Topik: Gempa

  • Banyak Orang Terjebak Reruntuhan Gempa Thailand, Punya Waktu 72 Jam

    Banyak Orang Terjebak Reruntuhan Gempa Thailand, Punya Waktu 72 Jam

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tim SAR telah menemukan tanda-tanda kehidupan di bawah reruntuhan gedung pencakar langit setinggi 30 lantai yang ambruk akibat gempa bumi di Bangkok, Thailand.

    Sekitar 15 orang terjebak di bawah puing-puing gedung bertingkat tinggi yang sedang dalam tahap pembangunan.

    Media Thailand melaporkan, korban yang terjebak di bawah puing-ping berada dalam kelompok yang terdiri dari tiga sampai tujuh orang.

    Suriyachai Rawiwan, direktur organisasi bantuan bencana nasional, mengatakan bahwa tim SAR sedang berusaha untuk membawa air dan makanan kepada mereka.

    Namun, beberapa korban yang selamat terjebak beberapa meter di bawah permukaan tanah.

    “Kami memiliki waktu sekitar 72 jam untuk menolong mereka karena itulah perkiraan waktu seseorang dapat bertahan hidup tanpa air dan makanan,” ujar Rawiwan, menurut stasiun radio Thailand PBS, dikutip dari Aljazeera, Sabtu (29/3/2025).

    Masih belum jelas berapa banyak korban yang terkubur di bawah reruntuhan.

    Orang-orang banyak menunggu di luar lokasi untuk mendapatkan kabar tentang kerabat mereka. Polisi setempat telah meminta masyarakat untuk menghindari berkumpul di gedung tersebut agar tidak menghalangi upaya penyelamatan yang melibatkan alat berat.

    (hoi/hoi)

  • Fakta Gempa Dahsyat Myanmar-Thailand, Pakar Beri Peringatan Ini

    Fakta Gempa Dahsyat Myanmar-Thailand, Pakar Beri Peringatan Ini

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gempa berkekuatan magnitudo 7,7 yang berada pada kedalaman 10 km (6,2 mil) terjadi di Myanmar pada Jumat (28/4/2025) sekitar pukul 13:00 waktu setempat. Pusat gempa berada sekitar 17 km dari Mandalay, kota berpenduduk sekitar 1,5 juta jiwa.

    Data Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menyebut gempa susulan berkekuatan magnitudo 6,4 tercatat 12 menit kemudian di lokasi terdekat berjarak sekitar 60 kilometer. Beberapa gempa yang lebih sedang muncul setelahnya.

    Gempa juga dirasakan hingga ke wilayah tengah dan utara Thailand, termasuk Bangkok hingga terasa provinsi Yunnan barat daya China, yang berbatasan dengan Myanmar.

    Gempa tersebut merupakan gempa kembar atau doublet earthquake, yakni dua peristiwa gempa bumi yang memiliki magnitudo hampir sama, terjadi dalam waktu dan lokasi pusat gempa yang relatif berdekatan.

    Berikut adalah fakta-fakta terkait gempa tersebut, seperti dikutip CNA pada Sabtu (29/3/2025):

    Asal Mula Gempa

    Episentrum gempa terletak sekitar 17,2 km dari Mandalay, Myanmar. Menurut Survei Geologi Amerika Serikat, gempa terjadi pada kedalaman yang relatif dangkal, 10 km, sekitar pukul 12.50 siang waktu setempat.

    Gempa susulan berkekuatan magnitudo 6,7 kemudian menyusul, serta beberapa gempa sedang.

    Gempa tersebut terasa di seluruh wilayah, dengan guncangan dilaporkan dari India di sebelah barat dan Tiongkok di sebelah timur, serta Kamboja dan Laos.

    Di ibu kota Thailand, Bangkok, orang-orang dievakuasi dari gedung-gedung dan ke jalan-jalan. Menurut USGS, gempa bumi cukup sering terjadi di Myanmar, dengan enam gempa besar berkekuatan 7,0 atau lebih mengguncang daerah dekat Sesar Sagaing – yang membentang dari utara ke selatan melalui pusat negara – antara tahun 1930 dan 1956.

    Sesar Sagaing “telah lama dianggap sebagai salah satu sesar geser paling berbahaya di Bumi” karena kedekatannya dengan kota-kota besar Yangon dan Mandalay, serta ibu kota Naypyidaw, tulis ilmuwan gempa Judith Hubbard dan Kyle Bradley dalam sebuah analisis.

    Sesar tersebut relatif sederhana dan lurus, yang menurut para ahli geologi dapat menyebabkan gempa bumi yang sangat besar, mereka menambahkan.

    Kerusakan Akibat Gempa-Korban Tewas

    Pada Sabtu (29/3/2025) siang pukul 12.03 Junta militer melaporkan, jumlah orang meninggal bertambah menjadi 1.002 orang. Sedangkan jumlah korban luka di Myanmar melonjak menjadi 2.376 orang, dilansir dari AFP dan BBC.

    Melansir laporan The New York Times yang mengutip Pemodelan oleh Badan Geologi dan Pemetaan AS (USGS), perkiraan jumlah korban tewas kemungkinan akan melampaui 10.000, dan bahwa ada kemungkinan gempa tersebut memakan jumlah korban yang jauh lebih tinggi.

    Setidaknya tiga orang juga tewas di kota Taungoo ketika sebuah masjid runtuh sebagian, dengan setidaknya dua orang lainnya tewas dan 20 orang terluka setelah sebuah hotel runtuh di Aung Ban.

    Sebuah rumah sakit di Naypidaw, yang telah menelan ratusan korban, menyatakannya sebagai “daerah dengan korban massal”. Pintu masuk unit gawat darurat rumah sakit juga runtuh menimpa sebuah mobil, sehingga petugas medis harus merawat korban luka di luar.

