Topik: Gempa

  • Lubang Raksasa di Bangkok, Apa Itu Sinkhole dan Penyebabnya

    Lubang Raksasa di Bangkok, Apa Itu Sinkhole dan Penyebabnya

    Jakarta

    Sebuah sinkhole atau lubang raksasa tiba-tiba muncul di ruas jalan raya yang ramai di Bangkok, Thailand, menyebabkan jalanan tersebut amblas pada Rabu (24/9) dini hari. Sinkhole tersebut meninggalkan lubang menganga sedalam 50 meter dan memaksa warga sekitarnya untuk mengungsi.

    Sinkhole itu, seperti dikutip dari AFP, Kamis (25/9/2025), muncul tepat di bagian luar kantor polisi setempat dan di depan Rumah Sakit Vajira yang berada di kawasan pemukiman di Bangkok. Lubang itu juga menarik kabel listrik ke bawah dan memperlihatkan bagian pipa yang pecah sampai menyemburkan air.

    Apa Itu Sinkhole?

    Dirangkum detikINET dari National Geographic, sinkhole awalnya didefinisikan sebagai kejadian depresi atau turunnya permukaan tanah secara alami dan berbentuk bulatan pada daerah karst atau berkapur.

    Dalam perkembangannya, definisi sinkhole kemudian menjadi lebih luas. Setiap kejadian runtuhnya permukaan tanah bukan hanya di daerah karst dan kejadian alami, tapi juga akibat pekerjaan manusia, dipahami sebagai sinkhole.

    Bagaimana Sinkhole Terbentuk

    Salah satu penyebab paling umum terjadinya sinkhole adalah ketika batuan seperti batu kapur atau kapur hancur. Hal ini terjadi karena karbon dioksida dari udara larut dalam air hujan membentuk asam karbonat. Asam karbonat kemudian meresap ke dalam batuan dan bereaksi dengannya, menyebabkannya larut.

    Kadang-kadang proses ini dapat terjadi secara bertahap, dengan depresi menjadi lebih besar seiring berjalannya waktu. Dalam kasus lain, batu kapur berada di bawah lapisan batuan lain, yang berarti saat terlarut tidak ada tanda-tanda langsung di permukaan.

    Batuan di atasnya, terkadang lempung atau batu pasir, kemudian tiba-tiba runtuh ke dalam cekungan di bawahnya, disebut sinkhole. Namun aktivitas manusia juga dapat mempercepat pembentukan sinkhole atau menyebabkan tanah runtuh dengan cara yang serupa.

    peristiwa seperti gempa Bumi juga dapat mempersingkat waktunya. Selain kerap terjadi di daerah karst, sinkhole juga bisa terjadi karena turunnya tanah secara perlahan akibat kehilangan lapisan bawah-permukaan oleh gravitasi.

    Erosi lapisan sedimen atau perubahan struktur tanah juga bisa menyebabkan tanah amblas. Tipe sinkhole yang terakhir sangat berbahaya sebab kejadiannya bisa cepat dan tak terduga. Selain itu, yang membahayakan adalah, terkadang sinkhole muncul di bawah atau dekat dengan rumah penduduk sehingga penghuninya harus segera dievakuasi.

    (rns/fay)

  • Gempabumi Magnitudo 5,7 Guncang Banyuwangi, Warga Berhamburan Keluar Rumah

    Gempabumi Magnitudo 5,7 Guncang Banyuwangi, Warga Berhamburan Keluar Rumah

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Kabupaten Banyuwangi diguncang gempabumi berkekuatan 5,7 magnitude, Kamis (25/9/2025). Gempa yang tercatat oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) ini terjadi pada pukul 16.04 WIB, dengan pusat gempa terletak di laut, sekitar 46 kilometer timur laut Banyuwangi, pada kedalaman 12 kilometer.

    BMKG menyatakan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan bencana tsunami. Berdasarkan peta seismisitas BMKG, lokasi gempa berada di perairan dekat Taman Nasional Baluran, Situbondo. Meskipun tidak ada ancaman tsunami, getaran gempa yang cukup kuat membuat sebagian warga yang merasakannya merasa terkejut dan khawatir.

    Salah seorang warga Kelurahan Taman Baru, Anggara Cahya Kharisma, yang sedang bersantai saat kejadian, mengungkapkan pengalamannya. “Saya sedang bersantai, tiba-tiba kaca jendela bergetar. Awalnya saya pikir truk muatan besar sedang lewat. Namun ternyata guncangan gempa,” katanya.

