Topik: Gempa

  • Gempa M 2,5 Terjadi di Labuan Bajo NTT

    Gempa M 2,5 Terjadi di Labuan Bajo NTT

    Jakarta

    Gempa bumi dengan kekuatan magnitudo (M) 2,5 terjadi di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Gempa itu berada di kedalaman 157 Km.

    “#Gempa Mag:2.5, (37 km BaratLaut LABUANBAJO-NTT),” tulis BMKG di akun X @infoBMKG, Sabtu (25/10/2025).

    Gempa tercatat pada pukul 03.00 WIB. Titik gempa ini berada di 8.36 Lintang Selatan, 119.58 Bujur Timur.

    Hingga kini, belum diketahui dampak dari gempa di Labuan Bajo tersebut.

    “Disclaimer: Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” tulis BMKG.

    (whn/whn)

  • Rotasi Inti Bumi Sempat Berhenti Kemudian Berputar Terbalik

    Rotasi Inti Bumi Sempat Berhenti Kemudian Berputar Terbalik

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah studi menemukan bahwa inti Bumi pernah mengalami penghentian rotasi dan kemudian berputar ke arah berlawanan. Fenomena ini disebut bisa dirasakan oleh manusia.

    Penelitian tersebut dilakukan oleh tim ilmuwan dari Universitas Peking, China. Mereka menemukan adanya perubahan arah perputaran inti Bumi yang terjadi dalam rentang waktu beberapa dekade.

    Menurut laporan yang dikutip dari Popsci, temuan ini diharapkan dapat membantu menjelaskan dinamika bagian dalam planet Bumi serta dampaknya terhadap permukaan.

    Seismolog Yi Yang dan Xiaodong Song, dua penulis penelitian, melakukan pengamatan pada gelombang seismik Bumi. Keduanya melakukan analisa perbedaan bentuk gelombang dan waktu tempuh saat gempa Bumi.

    Mereka melakukan penyelidikan pada peristiwa gempa pada 1990 hingga 2021. Hasilnya cukup mencengangkan.

    Sebelum tahun 2009, rotasi inti Bumi sedikit lebih cepat dari permukaan dan bagian mantel. Namun kemudian pergerakan itu melambat dan sempat berhenti selama beberapa tahun.

    Tim peneliti juga mengatakan hasil temuan mereka bisa dikaitkan dengan pembalikan rotasi inti pada tujuh dekade. Hal tersebut pernah terjadi selama awal 1970-an.

    Menurut mereka, fluktuasi rotasi inti itu sejalan dengan sejumlah perubahan periodik. Ini terjadi dengan adanya interaksi antara lapisan Bumi yang berbeda satu sama lain.

    Sementara itu salah dampak yang dirasakan kejadian ini adalah manusia yang merasakan hari yang panjangnya berubah-ubah.

    Sebagai informasi, inti Bumi terdiri dari dua lapisan, inti luar cair dan padat. Pada bagian yang terakhir dibentuk dari besi yang berputar.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Gempa M 2,5 Terjadi di Labuan Bajo NTT

    Gempa M 3,4 Terjadi di Larantuka NTT

    Jakarta

    Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 3,4 terjadi di Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Gempa ini ada pada kedalaman 255 kilometer.

    “Gempa Mag:3.4 (40 km Barat Laut Larantuka-NTT),” tulis BMKG di akun X, Jumat (24/10/2025).

    Gempa ini dilaporkan terjadi pada pukul 01.22 WIB. Titik koordinat gempa berada di 7,95 lintang selatan dan 122,94 bujur timur.

    “Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” tulis BMKG.

    (fas/fas)

  • BMKG: Gempa Hari Ini Kamis 23 Oktober 2025 Terdeteksi Tiga Kali di Indonesia – Page 3

    BMKG: Gempa Hari Ini Kamis 23 Oktober 2025 Terdeteksi Tiga Kali di Indonesia – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Ketenangan Tanah Air kembali terusik oleh guncangan lindu pada hari ini, Kamis (23/10/2025). Sampai dengan pukul 20.30 WIB, aktivitas seismik di Indonesia mencatat tiga kali gempa hari ini.

