Topik: Gempa

  • Aktivitas Vulkanik Gunung Gede Belum Reda, Pendakian Masih Ditutup

    Aktivitas Vulkanik Gunung Gede Belum Reda, Pendakian Masih Ditutup

    Cianjur, Beritasatu.com – Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), Jawa Barat resmi memperpanjang penutupan sementara kegiatan pendakian hingga 13 April 2025. Langkah ini diambil sebagai bentuk antisipasi terhadap meningkatnya aktivitas vulkanik di kawasan Gunung Gede.

    Kepala Balai Besar TNGGP Adhi Nurul Hadi menyampaikan, pihaknya akan memberikan opsi pengembalian dana (refund) maupun penjadwalan ulang bagi calon pendaki yang telah melakukan pendaftaran dan pembayaran secara daring.

    “Kami akan mengupayakan proses refund dan penjadwalan ulang bagi para calon pendaki yang telah memesan tiket pendakian untuk pada periode 3 hingga 13 April 2025,” ujar Adhi kepada wartawan, Rabu (9/4/2025).

    Lebih lanjut, ia menjelaskan proses pengembalian dana akan dilakukan setelah koordinasi dengan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN), mengingat mekanisme tersebut berkaitan dengan skema penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

    Sebagai tindak lanjut dari penutupan ini, pihak TNGGP bersama tim pos pengamatan gunung api dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta para relawan akan melakukan identifikasi secara menyeluruh terhadap kondisi vulkanik di kawah Gunung Gede.

    “Termasuk kajian terhadap area-area yang berpotensi membahayakan pengunjung. Hasil identifikasi ini akan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan berikutnya terkait pengelolaan kegiatan pendakian di kawasan TNGGP,” tambahnya.

    Penutupan jalur pendakian ini merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam. Dalam peraturan tersebut disebutkan, penutupan dapat diberlakukan apabila terdapat kondisi yang membahayakan keselamatan pengunjung maupun masyarakat sekitar.

    “Penutupan jalur pendakian Gunung Gede ini juga merupakan instruksi dari menteri kehutanan. Keselamatan dan keamanan pengunjung adalah prioritas utama yang tidak dapat dikompromikan,” tegas Adhi.

    Sebelumnya, Balai Besar TNGGP telah mengumumkan penutupan sementara pendakian Gunung Gede menyusul peningkatan aktivitas vulkanik. Berdasarkan catatan pada 1 April 2025, terdeteksi sebanyak 21 kali gempa vulkanik, yang mengindikasikan adanya peningkatan tekanan dari dalam gunung, serta potensi terjadinya letusan freatik atau pelepasan gas berbahaya di sekitar kawah.

  • Gempa M 4,2 Guncang Solok Sumbar, BMKG: Terasa di 2 Wilayah – Halaman all

    Gempa M 4,2 Guncang Solok Sumbar, BMKG: Terasa di 2 Wilayah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gempa berkekuatan magnitudo 4,2 mengguncang Solok, Sumatera Barat hari ini, Selasa (8/4/2025) pukul 17.23 WIB.

    Pusat gempa berada di darat, tepatnya 20 km tenggara Kabupaten Solok pada kedalaman 1 km.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, gempa ini dirasakan (Skala MMI) hingga wilayah: 

    “Gempa (UPDATE) Mag:4.2, 08-Apr-25 17:23:35 WIB, Lok:0.98 LS, 100.71 BT (Pusat gempa berada di darat 20 km tenggara Kab. Solok), Kedlmn:1 Km Dirasakan (MMI) III-IV Kota Solok, III-IV Kab. Solok,” tulis BMKG di X, Selasa.

    Skala MMI Gempa

    Berdasarkan skala MMI yang dikutip dari laman BMKG, berikut info MMI yang dapat dipelajari:

    I MMI

    Getaran gempa tidak dapat dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang.

    II MMI

    Getaran atau guncangan gempa dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung seperti lampu gantung bergoyang.

