Topik: Gempa

  • Siaga Hidrometeorologi, BPBD Pamekasan Catat 19 Bencana Alam Terjadi Selama Awal Desember 2025

    Siaga Hidrometeorologi, BPBD Pamekasan Catat 19 Bencana Alam Terjadi Selama Awal Desember 2025

    Pamekasan (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pamekasan mencatat terjadinya 19 peristiwa bencana alam hanya dalam kurun waktu 18 hari, terhitung sejak 1 hingga 18 Desember 2025. Lonjakan intensitas kejadian ini terpantau sejak didirikannya Pos Terpadu Darurat Bencana Hidrometeorologi awal bulan ini.

    Data tersebut dirilis resmi oleh Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) BPBD Pamekasan. Cuaca ekstrem menjadi jenis bencana yang paling mendominasi wilayah Pamekasan dalam periode singkat tersebut.

    Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Pamekasan, Akhmad Dhofir Rosidi, mengonfirmasi data tersebut saat ditemui di lokasi posko utama.

    “Sejak awal didirikan pos terpadu Hidrometeorologi yang terpusat di area Arek Lancor, sejak awal Desember 2025. Tercatat ada 19 peristiwa bencana alam kejadian di Pamekasan,” kata Akhmad Dhofir Rosidi, Jumat (19/12/2025).

    Dhofir merinci, dari total kejadian yang ada, terdapat empat jenis bencana spesifik yang telah melanda Bumi Gerbang Salam.

    “Dari 19 peristiwa bencana yang terjadi sejak awal Desember 2025, meliputi 10 cuaca ekstrem, 7 peristiwa tanah longsor, 1 kebakaran gedung, serta 1 kejadian banjir di Kecamatan Waru,” ungkapnya.

    BPBD Pamekasan sendiri telah memetakan 12 jenis potensi bencana yang rawan terjadi di wilayahnya. Selain empat jenis yang sudah terjadi, Dhofir memperingatkan masyarakat mengenai ancaman bencana lain yang kerap muncul beriringan dengan puncak musim penghujan.

    “Selain dari empat peristiwa bencana alam tersebut, juga terdapat beberapa jenis bencana alam yang berpotensi terjadi khususnya pada musim penghujan. Di antaranya bencana gelombang pasang dan abrasi, kebakaran hutan dan lahan, gempa bumi, tsunami, epidemi dan wabah penyakit, dan lainnya,” jelasnya.

    Menghadapi situasi ini, otoritas kebencanaan meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan. Warga diimbau untuk proaktif memberikan informasi cepat jika melihat tanda-tanda bahaya di lingkungannya.

    “Segera hubungi pihak terkait jika ada beberapa kejadian yang berpotensi terhadap bencana, baik di tingkat desa, kecamatan atau melalui pos terpadu,” imbaunya.

    Sebagai perbandingan data tahunan, sepanjang tahun 2024 lalu BPBD Pamekasan mencatat total 476 kejadian bencana alam. Angka tersebut didominasi oleh kekeringan sebanyak 269 kasus, diikuti cuaca ekstrem (103), kebakaran hutan dan lahan (31), kebakaran gedung (28), tanah longsor (23), banjir (20), gempa bumi (1), dan gagal teknologi (1). [pin/beq]

  • Indonesia Dikepung Bencana, Kemhan Latih Jurnalis Menavigasi GPS

    Indonesia Dikepung Bencana, Kemhan Latih Jurnalis Menavigasi GPS

    Bisnis.com, JAKARTA – Maraknya bencana alam di berbagai wilayah Indonesia dalam beberapa waktu terakhir kembali menegaskan pentingnya kesiapsiagaan dan kemampuan mitigasi risiko. Mulai dari banjir, tanah longsor, hingga gempa bumi, situasi darurat kerap terjadi secara tiba-tiba dan menuntut respons cepat serta tepat. 

    Dalam kondisi seperti ini, kemampuan navigasi menjadi faktor krusial, terutama ketika jalur evakuasi terputus atau akses komunikasi terbatas.

    Salah satu keterampilan yang perlu dimiliki jika tinggal atau berada di daerah rawan bencana ialah penguasaan alat Global Positioning System (GPS).

    Tak hanya untuk masyarakat, penguasaan GPS juga menjadi penting bagi berbagai elemen lain, tak terkecuali jurnalis yang meliput di daerah tersebut. 

    Pelatih Menlatpur Kostrad Kapten Infanteri Syaepurrahman mengatakan penguasaan GPS sangat penting dalam situasi rawan, seperti bencana maupun daerah rawan konflik, karena berbagai alasan krusial.

    GPS memungkinkan setiap individu menemukan rute tujuan, terlebih jika banyak rute terputus dan membuat orang perlu mencari jalan alternatif untuk mencapai titik tertentu.

    Dalam rangka meningkatkan pemahaman dan kesiapan awak media dalam mendukung peliputan kegiatan lapangan, Kementerian Pertahanan memberikan pembekalan navigasi menggunakan GPS yang dilaksanakan pada siang dan malam hari di Resimen Latihan dan Pertempuran (Menlatpur) Kostrad Sanggabuana, Karawang.

