Topik: ekspor

  • Digital Trade Finance QLola by BRI Mempermudah Transaksi Bisnis

    Digital Trade Finance QLola by BRI Mempermudah Transaksi Bisnis

    Jakarta, CNN Indonesia

    Transaksi bisnis merupakan salah satu aspek penting dalam menjalankan sebuah bisnis. Transaksi bisnis yang mudah dan praktis dapat membantu bisnis berkembang dan meningkatkan keuntungan.

    Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi telah memberikan banyak kemudahan dalam melakukan transaksi bisnis. Salah satunya inovasi yang dilakukan Bank Rakyat Indonesia (BRI) melalui fitur Digital Trade Finance QLola by BRI.

    Melalui fitur ini memudahkan nasabah korporasi yang memiliki transaksi perdagangan di dalam dan luar negeri atau ekspor impor.

    Kemudahan itu karena layanan ini bisa diakses nasabah melalui platform terintegrasi QLola by BRI dalam berbagai produk dan layanan korporasi BRI dan hanya dengan sekali log-in (Single Sign-On).

    Untuk mengetahui lebih detail mengenai fitur Digital Finance Global dan manfaatnya bagi pelaku bisnis, simak ulasan lengkapnya sebagai berikut.

    Digital Finance Trade QLola by BRI

    Fitur Digital Trade Finance yang ada dalam QLola by BRI merupakan evolusi dari fitur Trade Finance. Fitur ini menyederhanakan dan meningkatkan efisiensi seluruh proses perdagangan internasional maupun domestik.

    Fitur ini dirancang sebagai solusi inovatif yang dapat memberikan pengalaman transaksi lebih cepat, transparan, dan mudah digunakan, sekaligus meminimalkan risiko juga biaya.

    Ada beberapa manfaat yang ditawarkan Digital Trade Finance untuk mempermudah transaksi global dan domestik nasabah. Berikut beberapa manfaat yang bisa diperoleh dengan menggunakan sejumlah fitur yang tersedia di Digital Trade Finance:

    Perdagangan Internasional

    Pada perdagangan internasional (ekspor dan impor), nasabah dapat memanfaatkan layanan jasa impor yang tersedia, seperti penerbitan dan amandement L/C serta penerbitan L/C UPAS dan UPAU.

    Pada perdagangan domestik, nasabah dapat dengan mudah melakukan penerbitan dan amendment SKBDN, serta penerbitan SKBDN UPAS dan UPAU.

    Real Time Transaction Tracking

    Nasabah juga bisa memanfaatkan fitur Real Time Transaction Tracking untuk melacak status dan perkembangan transaksi perdagangan secara real time. Dengan begitu, nasabah bisa memantau setiap tahap transaksi, mengurangi ketidakpastian, serta meningkatkan pengambilan keputusan.

    Digital Trade Finance juga menawarkan fitur Integrated Dashboard yang bisa digunakan untuk merekam dan menyimpan catatan lengkap transaksi. Tak hanya itu, fitur ini juga dapat merekam dan mencatat setiap aktivitas pengguna untuk tujuan audit dan pemantauan.

    Kemudian, setiap perubahan atau peristiwa penting yang terjadi dalam transaksi nasabah dapat dilacak, sehingga meningkatkan keamanan dan transparansi dalam bertransaksi, baik domestik maupun internasional.

    Transaction History and Audit Trail

    Transaction History and Audit Trail bisa dimanfaatkan untuk merekam dan menyimpan catatan lengkap transaksi, serta aktivitas pengguna untuk tujuan audit dan pemantauan. Fitur ini juga bisa membantu nasabah dalam meningkatkan keamanan bertransaksi dan mencegah kecurangan yang mungkin terjadi.

    Demikian beberapa manfaat Digital Trade Finance dalam memudahkan transaksi bisnis nasabah, baik domestik maupun internasional.

    Untuk itu, Digital Trade Finance ini hadir sebagai solusi transaksi bisnis nasabah dengan menawarkan efisiensi transaksi. Selain itu, nasabah juga bisa mengakses langsung data dan dokumen trade finance, serta mendapatkan informasi yang tercatat secara jelas untuk semua detail transaksi.

