Topik: Gempa

  • BMKG Siapkan Posko Info Cuaca di 38 Provinsi Dukung Nataru Lancar

    BMKG Siapkan Posko Info Cuaca di 38 Provinsi Dukung Nataru Lancar

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyiapkan posko di seluruh Indonesia atau 38 provinsi untuk mendukung kelancaran mudik Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (nataru) dengan beragam informasi cuaca terkini.

    “Posko kami ada 38 di setiap stasiun BMKG di 38 provinsi, kami juga ada posko gabungan di 13 pelabuhan dan posko gabungan di 96 bandara,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat menyampaikan pemaparan dalam rapat kerja (raker) Komisi V tentang kesiapan infrastruktur dan transportasi dalam rangka Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 di kompleks parlemen, Jakarta, Rabu (4/12/2024) dilansir Antara.

    Selain di tingkat daerah, Dwikorita menyampaikan, BMKG juga mendukung nataru dengan menyediakan posko di tingkat nasional yang bertempat di kantor pusat BMKG, posko bersama Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan posko dengan kantor ASDP di dermaga II pelabuhan Merak.

    Lebih lanjut ia mengatakan, posko-posko BMKG tersebut akan dilengkapi 1.200 alat monitoring cuaca untuk mendukung nataru. “Kami menyiapkan dengan menyiagakan ribuan alat monitoring,” kata dia.

    Berikutnya, ada radar cuaca serta 1.200 peralatan automatic weather station (AWS) untuk mengukur dan mencatat parameter-parameter meteorologi secara otomatis, dan ratusan alat pendeteksi gempa.

    Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menekankan pentingnya kesiapan pemerintah dalam menyambut libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.

    “Libur Natal dan Tahun Baru adalah momentum besar, dan kita harus memastikan arus mudik, baik itu arus pergi maupun arus balik bisa berjalan lancar, aman, tertib, dan nyaman,” ujar Pratikno.

    Untuk itu, BMKG menyiapkan posko di 38 provinsi untuk mendukung kelancaran mudik nataru dengan beragam informasi cuaca terkini.

  • Jejak-jejak pilkada di lereng Karangetang

    Jejak-jejak pilkada di lereng Karangetang

    Manado (ANTARA) – Senin, 25 November 2024, terlihat riuh di Gudang logistik pilkada Kabupaten Kepulauan Sitaro.Kira-kira sepelempar batu jaraknya dari Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang ada di Ondong, Pulau Siau.

    Matahari cukup panas membakar. Kala itu, hampir pukul 12.15 WITA. Terlihat ramai. Orang lalu lalang. Ada juga beberapa kelompok orang berdiri dekat gudang logistik yang berdempetan dengan Kantor BPJS Kesehatan Sitaro tersebut.

    Di dekat pintu masuk tampak personel KPU, sebelahnya lagi dari bawaslu. Ada juga beberapa personel polisi di situ. Kelompok yang sedikit besar berada di simpang tiga menuju kantor pemerintahan Kabupaten Kepulauan Sitaro. Sekitar belasan personel berbaju loreng berjaga dekat deretan truk yang berisi logistik.

    Masih tersisa satu truk yang belum terisi dengan logistik. Beberapa orang termasuk kernet memasuki gudang, memikul, kemudian memberikan kepada satu orang yang sudah menunggu di atas truk.

    Tak sampai berapa lama, truk terakhir dipenuhi dengan kotak suara, bilik suara, serta beberapa logistik lainnya.

    “Ini adalah hari terakhir pendistribusian logistik baik di daratan atau kepulauan,” kata Komisioner KPU Sitaro, Fidel Malumbot kala itu.

    Memang, masih ada satu hari tersisa sebelum hari pencoblosan. Tapi di sisa waktu tersebut masih bisa dimanfaatkan untuk melengkapi apabila masih ada kampung atau kelurahan yang logistik pilkada kurang.

    “Tak lama lagi truk-truk akan membawa logistik ke setiap kampung ataupun kelurahan,” kata Fidel sambil mengelap bulir-bulir keringat yang turun di dahinya.

    Kira-kira hampir pukul 13.00 wita, deretan kendaraan truk bergerak. Di depan iring-iringan dikawal personel TNI-Polri. Beberapa personel KPU dan Bawaslu juga ikut serta.

    Iring-iringan kemudian berpisah di persimpangan dekat Kampung Pehe, Kecamatan Siau Barat. Dari kampung dekat pelabuhan Pehe ini tampak megah berdiri Gunung Karangetang.

    Sepenggal fakta tentang Gunung Karangetang

    Gunung api aktif Karangetang berada di Pulau Siau. Bila erupsi, leleran lava turun perlahan dari puncak kawah berbentuk kerucut. Oleh petugas Pos Pengamatan Gunung Api, gunung bertipe stratovolcano tersebut memiliki dua kawah. Kawah utama (selatan) dan kawah kedua (utara).