    Kegiatan tersebut menjadi bagian dari rangkaian program “Kemhan Bekali Awak Media Prosedur Kedaruratan di Daerah Rawan untuk Tingkatkan Keselamatan” yang digagas oleh Kementerian Pertahanan RI, dari 15-20 Desember 2025. Pembekalan ini diikuti 42 jurnalis dari berbagai media, termasuk jurnalis TV, media online, media cetak, hingga radio.

    “Pembekalan navigasi dirancang untuk menjawab tantangan ketika berada di lapangan terbuka, wilayah terpencil, maupun area dengan keterbatasan visibilitas dan infrastruktur,” ungkapnya, Kamis (18/12/2025). 

    Penguasaan keterampilan navigasi dinilai sangat penting agar seseorang mampu menyesuaikan diri ketika beraktivitas di wilayah rawan, baik di daerah bencana maupun wilayah konflik. Kemampuan ini menjadi bekal utama untuk menjaga keselamatan pribadi di tengah kondisi lapangan yang berubah cepat dan sarat risiko.

    Dalam sesi pembekalan, para instruktur menekankan bahwa tahap awal pembelajaran harus dimulai dari pemahaman teori. Peserta perlu mengenal fungsi serta prinsip kerja GPS, termasuk cara membaca koordinat dan menentukan titik awal maupun tujuan perjalanan.

    Setelah menguasai aspek teoritis, peserta perlu juga untuk mempraktikkan pengetahuan tersebut melalui simulasi langsung di lapangan. Latihan dan praktik langsung ini bertujuan agar individu terbiasa menggunakan GPS dalam situasi nyata, sehingga kemampuan navigasi dapat diterapkan secara efektif dan aman.

    Namun, katanya, ada kalanya kebutuhan navigasi juga tak hanya pada siang hari. Sebagai pendalaman, individu juga perlu berlatih dengan latihan navigasi malam hari yang memanfaatkan GPS dan kompas prisma.

    Dalam sesi latihan kali ini, peserta dibekali kemampuan menjaga orientasi arah dalam kondisi cahaya terbatas, menentukan azimut, serta memahami prosedur keselamatan selama bergerak di malam hari.

    Terakhir Syaepurrahman mengatakan pentingnya ketelitian dan kedisiplinan dalam navigasi. Peserta juga diingatkan akan berbagai potensi gangguan, seperti kondisi medan, cuaca, hingga keberadaan benda logam yang dapat memengaruhi akurasi kompas.

  • Gempa Magnitudo 4,8 Guncang Gunungkidul, Getaran Terasa Sampai Wonogiri

    Gempa Magnitudo 4,8 Guncang Gunungkidul, Getaran Terasa Sampai Wonogiri

     

    Liputan6.com, Jakarta – Gempa Magnitudo 4,8 mengguncang wilayah Gunungkidul, Kamis siang (18/12/2025), pukul 11.22.46 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, lokasi gempa Gunungkidul ini berada pada koordinat 8,82 LS-110,31 BT, dengan episenter gempa berada di laut, 97 km barat daya Gunungkidul.

    “Kedalaman gempa 13 km,” tulis BMKG.

    BMKG juga memastikan gempa tidak berpotensi tsunami. Getaran gempa dirasakan pada skala (MMI), antara lain di II-III Gunungkidul, II-III Bantul, II-III Sleman, II-III Kulonprogo, dan II Wonogiri.

    Belum ada laporan kerusakan akibat gempa, namun warga diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan.

  • Gempa Darat Magnitudo 4,4 Guncang Pidie Jaya Aceh

    Gempa Darat Magnitudo 4,4 Guncang Pidie Jaya Aceh

    Liputan6.com, Jakarta – Gempa Magnitudo 4,4 mengguncang kabupaten Pidie Jaya Aceh, Kamis (18/12/2025), pukul 10.40.38 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, lokasi gempa Pidie Jaya ini berada pada koordinat 4.85LU, 96.06BT, dengan episenter gempa berada di darat 29 km barat daya kabupaten Pidie Jaya Aceh.

    “Kedalaman gempa 11 km,” tulis BMKG.

    BMKG memastikan gempa tidak berpotensi tsunami.

    Getaran gempa dirasakan pada skala (MMI) antara lain di II Aceh Jaya, II Aceh Barat Daya.

    Belum ada laporan kerusakan akibat gempa, namun warga diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan. 

  • Kondisi Gletser Thwaites Memburuk, Jadi Ancaman Perubahan Iklim

    Kondisi Gletser Thwaites Memburuk, Jadi Ancaman Perubahan Iklim

    Bisnis.com, JAKARTA — Gletser Thwaites di Antartika Barat dijuluki Doomsday Glacier karena kehilangan 50 miliar ton es setiap tahun yang memicu ancaman kenaikan permukaan laut global.

