Topik: Gempa

  • Perjalanan Kereta Cepat Whoosh Normal Lagi Usai Terdampak Gempa Bandung

    Perjalanan Kereta Cepat Whoosh Normal Lagi Usai Terdampak Gempa Bandung

    Jakarta

    Perjalanan Kereta Cepat Whoosh akan beroperasi normal kembali pada Kamis (19/9) dengan total 48 perjalanan per hari. Perjalanan pertama akan dimulai pukul 05.50 WIB dari Stasiun Tegalluar Summarecon dan 06.40 WIB dari Stasiun Halim.

    General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa mengatakan masyarakat sudah tidak perlu khawatir terkait operasional Whoosh pasca gempa Bandung. KCIC mengaku sudah melakukan pemeriksaan secara mendetail dengan berbagai peralatan berteknologi tinggi untuk memastikan keselamatan perjalanan Whoosh.

    “Jumlah perjalanan Whoosh pada hari Kamis (19/9) sudah kembali normal, dengan 48 perjalanan reguler per hari. Masyarakat yang sudah memiliki tiket tidak perlu khawatir karena tidak ada pembatalan perjalanan seperti yang sebelumnya terjadi,” ujar Eva dalam keterangan tertulis, Kamis (19/9/2024).

    Bagi penumpang yang pada Rabu (18/9) dibatalkan perjalanannya oleh KCIC, masih dapat melakukan pembatalan dengan pengembalian bea tiket 100% hingga Jumat (20/9) di loket stasiun Halim, Padalarang, Tegalluar Summarecon, serta Hall Feeder Stasiun Bandung. Khusus penumpang yang melakukan pembelian di aplikasi Whoosh atau website KCIC, pembatalan dapat dilakukan melalui aplikasi Whoosh.

    “Uang pembatalan akan dikembalikan paling cepat 1×24 jam ke rekening yang didaftarkan,” ucapnya.

    Sebelumnya pada Rabu (18/9) pukul 09.41 WIB terjadi gempa bumi dengan kekuatan 5 skala richter dengan titik lokasi gempa di Kabupaten Bandung yang berdekatan dengan lokasi jalur kereta cepat Whoosh. Gempa tersebut terjadi berulang hingga sekitar 20 kali dengan kekuatan beragam sesuai informasi yang disampaikan oleh BMKG.

    Kejadian tersebut menyebabkan sejumlah perjalanan Whoosh dibatalkan dan sisanya mengalami pembatasan kecepatan demi memastikan keselamatan perjalanan pasca gempa.

    Sesuai SOP Keselamatan dan Keamanan, Tim Kerja KCIC langsung melakukan pemeriksaan menggunakan Rail Car atau kereta perawatan. Pemeriksaan menyeluruh membutuhkan waktu sekitar 4 jam untuk memastikan tidak ada faktor eksternal yang dapat mengganggu Jalur Whoosh seperti longsoran bukit batu di kanan kiri trase, longsoran tanah atau dampak alam lainnya.

    Pemeriksaan menyeluruh dilakukan untuk semua jalur sepanjang 144 km dengan kondisi jalur yang sebagian besar melalui area perbukitan. Adapun jalur kereta Whoosh terdiri :

    – Struktur jembatan dengan total panjang 82 km
    – 13 terowongan dengan total panjang 17 km
    – Jalur KA di atas tanah sepanjang 42 km

    Pada Rabu (18/9) malam, juga telah dijalankan Comprehensive Inspection Train (CIT) atau kereta inspeksi untuk memastikan kembali seluruh jalur Whoosh dalam kondisi aman dilalui dengan kecepatan maksimal. Dengan menggunakan CIT, pemeriksaan dapat lebih mendetail dan menyeluruh karena memiliki berbagai perlengkapan dan sensor yang dapat langsung mengetahui kondisi prasarana Whoosh saat dilintasi.

    “Kami menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh penumpang atas ketidaknyamanan yang terjadi akibat bencana alam yang mengganggu perjalanan Whoosh. KCIC akan terus berupaya mengedepankan perjalanan Whoosh yang aman, nyaman, dan selamat bagi seluruh penumpang.” tutup Eva.

    (kil/kil)

  • Gempa M 5 Landa Garut, Netizen: Kerasa Gede di Bandung

    Gempa M 5 Landa Garut, Netizen: Kerasa Gede di Bandung

    Jakarta

    Gempa Bumi dengan kekuatan 5,0 magnitudo mengguncang Garut, Jawa Barat (Jabar). Guncangan terasa hingga Bandung. Netizen pun riuh membahasnya dan gempa saat ini masuk papan atas trending topic di linimasa X, dulunya Twitter.

    BMKG menyampaikan melalui akun X, Rabu (18/9/2024), pusat gempa berada di koordinat 7,22 Lintang Selatan dan 107,70 Bujur Timur. Pusat gempa berjarak 21 km arah barat daya dari Kabupaten Garut. “#Gempa Mag:5.0, 18-Sep-2024 09:41:07WIB, Lok:7.22LS, 107.70BT (21 km BaratDaya KAB-GARUT-JABAR),” cuit BMKG.

