Topik: Gempa

  • Megathrust ‘Meledak’, Ini Wilayah Jakarta-Banten-Lampung Kena Tsunami

    Megathrust ‘Meledak’, Ini Wilayah Jakarta-Banten-Lampung Kena Tsunami

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berulang kali mengungkapkan potensi ancaman Megathrust di Indonesia. Ini disebabkan Indonesia berada di Cincin Api Pasifik alias Ring of Fire.

    Indonesia berada di pertemuan 3 lempeng utama dunia yaitu Indo Australia, Pasifik, dan Eurasia. Dampaknya, Indonesia memiliki 13 segmen Megathrust, yaitu sumber gempa yang mampu memicu gempa dahsyat.

    Peneliti dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Nuraini Rahma Hanifa mengungkapkan salah satu segmen Megathrust yang rawan melepaskan enegeri adalah Pantai Selatan Jawa hingga dampaknya memanjang ke Selat Sunda. Apabila ‘pecah’, segmen Megathrust ini bisa memicu gempa dahsyat hingga M 8,7 dan tsunami setinggi 20 meter.

    Ini karena semakin lama energi yang terkumpul ini akan mencapai titik pelepasan energinya melalui pergerakan mendadak yang memicu getaran atau guncangan yang sangat kuat atau gempa bumi. Goncangan besar tersebut akan mengakibatkan perpindahan kolom air laut dan menyebabkan gelombang air laut menjadi sangat besar yang menjalar semua arah hingga mencapat daratan atau tsunami.

    Menurut Nuraini, tsunami yang dihasilkan juga akan sampai ke Jakarta. Kisarannya antara 1 sampai 1,8 meter.

    “Contoh untuk segmen yang M 8,7 di Selatan Pangandaran. Jadi kalau dilihat ini kan jaringan dan perjalanan gelombang. Dari sumber (Megathrust) dia kemudian terus masuk ke Selat Sunda,” kata dia kepada CNBC Indonesia, Minggu (16/2/2025).

    “Begitu masuk lewat Selat Sunda karena kan riak gelombang menjalar ke segara arah, kemudian masuk ke Jakarta. Nah ini bisa sampai Jakarta kira-kira (ketinggian tsunami) 1 meter sampai 1,8 meter,” terang dia.

    Foto: Titik lokasi pusat megathrust. (Dok. Google Maps)
    Titik lokasi pusat megathrust. (Dok. Google Maps)

    Dia menjelaskan dorongan tsunami besar dari selatan Jawa menuju utara makin lama makin berkurang. Tsunami akan melewati pesisir Selatan Jawa, lalu pesisir Banten dan Lampung serta masuk Jakarta. Menurut perhitungannya, tsunami tersebut akan tiba di Jakarta 2,5 jam. Dia mengatakan hanya daerah pesisir utara Jakarta saja yang akan terkena tsunami 1,8 meter.

    “2,5 jam tsunami tiba. Kalau Jawa bagian selatan 40 menit sudah sampai, Lebak itu 18 menit. Oke, yang kena imbas itu pertama kali adalah wilayah Jakarta Utara ya,” sebutnya.

    “Lampung yang menghadap Selat Sunda akan kena semua,” imbuhnya.

    Nuraini menegaskan tinggi tsunami masing-masing daerah berbeda.

    “Semua pesisir Banten itu akan terdampak tetapi dengan tinggi yang berbeda-beda. Di Jakarta juga seluruh pesisir utara Jakarta akan kena,” bebernya.

    Sebelumnya Nuraini dalam ulasannya menyebutkan, segmen Megathrust di selatan Jawa, termasuk Selat Sunda, menyimpan energi tektonik yang signifikan dan berpotensi melepaskan gempa berkekuatan magnitudo 8,7 hingga 9,1.

    Dia mengungkapkan, dari hasil simulasi yang dilakukan BRIN bersama tim peneliti dari berbagai institusi, jika tsunami terjadi, ketinggian gelombang diperkirakan dapat mencapai 20 meter di pesisir selatan Jawa, 3-15 meter di Selat Sunda, dan sekitar 1,8 meter di pesisir utara Jakarta.

