Topik: Gempa

  • 7
                    
                        Masjid Desain Ridwal Kamil di Banyumas Mangkrak, Struktur Bangunan Dievaluasi
                        Regional

    7 Masjid Desain Ridwal Kamil di Banyumas Mangkrak, Struktur Bangunan Dievaluasi Regional

    Masjid Desain Ridwal Kamil di Banyumas Mangkrak, Struktur Bangunan Dievaluasi
    Tim Redaksi
    BANYUMAS, KOMPAS.com
    – Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menyatakan, akan membantu pembangunan
    Masjid Raya
    Seribu Bulan di Purwokerto, Kabupaten
    Banyumas
    , Jawa Tengah, yang mangkrak cukup lama.
    Namun, pihaknya akan terlebih dahulu mengecek struktur bangunan masjid yang didesain Ridwan Kamil semasa menjabat Gubernur Jawa Barat tersebut.
    “Kami akan lihat dulu strukturnya, kemudian kami akan panggil BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan),” kata Dody merespons permintaan bantuan dari Pemkab Banyumas saat meninjau pembangunan masjid, Minggu (12/1/2025).
    “Selanjutnya kami harus mengajukan anggaran kepada Pak Presiden. Insya Allah pusat membantu, kalau kepentingan masyarakat pasti kami membantu,” lanjut Dody.
    Sementara itu, Wakil Menteri PU Diana Kusumastuti yang ikut dalam rombongan mengatakan, dari data yang ada bangunan tersebut belum memenuhi standar gempa bumi.
    Oleh karena itu, kemungkinan diperlukan penguatan struktur bangunan. Penguatan diperlukan karena Kabupaten Banyumas merupakan salah satu wilayah rawan gempa bumi.
    “Standar gempa terbaru SNI 1726 tahun 2019. Tapi setelah dicek ini belum memenuhi, kayanya harus ada penguatan- penguatan struktur bangunan,” kata Diana.
    Untuk diketahui, pembangunan masjid yang dimulai sejak 2021 ini baru berupa struktur utama, yaitu fondasi dan rangka.
    Pembangunan awal masjid itu menggunakan APBD Kabupaten Banyumas. Selanjutnya, dilakukan penggalanganan dana oleh masyarakat.
    Ridwan Kamil menjelaskan, masjid itu terdiri atas tiga bangunan. Masing-masing bangunan didesain menyerupai bulan sabit dengan jumlah banyak.
    “Gagasannya itu dari lailatul qadar, malam turunnya Al Quran,” kata RK saat meninjau lahan yang akan dijadikan masjid tersebut, Sabtu (24/10/2020).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gempa Bumi Magnitudo 4,4 Guncang Yogyakarta Hari Ini, Disebabkan Aktivitas Sesar Laut

    Gempa Bumi Magnitudo 4,4 Guncang Yogyakarta Hari Ini, Disebabkan Aktivitas Sesar Laut

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG melaporkan gempa bumi magnitudo 4,4 telah mengguncang Bantul, Yogyakarta pada hari ini, 12 Januari 2025.

    Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan gempa bumi itu berada di laut pada jarak 43 km arah Barat Daya Bantul, DIY dengan kedalaman 20 km.

    “Hari Minggu, 12 Januari 2025 pukul 09.52.08 WIB wilayah Bantul, DIY dan sekitarnya diguncang gempabumi tektonik,” ujar Daryono dalam keterangan tertulis, Minggu (12/1/2025).

    Berdasarkan analisis BMKG, Daryono mengatakan bahwa gempa bumi ini berjenis dangkal yang disebabkan oleh aktivitas sesar laut.

    “Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar di laut,” tambahnya.

    Adapun, sebaran guncangan ini dirasakan di daerah Kulon Progo, Sleman, Kota, Bantul, Gunungkidul, Pacitan, Trenggalek, Tulungaguang dengan level II-III MMI atau gerakan terasa seperti truk yang melintas.

    Di samping itu, Daryono menyampaikan bahwa hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan akibat gempa tersebut.

    “Hingga hari Minggu, 12 Januari 2025 pukul 10.06 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 2 kali gempabumi susulan,” pungkasnya.