    III MMI

    Getaran gempa dirasakan nyata dalam rumah.

    Getaran terasa seakan-akan ada naik di dalam truk yang berjalan.

    IV MMI

    Pada saat siang hari dapat dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah, di luar rumah oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu bergoyang hingga berderik dan dinding berbunyi.

    V MMI

    Getaran gempa bumi dapat dirasakan oleh hampir semua orang, orang-orang berlarian, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan benda besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.

    VI MMI

    Getaran gempa bumi dirasakan oleh semua orang.

    Kebanyakan orang terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap di pabrik rusak, kerusakan ringan.

    VII MMI

    Semua orang di rumah keluar.

    Kerusakan ringan pada rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik.

    Sedangkan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik terjadi retakan bahkan hancur, cerobong asap pecah.

    Dan getaran dapat dirasakan oleh orang yang sedang naik kendaraan.

    VIII MMI

    Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi kuat.

    Keretakan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik, dinding terlepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen roboh, air berubah keruh.

    IX MMI

    Kerusakan pada bangunan dengan konstruksi kuat, rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak terjadi keretakan.

    Rumah tampak bergeser dari pondasi awal. Pipi-pipa dalam rumah putus.

    X MMI

    Bangunan dari kayu yang kuat rusak, rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.

    XI MMI

    Bangunan-bangunan yang sedikit yang masih berdiri.

    Jembatan rusak, terjadi lembah.

    Pipa dalam tanah tidak dapat terpakai sama sekali, tanah terbelah, rel sangat melengkung.

    XII MMI

    Hancur total, gelombang tampak pada permukaan tanah.

    Pemandangan berubah gelap, benda-benda terlempar ke udara.

    (Tribunnews.com/Widya)

  • Belum Sehari, 2 Gempa Guncang Solok, Warga Diminta Waspada

    Belum Sehari, 2 Gempa Guncang Solok, Warga Diminta Waspada

    Jakarta, Beritasatu.com –  Gempa guncang Solok dua kali dalam selang waktu tak sampai satu jam pada Selasa (8/4/2025). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat dua lindu berurutan menggoyang wilayah Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Gempa pertama berkekuatan 4,2 magnitudo terjadi pukul 17.23 WIB, disusul gempa kedua berkekuatan 2,4 magnitudo pada pukul 17.39 WIB.

    Kepala Stasiun Geofisika Padang Panjang, Suaidi Ahadi, menjelaskan bahwa gempa pertama berlokasi di koordinat 0,98 Lintang Selatan dan 100,71 Bujur Timur, sekitar 20 kilometer tenggara Kabupaten Solok, dengan kedalaman sangat dangkal yakni satu kilometer.

    “Gempa kedua atau gempa susulan terjadi di titik koordinat 1,01 Lintang Selatan dan 100,69 Bujur Timur, sekitar 23 kilometer arah tenggara Solok, dengan kedalaman tujuh kilometer,” jelas Suaidi dikutip Antara, Selasa (8/4/2025). 

    BMKG menyebut kedua gempa ini merupakan jenis gempa dangkal yang dipicu aktivitas Sesar Sumani. Meski tak tergolong besar, getaran gempa guncang Solok dirasakan oleh warga di Kabupaten Solok dan Kota Solok.

    Sampai berita ini diturunkan, belum ada laporan terkait kerusakan bangunan atau korban jiwa. Namun, BMKG tetap meminta warga waspada dan tidak mudah percaya pada informasi yang belum jelas sumbernya.

    “Kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, menjauhi bangunan yang tampak retak atau rusak, dan memastikan tempat tinggal cukup kuat menahan guncangan gempa,” kata Suaidi.

    Dengan dua kali gempa guncang Solok hanya dalam waktu singkat, BMKG menekankan pentingnya kesiapsiagaan warga terhadap potensi gempa susulan. Tetap waspada, dan perhatikan selalu informasi resmi dari BMKG.

