Topik: Gempa

  • Gempa M5,9 Guncang Laut Seram Maluku, Tidak Berisiko Tsunami

    Gempa M5,9 Guncang Laut Seram Maluku, Tidak Berisiko Tsunami

    Liputan6.com, Jakarta – Gempa Magnitudo 5,9 mengguncang Laut Seram Maluku, Rabu (19/2/2025), pukul 06.39.12 WIB. Hasil analisis BMKG menyebutkan, gempa Laut Seram ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,7. Episenter gempa terletak pada koordinat 3,33° LS ; 131,06° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 68 Km arah Tenggara Seram Bagian Timur, Maluku pada kedalaman 20 km.

    Kepala Bidang Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG Daryono menyebutkan, memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Seram Utara.

    “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” katanya.

    Daryono juga mengatakan, getaran gempa ini berdampak dan dirasakan di daerah Bula dengan skala intensitas III MMI.

    “Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami,” katanya.

    Hingga pukul 07.05 WIB tadi, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya satu aktivitas gempabumi susulan (aftershock). Meski begitu warga diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan.

     

  • Cuaca Besok Kamis 20 Februari 2025: Jabodetabek Pagi dan Malam Berpotensi Berawan – Page 3

    Cuaca Besok Kamis 20 Februari 2025: Jabodetabek Pagi dan Malam Berpotensi Berawan – Page 3

    Kasus pencurian dan perusakan peralatan monitoring gempa dan peringatan dini tsunami kembali terjadi. Insiden terbaru terjadi di Desa Buae, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan pada 12 Februari 2025.

    Pelaku mencuri enam unit aki untuk menghidupkan sensor seismograf dan dua panel surya dari stasiun SPSI (Sidrap-Indonesia), menyebabkan lumpuhnya sistem deteksi gempa di wilayah tersebut.

    “Ini merupakan kasus ke-4 kalinya pencurian dan perusakan peralatan BMKG terjadi di lokasi yang sama,” ujar Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, Sabtu 15 Februari 2025.

    Ia mengungkapkan, pada kejadian ini, pencuri bahkan membongkar bangunan shelter, masuk ke dalamnya, dan mengambil seluruh baterai (aki) yang berfungsi sebagai sumber daya utama bagi stasiun monitoring gempa. Akibatnya, BMKG terpaksa mencabut seluruh peralatan yang tersisa, termasuk sensor, digitizer, dan peralatan komunikasi, untuk menghindari kerugian lebih besar.

    Dia menegaskan, pencurian peralatan BMKG ini sangat merugikan keselamatan masyarakat. Karena tanpa sensor gempa yang berfungsi, kecepatan dan akurasi BMKG dalam memberikan informasi gempa dan peringatan dini tsunami di Sulawesi Selatan akan menurun.

    “Perlu diingat, bahwa wilayah Sulawesi Selatan juga pernah terdampak tsunami dari Teluk Mandar yang dipicu gempa Mw6,3 pada 11 April 1967, menyebabkan 58 orang meninggal dunia,” kata Daryono.

    Ia juga mengungkapkan, wilayah ini secara tektonik merupakan daerah rawan gempa karena berada di jalur patahan aktif Sesar Walanae. Berdasarkan laporan Pusat Gempa Nasional (Pusgen, 2017), Sesar Walanae di Sulawesi Selatan bukanlah sesar mikro, melainkan sesar regional yang dapat memicu gempa hingga magnitudo Mw7,1.

    “Menurut peta seismisitas/kegempaan, kawasan Teluk Mandar, Pinrang, Rappang, dan Pare Pare memiliki tingkat aktivitas kegempaan yang sangat tinggi akibat aktivitas Sesar Walanae. Selain gempa bumi, wilayah ini juga berpotensi mengalami dampak ikutan gempa yaitu longsor (landslide), runtuhan batu (rockfall), dan likuifaksi,” jelas Daryono.

    Sebagai catatan, Ia mengingatkan, wilayah ini pernah diguncang gempa dahsyat berkekuatan Mw6,0 pada 29 September 1997, yang mengakibatkan 16 orang meninggal dunia, 35 orang luka berat, 50 rumah rusak berat, dan lebih dari 200 rumah rusak ringan,” ujar dia.