    Anggara dan keluarganya segera keluar rumah untuk menghindari hal yang tidak diinginkan setelah getaran semakin kencang. “Karena getarannya semakin kencang, saya dan keluarga langsung berlari keluar rumah. Gempanya tidak lama, mungkin hanya beberapa detik. Namun terasa kencang,” tambahnya.

    Kekhawatiran serupa juga disampaikan oleh Adel, seorang warga yang turut merasakan gempa tersebut. “Kejadiannya sebentar, cuma khawatir kalau ada susulan. Soalnya gempanya cukup keras,” ungkap Adel. Dia dan keluarganya berlarian keluar rumah bersama tetangga untuk menghindari kemungkinan yang lebih buruk.

    Meski guncangan tersebut tidak menyebabkan kerusakan berarti, perasaan cemas dan ketakutan akan adanya gempa susulan tetap terasa di kalangan masyarakat. BMKG menghimbau warga untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipastikan kebenarannya, sambil tetap waspada terhadap potensi gempa susulan. [les/suf]

  • Gempa 5,7 SR Guncang Banyuwangi, Getarannya Terasa Hingga Lumajang

    Gempa 5,7 SR Guncang Banyuwangi, Getarannya Terasa Hingga Lumajang

    Lumajang (beritajatim.com) – Gempa bumi berkekuatan 5,7 Skala Richter (SR) mengguncang wilayah Jawa Timur pada Kamis (25/9/2025) sore. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan pusat gempa berada di koordinat 46 kilometer timur laut Banyuwangi sekitar pukul 16.04 WIB, dengan getaran yang turut dirasakan warga Kabupaten Lumajang.

    Sejumlah warga mengaku merasakan guncangan cukup jelas. Imam, warga Lumajang, menyebut efek gempa sempat membuatnya pusing dan melihat air di wadah ikut bergoyang.

    “Tadi terasa gempanya bikin pusing, agak goyang kan ya, ini air yang ada di ceret atas meja juga keliatan goyang,” ujarnya sesaat setelah gempa terjadi.

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Rehabilitasi BPBD Lumajang, Yudhi Cahyono, membenarkan adanya getaran gempa yang dirasakan masyarakat. Menurutnya, gempa terjadi saat Lumajang tengah diguyur hujan deras disertai angin.

    “Ini getaran gempanya memang terasa sampai Lumajang, ya semoga tidak ada dampaknya. Karena inikan hujan juga waktu gempa,” ungkapnya.

    Hingga berita ini ditulis, belum ada laporan resmi mengenai dampak kerusakan maupun korban akibat gempa yang terasa di wilayah Lumajang. BPBD masih melakukan pemantauan dan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan kondisi di lapangan. [has/beq]

  • BPBD Surabaya Siapkan Antisipasi Bencana Hidrometeorologi Menjelang Musim Hujan

    BPBD Surabaya Siapkan Antisipasi Bencana Hidrometeorologi Menjelang Musim Hujan

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya menyampaikan telah melakukan sosialisasi antisipasi tiga jenis bencana menonjol menjelang musim hujan yang diprediksi datang pada Oktober 2025.

    Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kota Surabaya, Irvan Widyanto, mengatakan bahwa pihaknya menggencarkan sosialisasi melalui program Kampung Pancasila di setiap RW. Fokus utama adalah tiga bencana yang dinilai rawan, yakni cuaca ekstrem hidrometeorologi, kebakaran, dan gempa bumi.

    “Dalam sosialisasi Kampung Pancasila ini yang mencakup semua RW, total ada 1.361 tapi ini di 786, kita selalu mensosialisasikan bahwa bagaimanapun (setiap permasalahan antisipasi kebencanaan), kita juga harus bersama-sama (bergerak) dengan warga,” kata Irvan, Kamis (25/9/2025).

    Irvan menambahkan, selama memasuki musim hujan, BPBD Surabaya juga mempersiapkan langkah teknis sekaligus mengajak warga agar siap menghadapi cuaca ekstrem, termasuk banjir akibat genangan maupun banjir rob.

    “Yang (sekarang) sedang kita bahas, kita rencanakan, adalah untuk melakukan semacam latihan simulasi terkait dengan kebencanaan,” ujarnya.

    Untuk potensi banjir rob, BPBD Surabaya telah memetakan wilayah pemukiman yang terdampak, mulai dari sepanjang garis pantai Kota Surabaya, Rungkut-Sukolilo-Mulyorejo, Bulak-Kenjeran, hingga Asemerowo-Benowo.

