Topik: Gempa

  • Gempa Situbondo Rusak 145 Rumah, Bupati: Semua Akan Ditanggung BTT
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        5 Oktober 2025

    Gempa Situbondo Rusak 145 Rumah, Bupati: Semua Akan Ditanggung BTT Regional 5 Oktober 2025

    Gempa Situbondo Rusak 145 Rumah, Bupati: Semua Akan Ditanggung BTT
    Tim Redaksi
    SITUBONDO, KOMPAS.com –
    Ratusan warga di Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, menerima bantuan berupa sembako dan uang tunai akibat dampak kerusakan rumah yang ditimbulkan oleh gempa tektonik di Perairan Selat Bali.
    Bantuan disalurkan melalui anggaran Bantuan Tidak Terduga (BTT) dari APBD Pemerintah Kabupaten Situbondo, serta dukungan dari berbagai sektor, termasuk perusahaan swasta dan BUMN.
    PT Donggi Senoro LNG menyalurkan ratusan paket kebutuhan pokok dan bantuan uang tunai sebesar Rp 40 juta.
    BRI Situbondo memberikan 100 paket sembako dan 100 paket bantuan uang tunai kepada warga terdampak.
    Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah peduli terhadap warga korban gempa.
    Ia juga memastikan bahwa seluruh rumah yang rusak akan mendapatkan perbaikan melalui dana BTT daerah.
    “Saya berterima kasih kepada semua pihak karena telah peduli kepada masyarakat Situbondo. Kami juga memastikan semua rumah korban bencana ditanggung dari anggaran Bantuan Tidak Terduga (BTT) daerah,” ujar Rio, Minggu (5/10/2025).
    Kepala Desa Sumberanyar, Suharto Binar, menyampaikan apresiasi terhadap bantuan yang diterima warganya. Selain memperbaiki rumah, bantuan juga membantu warga memenuhi kebutuhan harian.
    “Kami sangat berterima kasih, paket bantuan ini membantu warga yang sekarang berusaha untuk membenahi rumahnya yang rusak,” kata Suharto.
    Pimpinan BRI Situbondo, Nanang Sumbara, menyatakan keprihatinannya atas bencana gempa yang menimpa Kecamatan Banyuputih. Ia berharap bantuan dari pihaknya dapat meringankan beban masyarakat.
    “Kami berharap bantuan ini dapat memberi kelegaan bagi warga yang terdampak gempa, kami akan berkomitmen untuk mendampingi masyarakat saat sulit,” ucap Nanang.
    Menurut data dari BPBD Situbondo, total rumah warga yang terdampak mencapai 145 unit, tersebar di empat desa berikut:
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gunung Lewotobi Meletus 2 Kali pada Minggu, Tinggi Kolom Abu 2,5 Kilometer
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        5 Oktober 2025

    Gunung Lewotobi Meletus 2 Kali pada Minggu, Tinggi Kolom Abu 2,5 Kilometer Regional 5 Oktober 2025

    Gunung Lewotobi Meletus 2 Kali pada Minggu, Tinggi Kolom Abu 2,5 Kilometer
    Tim Redaksi
    FLORES TIMUR, KOMPAS.com –
    Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) meletus dua kali selama periode pengamatan, Minggu (5/7/2025) pukul 00.00 Wita-06.00 Wita.
    Letusan tersebut memiliki amplitudo 7,4-14,8 mm, dan durasi sekitar 101-196 detik.
    “Teramati 2 kali letusan dengan tinggi 600-2.500 meter dan warna asap kelabu,” ujar Emanuel Rofinus Bere, petugas Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki.
    Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat daya.
    Warga yang terdampak hujan abu diimbau mengenakan masker atau alat pelindung untuk menghindari bahaya abu vulkanik.
    Pada periode yang sama, PGA Lewotobi Laki-laki mencatat adanya gempa embusan satu kali, dua kali non-harmonik, dan satu kali tektonik jauh.
    Sementara itu, secara visual area puncak gunung itu tampak jelas.
    Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang dan tinggi 50-100 meter di atas puncak kawah.
    Rofinus menegaskan tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki berada pada level III siaga.
    Masyarakat di sekitar dan wisatawan diimbau tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 6 kilometer dari pusat erupsi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 435 Bangunan Rusak Akibat Gempa di Sumenep

    435 Bangunan Rusak Akibat Gempa di Sumenep

    Sumenep (beritajatim.com) – Sebanyak 435 bangunan mengalami kerusakan akibat gempa bumi yang terjadi di wilayah Sumenep, Madura. Bangunan yang mengalami kerusakan tersebut terdiri dari rumah, masjid, musholla, Puskesmas, dan sekolah. Data tersebut merupakan hasil pembaruan hingga Sabtu (4/10/2025).