    Warga di Myanmar juga melaporkan beberapa bagian dinding dan langit-langit bangunan berjatuhan, sementara jalan retak dan sebuah jembatan runtuh di Jalan Tol Yangon-Mandalay.

    Jembatan Ava di atas Sungai Irrawaddy juga hancur, kata media pemerintah Myanmar. Mereka menambahkan bahwa gempa tersebut menyebabkan bangunan runtuh di lima kota besar dan kecil.

    Sebuah gedung pencakar langit 30 lantai yang sedang dibangun di Bangkok juga runtuh, menyebabkan tiga orang tewas dan 81 lainnya hilang dan diyakini terjebak di bawah reruntuhan. Di Chiang Mai, listrik sempat padam.

    Menurut laporan media China, rumah-rumah rusak di provinsi Yunnan dan Sichuan di China, dengan beberapa orang juga terluka di kota Ruili.

    Alasan Bangkok Hancur Meski Ratusan Kilo dari Episentrum Gempa

    Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengungkapkan kerusakan masif di Bangkok terjadi karena efek vibrasi periode panjang (Long Vibration Period) yang mana rawan terjadi di tempat-tempat yang tanahnya lunak dan lapisannya tebal, seperti karakteristik di Ibu Kota Negara Thailand tersebut.

    “Bangkok itu tanah endapan, akan resonansi,” terang Daryono kepada CNBC Indonesia, dikutip Jumat (28/3/2025).

    “Endapan sedimen tanah lunak tebal di Bangkok dapat merespon gempa dari jauh hingga membentuk resonansi yang mengancam gedung-gedung tinggi,” tambahnya.

    Laporan BMKG menyebut berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi ini merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Besar Sagaing. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme mendatar (strike-slip).

    Daryono kemudian menyebut bencana serupa sempat terjadi pada tahun 1985. Saat itu terjadi gempa dahsyat di zona subduksi Cocos berkekuatan M8,1 yang berpusat di pantai Michoacan, Meksiko.

    “Meskipun jarak episentrum gempa ke Kota Meksiko adalah 350 km, kerusakan hebat terjadi di Mexico City, sebagian besar dari 9.500 korban jiwa meninggal terjadi di Mexico city yang dibangun di kawasan rawa purba yang direklamasi,” katanya.

    “Reclaimed land adalah unconsolidated material yang sangat berbahaya jika terjadi gempa kuat,” tambahnya.

    Tanggapan Junta Militer Myanmar

    Dalam permintaan yang jarang terjadi, junta militer Myanmar meminta bantuan kemanusiaan internasional dan mengumumkan keadaan darurat di enam wilayah dan negara bagian, termasuk Naypyidaw dan Mandalay.

    “Kami ingin masyarakat internasional memberikan bantuan kemanusiaan sesegera mungkin,” kata juru bicara junta Zaw Min Tun.

    Min Aung Hlaing di televisi pemerintah mengatakan ia telah membuka rute untuk bantuan internasional dan telah menerima tawaran bantuan dari India dan blok Asia Tenggara ASEAN.

    Tanggapan Pemerintah Thailand

    Bangkok juga dinyatakan sebagai zona darurat, dengan beberapa layanan kereta api dan kereta ringan dihentikan sementara. Taman-taman tetap dibuka semalaman bagi mereka yang tidak dapat tidur di rumah.

    Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra, yang mengunjungi lokasi runtuhnya gedung pencakar langit, mengatakan bahwa “setiap bangunan” perlu diperiksa keamanannya.

    Negara dan Organisasi yang Membantu

    Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong menyampaikan belasungkawa kepada semua yang telah kehilangan orang yang mereka cintai dalam gempa bumi tersebut.

    “Singapura berdiri dalam solidaritas dengan mereka yang terkena dampak. Kami memantau situasi dengan saksama dan siap menawarkan bantuan jika diperlukan. Di masa krisis, kekuatan ASEAN terletak pada persatuan dan komitmen bersama kita untuk saling mendukung,” katanya dalam sebuah unggahan Facebook.

    Ia mendesak warga Singapura di Myanmar dan Thailand untuk tetap aman dan mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan.

    Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan mengatakan bahwa pemerintah “siap memberikan bantuan”.

    “Pasukan Pertahanan Sipil Singapura siap mengerahkan kontingen Operasi Lionheart untuk membantu operasi pencarian dan penyelamatan perkotaan serta upaya bantuan bencana di Myanmar, berkoordinasi dengan Pusat Koordinasi ASEAN untuk Bantuan Kemanusiaan dalam Penanggulangan Bencana,” katanya dalam sebuah unggahan Facebook.

    Uni Eropa telah mengulurkan tangan untuk menawarkan bantuan kepada mereka yang terkena dampak gempa bumi dan begitu pula Prancis secara terpisah.

    “Pemandangan yang memilukan dari Myanmar dan Thailand setelah gempa bumi yang dahsyat. Pikiran saya bersama para korban dan keluarga mereka,” tulis kepala Uni Eropa Ursula von der Leyen di platform media sosial X. “Satelit Copernicus Eropa sudah membantu para penanggap pertama. Kami siap memberikan lebih banyak dukungan.”

    “Kami siap memberikan dukungan segera setelah kebutuhan telah diungkapkan dan kami telah mengevakuasi tempat kami di Bangkok untuk berjaga-jaga terhadap segala bentuk risiko,” kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot.

    India, yang juga terkena dampak gempa, mengatakan siap menawarkan “semua bantuan yang memungkinkan” ke Myanmar dan Thailand.

    “Berdoa untuk keselamatan dan kesejahteraan semua orang. India siap menawarkan semua bantuan yang memungkinkan,” tulis Perdana Menteri India Narendra Modi di X. “Dalam hal ini, meminta otoritas kami untuk bersiaga.”