    “Energi yang terkunci di zona subduksi selatan Jawa terus bertambah seiring waktu. Jika dilepaskan sekaligus, goncangan akan memicu tsunami tinggi yang bisa berdampak luas, tidak hanya di selatan Jawa tetapi juga di wilayah pesisir lainnya,” kata Rahma.

    Sedangkan untuk daerah perkotaan seperti Jakarta, yang memiliki kepadatan penduduk tinggi dan sedimen tanah yang rentan mengamplifikasi goncangan, upaya mitigasi gempa juga mencakup retrofitting atau penguatan struktur bangunan.

    “Retrofitting sangat penting, terutama untuk bangunan di kawasan padat penduduk, karena goncangan kuat berpotensi menyebabkan kerusakan masif dan korban jiwa,” tambahnya.

    BRIN pun mengajak masyarakat Indonesia untuk waspada terhadap risiko Megathrust. Dampak gempa Megathrust sangat besar hingga memberikan dampak lanjutan seperti kematian, cedera, kerusakan infrastruktur, kerusakan lingkungan, dampak sosial ekonomi hingga gangguan layanan dasar.

    (wur/wur)

  • Megathrust ‘Meledak’, Banten-Lampung Digulung Tsunami Hitungan Menit

    Megathrust ‘Meledak’, Banten-Lampung Digulung Tsunami Hitungan Menit

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gempa Megathrust menjadi ancaman nyata bagi Indonesia. Indonesia yang berada di Cincin Api Pasifik alias Ring of Fire memiliki 13 segmen Megathrust.

    Salah satu segmen Megathrust yang paling mengancam adalah Selatan Jawa yang dampaknya bisa memanjang hingga Selat Sunda dan segmen Sumatera yang dampaknya juga memanjang ke Selat Sunda atau disebut Segmen Enggano.

    Khusus Selatan Jawa Barat yang memanjang hingga Selat Sunda, segmen tersebut berdampak besar apabila melepaskan energi. Energi yang terkunci di zona subduksi selatan Jawa ini terus bertambah seiring waktu.

    Peneliti dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Nuraini Rahma Hanifa mengungkapkan semakin lama energi yang terkumpul ini akan mencapai titik pelepasan energinya melalui pergerakan mendadak yang memicu getaran atau guncangan yang sangat kuat atau gempa bumi. Jika dilepaskan sekaligus bisa menyebabkan gempa hingga M 8,7.

    Foto: Segmen Megathrust di Indonesia. (Dok. BRIN)
    Segmen Megathrust di Indonesia. (Dok. BRIN)

    Goncangan besar tersebut akan mengakibatkan perpindahan kolom air laut dan menyebabkan gelombang air laut menjadi sangat besar yang menjalar semua arah hingga mencapat daratan atau tsunami. Tsunami yang ditimbulkan cukup tinggi yaitu bisa mencapai 20 meter yang bisa berdampak luas, tidak hanya di selatan Jawa tetapi juga di wilayah pesisir lainnya seperti Banten dan Lampung, bahkan hingga ke Jakarta.

    “Semua pesisir Banten itu akan berdampak tapi dengan tinggi (tsunami) yang berbeda-beda,” ungkap dia kepada CNBC Indonesia, Minggu (16/2/2025).

    Rahma menghitung apabila Megathrust di segmen Selatan Jawa yaitu wilayah Pangandaran pecah, maka akan terjadi tsunami sekitar 20 meter. Gelombang tsunami kemudian akan menyebar hingga masuk wilayah Selat Sunda dimana di daerah tersebut ada kawasan pesisir Banten dan Lampung.

    “Kawasan pesisir Banten kira-kira tsunami 4 sampai 6 atau 8 meter,” sebutnya.

    “Lampung yang menghadap Selat Sunda akan kena semua,” imbuhnya.