    “Kita memastikan bahwa aktivitas warga itu jangan sampai terganggu dengan adanya banjir rob ini. Seperti contohnya anak-anak kita yang mau sekolah, kemudian ibu-ibu yang mau ke pasar jangan sampai terganggu,” jelas Irvan.

    Dalam upaya mitigasi, BPBD Surabaya juga mengingatkan masyarakat agar selalu melapor jika menghadapi musibah kebencanaan. Warga bisa menghubungi Call Centre 112 atau nomor WhatsApp di 081-131-112-112 untuk mendapatkan penanganan cepat. [rma/beq]

  • Gempa Dangkal M5,7 Guncang Banyuwangi, Dirasakan Sampai Bali

    Gempa Dangkal M5,7 Guncang Banyuwangi, Dirasakan Sampai Bali

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gempa berkekuatan M5,7 mengguncang wilayah Jawa Timur, Kamis (24/9/2025), pukul 16:04:12 WIB.

    Menurut BMKG, pusat gempa ada di laut, tepatnya di 46 km timur laut Banyuwangi, di kedalaman 12 km. Tepatnya di 7,82 LS-114,47 BT.

    Gempa dirasakan dengan skala MMI IV di Banyuwangi, IV di Penebel, III di Lumajang
    III Kuta, III Denpasar, III Buleleng, II-III Jember, II-III Bondowoso, II Situbondo, II Pasuruan, II Surabaya, II Kuta Selatan, II Pamekasan, II Mataram, II Lombok Barat.

    “Gempa tidak berpotensi tsunami,” demikian pernyataan BMKG di situs resmi.

    (dce/dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Gempa M 6,2 Guncang Venezuela

    Gempa M 6,2 Guncang Venezuela

    Jakarta

    Gempa berkekuatan magnitudo 6,2 mengguncang wilayah Venezuela, termasuk Ibu Kota Venezuela, Caracas. Gempa ini dikategorikan sebagai gempa dangkal.

    Dilansir AFP, Kamis (25/9/2025), USGS mengatakan episentrum gempa berada di kedalaman 7,8 kiliometer (4,8 mil) atau sekitar 24 kilometer dari Mene Grande, sebuah kota penghasil minyak di daerah yang jarang penduduknya di negara bagian Zulia. Hingga saat ini belum ada laporan dari pemerintah mengenai ada atau tidaknya kerusakan.

    Survei Geologi Kolombia mencatat gempa berkekuatan 6,1 SR dikategorikan sebagai gempa “kedalaman dangkal” yang juga dirasakan di negara tetangga Kolombia dan di kepulauan Karibia seperti Aruba, Curacao, dan Bonaire.

    Di Venezuela, di mana gempa kuat jarang terjadi, bangunan-bangunan yang berguncang menimbulkan kekhawatiran di kota-kota termasuk Caracas dan Maracaibo.

    Orang-orang berhamburan ke jalan, tetapi Menteri Dalam Negeri Diosdado Cabello mengatakan di televisi pemerintah bahwa gempa tersebut “tanpa kerusakan struktural yang signifikan.”

    Sekitar 80 persen penduduk Venezuela tinggal di zona seismik, tetapi negara itu belum pernah mengalami bencana besar sejak tahun 1997, ketika 73 orang tewas ketika gempa melanda Cariaco di negara bagian Sucre di bagian timur.

    Pada tahun 1976, hampir 300 orang tewas dan 2.000 orang terluka ketika gempa melanda Caracas.

    (zap/yld)

  • Begini Kondisi Terkini Gunung Lokon di Tomohon

    Begini Kondisi Terkini Gunung Lokon di Tomohon

    Liputan6.com, Jakarta Aktivitas Gunung Lokon yang terletak di Kota Tomohon, Sulawesi Utara (Sulut), dalam beberapa hari ini meningkat. Ketua Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lokon, Armando Manguleh mengatakan, frekuensi kegempaan Gunung Lokon menurun.

    “Penurunan aktivitas kegempaan terjadi sejak tanggal 18 September 2025, rata-rata kegempaan yang terekam sebanyak 10 kali per hari,” ujar Armando, Selasa (23/09/2025).

    Dia mengatakan, meski demikian rata-rata gempa yang terekam per hari sebanyak 10 kali tersebut, masih dikategorikan di atas normal, tiga kali per hari. Hingga kini belum ada penurunan status dari Level III (Siaga) ke Level II (Waspada).

    “Meskipun telah terjadi penurunan frekuensi kegempaan dalam beberapa hari terakhir. Untuk statusnya masih dievaluasi oleh tim,” bebernya.