    “Kami memohon dengan sangat kepada masyarakat untuk tidak melakukan vandalisme, perusakan, atau pencurian peralatan BMKG. Jika belum bisa aktif terlibat dalam mitigasi bencana dan pengurangan risiko bencana, setidaknya jangan merusak alat yang bertujuan melindungi keselamatan banyak orang di Sulawesi Selatan,” imbaunya.

    BMKG juga meminta pemerintah daerah untuk ikut berperan dalam mengamankan peralatan BMKG yang telah dipasang di lokasi strategis demi kepentingan masyarakat Sulawesi Selatan. Dalam situasi dan kondisi saat ini, tidak mudah untuk segera mengganti peralatan yang hilang atau rusak, karena peralatan tersebut menggunakan teknologi canggih dengan biaya yang sangat tinggi.

    “Oleh karena itu, kami berharap pengertian dan perhatian dari semua pihak untuk menjaga keberlangsungan sistem peringatan dini bencana di Sulawesi Selatan khususnya dan di seluruh wilayah Indonesia pada umumnya,” dia menandaskan.

  • KKP tanam ribuan pohon vegetasi perkuat mitigasi pesisir rawan bencana

    KKP tanam ribuan pohon vegetasi perkuat mitigasi pesisir rawan bencana

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus memperkuat ketahanan pesisir melalui program penanaman vegetasi pantai di berbagai wilayah rawan bencana.

    “Hal ini merupakan salah satu solusi efektif berbasis ekosistem untuk mengurangi dampak gelombang tsunami,” kata Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut KKP Victor Gustaaf Manoppo dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

    Dia menyampaikan, KKP telah menyelesaikan berbagai program penanaman di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, serta Kabupaten Tanggamus, Lampung pada tahun 2024.

    “Penanaman vegetasi pantai ini adalah bagian dari strategi nasional mitigasi bencana dan perlindungan lingkungan pesisir secara berkelanjutan,” ujarnya.

    Lebih lanjut Victor menjelaskan program itu merupakan bentuk implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2010 tentang Mitigasi Bencana di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil serta Peraturan Presiden Nomor 93 Tahun 2019 tentang Penguatan dan Pengembangan Sistem Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami.

    “Sebagai contoh KKP telah menanam 3.125 bibit cemara laut pada lahan seluas 5 hektar di Desa Karangjaladri, Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran yang melibatkan masyarakat termasuk untuk pemeliharaannya, sehingga keberlanjutan manfaatnya dalam jangka Panjang dapat diketahui,” jelas Victor.

    Kemudian di Kabupaten Tanggamus, Lampung, program serupa dilaksanakan dengan cakupan yang sama, yakni 5 hektar lahan dan 3.125 bibit cemara laut ditanam di Pekon Karang Anyar. Wilayah ini dipilih berdasarkan kajian risiko bencana yang menunjukkan tingkat kerentanan tinggi terhadap tsunami akibat aktivitas seismik di perairan sekitarnya.

    Sementara itu, Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil KKP Muhammad Yusuf, menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam menjaga keberlanjutan program ini.

    “Masyarakat pesisir punya peran kunci dalam menjaga dan merawat vegetasi pantai. Karenanya, kami memberikan pendampingan teknis serta peningkatan kapasitas kepada mereka agar ekosistem pesisir tetap terjaga,” jelasnya.

    Tak hanya penanaman vegetasi, program KKP ini juga mencakup pemasangan pagar perlindungan tanaman, pembangunan instalasi penyiraman berbasis sumur dan tandon air, edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya perlindungan pesisir serta pengembangan ekowisata berbasis lingkungan.

    Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa memperkuat ketahanan pesisir melalui pendekatan berbasis ekosistem terus didorong melalui kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan guna mendukung keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat pesisir.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

  • Prabowo Tetapkan 100% DHE Wajib di RI – Ancaman Gempa Megathrust

    Prabowo Tetapkan 100% DHE Wajib di RI – Ancaman Gempa Megathrust

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Prabowo Subianto mengumumkan kebijakan terbaru mengenai Devisa Hasil Ekspor (DHE) di Istana Kepresidenan Jakarta Senin 17 Februari. Dalam kebijakan yang berlaku 1 Maret 2025 kewajiban DHE menjadi lebih ketat.