  • BPBD Keluarkan 5 Panduan Warga Kota Bogor terkait Meningkatnya Aktivitas Gunung Salak & Gunung Gede – Halaman all

    BPBD Keluarkan 5 Panduan Warga Kota Bogor terkait Meningkatnya Aktivitas Gunung Salak & Gunung Gede – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BOGOR – Warga Kota Bogor diminta untuk meningkatkan kesiapsiagaan menyusul adanya peningkatan aktivitas Gunung Salak dan Gunung Gede Pangrango. 

    Diketahui, Gunung Salak dan Gunung Gede Pangrango meski sudah lama tenang, namun merupakan gunung api aktif yang secara alami bisa mengalami reaktivasi.

    Terkait meningkatnya aktivitas kedua gunung api tersebut, Pemkot Bogor memberikan panduan untuk masyarakat.

    Apa saja yang perlu kita lakukan? 

    Berikut panduannya: 

    Tetap tenang dan ikuti info resmi dari PVMBG & BPBD.  
    Aktifkan kembali Kelurahan Tangguh Bencana (KELTANA) di wilayah masing-masing.  
    Siapkan Tas Siaga di rumah berisi dokumen penting, obat-obatan, makanan ringan, air, senter, dan kebutuhan darurat lainnya.  
    Hindari menyebarkan hoaks dan pastikan informasi berasal dari sumber tepercaya.
    Diimbau untuk mengunduh aplikasi Inarisk Personal.

    BPBD Kota Bogor dalam keterangannya menyebut bahwa kita tidak bisa menghindari bencana, tapi kita bisa siap menghadapinya bersama. 

    “Kesiapsiagaan adalah bentuk cinta pada keluarga dan kota kita tercinta. Siap untuk selamat,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor Hidayatullah dalam keterangannya.

    Sebelumnya, pendakian di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) ditutup sementara lantaran terjadi peningkatan aktivitas gempa vulkanik yang berpotensi bahaya berupa letusan freatik maupun gas gunung api di sekitar kawah.

    Gunung yang secara geografis berada di wilayah Kabupaten Cianjur, Sukabumi, dan Bogor ini seharusnya buka pada 3 April 2025 setelah dilakukan penutupan sementara sejak 25 Desember 2024.

    Penutupan dilakukan hingga 7 April 2025 dan atau sampai informasi lebih lanjut hasil pemantauan dari Badan Geologi.

    Berdasarkan siaran pers Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), peningkatan gempa vulkanik dalam terjadi pada 1 April 2025 mencapai 21 kali.

    Sementara pada periode 1 sampai 31 Maret 2025, gempa vulkanik dalam Gunung Gede hanya 0 hingga 1 kali per hari.

    Kepala Badan Geologi pada Kementerian ESDM, Muhammad Wafid mengatakan erupsi terakhir Gunung Gede terjadi pada tahun 1957 dari Kawah Ratu dengan kolom letusan mencapai 3000 meter di atas puncak.

    “Saat ini aktivitas hembusan Gunung Gede berasal dari Kawah Wadon dengan ketinggian asap kawah pada periode 1-31 Maret 2024 umumnya berkisar antara 50-100 di atas puncak,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Rabu (2/5/2025).

    Kendati demikian, berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, aktivitas vulkanik Gunung Gede hingga tanggal 1 April 2025 pukul 10.00 WIB masih ditetapkan pada Level I (Normal).

    Namun dengan rekomendasi masyarakat di sekitar Gunung Gede dan pengunjung atau wisatawan agar tidak menuruni, mendekati dan bermalam dalam radius 600 meter dari Kawah Wadon. 

