimeter, S-P tidak teramati dan lama gempa 90 detik.

    “Gempa vulkanik dangkal dan gempa vulkanik dalam bisa mengindikasikan magma, bisa gas, ada tekanan dari dalam yang berusaha keluar sehingga menyebabkan retakan pada batuan,” tutur Armando.

    Dia berharap warga tetap mematuhi radius bahaya yang direkomendasikan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan bila terjadi erupsi.

    “Aktivitas Gunung Lokon masih Level III atau Siaga,” katanya.

    Diketahui, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meningkatkan status Gunung Lokon dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III) sejak Rabu (03/09/2025) pukul 12.00 WITA.