    Sementara itu, gempa megathrust menjadi ancaman nyata bagi Indonesia. Indonesia yang berada di cincin api pasifik alias Ring of Fire memiliki 13 segmen megathrust.

    Selengkapnya dalam program Evening Up CNBC Indonesia, Senin (17/02/2025).

  • Inti Bumi Berputar Makin Lambat, Kini Berubah Bentuk

    Inti Bumi Berputar Makin Lambat, Kini Berubah Bentuk

    Jakarta, CNBC Indonesia – Penelitian terbaru menemukan fakta bahwa permukaan inti dalam Bumi mengalami perubahan bentuk.

    Penelitian yang dipublikasikan pada 10 Februari di jurnal Nature ini mengamati gelombang gempa bumi yang telah melewati tepi inti bagian dalam, sedalam 5.150 kilometer.

    Penelitian ini menunjukkan bahwa, bahkan ketika inti telah berotasi ke posisi yang diamati sebelumnya, sering kali terdapat perbedaan yang tidak kentara.

    Perbedaan-perbedaan ini menunjukkan bahwa permukaan inti bagian dalam, meskipun padat, bisa sangat mudah berubah dalam waktu singkat.

    “Hal yang paling mungkin terjadi adalah aliran di inti luar mengaduk-aduk inti dalam yang terluar dan mengubah topografinya,” kata John Vidale, ketua penelitian dan ahli seismologi di University of Southern California Dornsife, dikutip dari alive Science, Kamis (13/2/2025).

    Inti luar Bumi adalah logam cair, sebagian besar besi dan nikel. Inti ini melindungi inti dalam yang padat, yang juga sebagian besar terdiri dari besi dan nikel.

    Setiap tahun, sedikit cairan inti luar mengkristal dan menambah inti dalam yang padat, yang tumbuh dengan kecepatan sekitar satu milimeter per tahun.

    Di perbatasan antara inti luar dan inti dalam, inti dalam melayang tepat di titik lelehnya. Ia berbentuk padat, tapi tidak kaku. Mungkin itulah sebabnya mengapa dalam studi baru, bentuknya tampak sedikit melebar, meskipun mencari tahu dimensi yang tepat dari perubahan bentuknya adalah sebuah tantangan.

    “Kami menduga gerakannya bisa mencapai ratusan meter, mungkin satu atau dua kilometer,” Vidale. “Dan kami tidak tahu seberapa luas. Bisa jadi ratusan kilometer,” imbuhnya.

    Dalam penelitian sebelumnya yang ditulis bersama oleh Vidale, ia dan para kolaboratornya menemukan bahwa inti bagian dalam Bumi tidak berputar dengan kecepatan yang konsisten.

    Inti Bumi berputar lebih cepat daripada bagian lain dari planet ini sampai sekitar tahun 2010, ketika ia mulai melambat. Sekarang, kata dia, rotasi inti Bumi tertinggal dari rotasi Bumi lainnya.

    Dari penelitian tersebut, para ilmuwan bisa mengetahui kapan titik yang sama pada inti melewati titik yang sama di Bumi antara tahun 1991 dan 2023.

    Untuk mengukur inti, mereka menggunakan pasangan gempa bumi yang berasal dari tempat yang sama di Kepulauan Sandwich Selatan, di Samudra Atlantik Selatan, dan menghasilkan gelombang yang menjalar melalui inti sebelum ditangkap oleh penerima di Amerika Selatan dan Utara.

    (dem/dem)

  • Alat Monitoring Gempa dan Peringatan Dini Tsunami BMKG di Sidrap Dicuri, Ini Potensi Gempa Bumi yang Terjadi

    Alat Monitoring Gempa dan Peringatan Dini Tsunami BMKG di Sidrap Dicuri, Ini Potensi Gempa Bumi yang Terjadi

    PIKIRAN RAKYAT – Badan Meterorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG mengungkapkan kejadian pencurian serta perusakan alat monitoring gempa dan peringatan dini tsunami di Desa Buae, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan.