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Aktivitas Gunung Gede Alami Peningkatan, Pemkot Bogor Siap Siaga, Warga Diminta Jangan Sebar Hoaks

  • Aceh Diguncang Gempa M 6,2 di Kedalaman 10 Km, Tak Ada Ancaman Tsunami

    Aceh Diguncang Gempa M 6,2 di Kedalaman 10 Km, Tak Ada Ancaman Tsunami

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan telah terjadi gempa dengan kekuatan M 6,2 yang mengguncang Sinabang, Aceh, pada dini hari tadi.

    “Info Gempa Mag:6.2, 08-Apr-25 02:48:52 WIB,” demikian tulis BMKG dalam akun media sosial Instagram seperti dikutip Bisnis.

    Menurut BMKG, lokasi gempa berada di 192 kilometer dari Barat Laut Sinabang, Aceh. Adapun kedalaman gempa 10 kilometer.

    Tidak ada potensi tsunami dari gempa dangkal tersebut.

  • Gempa M 6,2 Guncang Aceh, Tak Berpotensi Tsunami

    Gempa M 6,2 Guncang Aceh, Tak Berpotensi Tsunami

    Jakarta

    Gempa berkekuatan M 6,2 terjadi di Sinabang, Aceh. Gempa berada di kedalaman 10 Km.

    “#Gempa Mag:6.2, 08-Apr-25 02:48:52 WIB,” demikian postingan media sosial X @infoBMKG, Selasa (8/4/2025).

    Titik gempa berada di 2,82 Lintang Utara, 94,67 Bujur Timur, 192 km Barat Laut.

    “tdk berpotensi tsunami #BMKG,” katanya.

    (azh/azh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Gunung Semeru Erupsi, Tinggi Letusan 800 Meter

    Gunung Semeru Erupsi, Tinggi Letusan 800 Meter

    Liputan6.com, Lumajang – Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, kembali erupsi pada Senin pagi (7/4/2025). Tinggi letusan abu vulkanik mencapai 800 meter di atas puncak.

    “Telah erupsi Gunung Semeru pada hari ini  Senin (7/4/2025) pukul 05.41 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak atau 4.476 meter di atas permukaan laut (mpdl),” ujar Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sifan.

    Kata dia, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal kea rah utara dan erupsi terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 22 mm dan durasi 170 detik.

    Sebelumnya pukul 00.23 WIB, Gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang itu, erupsi dengan tin ggi kolom letusan teramati sekitar 600 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 22 mm dan durasi 171 detik.

    Gunung Semeru tercatat mengalami 57 kali gempa letusan/erupsi, dua kali gempa guguran, 12 kali gempa embusan, lima kali harmonik, dan tiga kali gempa tektonik jauh pada periode pengamatan kegempaan pada Minggu (6/4/2025) selama 24 jam.

    Ia menjelaskan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi terkait dengan status waspada Gunung Semeru, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).

  • Proyek Geothermal Sebaiknya Tak Ada di Nusa Tenggara Timur, Banyak Kekurangan Sejak Awal

    Proyek Geothermal Sebaiknya Tak Ada di Nusa Tenggara Timur, Banyak Kekurangan Sejak Awal

    PIKIRAN RAKYAT – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Melkiades Laka Lena menilai proyek geothermal sebaiknya ditiadakan di Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal tersebut ia ungkapkan setelah berdiskusi dengan Uskup Agung Ende, Mgr. Paulus Budi Kleden, SVD dalam kunjungan kerjanya beberapa waktu lalu.

    “Dalam pertemuan ini kami membahas berbagai isu Pembangunan di NTT, khususnya di kabupaten Ende, termasuk keberatan dari para uskup se-Nusa Tenggara (Denpasar, Labuan Bajo, Ruteng, Ende, Maumere, dan Larantuka), terkait proyek geothermal”, tulis Melki seperti dilansir Pikiran-Rakyat.com dari Instagram probadinya @melkilakalena.official, Senin, 7 April 2025.

    Dalam dialog yang terjadi di Istana Keuskupan Agung Ende, Ndona, Jumat, 4 April 2025, politisi partai Golkar itu menilai proyek geothermal di wilayah NTT sejak awal memang kurang baik.