    Sebagian netizen mengaku gempa ini cukup terasa guncangannya. “Pusat gempa cuma 34 km dari lokasi saat ini, kedalaman 10 km, pusat di darat.. pantes kerasa gede,” tulis seorang netizen. “Gempa nya gede bgt sampe pusing dikira mau vertigo,” tulis yang lain.

    “SUMPAH pertama kalinya ngerasain gempa selama 20tahun gue hidup di Bandung, mana posisinya lagi di lantai 3. Panik antara harus diem aja karna ada pasien atau ngelindungi diri sendiri lari ke lantai bawah,” sebut yang lain.

    Pusat gempa Bumi ini diketahui berada di kedalaman 10 km. Gempa terjadi pukul 09.41 WIB.

    Berikut reaksi beberapa netizen di linimasa mengenai gempa itu:

    Info Gempa Mag:5.0, 18-Sep-24 09:41:08 WIB, Lok:7.19 LS, 107.67 BT (24 km Tenggara KAB-BANDUNG-JABAR), Kedlmn:10 Km #BMKG pic.twitter.com/KIoEBfCxfv

    — BMKG Bandung (@bandung_bmkg) September 18, 2024

    guys stay safe yaa ;(( aku kerasa gempa gede banget di bandung

    — KC (@enhypenskena) September 18, 2024

    Bandung gempa gede bgt, pintu kosan sampe goyang, ada yg tau titik pusatnya dimana?

    — wimpcringle (@wimpcringle) September 18, 2024

    (fyk/fyk)

  • Video Menakjubkan Ungkap Perubahan Bumi Selama 1,8 Miliar Tahun

    Video Menakjubkan Ungkap Perubahan Bumi Selama 1,8 Miliar Tahun

    Jakarta

    Menggunakan informasi dari dalam bebatuan di permukaan Bumi, ilmuwan merekonstruksi lempeng tektonik planet ini selama 1,8 miliar tahun terakhir. Hasil penelitian ini ditampilkan dalam bentuk video yang menakjubkan.

    Ini adalah pertama kalinya catatan geologi Bumi dibuat seperti ini, sehingga kita bisa melihat jauh ke masa lalu. Menampilkannya dalam bentuk video transisi memungkinkan para ilmuwan untuk mencoba memetakan planet ini selama 40% terakhir sejarahnya, yang dapat dilihat dalam animasi di bawah ini.

    [Gambas:Youtube]

    Penelitian ini, yang dipimpin oleh Xianzhi Cao dari Ocean University di China, kini diterbitkan dalam jurnal akses terbuka Geoscience Frontiers.

    Membentuk pergerakan indah

    Memetakan planet kita melalui sejarahnya yang panjang menciptakan ‘gerakan’ benua yang indah meski dampaknya saat terjadi pergeseran tektonik mengguncang Bumi.

    Video transisi tampak dimulai dengan tampilan peta dunia yang sudah dikenal semua orang. Kemudian India bergerak cepat ke selatan, diikuti oleh beberapa bagian Asia Tenggara saat benua Gondwana terbentuk di Belahan Bumi Selatan.

    Sekitar 200 juta tahun yang lalu (Ma atau mega-annum dalam rekonstruksi), ketika dinosaurus berjalan di Bumi, Gondwana terhubung dengan Amerika Utara, Eropa, dan Asia utara untuk membentuk superbenua besar yang disebut Pangea.

    Kemudian, rekonstruksi berlanjut kembali. Pangea dan Gondwana terbentuk dari tabrakan lempeng yang lebih tua. Seiring waktu bergulir kembali, superbenua sebelumnya yang disebut Rodinia muncul.

    Tak berhenti di sini. Rodinia, pada gilirannya, terbentuk oleh pecahnya superbenua yang lebih tua yang disebut Nuna sekitar 1,35 miliar tahun yang lalu.

    Di antara planet-planet di Tata Surya, Bumi adalah yang paling unik karena memiliki lempeng tektonik. Permukaannya yang berbatu terbagi menjadi fragmen-fragmen (lempeng) yang saling bergesekan dan membentuk pegunungan, atau terpecah dan membentuk jurang yang kemudian terisi dengan lautan.

    Selain menyebabkan gempa dan gunung berapi, lempeng tektonik juga mendorong batuan dari dalam Bumi ke puncak pegunungan. Dengan cara ini, unsur-unsur yang berada jauh di bawah tanah dapat terkikis dari batuan dan akhirnya mengalir ke sungai dan lautan. Dari sana, makhluk hidup dapat memanfaatkan unsur-unsur ini.

    Di antara unsur-unsur penting ini adalah fosfor, yang membentuk kerangka molekul DNA, dan molibdenum, yang digunakan oleh organisme untuk menghilangkan nitrogen dari atmosfer dan membuat protein dan asam amino yang merupakan bahan penyusun kehidupan.

    Tektonik lempeng juga memperlihatkan batuan yang bereaksi dengan karbon dioksida di atmosfer. Batuan yang mengunci karbon dioksida merupakan pengendali utama iklim Bumi dalam skala waktu yang panjang, jauh lebih lama daripada perubahan iklim yang bergejolak yang menjadi tanggung jawab kita saat ini.