    Peneliti menemukan ratusan gempa kecil di Antartika antara 2010–2023 dalam studi yang diterbitkan di Geophysical Research Letters. Sebagian besar gempa terjadi di area Gletser Thwaites yang menghadap laut.

    Temuan ini menimbulkan kekhawatiran karena, Doomsday Glacier berpotensi mempercepat kenaikan permukaan laut jika runtuh. Gletser ini juga menjadi pelindung bagi Pine Island dan Haynes, sehingga kerusakannya dapat melemahkan seluruh WAIS.

    Kondisi Thwaites kini sangat tidak stabil karena mundur dengan cepat dan esnya terus mencair. Es Thwaites Ice Shelf yang menahan aliran es juga makin menipis akibat suhu laut yang meningkat.

    Jika es ini runtuh, Thwaites akan kehilangan penopang utama dan aliran es ke laut akan meningkat pesat. Dampaknya dapat menaikkan kontribusi Thwaites terhadap kenaikan permukaan laut dari 4 persen menjadi 5 persen.

    Penelitian NASA tahun 2021 menemukan rongga besar setinggi hampir 300 meter seluas dua pertiga Manhattan yang pernah menampung sekitar 14 miliar ton es. Rongga ini terbentuk hanya dalam tiga tahun, menunjukkan betapa cepatnya pencairan berlangsung.

    Doomsday Glacier mencair diakibatkan adanya pemanasan global yang menyebabkan banyak gletser di Antartika menjadi tidak stabil. Terdapat faktor Thwaites mencair lebih cepat, yaitu:
    – Kenaikan suhu laut membuat air hangat mengalir hingga ke bagian bawah gletser, sehingga mempercepat pelelehan dari sisi yang paling rapuh.
    – Peningkatan suhu udara juga memperburuk kondisi dengan mencairkan permukaan es, membuat lapisan atas gletser semakin tipis dari tahun ke tahun.
    – Fenomena polar amplification menyebabkan kawasan kutub memanas jauh lebih cepat dibanding wilayah lain, sehingga tekanan pada gletser makin meningkat.
    – Perubahan arah dan kekuatan angin kini mendorong air laut hangat semakin dekat ke Thwaites, memperbesar kontak langsung yang mempercepat pencairan.
    – Proses umpan balik iklim dan melemahnya struktur internal gletser membuat Thwaites semakin tidak stabil, sehingga lebih mudah retak, runtuh, dan kehilangan massa es dalam jumlah besar.
    Selain itu dampak dari runtuhan Gletser Thwaites bukan hanya menaikkan permukaan laut, hingga merubah kehidupan manusia. Berikut dampak paling serius yang dapat muncul yaitu:
    – Kenaikan permukaan laut, yang meningkatkan risiko banjir di wilayah pesisir.
    – Ketidakstabilan gletser lain, karena Thwaites berperan sebagai penopang bagi es di sekitarnya.
    – Perubahan sirkulasi laut, yang dapat memengaruhi iklim global.
    – Gangguan ekosistem laut, termasuk perubahan habitat dan sumber makanan bagi makhluk laut.
    – Perubahan pola cuaca, yang membuat cuaca ekstrem lebih sering terjadi.
    – Pelepasan gas rumah kaca, akibat es tua yang meleleh dan melepaskan materi terperangkap.
    – Hilangnya data ilmiah dan kesempatan penelitian, karena bagian es yang menyimpan rekam jejak sejarah iklim ikut lenyap. (Angel Rinella)

  • BMKG Pasang 10.000 Lebih Detektor Pantau Gempa-Tsunami di Seluruh RI

    BMKG Pasang 10.000 Lebih Detektor Pantau Gempa-Tsunami di Seluruh RI

    Jakarta

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut sebanyak 10.000 detektor pemantau kondisi cuaca, gempa, hingga tsunami sudah terpasang di 191 daerah di Indonesia. Ribuan alat tersebut dipantau oleh unit pelaksana teknis (UPT) BMKG lewat stasiun-stasiun yang tersebar di berbagai wilayah.

    Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani menyampaikan, berdasarkan pemantauan, tercatat lebih dari 40.000 gempa terjadi di Indonesia di sepanjang 2025. Sebanyak 917 gempa di antaranya dirasakan warga dengan 24 di antaranya bersifat merusak.

    “Ini terpantau di UPT-UPT BMKG, stasiun-stasiun yang tersebar di 191 daerah di Indonesia, dengan 10 ribu lebih alat yang memantau kondisi cuaca serta gempa dan tsunami,” kata Faisal dalam Sidang Kabinet Paripurna (SKP) bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (15/12/2025).

    Faisal menjelaskan BMKG juga memasang lightning detector atau alat pengamatan petir di 38 UPT. Alat tersebut memantau lokasi petir terjadi dan tingkat intensitasnya.

    Faisal melanjutkan, BMKG akan mengembangkan prakiraan cuaca berbasis dampak atau Impact-Based Forecast (IBF). Dengan sistem ini, informasi prakiraan cuaca juga memperhitungkan potensi dampak yang akan terjadi akibat cuaca.