    Tanggal 8 Februari 2023 gunung setinggi 1.784 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu meletus, memuntahkan lava pijar. Statusnya ditingkatkan dari waspada level dua menjadi siaga level tiga.

    Erupsi terjadi dari kawah utama dan mengeluarkan leleran lava mengarah ke barat daya dan selatan, dengan jarak luncur mencapai sekitar 2.000 meter.

    Setelah diturunkan statusnya ke waspada pada 26 April 2023, di bulan berikutnya, 19 Mei 2023 aktivitas kembali meningkat menjadi siaga. Terakhir, statusnya diturunkan menjadi waspada tanggal 29 November 2023 pukul 16:00 WITA.

    Aktivitas vulkanik kembali dinaikkan pada tanggal 11 November 2024 setelah dipicu peningkatan serentetan gempa vulkanik.

    Kelihatan dari jauh sebelum kapal sandar di Pelabuhan Ondong-Siau, tubuh gunung tampak kecoklatan mulai dari puncak hingga lereng. Tergambar tegas guratan-guratan kasar dari puncak kawah membentuk sungai atau kali.

    Material vulkanik yang ada di puncak atau pun badan gunung kadang meluncur deras mengikuti lintasan kali/sungai yang dekat dengan permukiman warga.

    Di Pulau Siau, warga tinggal di enam kecamatan yang membagi wilayah lereng gunung api tersebut.

    Kecamatan itu adalah Kecamatan Siau Barat (tiga kelurahan, sembilan kampung), Siau Barat Selatan (tujuh kampung), Siau Barat Utara (delapan kampung), Siau Tengah (empat kampung), Siau Timur (lima kelurahan/11 kampung) dan sebagian Siau Timur Selatan (14 kampung).

    Tak mudah menjangkau Sibarut

    Saya dan seorang teman dari media online mengekor kendaraan truk yang terakhir terisi logistik menuju ke Kecamatan Siau Barat Utara (Sibarut). Kami menumpang kendaraan Komisioner KPU Sitaro, Fidel Malumbot.

    Duduk di sebelah Komisioner Fidel, seorang anggota polisi yang bertugas sebagai pengamanan sekaligus mengambil peran untuk mengendarai mobil.

    Kendaraan meluncur pelan dari Kampung Pehe. Menjajal aspal yang permukaannya mulai terkelupas. Ini pengalaman pertama saya dan teman media, Benyamin, menyusuri delapan kampung di Sibarut.

    Dalam bayangan kami, perjalanan distribusi logistik ke Sibarut akan berlangsung mudah. Kendaraan bisa langsung sandar di tempat penitipan logistik, sebelum dibawa ke TPS keesokan harinya.

    Logistik pertama diturunkan di Kampung Mini. Beberapa orang mulai membawa logistik dengan cara dipikul karena harus melewati jalan setapak dan menajak.

    Di kampung ini ternyata baru permulaan dari tantangan yang memicu adrenalin. Selain jalannya mulai sempit, iring-iringan kendaraan roda dua dan empat beberapa kali melewati sungai yang menjadi tempat perlintasan material vulkanik yang runtuh atau terbawa hujan dari puncak kawah Karangetang.

    “Ngeri juga. Tapi bagaimana dengan personel petugas pemungutan suara, kelompok penyelenggara pemungutan suara, bawaslu, panwaslu, TNI-Polri yang terus melakukan pengawasan saban hari melewati sungai?” saya bergumam.

    Tak hanya sempit, jalan juga menanjak dengan kelok yang sedikit ekstrem. Jauh sebelum tikungan, klakson panjang sudah harus dibunyikan. Kendaraan tak bisa dipacu cepat.

    Saat di tanjakan, kami was-was, khawatir truk di depan tak bisa menjajal tanjakan dengan sudut kemiringan lebih 45 derajat. Sesekali nafas seperti tertahan.

    Saya dan Benyamin baru bisa bernafas lega ketika rombongan berhenti di Kampung Kawahang. Beberapa petugas didampingi PPK, PPS, TNI/Polri kembali memikul logistik menuju ke sekretariat PPS.

    Beberapa jam sebelumnya, selepas dari Kampung Mini, kami melewati rute menantang Kampung Kinali, Kampung Hiung, Kampung Kiawang. Di sisi kiri dan kanan jalan, tampak hijau rimbun pohon pala. Daun kelapa menari-nari di tiup angin laut.

    “Kami memberikan apresiasi kepada semua pihak yang membawa logistik untuk pilkada. Meski sulit, tapi bisa dijangkau,” kata Kepala Kampung Kinali, Pitro Jacobus.

    Menurut Pitro, di Kampung Kinali hanya ada satu Tempat Pemungutan Suara (TPS) dengan jumlah pemilih sebanyak 302 orang. Dia pun mengajak semua warga yang menggunakan hak pilih datang ke TPS di tanggal 27 November 2024.