    Sebuah penerbangan bantuan India mendarat di Myanmar pada Sabtu, menurut laporan AFP. Menteri luar negeri India Subrahmanyam Jaishankar mengatakan pesawat angkut militer C-130 membawa perlengkapan kebersihan, selimut, paket makanan, dan kebutuhan pokok lainnya.

    “Tim pencarian dan penyelamatan serta tim medis juga mendampingi penerbangan ini,” tambahnya. “Kami akan terus memantau perkembangan dan lebih banyak bantuan akan menyusul.”

    Presiden Tiongkok Xi Jinping menyampaikan belasungkawa kepada Min Aung Hlaing, dan kedutaan besar Tiongkok di Myanmar mengatakan pada hari Sabtu kedua pemimpin berbicara melalui telepon.

    Dalam sebuah posting Facebook, kedutaan mengatakan Xi menyatakan simpati atas insiden tersebut. Namun tidak disebutkan kapan panggilan itu terjadi.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan telah mengaktifkan sistem manajemen daruratnya dan memobilisasi pusat logistiknya di Dubai untuk menyiapkan persediaan cedera trauma.

    (fab/fab)

  • 3 Kisah Pilu Korban Gempa Myanmar, Kehilangan Keluarga dan Perjuangan Hidup dalam Bencana – Halaman all

    3 Kisah Pilu Korban Gempa Myanmar, Kehilangan Keluarga dan Perjuangan Hidup dalam Bencana – Halaman all

    3 Kisah Pilu Korban Gempa Myanmar: Kehilangan Keluarga dan Perjuangan Hidup dalam Bencana

    TRIBUNNEWS.COM, MYANMAR – Berikut ini 3 kisah pilu korban Gempa Myanmar.  Kehilangan Keluarga dan Perjuangan Hidup dalam Bencana.

    Gempa dahsyat berkekuatan 7,7 Skala Richter yang mengguncang Myanmar pada Jumat (28/3) telah merenggut ribuan nyawa dan meninggalkan duka mendalam. 

    Tribunnews.com merangkum kisah korban Gempa Myanmar ini dari tulisan di CNN International dan Reuters

    1. Han Sai: Kehilangan Adik di Biara Runtuh

    Seorang jurnalis Myanmar dalam pengasingan, Han Sai (nama samaran), berbagi kesedihannya setelah mendengar kabar gempa yang menghancurkan kampung halamannya di Mandalay.

    “Saya menerima telepon dari seorang warga yang menunjukkan biara yang berubah menjadi puing, dan mengatakan adik saya ada di dalamnya,” katanya kepada CNN.

    “Kemarin adalah hari puasa dalam tradisi Buddha. Bangunan-bangunan religius di desa saya setidaknya berusia 70 tahun. Saat gempa terjadi, bangunan itu tidak mampu bertahan.”

    Butuh tiga jam bagi warga desa untuk menemukan jenazah adiknya, yang menurutnya sudah terpisah-potong dan langsung dikuburkan.

    2. Perpisahan Terakhir Seorang Anak dengan Ibunya

    Sebuah rekaman penuh emosi yang beredar di media sosial memperlihatkan seorang pria menggenggam tangan ibunya yang sudah tak bernyawa, masih terjebak di bawah reruntuhan.

    Pria itu, yang mengaku warga Naypyidaw—ibu kota Myanmar yang dibangun militer—terisak sambil berkata: “Ibu, aku anakmu, mengucapkan Dhama atas namamu.”

    Ia melanjutkan, “Ibu, jangan khawatir tentang aku. Aku tidak akan pergi ke mana pun yang Ibu tidak inginkan. Aku juga tidak akan melakukan hal bodoh. Aku akan jadi baik, Ibu tak perlu cemas.”

    Lokasi pasti rekaman ini belum diketahui.

    3. Htet Min Oo: Berjuang Sendiri Menyelamatkan Keluarga

    Htet Min Oo (25) selamat setelah diselamatkan warga dari reruntuhan di Mandalay. Ia mencoba menyelamatkan nenek dan dua pamannya dengan tangannya sendiri, tetapi akhirnya menyerah.

    “Aku tidak tahu apakah mereka masih hidup di bawah reruntuhan,” katanya kepada Reuters sambil menangis. “Setelah sekian lama, sepertinya tidak ada harapan lagi.”

    Seorang warga lain yang enggan disebutkan namanya menambahkan “Banyak orang terjebak, tetapi tidak ada bantuan yang datang karena benar-benar tidak ada tenaga, peralatan, atau kendaraan.”

    GEMPA GUNCANG THAILAND – Tangkapan layar YouTube The Times and The Sunday Times pada Jumat (28/3/2025) yang menunjukkan sebuah gedung tinggi yang sedang dibangun runtuh akibat gempa Myanmar pada Jumat (28/3/2025). Wakil PM Thailand melaporkan bahwa jumlah pekerja yang hilang bertambah menjadi 81 orang. (Tangkapan layar YouTube The Times and The Sunday)

    Korban Tewas Terus Bertambah

    Sedikitnya 1.000 orang dilaporkan meninggal dalam bencana ini, sementara Badan Geologi AS (USGS) memperkirakan angka korban bisa melampaui 10.000 jiwa.

    Gempa ini merupakan yang terbesar di Myanmar dalam lebih dari seabad.

    Wilayah terdampak meliputi dataran tengah Mandalay hingga perbukitan Shan, di mana sebagian daerah tidak sepenuhnya dikendalikan junta militer.