    Memahami masa lalu secara mendalam

    Pemetaan lempeng tektonik masa lalu planet ini merupakan tahap pertama untuk dapat membangun model digital Bumi yang lengkap sepanjang sejarahnya.

    Model semacam itu akan memungkinkan kita menguji hipotesis tentang masa lalu Bumi. Misalnya, mengapa iklim Bumi mengalami fluktuasi ekstrem seperti periode ‘Bumi Bola Salju’, atau mengapa oksigen terbentuk di atmosfer saat itu.

    Cara ini memungkinkan kita untuk lebih memahami umpan balik antara planet dalam dan sistem permukaan Bumi yang mendukung kehidupan seperti yang kita ketahui.

    Masih banyak yang harus dipelajari

    Membuat model masa lalu planet kita sangat penting jika ingin memahami bagaimana nutrisi di Bumi menjadi tersedia untuk mendukung evolusi. Bukti pertama untuk sel kompleks dengan inti, seperti semua sel hewan dan tumbuhan, berasal dari 1,65 miliar tahun yang lalu.

    “Periode tersebut mendekati awal rekonstruksi ini dan mendekati waktu terbentuknya superbenua Nuna. Kami bermaksud menguji apakah pegunungan yang tumbuh pada saat pembentukan Nuna mungkin telah menyediakan unsur-unsur untuk mendukung evolusi sel yang kompleks,” kata para penulis penelitian ini dalam makalahnya.

    Sebagian besar kehidupan di Bumi berfotosintesis dan melepaskan oksigen. Hal ini menghubungkan lempeng tektonik dengan kimia atmosfer, dan sebagian oksigen tersebut larut ke dalam lautan.

    Pada gilirannya, sejumlah logam penting seperti tembaga dan kobalt, lebih mudah larut dalam air yang kaya oksigen. Dalam kondisi tertentu, logam-logam ini kemudian diendapkan dari larutan. Singkatnya, logam-logam ini membentuk endapan bijih.

    Banyak logam terbentuk di akar gunung berapi yang berada di sepanjang tepi lempeng. Dengan merekonstruksi letak batas lempeng purba sepanjang masa, kita dapat lebih memahami geografi tektonik dunia dan membantu penjelajah mineral menemukan batuan purba yang kaya logam yang kini terkubur di bawah gunung yang jauh lebih muda.

    “Di masa penjelajahan dunia lain di Tata Surya dan sekitarnya, perlu diingat bahwa masih banyak hal tentang planet kita yang baru saja mulai kita pahami. Ada 4,6 miliar tahun yang harus diselidiki, dan bebatuan yang kita lalui mengandung bukti bagaimana Bumi telah berubah selama ini,” kata para peneliti.

    Upaya pertama untuk memetakan 1,8 miliar tahun terakhir sejarah Bumi ini merupakan lompatan maju dalam tantangan besar ilmiah untuk memetakan dunia kita. Namun, ini hanyalah upaya pertama. Tahun-tahun berikutnya, mungkin kita akan melihat peningkatan yang cukup besar dari titik awal yang telah kita buat sekarang.

    (rns/afr)

  • Papua Nugini Diguncang Gempa Bumi M 6,2

    Papua Nugini Diguncang Gempa Bumi M 6,2

    Port Moresby

    Gempa bumi berkekuatan Magnitudo 6,2 mengguncang wilayah lepas pantai utara Papua Nugini pada Kamis (5/9) waktu setempat. Tidak ada laporan kerusakan parah akibat guncangan gempa tersebut.

    Seperti dilansir AFP dan Reuters, Kamis (5/9/2024), peta Survei Geologi Amerika Serikat (AS) atau USGS menunjukkan gempa berpusat di lautan yang berjarak sekitar 300 kilometer sebelah timur kota Vanimo, yang sedang bersiap menyambut kedatangan pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus, pada akhir pekan.

    Laporan Pusat Penelitian Geosains Jerman (GFZ) menyebut pusat gempa bumi itu ada di kedalaman 10 kilometer. Namun, tidak ada peringatan tsunami yang dirilis menyusul gempa bumi tersebut.

    Seorang fotografer yang berbasis di Wewak, ibu kota Provinsi Sepik Timur, menuturkan kepada AFP bahwa tampaknya tidak ada kerusakan besar akibat gempat bumi tersebut di negara tersebut.

    Gempa bumi tergolong sering terjadi di wilayah Papua Nugini, yang terletak di puncak “Cincin Api” seismik — sebuah busur aktivitas tektonik intens yang membentang melalui kawasan Asia Tenggara dan melintasi cekungan Pasifik.

    Meskipun bencana alam ini jarang menyebabkan kerusakan yang luas pada area-area yang berpenduduk jarang, gempa kuat bisa memicu tanah longsor yang memicu kerusakan cukup besar.

    Pada Jumat (6/9) besok, Paus Fransiskus akan berangkat ke Papua Nugini, yang mayoritas penduduknya beragama Kristen.