    Menurut Daryono, Direktur Gempa Bumi dan Tsunami di BMKG, pencurian itu terjadi pada tanggal 12 Februari 2025 sekitar pukul 23.00 WITA.

    Dalam akunnya @daryonobmkg, ia mengatakan bahwa tindakan pencurian serta perusakan itu bisa membahayakan keselamatan masyarakat setempat.

    Bukan Pertama Kalinya

    Daryono mengungkapkan bahwa kasus pencurian itu bukan yang pertama kalinya. Sejak 2015 lalu, terjadi 10 kali kasus pencurian dan perusakan terhadap peralatan monitoring gempa dan peringatan dini tsunami yang dikelola BMKG.

    Pencurian peralatan BMKG. Tangkap layar Instagram @daryonobmkg

    Kasus-kasus tersebut termasuk di Cisompet, Garut, Jawa Barat, pada tahun 2015 sebanyak dua kali. Kemudian, pada tahun 2017, kasus serupa muncul di Muara Dua, Sumatera Selatan.

    Setahun berikutnya, pada tahun 2018, Manna, Bengkulu juga terjadi kasus pencurian dan perusakan alat monitoring gempa dan peringatan dini tsunami yang dikelola BMKG. Tahun 2022 menjadi tahun yang sangat signifikan dengan beberapa kasus yang tersebar di berbagai lokasi.

    Di tahun 2022, kasus pencurian tersebut terjadi di Indragiri Hilir di Riau, Kluet Utara di Aceh Selatan, Sorong di Papua Barat, Jambi, dan Sausapor di Tambrauw, Papua Barat. Kemudian pada tahun 2024, BMKG mencatat kasus serupa di Pulau Banyak, Aceh Singkil, dan pada tahun 2025, Sidrap di Sulawesi Selatan sebanyak empat kali.

    Dampak Pencurian dan Perusakan Alat Monitoring Gempa dan Peringatan Dini Tsunami

    Dalam kasus terbaru, pencuri berhasil membawa kabur 6 unit aki dan 2 unit panel surya yang merupakan komponen penting untuk mengaktifkan sensor seismograf di stasiun pemantauan gempa bumi. Aksi ini mengakibatkan kerusakan pada bangunan shelter stasiun SPSI Sidrap-Indonesia.

    “Pada kejadian kali ini, pencuri bahkan membongkar bangunan shelter, masuk ke dalamnya, dan mengambil seluruh baterai (aki) yang berfungsi sebagai sumber daya utama bagi stasiun monitoring gempa. Akibatnya, BMKG terpaksa mencabut seluruh peralatan yang tersisa, termasuk sensor, digitizer, dan peralatan komunikasi, untuk menghindari kerugian lebih besar,” tulis Daryono.

    Wilayah tempat terjadinya pencurian ini sangat rawan gempa karena dilalui oleh jalur patahan aktif Sesar Walanae. Menurut Pusat Gempa Nasional, sesar ini berpotensi memicu gempa bumi dengan kekuatan hingga magnitudo 7,1.

    Ia meminta agar masyarakat tidak lagi melakukan vandalisme, perusakan, serta pencurian peralatan BMKG.

    “Jika belum bisa terlibat aktif dalam upaya mitigasi bencana dan pengurangan risiko bencana, setidaknya jangan merusak peralatan yang bermanfaat untuk melindungi dan menjaga keselamatan masyarakat Sulawesi Selatan,” tandasnya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Aktivitas Vulkanik Gunung Lewotobi Fluktuatif, Status Awas
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        16 Februari 2025

    Aktivitas Vulkanik Gunung Lewotobi Fluktuatif, Status Awas Regional 16 Februari 2025