    (fca/maa)

  • Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Nias Selatan Sumut

    Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Nias Selatan Sumut

    Liputan6.com, Jakarta – Gempa Magnitudo 4,7 mengguncang wilayah Nias Selatan Sumut, Senin sore (15/12/2025), pukul 16.06.33 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, lokasi gempa Nias Selatan ini berada pada koordinat 0.33LU, 98.63BT, dengan episenter gempa berada di laut 94 km tenggara Nias Selatan Sumut.

    “Kedalaman gempa 20 km,” tulis BMKG.

    BMKG memastikan gempa tidak berpotensi tsunami.

    Belum ada laporan kerusakan akibat gempa, namun warga diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan.

  • Waspada Ancaman Megathrust, Ini Daftar 14 Zona Merah Indonesia

    Waspada Ancaman Megathrust, Ini Daftar 14 Zona Merah Indonesia

    Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui dokumen Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia 2024 merilis pembaruan yang menyoroti keberadaan 14 zona megathrust di Indonesia yang diklasifikasikan sebagai “zona merah”.

    Pembaruan ini mengindikasikan meningkatnya potensi terjadinya gempa besar beserta ancaman tsunami di kawasan-kawasan tersebut.

    Para pakar menegaskan bahwa perubahan dalam peta ini bukan sekadar penambahan lokasi semata, melainkan mencerminkan pergeseran distribusi potensi gempa. Kondisi tersebut menuntut peningkatan kewaspadaan serta langkah mitigasi yang lebih menyeluruh.

    Jika dibandingkan dengan peta tahun 2017 yang mencatat 13 zona megathrust, edisi 2024 menambahkan satu zona baru sehingga totalnya menjadi 14.

    Bertambahnya zona ini menjadi peringatan bahwa daerah yang sebelumnya dinilai relatif aman perlu meninjau ulang kesiapan menghadapi bencana, mulai dari penguatan infrastruktur hingga peningkatan kesadaran masyarakat.
     

    Terdapat zona megathrust Jawa dengan potensi gempa berkekuatan maksimal 9,1. Beberapa zona tercatat memiliki potensi gempa hingga 8,9, seperti Enggano dan Mentawai-Pagai.

    Berikut ini daftar 14 zona Megathrust dan potensi maksimal magnitude:

    1. Zona Megathrust Aceh-Andaman potensi gempa dengan magnitudo maksimal 9,2.

    2. Zona Megathrust Nias-Simelue potensi gempa dengan magnitudo maksimal 8,7.

    3. Zona Megathrust Batu potensi gempa dengan magnitudo maksimal 7,8.

    4. Zona Megathrust Mentawai-Siberut potensi gempa dengan magnitudo maksimal 8,9.

    4. Zona Megathrust Mentawai-Pagai potensi gempa dengan magnitudo maksimal 8,9.

    6. Zona Megathrust Enggano potensi gempa dengan magnitudo maksimal 8,9.

    7. Zona Megathrust Jawa potensi gempa dengan magnitudo maksimal 9,1.

    8. Zona Megathrust Jawa bagian barat potensi gempa dengan magnitudo maksimal 8,9.

    9. Zona Megathrust Jawa bagian timur potensi gempa dengan magnitudo maksimal 8,9.

    10. Zona Megathrust Sumba potensi gempa dengan magnitudo maksimal 8,9.

    11. Zona Megathrust Sulawesi Utara potensi gempa dengan magnitudo maksimal 8,5.

    12. Zona Megathrust Palung Cotobato potensi gempa dengan magnitudo maksimal 8,3.

    13. Zona Megathrust Filipina Selatan potensi gempa dengan magnitudo maksimal 8,2.

    14. Zona Megathrust Filipina Tengah potensi gempa dengan magnitudo maksimal 8,1.
     
    Kapan Megathrust terjadi?

    Terkait soal kapan perkiraan gempa Megathrust terjadi, BMKG belum memiliki informasi pasti. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut pihaknya terus membicarakan isu ini agar masyarakat bersiap menghadapi efek dari megathrust di Indonesia.

    Pembahasan mengenai isu Megathrust dianggap penting untuk memberikan edukasi, persiapan, dan kesiapsiagaan seluruh masyarakat.

    “Sebetulnya isu Megathrust itu bukan isu yang baru. Itu isu yg sudah sangat lama. Tapi kenapa BMKG dan beberapa pakar mengingatkan? Tujuannya adalah untuk ‘ayo, tidak hanya ngomong aja, segera mitigasi (tindakan mengurangi dampak bencana),” ujar Dwikorita.

    Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui dokumen Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia 2024 merilis pembaruan yang menyoroti keberadaan 14 zona megathrust di Indonesia yang diklasifikasikan sebagai “zona merah”.
     
    Pembaruan ini mengindikasikan meningkatnya potensi terjadinya gempa besar beserta ancaman tsunami di kawasan-kawasan tersebut.
     