    Berdasarkan laporan yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lindu pertama pada hari ini menggetarkan pagi tadi pukul 06:24:16 WIB di wilayah Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku.

    Gempa bumi di Indonesia itu berkekuatan magnitudo 3,4 dengan kedalaman 11 kilometer. Episenter lindu berada pada koordinat titik 3,38 Lintang Selatan (LS)-128,63 Bujur Timur (BT).

    “Pusat gempa berada di darat 7 kilometer barat laut Amalatu,” terang BMKG dilansir Liputan6.com dari laman resminya www.bmkg.go.id, Kamis (23/10/2025).

    Gempa dirasakan Modified Mercalli Intensity (MMI) II-III di Amalatu.

    Kemudian sore tadi pukul 17:37:26 WIB, lindu terjadi di wilayah Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu. Episenter gempa berada pada koordinat titik 4,61 Lintang Selatan (LS)-102,77 Bujur Timur (BT).

    Pusat lindu berada di laut 23 kilometer barat daya Bengkulu Selatan. Gempa dirasakan Modified Mercalli Intensity (MMI) II-III di Manna dan Kedurang. Lindu dilaporkan memiliki kekuatan magnitudo 4,7 dengan kedalaman 33 kilometer.

    Lalu malam tadi pukul 18:46:12 WIB, gempa bumi membuat wilayah Maluku Tenggara, Provinsi Maluku bergetar. Lindu dirasakan Modified Mercalli Intensity (MMI) II di Sorong dan MMI III di Kaimana.

    Gempa di Indonesia tersebut berkekuatan magnitudo 6,1 dengan kedalaman 117 kilometer. Episenter lindu berada pada koordinat titik 6,17 Lintang Selatan (LS)-131,08 Bujur Timur (BT).

    “Gempa tidak berpotensi tsunami,” jelas BMKG.

    Lindu dirasakan Modified Mercalli Intensity (MMI) II di Saumlaki. Pusat gempa berada di laut 192 kilometer barat daya Maluku Tenggara.

    Jembatan Kuning di Palu Roboh akibat gempa

  • Bukan Bumi, NASA Ungkap Asal Usul Emas

    Bukan Bumi, NASA Ungkap Asal Usul Emas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah penelitian menemukan lokasi asal emas. Ternyata lokasinya bukan berasal dari Bumi, melainkan di luar angaksa.

    Temuan ini berasal dari penelitian calon doktor dari Columbia University, Anirud Patel dan Eric Burns dari Louisiana State University bersama sekelompok peneliti lain. Mereka melakukan analisa dengan data dari teleskop NASA dan ESA untuk menelusuri unsur-unsur yang ada di antariksa.

    “Ini adalah pertanyaan fundamental terkait asal usul zat kompleks di alam semesta. Teka-teki seru yang belum pernah dipecahkan,” kata Patel dalam siaran pers NASA.

    Sebagai informasi NASA menjelaskan alam semesta terdiri dari elemen hidrogen, helium, sebagian kecil lithium. Kemudian elemen lebih berat terbentuk di bintang, termasuk besi.

    Namun ditemukan pula terciptanya dan tersebar elemen awal yang lebih berat dari besi, seperti emas yang asal usulnya masih menjadi misteri. Ini ditemukan dalam penelitian yang dipimpin Patel.

    Dari hasil analisa mereka ternyata ditemukan banyak elemen berat pada suar (flare) magnetar dari bintang neutron. Penelitian itu mengungkapkan 10% dari elemen yang lebih berat dari besi berasal dari suar magnetar raksasa.

    Magnetar sendiri sudah ada sejak masa awal terbentuknya alam semesta. Artinya, kemungkinan emas pertama juga tercipta lewat proses tersebut.

    Sementara itu, bintang neutron adalah inti bintang yang meledak yang sangat padat. Kabarnya satu sendok material bintang beratnya mencapai miliaran ton di Bumi.

    Magnetar adalah versi ekstrem dari bintang tersebut dengan kekuatan magnet yang lebih besar. Saat keraknya retak, terjadi peristiwa gempa bintang yang biasanya terjadi bersama dengan letupan radiasi atau suar magnetar raksasa.