    #BRI #QLolabyBRI #AccesstoSuccess #MudahdanPraktis

    (inh/inh)

  • Belajar Membangun Industri Unggulan dari Raja Semikonduktor Taiwan

    Belajar Membangun Industri Unggulan dari Raja Semikonduktor Taiwan

    Taipei, CNN Indonesia

    Suhu dingin menyambut saat tiba di Hwaya Technology Park, Distrik Guishan, Kota Taoyuan, Taiwan, jelang penghujung 2023. Sepanjang mata memandang gedung-gedung perkantoran berdiri ditemani hamparan rumput hijau dan pepohonan yang tampak asri.

    Hwaya Technology Park adalah kawasan yang diperuntukkan bagi pengembangan dan inovasi teknologi. Di taman sains itu, banyak perusahaan teknologi Taiwan berada, termasuk pabrik-pabrik semikonduktor yang menjadi andalan Negeri Formasa.

    Taiwan merupakan pemasok cip semikonduktor terbesar di dunia, tulang punggung perkembangan elektronik dan teknologi dewasa ini. Maklum, semikonduktor merupakan komponen penting dan kerap dianggap sebagai ‘otak’ pada piranti elektronik yang digunakan sehari-hari mulai dari kulkas, televisi, komputer, telepon genggam, hingga kendaraan.

    Asosiasi Industri Semikonduktor (SIA) memperkirakan penjualan semikonduktor global mencapai US$588,4 miliar atau sekitar Rp9.114 ribu triliun (asumsi kurs Rp15.490 per dolar AS) tahun ini.

    Taiwan merupakan pemain paling dominan. Tercatat, lebih dari 60 persen produksi cip dari lini foundry global berasal dari Taiwan yang dipimpin oleh Taiwan Semiconductor Manufacturing Company Limited (TSMC).

    Pagi itu, CNN Indonesia berkesempatan untuk mengunjungi pabrik salah satu produsen semikonduktor besar Taiwan, Win Semiconductors Corp (WIN).

    Perusahaan yang berdiri sejak Oktober 1999 ini merupakan produsen cip 6 inchi dari Gallium Arsenida (GaAs) pertama di dunia dan menjadi pemimpin di kelasnya. Cip produksi perusahaan banyak digunakan pada piranti komunikasi seperti telepon pintar hingga wifi.

    Setelah diajak melihat proses litograf pada ruang bersih bercahaya kuning, CNNIndonesia berbincang-bincang dengan Chairman WIN Dennis Chen (Chin-Tsai Chen).

    Chen mengungkapkan industri semikonduktor Taiwan tidak dibangun dalam semalam. Industri ini merupakan akumulasi dari pengembangan dan konsistensi hingga terbentuk satu rantai produksi.

    Taiwan melakukannya secara bertahap mulai dari perakitan, pengemasan, manufaktur semikonduktor (foundry), hingga kini unggul dalam hal riset dan pengembangan.

    “Dimulai dari industri yang sangat tradisional, perlahan, perlahan berkembang menjadi industri semi konduktor. Dengan cara ini, seluruh rantai industri terbentuk sedikit demi sedikit,” ujar Chen di kantornya.

    Chen menilai modal penting untuk membangun industri berbasis teknologi adalah talenta sumber daya manusia. Beruntung, menurut Chen, Taiwan diberkati oleh warganya yang pekerja keras, berpendidikan tinggi, dan bertanggung jawab besar. Dengan modal itu, Taiwan bisa mewujudkan riset dan pengembangan (R&D) di bidang teknologi yang mumpuni.

    Hal itu penting mengingat kebutuhan semikonduktor terus berkembang. Saat ini, lanjut Chen, perkembangan teknologi semikonduktor akan mengarah ke piranti kecerdasan buatan dan internet untuk segala (internet of things).

    Selain itu, permintaan semikonduktor masa depan juga akan meningkat untuk piranti realitas virtual, kendaraan listrik, rumah pintar, kota pintar, kendaraan otonom dan komunikasi satelit. Tak ayal, pihaknya juga bersiap untuk mengembangkan infrastruktur dan melakukan riset terkait kebutuhan permintaan itu agar bisa mengimbangi pasar.