    Sumber: CNN International, Reuters, USGS

  • Gempa Myanmar Jadi Peringatan, HIPMI Jaya Dorong Regulasi Bangunan Anti Gempa di Jakarta – Halaman all

    Gempa Myanmar Jadi Peringatan, HIPMI Jaya Dorong Regulasi Bangunan Anti Gempa di Jakarta – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Jakarta Raya (HIPMI Jaya), Riandy Haroen, menyoroti pentingnya edukasi dan kesiapsiagaan terhadap bahaya gempa bumi di Jakarta.

    Sebagai negara yang berada di kawasan Cincin Api Pasifik, Indonesia memiliki risiko tinggi terhadap gempa sehingga penerapan teknologi anti-gempa harus menjadi prioritas dalam pembangunan infrastruktur.

    “Kita tidak bisa menunggu bencana terjadi baru bertindak. Indonesia harus belajar dari peristiwa gempa yang melanda Myanmar pada 28 Maret 2025 yang juga dirasakan hingga Bangkok, Thailand,” ujar Riandy Haroen, Sabtu (29/3/2025).

    Secara geografis, Indonesia dan Thailand memiliki kemiripan dalam potensi gempa.

    “Pemerintah provinsi Jakarta dan dunia usaha harus bersinergi dalam menerapkan standar bangunan anti gempa untuk melindungi masyarakat,” ujarnya.

    Riandy menegaskan bahwa dunia usaha memiliki peran strategis dalam mendukung kebijakan pembangunan berbasis mitigasi bencana. 

    Menurut Riandy, penerapan teknologi tahan gempa bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga menjadi keharusan bagi pengembang properti dan industri konstruksi.

    Dengan teknologi yang tepat, risiko korban jiwa dan kerusakan akibat gempa dapat diminimalisir, sehingga stabilitas ekonomi tetap terjaga pasca bencana.

    Sebagai langkah konkret, HIPMI Jaya akan mendorong diskusi dengan pemerintah dan pemangku kepentingan terkait untuk mencetuskan regulasi yang mewajibkan penerapan teknologi anti-gempa dalam setiap pembangunan baru.

    “Keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas utama. Ini saatnya Indonesia bertransformasi menuju pembangunan yang lebih aman dan berkelanjutan,” tutup Riandy Haroen.

  • Korban Tewas Gempa Myanmar Melonjak Jadi 694 Orang, Kemunculan Langka Pemimpin Junta Militer Jadi Perhatian

    Korban Tewas Gempa Myanmar Melonjak Jadi 694 Orang, Kemunculan Langka Pemimpin Junta Militer Jadi Perhatian

    PIKIRAN RAKYAT – Bantuan internasional mulai berdatangan ke Myanmar pada Sabtu 29 Maret 2025 setelah gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 7,7 mengguncang negara Asia Tenggara itu sehari sebelumnya.

    Jumlah korban tewas melonjak drastis menjadi 694 orang, dengan 1.670 lainnya mengalami luka-luka, menurut pernyataan resmi dari pemerintah militer Myanmar. Angka ini meningkat tajam dari laporan awal yang menyebutkan 144 orang tewas pada Jumat 28 Maret 2025.

    Dampak Gempa dan Operasi Penyelamatan

    Gempa tersebut menyebabkan kehancuran besar di berbagai wilayah Myanmar, dengan infrastruktur utama seperti jalan, jembatan, dan bangunan mengalami kerusakan parah.

    “Infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan bangunan terpengaruh, menyebabkan korban dan luka-luka di antara warga sipil. Operasi pencarian dan penyelamatan saat ini sedang dilakukan di daerah yang terkena dampak,” kata junta dalam sebuah pernyataan yang disampaikan melalui media pemerintah.

    Pemodelan prediktif dari Dinas Geologi Amerika Serikat (USGS) memperkirakan jumlah korban tewas bisa melebihi 10.000 orang.

    “Sulit untuk memprediksi jumlah korban tewas gempa bumi, karena berbagai alasan termasuk waktu terjadinya gempa. Ketika gempa bumi melanda pada siang hari, seperti yang terjadi di Myanmar, orang-orang terjaga, mereka memiliki akal tentang mereka, mereka lebih mampu merespons,” ujar Susan Hough, ilmuwan dari Program Bahaya Gempa USGS.

    Bantuan Internasional dan Situasi di Negara Tetangga

    Beberapa negara telah mengirimkan bantuan untuk mendukung operasi pencarian dan pemulihan di Myanmar. Tim penyelamat dari China tiba di Yangon pada Sabtu pagi, membawa obat-obatan serta peralatan pencari korban.

    Rusia mengirim 120 penyelamat berpengalaman, termasuk dokter dan anjing pencari, sementara Amerika Serikat juga menawarkan bantuan kemanusiaan.

    Di negara tetangga Thailand, dampak gempa juga terasa kuat. Sebuah menara 33 lantai runtuh di ibu kota Bangkok, menyebabkan sembilan orang tewas dan 101 orang hilang, kebanyakan adalah buruh konstruksi. Gubernur Bangkok, Chadchart Sittipunt, menyatakan,

    “Kami akan melakukan segalanya, kami tidak akan menyerah untuk menyelamatkan nyawa, kami akan menggunakan semua sumber daya,” ucapnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.

    Ekskavator dan drone telah dikerahkan untuk mencari korban yang masih terjebak di bawah reruntuhan.

    Kemunculan Langka Pemimpin Junta Militer

    Di tengah krisis ini, pemimpin junta militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing, muncul dalam pernyataan publik yang jarang terjadi. Dalam pidato yang disiarkan televisi, ia mengundang komunitas internasional untuk memberikan bantuan bagi negaranya yang sedang dilanda bencana.

    “Saya secara pribadi telah mengunjungi beberapa lokasi yang terkena dampak untuk menilai situasinya. Saya ingin meminta semua orang untuk bergandengan tangan dan mendukung misi penyelamatan yang sedang berlangsung,” katanya.