    Dia berharap, dengan status siaga Gunung Lokon, warga tidak melakukan aktivitas di dalam radius bahaya yang direkomendasikan.

    Beberapa rekomendasi di antaranya, masyarakat dan wisatawan tidak mendekati dan melakukan aktivitas di dalam radius 2.5 kilometer dari Kawah Tompaluan.

    Bila terjadi letusan dan hujan abu, masyarakat diimbau untuk tetap berada di dalam rumah, dan apabila berada di luar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, mulut (masker) dan mata (kacamata).

    “Selanjutnya, mewaspadai potensi lahar pada sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Lokon terutama pada musim hujan,” tuturnya.

  • Seluk Beluk Sesar Bayar-Salak, Sumber Gempa Merusak di Sukabumi

    Seluk Beluk Sesar Bayar-Salak, Sumber Gempa Merusak di Sukabumi

    Wafid menjelaskan sesar Bayah-Salak memiliki mekanisme geser mengiri (sinistral strike-slip) yang sesuai dengan parameter mekanisme fokus gempa. Itu sebabnya, guncangan saat gempa mengakibatkan beberapa kerusakan bangunan di Kecamatan Kabandungan, Sukabumi.

    Secara umum, wilayah Sukabumi dan sekitarnya tergolong aktif secara seismik karena berada di dekat dua sumber utama gempa bumi. Yaitu zona subduksi di Samudera Hindia dan sesar aktif di darat.

    “Gempa bumi yang dipicu oleh aktivitas sesar darat umumnya bersifat merusak meskipun dengan magnitudo yang kecil, hal ini terjadi pada kedalaman dangkal dan berdekatan dengan permukiman,” terang Wafid.

    Sejarah Gempa Bumi di Sukabumi Sejak 1900

    Mengacu catatan Badan Geologi, sejak tahun 1900, di wilayah Sukabumi setidaknya terjadi 21 kejadian gempa bumi merusak, dengan pusat gempa yang tersebar baik di laut maupun di darat.

    Dikatakan Wafid, secara umum wilayah Jawa Barat, termasuk Kabupaten Sukabumi, dipengaruhi interaksi tektonik antara Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke arah utara dan menunjam ke bawah Lempeng Eurasia di sepanjang Zona Subduksi Jawa.

    Aktivitas tektonik tersebut membentuk deformasi kerak yang kompleks, ditandai oleh keberadaan zona subduksi, sistem sesar mendatar, sesar naik, serta sesar-sesar lokal yang berkembang di Jawa Barat.

    “Struktur tektonik ini berperan penting sebagai sumber gempa bumi di Sukabumi, baik yang berasal dari zona subduksi maupun dari sesar aktif di dekat permukaan,” tutur Wafid.

    Kondisi (morfologi) wilayah di sekitar pusat gempa bumi Sukabumi bervariasi mulai dari dataran aluvial di bagian utara, perbukitan bergelombang di wilayah tengah, hingga pegunungan terjal di bagian selatan yang berhubungan dengan aktivitas vulkanisme dan tektonik regional.

    Secara geologi, daerah ini tersusun oleh batuan sedimen berumur tersier berupa batu pasir, batu lempung, dan batu gamping, disertai satuan batuan gunung api berumur Kuarter yang terdiri atas lava, breksi, dan tuf yang membentuk perbukitan serta pegunungan.

    “Di lembah sungai dan dataran rendah berkembang endapan aluvial muda berumur Holosen yang tersusun oleh kerikil, pasir, lanau, dan lempung. Gambar 3 memperlihatkan kondisi umur batuan di sekitar sumber gempa bumi,” sebut Wafid.

    Keberadaan batuan muda serta sedimen permukaan yang telah mengalami pelapukan berpotensi memperkuat guncangan gempa bumi. Sehingga intensitas guncangan di permukaan dapat lebih besar dibandingkan di daerah dengan batuan kompak.

    Kekerasan batuan di wilayah Sukabumi dipengaruhi oleh umur dan litologi, batuan yang lebih muda atau telah mengalami pelapukan memiliki kekuatan lebih rendah dibandingkan batuan tua dan kompak.

    “Berdasarkan kondisi geologi dan geoteknik, wilayah sekitar pusat gempa bumi di Sukabumi dapat diklasifikasikan ke dalam kelas tanah C (tanah keras) dan D (tanah sedang) berdasarkan nilai Vs30, sehingga variasi tingkat amplifikasi guncangan gempa bumi sangat bergantung pada kondisi setempat,” sebut Wafid. Itu sebabnya, masyarakat juga diimbau menghindari area tebing yang berpotensi mengalami gerakan tanah, terutama saat turun hujan. Untuk bangunan di wilayah rawan gempa bumi perlu dirancang sesuai kaidah bangunan tahan gempa serta dilengkapi dengan jalur evakuasi, guna mengurangi risiko kerusakan dan korban jiwa.