    Aktivitas Vulkanik Gunung Lewotobi Fluktuatif, Status Awas
    Tim Redaksi
    FLORES TIMUR, KOMPAS.com
    – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan aktivitas vulkanik
    Gunung Lewotobi
    Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (
    NTT
    ) masih fluktuatif.
    Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid melaporkan pada Minggu (16/2/2025) hingga pukul 12.00 Wita, terekam 21 kali gempa embusan, 5 kali gempa harmonik, 3 kali gempa vulkanik dalam dan 11 kali gempa tektonik jauh.
    Pengamatan secara visual gunung cerah dan dapat teramati dengan jelas.
    Pada malam hari terlihat sinar api di sekitar puncak namun samar.
    Asap eembusan pada area sekitar puncak pada sisi barat laut yang membentuk seperti rekahan cenderung tipis.
    Adanya asap kawah solfatara ini disebabkan adanya zona alterasi atau zona lemah, sehingga terlihat asap solfatara yang keluar dari area tersebut.
    “Area itu berpotensi terjadi
    directed blast
    atau erupsi langsung searah yang dapat terjadi ke arah barat laut, dan timur laut,” ujar Wafid dalam keterangannya, Minggu.
    Wafid mencatat, erupsi terakhir terjadi pada 12 Februari 2025 pukul 03.31 Wita.
    Hingga Minggu (16/2/2025) pukul 12.00 Wita, tidak ada kejadian erupsi yang teramati ataupun yang terekam di seismograf.
    Dia melaporkan data kegempaan menunjukkan masih fluktuatif, terutama gempa vulkanik dalam.
    Sebelumnya gempa vulkanik dalam tidak terekam, namun 24 jam terakhir terekam lagi. Sedangkan vulkanik dangkal dalam 24 jam terakhir tidak terekam.
    Hal ini mengindikasikan masih adanya suplai, namun terjadi penurunan stres atau tekanan pada kedalaman yang dangkal karena berkurangnya migrasi magma.
    Tremor Harmonik masih terekam hingga hari ini yang mengindikasikan masih adanya vibrasi akibat pergerakan fluida seperti magma, gas, uap air di bawah gunung itu.
    Gempa embusan terekam, dan jumlahnya meningkat dari sebelumnya.
    Berdasarkan satelit sentinel-5 tropomi pada 15 Februari 2025 mendeteksi fluks SO2 yang diemisikan dari Gunung Lewotobi Laki-laki sebesar 368×102 tonon.
    Kemudian, satelit sentinel-1 pada periode 31 Januari 2025 – 12 Februari 2025 menunjukkan adanya anomali deformasi dengan indikasi inflasi pada sekitar gunung itu.
    “Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh dari pemantauan visual dan instrumental, menunjukkan aktivitas visual dan kegempaan pada Gunung Lewotobi Laki-laki masih fluktuatif,” ujarnya.
    Wafid menambahkan sampai saat ini
    status Gunung Lewotobi
    Laki-laki masih ditetapkan di level IV atau awas.
    Masyarakat di sekitar dan wisatawan diimbau tidak melakukan aktivitas apa pun dalam radius 6 kilometer dari pusat erupsi, dan sektoral barat daya, timur laut sejauh 7 kilometer.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • RI Dikepung Zona Megathrust, Begini Nasib Kalimantan dan IKN

    RI Dikepung Zona Megathrust, Begini Nasib Kalimantan dan IKN

    Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia dikelilingi zone Megathrust. Tercatat, ada 13 segmen Megathrust yang mengancam wilayah Indonesia dengan gempa dahsyat dan bisa menimbulkan tsunami.

    Zona Megathrust di Indonesia membentang dari ujung Sumatera lalu masuk selatan Jawa hingga masuk ke Papua. Bahkan masuk Pulau Sulawesi ke arah utara menuju Filipina. Salah satu pulau di Indonesia yang tak dilewati segmen Megathrust hanya Kalimantan. Lantas apakah Kalimantan dan Ibu Kota Nusantara (IKN) aman dari dampak Megathrust?

    Peneliti dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Nuraini Rahma Hanifa mengungkapkan Pulau Kalimantan dan IKN aman dari zona Megathrust. Meski begitu keberadaan Pantai Timur Kalimantan Timur yang berhadapan dengan North Sulawesi Megathrust juga patut diwaspadai.

