Gempa M 5,1 Guncang Waibakul Sumba Tengah, Terasa hingga Bima
Tim Redaksi
KOMPAS.com
– Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,1 mengguncang Waibakul, Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Rabu (24/9/2025) pukul 02:54:43 WIB.
Berdasarkan keterangan di laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa berlokasi di 9,50 derajat Lintang Selatan – 119.62 derajat Bujur Timur pada kedalaman 34 kilometer.
Adapun pusat gempa berada di darat 13 kilometer timur laut Waibakul.
“Tidak berpotensi tsunami,” tulis BMKG dalam keterangannya.
Berikut daerah yang merasakan gempa:
II MMI (dirasakan sebagian orang):
Kota Bima, Sumbawa
III-IV MMI (dirasakan banyak orang):
Waingapu (Sumba Timur), Tambolaka (Sumba Barat Daya), Waikabubak (Sumba Barat), Waibakul (Sumba Tengah)
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Topik: Gempa
-

150 Juta Penduduk RI Tinggal di Kawasan Rawan Gempa
JAKARTA – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat sebanyak 150 juta penduduk Indonesia tinggal di kawasan rawan gempa bumi.
Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid mengatakan, kondisi tektonik Indonesia yang berada di pertemuan tiga lempeng utama dunia menjadikan negeri ini sangat rawan bencana geologi.
Ia mengatakan Indonesia memiliki jalur subduksi sepanjang 7.000 kilometer dan lebih dari 3.000 kilometer jalur sesar aktif, yang menjadi sumber utama gempa bumi.
“Berdasarkan catatan sejak tahun 2000, dari jumlah sebaran itu sekitar 250 ribu jiwa meninggal akibat gempa bumi,” kata dia dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Antara, Selasa, 23 September.
Badan Geologi juga mencatat selain ancaman gempa, Indonesia juga rawan tsunami mengingat panjang garis pantai mencapai 99.093 kilometer, terpanjang kedua di dunia setelah Kanada.
Data Badan Geologi menunjukkan 5 juta jiwa tinggal di wilayah rawan tsunami, sementara dalam lima tahun terakhir tercatat 1.300 kejadian gerakan tanah dengan kerugian pertanian 400 hektare per tahun, termasuk di Pulau Jawa.
Wafid menegaskan upaya mitigasi terus diperkuat melalui penyusunan peta rawan bencana gempa, tsunami, hingga tanah longsor, agar dapat menjadi acuan pemerintah daerah.
“Namun kesadaran masyarakat akan potensi bencana sangat penting, karena Indonesia adalah laboratorium alam bagi bencana geologi,” ujar Muhammad Wafid.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5358630/original/036632000_1758608763-IMG_20250923_133655.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
PVMBG: Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi Tiga Kali pada Selasa 23 September 2025
Petugas Pos Pantau Gunung Lewotobi Laki-Laki Herman Yosef mengimbau, masyarakat dan wisatawan di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki dilarang beraktivitas apapun dalam radius 6 Km dan sektoral Barat Daya – Timur Laut sejauh 7 Km dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.
“Masyarakat agar tenang dan mengikuti arahan Pemda serta tidak mempercayai isu-isu yan tidak jelas sumbernya,” imbaunya.
Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki juga diimbau untuk waspada terhadap potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki, jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi terutama daerah Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng jaya, Boru, Nawakote.
“Masyarakat yang terdampak hujan abu Gunung Lewotobi Laki-Laki, memakai masker dan penutup hidung-mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernapasan,” katanya.
Sepanjang 2025, Gunung Lewotobi Laki-Laki tercatat sudah meletus sebanyak 590 kali. Hingga hari ini, Senin (22/9/2025), pukul 19.33 WIB, Gunung Lewotobi Laki-Laki masih berstatus Awas (Level IV).
Berdasarkan laporan PVMB, menurut hasil pemantauan sepanjang Senin 922/9/2025), pukul 12.00-18.00 Wita, Gunung Lewotobi Laki-Laki tercatat mengalami sebanyak 9 kali gempa Letusan/Erupsi dengan amplitudo 5.9-29.6 mm, dan lama gempa 89-139 detik, lalu 1 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 10.5 mm, dan lama gempa 33 detik.
Dalam periode pengamatan itu juga, Gunung Lewotobi Laki-Laki tercatat mengalami 7 kali Tremor Non-Harmonik dengan amplitudo 2.9-7.4 mm, dan lama gempa 79-129 detik, serta 3 kali gempa Low Frequency dengan amplitudo 5.9-7.4 mm, dan lama gempa 23-26 detik.