    Patel bersama para peneliti lain dengan Brian Matzger juga mengungkapkan cara radiasi suar raksasa terkait elemen berat terbentuk. Diduga terjadi melalui pemrosesan inti atom ringan menjadi inti yang lebih berat dengan proses yang lebih cepat.

    Proton pada inti atom merupakan penentu jenis elemen pada kategorisasi ilmiah, yakni hidrogen hanya memiliki satu proton, helium dua proton, dan lithium dengan tiga proton.

    Inti atom lain, neutron tidak menentukan jenis elemen melainkan tetap berpengaruh dengan massanya. Saat bertambah, atom tidak stabil dan kemudian proses peluruhan radioaktif mengubah neutron menjadi proton sehingga mengubah jenis elemennya.

    Salah satu contohnya adalah perubahan atom emas menjadi merkuri karena adanya penambahan satu proton.

    Sementara itu, pengamatan pada benturan dua bintang neutron tahun 2017 disebut menginfirmasi peristiwa penciptaan emas, platina dan elemen berat lainnya. Namun penggabungan itu tidak terjadi sejak awal alam semesta, membuatnya tidak menjelaskan soal terciptanya emas dan elemen lain.

    Potensi asal usul emas lain ditemukan juga oleh penelitian dari Metzger dan beberapa peneliti dari Ohio State University. Disebutkan emas dapat berasal dari suar magnetar dapat memanas lalu melontarkan kerak bintang neutron pada kecepatan tinggi.

    Burns yang menganalisa data sinar gamma pada suar bintang raksasa, berhasil mengidentifikasi sinyal misterius dari magnetar. Ternyata data dari Desember 2024 itu sama seperti prediksi penelitian Patel.

    Pada sinyal sinar gamma yang terekam 20 tahun lalu membuktikan soal suar magnetar raksasa yang menciptakan elemen berat dan menyebar.

    Kesimpulan itu juga didukung dari data misi Matahari NASA, RHESSI atau Reuven Ramaty High Energy Solar Spectroscopic Imager dan satelit Wind.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Rotasi Bumi Berubah Drastis Gara-gara China, NASA Buka Suara

    Rotasi Bumi Berubah Drastis Gara-gara China, NASA Buka Suara

    Jakarta, CNBC Indonesia – NASA buka-bukaan fakta soal perubahan rotasi Bumi. Ternyata penyebabnya adalah bendungan besar yang ada di China. 

    NASA mengatakan distribusi massa yang besar menyebabkan perubahan rotasi. Namun, kejadian ini berdampak sangat kecil pada momen inersia planet.

    Sebagai informasi, inersia planet adalah kecenderungan planet untuk mempertahankan keadaan geraknya, baik dalam kondisi bergerak maupun diam. 

    Adapun distribusi massa dari bendungan di China membuat perubahan pada waktu satu hari di Bumi. Bendungan itu berhasil menambah 0,06 detik dalam sehari, dikutip dari IFL Science, Kamis (23/10/2025).

    Sebagai informasi, penyebab distribusi massa juga bisa terjadi karena gempa yang disebabkan bergesernya lempeng tektonik. Salah satunya pada gempa di Samudera Hindia tahun 2004.

    Dengan teori yang sama, pergeseran air juga memicu fenomena tersebut. Hal ini yang menjadi alasan bendungan di China memicu perubahan rotasi Bumi.

    Lokasi bendungan hidroelektronik itu berada di provinsi Hubei yang ada di sepanjang Sungai Yangtze. Alirannya berasal dari Qutangzia, Wuxia, dan Xillingxia.

    Ahli geofisika dari Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA, Benjamin Fong Chao mengatakan ada 40 kilometer kubik dalam bendungan tersebut. Pergerakan yang besar mampu mengubah panjang satu hari.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Gempa Hari Ini Rabu 22 Oktober 2025 Membuat Wilayah Buru Selatan Maluku Bergetar – Page 3

    Gempa Hari Ini Rabu 22 Oktober 2025 Membuat Wilayah Buru Selatan Maluku Bergetar – Page 3

    Tanggap Bencana Gempa Bumi

    Meski tak bisa dicegah, gempa bumi adalah bencana yang bisa dihadapi. Salah satu cara menghadapi gempa bumi adalah tanggap akan bencana gempa bumi.

