Topik: Gempa

  • Gempa M 6,0 Guncang Wanokaka NTT Senin Malam, Tak Berpotensi Tsunami 
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        31 Maret 2025

    Gempa M 6,0 Guncang Wanokaka NTT Senin Malam, Tak Berpotensi Tsunami Regional 31 Maret 2025

    Gempa M 6,0 Guncang Wanokaka NTT Senin Malam, Tak Berpotensi Tsunami
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com –

    Gempa bumi
    bermagnitudo 6,0 mengguncang
    Wanokaka
    , Nusa Tenggara Timur, Senin (31/3/2025), pukul 22:54:18 WIB.
    Berdasarkan laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
    BMKG
    ), gempa berlokasi di 10,15 derajat Lintang Selatan – 118,97 derajat Bujur Timur pada kedalaman 10 kilometer.
    Adapun pusat gempa berada di laut 61 km Barat Daya Wanokaka.

    Tidak berpotensi tsunami
    ,” kata BMKG dalam keterangannya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sederet Kisah Pilu Warga Myanmar Korban Gempa Besar

    Sederet Kisah Pilu Warga Myanmar Korban Gempa Besar

    Naypyidaw

    Gempa dengan magnitudo (M) 7,7 membawa pilu untuk warga Myanmar. Saat jumlah korban terus meningkat, warga Myanmar masih harus menghadapi ketakutan akan serangan dari pasukan junta militer.

    Dilansir Reuters, Senin (31/3/2025), jumlah korban tewas akibat gempa di Myanmar telah mencapai 1.700 orang. Otoritas Myanmar juga menyebut ada 3.400 orang yang terluka dan 300 orang hilang.

    “Gempa berkekuatan 7,7 skala richter, salah satu gempa terkuat di Myanmar dalam satu abad, mengguncang negara Asia Tenggara yang dilanda perang itu pada hari Jumat, menyebabkan sekitar 1.700 orang tewas, 3.400 orang terluka, dan lebih dari 300 orang hilang hingga hari Minggu,” kata pemerintah militer Myanmar.

    Pemimpin junta militer Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, memperingatkan jumlah korban tewas dapat meningkat dan pemerintahannya menghadapi situasi yang menantang. Sejauh ini, India, China, Thailand, Malaysia, Rusia dan Singapura telah mengirimkan bantuan, termasuk tim penyelamat.

    Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah mengatakan situasi konflik dan juga musim hujan yang segera tiba di Myanmar membuat tim penyelamat harus berpacu dengan waktu. Kerusakan di Myanmar juga disebut sangat luas.

    “Dengan meningkatnya suhu dan musim hujan yang akan segera tiba dalam beberapa minggu, ada kebutuhan mendesak untuk menstabilkan masyarakat yang terkena dampak sebelum krisis sekunder muncul,” ujar Palang Merah Internasional.

    Kehancuran akibat gempa yang terjadi pada Jumat (28/3) telah menambah penderitaan di Myanmar yang dilanda perang saudara sejak militer melakukan kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi pada tahun 2021. Sejak saat itu, pasukan antimiliter terus melakukan perlawanan dan telah merebut sejumlah wilayah dari militer.

    Gempa juga membuat jembatan, jalan raya, bandara, dan rel kereta api di seluruh Myanmar rusak. Hal itu semakin memperlambat upaya kemanusiaan di tengah situasi perang yang menghantam ekonomi, membuat lebih dari 3,5 juta orang mengungsi, dan melemahkan sistem kesehatan terus berlanjut.

    Di beberapa daerah dekat episentrum gempa, penduduk mengatakan bantuan pemerintah sangat terbatas. Warga bahkan harus berjuang sendiri.

    Ibu Hamil Meninggal Usai Dievakuasi dari Reruntuhan

    Kehancuran di Myanmar (Foto: REUTERS/Stringer)

    Seorang ibu hamil meninggal dunia usai dievakuasi dari reruntuhan apartemen di Manalay. Tim penyelamat awalnya mengamputasi kaki wanita hamil itu untuk mengeluarkannya setelah 2 hari tertimbun reruntuhan apartemen.

    Dilansir AFP, Senin (31/3/2025), tim penyelamat mengira mereka telah menyelamatkan nyawa Mathu Thu Lwin. Tetapi, situasi berubah saat Mathu tak sadarkan diri setelah dikeluarkan dari reruntuhan kompleks apartemen Sky Villa Condominium yang hancur akibat gempa besar Myanmar pada hari Jumat (28/3).

    Kondisi itu menjadi akhir tragis dari perjuangan panjang untuk membebaskan wanita berusia 35 tahun itu dengan tim penyelamat China dan Myanmar menggunakan bor, gergaji mesin, dan gergaji putar untuk menembus beton yang menjebaknya. Wanita itu akhirnya dibawa keluar pada Minggu (30/3) pukul 8 malam waktu setempat dan dokter memeriksanya, melakukan CPR di atas brankar, tetapi dia dinyatakan meninggal tak lama kemudian.

