Topik: Gempa

  • Diguncang Gempa Banyuwangi, 7 Rumah di Kecamatan Wongsorejo Ambruk

    Diguncang Gempa Banyuwangi, 7 Rumah di Kecamatan Wongsorejo Ambruk

    Kerusakan lainnya terjadi di Desa Sidowangi Atap dan genting masjid Babul Muttaqin di desa tersebut ambrol hingga materialnya turun ke lantai masjid. Berikutnya, kerusakan juga tercatat di dapur rumah warga di Desa Bajulmati.

    BPBD masih berkomunikasi dengan perangkat desa, aparat, dan para relawan di lapangan untuk menghimpun sebanyak mungkin informasi dampak gempa tersebut.

    “Ibu Bupati Ipuk terus memantau perkembangan yang terjadi di lapangan. Kami diminta untuk segera melakukan assesment di lapangan,” jelas Danang.

    BPBD juga berkoordinasi dengan instansi terkait soal penanganan lanjutan terhadap bangunan milik warga yang menjadi korban bencana itu.

    “Untuk korban jiwa nihil. Kerugian berupa materiil akibat kerusakan bangunan,” imbuh Danang.

    Di Banyuwangi, gempa dirasakan merata hampir di seluruh wilayah. BMKG menyebut, gempa tidak berpotensi tsunami.

  • BMKG Ingatkan DIY Rawan Gempabumi dan Tsunami

    BMKG Ingatkan DIY Rawan Gempabumi dan Tsunami

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan pentingnya memperkuat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi gempabumi dan tsunami di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

    Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan DIY, khususnya wilayah pesisir selatan, memiliki tingkat aktivitas seismik yang tinggi.

    Dalam kurun sepuluh tahun terakhir, tercatat 114 kejadian gempabumi dengan magnitudo di atas 5, dua kali gempabumi merusak, serta 44 guncangan yang dirasakan masyarakat.

    Bahkan, berdasarkan Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia (PUSGEN 2017), potensi gempabumi megathrust di selatan Jawa bisa mencapai magnitudo M8,8 yang berpotensi memicu tsunami besar.

    “Ancaman ini nyata dan bisa terjadi tiba-tiba. Karena itu, kesiapsiagaan harus terus diperkuat. SLG ini adalah wujud kepedulian negara untuk melindungi keselamatan masyarakat dari bencana gempabumi dan tsunami,” ujar Dwikorita dilansir dari laman resmi BMKG.

    Dwikorita menambahkan, Kabupaten Kulon Progo menjadi wilayah strategis karena tidak hanya berada di kawasan rawan bencana, tetapi juga menjadi pintu gerbang wisata Yogyakarta dengan keberadaan Yogyakarta International Airport (YIA).

    YIA disebutnya sebagai satu-satunya bandara di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara atau mungkin di dunia, yang sejak awal dirancang khusus untuk menghadapi ancaman gempabumi megathrust dan tsunami.

    “Keberadaan YIA adalah simbol kesiapsiagaan bencana. Dengan desain khusus tersebut, Kulon Progo memiliki peluang menjadi contoh daerah tangguh bencana. Ketangguhan inilah yang akan menjaga rasa aman masyarakat sekaligus meningkatkan kepercayaan wisatawan dan investor,” tegas Dwikorita.

    Sebagai bentuk penguatan mitigasi, BMKG terus menggencarkan sejumlah program, di antaranya Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami, Masyarakat Siaga Tsunami, serta BMKG Goes To School. Hingga kini, enam desa di DIY telah diakui sebagai Masyarakat Siaga Tsunami, sementara program edukasi di sekolah telah menjangkau 166 sekolah dengan lebih dari 20 ribu peserta.

    Program-program tersebut dirancang untuk menumbuhkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam merespons tanda bahaya serta memahami peringatan dini. Dwikorita menegaskan, implementasi 12 Indikator Tsunami Ready yang ditetapkan UNESCO-IOC, seperti pembangunan rambu evakuasi, peta bahaya tsunami, hingga rencana kontinjensi, harus segera diwujudkan di daerah-daerah pesisir.

    “Jika indikator tersebut dipenuhi, target zero victim bukan mustahil tercapai. Kuncinya adalah sinergi pemerintah daerah, masyarakat, dan swasta dalam membangun kesiapsiagaan yang berkelanjutan,” ujarnya.

    Dwikorita berharap SLG di Kulon Progo ini menjadi momentum untuk memperkuat kapasitas daerah dalam menghadapi bencana. Ia juga menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam meneruskan ilmu dan pengalaman yang diperoleh dari program ini.