    Jenderal Min Aung Hlaing juga menegaskan bahwa pemerintahannya telah mengumumkan keadaan darurat.

    “Saya telah mengumumkan keadaan darurat dan meminta bantuan internasional,” ujarnya.

    Jenderal Min Aung Hlaing menyebut bahwa India telah menyatakan kesiapannya untuk mengirimkan bantuan, dan Myanmar terbuka kepada semua organisasi yang ingin membantu rakyatnya.

    “Saya ingin menyampaikan undangan terbuka kepada organisasi dan negara mana pun yang bersedia datang dan membantu orang-orang yang membutuhkan di negara kita,” tuturnya.

    Kontroversi dan Tanggapan Internasional

    Kemunculan Min Aung Hlaing dalam bencana ini menjadi sorotan mengingat posisinya yang kontroversial di dunia internasional. Ia merupakan pemimpin militer yang merebut kekuasaan pada 2021 dan saat ini menjadi subjek permintaan surat perintah penangkapan dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas dugaan kejahatan terhadap kelompok minoritas Rohingya.

    Sejak kudeta militer, junta Myanmar dikenal jarang bekerja sama dengan komunitas internasional, sehingga seruan terbukanya terhadap bantuan kali ini menjadi langkah yang tidak biasa.

    Sementara jumlah korban diperkirakan masih akan meningkat, fokus utama kini adalah upaya pencarian dan penyelamatan para korban yang masih tertimbun reruntuhan. Dengan bantuan dari berbagai negara, diharapkan Myanmar dapat segera bangkit dari bencana ini dan memberikan perlindungan bagi warganya yang terdampak.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Korban Jiwa Tembus 1.000 Lebih, ‘Jangan Berpikir Ada Harapan’

    Korban Jiwa Tembus 1.000 Lebih, ‘Jangan Berpikir Ada Harapan’

    PIKIRAN RAKYAT – Tim penyelamat asing mulai tiba di Myanmar pada Sabtu 29 Maret 2025 untuk membantu pencarian korban selamat dari gempa bumi dahsyat yang telah merenggut lebih dari 1.000 nyawa.

    Gempa ini melumpuhkan infrastruktur vital di negara Asia Tenggara tersebut, yang sudah lebih dulu terpuruk akibat perang saudara berkepanjangan.

    Menurut laporan terbaru dari pemerintah militer Myanmar, jumlah korban tewas mencapai 1.002 jiwa, meningkat tajam dari laporan awal yang menyebutkan 144 orang pada Jumat 28 Maret 2025.

    Di negara tetangga, Thailand, gempa berkekuatan 7,7 skala Richter mengguncang bangunan hingga merobohkan gedung pencakar langit yang tengah dibangun di ibu kota Bangkok. Setidaknya sembilan orang tewas, 30 orang terjebak di bawah reruntuhan, dan 49 lainnya masih dinyatakan hilang.

    Berdasarkan pemodelan prediktif dari Dinas Geologi AS (USGS), jumlah korban tewas di Myanmar bisa terus meningkat hingga lebih dari 10.000 jiwa, dengan kerugian ekonomi yang diperkirakan melampaui total output tahunan negara tersebut. Gempa juga menyebabkan kerusakan signifikan pada jalan, jembatan, dan bangunan.

    Junta militer Myanmar, yang jarang meminta bantuan asing, kali ini mengeluarkan seruan internasional.

    “Operasi pencarian dan penyelamatan saat ini sedang dilakukan di daerah yang terkena dampak,” ujar pemerintah dalam pernyataan resmi pada Sabtu, 29 Maret 2025.

    Bantuan Internasional Mulai Berdatangan

    Tim penyelamat dari China telah tiba di Yangon, ibu kota komersial Myanmar, yang berjarak ratusan kilometer dari kota-kota terdampak seperti Mandalay dan Naypyitaw. Di Naypyitaw, sebagian rumah sakit berkapasitas 1.000 tempat tidur mengalami kerusakan akibat gempa.

    Negara-negara lain seperti Rusia, India, Malaysia, dan Singapura juga mulai mengirimkan pesawat bermuatan bantuan serta personel penyelamat.

    “Kami akan terus memantau perkembangan dan lebih banyak bantuan akan menyusul,” ucap Menteri Luar Negeri India, Subrahmanyam Jaishankar.

    Sementara itu, Korea Selatan berjanji memberikan bantuan kemanusiaan awal sebesar 2 juta dolar AS (Rp33 miliar) melalui organisasi internasional. Amerika Serikat, meskipun memiliki hubungan tegang dengan junta Myanmar dan telah menjatuhkan sanksi kepada pemimpinnya, juga menyatakan akan mengirimkan bantuan.

    ‘Jangan Berpikir Ada Harapan’

    Gempa yang terjadi sekitar pukul 12.00 siang waktu setempat memberikan dampak luas, mulai dari dataran tengah di Mandalay hingga perbukitan Shan. Kota Mandalay, yang merupakan kota terbesar kedua di Myanmar, menjadi salah satu wilayah yang paling parah terdampak.

    Di sana, petugas penyelamat dan warga berlomba melawan waktu untuk mengevakuasi korban dari reruntuhan bangunan, meskipun terkendala minimnya alat berat. Salah satu korban selamat, Htet Min Oo (25), menggambarkan kepanikan yang terjadi saat ia berusaha menyelamatkan keluarganya.

    “Saya tidak tahu apakah mereka masih hidup di bawah puing-puing,” katanya dengan air mata mengalir.

    “Setelah sekian lama, saya rasa tidak ada harapan,” tuturnya menambahkan.