    “Kami mencoba segalanya untuk menyelamatkannya,” kata salah satu tim medis, tetapi dia telah kehilangan terlalu banyak darah karena kakinya diamputasi untuk membebaskannya.

    Ruang operasi darurat yang telah disiapkan di bangunan luar untuk menstabilkannya tidak digunakan. Kondominium Sky Villa merupakan salah satu bangunan yang paling parah terkena dampak gempa bermagnitudo 7,7 yang sejauh ini diketahui telah menewaskan sekitar 1.700 orang di Myanmar.

    Gedung yang terdiri dari 12 lantai itu kini hanya tersisa enam lantai akibat gempa. Dinding berwarna hijau dari lantai kini bertengger di atas sisa-sisa lantai bawah yang hancur.

    Di lokasi lain, tim penyelamat berhasil menyelamatkan seorang wanita setelah tiga hari tertimbun reruntuhan Hotel Great Wall. Wanita itu dibawa keluar dari reruntuhan setelah hampir 60 jam tertimbun. Perserikatan Bangsa-Bangsa kini berupaya mempercepat pasokan bantuan untuk sekitar 23.000 korban gempa di Myanmar bagian tengah.

    “Tim kami di Mandalay bekerja sama untuk meningkatkan respons kemanusiaan meskipun mereka sendiri mengalami trauma. Waktu sangat penting karena Myanmar membutuhkan solidaritas dan dukungan global melalui kehancuran yang luar biasa ini,” kata Perwakilan Badan Pengungsi PBB di Myanmar, Noriko Takagi.

    Doa dan Tangis Saat Idul Fitri di Myanmar

    Umat muslim di Myanmar menangis saat rayakan Idul Fitri usai gempa (Foto: AFP/SAI AUNG MAIN)

    Suasana duka juga terlihat saat ratusan umat muslim berkumpul untuk melaksanakan salat Idul Fitri di jalanan di Mandalay, Myanmar. Dilansir AFP, Senin (31/3/2025), salat id digelar di jalan di luar dua masjid tempat 20 orang tewas tertimbun reruntuhan akibat gempa.

    Isak tangis dari umat muslim yang hadir dalam salat id semakin kuat saat imam berdoa untuk korban tewas gempa Myanmar. Menara masjid Sajja Selatan di lingkungan Muslim Mawyagiwah runtuh akibat gempa dan menewaskan 14 anak-anak serta dua orang dewasa. Empat orang lagi tewas di masjid Sajja Utara yang berdekatan ketika menaranya runtuh.

    “Semoga Allah memberi kita semua kedamaian. Semoga semua saudara terbebas dari bahaya,” ujarnya.

    Banyak korban tewas berasal dari keluarga Win Thiri Aung, baik yang dekat maupun yang jauh. Win mengatakan seharusnya momen Idul Fitri menjadi saat yang membahagiakan bagi keluarganya.

    “Pada masa normal, Idul Fitri penuh dengan kegembiraan. Hati kami ringan. Tahun ini, kami tidak seperti itu. Semua pikiran kami tertuju pada anak-anak yang meninggal. Saya melihat wajah mereka di mata saya. Kami percaya jiwa anak-anak dan semua orang yang kami kenal yang meninggal telah mencapai Surga. Kami percaya mereka meninggal dengan bahagia,” kata Win sambil menangis.

    “Ini adalah ujian dari Allah. Ini adalah pengingat dari-Nya bahwa kita perlu menghadap kepada-Nya. Jadi, kami perlu lebih banyak berdoa,” sambungnya

    Di luar gang menuju masjid, umat Islam yang merayakan Idul Fitri banyak yang mengenakan pakaian baru. Pengurus masjid mengatakan semua harus berdoa untuk korban gempa.

    “Kami harus berdoa di jalan, merasakan kesedihan dan kehilangan. Situasinya sangat buruk sehingga sulit untuk mengungkapkan apa yang sedang terjadi,” kata Kepala Pengurus masjid Sajja Utara, Aung Myint Hussein.

    Kehancuran di kota terbesar kedua Myanmar itu bervariasi. Sejumlah bangunan hancur total dan beberapa area mengalami kerusakan yang terkonsentrasi.

    Di ujung jalan dari masjid, seorang penduduk mengatakan enam orang tewas saat sebuah toko makanan runtuh, serta dua orang lagi tewas di sebuah restoran di seberang jalan. Namun, sebagian besar kota tampak aman dengan lalu lintas di jalan-jalan dan beberapa restoran mulai kembali buka.