    “Bencana memang tidak bisa kita cegah, tetapi dampaknya bisa kita kurangi. Dengan kesiapsiagaan, kita tidak hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga memastikan pembangunan dan pariwisata tetap berkelanjutan,” imbuhnya.

    Sementara itu, Wakil Bupati Kulon Progo, Ahmad Ambar Purwoko, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami (SLG) di Kulon Progo. Menurutnya, kegiatan ini merupakan wujud nyata sinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam memperkuat kesiapsiagaan masyarakat menghadapi potensi bencana gempabumi dan tsunami. 

  • Gempa M 4 Guncang Maluku Tenggara Barat

    Gempa M 4 Guncang Maluku Tenggara Barat

    Maluku Tenggara Barat

    Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 4 terjadi di Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Gempa ini ada pada kedalaman 191 km.

    “Gempa Mag:4,0,” kata Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di situsnya, Kamis (26/9/2025).

    Gempa terjadi pada pukul 02.03 WIB. Lokasi gempa berada di koordinat 6,43 derajat Lintang Selatan (LS) dan 130,36 derajat Bujur Timur (BT).

    Posisi pusat gempa berada di 200 km barat laut Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Belum ada laporan kerusakan dari dampak gempa ini.

    Belum ada informasi juga soal penyebab timbulnya gempa.

    (isa/isa)

  • Bandara Gewayantana Larantuka tutup sementara akibat abu vulkanik

    Bandara Gewayantana Larantuka tutup sementara akibat abu vulkanik

    Labuan Bajo (ANTARA) – Bandar Udara (Bandara) Gewayantana Larantuka di Kabupaten Flores Timur tutup sementara karena terdampak sebaran abu vulkanik erupsi Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT).

    “Bandara Gewayantana ditutup karena dampak abu vulkanik Gunung Lewotolok,” kata Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kelas III Gewayantana, Larantuka, Puguh Lukito yang dihubungi dari Labuan Bajo, Kamis.

    Ia menambahkan, pada Kamis erupsi Gunung Lewotolok berdampak kepada ruang udara Bandara Gewayantana Larantuka.

    Sebaran Abu Vulkanik (VA) berdasarkan data ASHTAM Lewotolo menyebabkan jalur penerbangan rute Kupang-Larantuka terganggu. “Hasil ‘paper test volcanic ash’ di landasan pacu mengindikasikan negatif ‘volcanic ash’,” katanya.

    Melansir dari MAGMA Indonesia, Gunung Ili Lewotolok dalam periode pengamatan laporan per enam jam, tanggal 25 September 2024 pukul 18 00-24.00 WITA dilaporkan terdapat sebanyak 52 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 4.6-30.1 mm dan lama gempa 35-75 detik.

    Selanjutnya, dilaporkan juga sebanyak 51 kali gempa hembusan dengan amplitudo 1.9-5.5 mm dan lama gempa 26-53 detik, satu kali gempa harmonik dengan amplitudo 2.3 mm dan lama gempa 113 detik. Selanjutnya satu kali gempa tremor non-harmonik dengan amplitudo 1.9 mm, dan lama gempa 80 detik.

    Tingkat aktivitas Gunungapi Ili Lewotolok Level III (Siaga). Karena itu masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok maupun pengunjung, pendaki atau wisatawan diimbau agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius tiga kilometer (km) dari pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok.

    Warga juga diimbau mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava dan awan panas dari sektor Selatan dan Tenggara, sektor arat serta sektor timur laut Gunung Ili Lewotolok.

    Warga diimbau untuk tidak panik jika mendengar suara gemuruh atau dentuman dari kawah Gunung Ili Lewotolok karena suara tersebut merupakan ciri aktivitas gunung api yang sedang dalam fase erupsi.

    Suara dentuman yang keras dapat mengakibatkan getaran yang kuat pada beberapa bagian bangunan terutama jendela kaca dan pintu.

    Pewarta: Gecio Viana
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BNPB kirim tim pemulihan dampak gempa di Jawa Timur

    BNPB kirim tim pemulihan dampak gempa di Jawa Timur

    Jakarta (ANTARA) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengirim tim ke Jawa Timur untuk mendampingi upaya pemulihan pascagempa magnitudo 5,7 yang mengguncang wilayah Banyuwangi dan Situbondo pada Kamis sore.