  • Viral Satu Rumah ‘Ajaib’ Selamat di Tengah Kebakaran Los Angeles

    Viral Satu Rumah ‘Ajaib’ Selamat di Tengah Kebakaran Los Angeles

    Jakarta

    Kebakaran hebat melanda Los Angeles dan melalap ribuan rumah. Namun ada satu rumah yang tampak berdiri sendiri, tak tersentuh, di tengah lautan reruntuhan rumah di sekitarnya. Rumah mewah seharga USD 9 juta di Malibu itu milik David Steiner, seorang pensiunan perusahaan pengelolaan limbah.

    Ketika kebakaran hutan Los Angeles menghabiskan semua yang ada di jalurnya menjadi puing dan abu, rumah Steiner yang bertingkat tiga itu tetap utuh. Bangunan putih itu tampak menonjol di tengah kehancuran.

    Namun, Steiner yakin bahwa bertahannya rumah dengan empat kamar tidur itu bukanlah suatu kebetulan. Properti itu memang dirancang tahan gempa dan memiliki konstruksi sangat kokoh, termasuk dinding dari semen dan batu, atap anti api, dan tiang pancang yang ditancapkan dalam.

    “Sejujurnya, saya tidak pernah menyangka kebakaran hutan akan mencapai Pacific Coast Highway dan menimbulkan kebakaran,” kata Steiner kepada The New York Post yang dikutip detikINET.

    “Arsitekturnya (rumah Steiner) cukup bagus. Semen dan atap anti apinya sangat bagus,” katanya lagi.

    Sebenarnya ia tak menyangka rumahnya akan selamat. “Sepertinya tidak ada (rumah) yang mungkin selamat dan saya pikir kami telah kehilangan rumah kami,” cetusnya.

    Bertahannya rumah itu di tengah kehancuran cukup viral di media sosial. Sebuah postingan menyebut rumah itu tetap kokoh karena terbuat dari beton, berbeda dari banyak rumah di sana yang terbuat dari kayu.

    [Gambas:Twitter]

    “Ini bukan keajaiban, ini disebut beton,” tulis sebuah postingan mengenai rumah itu yang sudah disaksikan 7,7 juta kali oleh para netizen.

    “Sejujurnya, saya tak begitu mengerti mengapa orang membangun rumah baru yang indah dengan kayu di dekat hutan yang terbakar secara berkala. Rumah beton masih sering hancur dalam kebakaran, tapi tidak sesering itu. Terutama jika kacanya kuat,” tulis akun yang mempostingnya, @Saul_Sadka.

    Bencana kebakaran di Los Angeles mengakibatkan sebelas orang tewas sementara sekitar 10.000 bangunan hancur. Pihak berwenang mengevakuasi 180.000 orang dan diperkirakan kerugian ekonominya diperkirakan sebesar USD 150 miliar.

    (fyk/fyk)

  • Garut Diguncang Gempa Magnitudo 2,2, Labuan Bajo 2,0

    Garut Diguncang Gempa Magnitudo 2,2, Labuan Bajo 2,0

    Bisnis.JAKARTA- Beberapa wilayah di Indonesia hari ini diguncang gempa termasuk Garut Kawa Barat dan Labuan Bajo NTT. 

    BMKG menginformasikan terjadi gempa magnitudo 2,2, di Garut terjadi pada 12-Januari 2025 pukul 00:34:07 WIB

    Adapun lokasi pusat gempa di titik 7.23 LS, 107.70 BT (Pusat gempa berada di darat 21 km barat daya Kabupaten Garut).

    Gempa ini berkedalaman sangat dangkal 6 kilometer dirasakan di Pasirwangi.

    Sementara itu gempa magnitudo 2,0, terjadi di Labuan Bajo pada 12-Jan-2025 pukul 01:21:58WIB

    Adapun pusat lokasi gempa 8.27LS, 119.83BT (25 km BaratLaut LABUANBAJO-NTT), dengan kedalaman 16 Km.

    Berikut deretan gempa lainnya hari ini

    Gempa Mag:4.0, 12-Jan-2025 03:09:51WIB, Lok:8.10LS, 120.49BT (56 km TimurLaut RUTENG-MANGGARAI-NTT), Kedlmn:10 Km

    Gempa Mag:3.3, 12-Jan-2025 04:03:25WIB, Lok:1.87LS, 100.38BT (61 km BaratDaya PESISIRSELATAN-SUMBAR), Kedlmn:16 Km

    Gempa Mag:2.7, 12-Jan-2025 04:15:30WIB, Lok:0.03LS, 100.16BT (18 km BaratDaya PASAMAN-SUMBAR), Kedlmn:10 Km

