Sleman, Beritasatu.com – Aktivitas Gunung Merapi masih menunjukkan intensitas tinggi dalam periode pengamatan Rabu (10/12/2025) pukul 00.00–24.00 WIB. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat 100 kali gempa guguran serta 12 kali guguran lava yang mengarah ke sektor barat daya.
Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, menyampaikan, aktivitas vulkanik Merapi masih berada pada level III atau siaga. Ia menegaskan suplai magma di dalam tubuh gunung masih berlangsung dan berpotensi memicu kejadian yang lebih besar.
“Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di dalam daerah potensi bahaya,” ujar Agus dalam keterangan resmi pada Kamis (11/12/2025).
BPPTKG melaporkan bahwa 12 guguran lava meluncur ke arah barat daya melalui Kali Sat (Putih) dan Kali Bebeng, dengan jarak luncur maksimum mencapai 2.000 meter.
Dari sisi kegempaan, selain 100 gempa guguran, terekam pula 53 gempa hybrid atau fase banyak yang mengindikasikan adanya pergerakan magma.
Cuaca di area puncak Merapi terpantau mendung dan berawan, sementara asap kawah tidak terlihat sepanjang periode pengamatan.
BPPTKG menegaskan, potensi bahaya masih terpusat pada sektor selatan–barat daya dan tenggara. Ancaman tersebut mencakup Sungai Boyong hingga 5 km, Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng hingga 7 km, Sungai Woro hingga 3 km, serta Sungai Gendol hingga 5 km.
Dalam skenario letusan eksplosif, lontaran material vulkanik dapat menjangkau radius 3 km dari puncak Merapi. Agus mengingatkan masyarakat agar tidak beraktivitas di wilayah rawan tersebut.
“Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya,” katanya.
BPPTKG juga mengimbau warga meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bahaya lahar dan awan panas guguran, terutama ketika hujan turun di sekitar Merapi.
“Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi,” tegas Agus.
Selain itu, masyarakat diminta mengantisipasi kemungkinan gangguan akibat abu vulkanik yang dapat terbawa angin.
BPPTKG memastikan pemantauan aktivitas Merapi akan terus dilakukan. Jika terdapat perubahan signifikan, status aktivitas gunung akan segera dievaluasi kembali.

/data/photo/2025/12/07/69351ae354f28.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5438549/original/096000200_1765327263-gempa_padang_hari_ini.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)