    Kepala BNPB Suharyanto dalam keterangan di Jakarta, Kamis malam, mengatakan bahwa pihaknya memerintahkan jajaran Deputi Bidang Penanganan Darurat untuk memonitor dan mengambil langkah cepat setelah menerima laporan hasil kaji cepat dari lapangan.

    “Tim akan memberikan pendampingan dan melakukan pendataan awal bersama BPBD serta lintas sektor lainnya,” kata dia.

    BNPB menegaskan langkah tersebut merupakan bentuk komitmen pemerintah pusat untuk hadir di fase awal bencana dan memastikan masyarakat terdampak segera mendapatkan dukungan.

    Selain pendampingan, tim BNPB juga ditugaskan memastikan koordinasi antarinstansi berjalan baik, mulai dari proses evakuasi, pemenuhan kebutuhan dasar hingga upaya percepatan pemulihan.

    Episentrum gempa 5,7 magnitudo itu terletak di laut, 46 kilometer timur laut Banyuwangi dan 54 kilometer tenggara Situbondo pada kedalaman 12 kilometer.

    Getaran gempa dirasakan kuat selama 2-3 detik di Banyuwangi dan Situbondo dan sempat membuat warga panik dan berhamburan keluar rumah.

    Hasil kaji cepat yang diterima BNPB, sementara ini menunjukkan di Banyuwangi terdapat satu rumah dan satu tempat ibadah rusak ringan.

    Sementara di Situbondo tercatat 21 rusak berat, 11 rusak sedang, 16 rusak ringan dan satu masjid mengalami kerusakan pada bagian atap.

    BNPB memastikan setidaknya hingga pukul 21.20 WIB​​​​​ belum ada laporan korban jiwa akibat gempa, dan pendataan lapangan masih berlangsung dan akan terus diperbarui oleh tim petugas gabungan daerah setempat.

    Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Masyarakat Kembang Pacitan Gelar Simulasi Gempa dan Tsunami di Watu Mejo Mangrove Park

    Masyarakat Kembang Pacitan Gelar Simulasi Gempa dan Tsunami di Watu Mejo Mangrove Park

    Pacitan (beritajatim.com) – Kelompok masyarakat di Dusun Kiteran, Desa Kembang, Kecamatan/Kabupaten Pacitan, meningkatkan kesiapsiagaan darurat bencana dengan menggelar simulasi penanganan gempa bumi dan tsunami di kawasan Watu Mejo Mangrove Park, Kamis (25/9/2025).

    Latihan gabungan ini bertujuan memastikan edukasi tanggap darurat dapat berjalan optimal, terutama bagi masyarakat pesisir yang rawan bencana. Kegiatan tersebut melibatkan kelompok masyarakat Jangkar Segoro Kidul, Pokmas Anyelir, relawan, serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan.

    “Tujuannya untuk terus meningkatkan kewaspadaan sekaligus memberi edukasi kepada masyarakat terkait potensi bencana yang mengintai. Desa Kembang berada di pesisir pantai selatan yang berisiko banjir dan tsunami,” jelas Indar Siswoyo, relawan Rumah Zakat yang menginisiasi kegiatan.

    Dalam simulasi, diperagakan suasana masyarakat yang tengah beraktivitas di kawasan wisata Watu Mejo Mangrove Park. Para pria sibuk membangun gazebo penunjang wisata, sementara kaum ibu menyiapkan makanan untuk pekerja.

    Tiba-tiba terjadi gempa berkekuatan 8,9 magnitudo. Warga sigap melindungi kepala mereka dari ancaman reruntuhan pohon. Setelah guncangan berhenti, mereka bergegas menuju titik kumpul di bukit dengan ketinggian lebih dari 20 meter.

    Peserta latihan juga mempraktikkan proses penyelamatan dan evakuasi warga terdampak, penanganan medis darurat, hingga pendampingan psikologis (trauma healing). [tri/aje]

  • 6
                    
                        Puluhan Rumah Rusak akibat Gempa Bumi M 5,7 Guncang Banyuwangi dan Situbondo
                        Nasional