    Saya dan Benyamin tak sempat ikut rombongan membawa logistik ke Kampung Winangun. Rutenya menanjak. Logistik harus dibawa menggunakan motor. Bilik suara yang awalnya berukuran panjang harus dilipat.

    Ternyata cerita distribusi logistik belum usai. Perjalanan masih harus dilanjutkan ke Kampung Batu Bulan. Kami pun kembali menyusuri jalan sempit, berkelok dan menanjak.

    “Le (nama panggilan saya), torang (kita) akan melewati jalur lahar yang sewaktu-waktu bisa meluncur cepat jika runtuh dari puncak Gunung Karangetang,” kata Fidel.

    Fidel bercerita, akses jalan menuju Kampung Batubulan pernah putus diterjang material vulkanik yang meluncur dari Karangetang.

    Pada saat membawa logistik pemilu Februari 2024 lalu, harus dipikul. Kondisi jalan berbahaya. Apalagi saat itu dalam kondisi hujan.

    “Tapi bersyukur semua itu bisa terlewati. Salut kepada semua pihak,” katanya menambahkan.

    Saat kendaraan melintasi jalur lahar, masih tampak berkas-berkas pengecoran. Tulang-tulang besi masih terlihat. Jalur lahar tampak bersih.

    “Kita sudah sampai di Kampung Batubulan,” kata Fidel.

    Kami turun. Logistik kembali harus dipikul menuju ke PPS. Kondisi jalan tak mulus. Selain berlubang, menonjol bebatuan ke permukaan, dan sedikit menanjak. Beberapa personel TNI/Polri menggunakan motor mengemudi harus dengan berhati-hati.

    Saya juga harus meletakkan kedua tangan di bahu seorang polisi untuk menjaga keseimbangan saat menjajal medan ekstrem dengan motor.

    “Kami sebagai PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan) Sibarut memang harus bertanggung jawab memastikan logistik tiba di lokasi meskipun harus berhadapan dengan medan yang cukup berat,” kata PPK Sibarut, Christoph Lawendatu.

    Perjalanan akhirnya disudahi di Kampung Batubulan. Saya dan Benyamin tak sempat pergi ke Kampung Nameng karena aksesnya harus melalui Kecamatan Siau Timur. Tak ada akses jalan dari Kampung Batubulan.

    Dalam perjalanan pulang, pejuang-pejuang penyelenggara pilkada menyempatkan foto bersama di jalur lahar Batubulan. Mereka tertawa lepas, melupakan lelah dan penat, untuk sebuah tanggung jawab menyukseskan pilkada di delapan kampung yang ada di lereng Gunung Karangetang.

    “Kami optimistis angka partisipasi pemilih pada pilkada kali ini bisa mencapai 87 persen persen dibandingkan saat pemilu lalu sebesar 81 persen,” kata Anggota KPU Sitaro, Ficri Lahansang.

    Editor: Slamet Hadi Purnomo
    Copyright © ANTARA 2024

  • 20 Tahun Setelah Tsunami Aceh, Kok Bisa Banyak Masjid Selamat?

    20 Tahun Setelah Tsunami Aceh, Kok Bisa Banyak Masjid Selamat?

    Jakarta: Sudah 20 tahun setelah tsunami Aceh yang cukup berkenan di hati dan benak rakyat Indonesia.

    Pada 26 Desember 2004, gempa bumi berkekuatan 9,1-9,3 Mw diikuti tsunami menghantam Aceh dan negara-negara di sekitar Samudra Hindia, menimbulkan kerusakan besar dan menelan sekitar 227.898 korban jiwa di 14 negara.

    Di tengah kehancuran, banyak masjid di Aceh tetap berdiri kokoh dan menjadi tempat berlindung bagi warga.

    Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh, misalnya, tidak hancur akibat tsunami, memunculkan interpretasi bahwa masjid tersebut memiliki perlindungan ilahi, benarkah?

    Yuk simak, mengapa begitu banyak masjid selamat dari amukan tsunami.
     
    Konstruksi Masjid yang Kokoh

    Foto: Bangunan Setelah Tsunami Aceh, 2004. (Michael L. Bak)

    Salah satu alasan utama mengapa banyak masjid di Aceh selamat dari tsunami adalah kualitas konstruksinya yang sangat kuat.

    Masjid-masjid seperti Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh dibangun dengan bahan dan teknik konstruksi yang lebih baik dibandingkan bangunan-bangunan lain di sekitarnya, yang kebanyakan menggunakan material berkualitas rendah dan tidak tahan bencana.

    Menurut Mirza Irwansyah, seorang ahli arsitektur dari Universitas Syiah Kuala, setidaknya 27 masjid di Banda Aceh selamat dari tsunami, dan sering kali menjadi satu-satunya bangunan yang tetap berdiri di lingkungan tersebut.