    Sedangkan untuk Jakarta, tsunami diprediksi akan menerjang wilayah pesisir utara dengan ketinggian 1 sampai 1,8 meter. Menurut perhitungannya, tsunami tersebut akan tiba di Jakarta 2,5 jam. Dia mengatakan hanya daerah pesisir utara Jakarta saja yang akan terkena tsunami 1,8 meter.

    “2,5 jam tsunami tiba. Kalau Jawa bagian selatan 40 menit sudah sampai, Lebak itu 18 menit. Oke, yang kena imbas itu pertama kali adalah wilayah Jakarta Utara ya,” sebutnya.

    BRIN pun mengajak masyarakat Indonesia untuk waspada terhadap risiko Megathrust. Dampak gempa Megathrust sangat besar hingga memberikan dampak lanjutan seperti kematian, cedera, kerusakan infrastruktur, kerusakan lingkungan, dampak sosial ekonomi hingga gangguan layanan dasar.

    (wur/wur)

  • Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi Tinggi, BPPTKG Minta Masyarakat Waspada

    Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi Tinggi, BPPTKG Minta Masyarakat Waspada

    Sleman, Beritasatu.com – Aktivitas vulkanik Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah masih cukup tinggi dalam beberapa pekan terakhir. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) meminta masyarakat agar waspada.

    Berdasarkan laporan BPPTKG periode pengamatan Minggu 16 Februari 2025 pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB teramati jarak luncur maksimum guguran lava mencapai 1.900 meter.

    “Teramati 14 kali guguran lava ke arah kali sat atau kali Putih, kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1900 meter,” ujar Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso kepada wartawan, Minggu (16/2/2025).

    Gunung Merapi terpantau dalam kondisi berawan hingga mendung dengan suhu udara berkisar antara 18,3-20,1°C serta kelembaban mencapai 89,7-99%. Angin bertiup lemah ke arah timur dan barat. Secara visual, gunungapi tertutup kabut pada level 0-II hingga 0-III, dengan asap kawah yang tidak teramati.

    Data kegempaan menunjukkan adanya 23 kali gempa guguran dengan amplitudo 2-7 mm dan durasi 51,78-160,93 detik. Selain itu, tercatat enam kali gempa hybrid atau fase banyak dengan amplitudo 4-7 mm, S-P 0,4-0,6 detik, dan durasi 10,5-14,5 detik. Hal ini mengindikasikan suplai magma masih berlangsung yang dapat berpotensi memicu awan panas guguran.

    Gunung Merapi saat ini berada pada Level III (Siaga) untuk itu BPPTKG merekomendasikan masyarakat untuk tidak beraktivitas di dalam wilayah potensi bahaya. Diantaranya sektor selatan-barat daya: Sungai Boyong (5 km), Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng (7 km), sektor tenggara meliputi Sungai Woro (3 km) dan Sungai Gendol (5 km).

    “Lontaran material vulkanik dapat mencapai radius tiga km dari puncak apabila terjadi letusan eksplosif,” lanjutnya.

    Masyarakat diimbau untuk mewaspadai potensi bahaya lahar dan awan panas guguran, terutama saat hujan turun di sekitar Gunung Merapi. Selain itu, dampak abu vulkanik juga perlu diantisipasi.

    BPPTKG menyatakan, jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, status Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

  • Gunung Lewotobi Laki-laki Berstatus Awas, Tampak Sinar Api di Puncak

    Gunung Lewotobi Laki-laki Berstatus Awas, Tampak Sinar Api di Puncak

    Jakarta

    Puncak kawah Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), tampak merah menyala dari kejauhan. Sinar api ini teramati pada pagi ini.

    Adapun Gunung Lewotobi Laki-laki ini berstatus Level IV atau Awas. Puncak kawah gunung tampak mengeluarkan api berdasarkan hasil pengamatan pukul 00.00-06.00 Wita.