    6 Puluhan Rumah Rusak akibat Gempa Bumi M 5,7 Guncang Banyuwangi dan Situbondo Nasional

    Puluhan Rumah Rusak akibat Gempa Bumi M 5,7 Guncang Banyuwangi dan Situbondo
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyampaikan, puluhan rumah rusak akibat gempa M 5,7 di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (25/9/2025).
    Sesaat setelah guncangan mereda, BPBD Kabupaten Banyuwangi dan BPBD Kabupaten Situbondo langsung turun menyisir ke sejumlah titik lokasi.
    “Guncangan gempabumi telah menyebabkan 1 unit rumah dan 1 tempat ibadah di Kabupaten Banyuwangi mengalami rusak ringan,” ujar Muhari dalam keterangannya, Kamis.
    Sementara di Kabupaten Situbondo terdapat 21 unit rumah rusak berat, 11 rusak sedang, 16 rusak ringan, dan 1 unit tempat ibadah (masjid) mengalami kerusakan di bagian atap.
    Muhari mengatakan, sampai saat ini belum ada laporan mengenai adanya korban jiwa, dan pemutakhiran data akan terus dilakukan.
    “Pemutakhiran data secara berkala akan terus dilakukan seiring dengan pendataan yang masih berjalan di lokasi,” ujarnya.
    Muhari menuturkan, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto segera memerintahkan Kedeputian Bidang Penanganan Darurat BNPB untuk memonitor dan mengambil tindakan cepat.
    Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan, menurunkan Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat, Agus Riyanto, beserta jajaran menuju ke lokasi untuk memberikan pendampingan dan pendataan awal BPBD dan lintas sektor lainnya.
    Sebelumnya diberitakan, gempa berkekuatan Magnitudo 5,7 mengguncang Jawa Timur dan Bali pada Kamis (25/9/2025) sekitar pukul 16.00 WIB.
    Gempa ini dapat dirasakan hingga Surabaya dan wilayah Bali selatan.
    Menurut penjelasan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa terletak di 40 km timur laut Banyuwangi, Jawa Timur, dengan kedalaman 12 km.
    Meski demikian, gempa bumi ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
    Guncangan gempa bumi dirasakan kuat selama 2 hingga 3 detik di wilayah Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Situbondo.
    Sebagian besar warga pun panik dan berhamburan keluar rumah setelah merasakan guncangan yang datang secara tiba-tiba.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BNPB: Gempa Bumi M 5,7 Guncang Banyuwangi dan Situbondo, Puluhan Rumah Rusak

    BNPB: Gempa Bumi M 5,7 Guncang Banyuwangi dan Situbondo, Puluhan Rumah Rusak

    Jakarta (beritajatim.com) – Gempa bumi bermagnitudo 5,7 mengguncang Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, pukul 16.04 WIB pada Kamis (25/9/2025). Data rekaman seismik mencatat, episentrum gempa berada berada di laut atau tepatnya berlokasi di 46 kilometer Timur Laut Banyuwangi dan 54 kilometer Tenggara Situbondo dengan kedalaman 12 kilometer.

    “Meski demikian, gempa bumi ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasiinal Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari.

    Dia memaparkan, guncangan gempa bumi dirasakan kuat selama 2 hingga 3 detik di wilayah Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Situbondo. Sebagian besar warga pun panik dan berhamburan keluar rumah setelah merasakan guncangan yang datang secara tiba-tiba.

    Muhari menyebut, sesaat setelah guncangan mereda, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyuwangi dan BPBD Kabupaten Situbondo langsung turun menyisir ke sejumlah titik lokasi. Koordinasi antar BPBD dengan sejumlah lembaga di daerah hingga mencakup unsur per desa/kelurahan pun segera dilakukan melalui jejaring komunikasi, termasuk kepada BNPB) hingga saat ini.

    Dia menamabhakan, dari hasil kaji cepat sementara yang dihimpun per pukul 21.20 WIB, guncangan gempabumi telah menyebabkan 1 unit rumah dan 1 tempat ibadah di Kabupaten Banyuwangi mengalami rusak ringan sedangkan di Kabupaten Situbondo terdapat 21 unit rumah rusak berat, 11 rusak sedang, 16 rusak ringan dan 1 unit tempat ibadah (masjid) mengalami kerusakan di bagian atap.

    “Kendati demikian hingga siaran pers ini diterbitkan, belum ada laporan mengenai adanya korban jiwa. Pemutakhiran data secara berkala akan terus dilakukan seiring dengan pendataan yang masih berjalan di lokasi,” ujar Muhari. [hen/aje]

  • Puluhan Rumah di Situbondo Rusak Digoyang Gempa 5,7 SR

    Puluhan Rumah di Situbondo Rusak Digoyang Gempa 5,7 SR

    Situbondo (beritajatim.com) – Puluhan rumah di Kabupaten Situbondo, Kabupaten Jember, Jawa Timur, rusak digoyang gempa 5,7 Skala Richter, Kamis (25/9/2025) sore.