    “Data kerusakan bangunan akibat gempa tersebut merupakan hasil verifikasi lapangan atau pendataan Tim Reaksi Cepat (TRC), berkoordinasi dengan para camat di wilayah terdampak,” kata Kepala BPBD Sumenep Ahmad Laily Maulidi.

    Dari 435 bangunan yang rusak tersebut, tercatat tingkat kerusakan rumah warga sebanyak 139 unit rusak ringan, 150 unit rusak sedang, 100 unit rusak berat dan 10 unit rusak sangat berat.

    Selain rumah warga, masjid dan musholla juga ikut rusak terdampak gempa. Rincian tingkat kerusakannya adalah 13 rusak ringan, 9 rusak sedang dan 4 rusak berat.

    Kemudian juga sejumlah gedung sekolah juga mengalami kerusakan dengan rincian tingkat kerusakan sebagai berikut. Rusak ringan 4 sekolah, rusak sedang 2, dan rusak berat 2. Sedangkan untuk fasilitas umum, berupa Puskesmas dan Polindes dilaporkan mengalami kerusakan ringan.

    “Data ini sifatnya masih sementara ya. Karena tim kami di lapangan terus ‘up dating’ data di berbagai lokasi terdampak gempa,” terang Laily.

    Ia menambahkan, pihaknya bersama berbagai unsur terkait juga mengintensifkan pemantauan di wilayah terdampak untuk memastikan seluruh data kerusakan telah terverifikasi.

    “Kami juga melakukan asesmen untuk menentukan langkah selanjutnya untuk menentukan bantuan selanjutnya berupa bantuan stimulan rehab rumah korban,” ungkapnya.

    Sampai saat ini tim gabungan Pemkab Sumenep masih melakukan pendistribusian logistik kepada korban gempa Sapudi. Selain dari Pemkab, bantuan juga datang dari Kementerian Sosial, serta dari pihak swasta.

    Gempa bumi magnitudo 6,5 terjadi di Sumenep pada Selasa (30/09/2025) jam 23.49 WIB. Berdasarkan rilis Badan Meterorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada pada koordinat 7.25 lintang selatan,114.22 bujur timur, dengan episenter gempa berada di laut 50 kilometer tenggara Sumenep dan Pulau Sapudi, Kabupaten Sumenep di kedalaman 11 kilometer.

    Jenis gempa bumi yang terjadi di Sumenep adalah gempa tektonik, yakni gempa dangkal yang disebabkan adanya aktivitas sesar aktif bawah laut. Gempa tersebut tidak berpotensi Tsunami. [tem/suf]

  • Cerita Orang Tua Santri Ponpes Al Khoziny, 2 Anaknya Lolos dari Maut

    Cerita Orang Tua Santri Ponpes Al Khoziny, 2 Anaknya Lolos dari Maut

     

    Liputan6.com, Sidoarjo – Tragedi ambruknya bangunan di Ponpes Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, yang memakan banyak korban jiwa, meninggalkan luka dan duka yang mendalam di hati para orang tua santri. Termasuk Ahmad Zabidi, warga Surabaya yang dua anaknya juga menjadi santri ponpes tersebut. Namun Zabidi masih beruntung dibandingkan orang tua santri yang lain, dua anaknya tersebut selamat dari tragedi.

    Ahmad Zabidi menceritakan, saat peristiwa bangunan musala ambruk, anaknya yang bernama Zidan, sedang salat di musala lama, sempat berlari ketika tertimpa reruntuhan dan mengira gempa, sampai dirinya terjebak bangunan yang sudah runtuh.