-
/data/photo/2025/09/22/68d129abb865f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Gunung Lewotobi Alami Penggembungan akibat Suplai Magma Baru Regional 23 September 2025
Gunung Lewotobi Alami Penggembungan akibat Suplai Magma Baru
Tim Redaksi
FLORES TIMUR, KOMPAS.com
– Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan bahwa Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, NTT, mengalami penggembungan.
Kepala Badan Geologi, Muhmmad Wafid menjelaskan bahwa dalam tiga hingga tujuh hari terakhir, grafik tiltmeter masih menunjukkan tren inflasi yang semakin jelas.
“Ini berarti tubuh gunung mengalami penggembungan akibat suplai magma baru,” ujar Wafid dalam keterangannya, Selasa (23/9/2025).
Ia menyampaikan bahwa Data Global Navigation Satellite System (GNSS) juga menguatkan hal ini dengan adanya kenaikan komponen vertikal secara konsisten.
“Pola ini mengindikasikan migrasi magma ke kedalaman lebih dangkal, sehingga potensi erupsi masih mungkin terjadi,” kata dia.
Wafid mencatat, pada periode pengamatan 21 September hingga 22 September 2025 pukul 12.00 Wita, terdeteksi adanya beberapa jenis gempa, yaitu 55 kali gempa letusan, 8 kali guguran, 53 kali embusan, 2 kali tremor harmonik.
Kemudian, enam kali gempa tremor non-harmonik, 14 kali low frequency, 5 kali vulkanik dalam, 1 kali tektonik lokal, dan 7 kali tektonik jauh.
Selama periode ini, beber Wafid, aktivitas kegempaan didominasi oleh gempa letusan, low frekuensi, serta tremor menerus dengan amplitudo cukup signifikan.
Data RSAM (Real-time Seismic Amplitude Measurement) dalam sepekan terakhir masih menunjukkan peningkatan fluktuatif dengan kecenderungan tetap tinggi.
Kondisi ini menegaskan bahwa suplai magma masih aktif, meskipun intensitas letusan tampak lebih variatif.
“Pola energi kumulatif kegempaan juga masih memperlihatkan peningkatan, mengindikasikan akumulasi tekanan di dalam sistem magmatik,” jelasnya.
Ia menegaskan tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki masih tinggi, dengan tingkat aktivitas berada pada level IV awas.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/09/23/68d21381a23ed.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Imbas Erupsi Gunung Ile Lewotolok, Aktivitas Penerbangan di Bandara Lewoleba Lumpuh Lebih dari 2 Pekan Regional 23 September 2025
Imbas Erupsi Gunung Ile Lewotolok, Aktivitas Penerbangan di Bandara Lewoleba Lumpuh Lebih dari 2 Pekan
Tim Redaksi
LEMBATA, KOMPAS.com
– Aktivitas penerbangan di Bandara Wunopito Lewoleba, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), lumpuh total selama lebih dari dua pekan terakhir.
Kondisi ini terjadi akibat dampak erupsi Gunung Ile Lewotolok yang berada di kabupaten tersebut.
“Untuk penerbangan di Bandara Lewoleba masih terkendala dengan abu vulkanik Ile Lewotolok,” kata Kepala Bandara Wunopito, Sudarmana saat dihubungi, Selasa (23/9/2025).
Sudarmana menyampaikan bahwa penerbangan terakhir dari dan ke Bandara Wonopito pada September 2025.
Ia menambahkan aktivitas di bandara tersebut dihentikan sementara, dan kembali dibuka sampai aktivitas erupsi berakhir.
“Mudah-mudahan segera selesai erupsi, sehingga kondisi membaik,” ucapnya.
Sementara itu, Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok menyatakan saat ini tingkat aktivitas gunung itu berada pada level III siaga.
Pada periode Senin pukul 00.00 Wita hingga pukul 06.00 Wita, teramati 69 kali letusan dengan tinggi kolom abu 200-400 meter dan warna asap putih dan kelabu.
Letusan disertai gemuruh lemah.
Erupsi tersebut memiliki amplitudo 8.8-36 mm, dengan durasi sekitar 31-94 detik.
Terdeteksi pula adanya gempa embusan sebanyak 45 kali, dua kali temor non harmonik, dan satu kali tektonik jauh.
Secara visual gunung jelas hingga kabut 0-I. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang dan tinggi 20-50 meter di atas puncak kawah.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Jerman Pangkas Bantuan, Apa Imbasnya Bagi Negara Berkembang?