    Pemimpin umat Katolik sedunia itu akan melakukan kunjungan selama tiga malam di Papua Nugini, setelah singgah sebentar di Vanimo, kota pesisir terpencil yang dekat dengan perbatasan Indonesia.

    Saat ini Paus Fransiskus masih melakukan kunjungan di Jakarta, Indonesia, sebagai rangkaian dari tur 12 hari di kawasan Asia-Pasifik.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/zap)

  • Bagaimana Perang Gaza Dekatkan Turki dan Mesir?

    Bagaimana Perang Gaza Dekatkan Turki dan Mesir?

    Jakarta

    Sebagian orang meminta damai dengan al-Sisi, “tapi saya tolak. Saya tidak duduk bersama dengan seorang anti-demokrat,” kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada 2019 silam soal Presiden Mesir Abdel Fatah Al-Sisi.

    Erdogan pernah memanggil panglima militer Mesir itu seorang “pembunuh,” setelah menggalang kudeta terhadap bekas Presiden Mohammed Morsi yang terpilih secara demokratis. Morsi merupakan pimpinan organisasi Islam Ikhwanul Muslimin yang dekat secara ideologi dengan Partai Keadilan dan Pembangunan, AKP, pimpinan Erdogan.

    Permusuhan itu belakangan surut. Al-Sisi dan Erdogan sempat berjabat tangan saat Piala Dunia 2022 di Qatar. Perjumpaan tersebut disusul dengan “diplomasi gempa bumi,” di mana Al-Sisi menelepon Erdogan dan menawarkan bantuan setelah gempa bumi dahsyat pada tahun 2023.

    Pada September 2023, kedua presiden bertemu pada KTT G20 di India. Pada Februari 2024, Al-Sisi menerima Erdogan di Kairo dan keduanya tersenyum di depan kamera. Saat itu, Erdogan sudah tidak lagi menyebut Al-Sisi sebagai “pembunuh,” melainkan “Saudaraku yang terhormat.”

    Dan pada 4 September mendatang, Al-Sisi untuk pertama kalinya akan disambut di Ankara.

    “Disatukan” oleh Israel

    Kesamaan sikap kedua negara terhadap konflik Israel-Palestina disebut telah mendorong pemulihan hubungan diplomasi. “Perang di Timur Tengah dan cara Israel mengobarkannya memainkan peran pemersatu,” kata Selin Nasi, ilmuwan politik di London School of Economics, LSE.

    Dia membandingkan hubungan kedua negara sebagai sebuah “perkawinan demi kenyamanan.” “Kalaupun kedua negara tidak sepakat, namun kepentingan mereka selaras. Baik Ankara maupun Kairo menginginkan gencatan senjata, penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza, dan pembentukan negara Palestina,” kata Nasi.

    Mithat Rende, mantan duta besar Turki untuk Qatar, menekankan bahwa pemulihan hubungan ini sebagian merupakan kepentingan Israel. “Israel sebenarnya selalu ingin kedua negara kembali dekat, karena ingin menyatukan negara-negara Muslim agar membentuk fron bersama melawan Iran,” kata Rende.

    Turki juga ingin memainkan peran konstruktif di Gaza, yang hanya mungkin terjadi jika Mesir terlibat. “Yang penting hubungan dengan Mesir membaik. Untuk bisa mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza, Turki membutuhkan bantuan Mesir karena 90 persen bantuan ini disalurkan melalui perbatasan Rafah,” kata Nasi.

    Keuntungan ekonomi

    Selain alasan geopolitik, kepentingan ekonomi ikut melatarbelakangi pemulihan relasi. “Perekonomian kedua negara saling melengkapi. Mesir kaya akan energi, sedangkan Turki memiliki infrastruktur industri yang baik. Investor Turki mempunyai minat yang besar terhadap Mesir,” kata Rende.

    “Mesir semakin menjadi pemain penting dalam hal energi,” tegas Nasi, menyinggung cadangan minyak dan gas yang ingin dimanfaatkan Turki. Mesir memainkan peran sentral dalam “Forum Gas Mediterania Timur” yang berkantor pusat di Kairo. Selain Mesir, negara-negara Mediterania yang terlibat adalah Yunani, Siprus, Prancis, Israel, Italia, Yordania dan Wilayah Palestina, bukan Turki.

    “Kabar Baik”

    Para pengamat umumnya melihat pemulihan relasi antara kedua negara sebagai sebuah perkembangan baik, tidak hanya bagi kawasan, namun juga bagi seluruh dunia.

    “Perkembangan ini sangat baik bagi semua orang. Stabilitas di Mediterania Timur penting bagi semua orang yang terlibat,” kata Rende. “Kita berbicara tentang dua tentara terkuat dan dua masyarakat paling terpelajar di dunia Islam. Selain itu, negara-negara ini mengendalikan sebagian besar perdagangan global, kata diplomat tersebut, sambil menunjuk ke Bosphorus, Dardanella, dan Terusan Suez.