    “Anak saya yang Zidan itu tidak bisa keluar, lalu dibuatkan lubang untuk jalan keluar oleh beberapa santri lainnya. Zidan pun selamat,” ujar Zabidi, Sabtu (4/10/2025).

    Namun sebelum itu, Zidan juga sempat membantu santri-santri lainnya yang terjebak bangunan runtuh untuk keluar.

    Tetapi, ketika baru bisa membatu lima santri, Zidan sempat menyampaikan permintaan maaf kepada santri-santri lainnya yang terkena reruntuhan bangunan, bahwa ia tidak bisa menolong lagi, karena harus pergi lantaran khawatir ada bangunan yang roboh lagi.

    “Jadi anak saya minta maaf ke teman-temannya. Dia bilang, Sepurane Yo, Rek. Aku wes ga isoh nolong (maaf ya, aku tidak bisa menolong lagi,” kata Zabidi menirukan anaknya.

    Sementara berbeda lagi dengan anak Zabidi yang bernama Muhammad Ubaid Hamdani yang berusia 18 tahun.

    Sebelum tragedi tersebut, kata Zabidi, Ubaid sempat ikut membantu proses pengecoran musala yang ambruk itu.

    Karena mendengar adzan, Ubaid turun dari lantai 3 dan istirahat. Dan saat istirahat itulah bangunan mendadak ambruk dan dia pun lolos dari maut.

    Terkait anaknya yang ikut mengcor, Ahmad Zabidi pun tak mempermasalahkan. Baginya itu dianggap sebagai ladang pahala dan berkah, mengingat Ahmad Zabidi saat kecil, juga pernah mondok dan ikut kerja bakti membangun gedung pondok.

    “Nggak masalah, itu ladang pahala. Toh, yang ikut membantu ngecor itu nggak semua. Kalau masih kecil-kecil ya nggak boleh,” tutup Zabidi.

     

  • BMKG Tiba-Tiba Ingatkan Lagi Siaga Megathrust, Bilang Tunggu Waktu

    BMKG Tiba-Tiba Ingatkan Lagi Siaga Megathrust, Bilang Tunggu Waktu

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengingatkan masyarakat agar meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi gempa besar akibat megathrust. Melalui unggahan di akun Instagram resmi @/InfoBMKG, lembaga itu menegaskan bahwa Indonesia memiliki sejumlah zona megathrust yang “tinggal menunggu waktu” untuk melepaskan energi.

    Dalam unggahan tersebut, BMKG menjelaskan megathrust adalah zona pertemuan dua lempeng tektonik, di mana salah satunya menyusup ke bawah lempeng lainnya. Proses ini menimbulkan penumpukan energi besar yang, jika dilepaskan, bisa memicu gempa kuat bahkan tsunami.

    BMKG juga mengingatkan, beberapa segmen megathrust di Indonesia sudah lama tidak melepaskan energi. Misalnya, segmen di Selat Sunda terakhir kali memicu gempa besar pada 1757, sementara segmen Mentawai-Siberut belum aktif sejak 1797. Kondisi ini disebut sebagai seismic gap, yaitu wilayah yang lama tidak mengalami gempa besar sehingga menyimpan potensi energi tinggi.

    Peta yang disertakan BMKG dalam unggahan itu memperlihatkan 13 zona megathrust di sepanjang kepulauan Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua. Di antaranya, Megathrust Aceh-Andaman dengan potensi magnitudo hingga 9,2; Megathrust Nias-Simeulue (8,7); Mentawai-Siberut (8,9); Enggano (8,4); Selat Sunda (8,7); hingga Megathrust Papua (8,7).

    Peta itu juga menunjukkan garis subduksi yang membentang dari barat Sumatra, selatan Jawa, hingga Maluku dan Sulawesi, menandakan seluruh kawasan pesisir selatan Indonesia termasuk zona rawan.

    Selain menjelaskan zona dan potensi magnitudo, BMKG juga menegaskan, hingga kini belum ada teknologi yang mampu memprediksi kapan dan di mana gempa akan terjadi. Unggahan itu menekankan istilah “tinggal menunggu waktu” bukanlah ramalan, melainkan pernyataan ilmiah bahwa energi besar telah lama tersimpan dan perlu diwaspadai.