    Seorang warga, Sandar Aung, mengatakan putranya yang berusia 11 tahun terluka parah saat salat Jumat dan meninggal di rumah sakit pada malam harinya. Dia mengaku sangat terpukul karena putranya begitu gembira menyambut Idul Fitri.

    “Saya sangat sedih, anak saya sangat gembira menyambut Idul Fitri. Kami mendapat baju baru yang akan kami kenakan bersama. Kami menerima apa yang telah direncanakan Allah. Allah hanya melakukan apa yang baik dan apa yang benar dan kami harus menerimanya,” kata wanita berusia 37 tahun itu sambil menangis.

    Serangan Militer Terus Berlanjut

    Kerusakan di Myanmar (Foto: REUTERS/Stringer)

    Kelompok pemberontak bersenjata telah mengkritik junta militer Myanmar karena melakukan serangan udara di desa-desa saat negara itu terguncang oleh gempa bumi M 7,7. Dilansir Reuters, Serikat Nasional Karen yang merupakan salah satu tentara etnis tertua di Myanmar mengatakan junta terus melakukan serangan udara di wilayah sipil.

    Serangan disebut terjadi ketika penduduk sangat menderita akibat gempa bumi. Kelompok tersebut mengatakan, dalam kondisi normal, militer seharusnya memprioritaskan bantuan bagi korban gempa. Namun, kondisi sebaliknya terjadi di Myanmar di mana militer malah melakukan pengerahan pasukan untuk menyerang rakyatnya.

    Kelompok bantuan bernama Free Burma Rangers melaporkan jet militer Myanmar melancarkan serangan udara dan serangan pesawat nirawak di negara bagian Karen, dekat markas besar Karen National Union (KNU), beberapa saat usai gempa terjadi pada Jumat (28/3). Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan telah mendesak gencatan senjata segera untuk memudahkan penyaluran bantuan di Myanmar.

    Juru bicara junta militer Myanmar tidak menjawab pertanyaan tentang kritik tersebut. Militer Myanmar terlibat perang saudara dengan beberapa kelompok oposisi bersenjata sejak kudeta tahun 2021, ketika militer merebut kekuasaan dari pemerintah terpilih peraih Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi.

    Sebagai informasi, episentrum gempa M 7,7 itu berada di wilayah yang dikuasai pasukan junta militer. Tetapi, kehancurannya meluas dan juga memengaruhi beberapa wilayah yang dikuasai oleh gerakan perlawanan bersenjata.

    Pada Minggu (30/3), Pemerintah Persatuan Nasional yang mencakup sisa-sisa pemerintahan yang digulingkan pada tahun 2021 mengatakan milisi antijunta di bawah komandonya akan menghentikan aksi militer ofensif selama dua pekan. Penasihat senior Myanmar di Crisis Group, Richard Horsey, mengatakan beberapa pasukan antijunta telah menghentikan serangan mereka tetapi pertempuran masih berlangsung di tempat lain.

    “Rezim juga terus melancarkan serangan udara, termasuk di daerah yang terkena dampak. Itu harus dihentikan,” katanya.

    Halaman 2 dari 4

    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Video: Aksi Heroik Nakes Peluk Erat Bayi Saat Gempa Myanmar

    Video: Aksi Heroik Nakes Peluk Erat Bayi Saat Gempa Myanmar

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dua perawat dipuji atas tindakan heroik mereka dalam melindungi bayi yang baru lahir di Kota Ruili, China Barat Daya setelah sebuah pusat bersalin di dekat perbatasan dengan Myanmar diguncang hebat oleh gempa bumi berkekuatan 7,7 skala richter yang mematikan pada Jumat 28 Maret 2025.

    Selengkapnya saksikan di CNBC Indonesia

  • Prajurit AL ke Myanmar untuk Misi Kemanusiaan, Asops KSAL: Negara Memanggil, Kita Berangkat – Halaman all

    Prajurit AL ke Myanmar untuk Misi Kemanusiaan, Asops KSAL: Negara Memanggil, Kita Berangkat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di tengah Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah, Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Laut (Asops KSAL) Laksamana Muda TNI Yayan Sofiyan memimpin Apel Gelar Pasukan Dalam Rangka Pengiriman Bantuan Kemanusiaan ke Myanmar dan Thailand, Senin (31/3/2025).

    Saat memeriksa pasukan di Dermaga Kolinlamil Jakarta Utara, Yayan sempat menanyai beberapa prajurit TNI dari tiga matra yang sudah memanggul ransel, helm, dan senjatanya.

    Sambil menepuk pundak prajurit, Yayan bertanya asal mereka dan bertanya kesiapan mereka.

    Para prajurit TNI tersebut pun menyatakan siap dengan lantang.

    Yayan juga sempat bertanya kepada salah satu prajurit yang baru pertama kali mendapatkan tugas bantuan kemanusiaan terkait perasaan mereka terhadap tugas tersebut.