    “Teramati sinar api di puncak kawah Gunung Lewotobi Laki-laki,” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki, Emanuel Rofinus Bere dilansir detikBali, Minggu (16/2/2025).

    Selain memancarkan sinar api, gunung tersebut juga mengembuskan asap kawah bertekanan lemah dengan intensitas sedang hingga tebal setinggi 100-200 meter di atas puncak kawah. Endapan lava teramati ke arah barat-barat laut sejauh 3.800 meter dan ke arah timur sejauh 4.340 meter dari pusat erupsi.

    Berdasarkan kegempaan, hingga pagi ini tercatat tiga kali embusan dengan amplitudo 2,2-5,9 milimeter dengan durasi 28-93 detik. Teramati pula gempa tektonik jauh sebanyak dua kali dengan amplitudo 4,4-5,9 milimeter.

    Emanuel mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 6 kilometer dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Warga juga diminta menghindari sektoral barat daya-utara-timur laut sejauh 7 kilometer dari pusat erupsi.

    (rdp/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Gunung Ile Lewotolok Meletus Disertai Gemuruh dan Lontaran Lava Pijar
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        16 Februari 2025

    Gunung Ile Lewotolok Meletus Disertai Gemuruh dan Lontaran Lava Pijar Regional 16 Februari 2025

    Gunung Ile Lewotolok Meletus Disertai Gemuruh dan Lontaran Lava Pijar
    Tim Redaksi
    LEMBATA, KOMPAS.com

    Gunung Ile Lewotolok
    di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali meletus disertai gemuruh dan lontaran
    lava pijar
    .
    Pos pengamat gunung itu mencatat pada Sabtu (15/2/2025) pukul 00.00 Wita-24.00 Wita, gunung itu meletus satu kali.
    Letusan ini terekam di seismogram dengan amplitudo 12.1 mm dan durasi 35 detik.
    Tinggi kolom abu mencapai 200 meter dengan warna asap putih dan kelabu.
    “Letusan disertai gemuruh lemah. Teramati lontaran lava pijar area puncak kawah,” ujar Petugas Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok, Stanislaus Ara Kian, dalam keterangannya, Minggu (16/2/2025) pagi.
    Stanislaus juga melaporkan bahwa pada periode yang sama terjadi 85 kali gempa embusan dengan amplitudo 1-4.6 mm dan durasi 28-30 detik serta satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 0.9 mm dan durasi 159 detik.
    Berdasarkan pengamatan visual, gunung terlihat jelas hingga kabut 0-I.
    Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang dan tinggi 10-50 meter di atas puncak kawah.
    Stanislaus mengimbau warga sekitar untuk menggunakan masker pelindung mulut dan hidung guna menghindari gangguan pernapasan maupun gangguan kesehatan lainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik.
    Warga di empat desa, seperti Jontona, Amakaka, Jontona, dan Todanara diimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius yang telah ditetapkan.
    “Sampai saat ini, tingkat aktivitas Gunung Ile Lewotolok berada di level II
    waspada
    ,” katanya. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pulau Ini Mendadak Tenggelam Seperti Legenda Atlantis

    Pulau Ini Mendadak Tenggelam Seperti Legenda Atlantis

    Jakarta

    Mengetik koordinat 9°59’36″S 161°59’10″E, terdapat area lautan berwarna biru gelap di Samudra Pasifik. Ukurannya kurang lebih sama dengan beberapa pulau yang berada di Kepulauan Solomon di dekatnya.

    Laut di sini relatif dangkal, kedalaman berkisar antara 1 hingga 14 meter. Sekarang dikenal sebagai Lark Shoal, tempat ini dulunya adalah sebuah pulau. Beberapa pihak menyebutnya Atlantis di dunia nyata.

    Ilmuwan Patrick Nunn, penulis Vanished Islands and Hidden Continents of the Pacific, mengatakan tempat ini pernah dihuni ratusan orang. “Di sanalah mungkin dua atau tiga pulau menghilang dengan sangat cepat, beberapa ratus tahun lalu,” kata profesor University of the Sunshine Coast itu.

