Topik: Gempa

  • Gempa M 4,5 Guncang Luwu Timur Sulsel

    Gempa M 4,5 Guncang Luwu Timur Sulsel

    Jakarta

    Gempa magnitudo (M) 4,5 mengguncang Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel). Gempa berpusat di wilayah Malili.

    “Pusat gempa berada di darat 16 Km timur laut Malili,” tulis BMKG di akun X, Selasa (28/1/2024).

    Gempa terjadi pada pukul 00.37 WIB dengan titik koordinat 2.51 LS, 121.17 BT.

    Kedalaman gempa yakni 4 Km dan dirasakan dalam skala MMI III di Wasuponda dan Malili. Skala III MMI yakni getaran dirasakan nyata di rumah tingkat atas. Getaran seakan ada truk lewat.

    (rfs/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Penyebab Gempa Magnitudo 4,5 di Sukabumi Hari Ini

    Penyebab Gempa Magnitudo 4,5 di Sukabumi Hari Ini

    Bisnis.com, JAKARTA – Hari Senin, 27 Januari 2025 pukul 07:29:44 WIB, wilayah Kota-Sukabumi-Jawa Barat dan sekitarnya diguncang gempabumi tektonik.

    Hasil analisa BMKG menunjukkan bahwa gempabumi ini berkekuatan Magnitudo 4,5.

    Episenter terletak pada koordinat 7.89 LS dan 107.03 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 108 km Tenggara Kota-Sukabumi-Jawa Barat pada kedalaman 14 km.

    Direktur Gempabumi dan tsunami BMKG Daryono mengatakan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar dasar laut.

    Berdasarkan laporan dari masyarakat, gempabumi ini dirasakan di wilayah Sindangbarang, Cidora, Pemengpeuk, Cikalong dan Babadan dengan Skala Intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu),

    Di Pangalengan, Singajaya, Garut, Cibeber dan Cianjur dengan Skala Intensitas II – III MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang – Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu),

    Di Palabuhanratu, Simpenan dengan Skala Intensitas II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).

    Hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempabumi tersebut.

    Hingga pukul 08:12 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan

  • Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Maluku Barat Daya, Tidak Berpotensi Tsunami

    Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Maluku Barat Daya, Tidak Berpotensi Tsunami

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan terjadinya gempa bumi dengan magnitudo 5,2 di Maluku Barat Daya pada Senin (27/1/2025) pukul 17.50 WIB. 

    Berdasarkan informasi dari BMKG, gempa Maluku Barat Daya ini terjadi di kedalaman 142 kilometer.

    Lokasi gempa di Maluku Barat Daya berada pada 7,43 lintang selatan (LS) dan 129,11 bujur timur (BT) atau 166 kilometer timur laut Maluku Barat Daya.

    “Gempa tidak berpotensi tsunami. Hati-hati terhadap gempabumi susulan yang mungkin terjadi,” tulis BMKG dalam unggahannya di akun X.

    Belum ada laporan kerusakan akibat gempa yang mengguncang Maluku Barat Daya ini. 

  • Produksi Bata Interlock Presisi, SIG Rencanakan 120 Mesin Baru

    Produksi Bata Interlock Presisi, SIG Rencanakan 120 Mesin Baru

    Padang, CNBC Indonesia – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) berencana membangun 120 mesin baru untuk memproduksi bata interlock presisi.

    Direktur Utama SIG, Donny Arsal menyampaikan, bata interlock presisi yang awalnya dikembangkan oleh anak usaha SIG, yaitu PT Semen Padang juga akan dibangun bukan cuma di Sumatera, namun juga seluruh Indonesia.

    “Bukan cuma di Sumatera, tapi di seluruh wilayah Indonesia yang kita punya pabrik, dan juga di daerah-daerah yang dekat dengan pabrik kita,” ungkap Donny kepada CNBC Indonesia usai acara kunjungan Menteri PKP di fasilitas produksi bata interlock presisi di Padang, Jumat (24/1/2025).

    Selain itu, Donny menambahkan, bahwa untuk skema investasinya, SIG akan mengembangkan bentuk inti dan plasma. Dia merinci, plasmanya itu bisa developer, bisa UMKM, bisa koperasi, bisa BUMDes, dan bisa manufaktur. Adapun untuk plasma bisa tukang dan mesinnya.

    “Sementara semen Indonesia dan grupnya akan menyuplai bahan baku, juga mengontrol kualitasnya, sehingga itu sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Jadi tersebar, namun kualitas akan tetap terjaga,” rinci Donny.