    “Bangga kau?” tanya Yayan seraya menepuk bahu prajurit tersebut.

    “Siap! Bangga!” jawab prajurit tersebut dengan lantang dan tegas.

    Dalam pidatonya, Yayan membakar semangat prajurit dengan lantang.

    Awalnya, Yayan menjelaskan bahwa dirinya mengikuti rapat dengan Panglima TNI maupun kementerian dan lembaga pada Minggu (30/3/2025) kemarin.

    Selain itu, sebelum saya datang ke sini, ia telah menghadap Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali.

    Ia mengatakan Panglima TNI dan KSAL menitipkan beberapa pesan kepada mereka mengingat baru saja mereka menyelesaikan ibadah puasa di Bulan Suci Ramadan.

    “Tadi pagi kita sudah melaksanakan perayaan, bermaaf-maafan, berkumpul dengan keluarga kita masing-masing dan manakala tugas memanggil, negara memanggil, kita berangkat, itulah jadi diri kita prajurit TNI!” tegas Yayan.

    Ia pun meminta mereka melaksanakan setiap tugas dengan penuh rasa tanggung jawab.

    Mereka, kata dia, adalah patriot-patriot yang harus ikhlas berangkat ke medan tugas setiap saat negara memanggil dalam situasi apapun.

    “Dan saat ini Bapak Presiden Republik Indonesia telah memerintahkan kepada jajarannya untuk segera memberangkatkan satgas. Inilah langkah konkret kita untuk implementasi perintah tersebut kita laksanakan, dengan segala keikhlasan jiwa dan raga kita,” tegasnya.

    Ia juga mengingatkan agar mereka menjaga kesehatan dan keselamatan dalam pelaksanaan tugas.

    Hal tersebut, ungkap dia, karena tidak di antara mereka yang tahu bagaimana kondisi di sana.

    “Kemungkinan di dalam reruntuhan-reruntuhan itu ada korban manusia yang perlu diselamatkan oleh kalian. Jaga keamanan kalian, karena kita tidak tahu bangunan-bangunan reruntuhan-reruntuhan itu jangan sampai berdampak terhadap keselamatan kalian,” ungkap dia.

    “Anak dan istri kalian pasti menunggu di rumah, menunggu kalian selamat, menunggu dengan utuh kalian kembali di tengah-tengah keluarga kalian. Kita tidak tahu situasi dan sanitasi yang ada di sana. Jaga kesehatan kalian, jangan sampai justru, kalian sudah letih bekerja namun mengabaikan aspek kesehatan kalian,” kata Yayan lantang.

    Yayan juga mengungkapkan mereka tidak tahu berapa lama mereka dalam penugasan tersebut. 

    Ia mengingatkan mereka tidak tertutup kemungkinan sanitasi atau kesehatan lingkungan tidak baik untuk kesehatan mereka.

    “Sehingga kondisi kesehatan kalian juga harus prima karena energi kalian di sana akan dipakai untuk membantu para korban mengevakuasi,” ungkap dia.

    “Kita memberangkatkan tenaga kesehatan gabungan baik dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, maupun Angkatan Udara dan kapal perang yang kita banggakan dengan berbagai aset yang ada di dalamnya. Layani mereka dengan segala keikhlasan, dengan segala ketulusan,” pesan Yayan.

    Dia akhir amanatnya, ia mengajak prajurit yakin Tuhan akan memberikan keadilan bagi semua yang ikhlas dalam melaksanakan tugas.

    Yayan pun berharap mereka dapat kembali dengan selamat dan sehat.

    “Saata kalian kembali, kembalilah dengan selamat, kembalilah dengan utuh, kembalilah dengan sehat. Ada orang-orang tercinta yang menunggu di rumah masing-masing,” pungkas Yayan.

    Para prajurit yang terdiri dari Tim SAR dan tim medis tersebut nantinya akan diberangkatkan ke Myanmar menggunakan kapal bantu rumah sakit KRI dr Radjiman Wedyodiningrat-992. 

    Pada saat yang sama, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan (Kemenhan) memberangkatkan tim kemanusiaan hingga logistik untuk membantu korban gempa di Myanmar di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pada Senin (31/3/2025).

    Diberitakan sebelumnya Myanmar dilanda gempa dengan magnitudo 7,7.

    Jumlah korban tewas akibat gempa seperti dilaporkan Junta Militer, mencapai 2.056 orang. Sementara korban luka 3.900 orang.

    Sedangkan orang yang masih dinyatakan hilang mencapai 300 orang.

  • Dampak Gempa di Myanmar: WHO Serukan Bantuan Mendesak – Halaman all

    Dampak Gempa di Myanmar: WHO Serukan Bantuan Mendesak – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Myanmar saat ini menghadapi krisis besar akibat dua gempa bumi dahsyat yang mengguncang wilayah bagian tengah negara tersebut.