    Dikutip detikINET dari ABC, nama pulau itu adalah Teonimenu yang menghilang pada suatu waktu antara penjelajah Spanyol Álvaro de Mendaña (1568) dan penjelajah Inggris James Cook (1768-71) berada di wilayah tersebut. Itu menurut tradisi lisan masyarakat Kepulauan Solomon tengah, yang diteliti Profesor Nunn.

    Tony Heorake, direktur Museum Nasional Kepulauan Solomon, mengatakan kisah Teonimenu diwariskan melalui keluarganya. “Saya adalah salah satu keturunan langsung Teonimenu dari pihak ibu saya,” katanya.

    “Setelah pulau itu tenggelam, beberapa leluhur selamat dan mereka terapung di batang pohon pisang dan puing-puing lain,” cetusnya sembari mengatakan leluhurnya menetap di selatan Ulawa, pulau di sebelah utara tempat Teonimenu berada.

    Mereka masih tinggal di sana hingga kini. “Tiap malam setelah makan, kami biasanya mendengar tetua dalam keluarga membicarakan kisah-kisah itu. Tak hanya tentang Teonimenu tapi juga berbagai hewan, tanaman, berbagai cara memancing, berburu di pulau itu,” lanjutnya.

    Profesor Nunn dan Heorake mendokumentasikan sejarah lisan dari empat tempat yang diyakini tempat tinggal para penyintas Teonimenu. Mereka menemukan kenangan tentang pulau itu ada di mana-mana.

    “Kami hampir yakin bahwa Teonimenu benar-benar ada. Mengapa orang di gugusan Kepulauan Pasifik mengarang cerita tentang pulau tenggelam kecuali hal itu benar-benar terjadi?” kata Nunn.

    Ada legenda mengenai mengapa pulau itu tenggelam, tapi apa penjelasan sainsnya? Banyak pulau Pasifik terletak di Cincin Api Pasifik, wilayah rentan gempa dan aktivitas gunung berapi.

    Melalui analisis data seismik di sekitar pulau itu dulu berada, Nunn mengidentifikasi area itu tidak stabil. “Ini adalah tempat di mana satu bagian kerak Bumi bergerak ke bawah bagian lain dan tiap kali terjadi pergeseran, terjadi gempa besar yang mengguncang semua, termasuk pulau-pulau,” kata Profesor Nunn.

    “Terkadang, gempa ini menyebabkan tanah longsor sangat dahsyat sehingga menyebabkan seluruh pulau tiba-tiba tergelincir di bawah permukaan laut,” demikian teorinya.

    (fyk/rns)

  • Alat Deteksi Gempa dan Tsunami di Sidrap Dicuri Lagi, Sudah 4 Kali Terjadi!

    Alat Deteksi Gempa dan Tsunami di Sidrap Dicuri Lagi, Sudah 4 Kali Terjadi!

    Jakarta

    Kasus pencurian dan perusakan alat pendeteksi gempa kembali terjadi. Kasus terbaru, terjadi di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan (Sulsel).

    “Kasus terbaru pencurian dan perusakan terhadap peralatan monitoring gempa dan peringatan dini tsunami terjadi di Desa Buae, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, pada 12 Februari 2025 sekitar pukul 23.00 Wita,” kata Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam keterangannya, Sabtu (15/2/2025).

    Dalam kasus terbaru, pencuri mengambil sebanyak 6 unit aki yang digunakan untuk menghidupkan sensor seismograf serta 2 unit panel surya yang terpasang di atas bangunan shelter stasiun SPSI (Sidrap-Indonesia). Tercatat sudah terjadi 4 kali kasus pencurian dan perusakan peralatan BMKG terjadi di lokasi yang sama.