    Para pakar menegaskan bahwa perubahan dalam peta ini bukan sekadar penambahan lokasi semata, melainkan mencerminkan pergeseran distribusi potensi gempa. Kondisi tersebut menuntut peningkatan kewaspadaan serta langkah mitigasi yang lebih menyeluruh.

    Jika dibandingkan dengan peta tahun 2017 yang mencatat 13 zona megathrust, edisi 2024 menambahkan satu zona baru sehingga totalnya menjadi 14.
     
    Bertambahnya zona ini menjadi peringatan bahwa daerah yang sebelumnya dinilai relatif aman perlu meninjau ulang kesiapan menghadapi bencana, mulai dari penguatan infrastruktur hingga peningkatan kesadaran masyarakat.
     

     
    Terdapat zona megathrust Jawa dengan potensi gempa berkekuatan maksimal 9,1. Beberapa zona tercatat memiliki potensi gempa hingga 8,9, seperti Enggano dan Mentawai-Pagai.
     
    Berikut ini daftar 14 zona Megathrust dan potensi maksimal magnitude:
     
    1. Zona Megathrust Aceh-Andaman potensi gempa dengan magnitudo maksimal 9,2.
     
    2. Zona Megathrust Nias-Simelue potensi gempa dengan magnitudo maksimal 8,7.
     
    3. Zona Megathrust Batu potensi gempa dengan magnitudo maksimal 7,8.
     
    4. Zona Megathrust Mentawai-Siberut potensi gempa dengan magnitudo maksimal 8,9.
     
    4. Zona Megathrust Mentawai-Pagai potensi gempa dengan magnitudo maksimal 8,9.
     
    6. Zona Megathrust Enggano potensi gempa dengan magnitudo maksimal 8,9.
     
    7. Zona Megathrust Jawa potensi gempa dengan magnitudo maksimal 9,1.
     
    8. Zona Megathrust Jawa bagian barat potensi gempa dengan magnitudo maksimal 8,9.
     
    9. Zona Megathrust Jawa bagian timur potensi gempa dengan magnitudo maksimal 8,9.
     
    10. Zona Megathrust Sumba potensi gempa dengan magnitudo maksimal 8,9.
     
    11. Zona Megathrust Sulawesi Utara potensi gempa dengan magnitudo maksimal 8,5.
     
    12. Zona Megathrust Palung Cotobato potensi gempa dengan magnitudo maksimal 8,3.
     
    13. Zona Megathrust Filipina Selatan potensi gempa dengan magnitudo maksimal 8,2.
     
    14. Zona Megathrust Filipina Tengah potensi gempa dengan magnitudo maksimal 8,1.
     

    Kapan Megathrust terjadi?

    Terkait soal kapan perkiraan gempa Megathrust terjadi, BMKG belum memiliki informasi pasti. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut pihaknya terus membicarakan isu ini agar masyarakat bersiap menghadapi efek dari megathrust di Indonesia.
     
    Pembahasan mengenai isu Megathrust dianggap penting untuk memberikan edukasi, persiapan, dan kesiapsiagaan seluruh masyarakat.
     
    “Sebetulnya isu Megathrust itu bukan isu yang baru. Itu isu yg sudah sangat lama. Tapi kenapa BMKG dan beberapa pakar mengingatkan? Tujuannya adalah untuk ‘ayo, tidak hanya ngomong aja, segera mitigasi (tindakan mengurangi dampak bencana),” ujar Dwikorita.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (PRI)

  • Cara Media Jepang Bertahan di Era Disrupsi

    Cara Media Jepang Bertahan di Era Disrupsi

    Bisnis, TOKYO — Industri media di Indonesia mengalami tantangan serius sejak media sosial mendominasi kanal penyebaran informasi. Namun, di Jepang industri media masih cukup tangguh.

    Negeri Samurai tersebut bukannya tidak menghadapi tantangan yang serupa seperti industri media di Indonesia. Namun, rupanya media di sana punya jurus tersendiri untuk dapat tetap relevan di era sekarang.

    Saya bersama sejumlah perwakilan media lain asal Indonesia berkesempatan mengunjungi tiga media mainstream di Jepang dalam kunjungan awal Desember 2025 ini, yakni Nippon TV, The Hokkaido Shimbun Press, dan The NHK Sapporo Broadcasting Station.

    Masing-masing media memiliki karakteristik yang berbeda, tetapi menghadapi tantangan yang kurang lebih serupa, yakni berkurangnya pelanggan seiring dengan depopulasi yang terjadi di Jepang. Minat generasi muda untuk mengakses media juga relatif menurun.

    Hal ini pun menjadi fokus perhatian ketiga media. Nippon TV mengungkapkan minat generasi tua di Jepang untuk menonton TV atau mengakses informasi dari media resmi masih cukup tinggi. Namun, cukup sulit bagi perusahaan media untuk menarik minat pemirsa muda.

    “Kalau menyasar lansia tentu mudah. Namun, Nippon TV ingin menyasar generasi muda, remaja, anak-anak,” kata Fumi Kobayashi, Chief Editor Commentator, International News, NEWS Division Nippon TV saat ditemui di kantornya pada Selasa (2/12/2025).