    Gempa berkekuatan 7,7 skala Richter yang terjadi baru-baru ini mengakibatkan kerusakan infrastruktur yang signifikan, mengganggu layanan kesehatan, dan menimbulkan banyak korban jiwa.

    Korban Jiwa dan Kerusakan

    Sekitar 1.700 orang dipastikan meninggal dunia, sementara ribuan lainnya berisiko mengalami cedera serius dan terancam wabah penyakit yang dapat menyebar dengan cepat di tengah kondisi darurat.

    Sebagai respons terhadap bencana ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengaktifkan tingkat darurat tertinggi dan melakukan berbagai upaya tanggap bencana.

    Dalam waktu 24 jam pascagempa, WHO berhasil mengerahkan hampir tiga ton pasokan medis darurat untuk membantu upaya penyelamatan dan perawatan para korban.

    Meskipun langkah-langkah darurat telah diambil, WHO menekankan bahwa bantuan lebih lanjut sangat dibutuhkan.

    Organisasi ini telah mengeluarkan permohonan mendesak untuk mendapatkan bantuan sebesar 8 juta USD (sekitar Rp 132 miliar) untuk mendukung upaya tanggap bencana di Myanmar.

    Dana ini akan digunakan untuk memberikan perawatan trauma, mencegah penyebaran wabah penyakit, dan memulihkan layanan kesehatan yang telah terganggu akibat gempa.

    Pencarian Korban Terus Berlanjut

    Jumlah korban tewas akibat gempa yang mengguncang Myanmar pada hari Jumat telah melampaui 1.700 orang, dengan model prediktif dari Survei Geologi Amerika Serikat memperkirakan jumlah korban tewas dapat mencapai 10.000 jiwa.

    Gempa ini merobohkan sejumlah bangunan dan merusak infrastruktur, termasuk bandara di Mandalay.

    Upaya pencarian korban selamat sebagian besar dilakukan oleh penduduk setempat tanpa bantuan alat berat.

    Tim penyelamat berusaha menyelamatkan korban yang masih hidup dengan memindahkan puing-puing menggunakan tangan dan sekop seadanya.

    “Banyak upaya penyelamatan sejauh ini telah dilakukan oleh orang-orang yang bekerja dengan tangan untuk mencoba dan membersihkan puing-puing,” kata Cara Bragg, manajer Catholic Relief Services di Myanmar.

    Bantuan Asing Mulai Berdatangan ke Myanmar

    Beberapa negara telah berusaha membantu para korban di Myanmar dengan mengirimkan berbagai bantuan.

    India, misalnya, mengirim dua pesawat angkut militer C-17 yang berhasil mendarat di Naypyidaw dengan unit rumah sakit lapangan dan sekitar 120 personel.

    Mereka kemudian akan mendirikan pusat perawatan darurat di Mandalay.

    Selain India, China juga mengirimkan bantuan sebanyak 17 truk kargo yang tiba di Mandalay pada hari Minggu, 30 Maret 2025.

    China telah mengirim lebih dari 135 personel penyelamat dan ahli, serta perlengkapan medis dan generator, dan menjanjikan sekitar 138 juta USD untuk bantuan darurat.

    Rusia juga mengirim 120 tim penyelamat dan tim medis ke Myanmar, sementara Malaysia dan Singapura turut mengirimkan tim penyelamat untuk membantu korban gempa.

    Dengan bantuan internasional yang mulai berdatangan, diharapkan masyarakat Myanmar yang terdampak dapat segera mendapatkan perawatan medis dan dukungan yang mereka butuhkan untuk memulihkan diri dari bencana ini.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Kemenhan Pastikan Bantuan untuk Korban Gempa Tak Akan Terganggu Meski Myanmar Tengah Berkonflik – Halaman all

    Kemenhan Pastikan Bantuan untuk Korban Gempa Tak Akan Terganggu Meski Myanmar Tengah Berkonflik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menyebut niat baik Indonesia dalam memberi bantuan untuk korban gempa Myanmar tak akan terganggu.

    Hal ini diketahui karena Myanmar sendiri tengah berkonflik atau terjadi ‘perang saudara Myanmar’.

    “Ya memang ada beberapa tempat seperti itu ya (masih berkonflik), tapi kalau di Naypyidaw saya rasa itu tidak ada masalah,” Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan), Marsekal Madya TNI (Purn) Donny Ermawan Taufanto usai mengecek tim kemanusiaan di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (31/3/2025).

    Dalam hal ini, tim pendahulu atau advance yang berangkat untuk memberikan bantuan itu juga bersamaan dengan tim pengamanan.