    Gempa Mag:3.4, 12-Jan-2025 05:51:29WIB, Lok:4.35LU, 126.00BT (84 km BaratLaut MELONGUANE-SULUT), Kedlmn:124 Km

    Gempa Mag:2.6, 12-Jan-2025 07:12:08WIB, Lok:0.69LS, 122.08BT (75 km TimurLaut TOJOUNA-UNA-SULTENG), Kedlmn:10 Km

    Gempa Mag:2.7, 12-Jan-2025 07:09:28WIB, Lok:1.51LU, 127.53BT (18 km BaratLaut HALMAHERABARAT-MALUT), Kedlmn:11 Km

    Gempa Mag:2.8, 12-Jan-2025 06:03:24WIB, Lok:1.75LS, 133.48BT (24 km TimurLaut TELUKBINTUNI-PAPUABRT), Kedlmn:10 Km

  • Penjelasan BMKG: Ini Ciri Megathrust Picu Tsunami, Ungkap Golden Time

    Penjelasan BMKG: Ini Ciri Megathrust Picu Tsunami, Ungkap Golden Time

    Jakarta, CNBC Indonesia – Topik ancaman gempa besar efek megathrust hingga berpotensi memicu tsunami raksasa sampai 20 meter tengah hangat jadi sorotan di Tanah Air. Pemerintah pun telah buka suara, berjanji melakukan berbagai persiapan mengantisipasi ancaman tersebut.

    Lalu kapan gempa besar dan tsunami itu bisa terjadi? Jika terjadi, berapa banyak waktu alias golden time yang dimiliki untuk evakuasi?

    Benarkah gempa besar di zona megathrust hingga memicu tsunami raksasa bisa terjadi?

    Ketua Tim Kerja Informasi Gempabumi dan Tsunami Kedeputian Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wijayanto menjelaskan, potensi gempa besar di zona megathrust adalah benar adanya.

    “Zona megathrust dapat memicu gempa-gempa besar sampai dengan magnitude 9 yang dapat menimbulkan tsunami,” katanya kepada CNBC Indonesia, dikutip Sabtu (11/1/2025).

    “Jika gempa berkekuatan di atas magnitude 8,7 terjadi di zona megathrust di busur Sunda, mulai dari barat Aceh sampai Selat Sunda dan di daerah selatan Jawa sampai Nusa Tenggara, dapat menyebabkan tsunami dengan tinggi lebih dari 20 meter di pantai,” ungkap Wijayanto.

    Lalu apakah gempa di zona megathrust selalu picu tsunami?

    Wijayanto menjawab, gempa megathrust dengan magnitude lebih dari 7 yang berpotensi Tsunami.

    Lalu berapa banyak waktu yang dibutuhkan atau golden time untuk evakuasi jika tsunami terjadi?

    “Peringatan dini diberikan dalam waktu 3 menit. Jika rata-rata gelombang tsunami akan tiba di pantai dalam waktu 20 menit-30 menit, maka masyarakat ata pemerintah daerah memiliki golden time sekitar 15-25 menit untuk evakuasi penyelamatan diri,” terang Wijayanto.

    Karena itu, tegasnya, untuk menekan jumlah korban seminim mungkin bahkan agar bisa zero victim alias tidak ada korban jiwa akibat gempa dan tsunami megathrust, semua pihak harus siap siaga.

    “Kesiapsiagaan masyarakat dan semua pihak baik pemerintah pusat daerah atau swasta, membangun kapasitas untuk penyelamatan diri, dan pemahaman masyarakat yang palingpenting,” kata Wijayanto.

    Sorotan Megathrust di Indonesia

    Seperti diketahui, pembicaraan soal sumber gempa besar, megathrust, kembali mencuat sejak gempa besar M7,1 mengguncang Jepang Selatan pada Jumat, 8 Agustus 2024 pukul 14.42.58 WIB lalu. Peristiwa ini membuka kembali tabir potensi bencana di Indonesia.

    Gempa yang terjadi di Megathrust Nankai Jepang Selatan itu memicu kekhawatiran ilmuwan Jepang akan ancaman besar yang mengintai. Sebab, di zona megathrust ini terdapat palung bawah laut sepanjang 800 kilometer yang membentang dari Shizouka di sebelah barat Tokyo hingga ujung selatan Pulau Kyushu. Gempa M7,1 yang memicu tsunami itu dikhawatirkan menjadi pembuka gempa dahsyat berikutnya di Sistem Tunjaman Nankai.