    Hasil pemodelan skenario tsunami akibat gempa bumi yang berpusat di zona megathrust Sulawesi Utara menunjukkan bahwa di Pantai Kaltim berpotensi terjadi tsunami.

    “Itu sumbernya dari sini aja (Megathrust Laut Sulawesi). Pesisir pantai Kalimantan Timur yang terkena dampak dari Megathrust di Laut Sulawesi. (Dampaknya) kira-kira sampai ke IKN nggak sih? jauh ya dari pesisir,” ungkap Nuraini kepada CNBC Indonesia, Minggu (16/2/2025).

    Foto: Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR
    Beberapa proyek jalan dan jembatan yang dibiayai SBSN adalah pembangunan Jalan Akses Bandara Kertajati, Fly Over (FO) Gombong, Jalan Tol Solo-Kertosono yang menjadi porsi Pemerintah, Jembatan Musi IV, Jalan Nasional Sofi-Wayabula, Jalan Nasional Tapan-Batas Bengkulu, pembangunan jalan perbatasan di Provinsi NTT, pembangunan jalan trans dan perbatasan Papua, dan pembangunan jalan perbatasan Kalimantan Barat. (Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR)

    Tak dilewati segmen Megathrust bukan berarti Pulau Kalimantan aman dari gempa. Selain terkena dampak Megathrust Laut Sulawesi, ternyata di Kalimantan Timur saja ada sejumlah sesar atau patahan aktif. Adapun 3 zona sesar utama yang telah diidentifikasi di Kalimantan, yakni Sesar Tarakan, Sesar Mangkalihat, dan Sesar Meratus.

    Sesar ini merupakan zona rekahan pada lapisan batuan yang bila bergerak dapat memicu gempa. Ketika sesar tersebut aktif bergerak maka gempa yang dihasilkan terasa hingga IKN.

    “Sumber gempanya ada di sini, jadi sebetulnya dia (IKN) bisa terdampak dari gempa, bisa terasa (gempa) sampai IKN,” bebernya.

    Oleh karena itu, Nuraini tetap meminta warga Kalimantan khususnya Kalimantan Timur juga perlu waspada. Kalimantan Timur memiliki kerawanan dari gempa bumi karena memiliki sesar sendiri.

    “Jadi tetap perlu ada partisipasi antisipasi,” tegasnya.

    (wur/wur)

  • Jakarta Tsunami 1,8 Meter, Kapan Megathrust Selatan Jawa ‘Meledak’?

    Jakarta Tsunami 1,8 Meter, Kapan Megathrust Selatan Jawa ‘Meledak’?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut Jakarta tak luput dari dampak yang dihasilkan oleh gempa Megathrust. Salah satunya adalah tsunami 1,8 meter yang diprediksi bisa menyapu pesisir utara Jakarta.

    Itu bisa terjadi setelah 2,5 jam Megathrust Selatan Jawa melepaskan energinya. Apabila ‘pecah’, segmen Megathrust ini bisa memicu gempa dahsyat hingga M 8,7 dan tsunami setinggi 20 meter.

    Ini karena semakin lama energi yang terkumpul akan mencapai titik pelepasan energinya melalui pergerakan mendadak yang memicu getaran atau guncangan yang sangat kuat atau gempa bumi. Goncangan besar tersebut akan mengakibatkan perpindahan kolom air laut dan menyebabkan gelombang air laut menjadi sangat besar yang menjalar semua arah hingga mencapat daratan atau tsunami.

    Lantas kapan segmen Megathrust Selatan Jawa meledak?

    “Ada 10% kemungkinan akan terjadi dalam 50 tahun,” ungkap Peneliti dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Nuraini Rahma Hanifa kepada CNBC Indonesia, Minggu (16/2/2025).

    Foto: Titik lokasi pusat megathrust. (Dok. Google Maps)
    Titik lokasi pusat megathrust. (Dok. Google Maps)

    Hanya saja, Nuraini menekankan 50 tahun ini bukan berarti dihitung 50 tahun ke depan.

    “Maksudnya dalam 50 tahun ini ada 10% kemungkinan kejadian negatif, ada 10% kemungkinannya besar,” bebernya.