    “Pada kejadian kali ini, pencuri bahkan membongkar bangunan shelter, masuk ke dalamnya, dan mengambil seluruh baterai (aki) yang berfungsi sebagai sumber daya utama bagi stasiun monitoring gempa. Akibatnya, BMKG terpaksa mencabut seluruh peralatan yang tersisa, termasuk sensor, digitizer, dan peralatan komunikasi, untuk menghindari kerugian lebih besar,” kata Daryono.

    BMKG mencatat telah terjadi 10 kali kasus pencurian dan perusakan terhadap peralatan monitoring gempa dan peringatan dini tsunami yang dikelola BMKG sejak 2015. Berikut catatannya:

    1. Pada tahun 2015 di Cisompet, Garut, Jawa Barat (2 kali).
    2. Pada tahun 2017 di Muara Dua, Sumatera Selatan.
    3. Pada tahun 2018 di Manna, Bengkulu.
    4. Pada tahun 2022 di Indragiri Hilir, Riau.
    5. Pada tahun 2022 di Kluet Utara, Aceh Selatan.
    6. Pada tahun 2022 di Sorong, Papua Barat.
    7. Pada tahun 2022 di Jambi.
    8. Pada tahun 2022 di Sausapor, Tambrauw, Papua Barat.
    9. Pada tahun 2024 di Pulau Banyak, Aceh Singkil.
    10. Pada tahun 2025 di Sidrap, Sulawesi Selatan (4 kali).

    Alat pendeteksi gempa dan tsunami BMKG di Sidrap dicuri (Foto: Dok. BMKG)

    Daerah Rawan Gempa

    Daryono mengatakan wilayah Sidrap secara tektonik merupakan daerah rawan gempa karena berada di jalur patahan aktif Sesar Walanae. Berdasarkan laporan Pusat Gempa Nasional (Pusgen, 2017), Sesar Walanae di Sulawesi Selatan bukanlah sesar mikro, melainkan sesar regional yang dapat memicu gempa hingga magnitudo (M) 7,1.

    Menurut peta seismisitas/kegempaan, kawasan Teluk Mandar, Pinrang, Rappang, dan Parepare memiliki tingkat aktivitas kegempaan yang sangat tinggi akibat aktivitas Sesar Walanae. Selain gempa bumi, wilayah ini juga berpotensi mengalami dampak ikutan gempa yaitu longsor (landslide), runtuhan batu (rockfall), dan likuifaksi.

    Sebagai catatan, wilayah ini pernah diguncang gempa dahsyat berkekuatan M 6 pada 29 September 1997, yang mengakibatkan 16 orang meninggal dunia, 35 orang luka berat, 50 rumah rusak berat, dan lebih dari 200 rumah rusak ringan.

    Pencurian Bahayakan Masyarakat

    Pencurian peralatan BMKG sangat merugikan keselamatan masyarakat, karena tanpa sensor gempa yang berfungsi, maka kecepatan dan akurasi BMKG dalam memberikan informasi gempa dan peringatan dini tsunami di Sulawesi Selatan akan menurun.

    Perlu diingat, bahwa wilayah Sulawesi Selatan juga pernah terdampak tsunami dari Teluk Mandar yang dipicu gempa M 6,3 pada 11 April 1967, menyebabkan 58 orang meninggal dunia.

    BMKG meminta masyarakat untuk turut menjaga alat pendeteksi gempa maupun tsunami demi keselamatan khalayak. BMKG mengatakan dalam situasi dan kondisi saat ini, tidak mudah untuk segera mengganti peralatan yang hilang atau rusak, karena peralatan tersebut menggunakan teknologi canggih dengan biaya yang sangat tinggi.

    “Kami memohon dengan sangat kepada masyarakat untuk tidak melakukan vandalisme, perusakan, atau pencurian peralatan BMKG. Jika belum bisa aktif terlibat dalam mitigasi bencana dan pengurangan risiko bencana, setidaknya jangan merusak alat yang bertujuan melindungi keselamatan banyak orang di Sulawesi Selatan,” ungkapnya.

    BMKG juga meminta pemerintah daerah (pemda) untuk ikut berperan dalam mengamankan peralatan BMKG yang telah dipasang di lokasi strategis demi kepentingan masyarakat Sulawesi Selatan.