    “Ada ciri (industri semikonduktor), pabrik baru dibangun ketika permintaan datang, sudah terlambat. Semikonduktor merupakan industri yang berisiko tinggi. Anda harus memprediksi permintaan di masa depan, dan Anda harus membangun pabriknya terlebih dahulu. Jadi belanja modalnya tinggi, risikonya juga tinggi,” terang Chen.

    Bersambung ke halaman berikutnya…

    Berawal dari Meja Sarapan

    Melihat ke belakang, perkembangan industri semikonduktor Taiwan tak bisa lepas dari peran pemerintah yang mengubah ekonomi dari yang tadinya berorientasi ekspor ke teknologi.

    Mengutip situs resmi Institut Riset Teknologi Industri (ITRI), pada 1974 lalu, sehari setelah Tahun Baru Imlek, menteri urusan ekonomi Taiwan kala itu Sun Yun-suan sarapan di sebuah kedai di Kota Taipei bersama enam orang pejabat lainnya.

    Keenamnya yakni Dirjen Transportasi dan Komunikasi Yu-Shu Kao, Pimpinan Institut Riset Teknologi Industri (ITRI) Chao-chen Wang, Direktur Laboratorium Telekomunikasi Bao-Huang Kang, Sekjen Eksekutif Hua Fei, Dirjen Telekomunikasi Hsien-Chi Fang, dan Direktur Radio Corporation of America (RCA) Wen-Yuan Pan.

    Mereka berbincang mengenai cara meningkatkan industri Taiwan yang saat itu masih berorientasi padat karya. Salah seorang dari mereka menyarankan kepada Sun untuk melirik industri sirkuit terpadu (IC), semikonduktor yang digunakan pada alat elektronik.

    Setelah itu dimulailah penyusunan cetak biru untuk mengembangkan industri IC berteknologi tinggi dengan melibatkan ITRI yang baru berdiri pada 1973. Sebagai proyek awal, Taiwan menyiapkan anggaran sekitar US$10 juta.

    Pada 1976, ITRI bekerja sama dengan RCA untuk melakukan transfer teknologi IC dan kontrak lisensi senilai US$4 juta. RCA memperkenalkan wafer 3 inci ke Taiwan dan mulai mengembangkan teknologi manufaktur semikonduktor.

    Selang dua tahun, Taiwan berhasil memproduksi IC yang digunakan untuk jam tangan elektronik. Setelah itu, teknologi semikonduktor kian melaju dan menjadi masa depan industri Taiwan.

    SVP ITRI Stephen Su mengungkapkan lembaganya memang berperan dalam membantu industri Taiwan berkembang dan bisa bersaing di kancah internasional.

    Selain dari pemerintah, sebagian dana operasional dan riset juga berasal dari industri. Dengan demikian, pihaknya bisa menjadi jembatan untuk memastikan riset terapan yang dilakukan bermanfaat dan menjawab kebutuhan pelaku pasar.

    Upaya riset dan pengembangan dilakukan Taiwan secara terbuka dengan menggandeng negara lain. Ketika industri semikonduktor mulai dirintis, ITRI banyak mengirimkan putra-putri terbaik Taiwan untuk belajar ke AS.

    Setelah mereka pulang ke Taiwan, mereka menggunakan ilmunya untuk membangun pabrik demo sebelum akhirnya berkembang menjadi pabrik manufaktur.

    “Kami pergi ke luar negeri untuk belajar dari pengalaman,” ujar Su saat ditemui di Kantor ITRI di Taipei.

    Dengan cara itu, industri semikonduktor Taiwan terus berkembang. Pada saat yang sama, pemerintah dan industri memahami pentingnya peran ITRI. Saat ini, ITRI mendapat alokasi anggaran lebih dari US$600 juta dolar (sekitar Rp9,3 triliun) dan didukung oleh staf dan peneliti sekitar 6.000 orang.

    “Kami tidak melakukan penelitian-penelitian yang ujung-ujungnya hanya menulis makalah. Penemuan teknologi adalah penelitian yang kami lakukan untuk membantu masyarakat dan membantu industri berkembang,” terang Su.