    Operasi Penyelamatan di Bangkok

    Di Bangkok, yang berjarak sekitar 1.000 km dari pusat gempa, tim penyelamat berupaya menyelamatkan para pekerja konstruksi yang terjebak di bawah reruntuhan menara 33 lantai. Otoritas setempat menggunakan ekskavator, drone, dan anjing pelacak untuk menemukan 30 orang yang masih tertimbun, termasuk 15 orang yang diyakini masih hidup.

    “Kami akan melakukan segalanya, kami tidak akan menyerah untuk menyelamatkan nyawa. Kami akan menggunakan semua sumber daya,” ujar Gubernur Bangkok, Chadchart Sittipunt, di lokasi kejadian.

    Banyak warga Bangkok menghabiskan malam di taman kota akibat ketakutan akan gempa susulan. Namun, situasi perlahan membaik pada Sabtu 29 Maret 2025 pagi.

    Sementara itu, Waanpetch Panta, seorang ibu yang putrinya berusia 18 tahun masih dinyatakan hilang, hanya bisa duduk menanti kabar.

    “Saya berdoa agar putri saya termasuk di antara mereka yang dibawa ke rumah sakit,” katanya penuh harap.

    “Yang bisa saya lakukan hanyalah menunggu seperti ini,” ucapnya menambahkan, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Kuatnya Gempa Bikin Gedung Pencakar Langit di Bangkok Runtuh dalam Sekejap Mata

    Kuatnya Gempa Bikin Gedung Pencakar Langit di Bangkok Runtuh dalam Sekejap Mata

    Bangkok

    Seorang pekerja konstruksi yang selamat dari peristiwa runtuhnya gedung pencakar langit akibat gempa magnitudo (M) 7,7 di Bangkok, Thailand, menceritakan detik-detik mencekam yang dilihatnya. Dia mengatakan gedung pencakar langit yang masih dalam tahap pembangunan itu runtuh dalam sekejap mata.

    Dilansir AFP, Sabtu (29/3/2025), anggota keluarga korban terlihat berkumpul dan menangis di reruntuhan gedung 30 lantai yang hancur menjadi puing-puing hanya dalam hitungan detik saat gempa yang berpusat di Myanmar mengguncang pada Jumat (28/3).

    Mereka berharap keluarga yang bekerja ketika gedung itu runtuh dapat ditemukan dalam keadaan hidup. Menara itu yang sedang dibangun itu direncanakan untuk menampung kantor-kantor pemerintah.

    Salah satu pekerja konstruksi, Khin Aung, mengatakan bagaimana gedung itu runtuh tepat setelah sifnya berakhir. Dia mengatakan saat itu saudaranya baru saja masuk untuk memulai sif kerja.

    “Ketika sif saya berakhir sekitar pukul 01.00 siang, saya keluar untuk mengambil air dan saya melihat adik laki-laki saya sebelum saya keluar,” katanya.

    Getaran gempa mulai mengguncang Bangkok sekitar pukul 01.20 siang waktu setempat. Dia mengatakan getaran gempa yang begitu kuat langsung menghancurkan gedung itu.

    “Ketika saya keluar, saya melihat debu di mana-mana dan saya berlari menyelamatkan diri dari gedung yang runtuh. Saya menelepon saudara laki-laki dan teman-teman saya melalui panggilan video, tetapi hanya satu yang mengangkat telepon. Namun, saya tidak dapat melihat wajahnya dan saya mendengar dia berlari. Pada saat itu seluruh gedung berguncang, tetapi ketika saya meneleponnya, saya kehilangan panggilan dan gedung runtuh,” ujarnya.

    “Saya tidak dapat menggambarkan perasaan saya, itu terjadi dalam sekejap mata. Semua teman dan saudara laki-laki saya berada di dalam gedung ketika runtuh. Saya tidak punya kata-kata untuk diucapkan,” ujarnya.

    Situasi Bangkok sendiri sedang berubah drastis dengan gedung-gedung lama yang terus dirobohkan dan gedung-gedung pencakar langit baru dibangun. Pembangunan kembali yang tak henti-hentinya ini didukung oleh banyaknya buruh, yang sebagian besar berasal dari Myanmar.

    Banyak kerabat pekerja dari Myanmar berkumpul di lokasi pada hari Sabtu dengan harapan mendengar kabar tentang orang-orang yang hilang. Khin Aung dan saudara laki-lakinya telah bekerja di Bangkok selama 6 bulan.

    “Saya mendengar mereka mengirim 20 pekerja ke rumah sakit tetapi saya tidak tahu siapa mereka dan teman-teman serta saudara laki-laki saya ada di antara mereka. Saya berharap saudara laki-laki dan teman-teman saya ada di rumah sakit. Jika mereka ada di rumah sakit, saya punya harapan. Jika mereka berada di bawah gedung ini, tidak ada harapan bagi mereka untuk selamat,” ujarnya.

    Wanita Thailand, Chanpen Kaewnoi (39) menunggu dengan cemas kabar dari ibu dan saudara perempuannya yang berada di dalam gedung saat gedung itu runtuh.

    “Rekan kerja saya menelepon dan mengatakan dia tidak dapat menemukan ibu atau saudara perempuan saya. Saya pikir ibu mungkin terpeleset dan mungkin saudara perempuan saya tetap tinggal untuk membantunya. Saya ingin melihat mereka, saya harap saya dapat menemukan mereka. Saya harap mereka tidak hilang. Saya masih memiliki harapan, 50 persen,” katanya kepada AFP.

    Petugas penyelamat terus melanjutkan tugas rumit mencari reruntuhan tanpa memicu keruntuhan lebih lanjut. Sejauh ini, korban tewas di Myanmar telah mencapai 1.002 jiwa, sementara korban tewas di Thailand setidaknya berjumlah delapan orang.