    “Kita berada di masa, di mana rantai pasokan global sedang berantakan. Di masa depan, persaingan antara AS dan Cina bisa berkembang menjadi konflik. Bagaimanapun, Turki dan Mesir akan berfungsi sebagai lokasi produksi.”

    rzn/hp

    (ita/ita)

  • Viral Ikan Beterbangan di Tasikmalaya, Netizen Kaitkan Megathrust

    Viral Ikan Beterbangan di Tasikmalaya, Netizen Kaitkan Megathrust

    Jakarta

    Beberapa hari terakhir, viral sebuah video yang memperlihatkan ikan berukuran kecil hingga sedang beterbangan dan menyerbu tepi pantai selatan di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

    Fenomena alam ini mengundang beragam komentar netizen. Tak sedikit yang mengaitkannya dengan pertanda bencana alam, terutama terkait dengan gempa megathrust. Namun, tak kalah banyak juga yang menyebut peristiwa ini adalah berkah dan rezeki melimpah dari Yang Maha Kuasa.

    [Gambas:Youtube]

    “Masya Allah, tapi hati-hati ya dan tetap waspada. Takutnya ada banjir bandang,” komentar netizen dengan akun @suxxxxxxxxxxx2.

    “Takjub sekaligus takut, lagi rame megathrust liat video ini. Mungkin ada hubungannya,?” kata akun @nbxxxxxh.

    “Apa mungkin ada gunung di bawah laut? Kayak-nya menghindari sesuatu,” duga @loxxxxxxxxxxxxx3.

    “Enak nih ikan japuh asin. Makan di pinggir sawah sama nasi liwet ngebul-ngebul,” canda @yuxxxxr.

    “Alhamdulillah rezeki berlimpah buat bapak-bapaknya, gak perlu mancing,” tulis @sexxnd.

    Sebelumnya, Dedi Mulyadi, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Tasikmalaya, membenarkan fenomena langka ini. Kejadian ikan mendekat ke tepi pantai terjadi pada Senin (26/8) dan berlangsung selama beberapa hari.

    Adapun jenis ikan yang menyerbu daratan ini adalah ikan japuh. Waktu ikan-ikan ini ke pinggir pantai tidak bisa ditentukan, kadang malam, pagi, atau sore hari.

    “Aneh makanya, biasanya kalau kemarau panjang. Ini kan baru dua minggu. Mungkin isu megathrust atau hal biasa. Tapi kenyataannya memang ikan japuh pada ke pinggir. Kadang malam kadang sore, kadang pagi. Hanya Allah yang Maha Tahu,” kata Dedi kepada detikJabar, Rabu (28/8).

    Dedi menyebut, ikan mendekat bibir pantai terjadi di sepanjang pesisir pantai selatan Tasikmalaya, Pangandaran, hingga Garut. “Iya di Garut juga terjadi ikan ke pinggir ini,” ujarnya.

    Zona Megathrust

    Beberapa netizen yang menduga hal ini dengan megathrust tampaknya mengaitkan peristiwa ini dengan informasi tentang potensi gempa megathrust di beberapa zona di Indonesia, termasuk di Jawa Barat dan Selat Sunda-Banten, yang dirilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

    Bahasan mengenai potensi megathrust bukan baru-baru ini saja ramai dibahas, namun sudah sejak beberapa tahun lalu. BMKG berulang kali mengingatkan bahwa dirilisnya informasi ini bukan merupakan sebuah peringatan dini apalagi bermaksud menakut-nakuti, melainkan sebagai pengetahuan yang harus diketahui agar kita siaga.

    “Munculnya kembali pembahasan potensi gempa di zona megathrust saat ini bukanlah bentuk peringatan dini (warning) yang seolah-olah dalam waktu dekat akan segera terjadi gempa besar. Tidak demikian,” kata BMKG dalam keterangan tertulis.

    BMKG menyebut, pembahasan mengenai potensi gempa di zona megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut akhir-akhir ini sebenarnya bukan hal baru. Hal ini dikarenakan kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar, tetapi bukan berarti segera akan terjadi gempa dalam waktu dekat.

    “Sekali lagi, informasi potensi gempa megathrust yang berkembang saat ini sama sekali bukanlah prediksi atau peringatan dini, sehingga jangan dimaknai secara keliru, seolah akan terjadi dalam waktu dekat,” demikian disampaikan BMKG.

    Zona Megathrust di Indonesia

    Zona megathrust di Indonesia berada di zona subduksi aktif, mulai dari Subduksi Sunda, Subduksi Banda, Subduksi Lempeng Laut Maluku, Subduksi Sulawesi, Subduksi Lempeng Laut Filipina, hingga Subduksi Utara Papua.

    Zona subduksi aktif tersebut dibagi menjadi beberapa segmentasi sumber gempa zona megathrust. Mengutip dari ‘Peta Sumber dan Bahaya Gempa’ oleh Pusat Studi Gempa Nasional tahun 2017, berikut ini zona megathrust di Indonesia:

    Megathrust Aceh-Andaman (M 9,2)Megathrust Nias-Simeulue (M 8,9)Megathrust Batu (M 8,2)Megathrust Mentawai-Siberut (M 8,7)Megathrust Mentawai-Pagai (M 8,9)Megathrust Enggano (M 8,8)Megathrust Selat Sunda-Banten (SSB) (M 8,8)Megathrust Jawa Barat (M 8,8)Megathrust Jawa Tengah-Jawa Timur (M 8,9)Megathrust Bali (M 9,0)Megathrust NTB (M 8,9)Megathrust NTT (M 8,7)Megathrust Laut Banda Selatan (M 7,4)Megathrust Laut Banda Utara (M 7,9)Megathrust Utara Sulawesi (M 8,5)Megathrust Lempeng Laut Filipina (M 8,2).