    Bagaimana dengan Indonesia?

    Su menilai Indonesia memiliki keunggulan tersendiri yakni sumber daya alam yang melimpah dan bonus demografi. Kondisi ini berbeda dengan Taiwan yang populasi dan pasar domestiknya relatif kecil.

    Untuk membangun industri unggulan, menurut Su, Indonesia bisa fokus pada satu bidang dan mengembangkannya. Tentu, hal itu tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Dalam hal ini, perlu perencanaan, riset, dan peta jalan yang jelas.

    Indonesia sendiri sudah memiliki semangat untuk membangun industri unggulan. Hal itu diawali dengan langkah pemerintah melarang ekspor barang mentah, salah satunya nikel.

    Sejak 1 Januari 2020, Indonesia melarang ekspor bijih nikel.

    Larangan itu dimaksudkan agar industri hilirisasi nikel tumbuh di dalam negeri. Momentum itu pas mengingat kesadaran dunia untuk menciptakan ekonomi hijau kian meningkat, salah satunya dengan mendorong penggunaan kendaraan listrik.

    Sementara, nikel merupakan salah satu komponen penting baterai kendaraan listrik. Tak heran, pemerintah bercita-cita agar Indonesia menjadi pemasok baterai kendaraan listrik terbesar di dunia.

    Nilai tambah nikel pada 2013 memang sudah melonjak dari US$2,1 miliar menjadi US$33,8 miliar (setara Rp510 triliun) sejak larangan ekspor diberlakukan. Namun, untuk membangun industri baterai kendaraan listrik masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan.

    [Gambas:Photo CNN]

    Berdasarkan Kementerian Ekonomi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang mengutip United State Geological Survey (USGS), pemanfaatan nikel untuk membuat baterai kendaraan listrik baru 5 persen. Mayoritas nikel masih digunakan untuk membuat baja anti karat (stainless steel).

    Perjalanan Indonesia untuk membangun industri unggulan seperti Taiwan memang masih panjang. Kendati demikian, hal itu bukanlah tidak mungkin jika Indonesia terus konsisten dalam mengembangkan industrinya.

  • Benarkah Hilirisasi Ala Jokowi Ugal-ugalan Seperti Tuduhan Cak Imin?

    Benarkah Hilirisasi Ala Jokowi Ugal-ugalan Seperti Tuduhan Cak Imin?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) selalu menggaungkan program hilirisasi mineral, khususnya nikel. Itu karena ia ingin sumber daya alam Indonesia memberi nilai tambah untuk masyarakat di Tanah Air.

    Mantan wali kota Solo itu berulang kali mengatakan sebelum hilirisasi, nilai ekspor hanya US$2,1 miliar atau Rp30 triliun per tahun. Setelah kebijakan hilirisasi dimulai pada 2020, nilai tambah melonjak ke US$33,8 miliar atau setara Rp510 triliun.

    Ia pun mengklaim dengan peningkatan nilai ekspor itu, maka pendapatan negara dari pajak pertambahan nilai (PPN), pajak penghasilan (PPh) perusahaan, royalti, hingga penerimaan negara bukan pajak pasti ikut naik.

    Kendati, kebijakan Jokowi itu kerap mendapat kritikan dari berbagai pihak. Bahkan, persoalan hilirisasi dijadikan ‘gorengan’ dalam debat capres-cawapres jelang Pemilu 2024 ini.

    Teranyar, dalam debat jilid 4, Minggu (21/1), cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menganggap hilirisasi yang dilakukan oleh pemerintah ugal-ugalan. Pasalnya, hilirisasi malah ia nilai merusak lingkungan dan menguntungkan pekerja asing.

    Ia juga mengklaim proyek hilirisasi memakan korban jiwa buntut kecelakaan kerja di smelter atau tempat pemurnian.

    “Dan kita saksikan dalam proses bisnis tambang kita, hilirisasi dilakukan ugal-ugalan, merusak lingkungan, ada kecelakaan, tenaga asing mendominasi,” ujar Cak Imin.