    Apalagi, Indonesia diketahui berada di Cincin Api Pasifik alias Ring of Fire.

    Sebenarnya, BMKG telah berulang kali mengungkapkan potensi ancaman megathrust ini.

    Mengutip catatan BMKG, Indonesia berada di pertemuan 3 lempeng utama dunia. Yaitu Indo Australia, Pasifik, dan Eurasia. Dampaknya, Indonesia memiliki 13 segmen megathrust, yaitu sumber gempa yang mampu memicu gempa besar.

    Dan, saat ramai kekhawatiran gempa di Jepang tersebut, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono pun telah mengungkapkan, ada 2 sumber megathrust yang saat ini “menunggu waktu”. Yakni, Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Suberut.

    Menurut Daryono, di kedua segmen itu sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar. Sehingga, meski dia menegaskan tidak bisa diprediksi kapan, bisa jadi kedua segmen itu sedang menunggu waktu melepaskan energinya.

    Terbaru, Peneliti dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Nuraini Rahma Hanifa dalam ulasannya menyebutkan, segmen megathrust di selatan Jawa, termasuk Selat Sunda, menyimpan energi tektonik yang signifikan dan berpotensi melepaskan gempa berkekuatan magnitudo 8,7 hingga 9,1.

    “Potensi megathrust ini dapat memicu goncangan gempa yang besar dan tsunami, yang menjalar melalui Selat Sunda hingga ke Jakarta dengan waktu tiba sekitar 2,5 jam,” katanya, dikutip dari situs resmi BRIN, Sabtu (11/2/2025).

    Dia mengungkapkan, dari hasil simulasi yang dilakukan BRIN bersama tim peneliti dari berbagai institusi, jika tsunami terjadi, ketinggian gelombang diperkirakan dapat mencapai 20 meter di pesisir selatan Jawa, 3-15 meter di Selat Sunda, dan sekitar 1,8 meter di pesisir utara Jakarta.

    “Energi yang terkunci di zona subduksi selatan Jawa terus bertambah seiring waktu. Jika dilepaskan sekaligus, goncangan akan memicu tsunami tinggi yang bisa berdampak luas, tidak hanya di selatan Jawa tetapi juga di wilayah pesisir lainnya,” kata Rahma.

    “Untuk itu, BRIN menekankan pentingnya mitigasi melalui pendekatan struktural dan non-struktural. Pendekatan struktural meliputi pembangunan tanggul penahan tsunami, pemecah ombak, serta penataan ruang di kawasan pesisir dengan memperhatikan jarak aman 250 meter dari bibir pantai,” tegasnya.

    Rahma menekankan, pembangunan hutan pesisir atau vegetasi alami seperti pandan laut dan mangrove juga menjadi solusi berbasis ekosistem untuk meredam energi gelombang tsunami.

    Kesiapan BMKG Antisipasi Megathrust

    Sementara itu, Wijayanto mengungkapkan, untuk mengantisipasi ancaman gempa besar dan tsunami efek megathrust, BMKG telah menyiapkan sistem peringatan Dini Tsunami InaTEWS yang telah dapat memberikan informasi kurang dari 3 menit sejak terjadi gempa.

    Selain itu, melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat-daerah dan masyarakat untuk menyiapkan kesiapsiagaan melalui sosialisasi, Sekolah lapang gempa dan tsunami SLG, Masyarakat siaga tsunami Tsunami Ready Community, serta infrastruktur untuk evakuasi seperti sirine.

    “BMKG telah memasang 550 seismograph di seluruh indonesia untuk memantau aktivitas gempabumi, sistem pengelolaan InaTEWS di Jakarta dan Bali sebagai backup untuk penyiapan peringatan dini tsunami kurang dari 3 menit, dan juga peralatan Tsunami gauge untuk konfirmasi/validasi kerjasama BMKG dan BIG,” papar Wijayanto.

    Foto: Bisa Picu Tsunami, Gempa Megathrust Ancam Selat Sunda, Jakarta Hingga Mentawai Siberut (CNBC Indonesia TV)
    Bisa Picu Tsunami, Gempa Megathrust Ancam Selat Sunda, Jakarta Hingga Mentawai Siberut (CNBC Indonesia TV)

    (dce/dce)

  • Data Gempa M 4,9 Pacitan: Apa yang Perlu Diketahui? – Halaman all

    Data Gempa M 4,9 Pacitan: Apa yang Perlu Diketahui? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pada Sabtu, 11 Januari 2025, gempa bumi mengguncang Pacitan, Jawa Timur.

    Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan analisis mengenai kejadian ini dan dampaknya yang dirasakan hingga Surakarta.

    Berikut ini informasi lebih dalam mengenai gempa yang terjadi tersebut.

    Kapan dan Di Mana Gempa Terjadi?

    Gempa bumi terjadi pada pukul 14:25:10 WIB dengan magnitudo 4,9.

    Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa episenter gempa terletak pada koordinat 8,88 derajat LS dan 110,97 derajat BT.

    “Gempa ini berpusat di laut, tepatnya pada jarak 79 km arah barat daya Pacitan dengan kedalaman 29 km,” ungkapnya, Sabtu.

    Mengapa Gempa Ini Terjadi?

    Daryono menyebutkan bahwa gempa di Pacitan merupakan jenis gempa tektonik.

    Dengan mempertimbangkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa ini dikategorikan sebagai gempabumi dangkal.

    Penyebab utama dari kejadian ini adalah aktivitas subduksi lempeng di zona megathrust, yang merupakan daerah rawan gempa.

    Dampak Gempa Bumi

    Dampak dari gempa bumi ini terasa di beberapa daerah, mulai dari Pacitan, Yogyakarta, hingga sebagian Jawa Tengah.

    BMKG mencatat tingkat guncangan yang dirasakan, antara lain:

    Skala II-III MMI (Misalnya di Klaten, Yogyakarta, Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Wonogiri, Sukoharjo, dan Surakarta):

    Pada skala ini, getaran dirasakan seperti truk yang melintas.

    Skala II MMI (Seperti di Karangkates, Malang):

    Pada skala ini, getaran dirasakan sedikit oleh orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

    Hingga saat ini, Daryono menginformasikan bahwa belum ada laporan tentang kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa ini.

    Apakah Ada Gempa Susulan?

    Sejak gempa utama, hingga pukul 14:45 WIB, BMKG mencatat adanya satu kali gempabumi susulan atau aftershock.

    Ini menambah perhatian masyarakat terkait aktivitas seismik yang terjadi di zona tersebut.

    Dalam menghadapi situasi seperti ini, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti informasi dari BMKG atau pihak berwenang lainnya.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Indonesia-Jepang Sepakati Kerja Sama Tanggulangi Bencana Gunung Berapi

    Indonesia-Jepang Sepakati Kerja Sama Tanggulangi Bencana Gunung Berapi

    Indonesia-Jepang Sepakati Kerja Sama Tanggulangi Bencana Gunung Berapi
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Pemerintah Indonesia dan Jepang sepakat untuk bekerja sama menanggulangi bencana gunung berapi.
    Kesepakatan ini diumumkan oleh Perdana Menteri (PM) Jepang
    Shigeru Ishiba
    dalam pernyataan pers bersama dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Bogor, Sabtu (11/1/2025).
    “Kami sudah mencapai kesepakatan untuk melaksanakan kerja sama
    penanggulangan bencana
    gunung berapi,” kata PM Ishiba di Kompleks Istana Kepresidenan Bogor, Sabtu.
    Ia menuturkan, kerja sama ini dilandasi karakteristik dua negara yang tidak berbeda jauh, yakni menghadapi risiko bencana.
    Oleh karena itu, aksi penanggulangan bencana menjadi penting.
    PM Ishiba bahkan mengingat kejadian tsunami Aceh yang terjadi pada tahun 2004 silam.
    “Kini sudah 20 tahun berlalu sejak terjadinya gempa bumi besar dan tsunami di pesisir Sumatera bagian Utara yang mengakibatkan banyak korban jiwa dan dampak yang amat besar,” ucap dia.
    “Dalam kesempatan ini sekali lagi saya ingin mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada yang menjadi korban,” imbuh Ishiba.
    Lebih lanjut, Ishiba menjelaskan, hubungan antara kedua negara didasari oleh hubungan antara manusia dan manusia.
    Oleh karenanya, Jepang sudah sepakat berkontribusi meningkatkan pertukaran SDM.
    Tak hanya hubungan bilateral, kedua negara juga sepakat bekerja sama di area internasional karena menyadari pentingnya mempertahankan dan memperkuat ketertiban internasional.
    “Selain itu, kami sudah sepakat untuk meningkatkan kolaborasi lebih lanjut lagi di arena internasional, termasuk aksesi Indonesia untuk menjadi anggota OECD,” jelas PM Ishiba.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BMKG Laporkan 30 Kejadian Gempa di Jabar dan Sekitarnya

    BMKG Laporkan 30 Kejadian Gempa di Jabar dan Sekitarnya

    JABAR EKSPRES – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung melaporkan sebanyak 30 kejadian gempa bumi di Jawa Barat (Jabar) dan sekitarnya dalam satu pekan terakhir.