    Mirza menyebutkan bahwa masjid-masjid ini bertahan terutama karena konstruksi mereka yang solid dibandingkan dengan bangunan di sekitarnya, yang sebagian besar menggunakan bahan berkualitas rendah.

    Gambar: Banda Aceh, abad 18. (Perpustakaan Nasional Belanda)

    Masjid Raya Baiturrahman, misalnya, awalnya dibangun pada masa Kesultanan Aceh dan kemudian dibakar oleh kolonial Belanda saat perang Aceh.

    Masjid ini kemudian dibangun kembali oleh Belanda pada tahun 1879 dan selesai pada tahun 1881. Dirancang dengan fondasi yang sangat kuat, sehingga mampu menahan terjangan tsunami.

    Foto: Dua Anak bermain di kubah Masjid yang hanyut oleh tsunami. (ANTARA PHOTO/Irwansyah Putra/wsj)

    Selain itu, penggunaan struktur yang kokoh dan bahan bangunan yang tahan terhadap getaran turut berperan besar dalam keselamatannya.

    Menurut Mirza Irwansyah, masjid dan gereja dibangun oleh lembaga amal, sehingga lebih kecil kemungkinannya untuk ditipu oleh kontraktor korup yang menggunakan bahan berkualitas rendah pada rumah dan bangunan biasa demi menghemat biaya, melansir The National News, 2014.

    Baca Juga:
    Museum Tsunami Aceh Raih Penghargaan Museum Komunikatif

    Jakarta: Sudah 20 tahun setelah tsunami Aceh yang cukup berkenan di hati dan benak rakyat Indonesia.
     
    Pada 26 Desember 2004, gempa bumi berkekuatan 9,1-9,3 Mw diikuti tsunami menghantam Aceh dan negara-negara di sekitar Samudra Hindia, menimbulkan kerusakan besar dan menelan sekitar 227.898 korban jiwa di 14 negara.
     
    Di tengah kehancuran, banyak masjid di Aceh tetap berdiri kokoh dan menjadi tempat berlindung bagi warga.
    Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh, misalnya, tidak hancur akibat tsunami, memunculkan interpretasi bahwa masjid tersebut memiliki perlindungan ilahi, benarkah?
     
    Yuk simak, mengapa begitu banyak masjid selamat dari amukan tsunami.
     
    Konstruksi Masjid yang Kokoh

    Foto: Bangunan Setelah Tsunami Aceh, 2004. (Michael L. Bak)
     
    Salah satu alasan utama mengapa banyak masjid di Aceh selamat dari tsunami adalah kualitas konstruksinya yang sangat kuat.
     
    Masjid-masjid seperti Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh dibangun dengan bahan dan teknik konstruksi yang lebih baik dibandingkan bangunan-bangunan lain di sekitarnya, yang kebanyakan menggunakan material berkualitas rendah dan tidak tahan bencana.
     
    Menurut Mirza Irwansyah, seorang ahli arsitektur dari Universitas Syiah Kuala, setidaknya 27 masjid di Banda Aceh selamat dari tsunami, dan sering kali menjadi satu-satunya bangunan yang tetap berdiri di lingkungan tersebut.
     
    Mirza menyebutkan bahwa masjid-masjid ini bertahan terutama karena konstruksi mereka yang solid dibandingkan dengan bangunan di sekitarnya, yang sebagian besar menggunakan bahan berkualitas rendah.
     

    Gambar: Banda Aceh, abad 18. (Perpustakaan Nasional Belanda)
     
    Masjid Raya Baiturrahman, misalnya, awalnya dibangun pada masa Kesultanan Aceh dan kemudian dibakar oleh kolonial Belanda saat perang Aceh.
     
    Masjid ini kemudian dibangun kembali oleh Belanda pada tahun 1879 dan selesai pada tahun 1881. Dirancang dengan fondasi yang sangat kuat, sehingga mampu menahan terjangan tsunami.
     

    Foto: Dua Anak bermain di kubah Masjid yang hanyut oleh tsunami. (ANTARA PHOTO/Irwansyah Putra/wsj)
     
    Selain itu, penggunaan struktur yang kokoh dan bahan bangunan yang tahan terhadap getaran turut berperan besar dalam keselamatannya.
     
    Menurut Mirza Irwansyah, masjid dan gereja dibangun oleh lembaga amal, sehingga lebih kecil kemungkinannya untuk ditipu oleh kontraktor korup yang menggunakan bahan berkualitas rendah pada rumah dan bangunan biasa demi menghemat biaya, melansir The National News, 2014.
     
    Baca Juga:
    Museum Tsunami Aceh Raih Penghargaan Museum Komunikatif
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (SUR)

  • Pembentukan BPBD Ditargetkan Rampung Tahun 2025

    Pembentukan BPBD Ditargetkan Rampung Tahun 2025

    JABAR EKSPRES – Akselerasi pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sangat diperlukan Kota Bandung. Hal ini sebagai bentuk kewaspadaan dan upaya mitigasi ditengah rentannya Kota Kembang dilanda bencana.

    Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung, A Koswara menuturkan, hadirnya BPBD di Kota Kembang ditargetkan rampung pada tahun 2025. Dirinya menyebut, proses pembentukan BPBD tengah masuk dalam tahapan program legislasi daerah.

    “Untuk pembentukan BPBD sendiri sudah masuk Prolegda dan perda. Insyaallah tahun depan BPBD sudah ada,“ katanya kepada awak media, Selasa (3/12).

    BACA JUGA:Spoiler One Piece Chapter 1133: Gaban Kembali dengan Rencana Besar untuk Luffy! Pohon Adam Sebar Zat yang Membahayakan Dunia?

    Nantinya, baik BPBD maupun Dinas Kebakaran akan menjadi kelembagaan yang terpisah. Kedua elemen pemerintahan tersebut bakal memiliki tupoksi yang berbeda terkait kebencanaan.

    “BPBD tidak akan menggantikan Diskar PB, tapi berdiri sebagai lembaga terpisah,” katanya.

    Bakal hadirnya BPBD disambut positif oleh Penyelidik Bumi Madya Badan Geologi, Supartoyo. Menurutnya, Kota Bandung sebagai wilayah yang berada area cekungan sangat rentan dilanda sebuah bencana.

    BACA JUGA:Diduga jadi Penyebab Banjir di Cimanggung, DPRD Sumedang Tegur Pengembang Perumahan

    Terlebih sesar-sesar yang berada di sekeliling Kota Kembang menjadi ancaman nyata terkait gempa bumi yang diprediksi bakal melanda Kota Bandung.

    “Pemerintah daerah harus memperhatikan sesar-sesar ini. Melakukan identifikasi dan pemetaan. Dengan hadirnya BPBD, PR ini saya rasa bakal terlaksana, dengan hadirnya lembaga yang fokus dalam hal kebencanaan,” katanya.

    Dirinya berharap, upaya mitigasi bisa langsung dilakukan oleh Pemkot Bandung. Hal ini guna timbul pemahaman kepada masyarakat perihal menghadapi sebuah bencana.

    “Upaya mitigasi kebencanaan baik gempa, banjir, longsor ini sangat penting. Agar masyarakat mengerti dan paham dalam menghadapi sebuah bencana,” pungkasnya. (Dam)

  • Hadapi Risiko Bencana, Lindungi Harta Benda Anda dengan Asuransi Griya Proteksi Maksima dari BRI

    Hadapi Risiko Bencana, Lindungi Harta Benda Anda dengan Asuransi Griya Proteksi Maksima dari BRI

    Jakarta, Beritasatu.com – Bencana alam, kebakaran, dan berbagai risiko lain bisa datang tanpa terduga dan membahayakan aset berharga, termasuk tempat tinggal Anda. 

    Kerugian yang ditimbulkan tak hanya dapat berdampak pada materi, tetapi juga mengganggu stabilitas finansial Anda. Untuk itu, memiliki perlindungan yang tepat menjadi langkah penting dalam menjaga aset dan harta benda dari potensi kerusakan atau kehilangan.

    Asuransi Griya Proteksi Maksima memberikan jaminan atas berbagai kerusakan material, seperti kebakaran, petir, ledakan asap, dan berbagai dampak kecelakaan lainnya yang bisa terjadi pada harta benda atau tempat tinggal Anda. Selain kerusakan materi, risiko kehilangan nyawa atau cacat tetap akibat bencana juga ditanggung dengan pemberian santunan biaya pengobatan serta perawatan medis. 

    Sementara, bila objek pertanggungan mengalami kerugian yang dijamin polis dan sudah tidak layak dihuni, Asuransi Griya Proteksi Maksima akan memberikan bantuan sewa.

    Untuk perlindungan hukum, Asuransi Griya Proteksi Maksima dari BRI memberikan jaminan kerugian atas kerusakan fisik atau materi akibat kerugian yang dijamin dalam polis. Jaminan yang diberikan berupa biaya kepada tertanggung dengan nilai setinggi-tingginya sesuai dengan santunan yang tercantum pada polis.

    Pembayaran santunan diberikan atas dasar surat tuntutan dari pihak ketiga dengan rate premi yang berbeda-beda. Untuk Griya Proteksi Maksima Silver akan mendapatkan santunan sebesar 0,294 persen. Premi ini berlaku khusus untuk obyek pertanggungan yang mengalami kerusakan akibat kebakaran, petir, ledakan, kejatuhan pesawat terbang, asap, dan semacamnya.