    (rns/fay)

  • 5 Fakta Menarik ‘Ikan Hari Kiamat’

    5 Fakta Menarik ‘Ikan Hari Kiamat’

    Jakarta

    Oarfish, spesies ikan sangat langka yang disebut sebagai ‘ikan hari kiamat’, jarang menampakkan diri karena tinggal di lautan yang sangat dalam.

    Berikut adalah 5 fakta menarik ikan hari kiamat’ atau oarfish, dikutip detikINET dari National Geographic.

    1. Ikan bertulang terpanjang di dunia

    Giant oarfish (Regalecus glesne) pertama kali dideskripsikan pada tahun 1772. Namun, ikan ini jarang terlihat karena hidup di area laut yang cukup dalam, diperkirakan hidup di kedalaman sekitar 1.000 meter. Menurut para ahli, giant oarfish merupakan spesies ikan bertulang terpanjang yang diketahui hidup di dunia, dengan panjang 17 meter, berat 270 kg.

    Ikan berwarna keperakan ini terkadang juga disebut king of herrings (raja ikan haring) karena kemiripannya dengan ikan haring yang lebih kecil. Beberapa orang juga menyebutnya ikan pita karena bentuk tubuhnya.

    2. Rasanya seperti agar-agar

    Tidak banyak yang diketahui tentang status konservasi giant oarfish karena mereka jarang terlihat hidup. Kadang-kadang nelayan menarik mereka dengan jaring sebagai tangkapan sampingan.

    Berdasarkan penuturan orang-orang yang sudah pernah mencoba memakannya, dan menurut situs National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), daging ikan ini lembek dan lengket serta agak seperti agar-agar.

    3. Memakan plankton kecil dan tidak berbahaya

    Meskipun oarfish kemungkinan merupakan sumber dari banyak kisah sejarah tentang ular laut dan monster laut, ikan ini tidak berbahaya bagi manusia. Oarfish memakan plankton kecil dan memiliki lubang kecil pada sistem pencernaannya.

    Ikan ini bahkan tidak memiliki gigi asli, melainkan memiliki struktur yang lebih tipis yang disebut sisir insang untuk menangkap organisme kecil. Oarfish kadang-kadang terlihat di permukaan air, tetapi para ilmuwan menduga ikan ini terdorong ke sana oleh badai atau arus yang kuat, atau mereka berakhir di sana saat dalam kesulitan atau sekarat.

    Oarfish yang menyemburkan air mungkin tampak seperti monster laut yang menakutkan, tetapi tidak dianggap membahayakan manusia atau pelaut.

    4. Tidak punya sisik

    Tidak seperti kebanyakan ikan bertulang, oarfish tidak memiliki sisik. Sebagai gantinya, mereka memiliki tuberkel dan lapisan keperakan yang terbuat dari bahan yang disebut guanin. Meskipun mereka beradaptasi untuk bertahan hidup di bawah tekanan tinggi, permukaan kulit mereka lembut dan mudah rusak.

    5. Diyakini bisa meramal gempa bumi

    Di Jepang, oarfish telah lama menjadi bagian dari cerita rakyat. Oarfish ramping (Regalecus russelii ) yang lebih kecil dari giant oarfish diyakini sebagai utusan dari Istana Dewa Laut. Menurut kepercayaan tradisional Jepang, jika banyak ikan terdampar, itu bisa menjadi pertanda datangnya gempa bumi.

    Menurut Japan Times, mungkin ada dasar ilmiah terkait kepercayaan itu, meskipun para ilmuwan saat ini tidak menggunakan perilaku ikan untuk memprediksi getaran.

    Setidaknya, Kiyoshi Wadatsumi, seorang ilmuwan yang mempelajari gempa bumi di organisasi nirlaba e-PISCO, menjelaskan alasan ilmiah terkait itu. Menurutnya, ada beberapa faktor yang memicu ikan muncul ke permukaan laut, seperti mengikuti arus laut atau pergerakan tertentu di dasar laut.

    “Ikan laut dalam yang hidup di dekat dasar laut lebih sensitif terhadap pergerakan patahan aktif dibandingkan ikan yang hidup di dekat permukaan laut,” ujarnya.

    (rns/rns)

  • Asal Muasal Oarfish Disebut ‘Ikan Hari Kiamat’

    Asal Muasal Oarfish Disebut ‘Ikan Hari Kiamat’

    Jakarta

    Para penyelam dan pendayung di selatan California baru-baru ini dikagetkan dengan kemunculan oarfish yang sudah mati di permukaan air. Selama 125 tahun, tercatat hanya 20 kali ada penampakan oarfish di area itu.