    “Oleh karena itu, kami berharap pengertian dan perhatian dari semua pihak untuk menjaga keberlangsungan sistem peringatan dini bencana di Sulawesi Selatan khususnya dan di seluruh wilayah Indonesia pada umumnya,” tuturnya.

    (jbr/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Parah! Alat Pendeteksi Gempa-Tsunami Milik BMKG Dicuri, Ini Risikonya

    Parah! Alat Pendeteksi Gempa-Tsunami Milik BMKG Dicuri, Ini Risikonya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) RI mengungkapkan pencurian alat pendeteksi gempa dan tsunami masih terus terjadi di masyarakat.

    Kasus terbaru pencurian dan perusakan terhadap peralatan monitoring gempa dan peringatan dini tsunami terjadi di Desa Buae, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, pada 12 Februari 2025 sekitar pukul 23.00 WITA. Dalam kejadian ini, pencuri mengambil sebanyak 6 unit aki yang digunakan untuk menghidupkan sensor seismograf serta 2 unit panel surya yang terpasang di atas bangunan shelter stasiun SPSI (Sidrap-Indonesia). Ini merupakan kasus ke-4 kalinya pencurian dan perusakan peralatan BMKG terjadi di lokasi yang sama.

    “Pada kejadian kali ini, pencuri bahkan membongkar bangunan shelter, masuk ke dalamnya, dan mengambil seluruh baterai (aki) yang berfungsi sebagai sumber daya utama bagi stasiun monitoring gempa,” papar Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, lewat keterangan tertulis, Sabtu (15/2/2025).

    “Akibatnya, BMKG terpaksa mencabut seluruh peralatan yang tersisa, termasuk sensor, digitizer, dan peralatan komunikasi, untuk menghindari kerugian lebih besar.”

    Padahal, wilayah ini secara tektonik merupakan daerah rawan gempa karena berada di jalur patahan aktif Sesar Walanae. Berdasarkan laporan Pusat Gempa Nasional (Pusgen, 2017), Sesar Walanae di Sulawesi Selatan bukanlah sesar mikro, melainkan sesar regional yang dapat memicu gempa hingga magnitudo M 7,1.

    Menurut peta seismisitas/kegempaan, kawasan Teluk Mandar, Pinrang, Rappang, dan Pare Pare memiliki tingkat aktivitas kegempaan yang sangat tinggi akibat aktivitas Sesar Walanae. Selain gempa bumi, wilayah ini juga berpotensi mengalami dampak ikutan gempa yaitu longsor (landslide), runtuhan batu (rockfall), dan likuifaksi.

    “Sebagai catatan, wilayah ini pernah diguncang gempa dahsyat berkekuatan M 6,0 pada 29 September 1997, yang mengakibatkan: 16 orang meninggal dunia, 35 orang luka berat, 50 rumah rusak berat, dan lebih dari 200 rumah rusak ringan,” tuturnya.

    BMKG menyebut sejak 2015 telah terjadi setidaknya sebanyak 10 kali kasus pencurian dan perusakan terhadap peralatan monitoring gempa dan peringatan dini tsunami. Berikut rinciannya:

    1. Pada tahun 2015 di Cisompet, Garut, Jawa Barat (2 kali).
    2. Pada tahun 2017 di Muara Dua, Sumatera Selatan.
    3. Pada tahun 2018 di Manna, Bengkulu.
    4. Pada tahun 2022 di Indragiri Hilir, Riau.
    5. Pada tahun 2022 di Kluet Utara, Aceh Selatan.
    6. Pada tahun 2022 di Sorong, Papua Barat.
    7. Pada tahun 2022 di Jambi.
    8. Pada tahun 2022 di Sausapor, Tambrauw, Papua Barat.
    9. Pada tahun 2024 di Pulau Banyak, Aceh Singkil.
    10. Pada tahun 2025 di Sidrap, Sulawesi Selatan (4 kali)

    BMKG menyebut bahwa dengan adanya pencurian ini, keselamatan masyarakat dari bencana justru akan dirugikan. Hal ini dikarenakan kecepatan dan akurasi BMKG dalam memberikan informasi gempa dan peringatan dini tsunami di Sulawesi Selatan akan menurun.