    Untuk Proteksi Maksima Gold akan diberikan 1,5 persen jika mengalami bencana alam (banjir, angin topan, badai, dan kerusakan akibat air), pengrusakan (kerusuhan, pemogokan, penghalangan bekerja, dan perbuatan kriminal), serta terorisme dan sabotase. Premi ini juga memberikan jaminan untuk santunan duka meninggal dunia dan rawat inap maksimal 30 hari serta bantuan sewa rumah.

    Terakhir, Griya Proteksi Maksima Platinum yang memberikan penggantian sebesar 2,25 persen. Premi ini mencakup hampir seluruh jaminan secara komprehensif, bahkan untuk gempa bumi, letusan gunung merapi, hingga tsunami. Anda akan mendapatkan 100 persen dari nilai pertanggungan yang diberikan.

    Untuk memberikan keamanan berganda, Anda juga dapat melindungi surat-surat berharga dengan mengandalkan safety deposit box (SDB) dari BRI Private dan BRI Prioritas. Pilihan ini merupakan salah satu cara yang efektif untuk menjaga keamanan dokumen dalam kotak penyimpanan khusus berbahan baja.

    SDB bahkan disimpan dalam ruang khazanah yang kokoh dan tahan api untuk menjamin perlindungan kepada dokumen Anda.

    Ada beberapa ukuran yang dapat dipilih, mulai dari Tipe A (3x5x24 inci), Tipe B (3x10x24 inci), Tipe C (5x10x24 inci), Tipe  D (10x10x24 inci), dan Tipe E (15x10x24 inci). Untuk menggunakan layanan SDB, Anda dapat langsung mendatangi Sentra Layanan Prioritas dan Private di BRI.

    Jadi, tunggu apa lagi? Segera jadi member Asuransi Griya Proteksi Maksima dari BRI. Dengan biaya polis mulai dari Rp 50.000, Anda bisa mendapatkan perlindungan untuk harta benda dari bencana yang tak terduga.

    Promo Asuransi Griya Proteksi Maksima dan SBD dari BRI berlaku mulai 26 September 2024 dan tanpa batas waktu. Jangan lupa untuk segera kunjungi BRI di seluruh Indonesia untuk mendapatkan informasi lebih lengkap atau kunjungi laman ini untuk keterangan lebih lanjut.

  • Perkuat Mitigasi, BIG Miliki Stasiun Pasang Surut Lebih Cepat Deteksi Tsunami – Page 3

    Perkuat Mitigasi, BIG Miliki Stasiun Pasang Surut Lebih Cepat Deteksi Tsunami – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Badan Informasi Geospasial (BIG) tahun ini telah menambah 24 stasiun pasang surut (pasut) untuk memperkuat sistem peringatan dini tsunami di Tanah Air.

    Dengan demikian, BIG kini memiliki total 290 stasiun pasang surut air laut atau tide gauge yang tersebar berbagai pulau di Indonesia.

    Kepala BIG, Muh Aris Marfai, mengatakan penambahan stasiun pasut ini dalam upaya memperkuat mitigasi peringatan dini tsunami di Indonesia.

    “Pasut fungsi utamanya untuk referensi ketika pemetaan juga untuk Tsunami Early Warning System serta banjir rob. Sekarang kami punya 290 pasut, terpasang di setiap pelabuhan,” kata Kepala BIG, Muh Aris Marfai, disela workshop internasional di Bogor, Senin (2/12/2024).

    Meskipun sistem alat ini sama dengan yang digunakan di sejumlah negara lain, namun stasiun pasang surut yang dimiliki BIG lebih unggul. Selain jauh lebih cepat mengirim data hingga per lima detik, juga dapat beroperasi selama tujuh hari non stop secara real time.

    “Ketika terjadi gempa di laut dan ada potensi tsunami, alat ini bisa mendeteksi dengan cepat dan mengirim data per 5 detik. Data ini nantinya langsung terkoneksi ke BMKG,” terangnya.

    Plt Direktur Sistem Referensi Geospasial, Bayu Triyogo Widyantoro mengatakan, Indonesia membutuhkan lebih banyak stasiun pasang surut untuk memperkuat jaringan sistem peringatan dini tsunami.

    Sebab, letak geografis Indonesia berada di titik pertemuan dari tiga lempeng tektonik besar, yaitu Lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Kondisi ini membuat wilayah Indonesia rawan gempa bumi, yang memicu tsunami.

    “Selama ini alat pasut yang dipasang jaraknya berjauhan, karena berdiri di atas platform pelabuhan milik Kemenhub, Pelindo, dan TNI Angkatan Laut,” kata dia.

     

  • Benua Afrika Terbelah Dua, Retakan Bumi Makin Jelas

    Benua Afrika Terbelah Dua, Retakan Bumi Makin Jelas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Benua Afrika mengalami fenomena retakan tanah tidak biasa yang membuat permukaannya terbelah menjadi dua.

    Para ilmuwan memprediksi, retakan di Afrika akan membentuk pulau raksasa baru di wilayah tersebut di masa depan.