    Dia pun mengungkapkan segmen Megathrust sering menunjukan aktivitas dengan skala Magnitudo yang tidak kecil. Misalnya gempa Pacitan dan Pangandaran.

    “Terakhir kan waktu gempa Pangandaran 2006 terus Pacitan,” sebutnya.

    BRIN pun mengajak masyarakat Indonesia untuk waspada terhadap risiko Megathrust. Dampak gempa Megathrust sangat besar hingga memberikan dampak lanjutan seperti kematian, cedera, kerusakan infrastruktur, kerusakan lingkungan, dampak sosial ekonomi hingga gangguan layanan dasar.

    (wur/wur)

  • Megathrust ‘Meledak’, Jakarta Digulung Tsunami 1,8 Meter-Bekasi Aman?

    Megathrust ‘Meledak’, Jakarta Digulung Tsunami 1,8 Meter-Bekasi Aman?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut Jakarta tak luput dari dampak yang dihasilkan oleh gempa Megathrust. Salah satunya adalah tsunami 1,8 meter yang diprediksi bisa menyapu pesisir utara Jakarta.

    Itu bisa terjadi setelah 2,5 jam Megathrust Selatan Jawa melepaskan energinya. Apabila ‘pecah’, segmen Megathrust ini bisa memicu gempa dahsyat hingga M 8,7 dan tsunami setinggi 20 meter.

    Ini karena semakin lama energi yang terkumpul akan mencapai titik pelepasan energinya melalui pergerakan mendadak yang memicu getaran atau guncangan yang sangat kuat atau gempa bumi. Goncangan besar tersebut akan mengakibatkan perpindahan kolom air laut dan menyebabkan gelombang air laut menjadi sangat besar yang menjalar semua arah hingga mencapat daratan atau tsunami.

    “2,5 jam tsunami tiba. Kalau Jawa bagian selatan 40 menit sudah sampai, Lebak itu 18 menit. Oke, yang kena imbas itu pertama kali adalah wilayah Jakarta Utara ya,” ungkap Peneliti dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Nuraini Rahma Hanifa kepada CNBC Indonesia, Minggu (16/2/2025).

    Selain Jakarta, apakah tsunami ini bisa juga menghantam pesisir Utara Kabupaten Bekasi? Sebagai catatan setidaknya ada 5 wilayah kecamatan di pesisir utara Kabupaten Bekasi seperti Muaragembong, Tarumajaya, Babelan, dan Sukawangi.

    Foto: Pekerja melakukan pembongkaran pagar laut milik PT Tunas Ruang Pelabuhan Nusantara (PT TRPN) di pesisir Tarumajaya, Desa Segarajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat (11/2/2025).  (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
    Pekerja melakukan pembongkaran pagar laut milik PT Tunas Ruang Pelabuhan Nusantara (PT TRPN) di pesisir Tarumajaya, Desa Segarajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat (11/2/2025).  (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

    Nuraini menyatakan pihaknya belum melakukan penelitian model lebih lanjut ke wilayah tersebut.

    “Kalau dari sebelah baratnya dan timur kita belum memodelkan,” sebutnya.

    Untuk kawasan di sekitar Selat Sunda, BRIN sudah memberikan peringatan waspada untuk daerah pesisir Banten seperti Lebak dan Cilegon serta daerah pesisir Lampung.

    “2,5 jam tsunami tiba. Kalau Jawa bagian selatan 40 menit sudah sampai, Lebak itu 18 menit. Oke, yang kena imbas itu pertama kali adalah wilayah Jakarta Utara ya. Lampung yang menghadap Selat Sunda akan kena semua. Semua pesisir Banten itu akan terdampak tetapi dengan tinggi yang berbeda-beda,” sebutnya.

    BRIN pun mengajak masyarakat Indonesia untuk waspada terhadap risiko Megathrust. Dampak gempa Megathrust sangat besar hingga memberikan dampak lanjutan seperti kematian, cedera, kerusakan infrastruktur, kerusakan lingkungan, dampak sosial ekonomi hingga gangguan layanan dasar.

    (wur/wur)