Jakarta –
Koalisi pemerintahan Jerman yang terdiri dari konservatif (CDU/CSU) dan Sosial Demokrat (SPD) telah memangkas anggaran Kementerian Federal untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ) sebesar 8% menjadi sedikit di bawah €10 miliar (sekitar Rp191,39 triliun).
Menteri Pembangunan Reen Alabali Radovan (SPD) jelas tentang dampak pemotongan ini: “Anggaran saya turun sekitar €910 juta (sekitar Rp17,41 triliun) dibandingkan tahun sebelumnya. Mengingat meningkatnya krisis, Jerman berinvestasi jauh lebih sedikit dalam kerja sama internasional dibandingkan yang sebenarnya sangat mendesak dibutuhkan.”
Namun demikian, ia mengatakan kepada parlemen Bundestag bahwa langkah-langkah tersebut tidak akan melumpuhkan kebijakan pembangunan Jerman.
“Kita masih jauh dari kondisi Amerika, dan memang sudah seharusnya begitu,” tegas menteri yang ditunjuk pada Mei 2025 itu.
Ia berusaha menepis perbandingan dengan pemangkasan bantuan besar-besaran yang dilakukan oleh pemerintahan Donald Trump.
Peningkatan dramatis kelaparan dan malnutrisi
Alabali Radovan memberi salah satu contoh dampak dari kebijakan Trump: “Di Kenya, lebih dari 700.000 pengungsi, banyak di antaranya dari Somalia, secara langsung terdampak oleh pemangkasan bantuan AS terhadap Program Pangan Dunia.”
Menteri berusia 35 tahun itu mengatakan bahwa mereka hanya menerima sepertiga dari jatah makanan yang diperlukan, yang menyebabkan peningkatan dramatis kelaparan dan malnutrisi.
“Ketegangan semakin meningkat, banyak orang harus mengungsi, kawasan ini semakin tidak stabil,” ia memperingatkan. “Hal ini tidak dapat diterima secara kemanusiaan dan juga bukan merupakan kepentingan keamanan Jerman.”
Namun, organisasi bantuan mengatakan bahwa pemangkasan oleh Jerman juga akan membawa konsekuensi drastis.
Dibandingkan dengan tahun 2024, bantuan darurat akut yang diberikan oleh Kementerian Luar Negeri berkurang lebih dari setengahnya: €1,05 miliar (sekitar Rp20,10 triliun) dibandingkan €2,23 miliar (sekitar Rp42,67 triliun). Dan bantuan tersebut telah turun dua pertiga sejak 2022.
Thorsten Klose-Zuber, Sekretaris Jenderal LSM Help, membunyikan alarm. Ia mengatakan bahwa pemangkasan 50% terhadap bantuan darurat akan membuat lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia tidak lagi menerima bantuan pangan.
“Penghentian bantuan kemanusiaan dari Amerika Serikat dan pemotongan setengah anggaran Jerman bukanlah awal dari masalah keuangan kita. Selama bertahun-tahun ini, hampir tidak mungkin menjangkau setengah dari orang-orang yang terdampak,” tambah Klose-Zuber.
Ia memperkirakan jumlah total orang yang membutuhkan mencapai lebih dari 320 juta.
Konsekuensi bagi layanan kesehatan dan air minum
Pengurangan drastis dana bantuan juga memiliki dampak nyata di bidang lain.
“Lebih dari satu setengah juta orang akan kehilangan layanan kesehatan dasar mereka akibat pemangkasan Jerman,” kata sekretaris jenderal Help.
Situasi serupa juga terjadi terkait akses ke air minum bersih, menurut Klose-Zuber.
Menurut pandangannya, hampir semuanya kekurangan di wilayah-wilayah krisis besar.
Dan ia tidak hanya merujuk pada negara-negara yang dilanda konflik, tetapi juga bencana alam seperti gempa bumi, misalnya di Myanmar atau Afghanistan.
Di kedua negara tersebut, ribuan orang meninggal dunia dan terjadi kehancuran besar, terutama terhadap bangunan.
Kesimpulannya terdengar hampir putus asa: “Hal ini semakin membuat saya berpikir tentang seorang dokter darurat yang datang ke lokasi kecelakaan lalu lintas dengan lima korban luka parah, dan dokter itu harus memprioritaskan siapa yang mati dan siapa yang dirawat.”
Menurut Klose-Zuber, organisasi bantuannya berada dalam posisi serupa. Mereka hanya bisa berkonsentrasi pada negara-negara dengan kebutuhan terbesar.