    Penemuan ikan yang dapat tumbuh sampai sepanjang 8 meter ini membuat sekelompok ilmuwan dan tim penjaga pantai bekerja sama untuk membawanya ke fasilitas National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) untuk diteliti lebih lanjut.

    Menariknya, makhluk satu ini sering dijuluki ikan hari kiamat karena menurut kisah yang berasal dari Jepang, kemunculan ikan ini menandakan akan ada bencana, khususnya gempa Bumi.

    Oarfish merupakan jenis ikan di perairan laut dalam sehingga jarang muncul di permukaan. Nah saat muncul, bukan berarti bakal terjadi gempa atau tsunami. Lalu, bagaimana awal mulanya oarfish disebut sebagai ikan hari kiamat?

    Mengutip Forbes, merujuk hasil sejumlah penelitian, hasil studi terbaru para peneliti Jepang menunjukkan kemunculan oarfish sama sekali tidak berkorelasi dengan gempa.

    Cerita tentang oarfish dan gempa berasal dari legenda masyarakat Jepang. Menurut cerita, ketika ikan perak seperti ular itu mucul dari kedalaman, sebuah gempa besar akan segera terjadi. Namun, para peneliti Jepang yang meneliti laporan surat kabar, catatan akuarium, dan makalah akademis yang berasal dari tahun 1928 tidak dapat menemukan korelasi antara penampakan oarfish dan gempa besar.

    “Peneliti hampir tidak dapat mengonfirmasi hubungan antara dua fenomena itu (kemunculan oarfish dan gempa),” kata seismolog Yoshiaki Orihara dan rekan-rekannya dalam sebuah makalah yang diterbitkan di Bulletin of the Seismological Society of America (BSSA).

    Laporan Forbes menyebutkan, oarfish menarik perhatian setelah gempa Tohoku Maret 2011. Gempa disusul tsunami itu menewaskan lebih dari 19 ribu orang dan menyebabkan kehancuran pada tiga reaktor nuklir di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi. Pengamat pun menghubungkan gempa ini dengan penampakan puluhan oarfish yang terdampar di pantai Jepang pada akhir 2009 hingga 2020.

    Di Jepang, makhluk ini punya sebutan Ryugu No Tsukai atau Utusan dari Istana Dewa Laut. Oarfish, terutama spesies yang lebih kecil atau ramping, dipercaya mengunjungi pantai Jepang untuk memperingatkan akan terjadinya gempa dan tsunami.

    “Seandainya cerita rakyat ini terbukti benar, penampakan ikan laut dalam ini bisa menjadi informasi yang berguna untuk mitigasi bencana,” tulis Orihara.

    Tetapi, beberapa ilmuwan telah mencoba menjelaskan legenda itu dengan menyebut pergerakan lempeng tektonik dapat menghasilkan arus elektromagnetik yang mendorong oarfish dan ikan laut dalam lainnya seperti dealfish, ribbonfish, dan unicorn creshfish menuju perairan dangkal.

    Oarfish pertama kali dideskripsikan pada 1772. Pertemuan langka dengan penyelam dan tangkapan tidak disengaja telah memberikan sedikit informasi perilaku dan ekologi ikan ini.

    Oarfish sering berada pada kedalaman signifikan hingga 1.000 meter. Para ilmuwan percaya mereka bermigrasi ke Laut Jepang di Arus Tsushima. Beberapa tim peneliti telah merekam video oarfish hidup dalam beberapa tahun terakhir.

    Anggota terbesar dari spesies oarfish, yakni giant oarfish, dapat tumbuh hingga 11 meter. Itulah mengapa mereka sering diidentifikasi sebagai ular laut, padahal berbeda.

    Secara keseluruhan, Orihara dan rekan-rekannya menemukan 336 penampakan ikan laut dalam di Jepang antara November 1928 hingga Maret 2011. Tetapi tidak satu pun dari penampakan jadi dalam 30 hari setelah gempa bumi berkekuatan M 7,0 atau lebih besar. Orihara juga tidak dapat menemukan laporan tentang gempa berkekuatan M 6,0 atau lebih besar yang terjadi dalam waktu 10 hari dari pengamatan ikan laut dalam.

    (rns/rns)

  • Ikan ‘Hari Kiamat’ Muncul, Ini Mitos Seram di Baliknya

    Ikan ‘Hari Kiamat’ Muncul, Ini Mitos Seram di Baliknya

    California

    Oarfish adalah spesies ikan yang sangat langka dan jarang menampakkan diri karena tinggal di lautan yang sangat dalam. Makhluk yang satu ini juga sering dijuluki ikan hari kiamat karena menurut kisah yang berasal dari Jepang, kemunculan ikan ini menandakan akan ada bencana, khususnya gempa Bumi.

    Nah, para penyelam dan pendayung di selatan California baru-baru ini dikagetkan dengan kemunculan oarfish yang sudah mati di permukaan air. Selama 125 tahun, tercatat hanya 20 kali ada penampakan oarfish di area itu.

    Penemuan ikan yang dapat tumbuh sampai sepanjang 8 meter ini membuat sekelompok ilmuwan dan tim penjaga pantai bekerja sama untuk membawanya ke fasilitas National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) untuk diteliti lebih lanjut.