    BMKG mengimbau masyarakat untuk memahami langkah penyelamatan dasar seperti Drop, Cover, dan Hold On, membangun rumah tahan gempa, mengenali jalur evakuasi, serta selalu mengikuti informasi resmi dari kanal BMKG. Pesannya jelas: “Bersiap hari ini, demi keselamatan esok hari.”

    Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menegaskan, dua segmen megathrust di Indonesia kini patut diwaspadai karena sudah sangat lama tidak melepaskan energi, yakni Selat Sunda dan Mentawai-Siberut.

    “Murni gempa berpusat di zona Megathrust Mentawai-Siberut,” kata Daryono beberapa waktu lalu, dikutip Sabtu (4/10/2025).

    Menurutnya, gempa tersebut merupakan bagian dari aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang menekan ke bawah lempeng Eurasia dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

    Sementara itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperingatkan potensi yang sama di selatan Jawa Barat hingga Selat Sunda. Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Nuraini Rahma Hanifa menyebut pelepasan energi di kawasan ini bisa memicu gempa berkekuatan hingga M8,7 dan menimbulkan tsunami besar.

    “Semua pesisir Banten akan terdampak, hanya saja tinggi tsunaminya berbeda-beda,” kata Rahma.

    Menurut perhitungannya, tsunami di wilayah Banten bisa mencapai 4-8 meter, sementara di pesisir Lampung bisa lebih besar. Jika terjadi di sekitar Pangandaran, gelombang bahkan bisa menjalar hingga pesisir Jakarta dengan ketinggian 1-1,8 meter dan tiba sekitar 2,5 jam setelah gempa.

    “Isu Lama” yang Tak Boleh Dianggap Remeh

    Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, isu megathrust bukan hal baru, tetapi peringatan itu kembali digemakan agar masyarakat benar-benar siap.

    “Sebetulnya isu megathrust itu bukan isu yang baru. Itu sudah sangat lama. Tapi kenapa BMKG dan beberapa pakar mengingatkan? Tujuannya adalah untuk ‘ayo, tidak hanya ngomong saja, segera mitigasi’,” ujar Dwikorita, Sabtu (6/9/2025).

    Menurutnya, mitigasi dilakukan melalui edukasi publik, pemasangan sensor peringatan dini, dan simulasi evakuasi di daerah rawan. BMKG juga mengembangkan sistem peringatan dini gempa (INA-EEWS) yang mengintegrasikan 222 sensor di seluruh Indonesia dan bisa memberi peringatan sekitar 20 detik sebelum guncangan besar terjadi.

    “Kalau terlalu dekat dengan pusat gempa, waktu itu tidak cukup untuk menghindari guncangan,” kata BMKG dalam penjelasan resminya. Karena itu, masyarakat diminta tidak menunggu peringatan, melainkan segera melindungi diri saat merasakan guncangan kuat.

    Selain itu, BMKG juga menyoroti Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai kawasan dengan aktivitas seismik tinggi. Dalam kegiatan Sekolah Lapang Gempa Bumi dan Tsunami (SLG) di Kulon Progo, Dwikorita menegaskan, wilayah selatan Jawa termasuk yang paling aktif secara tektonik.

    “Dalam kurun sepuluh tahun terakhir, tercatat 114 kejadian gempa bumi dengan magnitudo di atas 5, dua kali gempa bumi merusak, serta 44 guncangan yang dirasakan masyarakat,” katanya, Selasa (23/9/2025).

    Mengacu pada Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia (PUSGEN 2017), potensi gempa megathrust di selatan Jawa bisa mencapai M8,8 dan berpotensi memicu tsunami besar. Karena itu, kesiapsiagaan masyarakat perlu diperkuat.

    Dwikorita menambahkan, Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulon Progo dirancang secara khusus agar tahan terhadap ancaman megathrust dan tsunami. “Keberadaan YIA adalah simbol kesiapsiagaan bencana,” ujarnya.