    “Terkait Pembangunan geothermal yang kami diskusikan hari ini, kami menyadari banyak kekurangan karena sejak awal didesaian kurang baik,” tulisnya.

    Karena itu, dirinya berkomitmen untuk memanggil perlabai pihak terkait proyek tersebut.

    “Kami sudah dengar masukan dari uskup, maka kita pastikan bahwa seluruh pihak terkait geothermal akan dipanggil dan segera sesuaikan dengan aspirasi para uskup,” tulis Melki.

    Lebih lanjut, orang nomor satu di NTT ini pun memastikan, proyek geothermal yang sudah berjalan agar dibenahi dan diperbaiki. Sementera proyek-proyek yang sedang dibangun dan sudah disepakati, dihentikan dulu.

    Pasalnya, ia ingin memastikan masyarakat yang ruang hidupnya di sekitar proyek harus aman. Jika tidak, geothermal sebaiknya ditiadakan.

    “Geothermal yang sudah berjalan agar dibenahi dan diperbaiki. Semua yang akan dibangun disepakati dipending dulu. Pembangunan geothermal harus aman. Jika tidak aman makan dipending dan sebaiknya tidak ada geothermal di wilayah ini,” tulis Melki.

    Namun, pantauan Pikiran-Rakyat.com, Melki dalam unggahannya tidak menguraikan jadwal pasti pemanggilan pihak-pihak terkait.

    Peta Sebaran Panas Bumi di wilayah Keuskupan se-Nusra

    Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Mineral, potensi panas bumi di wilayah Keuskupan se-Nusra mencapai 902 MW atau 65 persen dari potensi panas bumi di NTT. Berikut ini titik sebarannya:

    – Pulau Flores: Waisano, Ulumbu, Wai Pesi, Gou-Inelika, Mengeruda, Mataloko, Komandaru, Ndetusoko, Sokoria, Jopu, Lesugolo, Oka Ile Ange, dan Oyang Barang.

    – Pulau Lembata: Watuwawer-Atedai dan Roma-Ujelewung.

    – Pulau Alor: Bukapiting

    Hingga saat ini, baru PLTP Ulumbu yang dimaknaafkan untuk pembangkit listrik, sedangkan PLTP Mataloko yang sebelumnya sempat beroperasi harus ditutup karena dugaan kesalahan teknis.

    Mayoritas Warga Menolak Geothermal

    Pantauan media ini, penolakan besar-besaran dilakukan oleh mayoritas warga dan tokoh agama di NTT dalam beberapa bulan terakhir. Rencana perluasan PLTP Ulumbu misalnya, menuai reaksi keras warga Poco Leok karena khawatir ruang hidup mereka terancam.

    Di Mataloko, masyarakat hingga tokoh agama bahkan melakukan demontrasi penolakan karena mereka telah menjadi saksi nyata dan korban akibat pencemaran lingkungan hidup yang disebabkan oleh proyek geothermal. Operasi tambang panas bumi telah menimbulkan lumpur panas yang membuat sawah warga terendam dan sumber air tercemar.

    Sementara itu, masyarakat Atadei, khususnya Ahar Tu (Atakore-Lewogroma) juga mewaspadai rencana Pembangunan PLTP Atadei. Mayoritas warga menolak rencana tambang ini dalam musyawarah pengambilan sikap akhir pada 8 Oktober 2024 lalu, di Aula Kantor Desa Atakore, Atadei, Kabupaten Lembata.