    “Sehingga nanti itu kita akan assess berapa dibutuhkan tim pengamanan untuk memberikan pengamanan kepada petugas yang melaksanakan tugas di daerah bencana alam tersebut,” ucapnya.

    Donny melanjutkan penyaluran bantuan itu juga dipastikan tak akan terkendala karena ada satu mekanisme untuk penanggulangan bencana yakni melalui Asean Coordinating Centre For Humanitarian Assistance (AHA Center).

    “Nah itu nanti sudah dikoordinasikan dengan lokal government dan juga AHA Center yang sudah ada tersebut. Untuk masalah Junta (Militer Myanmar) kita tidak berpikir masalah itu, ini adalah kemanusiaan,” jelasnya.

    Untuk informasi, Pemerintahan militer Myanmar mengumumkan keadaan darurat di enam wilayah dan negara bagian, termasuk ibu kota Naypyidaw dan Mandalay.

    Namun, dengan negara yang dilanda perang saudara berdarah yang berkepanjangan, tidak jelas bagaimana bantuan akan sampai ke banyak wilayah.

    Palang Merah mengatakan kabel listrik yang putus menambah tantangan bagi tim mereka yang berusaha mencapai wilayah Mandalay dan Sagaing serta negara bagian Shan bagian selatan.

    “Laporan awal dari lapangan menunjukkan gempa bumi telah menyebabkan kerusakan yang signifikan. Informasi tentang kebutuhan kemanusiaan masih dikumpulkan.” kata Palang Merah Myanmar.

    Sementara itu di Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar dan dekat dengan episentrum, gempa bumi merusak sebagian bekas istana kerajaan dan bangunan-bangunan, menurut video dan foto yang dirilis di media sosial Facebook.

    Meskipun daerah tersebut rawan gempa bumi, namun pada umumnya jarang penduduknya dan sebagian besar rumah merupakan bangunan bertingkat rendah.

    Di wilayah Sagaing, tepatnya di barat daya Mandalay, sebuah jembatan berusia 90 tahun runtuh, dan beberapa ruas jalan raya yang menghubungkan Mandalay dan kota terbesar di Myanmar, Yangon, juga rusak.

    Warga di Yangon bergegas keluar dari rumah mereka saat gempa terjadi. Tidak ada laporan langsung mengenai korban luka atau kematian.

    Di ibu kota Naypyidaw, gempa tersebut merusak tempat-tempat suci, menyebabkan beberapa bagian runtuh ke tanah, dan beberapa rumah. Di timur laut, gempa tersebut terasa di provinsi Yunnan dan Sichuan di China dan menyebabkan kerusakan pada rumah-rumah dan cedera di kota Ruili di perbatasan dengan Myanmar, menurut laporan media China.

    Video yang menurut salah satu media diterima dari seseorang di Ruili menunjukkan puing-puing bangunan berserakan di jalan dan seseorang didorong dengan tandu menuju ambulans.

    Guncangan di Mangshi, sebuah kota di China sekitar 100 kilometer (60 mil) timur laut Ruili, begitu kuat sehingga orang-orang tidak dapat berdiri, kata seorang penduduk kepada The Paper, sebuah media daring Myanmar.

    Seorang warga Kunming, ibu kota provinsi Yunnan, mengatakan kepada The Paper bahwa lampu langit-langitnya berayun liar dan guncangannya berlangsung lebih dari 10 detik.

    Departemen Pencegahan Bencana Thailand mengatakan gempa tersebut terasa di hampir seluruh wilayah negara tersebut.

    Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra mengadakan pertemuan darurat untuk menilai dampak gempa tersebut.

  • Gempa Terkini Sore ini 2 Menit yang Lalu, Senin 31 Maret 2025, Info BMKG

    Gempa Terkini Sore ini 2 Menit yang Lalu, Senin 31 Maret 2025, Info BMKG

    Gempa Terkini Sore ini 2 Menit yang Lalu, Senin 31 Maret 2025, Info BMKG

    TRIBUNJATENG.COM – Terjadi gempa bumi di sejumlah wilayah Indonesia pada Senin sore (31/3/2025).

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan terjadi gempa bumi sebanyak 3 kali dibeberapa wilayah Indonesia dengan magnitude berbeda-beda. 

    Berikut informasi titik lokasi gempa bumi yang terjadi di wilayah Indonesia pada Senin 31 Maret 2025:

    1. Gempa Bumi Sulut

    Gempa Mag:4.5, 31-Mar-2025 16:47:25WIB, Lok:5.41LU, 126.31BT (161 km BaratLaut MELONGUANE-SULUT), Kedlmn:81 Km

    Pukul 16.47.25 WIB, sebuah gempa dengan magnitude 4.5 melanda Indonesia.

    Episenter gempa ini terletak di koordinat geografis 5.41 Lintang Selatan (LS) dan 126.31 Bujur Timur (BT).