    Maka dari itu, BMKG memohon kepada masyarakat untuk tidak melakukan vandalisme, perusakan, atau pencurian peralatan BMKG. Jika belum bisa aktif terlibat dalam mitigasi bencana dan pengurangan risiko bencana, setidaknya jangan merusak alat yang bertujuan melindungi keselamatan banyak orang di Sulawesi Selatan.

    “Kami juga meminta pemerintah daerah untuk ikut berperan dalam mengamankan peralatan BMKG yang telah dipasang di lokasi strategis demi kepentingan masyarakat Sulawesi Selatan,” tambah Daryono.

    “Dalam situasi dan kondisi saat ini, tidak mudah untuk segera mengganti peralatan yang hilang atau rusak, karena peralatan tersebut menggunakan teknologi canggih dengan biaya yang sangat tinggi.”

    “Oleh karena itu, kami berharap pengertian dan perhatian dari semua pihak untuk menjaga keberlangsungan sistem peringatan dini bencana di Sulawesi Selatan khususnya dan di seluruh wilayah Indonesia pada umumnya,” tutupnya.

    (hsy/hsy)

  • Gempa M 3,2 Terjadi di Seram Bagian Timur

    Gempa M 3,2 Terjadi di Seram Bagian Timur

    Jakarta

    Gempa bumi terjadi di Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku. Gempa berkekuatan magnitudo (M) 3,2

    “Gempa Mag:3,2,” demikian postingan media sosial X @infoBMKG, Sabtu (15/2/2025).

    Gempa di Seram Bagian Timur terjadi pukul 01.44 WIB. Titik gempa itu berada di 2,86 lintang selatan dan 127,92 bujur timur.

    Belum diketahui ada tidaknya korban jiwa ataupun dampak kerusakan akibat gempa ini. Gempa ini memiliki kedalaman 10 km.

    “(Pusat gempa) 38 km barat laut Seram Bagian Timur,” lanjutnya.

    (whn/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Banten Diguncang Gempa Magnitudo 5,4 Malam Ini

    Banten Diguncang Gempa Magnitudo 5,4 Malam Ini

    Bisnis.com, JAKARTA – Gempa magnitudo 5,4, mengguncang Banten hari ini, 14-Feb-2025 pukul 19:28:33WIB.

    Data BMKG mencatat pusat lokasi gempa berada di titik 7.45LS, 105.51BT (79 km BaratDaya MUARABINUANGEUN-BANTEN).

    Adapun kedalaman gempa sekitar 34 Km.

    Selain di Banten berikut kejadian gempa hari ini

    Gempa Mag:3.5, 14-Feb-2025 18:31:07WIB, Lok:2.92LS, 129.48BT (71 km TimurLaut MALUKUTENGAH), Kedlmn:11 Km

    Gempa Mag:2.9, 14-Feb-2025 15:45:54WIB, Lok:0.72LU, 98.82BT (84 km BaratDaya MANDAILINGNATAL-SUMUT), Kedlmn:34 Km

    Gempa Mag:2.0, 14-Feb-2025 15:37:08WIB, Lok:5.38LS, 104.58BT (15 km BaratLaut TANGGAMUS-LAMPUNG), Kedlmn:10 Km

    Gempa Mag:2.2, 14-Feb-2025 15:25:35WIB, Lok:0.78LU, 121.23BT (25 km BaratDaya BUOL-SULTENG), Kedlmn:29 Km

    Gempa Mag:2.5, 14-Feb-2025 15:18:24WIB, Lok:8.69LS, 115.35BT (17 km BaratDaya KLUNGKUNG-BALI), Kedlmn:72 Km