    Mereka menolak karena khawatir tradisi dan ruang hidup di sana terancam oleh proyek geothermal. Apalagi wilayah Atakore masuk kawasan rawan bencana alam, seperti longsor, gunung meletus, dan tsunami. Bencana alam paling parah di terjadi tahun 1979, saat tanah longsor mengubur empat desa, 539 orang meninggal, 364 orang hilang di Waiteba. Survei lapangan 2013 menyimpulkan, kerapuhan tanah adalah penyebab bencana dahsyat itu. Akibat aktivitas vulkanik di wilayah tersebut membuat struktur tanah sangat rapuh. Mahkota longsor diketahui berada di Desa Atakore, yaitu Bukit Bauraja yang membentuk tebing yang tidak stabil dan rawan longsor, terutama pasca hujan.

    Kerusakan akibat proyek geothermal NTT telah menjadi perhatian utama masyarakat dan tokoh agama, memicu penolakan terhadap proyek-proyek tersebut. Beberapa kerusakan yang telah terjadi atau dikhawatirkan meliputi pencemaran air, kerusakan lahan dan ekosistem, semburan lumpur dan uap panas seperti di Mataloko, hingga ancaman bencana geologis, seperti tanah longsor dan gempa bumi. Kasus di PLTP Sarulla, Sumatera Utara dan Pohang, Korea Selatan menunjukkan potensi proyek geothermal memicu gempa.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Bahas Tarif AS dan Bantuan Myanmar, Solidaritas ASEAN Teruji

    Bahas Tarif AS dan Bantuan Myanmar, Solidaritas ASEAN Teruji

    PIKIRAN RAKYAT – Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, pada Minggu, 6 April 2025. Dalam pertemuan itu, keduanya membahas sejumlah isu strategis, termasuk tarif resiprokal Amerika Serikat dan bantuan untuk korban gempa bumi di Myanmar.

    Presiden Prabowo didampingi oleh Sekretaris Kabinet Teddy dan Sekretaris Pribadi Rizky Irmansyah. Pertemuan dengan PM Anwar berlangsung empat mata. Di malam hari yang sama, Presiden kembali ke Indonesia.

    Sebelum keberangkatan Presiden ke Malaysia, wartawan menanyakan apakah tarif resiprokal dari AS akan menjadi topik pembahasan. Seskab Teddy mengatakan bahwa keduanya akan membicarakan sejumlah isu penting.

    Namun hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari kedua pemimpin mengenai pembahasan tarif tersebut. Seperti diketahui, Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif ini pekan lalu.

    Indonesia dikenai tarif resiprokal sebesar 34%, sedangkan Malaysia sebesar 26%. Negara-negara ASEAN lainnya juga terdampak. Beberapa negara bahkan memutuskan untuk membalas kebijakan tersebut.

    Terlepas dari isu yang dibahas, PM Anwar menegaskan pentingnya menjaga hubungan erat antara kedua negara. “Semoga semangat aidul fitri terus memperkuat hubungan persaudaraan dan kerja sama antara Indonesia dengan Malaysia atas nama keamanan dan kesejahteraan serantau,” ujarnya.

    Anwar juga menyebut bahwa Presiden Prabowo adalah sahabat lamanya. Sementara itu, Seskab Teddy menyatakan bahwa Presiden sangat menghargai PM Anwar karena lebih senior dan berpengalaman dalam memimpin ASEAN.

    Sebelum pertemuan Prabowo dan Anwar, para pemimpin ASEAN telah berdiskusi melalui sambungan telepon mengenai dampak kebijakan tarif Trump terhadap kawasan.

    Beberapa hari sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga telah berkunjung ke Malaysia. Dalam kunjungannya, ia bertemu dengan PM Anwar untuk membahas kebijakan tarif tersebut dan kerja sama bilateral dalam menghadapinya.

    Pekan depan, para menteri ekonomi ASEAN dijadwalkan bertemu untuk menyusun langkah bersama menghadapi situasi ini.

    Sementara itu, Pemerintah Indonesia terus mencermati dampak kebijakan tarif dari AS dan menyiapkan langkah-langkah antisipatif.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Turki Makin Panas, Krisis Politik Era Erdogan Mencapai Titik Didih? – Halaman all

    Turki Makin Panas, Krisis Politik Era Erdogan Mencapai Titik Didih? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Penahanan Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu, memicu gelombang protes terbesar di Turki dalam satu dekade terakhir.