    Lebih jauh, Donny juga menyebutkan bahwa titik-titik fasilitas ini juga akan disesuaikan dengan program pemerintah dengan 120 sebagai angka awal. Namun Donny tidak menampik bahwa jika kebutuhan lebih besar maka bisa membutuhkan sampai 600 mesin demi memenuhi target pemerintah.

    “Nah, angka berapa per tahunnya, kita akan menyesuaikan dengan angka yang dikeluarkan oleh pemerintah. Tapi, sementara Semen Indonesia dan anak usahanya saat ini sedang menduplikasi mesin dan penyediaan fasilitas di seluruh Indonesia untuk kesiapan pembangunan tersebut,” tegas Donny.

    Sebagai informasi, bata interlock presisi yang dihadirkan oleh SIG dianggap sebagai langkah terobosan dalam pemenuhan kebutuhan perumahan yang terjangkau bagi masyarakat. Hal ini dinilai sebagai salah satu langkah mengatasi kemiskinan oleh Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Fahri Hamzah.

    “Kementerian PKP berfokus untuk membantu mengatasi kemiskinan dan gap ekonomi, salah satunya melalui pembangunan perumahan yang masif di seluruh Indonesia yaitu program 3 juta rumah setahun,” jelas Fahri dalam sambutannya..

    Fahri Hamzah menyebutkan, bahwa bersama beberapa lembaga pemerintah, Kementerian PKP tengah mengidentifikasi dan menyepakati data kemiskinan, termasuk dalam parameter kepemilikan rumah.

    Dia menyebut, bahwa saat ini terdapat sekitar 30 juta hingga 40 juta rumah keluarga dengan berbagai permasalahan. Di pedesaan, banyak orang punya rumah tapi tidak layak karena tidak teratur atau tidak rapi, kurang sanitasi, dan dihuni terlalu banyak orang dalam satu rumah. Sedangkan di kota, rumah bertumpuk tak teratur dan menjadi sumber polusi yang masif.

    “Pemerintah melalui Kementerian PKP akan mendorong system side ekonomi kita supaya pembangunan rumah tidak terlalu memikirkan pasar. Pemerintah akan menjamin dan mengkonsolidasi dukungan yang dibutuhkan termasuk pembiayaan dan ketersediaan tanah dan berbagai skema dan perizinan yang dipermudah. Pemerintah juga akan membantu untuk ketersediaan bahan bangunan, termasuk bata interlock presisi, tidak hanya untuk rumah tapak tapi juga hunian vertikal. SIG harus terus fokus pada peluang blue ocean untuk mendukung proyek Pemerintah, perkuat ekosistemnya, karena solusi ini adalah masa depan pembangunan rumah kita di Indonesia,” pungkas Fahri.

    Seperti diketahui, Bata Interlock Presisi pertama kali diperkenalkan diIbu Kota Nusantara (IKN) pada Agustus lalu. SIG juga menghadirkan Rumah Contoh Bata Interlock Presisi tipe 36 dan tipe 57 di Bambu Apus, Jakarta Timur.

    Bata interlock presisi merupakan hasil penelitian terapan dengan mekanisme kerja yang saling mengunci antarbalok seperti sistem lego. Penggunaan bata interlock presisi memberikan banyak keuntungan dalam pembangunan rumah dibandingkan material konvensional, karena lebih efisien dalam penggunaan material, lebih mudah dalam penerapan yang membuat durasi pembangunan lebih cepat, serta telah dinyatakan ramah gempa.

    Selain bata interlock presisi, SIG juga mendorong aplikasi beton inovatif berbasis semen hijau, seperti beton dekoratif, dan paving block berpori sebagai solusi kawasan tergenang. Hadirnya material bahan bangunan ramah lingkungan yang bisa mempercepat konstruksi rumah tersebut, diharapkan menjadi solusi konkret untuk mendukung Pemerintah menghadirkan sarana infrastruktur dan hunian yang layak bagi masyarakat. Semangat ini sejalan dengan arahan Kementerian BUMN untuk menghadirkan solusi perumahan yang terjangkau dan berkelanjutan.

    Sebagai perusahaan BUMN yang bergerak dalam industri bahan bangunan, SIG mendorong penggunaan bata interlock presisi yang merupakan produk turunan semen hijau SIG. Ini diyakini sebagai solusi untuk menjawab tantangan pembangunan rumah MBR, yaitu waktu pembangunan, biaya pembangunan, dan kualitas bahan bangunan. 