    Lihat juga Video: Gempa Dahsyat Myanmar Sebabkan 800-an Rumah di Tiongkok Rusak

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Cerita Korban Selamat Gempa Myanmar-Thailand: Lantai Bergerak, Orang-Orang Panik dan Berteriak – Halaman all

    Cerita Korban Selamat Gempa Myanmar-Thailand: Lantai Bergerak, Orang-Orang Panik dan Berteriak – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Korban selamat dari gempa bumi dahsyat di Myanmar dan Thailand, yang menewaskan lebih dari 1.000 orang, menceritakan bagaimana mereka selamat dari kematian sementara bangunan-bangunan di sekitar mereka runtuh dalam sekejap mata.

    Dilansir India Times, tim penyelamat saat ini masih berusaha menjangkau korban yang terperangkap di bawah reruntuhan bangunan.

    Rangkaian gempa, dengan yang terkuat berkekuatan 7,7, menyebabkan kerusakan luas, merobohkan bangunan, menghancurkan jembatan, dan merusak jalan.

    Seperti Kota yang Hancur

    Seorang warga di Mandalay, Myanmar, menggambarkan detik-detik gempa kepada BBC.

    “Kota ini seperti kota yang hancur,” katanya.

    “Beberapa orang masih terjebak di bawah reruntuhan.”

    “Gempanya sangat dahsyat.”

    “Saya belum pernah melihat gempa seperti itu sebelumnya.”

    “Gempa berlangsung sekitar tiga hingga empat menit.”

    “Saya menerima pesan dari teman-teman dan menyadari bahwa gempa tidak hanya terjadi di Yangon, tetapi juga di banyak tempat di seluruh negeri,” ujar korban selamat lainnya.

    Di ibu kota Myanmar, Nay Pyi Taw, seorang petugas penyelamat mengatakan mereka berusaha menyelamatkan seseorang yang terjebak di dalam rumah, tetapi tidak berhasil.

    Mereka kemudian menemukan mayat dan berhasil menyelamatkan satu orang yang terluka parah dari sebuah toko tukang emas, di mana petugas toko melaporkan 17 orang masih terjebak.

    “Kami hanya bisa menemukan orang di tempat yang suaranya masih terdengar,” kata petugas penyelamat.

    Gedung di Bangkok Runtuh dalam Sekejap

    Seorang pekerja konstruksi menceritakan bagaimana ia berhasil lolos dari maut setelah gedung pencakar langit di Chatuchak, Bangkok runtuh dalam sekejap.

    “Ketika shift kerja saya berakhir sekitar pukul 1 siang, saya keluar untuk mengambil air dan melihat adik laki-laki saya sebelum keluar,” kata pekerja konstruksi Khin Aung kepada AFP.

    “Saat saya keluar, saya melihat debu di mana-mana dan segera berlari menyelamatkan diri dari gedung yang runtuh,” tambah Aung.

    “Saya menelepon saudara laki-laki dan teman-teman saya melalui panggilan video, tetapi hanya satu yang mengangkat telepon.”

    “Saya tidak bisa melihat wajahnya dan hanya mendengar dia berlari.”

    “Saat itu seluruh gedung berguncang, dan ketika saya sedang meneleponnya, sambungan terputus dan gedung itu runtuh,” kata Aung.

    “Saya tidak dapat menggambarkan perasaan saya; kejadian itu terjadi dalam sekejap,” ujarnya.

    Situasi di Chinatown, Thailand

    GEMPA MYANMAR THAILAND – Seorang turis di Bangkok diwawancarai media India, ANI, mengenai gempa yang ia rasakan pada Jumat, 28 Maret 2025. Ia berkata orang-orang panik dan berteriak saat lantai mulai bergoyang (Tangkap layar X ANI)

    Di Chinatown, tak jauh dari gedung tersebut runtuh, seorang turis menceritakan guncangan yang ia rasakan.

    “Saya berada di Chinatown, yang dikenal sebagai tempat berbelanja,” kata seorang turis bernama John.

    “Tiba-tiba, lantai mulai bergerak. Saya melihat ke bawah, dan semua orang mulai berteriak, panik, dan berusaha keluar dari pasar melalui lorong-lorong sempit.”

    “Kami semua sangat ketakutan, berlari, berteriak, dan saling mendorong untuk keluar dari gedung.”

    “Tidak ada yang terjadi di pasar Chinatown itu, namun di Chatuchak, situasinya berbeda.”

    “Saya tidak yakin gedung apa itu, tetapi gedung setinggi 30 lantai yang sedang dibangun itu runtuh.”

    “Kami melihat gambar-gambar keruntuhannya, jadi saya yakin ada banyak orang di bawah reruntuhan.”

    Pihak berwenang memperkirakan hingga 100 pekerja mungkin terperangkap di bawah reruntuhan gedung yang kini hanya tersisa puing-puing.

    Lebih dari 1.000 Orang Tewas

    Lebih dari 1.000 orang dipastikan tewas di Myanmar setelah gempa berkekuatan 7,7 mengguncang pusat negara itu pada Jumat (28/3/2025), menyebabkan getaran yang terasa hingga China dan Thailand, serta menghancurkan bangunan di wilayah tersebut.

    Menurut laporan The Independent, Bangkok melaporkan jumlah korban tewas menjadi enam orang dengan 26 orang terluka, sementara 47 orang lainnya masih hilang di berbagai lokasi di ibu kota Thailand.

    Junta militer Myanmar melaporkan, 2.376 orang terluka dan 30 orang hilang.

    Jenderal militer yang berkuasa, Min Aung Hlaing, memperingatkan lebih banyak korban jiwa masih harus diantisipasi.

    Menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), gempa tersebut memiliki kedalaman 10 km dan berpusat di dekat Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar.