  • Prakiraan Cuaca BMKG: Sebagian Jakarta Diguyur Hujan Malam Nanti, Rabu 24 September 2025 – Page 3

    Prakiraan Cuaca BMKG: Sebagian Jakarta Diguyur Hujan Malam Nanti, Rabu 24 September 2025 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan sebagian wilayah di Jakarta akan turun hujan pada Rabu malam nanti (24/9/2025).

    Melalui akun Instagram resminya @infobmkg, disebutkan Jakarta Barat dan Jakarta Pusat diprakirakan akan berawan tebal hingga cerah berawan sepanjang hari.

    “Hujan baru akan turun di wilayah ini pada pukul 22.00 WIB. Rata-rata suhu sekitar 24-31 derajat Celcius,” terang BMKG, melansir Antara, Rabu (24/9/2025).

    Sementara cuaca di Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Jakarta Utara diprediksi bakal turun hujan dengan intensitas ringan sudah turun sejak pagi hari.

    Hujan mulai mereda dan mulai berawan pada pukul 10.00 hingga 16.00 WIB. Hujan akan kembali turun di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur pada 19.00 hingga 22.00 WIB.

    “Sementara di Jakarta Utara, hujan baru akan mengguyur pada pukul 22.00 WIB. Rata-rata suhu di wilayah ini sekitar 23-32 derajat Celcius,” jelas BMKG.

    Terakhir di Kepulauan Seribu, cuaca diprakirakan berawan tebal pada 07.00 WIB dan akan berawan hingga cerah berawan sepanjang hari. Rata-rata suhu di wilayah ini sekitar 28-30 derajat Celcius.

    Sebelumnya, gempa bumi mengguncang wilayah Sukabumi-Bogor pada 20–21 September 2025. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan gempa dipicu aktivitas sesar aktif dangkal dengan mekanisme geser (strike-slip fault).

    Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Senin, mengatakan gempa utama berkekuatan magnitudo 4,0 terjadi pada Sabtu 20 September 2025 pukul 23.47 WIB berada di kedalaman tujuh kilometer di darat, tepatnya di Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

    “Berdasarkan bentuk gelombang gempa yang terekam sensor seismik DBJI Darmaga dan CBJI Citeko, gempa ini jelas merupakan gempa tektonik, bukan gempa vulkanik,” katanya.

     

    Hujan deras seharian akibat cuaca ekstrem membuat sebagian wilayah Jakarta kebanjiran. Banjir merendam permukiman, akses jalan, dan sejumlah fasilitas umum, sehingga mengakibatkan aktivitas warga terhambat.

  • Analisis BMKG Terkait Gempa M 5,1 di Sumba Tengah NTT
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        24 September 2025

    Analisis BMKG Terkait Gempa M 5,1 di Sumba Tengah NTT Regional 24 September 2025

    Analisis BMKG Terkait Gempa M 5,1 di Sumba Tengah NTT
    Tim Redaksi
    LABUAN BAJO, KOMPAS.com
    – Gempa berkekuatan magnitudo 5,1 mengguncang wilayah Waibakul, Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Rabu (24/9/2025) pukul 02.54 WIB.
    Hasil analisis BMKG, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 9,52 derajat Lintang Selatan – 119,61 derajat Bujur Timur, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 11 kilometer Timur Laut Waibakul, Nusa Tenggara Timur, pada kedalaman 34 kilometer.
    Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengungkapkan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif.
    “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik geser (oblique thrust),” kata Daryono dalam keterangan tertulis yang diterima
    Kompas.com
    , Rabu pagi.
    Gempa bumi itu berdampak dan dirasakan di daerah Waibakul dan Waikabubak, Sumba Barat, dengan skala intensitas III – IV, daerah Waingapu, Sumba Timur, dan Tambolaka, Sumba Barat Daya, dengan skala intensitas III MMI.
    Kemudian, gempa juga terasa di daerah Kota Bima dan Sumbawa dengan skala intensitas II MMI.
    “Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” katanya.
    Ia menerangkan, hingga pukul 03.40 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
    Pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
    Selain itu, warga diminta menghindari bangunan yang retak atau rusak yang diakibatkan oleh gempa.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.