    (bul/bul)

  • Gempa Magnitudo 4,6 di Sigi Akibat Aktivitas Sesar Palu Koro

    Gempa Magnitudo 4,6 di Sigi Akibat Aktivitas Sesar Palu Koro

    Sigi, Beritasatu.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan gempa dengan magnitudo 4,6 yang mengguncang Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Minggu (26/1/2025) disebabkan oleh aktivitas patahan Palu Koro.

    “Pusat gempa terletak pada koordinat 1,43 lintang selatan (LS) – 119,91 bujur timur (BT), tepatnya di wilayah daratan sekitar 9 kilometer arah barat Kulawi dengan kedalaman 5 kilometer,” ujar Kepala BMKG Stasiun Geofisika Palu,  Sujabar,  dalam pernyataan tertulisnya di Kota Palu,  dilansir dari Antara.

    Dikatakannya, berdasarkan lokasi pusat gempa dan kedalaman hiposenternya, gempa tersebut tergolong dangkal.

    Guncangan dilaporkan terasa dengan intensitas III MMI di Kota Palu dan Kabupaten Sigi. Secara umum, getaran terasa nyata di dalam rumah, seolah-olah ada truk besar melintas.

    “Hingga saat ini, belum ada laporan terkait kerusakan bangunan akibat gempa tersebut,” ungkapnya.

    BMKG juga menyampaikan hasil pengamatan alat pendeteksi gempa menunjukkan adanya satu gempa susulan hingga pukul 13.00 Wita. “Gempa yang terjadi sekitar pukul 12.35 Wita ini berpusat di daratan dan tidak memicu potensi tsunami,” jelas Sujabar.

    BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak termakan isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

    Masyarakat juga diminta menghindari bangunan yang mengalami keretakan atau kerusakan akibat gempa serta memastikan bahwa bangunan tempat tinggal aman dan tidak mengalami kerusakan struktural akibat getaran.

    “Selalu pastikan mendapatkan informasi terkini dari BMKG terkait gempa bumi. Jangan mudah percaya pada kabar yang tidak dapat diverifikasi kebenarannya dan patuhi arahan dari pemerintah setempat,” tutupnya.

  • Ilmuwan Temukan Dua Gunung yang 100 Kali Lebih Tinggi dari Everest

    Ilmuwan Temukan Dua Gunung yang 100 Kali Lebih Tinggi dari Everest

    Jakarta

    Para ilmuwan Belanda menemukan dua gunung yang jauh lebih tinggi dari Gunung Everest. Kedua gunung tersebut menunjukkan tanda-tanda usianya kemungkinan jauh lebih tua dari yang diperkirakan sebelumnya.

    “Tidak seorang pun tahu apa itu, dan apakah itu hanya fenomena sementara, atau apakah mereka telah ada di sana selama jutaan atau bahkan miliaran tahun,” kata kepala peneliti Dr. Arwen Deuss, seismolog dan profesor bidang struktur dan komposisi interior Bumi di Utrecht University, dikutip dari New York Post, Minggu (26/1/2025)

    Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature ini merinci, gunung tersebut 100 kali lebih tinggi dari puncak Gunung Everest yang tingginya sekitar 8.849 meter, dan jauh lebih tinggi daripada semua gunung yang ada di planet ini.

    Kedua gunung super tersebut terletak sekitar di bawah permukaan Bumi di persimpangan inti planet dan mantel, area semipadat di bawah kerak Bumi. Satu terletak di bawah Afrika, dan satu lagi terletak di bawah Samudra Pasifik.

    “Gunung ini juga dikelilingi ‘kuburan besar’ lempeng tektonik yang telah bergeser ke sana karena proses subduksi, yakni ketika satu lempeng tektonik menukik ke bawah lempeng lain dan tenggelam dari permukaan Bumi hingga kedalaman hampir 3.000 km,” kata Deuss.

    Meskipun menjadi bagian bawah tanah yang sebenarnya, para peneliti telah mengetahui formasi tersebut sejak pergantian abad lalu berkat gelombang kejut seismik yang beriak melalui interior Bumi.

    Gempa Bumi besar menyebabkan planet ini berbunyi seperti lonceng, dan akan berbunyi tidak selaras ketika menghantam objek anomali seperti benua super.