    Kepala BMKG Bandung, Teguh Rahayu, menyampaikan bahwa dari 30 kejadian gempa tersebut, 16 di antaranya berpusat di laut, sementara 14 lainnya terjadi di darat.

    “Gempa yang terjadi dalam satu pekan terakhir memiliki kedalaman yang bervariasi, mulai dari 5 km hingga 148 km. Untuk magnitudo, gempa dengan kekuatan terbesar tercatat sebesar 4,3 dan terkecil 1,7 magnitudo,” ucapnya pada Sabtu (11/1).

    BACA JUGA: Cuaca Panas Landa Kabupaten Bandung, BMKG Sebut Faktonya Angin Monsun Asia Disertai Fenomena La Nina

    Teguh juga menambahkan, hanya ada satu kejadian gempa bumi yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Kejadian tersebut terjadi di wilayah Kabupaten Pangandaran pada Rabu, 8 Januari 2025, sekitar pukul 11.41 WIB, dengan magnitudo 4,3 yang berpusat di Laut.

    Menanggapi hal ini, Teguh mengimbau masyarakat, khususnya di Jawa Barat, untuk tetap waspada dan tidak panik menghadapi potensi bencana gempa.

    “BMKG menghimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada dan tenang, serta menghindari bangunan yang retak atau rusak, terutama yang disebabkan oleh gempa bumi,” pungkasnya.

  • Penyebab Gempa Magnitudo 4,9 di Pacitan, Terasa hingga Yogyakarta

    Penyebab Gempa Magnitudo 4,9 di Pacitan, Terasa hingga Yogyakarta

    Bisnis.com,  JAKARTA – Hari Sabtu, 11 Januari 2025 pukul 14.25.10 WIB wilayah Pacitan, JATIM dan sekitarnya diguncang gempabumi tektonik.

    Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter dengan magnitudo M4,9. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 8.88° LS; 110.97° BT tepatnya di laut pada jarak 79 km arah Barat Daya Pacitan, JATIM dengan kedalaman 29 Km.

    Daryono, Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG mengatakan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng di zona megathrust.

    Guncangan gempabumi ini dirasakan di daerah Klaten, Yogyakarta, Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Wonogiri, Sukoharjo, Surakarta II-III MMI (Getaran dirasakan seperti truk yang melintas), di Karangkates-Malang II MMI *(Getaran dirasakan sedikit orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang)*. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.

    Hingga hari Sabtu, 11 Januari 2025 pukul 14.45 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 1 (satu) kali gempabumi susulan (aftershock)

  • Pacitan Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Apa Dampaknya?
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        11 Januari 2025

    Pacitan Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Apa Dampaknya? Regional 11 Januari 2025

    Pacitan Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Apa Dampaknya?
    Tim Redaksi
    TRENGGALEK, KOMPAS.com –
    Gempa bumi berkekuatan magnitudo 4,9 mengguncang wilayah barat daya Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, pada Sabtu (11/1/2025) sekitar pukul 14.25 WIB.
    Guncangan yang terjadi tidak dirasakan dengan kuat oleh sebagian besar warga, dan hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan akibat gempa tersebut.
    Menurut data resmi dari
    Badan Meteorologi
    , Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut berlokasi 97 kilometer Barat Daya Kabupaten Pacitan dengan kedalaman 10 kilometer.
    Meskipun terjadi guncangan, banyak warga yang tidak menyadari adanya kejadian tersebut.
    “Saya tidak terasa kalau ada gempa. Soal saya gerak jalan terus,” ungkap Puji Lestari (40), salah satu warga Kelurahan Sidoharjo, Pacitan.
    Beberapa warga yang merasakan guncangan tersebut mengaku hanya terdiam sejenak dan tidak sampai berlari keluar rumah.
    Gempa bumi ini juga dirasakan hingga ke Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, dengan getaran yang mirip seperti kendaraan besar yang melintas.
    Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai dampak dari gempa bumi yang terjadi di Pacitan, mengingat banyak masyarakat yang tidak merasakan adanya guncangan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.