    Fumi mengatakan bahwa untuk menjaga relevansi mereka, media yang telah beroperasi sejak 1953 ini berupaya memperluas kehadiran secara internasional.

    Serupa seperti media-media di Indonesia, Nippon TV juga membuka kanal YouTube dan telah memiliki 3,1 juta subscriber dengan sekitar 82.000 video. Selain itu, Nippon TV turut menghadirkan channel dan konten untuk audiens berbahasa asing, seperti Mandarin.

    Upaya lainnya yakni dengan melakukan kolaborasi bersama influencer di berbagai negara untuk mendukung penyebaran informasi dan branding, serta menarik minat generasi muda. Di Asia Tenggara, Nippon TV memiliki kantor perwakilan di Bangkok, Thailand, dan berkolaborasi dengan influencer setempat.

    Sejumlah perwakilan media asal Indonesia, Malaysia, dan Thailand berfoto bersama karyawan Nippon TV (jongkok barisan depan) usai mengikuti diskusi tentang tantangan industri media di Jepang dan mengamati cara kerja Nippon TV di Tokyo, Selasa (2/12/2025). Kunjungan ini difasilitasi oleh JENESYS (Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youths), sebuah program pertukaran internasional yang diinisiasi dan didanai oleh Pemerintah Jepang. Bisnis/Jenesys.

    Shinichiro Ochi, Senior Producer, Managing Director, News Center, News, News Department Nippon TV menambahkan bahwa sebenarnya selama media mampu mempertahankan konten yang berkualitas, kepercayaan audiens dan pengiklan akan tetap terjaga.

    “Hal yang tidak dapat dilakukan influencer adalah untuk menampilkan sumber berita yang kaya, penelitian, analisis, kajian yang membutuhkan waktu dan biaya yang tinggi. Misalnya dengan memanfaatkan gambar satelit. Ini pendekatan diferensiasi yang kami lakukan di tengah tantangan konten medsos saat ini,” katanya.

    Shinichiro mengatakan bahwa untuk menambah penghasilan, Nippon TV kini melihat peluang di lini penjualan konten. “Sebagai produsen konten, kami melihat peluang untuk memonetisasi konten itu untuk dipasarkan ke luar negeri,” katanya.

    Sejauh ini, Nippon TV belum sepenuhnya memanfaatkan artificial intelligence (AI) dalam proses produksi, selain untuk penerjemahan. Kendati demikian, perusahaan kini memiliki tim khusus yang mengkaji potensi pemanfaatan AI untuk tujuan pemeriksaan fakta.

     

    MEDIA ANAK-ANAK

    Berbeda dengan Nippon TV, The Hokkaido Shimbun Press punya strategi yang tak kalah unik. Perusahaan media cetak dan online ini secara khusus menghadirkan koran untuk anak-anak. Tujuannya yakni untuk sedini mungkin menanamkan kebiasaan membaca dan menulis pada generasi muda.

    Koran reguler mereka terbit tiap hari dengan ukuran 40×54 cm sebanyak 28 halaman, sedangkan koran untuk anak-anak terbit dua kali sebulan dengan ukuran lebih kecil, yakni 7×40 cm sebanyak 8 halaman.

    “Ukurannya setengah dari koran biasa, disesuaikan dengan tubuh anak SD sehingga ringan, kecil, dan mudah dibawa,” kata Ishimaru, perwakilan The Hokkaido Shimbun Press.

    Ishimaru menjelaskan bahwa media koran tersebut digunakan sebagai bahan ajar di sekolah, terutama untuk mata pelajaran Bahasa Jepang dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

    Koran reguler dan koran anak-anak The Hokkaido Shimbun Press. Bisnis/Emanuel B. Caesario.

    Anak-anak SD turut berpartisipasi dalam penulisan berita di koran tersebut, sehingga mereka dapat berlatih menulis sejak dini dan lebih merasa memiliki terhadap media tersebut. Tema artikel di koran tersebut pun disesuaikan dengan minat anak-anak.

    Sebagai contoh, ketika berkunjung ke kantor The Hokkaido Shimbun Press, koran anak-anak yang saya terima yakni edisi Sabtu, 22 November 2025.

    Koran tersebut memuat headline tentang fenomena penjualan set kartu Pokemon oleh gerai McDonald’s dalam paket menu ‘Happy Meals’. Isu yang diangkat yakni tentang banyaknya pembeli yang hanya memburu kartu Pokemon dan membuang makanan yang dibeli.

    Para pembeli tersebut tidak benar-benar menginginkan kartu tersebut untuk dikoleksi, melainkan untuk dijual kembali dengan harga yang melambung tinggi. Isi tulisan selanjutnya memuat edukasi tentang buruknya praktik tersebut.

    Secara umum, tulisan-tulisan lainnya di dalam koran tersebut berisi tentang edukasi untuk generasi muda Jepang tentang berbagai hal, aktivitas anak-anak di sekolah mereka, prestasi-prestasi anak-anak, tempat wisata unik, games/teka-teki seperti sudoku, dll.