    Foto: Utrecht University

    Dengan mendengarkan catatan asam tektonik ini, ilmuwan Bumi dapat memetakan struktur ini, seperti dokter yang mengambil sinar X.

    “Kami melihat gelombang seismik melambat di sana,” kata Dr. Deuss saat membahas bagaimana gelombang itu terjadi di pegunungan bawah tanah, yang disebut sebagai Large Low Seismic Velocity Provinces (LLSVP) karena alasan ini,” ujarnya.

    Penelitian baru menemukan bahwa struktur baru tersebut tidak hanya lebih panas daripada lempeng tektonik di dekatnya, yang merupakan alasan mengapa gelombang melambat sejak awal, tetapi juga mungkin setengah miliar tahun lebih tua.

    Rekan Duess, Sujania Talavera-Soza mengatakan, para ilmuwan dibuat bingung saat mempelajari apa yang disebut peredaman gelombang seismik, yang merupakan jumlah energi yang hilang oleh gelombang saat merambat melalui Bumi.

    “Berlawanan dengan ekspektasi kami, kami menemukan sedikit peredaman di LLSVP, yang membuat nada terdengar sangat keras di sana. Namun, kami menemukan banyak peredaman di kuburan lempengan dingin, yang membuat nada terdengar sangat lembut,” sebutnya.

    Hal ini tidak seperti mantel atas, yang diperkirakan ‘panas’ dengan gelombang yang teredam. Talavera-Soza menganalogikan fenomena ini dengan berlari di cuaca panas, dan menjelaskan, “Anda tidak hanya melambat, tetapi juga menjadi lebih lelah dibandingkan saat cuaca dingin di luar,” ujarnya.

    Pada akhirnya, penelitian ini bertentangan dengan gagasan bahwa mantel Bumi tercampur dengan baik dan mengalir cepat, sementara para peneliti mengamati bahwa ada aliran yang lebih sedikit di area tersebut daripada yang umumnya diperkirakan.

    (rns/rns)

  • Gerakan Tanah di Bali Akibatkan Korban Meninggal, Badan Geologi Imbau Masyarakat Tingkatkan Kewaspadaan

    Gerakan Tanah di Bali Akibatkan Korban Meninggal, Badan Geologi Imbau Masyarakat Tingkatkan Kewaspadaan

    Liputan6.com, Bandung – Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mengimbau masyarakat di kawasan Jalan Ken Dedes, Desa Ubung Kaja, Kecamatan Denpasar Utara, Provinsi Bali, meningkatkan kewaspadaannya usai terjadi gerakan tanah yang menyebabkan lima orang meninggal dunia Senin (20/1/2025) pukul 07.00 Wita.

    Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, imbauan itu karena diperkirakan daerah tersebut masih sangat rawan terjadi gerakan tanah dan curah hujan yang masih tinggi maka sebagai langkah antisipasi potensi longsoran susulan.

    “Masyarakat agar mengutamakan keselamatan dan tidak berkumpul di area bencana gerakan tanah karena masih memungkinkan terjadi longsoran susulan.Masyarakat terdampak bencana segera dievakuasi ke tempat yang lebih aman,” terang Wafid dalam keterangan tertulisnya, Bandung, Rabu (22/1/2025).

    Wafid mengatakan rumah yang rusak berat dan berada di area longsoran disarankan saat ini dikosongkan. Akibat gerakan tanah tersebut dilaporkan lima rumah tertimbun material longsor dan tiga orang terluka.

    Wafid menyebutkan mendatang, pengembangan pemukiman jangan dilakukan di bawah longsoran atau sekitar tebing curam atau terjal.

    “Bencana gerakan tanah yang terjadi diperkirakan berupa longsoran. Longsoran pada tebing belakang rumah warga menunjukan terjadinya tipe longsoran cepat berupa longsoran translasi,” ungkap Wafid.

    Wafid menerangkan rekomedasi penanggulangan longsor dengan melakukan perkuatan lereng atau penambatan tanah dengan pondasi yang menembus batuan dasar.

    Serta menurunkan geometri lereng pada daerah yang sudah longsor dan daerah yang berpotensi longsor.

    “Tujuannya pada material longsoran ini untuk mengurangi pergerakan material longsor dan menambah gaya penahan agar tidak terjadi longsor,” sebut Wafid.

    Berdasarkan Peta Prakiraan Wilayah Terjadinya Gerakan Tanah pada Bulan Januari 2025 di Kota Denpasar, Provinsi Bali (Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi-PVMBG), lokasi bencana termasuk zona potensi terjadi gerakan tanah rendah.