    Retakan itu disebut sebagai East African Rift (EAR), terbentang sepanjang 6.400 kilometer, dan terlihat jelas di wilayah bagian timur Afrika.

    Retakan juga diperkirakan akan terus terjadi sepanjang beberapa juta tahun sehingga pada akhirnya membuat Afrika terbelah menjadi dua bagian.

    Namun retakan seismik ini bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan karena dijadwalkan akan memakan waktu puluhan juta tahun.

    Fenomena ini berbeda dengan retakan yang biasanya terjadi, yakni dikarenakan pergeseran tektonik yang saling menjauh sehingga membuat lapisan kerak Bumi dan mantel Bumi atau Litosfer saling terpisah.

    Sementara itu, EAR terjadi karena adanya gerakan tegak lurus dan paralel. Jadi, permukaan Bumi seperti dirobek ke semua arah, demikian dikutip CNBC Indonesia dari Science Alert, Senin (2/12/2024).

    Selain itu, fenomena juga disebut akan membuat Afrika akan sering diguncang gempa. Struktur batu pada wilayah terjadi retakan juga akan sering pecah.

    Namun terbelahnya sebuah daratan bukanlah cerita baru. Sebelumnya retakan pernah membelah benua dan membentuk Samudera Atlantik Selatan ratusan juta tahun lalu.

    Saat itu terjadi, permukaan Afrika terpisah dari Amerika Selatan. Dengan litosfer yang kian menipis membuatnya ambruk dan membentuk lembah. Di sanalah air masuk mengisi ceruk dari magma merembes dari inti Bumi yang membeku.

    Nampaknya hal serupa juga akan terjadi di Afrika di masa depan. Dalam puluhan juta tahun mendatang, dasar laut akan membentuk pada retakan tersebut. Samudra juga akan tersambung nantinya.

    Pada akhirnya luas Afrika akan menyusut dan terdapat pulau besar di Samudra Hindia. Pulau itu merupakan bagian dari wilayah Ethiopia dan Somalia.

    (dem/dem)

  • Ratusan siswa SD ikuti sosialisasi mitigasi bencana

    Ratusan siswa SD ikuti sosialisasi mitigasi bencana

    Jakarta (ANTARA) – Ratusan siswa Sekolah Dasar Swasta (SDS) Angkasa 1 Kelurahan Halim Perdanakusuma, Kecamatan Makasar, mengikuti Sosialisasi Mitigasi Bencana yang dilaksanakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta Timur, Senin.

    Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) BPBD Kota Administrasi Jakarta Timur, Sukendar mengatakan, kegiatan sosialisasi mitigasi bencana itu diikuti oleh 337 peserta yang terdiri atas siswa-siswi dan tenaga pendidik.

    Dalam kegiatan itu, ratusan siswa dan guru diberikan edukasi tentang bencana gempa bumi, teknik evakuasi mandiri gempa bumi dan teknik evakuasi menggunakan tandu.

    Lalu pengenalan alat pertolongan di permukaan air, simulasi gempa bumi dan sosialisasi nomor Darurat Siaga 112 dan media sosial BPBD DKI Jakarta.

    “Dengan kegiatan ini para siswa dan guru SDS Angkasa 1 mendapatkan pengetahuan tentang kebencanaan khususnya bencana gempa bumi,” katanya.

    Selain itu, kata Sukendar, dengan sosialisasi ini diharapkan para guru mempunyai dasar tentang teknik berlindung dan evakuasi menggunakan peralatan.

    Dengan pengetahuan itu, kata dia, diharapkan ketika terjadi bencana, semua peserta tidak panik. Saat terjadi bencana para guru tidak panik dan apa yang terlebih dahulu dilakukan atau saat evakuasi peserta didik.

    “Semoga ilmu yang didapat bisa diketoktularkan kepada keluarga dan kerabat terdekatnya sehingga mengurangi terjadi risiko kecelakaan saat terjadi bencana,” ujarnya.

    Pewarta: Syaiful Hakim
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024

  • PPP Desak Pemkab Jember Atasi Pendangkalan Sungai

    PPP Desak Pemkab Jember Atasi Pendangkalan Sungai

    Jember (beritajatim.com) – Musim hujan tiba dan mengguyur hampir setiap hari. DPRD Kabupaten Jember, Jawa Timur, meminta pemerintah daerah mengambil langkah-langkah agar bencana tidak terjadi dan meluas.

    “Kami mendesak Pemerintah Kabupaten Jember untuk mengantisipasi potensi banjir dan longsor dengan melakukan normalisasi saluran air yang mengalami pendangkalan,” kata Indah Permatasari, juru bicara Fraksi Partai Persatuan Pembangunan.

    PPP juga mendesak Pemerintah Kabupaten Jember untuk memberikan perhatian khusus pada daerah- daerah rawan longsor. “Langkah ini diperlukan untuk meminimalkan risiko bencana yang dapat merugikan masyarakat,” kata Indah.