    The Hokkaido Shimbun Press tetap relevan dengan cara tersebut. Media ini masih mampu menjual korannya dengan oplah hingga 710.000 eksemplar per hari. Sebagai gambaran, media besar di Indonesia ada yang hanya mampu menjual di bawah 10.000 eksemplar per hari.

    Daisaku Oya, Digital Editor, AI Coordinator, Editorial Department, The Hokkaido Shimbun Press mengatakan medianya memasarkan paket berlangganan dengan harga 4.300 yen atau sekitar Rp450.000 per bulan. Ini sudah termasuk koran, media digital, dan koran anak-anak.

    Media yang beroperasi sejak 1942 ini mengandalkan sekitar 1.100 orang pegawai tetap untuk mengoperasikan penerbitan media cetak dan platform online berbayar. Berdasarkan penjelasan Daisaku, saya menangkap sistem kerja mereka relatif tidak berbeda dibanding media di Indonesia.

    Konten berita umumnya diterbitkan lebih dahulu di platform online, sebisa mungkin secara realtime. Koran yang terbit keesokan harinya memuat isu yang kurang lebih sama, tetapi dengan sedikit pengayaan informasi.

    “Namun, pembaca lebih suka membaca koran dibanding online,” kata Daisaku.

    Daisaku OYA, Digital Editor, AI Coordinator, Editorial Department, The Hokkaido Shimbun Press menjelaskan cara kerja media digital mereka. Bisnis.com/Emanuel B. Caesario

    Daisaku juga menjelaskan bahwa pada prinsipnya media mereka tidak begitu mengejar kuantitas berita, melainkan kedalaman dan ketepatan informasi.

    “Kami lebih mementingkan kualitas pembaca ketimbang jumlah pembaca, lamanya pembaca membaca artikel dibanding jumlah artikel. Sebab, artikel banyak juga belum tentu dibaca sampai habis,” katanya.

     

    LAYANAN INFORMASI BENCANA ALAM

    Hal lain yang membuat media di Jepang tetap relevan yakni layanan informasi bencana alam yang update dan cepat. Sebab, Jepang merupakan wilayah yang sangat rawan terhadap bencana alam, khususnya gempa bumi.

    Media-media berbayar umumnya tetap menyediakan kanal informasi bencana yang dapat diakses secara gratis. The NHK Sapporo Broadcasting Station, misalnya, menjadi salah satu media yang memiliki perhatian besar terhadap layanan keselamatan publik ini.

    Hiroyuki Hamada, Full Time Manager, Media Center, The NHK Sapporo Broadcasting Station mengatakan perusahana yang berdiri sejak 1953 ini telah memiliki sistem deteksi bencana di ruang kontrol.

    “Selalu ada piket malam untuk selamatkan pemirsa, memberi informasi tentang potensi bencana. Tiap bulan ada tayangan latihan evakuasi jika terjadi bencana,” katanya.

    Hiroyuki mengatakan NHK juga menyediakan channel khusus untuk orang asing yang akan memberikan imbauan secara lisan dalam berbagai bahasa untuk melakukan evakuasi saat bencana alam terjadi.

    Perusahaan media ini juga menghadirkan program khusus untuk pelanggan disabilitas. Secara umum, NHK Sapporo Broadcasting Station berorientasi pada kepentingan publik. Seluruh pendapatan bersumber dari langganan pemirsa, tidak dari iklan atau sponsor negara.

    Biaya iuran yang dipungut NHK bervariasi tergantung jenis akses siaran, yakni sekitar 1.100 yen per bulan untuk rumah tangga yang hanya menerima siaran terestrial, dan sekitar 1.450 yen per bulan bagi pelanggan dengan akses siaran satelit.

    “Pelanggan kami ada sekitar 40 juta keluarga di seluruh Jepang. Ada sekitar 20 juta pelanggan yang membayar layanan terestrial dan satelit sekaligus,” kata Hiroyuki.

    Berbeda dengan banyak negara lain, Jepang menerapkan skema iuran wajib bagi penyiaran publik, di mana kepemilikan televisi otomatis mewajibkan rumah tangga membayar iuran bulanan kepada NHK.

    Keandalan media Jepang dalam memberitakan informasi bencana ini turut saya rasakan saat berada di Jepang. Pada Senin (8/12/2025) malam, gempa bumi dengan skala M7,6 mengguncang Jepang.

    Kala itu, gempa berpusat di Prefektur Aomori, di utara Jepang, sedangkan saya tengah berada di Tokyo, sekitar 730 km dari Aomori. Meski cukup jauh, gempa bumi tetap terasa, khususnya di lantai atas bangunan tinggi.

    Saya yang saat itu berada di lantai bawah nyaris tidak begitu merasakan adanya guncangan. Namun, beberapa rekan di lantai atas hotel merasakan guncangan yang keras dan cukup lama. Hampir bersamaan dengan itu, siaran TV Jepang menghadirkan informasi terkait bencana tersebut dan memberikan peringatan akan adanya tsunami.