    Rakyat turun ke jalan dalam jumlah besar.

    Mereka menyuarakan kemarahan terhadap pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan.

    Dilansir Al Jazeera, Imamoglu ditangkap atas sejumlah tuduhan berat, sebut saja kasus korupsi, pemerasan, hingga pengelolaan organisasi kriminal.

    Ekrem Imamoglu membantah seluruh tuduhan tersebut.

    Oposisi menyebut kasus ini sebagai langkah politis untuk menyingkirkannya dari bursa calon presiden Turki 2028.

    Sebab, Imamoglu dipandang sebagai salah satu tokoh oposisi paling populer dan potensial untuk menantang dominasi Erdogan.

    Sejak terpilih sebagai Wali Kota Istanbul pada 2019, ia dikenal sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat, dengan gaya yang inklusif dan progresif.

    Partai Rakyat Republik (CHP) bahkan tetap mencalonkannya sebagai presiden meski ia sedang dipenjara dan gelar akademiknya dibatalkan.

    Menurut Ziya Meral dari SOAS, Universitas London, sebagian besar daya tarik Imamoglu terletak pada kepribadiannya yang hangat dan tidak memecah belah—sesuatu yang jarang di politik Turki saat ini.

    Ketegangan terus meningkat seiring aksi massa yang meluas.

    Pemimpin CHP, Ozgur Ozel, menyerukan unjuk rasa nasional dan meluncurkan petisi menuntut pembebasan Imamoglu serta pemilihan presiden lebih awal.

    “Mereka telah menahan ratusan anak muda kita. Tujuan mereka jelas: menakut-nakuti,” ujar Ozel kepada massa di Istanbul.

    Presiden Erdogan merespons keras.

    Ia menyebut demonstrasi sebagai “gerakan kekerasan” dan menuding oposisi melindungi massa yang menyerang polisi.

    Lebih dari 100 petugas dilaporkan terluka dalam bentrokan.

    Sementara itu, Menteri Kehakiman Yilmaz Tunc menegaskan bahwa peradilan tetap independen dan tidak ada campur tangan presiden dalam kasus Imamoglu.

    Persamaan Mengejutkan: Imamoglu dan Erdogan

    Ironisnya, kisah Imamoglu memiliki kemiripan dengan perjalanan Erdogan sendiri.

    Keduanya berasal dari wilayah Laut Hitam.

    Imamoglu dan Erdogan sama-sama pernah menjabat Wali Kota Istanbul dan sama-sama pernah dipenjara karena alasan politik.

    Erdogan bahkan pernah mengatakan, “Siapa yang menang di Istanbul akan menang secara nasional.”

    Itulah sebabnya kemenangan Imamoglu pada 2019, yang mengakhiri 25 tahun dominasi Partai AK di kota itu, dinilai sebagai ancaman langsung terhadap kekuasaan Erdogan.

    Rakyat Terbelah, Jalan Menuju 2028 Makin Berliku

    Meski Imamoglu masih mendapat dukungan luas, ia tidak lepas dari kritik.

    Ia pernah dianggap kurang sigap saat banjir besar pada 2019, dan keputusannya berlibur setelah kunjungan ke wilayah gempa juga menuai kecaman.

    Audit kota juga menemukan pengeluaran yang dinilai berlebihan selama masa kepemimpinannya.

    Namun, semua itu belum cukup untuk meruntuhkan citranya sebagai simbol harapan perubahan bagi banyak rakyat Turki.

    Kini, dengan jalan politik yang makin buntu, Turki berdiri di persimpangan: antara memperkuat demokrasi atau memperdalam krisis kekuasaan.

    Penahanan Imamoglu bukan hanya soal hukum, tapi menjadi pemicu krisis politik paling panas sepanjang pemerintahan Erdogan.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)