    Pada zona kerentanan gerakan tanah rendah adalah wilayah yang mempunyai proporsi kejadian gerakan tanah lebih dari 5-10 persen dari total populasi yang ada.

    “Pada zona ini yaitu gerakan tanah rendah, yang dapat diartikan bahwa gerakan tanah dapat terjadi terutama pada wilayah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir atau lereng curam, tebing pemotongan jalan dan pada lereng yang mengalami gangguan,” lanjut Wafid.

    Wafid menuturkan gerakan tanah lama dan baru dapat terjadi atau aktif kembali jika dipicu oleh curah hujan tinggi dan atau gempa bumi.

    Gerakan tanah dapat terjadi dari lereng landai dikisaran 3-9 derajat sampai lereng curam lebiih dari 36 derajat dan tergantung pada kondisi geologi setempat.

    “Penyebab terjadinya gerakan tanah diperkirakan karena hujan dengan intensitas tinggi yang turun sebelum kejadian gerakan tanah. Kemiringan lereng yang curam di sekitar lokasi gerakan tanah. Sifat tanah pelapukan vulkanik yang sarang dan mudah luruh dan pembangunan tembok penahan yang tidak sesuai kaidah teknis,” sebut Wafid.

    Agar kejadian yang samam tidak terulang, Wafid meminta seluruh kelompok masyarakat tidak melakukan aktivitas yang dapat mengganggu kestabilan lereng, seperti pemotongan lereng yang tidak sesuai kaidah geologi teknik, dan tidak melakukan penebangan pohon-pohon besar dengan sembarangan.

    Sealin itu disarankan membuat dinding penahan lereng hingga ke batuan dasar. Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat diperlukan untuk lebih mengenal dan memahami gerakan tanah.

    “Masyarakat agar selalu mengikuti arahan dari aparat pemerintah setempat dan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah),” jelas Wafid.

    Berdasarkan Peta Geologi Lembar Bali, Denpasar (M.M. Purbo-Hadiwidjojo, dkk., Pusat Survei Geologi, Badan Geologi, Kementerian ESDM, 1998), batuan penyusun di daerah bencana di lokasi bencana termasuk kedalam satuan Batuan Gunungapi Kelurahan Buyan Bratan dan Batur (Qpbb).

    Satuan ini terdiri dari tuf dan lahar. Tidak terdapat struktur geologi berupa sesar, lipatan, maupun kelurusan di sekitar lokasi gerakan tanah.

     

  • Rumus Evakuasi Triple 20 Saat Megathrust Meledak-Picu Tsunami Rakasa

    Rumus Evakuasi Triple 20 Saat Megathrust Meledak-Picu Tsunami Rakasa

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pembahasan ancaman sumber gempa besar megathrust akhir-akhir ini semakin sering. Gempa besar ini diprediksi bisa memicu tsunami raksasa, bahkan sampai 20 meter.

    Belum lagi, Indonesia disebut sebagai negara yang rawan dengan kejadian gempa bumi. 

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengingatkan, Indonesia berada di pertemuan 3 lempeng utama dunia. Yaitu Indo Australia, Pasifik, dan Eurasia. Dampaknya, Indonesia memiliki 13 segmen megathrust, yaitu sumber gempa yang mampu memicu gempa besar. Di mana, 2 di antaranya, yaitu Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Suberut jadi sorotan karena di kedua segmen itu sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar.

    Untuk itu, perlu mengetahui berapa waktu yang dibutuhkan agar bisa menghindar dan selamat dari efek gempa di zona megathrust. Yang diprediksi bisa memicu tsunami raksasa.

    Lalu apa yang harus dilakukan agar selamat dari ancaman gempa bumi dan tsunami?

    Dosen Geodinamik, Teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta C Prasetyadi mengatakan, ada rumus khusus yang harus dijalankan ketika terjadi gempa besar, terutama yang bersumber dari megathrust.

    “Kalau terjadi gempa di daerah subduksi, kecepatan gempa itu adalah kurang lebih 620 km per jam. Kemudian jarak ke darat adalah 230 km. Maka untuk menempuh jarak 230 km dengan kecepatan 620 km per jam, akan keluar sekitar 0,3 jam atau sekitar 20 menit,” katanya dalam diskusi tentang Memahami Megathrust, yang ditayangkan akun Youtube DeBritto Channel, dikutip Sabtu (25/1/2025).