    Tak hanya itu, Cak Imin mengatakan hilirisasi maupun pertambangan juga tidak berimplikasi pada kesejahteraan masyarakat sekitar. Ia mencontohkan banyak warga Sulawesi Tengah masih banyak yang miskin meski tingkat perekonomian daerah itu tumbuh hingga 14 persen.

    “Sulteng (Sulawesi Tengah) pertumbuhan ekonominya 14 persen, tapi rakyatnya masih miskin. Hilirisasi apa yang mau akan kita lakukan? Sementara ilegal masih terus berlanjut,” kata dia.

    Menanggapi itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan dirinya ingin mengajak Cak Imin langsung ke proyek hilirisasi di Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), Maluku Utara atau ke Morowali, Sulawesi Tengah untuk melihat langsung aktivitas di sana.

    Ia yakin setelah berkunjung ke sana, Cak Imin tak akan berkata seperti itu.

    Luhut mengakui ada tenaga kerja asing (TKA) di proyek hilirisasi. Tapi, Luhut menyebut jumlahnya hanya berkisar 10-15 persen saja dari total tenaga kerja. Jumlah itu mau tidak mau harus diterima karena Indonesia belum memiliki sumber daya manusia (SDA) yang mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan khusus di sektor mineral.

    Namun, kata Luhut, jumlah TKA itu bakal terus berkurang. Hal itu seiring dengan pelatihan yang diberikan pemerintah kepada tenaga kerja Indonesia.

    “Itu suatu proses yang harus dilalui. Jangan kita munafik, membohongi publik kita dengan menyebarkan berita-berita palsu. Apalagi Anda (Cak Imin) mau jadi pemimpin, karakter menurut saya itu nomor satu, bukan soal pintar,” ujar Luhut melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, Rabu (24/1).

    Luhut juga menyebut hilirisasi sudah berdampak pada warga sekitar. Ia memaparkan angka kemiskinan di Sulawesi Tengah mencapai 14,7 persen. Sementara pada 2023 angka kemiskinan itu turun menjadi 12,4 persen.

    Menurut Luhut, penurunan angka kemiskinan itu tak lepas dari bergeliatnya aktivitas ekonomi di Sulawesi Tengah. Ia juga menyebut angka kemiskinan di Morowali mencapai 15,8 persen pada 2015. Sementara pada 2023 turun menjadi 12,3 persen.

    Namun jika melansir data Badan Pusat Statistik (BPS), secara lebih rinci angka kemiskinan di Sulawesi Tengah sempat naik meski ada program hilirisasi. Lihat saja, pada Maret 2020 jumlah penduduk miskin mencapai 398,7 ribu orang atau 12,92 persen.

    Angka itu kemudian naik menjadi 404,4 ribu orang atau 13 persen pada Maret 2021. Namun, pada Maret 2022 angka itu kembali turun menjadi 388,3 ribu orang atau 12,33 persen. Lalu, naik lagi menjadi 395,6 ribu orang atau 12,41 persen.

    Dengan kata lain, sejak ada hilirisasi jumlah penduduk miskin di Sulawesi Tengah masih berada di level 12 persen. Begitu juga pada tingkat pengangguran terbuka (TPT) di sana.

    Memang, TPT di Sulawesi Tengah turun dalam tiga tahun terakhir. Tapi tak signifikan. Tengok saja, TPT pada 2021 mencapai 3,75 persen. Lalu, turun tipis menjadi 3 persen pada 2022 dan turun lagi menjadi 2,95 persen pada 2023. Artinya, hilirisasi tak membuka lapangan kerja yang signifikan untuk warga sekitar.

    Hal serupa juga terjadi di Maluku Utara tempat IWIP beroperasi. Di sana, angka kemiskinan mandek di level 6 persen dalam empat tahun belakangan.

    Jumlah penduduk miskin di Maluku Utara mencapai 86,3 ribu orang atau 6,78 persen pada Maret 2020. Kemudian, naik menjadi 87,1 ribu orang atau 6,89 persen pada Maret 2021.

    Angka itu lalu turun menjadi 79,8 ribu orang atau 6,23 persen pada Maret 2022. Jumlah penduduk miskin di Maluku Utara lalu kembali naik pada Maret 2023 menjadi 83,8 ribu orang atau 6,46 persen.