    Masyarakat Jepang yang tampaknya sudah terbiasa dengan kondisi bencana tampak tidak begitu panik. Tidak ada evakuasi besar-besaran dari gedung-gedung tinggi. Gedung-gedung itu pun tetap kokoh berdiri, bahkan rak-rak di supermarket tetap stabil. Seakan tidak terjadi apa-apa.

     

    UPAYA MENJAGA RELEVANSI

    Kunjungan kami ke media-media di Jepang dilengkapi pula oleh paparan dari Kurasawa Haruo, Direktur Bee Media dan jurnalis senior dengan pengalaman panjang di industri media Jepang.

    Dia menjelaskan bahwa publik Jepang menghadapi tantangan serius terkait dengan penyebaran informasi palsu atau hoax. Hal ini justru menjadikan media di Jepang kembali mendapatkan kepercayaan publik sebagai sumber utama informasi yang terpercaya.

    Di sisi lain, minat baca masyarakat Jepang relatif sangat tinggi, sehingga masih sangat mudah untuk menemukan media cetak seperti koran dan majalah dijual di minimarket atau supermarket.

    Koran masih umum ditemui dijual bebas di gerai minimarket di Jepang. Bisnis/Emanuel B. Caesario.

    Meski oplah media cetak di Jepang cenderung terus menurun, penurunannya tidak separah yang terjadi di Indonesia. Haruo menjelaskan bahwa masih ada sekitar 4.000 koran di Jepang dengan total sirkulasi sekitar 30 juta eksemplar per hari.

    Jumlah tersebut tergolong masih sangat banyak, meskipun pada dekade 1990-an oplah koran di Jepang sempat mencapai lebih dari 50 juta eksemplar per hari. Artinya, hanya terjadi penurunan sekitar 40% dalam 30 tahun terakhir.

    Sebagai pembanding, berdasarkan pemberitaan Antara, Serikat Perusahaan Pers (SPS) mencatat dalam 10 tahun terakhir saja, oplah media cetak di Indonesia mengalami penurunan drastis dari 24 juta tiras pada 2014 menjadi hanya 4,5 juta pada 2024. Dengan kata lain, anjlok 90%.

    Terlepas dari itu, Kurasawa mengonfirmasi tantangan yang disampaikan para petinggi media sebelumnya, bahwa Jepang menghadapi tantangan unik tersendiri, terutama dari sisi populasi yang terus menua dan menurun.

    “Masyarakat makin menua, generasi muda makin menurun, lansia yang makin dominan, sehingga profit yang dapat didapatkan dari siaran maupun penjualan media cenderung makin menurun. Itu masalah serius di Jepang,” katanya.

    Pada akhirnya, industri media di mana pun mengalami tantangan yang serupa, yakni peralihan minat publik ke media digital, terutama media sosial.

    Masing-masing pelaku usaha media dituntut untuk memiliki strategi untuk tepat dalam menghapi tantangan uniknya masing-masing.

    Jepang diuntungkan oleh populasi yang masih gemar membaca, tetapi populasi tersebut makin menua dan berkurang. Sebaliknya, sudah menjadi rahasia umum bahwa minat baca di Indonesia sangat rendah. Namun, Indonesia memiliki keunggulan dari sisi struktur demografi yang jauh lebih muda dan terus bertumbuh.

    Kebutuhan terhadap informasi masih tetap tinggi, tinggal bagaimana industri media di Indonesia memperkuat kehadiran dan kredibilitasnya bagi generasi muda.

  • Gempa 6,7 di Hokkaido Tidak Berpotensi Tsunami ke Indonesia

    Gempa 6,7 di Hokkaido Tidak Berpotensi Tsunami ke Indonesia

    Liputan6.com, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan gempa bumi bermagnitudo 6,7 yang mengguncang Pesisir Timur Hokkaido, Jepang, pada Jumat (12/12) waktu setempat tidak berpotensi menimbulkan tsunami di wilayah Indonesia.

    Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa episenter gempa berada pada koordinat 40,88 derajat lintang utara dan 142,76 derajat bujur timur.

    Gempa tersebut terjadi di laut, sekitar 290 kilometer tenggara Sapporo, dengan kedalaman 10 kilometer.

    Berdasarkan analisis BMKG, gempa tersebut tergolong dangkal dan dipicu oleh proses subduksi Lempeng Pasifik dan Lempeng Okhotsk dengan mekanisme pergerakan naik atau thrust fault.

    “Hasil pemodelan hingga saat ini menunjukkan gempa tersebut tidak berpotensi memicu tsunami di wilayah Indonesia sehingga masyarakat pesisir diminta tetap tenang,” demikian pernyataan BMKG.

    Hingga saat ini, BMKG belum menerima laporan mengenai adanya kerusakan bangunan di kawasan terdampak. Lembaga tersebut menyatakan terus memantau perkembangan aktivitas seismik di wilayah Jepang dan sekitarnya.