    “Jadi golden periode sejak terjadinya gempa di Palung Jawa, untuk sebuah megathrust adalah 20 menit. Jadi kita kemudian punya sebuah prinsip, kalau ada gempa waktunya lebih dari 20 detik, maka punya waktu 20 menit untuk melakukan evakuasi. Karena hitungan tadi. Ke mana? Lari ke lokasi dengan ketinggian harus di atas 20 meter. Jadi kita punya prinsip Triple 20,” jelas Prasetyadi. 

    Prinsip itu, ujarnya, akan menjembatani upaya mitigasi penanganan bencana gempa besar megathrust, yang diprediksi bisa memicu tsunami raksasa, bahkan sampai 20 meter. 

    “Ini akan menjadi semacam jembatan dari pengetahuan para ahli kebumian yang kompeten secara ilmiah, kemudian masyarakat yang mempunyai pemahaman yang kurang. Akan ada semacam gap di sini. Maka gap ini kita isi dengan prinsip tang dihasilkan, prinsip Triple 20,” tegas Prasetyadi.

    Hal senada pernah disampaikan Ketua Tim Kerja Informasi Gempabumi dan Tsunami Kedeputian Geofisika BMKG Wijayanto

    “Gempa megathrust dengan magnitude lebih dari 7 yang berpotensi Tsunami,” ” kata Wijayanto kepada CNBC Indonesia, dikutip Senin (13/1/2025).

    Jika terjadi gempa di zona megathrust, jelasnya, peringatan dini akan dikeluarkan dalam waktu 3 menit.

    “Jika rata-rata gelombang tsunami akan tiba di pantai dalam waktu 20 menit-30 menit, maka masyarakat atau pemerintah daerah memiliki golden time (periode kritis evakuasi penentu keselamatan) sekitar 15-25 menit untuk evakuasi penyelamatan diri,” ucapnya.

    Karena itu, tambah Wijayanto, untuk menekan jumlah korban seminim mungkin bahkan agar bisa zero victim alias tidak ada korban jiwa akibat gempa dan tsunami megathrust, semua pihak harus siap siaga.

    “Kesiapsiagaan masyarakat dan semua pihak baik pemerintah pusat daerah atau swasta, membangun kapasitas untuk penyelamatan diri, dan pemahaman masyarakat yang palingpenting,” kata Wijayanto.

    BMKG Siap Siaga

    Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan, kejadian gempa bumi di Indonesia menunjukkan tren peningkatan. Di sisi lain, kata dia, alat pemantau yang disebarkan BMKG kini juga semakin banyak.

    Hal itu disampaikannya dalam webinar “Resolusi 2025: Mitigasi Bencana Geologi”, yang ditayangkan kanal Youtube Teknik Geofisika ITS, Jumat (17/1/2025). Dwikorita pun mengingatkan pentingnya pendekatan mitigasi bencana geohidrometeorologi. Tidak hanya gempa bumi dan tsunami, tetapi juga bencana hidrometeorologi yang semakin meningkat akibat perubahan iklim.

    Mengutip bahan paparannya dalam webinar tersebut, terungkap letak Indonesia memang berlokasi di pertemuan 3 lempeng utama dunia, yaitu Indo-Australia, Pasifik, dan Eurasia. Selain itu, terdapat 14 segmen sumber gempa subduksi/ megathrust, serta 402 segmen sumber gempa sesar aktif yang sudah teridentfiikas. Juga, masih banyak lagi yang belum teridentifikasi.

    “Poinnya di sini memang terjadi tren peningkatan aktivitas kegempaan. Terutama untuk gempa dangkal ini memang meningkat. Juga ada fenomena patahan-patahan aktif di darat semakin banyak yang jadi sumber gempa,” terangnya.

    “Tren gempa merusak di Indonesia terus terjadi. Dan tahun 2024, terjadi 20 kali gempa merusak. Kalau tahun 2018-2023, 119 kali gempa merusak. Jadi tadi, ada sedikit penurunan dari tahun 2020-2023 meski masih 11.000-an, tapi gempa merusaknya semakin meningkat,” papar Dwikorita.

    Tak hanya di Indonesia, Dwikorita mengungkapkan, aktivitas kegempaan di dunia juga menunjukkan tren peningkatan. Gempa-gempa dangkal dengan magnitudo bervariasi.