    Lokasi gempa terletak 54 kilometer di tenggara Situbondo dengan kedalaman 12 kilometer di laut. “Gempa tidak berpotensi tsunami,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Situbondo Sruwi Hartanto.

    Namun tak urung kerusakan terjadi di sejumlah rumah di Kecamatan Banyuputih. Sebelas rumah rusak di Desa Sumberanyar, 20 rumah rusak di Desa Sumberwaru, sebuah rumah rusak di Desa Sumberejo, dan sembilan rumah rusak di Desa Wonorejo. “Tidak ada korban luka maupun korban jiwa dalam kejadian tersebut,” kata Sruwi.

    BPBD Situbondo menerjunkan 20 petugas di lokasi bencana. “Kami membuat pendataan dan membawa makanan cepat saji lebih dulu,” kata Sruwi.

    Gempa menyebabkan keretakan pada dinding dan atap. “Sebagian kami sarankan untuk tidur di teras, takut ada gempa susulan. Rata-rata yang rusak tembok dapur, tembok samping, yang memang sudah rapuh,” kata Sruwi.

    Rencananya, Jumat pagi (26/9/2025), BPBD Situbondo akan mendampingi Wakil Bupati Ulfiyah untuk menyalurkan bantuan kepada warga yang menjadi korban. “Pak Bupati memerintahkan untuk menghitung dan menilai kerusakannya. Pak Bupati memerintahkan penggunaan dana BTT (Belanja Tidak Terduga),” kata Sruwi.

    BTT adalah dana darurat dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang digunakan untuk kebutuhan yang tidak bisa diprediksi sebelumnya seperti bencana alam, bencana sosial, kejadian luar biasa, dan pengembalian kelebihan pendapatan daerah.

    “Tapi kami juga akan mencari bantuan ke Pemprov Jatim. Alhamdulillah, masyarakat sudah tenang sekarang,” kata Sruwi. [wir]

  • BMKG Sebut Gempabumi Banyuwangi dan Bali Tidak Berpotensi Tsunami

    BMKG Sebut Gempabumi Banyuwangi dan Bali Tidak Berpotensi Tsunami

    Surabaya (beritajatim.com) – Wilayah Jawa Timur (Banyuwangi sekitarnya) dan Bali diguncang oleh gempa tektonik dengan magnitude 5,7 pada Kamis, 25 September 2025, sekitar pukul 16.04 WIB. Namun, hasil analisis dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperbarui magnitudo gempa tersebut menjadi M5,3.

    Gempa ini terjadi di koordinat 7,87° LS dan 114,45° BT, yang terletak di laut 40 km timur laut wilayah Banyuwangi, Jawa Timur, dengan kedalaman 12 km.

    Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono, S.Si., M.Si., menjelaskan bahwa jenis gempabumi yang terjadi adalah gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif. Meskipun guncangan terasa cukup kuat di beberapa wilayah, pihak BMKG menegaskan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami.

    Gempa ini dirasakan di berbagai daerah dengan intensitas yang berbeda. Di Banyuwangi dan Penebel, getaran dirasakan dengan skala intensitas IV MMI, yang berarti gempa terasa nyata dalam rumah, terutama pada siang hari.

    Di beberapa wilayah lain seperti Lumajang, Kuta, Denpasar, dan Buleleng, getaran terasa dengan intensitas III MMI, seolah-olah truk berlalu. Sedangkan di daerah seperti Jember, Bondowoso, Pasuruan, Surabaya, dan beberapa wilayah lainnya, getaran dirasakan lebih ringan dengan intensitas II-III MMI, yaitu getaran yang terasa seperti truk berlalu.

    Meskipun dampaknya terasa cukup luas, gempa ini tidak menyebabkan tsunami, berdasarkan hasil pemodelan yang dilakukan BMKG. Hingga pukul 16.40 WIB, BMKG mencatat sudah ada lima aktivitas gempabumi susulan dengan magnitudo terbesar M3,3.

    Rekomendasi dari BMKG

    BMKG menghimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat juga diminta untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa dan memastikan bangunan rumah tetap aman untuk dihuni.

    Pemeriksaan terhadap struktur bangunan sangat penting untuk memastikan tidak ada kerusakan yang membahayakan kestabilan rumah.

    BMKG juga menegaskan agar masyarakat hanya mempercayai informasi resmi yang disebarkan melalui kanal komunikasi yang terverifikasi, seperti Instagram dan Twitter (@infoBMKG), website resmi BMKG (www.bmkg.go.id), serta aplikasi mobile BMKG (IOS dan Android). [suf]