    Lokasi itu sekitar 161 km Barat Laut Melonguane Sulut. Gempa ini memiliki kedalaman sekitar 81 kilometer.

    2. Gempa Bumi DIY

    Gempa Mag:1.8, 31-Mar-2025 17:20:22WIB, Lok:7.97LS, 110.42BT (10 km Tenggara BANTUL-DIY), Kedlmn:16 Km

    Pukul 17.20.22 WIB, sebuah gempa dengan magnitude 1.8 melanda Indonesia.

    Episenter gempa ini terletak di koordinat geografis 7.97 Lintang Selatan (LS) dan 110.42 Bujur Timur (BT).

    Lokasi itu sekitar 10 km Tenggara Bantul DIY. Gempa ini memiliki kedalaman sekitar 16 kilometer.

    Informasi ini disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.

    3. Gempa Bumi Papua

    Gempa Mag:4.7, 31-Mar-2025 18:12:25WIB, Lok:4.44LS, 139.30BT (26 km BaratLaut YAHUKIMO-PAPUA), Kedlmn:10 Km

    Pukul 18.12.25 WIB, sebuah gempa dengan magnitude 4.7 melanda Indonesia.

    Episenter gempa ini terletak di koordinat geografis 4.44 Lintang Selatan (LS) dan 139.30 Bujur Timur (BT).

    Lokasi itu sekitar 26 km Barat Laut Yahukimo Papua. Gempa ini memiliki kedalaman sekitar 10 kilometer.

    Informasi ini disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.

    Sama seperti gempa sebelumnya, informasi ini disampaikan oleh BMKG dengan peringatan bahwa hasil pengolahan data masih bisa mengalami perubahan seiring dengan kelengkapan data yang lebih lanjut.

    Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai kerusakan atau dampak lebih lanjut akibat gempa ini.

    BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk tetap tenang dan waspada terhadap informasi resmi yang akan diumumkan secara lebih detail.

     

  • Pakai KRI Radjiman Wedyodiningrat, TNI AL Kirim Pasukan dan Tim Medis Bantu Korban Gempa Myanmar

    Pakai KRI Radjiman Wedyodiningrat, TNI AL Kirim Pasukan dan Tim Medis Bantu Korban Gempa Myanmar

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

    TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK – TNI Angkatan Laut mengirimkan pasukannya untuk membantu korban gempa di Myanmar.

    Dalam prosesnya, TNI AL mengerahkan KRI Radjiman Wedyodiningrat sebagai kapal bantu rumah sakit yang juga akan diisi tim medis dan dokter spesialis.

    Asisten Operasi KSAL Laksamana Muda TNI Yayan Sofiyan mengatakan, kapal perang ini akan membawa tenaga kesehatan gabungan dari berbagai satuan TNI.

    Termasuk di antaranya dari TNI Angkatan Darat, Batalyon Kesehatan Marinir, Koarmada RI, dan TNI Angkatan Laut.

    “Mereka akan membawa tenaga-tenaga kesehatan dokter spesialis yang dapat membantu dalam operasi medis, terutama untuk menangani korban dengan patah tulang dan cedera ortopedi,” ujar Yayan di Markas Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (31/3/2025).

    Yayan juga memastikan upaya bantuan medis dan evakuasi yang akan dilakukan di lokasi gempa akan sangat dimaksimalkan, mengingat kapal ini telah dilengkapi dengan fasilitas medis dan kontainer-kontainer medis yang memungkinkan pelaksanaan operasi medis di lokasi bencana.

    Selain tenaga medis, kapal ini juga akan membawa bantuan kemanusiaan berupa obat-obatan, tenda, dan selimut.

    Bantuan ini disesuaikan dengan kebutuhan mendesak yang telah disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri setelah berkoordinasi dengan duta besar Thailand dan Myanmar.

    Menurut Yayan, KRI Radjiman Wedyodiningrat akan menempuh perjalanan sejauh 1.639 nautical mile yang diperkirakan dapat dijangkau dalam waktu empat hari.

    “Kapal ini juga membawa helikopter untuk mempercepat distribusi bantuan ke daerah yang sulit dijangkau. Dari sisi kesiapan teknis, seluruh persiapan telah dilakukan dengan matang,” tambah Yayan.

    Dengan pengerahan kapal bantu rumah sakit dan tenaga medis spesialis ini, diharapkan bantuan kemanusiaan dari Indonesia dapat memberikan dampak signifikan dalam upaya penyelamatan dan pemulihan pasca-gempa di Myanmar yang juga berdampak ke Thailand.

    Diketahui, gempa berkekuatan magnitudo 7,7 melanda Myanmar pada Jumat (28/3/2025) yang guncangannya pun dirasakan sampai ke Thailand. 

    Data terkini, dikabarkan sebanyak 1.700 orang meninggal dunia akibat gempa tersebut.