    Fatmawati, juru bicara Fraksi Partai Nasional Demokrat, mengingatkan soal potensi megathrust atau gempa besar di Jember, termasuk soal bentuk mitigasi bencana, anggaran mitigasi dan respons cepat darurat bencana.

    Tak hanya bencana banjir, Nasdem juga mengingatkan pentingnya antisipasi bencana kebakaran. Fatmawati mempertanyakan kemampuan anggaran Rp 600 juta dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah 2025 untuk menyelamatkan dan mengevakuasi korban kebakaran di seluruh wilayah kabupaten Jember, terutama jika dibandingkan dengan jumlah unit kendaraan pemadam kebakaran.

    Saat ini, banjir terjadi di tiga desa Kecamatan Tempurejo, yakni Desa Wonoasri, Curahnongko, dan Andongrejo, yang diawali hujan dengan intensitas sedang dan lebat pada pukul dua siang, Kamis (28/11/2024). Hujan berintensitas tinggi terjadi hingga pukul tujuh malam di wilayah Kecamatan Tempurejo.

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember Penta Satria mengatakan, sekitar Pukul 23.00 WIB, curah hujan semakin meningkat, sehingga mengakibatkan banjir.

    Air membanjiri halaman dan jalan desa dengan ketinggian air 50 cm – 1 meter dan air mulai memasuki dalam rumah warga dengan ketinggian rata-rata 50 centimeter,” kata Penta.

    Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Jember, 34 keluarga di Desa Andongrejo, 213 keluarga di Desa Curahnongko, dan 42 keluarga di Desa Wonoasri terdampak banjir.[wir]

  • Indonesia Jajaki Kerja Sama Teknologi PLTN dengan AS dan Rusia

    Indonesia Jajaki Kerja Sama Teknologi PLTN dengan AS dan Rusia

    Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia tengah berunding dengan Amerika Serikat dan Rusia terkait perolehan teknologi untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).

    Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas, Vivi Yulaswati menuturkan, Indonesia berencana mengoperasikan pembangkit listrik tenaga nuklir paling cepat pada tahun 2036 untuk mengurangi ketergantungannya pada bahan bakar fosil. 

    Dia menuturkan, Indonesia terbuka untuk reaktor modular kecil dan teknologi nuklir konvensional, katanya dalam sebuah wawancara video.

    Di Indonesia, pembangkit listrik tenaga nuklir telah menjadi topik kontroversial karena negara itu rawan gempa bumi. Ketika ditanya apakah pesanan telah dilakukan, Yulaswati mengatakan masih terlalu dini untuk itu terjadi.

    “Kita harus mendapatkan restu dari presiden, dan tentu saja, kita harus berbicara dengan mitra internasional. Saya pikir, perjalanan masih sangat panjang,” katanya dikutip dari Bloomberg, Minggu (1/12/2024).

    Tiga puluh negara, sembilan di antaranya berada di Asia, menggunakan tenaga nuklir untuk pembangkit listrik, data dari lembaga pemikir energi Ember menunjukkan.

    Indonesia, negara dengan lebih dari 275 juta penduduk, merupakan bagian terbesar dari peningkatan penggunaan batu bara untuk pembangkit listrik di Asia Tenggara. Lebih dari separuh kapasitasnya saat ini menggunakan tenaga batu bara, sedangkan sumber energi bersih termasuk tenaga air hanya menyumbang kurang dari 15%.

    Indonesia berencana untuk menawarkan peluang kepada investor internasional untuk membangun 75 gigawatt (GW) energi terbarukan selama 15 tahun ke depan.

    Namun, pendanaan tetap menjadi masalah. Indonesia dijanjikan US$20 miliar sebagai bagian dari Kemitraan Transisi Energi yang Adil (JETP) G7 yang diluncurkan pada  2022, tetapi sangat sedikit uang yang telah dicairkan dan kemajuan yang lambat tersebut telah menghambat upayanya untuk memangkas emisi.

    Yulaswati mengatakan JETP sejauh ini telah menyetujui hibah untuk 33 proyek dekarbonisasi di Indonesia senilai $217,8 juta, termasuk satu yang akan meningkatkan jumlah kendaraan listrik di pulau wisata Bali. Enam proyek lainnya senilai $78,4 juta saat ini sedang dibahas, katanya.

    Pinjaman hingga US$6,1 miliar telah disetujui, terutama untuk meningkatkan jaringan nasional dan mengembangkan sektor energi terbarukan, tambahnya. Pejabat Indonesia menyalahkan negara-negara Barat karena tidak menyediakan dana konsesi di bawah JETP.

    Proyek-proyek JETP belum dilaksanakan, katanya, seraya menambahkan bahwa pendanaan akan dimulai tahun depan yang merupakan saat dimulainya siklus perencanaan ekonomi 5 tahun Indonesia berikutnya.