    Contoh tanggap gempa bumi adalah mengetahui prosedur evakuasi dan mematuhi pedoman keselamatan ketika bencana ini datang.

    Menurut BNPB, gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, akitivitas gunung api atau runtuhan batuan.

    Menurut BMKG, gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.

    Menurut WHO, gempa bumi adalah guncangan hebat dan tiba-tiba dari tanah, yang disebabkan oleh pergerakan antara lempeng tektonik di sepanjang garis patahan di kerak bumi.

    Gempa bumi dapat mengakibatkan goncangan tanah, likuifaksi tanah, tanah longsor, retakan, longsoran, kebakaran dan tsunami.

  • Gempa M 2,5 Terjadi di Labuan Bajo NTT

    Gempa Darat M 4,9 Guncang Way Kanan Lampung

    Jakarta

    Gempa berkekuatan magnitudo (M) 4,9 terjadi di Kabupaten Way Kanan, Lampung. Gempa terjadi di darat.

    BMKG melaporkan gempa terjadi, Selasa (22/10/2025), pukul 02.03 WIB. Gempa terjadi pada kedalaman 161 kilometer.

    “31 km Barat Daya Way Kanan-Lampung,” tulis @infoBMKG.

    Titik koordinat gempa tercatat 4,77 lintang selatan (LS) dan 104,41 bujur timur (TB). Sampai saat ini belum ada informasi terkait dampak gempa tersebut.

    “Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” lanjut BMKG.

    (maa/maa)

  • Aktivitas Vulkanik Menurun, Status Gunung Lokon di Tomohon Diturunkan ke Level Waspada

    Aktivitas Vulkanik Menurun, Status Gunung Lokon di Tomohon Diturunkan ke Level Waspada

    Liputan6.com, Jakarta – Aktivitas vulkanik Gunung Lokon di Kota Tomohon menunjukkan tanda-tanda penurunan. Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) secara resmi menurunkan status gunung tersebut dari Level III (Siaga) menjadi Level II (Waspada) terhitung mulai Selasa, (21/10/2025), pukul 12.00 WITA.

    Meski begitu, masyarakat di sekitar gunung diimbau tidak menurunkan kewaspadaan. Dalam laporan resminya, Badan Geologi menegaskan bahwa potensi erupsi freatik (letusan akibat kontak uap air dan magma) masih dapat terjadi sewaktu-waktu, bahkan tanpa tanda peningkatan aktivitas yang signifikan.

    “Penurunan status bukan berarti aktivitas Gunung Lokon sepenuhnya berhenti. Erupsi freatik bisa muncul tiba-tiba dengan atau tanpa gejala awal,” tulis Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, dalam laporan resmi pada Selasa (21/10/2025).

    Pengamatan visual pada 1-20 Oktober 2025 menunjukkan asap kawah berwarna putih tipis hingga sedang dengan tinggi sekitar 30 meter dari puncak kawah Tompaluan. Kegempaan juga menurun bertahap: hanya tercatat 1 kali gempa vulkanik dangkal, 1 kali gempa vulkanik dalam, dan 2 kali gempa hembusan per hari menjelang akhir periode.

    Data RSAM (Real-time Seismic Amplitude Measurement) juga memperlihatkan tren penurunan energi, menandakan berkurangnya tekanan di bagian dangkal gunung. Namun, pelepasan gas dari permukaan masih terus terekam.

     

  • Gempa M 2,5 Terjadi di Labuan Bajo NTT

    Gempa M 4,4 Terjadi di Sarmi Papua

    Jakarta

    Gempa berkekuatan magnitudo (M) 4,4 terjadi di Sarmi Papua. Kedalaman gempa 16 Km.

    Melalui akun X nya, BMKG menyampaikan gempa terjadi pada Selasa (21/10/2025) pukul 01.50 WIB. Gempa berada pada 66 Km Barat Lait Sarmi Papua.

    “Gempa Mag:4,4,” tulis BMKG.

    Titik koordinat gempa berada pada 1,90 Lintang Selatan dan 139,01 Bujur Timur. BMKG menyampaikan informasi gempa dapat berubah seiring kelengkapan data.

    “Disclaimer:Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” imbuhnya.

    (dek/dek)