     

  • Kemhan: Bantuan untuk Myanmar tidak terganggu oleh konflik

    Kemhan: Bantuan untuk Myanmar tidak terganggu oleh konflik

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Pertahanan Donny Ermawan memastikan misi kemanusiaan TNI yakni membantu korban gempa di Myanmar tetap berjalan walau negara tersebut tengah dilanda konflik.

    Salah satu upaya yang dilakukan TNI yakni mengirim personel pengamanan untuk menjaga anggota TNI yang tengah membantu korban gempa di Myanmar.

    “Sehingga nanti itu kita akan assessment berapa dibutuhkan tim pengamanan untuk memberikan pengamanan kepada petugas yang melaksanakan tugas di daerah bencana alam tersebut,” kata Donny saat melepas personel dan bantuan logistik untuk korban gempa bumi di Myanmar di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin.

    Donny menjelaskan, tim pengamanan tersebut tergabung dalam 39 personel TNI yang dikirim hari ini. Ke-39 personel itu terdiri dari beragam korps seperti Kopassus, Marinir, Kopasgat dan personel pilot Herucules.

    Terkait proses pengiriman logistik, Donny mengaku pihaknya tidak akan mendapatkan kendala untuk membawa logistik masuk walaupun sedang terjadi konflik di Myanmar.

    Hal tersebut dipastikan Donny karena TNI sudah berkoordinasi dengan pemerintah setempat dan organisasi ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Centre).

    TNI, lanjut Donny, juga tidak akan mencampuri urusan politik dan gelombang konflik yang sedang terjadi di Myanmar.

    “Kita rakyat Indonesia membantu rakyat Myanmar. Jadi itu yang kita pegang,” kata Donny.

    Donny melanjutkan, para personel TNI yang dikirim ke Myanmar nantinya akan mengerjakan beberapa tugas kemanusiaan diantaranya mengobati korban luka-luka, membangun posko kemanusiaan dan kesehatan serta membantu proses pencarian korban.

    Mereka, kata Donny, juga akan membagikan bahan-bahan makanan, obat-obatan, tenda dan perlengkapan lainnya kepada korban gempa.

    Donny berharap bantuan-bantuan yang diberikan pemerintah Indonesia dapat meringankan beban hidup korban gempa di Myanmar.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

  • Indonesia Kirim Bantuan Makanan dan Obat-obatan untuk Korban Gempa Myanmar
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        31 Maret 2025

    Indonesia Kirim Bantuan Makanan dan Obat-obatan untuk Korban Gempa Myanmar Nasional 31 Maret 2025

    Indonesia Kirim Bantuan Makanan dan Obat-obatan untuk Korban Gempa Myanmar
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Kementerian Pertahanan mengirimkan sebanyak 12 ton
    bantuan
    logistik untuk korban
    gempa
    di Myanmar, Senin (31/3/2025).
    Bantuan
    berupa
    makanan
    ,
    selimut
    dan
    obat-obatan
    itu tersebut dikirim menggunakan pesawat Hercules. 
    “Bantuan yang dikirimkan berupa tenda, kemudian juga makanan, kemudian selimut, obat obatan dan kebutuhan lain yang berkaitan dengan medis,” kata Wakil Menteri Pertahanan Donny Ermawan di Lanud Halim Perdanakusuma, yang dikutip dari
    Antara
    .
    Dia menyebut 12 ton logistik tersebut merupakan bantuan dari TNI, Basarnas, Baznas, dan beberapa elemen pemerintah serta masyarakat.
    Menurutnya, pengiriman bantuan kemanusiaan untuk korban
    gempa Myanmar
    ini dilakukan sesuai perintah Presiden Prabowo Subianto.
    Nantinya bantuan tersebut akan dikirim dari Lanud Halim Perdanakusuma ke Lanud Sultan Iskandar Muda Aceh.
    Setelah dari Lanud Sultan Iskandar Muda, bantuan tersebut akan langsung diantar TNI AU ke Bandara Naypyidaw, Myanmar.
    Tidak hanya itu, TNI juga menerjunkan 39 pasukan yang terdiri atas pilot Hercules, Korps Marinir, Kopassus, Kopasgat, dan Kostrad untuk melakukan misi kemanusiaan, seperti memberikan penanganan medis kepada korban gempa, pembentukan posko-posko pengungsian hingga melakukan pencarian korban yang masih hilang.
    “Mereka juga akan menjadi tim advance yang akan melakukan pertolongan pertama untuk para korban,” kata Donny.
    Donny menambahkan para personel tersebut akan bertugas di Myanmar hingga waktu yang belum ditentukan.
    Dia memastikan para personel tersebut akan bertugas dengan maksimal demi menyukseskan misi perdamaian di Myanmar.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.