    BMKG juga terus memperluas program mitigasi seperti Masyarakat Siaga Tsunami dan BMKG Goes To School. Hingga kini, program edukasi kebencanaan telah menjangkau 166 sekolah dengan lebih dari 20 ribu peserta, serta enam desa di Yogyakarta yang telah diakui UNESCO sebagai masyarakat tangguh tsunami.

    “Bencana memang tidak bisa kita cegah, tetapi dampaknya bisa kita kurangi. Dengan kesiapsiagaan, kita tidak hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga memastikan pembangunan dan pariwisata tetap berkelanjutan,” tegas Dwikorita.

    [Gambas:Instagram]

    (dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Petaka Kembali Hantam Filipina, Kini 8.000 Orang Dievakuasi Efek Matmo

    Petaka Kembali Hantam Filipina, Kini 8.000 Orang Dievakuasi Efek Matmo

    Sebelumnya, Filipina dihantam gempa berkekuatan 6,9 SR, tepatnya di Cebu pada hari Selasa malam(30/9/2025) lalu, menewaskan sedikitnya 72 orang dan melukai lebih dari 550 lainnya. Lebih dari 5.000 rumah hancur, memaksa warga bermalam di ruang terbuka karena masih takut dengan gempa susulan. Pemerintah berencana mendirikan sekitar 1.000 tenda dengan dukungan Palang Merah untuk menampung para korban. (REUTERS/Noel Celis)

  • Usai Robohnya Gedung Ponpes Al Khoziny, Muhammadiyah Jatim Bakal Audit Kelayakan Bangunan Pendidikan

    Usai Robohnya Gedung Ponpes Al Khoziny, Muhammadiyah Jatim Bakal Audit Kelayakan Bangunan Pendidikan

    Surabaya (beritajatim.com) – Peristiwa ambruknya bangunan di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, menjadi perhatian serius bagi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur (PWM Jatim).

    Menyikapi musibah yang menelan korban jiwa tersebut, PWM Jatim akan segera menginventarisasi dan mengaudit kelayakan seluruh bangunan pendidikan dan pesantren di bawah naungannya di Jatim.

    Ketua PWM Jatim, Sukadiono menyatakan keprihatinan mendalam atas musibah di Sidoarjo. Sebagai langkah antisipatif agar kejadian serupa tak terulang, PWM Jatim mengambil inisiatif untuk melakukan pendataan menyeluruh.

    “Pertama, kita ingin inventarisasi berapa jumlah pondok dan sekolah Muhammadiyah. Selanjutnya, akan ada investigasi terkait kelayakan bangunan, apakah sudah sesuai standar dan layak untuk dihuni,” jelas Suko di Universitas Muhammadiyah Surabaya, Sabtu (4/10/2025).

    Untuk memastikan kajian kelayakan berjalan profesional, PWM Jatim akan melibatkan tim ahli dari perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM) yang memiliki program studi Arsitektur dan Teknik Sipil. Tim ahli ini akan berkolaborasi dengan Majelis Dikdasmen dan Lembaga Pengembangan Pesantren Muhammadiyah.

    Menurut Suko, perencanaan bangunan pendidikan harus memperhitungkan banyak aspek, terutama karena Jatim termasuk daerah rawan gempa. “Karena itu, perlu perhitungan matang dari para ahli, mulai dari kekuatan fondasi hingga struktur bangunannya,” imbuhnya.

    PWM Jatim mencatat terdapat delapan PTM di wilayahnya yang memiliki prodi terkait. Dosen-dosen dari kampus tersebut akan dikerahkan untuk memverifikasi dan memberikan rekomendasi perbaikan yang diperlukan.

    Langkah tegas ini diambil sebagai upaya penting untuk mencegah terulangnya musibah seperti yang dialami Pondok Pesantren Al-Khoziny. [ipl/ian]

  • Peta Rawan Gempa Bumi di Jawa Timur: Sumenep dan Surabaya Termasuk

    Peta Rawan Gempa Bumi di Jawa Timur: Sumenep dan Surabaya Termasuk

    Morfologi wilayah di sekitar pusat gempa bumi Sumenep bervariasi mulai dari dataran aluvial di daerah pantai hingga perbukitan bergelombang di wilayah tengah Pulau Sapudi dan Pulau Madura.