    “Bagi kami sebagai lembaga yang bertanggung jawab, peran BMKG itu ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 31/2009, tugas utama BMKG itu memberikan layanan berupa informasi, info dini gempa bumi, dan peringatan dini Tsunami, juga informasi tentang cuaca dan iklim, serta informasi kualitas udara dan peringatan dininya,” kata Dwikorita.

    “Sehingga, kami harus terus mewaspadai zona seismic gap yang ada di Selatan Banten dan Selat Sunda, sudah ada sejak tahun 1757 dan di Wilayah Mentawai-Siberut itu sudah sejak 1797. Sudah lebih 227 tahun. Sudah seharusnya kami bersiap untuk itu,” ungkapnya.

    Persiapan yang dimaksud Dwikorita adalah upaya mitigasi, termasuk dengan menyiapkan teknologi yang dibutuhkan.

    “Kami dalam rangka persiapan melakukan skenario model guncangan gempa megathrust Selat Sunda. Ini kami sampaikan ke Pemerintah Daerah dan pihak terkait, agar bersiap. Juga kami lengkapi skenario ini dengan skenario model tsunami dengan ketinggian di atas 3 meter, bisa 10 meter lebih, belasan meter, bahkan 20 meter di Selat Sunda,” beber Dwikorita.

    “Kami buat model yang sama dengan asumsi gempa megathrust di berbagai wilayah. Misalnya di Kota Cilegon, itu kan kota industri ya. Bencana-bencana ikutan. Peta-petanya sudah kami sampaikan ke pihak berwenang, pemerintah daerah terkait,” papar Dwikorita.

    Daftar 13 Segmen Megathrust Ancam Wilayah RI

    Mengacu pada Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia tahun 2017, berikut daftar 13 segmen megathrust yang mengancam Indonesia:

    1. Megathrust Mentawai-Pagai dengan potensi gempa M8,9

    2. Megathrust Enggano dengan potensi gempa M8,4

    3. Megathrust Selat Sunda dengan potensi gempa M8,7

    4. Megathrust Jawa Barat-Jawa Tengah dengan potensi gempa M8,7

    5. Megathrust Jawa Timur dengan potensi gempa M8,7

    6. Megathrust Sumba dengan potensi gempa M8,5

    7. Megathrust Aceh-Andaman dengan potensi gempa M9,2

    8. Megathrust Nias-Simelue denga potensi gempa M8,7

    9. Megathrust Batu dengan potensi gempa M7,8

    10. Megathrust Mentawai-Siberut dengan potensi gempa M8,9

    11. Megathrust Sulawesi Utara dengan potensi gempa M8,5

    12. Megathrust Filipina dengan potensi gempa M8,2

    13. Megathrust Papua dengan potensi gempa M8,7.

    (dce/dce)

  • Dukung Pembangunan 3 Juta Rumah, Ini Langkah Industri Semen – Halaman all

    Dukung Pembangunan 3 Juta Rumah, Ini Langkah Industri Semen – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Program pembangunan 3 juta rumah per tahun yang dicanangkan pemerintah, mendapat dukungan dari industri semen.

    Satu di antaranya, datang dari Semen Indonesia yang membuat bata interlock presisi.

    Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, kapasitas Kementerian BUMN sebagai support system kementerian-kementerian teknis, siap berkomitmen dan mendukung penuh seluruh program yang telah menjadi fokus pemerintahan Presiden Prabowo.

    “Dalam 100 hari kerja pemerintahan, perusahaan BUMN terkait akan mendukung percepatan pembangunan proyek infrastruktur utama, termasuk rumah subsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR),” pungkas Erick dikutip Sabtu (25/1/2025).

    Sebagai perusahaan BUMN yang bergerak dalam industri bahan bangunan, Semen Indonesia mendorong penggunaan bata interlock presisi yang merupakan produk turunan semen hijau, sebagai solusi untuk menjawab tantangan pembangunan rumah MBR, yaitu waktu pembangunan, biaya pembangunan, dan kualitas bahan bangunan. 

    Direktur Utama SIG, Donny Arsal, menyampaikan, bata interlock presisi merupakan hasil penelitian terapan dengan mekanisme kerja yang saling mengunci antar balok seperti sistem lego.

    Menurutnya, penggunaan bata interlock presisi memberikan banyak keuntungan dalam pembangunan rumah dibandingkan material konvensional, karena lebih efisien dalam penggunaan material, lebih mudah dalam pengaplikasian yang membuat durasi pembangunan lebih cepat, serta telah dinyatakan ramah gempa.