    Gempa susulan berkekuatan 6,4 terjadi setelah gempa awal.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Gempa Myanmar Lepaskan Energi Setara 334 Bom Atom

    Gempa Myanmar Lepaskan Energi Setara 334 Bom Atom

    Jakarta

    Gempa dengan magnitudo (M) 7,7 yang melanda Myanmar disebut melepaskan energi setara dengan lebih dari 300 ledakan bom atom. Ahli Geologi pun memperingatkan potensi gempa susulan.

    “Kekuatan yang dilepaskan oleh gempa seperti ini sekitar 334 bom atom,” kata Ahli Geologi asal Amerika Serikat, Jess Phoenix, dilansir CNN, Sabtu (29/3/2025).

    Dia juga memperingatkan gempa susulan dapat berlangsung selama beberapa bulan karena lempeng tektonik India terus menabrak lempeng Eurasia di bawah Myanmar. Phoenix mengatakan kerusakan di Myanmar bisa diperburuk oleh perang saudara di negara itu.

    “Apa yang biasanya menjadi situasi sulit menjadi hampir mustahil,” katanya.

    Sebelum gempa, Myanmar telah terhuyung-huyung akibat 4 tahun perang saudara yang dipicu kudeta militer berdarah dan merusak ekonomi. Junta militer terus memerangi kelompok pemberontak antimiliter di seluruh negeri.

    Konflik tersebut, ditambah dengan pemadaman komunikasi, telah menjadi kendala bagi dunia luar untuk memahami dampak sebenarnya dari gempa bumi sejauh ini. Setidaknya, 1.000 orang tewas di Myanmar.

    Sementara, Survei Geologi AS memperkirakan jumlah korban tewas dapat mencapai 10.000 orang. Namun, jumlah itu hanya proyeksi pemodelan dampak gempa dan jumlah populasi di area terdampak.

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Abaikan #CabutUUTNI? Prabowo Update X Siap Tolong Korban Gempa Myanmar dan Thailand

    Abaikan #CabutUUTNI? Prabowo Update X Siap Tolong Korban Gempa Myanmar dan Thailand

    PIKIRAN RAKYAT – Presiden RI Prabowo Subianto mengungkapkan kesiapannya untuk membantu korban bencana gempa bermagnitudo 7,7 yang mengguncang Myanmar dan Thailand, Jumat, 28 Maret 2025.

    Ia mengatakan, Indonesia bakal membantu hingga pemulihan tuntas di wilayah-wilayah terdampak di negara tersebut.

    “Indonesia siap memberikan semua dukungan yang diperlukan untuk upaya pemulihan di daerah yang terkena dampak,” ujar Presiden melalui unggahan di akun resmi media sosial X (@prabowo), Jumat, 28 Maret 2025 malam.

    Presiden turut menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas gempa bumi dahsyat yang melanda dua negara tersebut.

    “Pikiran dan doa kami menyertai rakyat kedua negara selama masa sulit ini,” kata Kepala Negara tersebut, yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

    Kendati merupakan hal baik, cuitan Presiden ke-8 RI menjadi ironi, sebab ia menawarkan bantuan kepada negara lain ketika situasi karut-marut dalam negeri belum kunjung damai, buntut pengesahan UU TNI beberapa waktu lalu.

    I extend my deepest condolences for the devastating earthquake that struck Myanmar and Thailand. Our thoughts and prayers are with the people of both countries during this difficult time.

    Indonesia stands ready to provide all necessary support for recovery efforts in the…

    — Prabowo Subianto (@prabowo) March 28, 2025

    Di kolom komentar cuitan Prabowo, masyarakat memberondongnya dengan sejumlah pertanyaan dan tuntutan. Warganet serempak kecewa sebab seluruh aksi di lini masa hingga ke jalanan dinilai tak dipedulikan oleh sang kepala negara. Berikut beberapa di antaranya:

    @shi***: “Maaf, Bapak yang terhormat. Sekadar mengingatkan, tampaknya negara kita sendiri saat ini sedang kekurangan cash-flow. Tapi kalo mau bantu secukupnya ya gapapa, kami masih bisa prihatin lagi.”

    @mela***: “Pak koq gak sedih ama keadaan rakyat sendiri sih. Pak jangan kayak orang ngutang tapi pas ditagih di read doank ya Pak..”

    @nasa**: “Itu wargamu dipukuli aparat kok ga dikasih deepest condolences juga? Nggak di-provide all necessary support? Bare minimum aja engga apalagi all necessary support.”

    @opo***: “Hati nurani Anda di atas Podium. Habis itu hilang.”

    Dampak Gempa Myanmar

    Gempa dengan kekuatan magnitudo 7,7 mengguncang Myanmar pada Jumat, 28 Maret 2025, sekitar pukul 13.00 waktu setempat.

    Titik pusat gempa berada 13 km di arah utara-barat laut Kota Sagaing, dan getarannya terasa hingga wilayah tengah dan utara Thailand, termasuk Bangkok.

    Menurut data dari Survei Geologi AS (USGS), gempa pertama diikuti oleh gempa susulan berkekuatan magnitudo 6,4 hanya 12 menit kemudian.

    Akibat bencana ini, sedikitnya 144 orang tewas dan ratusan lainnya terluka di Myanmar.

    Sementara itu, di Thailand, setidaknya 6 orang meninggal dunia dan 117 lainnya terjebak atau hilang setelah sebuah gedung pencakar langit di Bangkok runtuh.

    Sebagai respons, Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, telah mengumumkan status darurat di Bangkok dan memerintahkan pihak berwenang untuk segera melaksanakan operasi tanggap darurat.

    Di Myanmar, gempa tersebut juga merusak berbagai infrastruktur di Mandalay, termasuk runtuhnya Old Sagaing Bridge yang memutuskan akses antara Mandalay dan Sagaing. Pihak berwenang Myanmar pun telah mengumumkan status darurat bencana. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News