    Para ilmuwan masih menyelidiki mengapa ikan oarfish itu bisa terdampar di California. Setiap spesimen yang dikumpulkan memberikan kesempatan unik untuk mempelajari lebih lanjut tentang spesies tersebut.

    Seperti dikutip detikINET dari USA Today, kepercayaan bahwa kemunculan oarfish merupakan pertanda buruk akan datangnya bencana seperti gempa Bumi mulai merebak pada abad ke-17 di Jepang. Ikan yang di Negeri Sakura dikenal dengan nama ryugu no tsukai ini diyakini sebagai pelayan dewa lautan, yaitu Ryujin.

    Dipercayai bahwa ryugu no tsukai atau utusan dari istana dewa laut dikirim dari istana menuju permukaan untuk memperingatkan orang-orang tentang gempa Bumi. Memang ada beberapa penampakan ikan ini yang dilaporkan jelang gempa bumi Tohoku 2011 dan bencana nuklir Fukishima, tapi tak ada bukti ilmiah bahwa kedua peristiwa itu berhubungan.

    “Saya percaya ikan-ikan ini cenderung naik ke permukaan ketika kondisi fisik mereka buruk, naik mengikuti arus air. Itu sebabnya mereka sering mati ketika ditemukan,” kata Hiroyuki Motomura, profesor di Universitas Kagoshima

    Makhluk ini telah beberapa kali terlihat di perairan di seluruh dunia, dengan penampakan yang dilaporkan di California, Maine, New Jersey, Taiwan, dan tentu saja Jepang.

    (fyk/fay)

  • Sempat Bikin Heboh, Jepang Akan Cabut Peringatan Gempa Besar

    Sempat Bikin Heboh, Jepang Akan Cabut Peringatan Gempa Besar

    Jakarta

    Pemerintah Jepang akan mencabut peringatan “gempa besar” pada Kamis sore waktu setempat, jika tidak ada lagi aktivitas seismik besar.

    Peringatan yang dikeluarkan pekan lalu itu telah mendorong ribuan warga Jepang untuk membatalkan liburan dan menimbun kebutuhan pokok, yang menyebabkan rak-rak di beberapa toko kosong.

    “Jika tidak ada perubahan khusus dalam aktivitas seismik atau deformasi kerak bumi yang diamati, pada pukul 17:00 (0800 GMT) hari ini, pemerintah akan mengakhiri seruan untuk perhatian khusus tersebut,” kata Yoshifumi Matsumura, Menteri Negara untuk Penanggulangan Bencana, dilansir kantor berita AFP, Kamis (15/8/2024).

    “Kemungkinan gempa besar belum dapat dikesampingkan,” katanya, seraya mendesak warga untuk secara teratur memeriksa kesiapan mereka “untuk gempa besar yang diperkirakan akan terjadi”.

    Sebelumnya pada Kamis lalu, badan cuaca Jepang mengatakan kemungkinan terjadinya gempa dahsyat “lebih tinggi dari biasanya” setelah terjadinya gempa dengan Magnitudo (M) 7,1, yang melukai 14 orang.

    Peringatan Asosiasi Meteorologi Jepang (JMA) adalah yang pertama berdasarkan peraturan baru yang dibuat setelah gempa bumi, tsunami, dan bencana nuklir tahun 2011 yang menyebabkan sekitar 18.500 orang meninggal atau hilang.

    Tsunami tahun 2011 menyebabkan tiga reaktor di pabrik nuklir Fukushima hancur, yang menyebabkan bencana pascaperang terburuk di Jepang dan kecelakaan nuklir paling serius di dunia sejak Chernobyl.

    Peringatan tersebut menyangkut “zona subduksi” Palung Nankai di antara dua lempeng tektonik di Samudra Pasifik, tempat gempa bumi besar pernah terjadi di masa lalu.

    Palung bawah laut sepanjang 800 kilometer (500 mil) itu membentang dari Shizuoka, ke pesisir Pasifik dari wilayah Tokyo — wilayah perkotaan terbesar di dunia — hingga ujung selatan pulau Kyushu.

    Pada tahun 1707, semua segmen Palung Nankai pecah sekaligus, melepaskan gempa bumi yang tetap menjadi gempa bumi terkuat kedua di negara itu yang pernah tercatat.

    Gempa tersebut — yang juga memicu letusan terakhir Gunung Fuji — diikuti oleh dua gempa besar Nankai pada tahun 1854, dan kemudian dua gempa besar pada tahun 1944 dan 1946.

    Pemerintah Jepang sebelumnya mengatakan gempa besar berikutnya dengan M 8-9 di sepanjang Palung Nankai memiliki kemungkinan sekitar 70 persen terjadi dalam 30 tahun ke depan.

    Dalam skenario terburuk, 300.000 nyawa bisa hilang, menurut perkiraan para ahli. Sementara beberapa teknisi mengatakan kerusakannya bisa mencapai US$13 triliun dengan hancurnya infrastruktur.

    Lihat juga Video ‘Momen Gempa M 7,1 Hantam Jepang’:

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)