    ”Untuk mendukung Pemerintah memenuhi target pembangunan 3 juta rumah per tahun, dibutuhkan kolaborasi seluruh pihak dan tentunya inovasi teknologi,” kata Donny.

    “Bata interlock presisi merupakan teknologi yang mengubah metode pembangunan rumah menjadi lebih mudah, cepat dan efisien, dengan kualitas konstruksi yang kokoh dan tampilan yang modern, sehingga memberikan nilai tambah bagi pengembang dan pemilik rumah,” sambungnya.

  • Ada 13 Lokasi Megathrust di RI, Kepala BMKG Kasih Peringatan Keras

    Ada 13 Lokasi Megathrust di RI, Kepala BMKG Kasih Peringatan Keras

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkap bahwa potensi megathrust sebenarnya bukan hal baru di Indonesia, karena memang sering terjadi banyak gempa.

    Setidaknya, jika mengulik data BMKG, sejak gempa besar M7,1 yang terjadi di Megathrust Nankai Jepang Selatan pada Jumat 8 Agustus 2024 pukul 14.42.58 WIB, tercatat ada 7 kali gempa yang mengguncang Indonesia. Namun Daryono memastikan, gempa-gempa itu tidak berkaitan dengan gempa megathrust yang baru mengguncang Jepang.

    “Tidak ada ada sama sekali (hubungan rentetan gempa pasca-megathrust di Jepang). Gempa kita memang banyak,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono kepada CNBC Indonesia, dikutip Sabtu (25/1/2025).

    Daftar 13 Segmen Megathrust Ancam Wilayah RI
    Mengacu pada Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia tahun 2017, berikut daftar 13 segmen megathrust yang mengancam Indonesia:

    1. Megathrust Mentawai-Pagai dengan potensi gempa M8,9

    2. Megathrust Enggano dengan potensi gempa M8,4

    3. Megathrust Selat Sunda dengan potensi gempa M8,7

    4. Megathrust Jawa Barat-Jawa Tengah dengan potensi gempa M8,7

    5. Megathrust Jawa Timur dengan potensi gempa M8,7

    6. Megathrust Sumba dengan potensi gempa M8,5

    7. Megathrust Aceh-Andaman dengan potensi gempa M9,2

    8. Megathrust Nias-Simelue denga potensi gempa M8,7

    9. Megathrust Batu dengan potensi gempa M7,8

    10. Megathrust Mentawai-Siberut dengan potensi gempa M8,9

    11. Megathrust Sulawesi Utara dengan potensi gempa M8,5

    12. Megathrust Filipina dengan potensi gempa M8,2

    13. Megathrust Papua dengan potensi gempa M8,7.

    Tren peningkatan gempa

    Sementara, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan, kejadian gempa bumi di Indonesia menunjukkan tren peningkatan.

    Di sisi lain, kata dia, alat pemantau yang disebarkan BMKG kini juga semakin banyak.

    Hal itu disampaikannya dalam webinar “Resolusi 2025: Mitigasi Bencana Geologi”, yang ditayangkan kanal Youtube Teknik Geofisika ITS.

    Dwikorita pun mengingatkan pentingnya pendekatan mitigasi bencana geohidrometeorologi. Tidak hanya gempa bumi dan tsunami, tetapi juga bencana hidrometeorologi yang semakin meningkat akibat perubahan iklim.

    Untuk menghadapi tantangan dinamika tektonik yang menunjukkan peningkatan aktivitas, dengan merapatkan jaringan seismograf.

    Menurut Dwikorita, pada saat kejadian gempa – tsunami Aceh tahun 2004 silam, hanya ada skeitar 20 seismograf yang ada dan tidak dalam jaringan. Sejak tahun 2008, jelasnya, BMKG membangun sistem info dini gempa dan peringatan dini tsunami. Sensornya terus bertambah hingga kini mencapai ada 550 seismograf.

    “Aktivitas kegempaan yang termonitor BMKG mengalami lompatan. Berdasarkan data aktivitas data gempa jangka panjang, ada pola kejadian gempa di Indonesia terus meningkat setiap tahun,” katanya.

    “Rata-rata kejadian gempa di tahun 1990-2008 sekitar 2.254 gempa per tahun. Namun, tahun 2009-2017 meningkat jadi 5.389 kejadian gempa. Kemudian melompat mulai tahun 2018-2019, bahkan 2020 ya, melompat bahkan 2018 itu 12.062, 2019 itu masih 11.731,” tambahnya.

    (fsd/fsd)