Kepala LSM itu tidak berpikir bahwa negara lain akan turun tangan menutup kesenjangan yang ditimbulkan oleh pemangkasan anggaran Jerman: “Kami menyaksikan adanya pergerakan fundamental secara global, khususnya dari negara-negara donor Barat tradisional, untuk menarik diri secara finansial dari sistem multilateral yang disepakati.”
Ini adalah tren global yang ia pandang secara kritis.
Partai Hijau anggap pemangkasan tidak bertanggung jawab
Menurut pandangan Partai Hijau yang berhaluan lingkungan, pemangkasan besar terhadap pembangunan dan bantuan darurat adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab.
“Tidak ada yang mengklaim bahwa kita sendirian bisa menutup kesenjangan yang ditinggalkan oleh AS dengan penarikannya,” kata anggota Bundestag Jamila Schäfer.
“Namun kenyataan bahwa kita bahkan tidak berusaha sedikit pun untuk menutup kesenjangan itu benar-benar menyakitkan, terutama bagi orang-orang yang terdampak langsung.”
Sementara itu, partai konservatif Demokrat Kristen dan partai saudara Bavariannya, Uni Sosial Kristen, memiliki pandangan yang sepenuhnya berbeda tentang efektivitas bantuan pembangunan Jerman dan internasional.
“Saya pikir menebar ketakutan global itu salah,” kata anggota CDU Inge Grässle dalam debat Bundestag.
Kaum konservatif ingin menunjukkan bahwa hasil yang baik tetap bisa dicapai dalam kerja sama pembangunan dengan dana €10 miliar (sekitar Rp191,39 triliun).
AfD ingin memangkas bantuan pembangunan lebih parah lagi
Jika partai sayap kanan Alternatif untuk Jerman (AfD) yang menentukan, anggaran Kementerian Pembangunan akan dipangkas menjadi €2,5 miliar (Rp47,85 triliun).
Kenyataannya, anggaran tersebut sekitar empat kali lipat lebih tinggi meski ada pemangkasan. Mirco Hanker menganggapnya sebagai “pemborosan uang pembayar pajak.”
Sebagai contoh, ia menyinggung konsep elektromobilitas yang didukung Jerman di India.
“Seseorang setidaknya bisa mempertanyakan apakah India, sebagai bangsa besar dan kekuatan yang sedang bangkit yang berhasil mendaratkan probe di bulan, tidak bisa membiayai sendiri konsep dan infrastrukturnya?” tanya Hanker.
Menteri Pembangunan, Reem Alabali Radovan, sebagian besar tidak terpengaruh oleh pandangan AfD dan suara-suara kritis lainnya.
“Setiap euro yang diinvestasikan secara bijak di seluruh dunia mempromosikan keamanan dan perdamaian, termasuk bagi kita di Eropa dan Jerman,” katanya.
Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Jerman
Diadaptasi oleh Rahka Susanto
Editor: Rizki Nugraha
(ita/ita)
-

Gempa Magnitudo 3,6 Guncang Selatan Pacitan, 65 Kejadian Selama September
Pacitan (beritajatim.com) – Kabupaten Pacitan kembali diguncang gempa bumi. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa bumi dengan magnitudo 3,6 terjadi di wilayah selatan Pacitan, Senin (22/9/2025) pukul 09.27 WIB. Pusat gempa berada pada koordinat 10,67 Lintang Selatan dan 111,22 Bujur Timur atau sekitar 277 kilometer tenggara Pacitan, Jawa Timur, dengan kedalaman 10 kilometer.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan, Erwin Andriatmoko, memastikan hingga kini tidak ada laporan dari masyarakat.
“Tidak ada laporan masuk, termasuk getaran maupun kerusakan,” kata Erwin, Senin (22/9/2025).
Meski demikian, pihaknya tetap mengimbau warga untuk selalu waspada. Menurutnya, gempa susulan bisa saja terjadi mengingat wilayah Pacitan dan sekitarnya termasuk kawasan rawan gempa.
“Kami berharap masyarakat tetap tenang, namun meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan adanya gempa susulan,” tambahnya.
Berdasarkan data Pusdalops BPBD Pacitan, sepanjang bulan September 2025 telah terjadi sebanyak 65 kejadian gempa bumi di wilayah Pacitan. Rentang kekuatan gempa tersebut tercatat antara 2 hingga 4 skala Richter. [tri/aje]
/data/photo/2024/02/13/65cb8b0db04d5.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/09/23/68d21ef8d8ad8.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5355988/original/073253100_1758407641-IMG_20250921_031021_1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)