    Kondisi morfologi di sekitar sumber gempa memperlihatkan kondisi umur batuan di sekitar sumber gempa bumi. Keberadaan batuan muda serta sedimen permukaan yang telah mengalami pelapukan berpotensi memperkuat guncangan gempa bumi, sehingga intensitas guncangan di permukaan dapat lebih besar dibandingkan di daerah dengan batuan kompak.

    “Kekerasan batuan di wilayah Sumenep dipengaruhi oleh umur dan litologi, batuan yang lebih muda atau telah mengalami pelapukan memiliki kekuatan lebih rendah dibandingkan batuan tua dan kompak,” sebut Wafid.

    Berdasarkan kondisi geologi dan geoteknik, wilayah sekitar pusat gempa bumi di Sumenep dapat diklasifikasikan ke dalam kelas tanah D (tanah sedang) dan E (tanah lunak) berdasarkan nilai Vs30, sehingga variasi tingkat amplifikasi guncangan gempa bumi sangat bergantung pada kondisi setempat.

    Berdasarkan laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), guncangan gempa bumi ini dirasakan dengan intensitas MMI (Modified Mercalli Intensity) V-VI MMI di Pulau Sapudi, IV MMI di Sumenep, III-IV MMI di Pamekasan, Situbondo, Sampang, dan Surabaya, III MMI di Tuban dan Gianyar, II-III MMI di Tabanan, Probolinggo, Denpasar, Buleleng, Lumajang, Kuta, Banyuwangi, Bangkalan, Jember, Sidoarjo, dan Mojokerto, serta II MMI di Lombok Tengah, Lombok Utara, Blitar, Bondowoso, dan Malang.

    “Berdasarkan Peta Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi, daerah yang berada dekat dengan sumber gempa bumi terletak pada kawasan rawan bencana gempa bumi rendah hingga menengah,” ujar Wafid.

     

  • Menko PMK Ajak Masyarakat Cegah Bencana Mulai dari Langkah Sederhana

    Menko PMK Ajak Masyarakat Cegah Bencana Mulai dari Langkah Sederhana

    Mojokerto (beritajatim.com) – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk aktif mencegah bencana dengan langkah sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Pesan itu ia sampaikan saat menghadiri malam puncak Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) 2025 di Lapangan Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Kamis (2/10/2025).

    Dalam sambutannya, Pratikno menegaskan bahwa pengurangan risiko bencana bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama seluruh masyarakat.

    “Mari kita sama-sama cegah bencana, mulai dari hal yang sederhana. Jangan buang sampah sembarangan, jaga kebersihan sungai, jangan merambah hingga mempersempit aliran sungai. Hal-hal kecil seperti ini sangat berpengaruh dalam mengurangi risiko bencana,” ungkap mantan Menteri Sekretaris Negara itu.

    Pratikno menyampaikan keprihatinannya atas musibah yang menimpa santri Pondok Pesantren Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo. Ia bersama jajaran pemerintah sejak Kamis pagi hingga siang turut mengawal proses pencarian dan penyelamatan korban.

    “Ada yang berhasil diselamatkan, tapi ada juga yang belum. Mohon doanya agar semua bisa kita selamatkan dengan korban sesedikit mungkin. Dan mari kita jaga bersama agar bencana semacam ini tidak terulang kembali. Setiap tahun Indonesia menghadapi lebih dari 3.500 kasus bencana. Bencana seperti gempa bumi memang tidak bisa diprediksi,” katanya.

    Ia menambahkan, meski gempa sulit diperkirakan, bencana hidrometeorologi seperti banjir dapat diantisipasi. Karena itu, ia memberikan apresiasi kepada BNPB, Basarnas, TNI, Polri, serta pemerintah daerah yang selalu sigap dalam tanggap darurat. Pratikno juga mendorong peran rumah ibadah dan lembaga pendidikan keagamaan dalam edukasi kebencanaan.

    “Rumah ibadah, pesantren, madrasah, mushola, masjid bisa dijadikan pusat sosialisasi dan tempat pengungsian sementara ketika bencana terjadi. Peran para kyai, nyai, dan tokoh agama sangat penting membangun masyarakat tangguh,” tambahnya.

    Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak yang hadir mewakili Gubernur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan apresiasi kepada pemerintah pusat dan BNPB yang memilih Jawa Timur sebagai tuan rumah PRB 2025. Ia menyebut Jawa Timur merupakan daerah dengan risiko bencana tinggi, namun indeks risikonya berhasil diturunkan signifikan dari 137,88 pada 2019 menjadi 95,75 pada 2024.

    “Hal ini berkat kolaborasi pemerintah daerah dan masyarakat yang semakin tangguh menghadapi bencana,” ujarnya.

    Pada kesempatan itu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyerahkan penghargaan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur atas dedikasi dalam upaya pengurangan risiko bencana. Ia juga menyerahkan pataka PRB kepada Pemprov Banten yang akan menjadi tuan rumah Peringatan Bulan PRB 2026.

    Malam puncak PRB 2025 berlangsung khidmat dengan lantunan syair dan dakwah dari Opic, Gus Kautsar, Gus Hafidz, serta grup hadrah Syubbanul Muslimin. Acara turut dihadiri jajaran pejabat daerah, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, Sekretaris Umum BNPB Rustian, Anggota Komisi VIII DPR RI Sri Wulan, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono, Sekretaris BPBD Jatim Andhika Nurrahmad Sudigda, Bupati Mojokerto Muhammad Al Barra, Wakil Bupati Mojokerto Muhammad Rizal Octavian, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari, Wakil Wali Kota Mojokerto Rachman Sidharta Arisandi, serta Forkopimda Kabupaten Mojokerto.

  • Tim Gabungan Serahkan Bantuan kepada Korban Gempa Pulau Sepudi Sumenep

    Tim Gabungan Serahkan Bantuan kepada Korban Gempa Pulau Sepudi Sumenep

    Sumenep (beritajatim.com) – Pemkab Sumenep bersama TNI, Polri, staf Kemensos, dan Baznas Sumenep turun langsung ke wilayah terdampak gempa di Kecamatan Gayam dan Nonggunong, Pulau Sepudi.

    Tim gabungan tersebut melihat lokasi terdampak gempa, sekaligus berbincang bersama para korban gempa. Dalam kesempatan itu, tim juga menyerahkan bantuan pada warga terdampak gempa.

    “Kami bergerak cepat untuk melakukan langkah-langkah penanganan pasca gempa. Kami juga berkoordinasi dengan TNI – Polri untuk penanganan korban gempa,” kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setkab Sumenep, Abdul Madjid, Kamis (02/10/2025).

    Penyaluran bantuan kepada korban gempa di Pulai Sepudi Sumenep oleh tim gabungan. [Temmy/Beritajatim.com]Bantuan yang disalurkan tersebut dari Kementerian Sosial RI berupa 100 paket family kit, 100 unit sandang dewasa, 100 lembar selimut, 500 paket makanan siap saji, 500 paket lauk pauk siap saji, 100 tenda gulung, 100 paket kids ware, 100 lembar kasur, dan 100 paket makanan anak. Selain itu, juga diserahkan bantuan dari Baznas Sumenep untuk para korban gempa.

    “Kami tadi mengunjungi lokasi gempa di Kecamatan Nonggunong dan Kecamatan Gayam. Bantuan yang diserahkan pada warga, langsung di drop di kantor kecamatan. Kami juga sempat langsung menyerahkan bantuan pada sejumlah korban gempa,” terang Majid.

    Wilayah yang paling banyak terdampak gempa adalah Kecamatan Gayam Pulau Sepudi. Bangunan yang rusak tercatat sebanyak 297, terdiri dari rumah 279, masjid 10, mushalla 3, sekolah 2 (SDN dan MTs), Puskesmas 1, Polindes 1, dan Toko 1.

    Sedangkan di Kecamatan Nonggunong Pulau Sepudi, tercatat ada 18 bangunan yang rusak. Kemudian di Kecamatan Talango Pulau Poteran tercatat ada 1 rumah di Desa Gapurana yang rusak akibat gempa. (tem/ian)