    Namun, angka pengangguran di wilayah itu menurun dari 6,74 persen pada 2022 menjadi 3,06 persen pada 2022.

    Pengamat Energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menilai hilirisasi ala Jokowi memang belum sempurna dan terkesan ugal-ugalan. Ia mengamini hilirisasi menciptakan nilai tambah dan peningkatan nilai ekspor.

    Namun, Fahmi menuturkan nilai tambah seperti peningkatan pendapatan daerah hingga kesejahteraan masyarakat tak banyak dinikmati RI. Menurutnya, kebanyakan nilai tambah itu lari ke China.

    Hal ini tentu miris, Fahmy juga mengatakan lapangan pekerjaan baru yang diciptakan hilirisasi tidak begitu banyak lantaran investor mengusung tenaga kerja dari Negeri Tirai Bambu.

    “Nilai tambah itu sebagian besar, 70 persen, dinikmati investor China. Yang masuk ke Indonesia itu 30 persen,” katanya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (25/1).

    Hal itu bukan tanpa alasan. Fahmy menyebut pemberian insentif fiskal kepada investor asal China jadi biang keroknya. Bagaimana tidak, pemerintah memberikan berbagai insentif seperti tax holiday atau atau pembebasan bayar pajak untuk jangka waktu tertentu.

    Berdasarkan catatan pemerintah, rata-rata perusahaan smelter menerima insentif tersebut dengan masa waktu hanya 7 tahun sampai 10 tahun. Bahkan, ada dua perusahaan yang diberi tax holiday hingga 20 tahun.

    Fahmy berkata seharusnya pajak itu tak perlu dibebaskan agar manfaatnya masuk ke Indonesia.

    “Mestinya pajak masuk sebagai nilai tambah. Tapi, karena dibebaskan, yang menikmati adalah China,” ucapnya.

    Buruknya nasib masyarakat Tanah Air tak berhenti sampai di situ. Dari sisi buruk, hilirisasi juga merusak lingkungan. Bencana ini pun menimpa warga.

    Fahmy menyebut penduduk setempat menanggung pencemaran lingkungan baik karena pertambangan maupun smelter.

    “Jadi dia (masyarakat) tidak dapat manfaat, tapi justru menanggung beban. Dari Indikator yang saya katakan tadi, kalau Cak Imin mengatakan hilirisasi ugal-ugalan, tentu beralasan,” tegasnya.

    Dalam keadaan seperti itu, Fahmy berpendapat seharusnya pemerintah segara menarik insentif fiskal yang diberikan. Di satu sisi, pemerintah juga menaikkan royalti sumber daya alam.

    Pemerintah juga harus tegas bahwa yang boleh dibawa oleh investor asing dalam proses hilirisasi cukup pada teknologinya saja. Artinya, untuk tenaga kerja wajib dari pekerja lokal.

    Setelah itu, kata Fahmy, pemerintah baru bisa mengembangkan hilirisasi benar-benar sampai hilir dengan membangun pabrik baterai kendaraan listrik di Tanah Air. Dengan begitu, lapangan kerja pun terbuka lebar.

    “Pemerintah harus membangun ekosistem hingga menghasilkan pabrik baterai di sekitar situ. Setelah itu baru membangun pabrik mobil listrik. Kalau sudah terbentuk saya kira bisa meningkatkan nilai tambah yang lebih besar,” tutur Fahmy.

    Harga Murah Nyawa Pekerja

    Pendapat serupa juga disampaikan oleh Peneliti dari Center of Economic and Law Studies (Celios) Muhammad Andri Perdana. Ia menyebut kata ‘ugal-ugalan’ adalah suatu understatement.

    “Menurut saya, kondisinya jauh lebih buruk dari ugal-ugalan terutama pada hilirisasi nikel di Morowali, Konawe, Maluku, ataupun hilirisasi pasir kuarsa seperti yang di Rempang,” tutur Andri.

    Ia menilai pemerintah seakan melihat masyarakat dan alam selayaknya objek eksploitasi yang sewajarnya harus tunduk terhadap kepentingan negara.

    Sedangkan, kepentingan negara yang disebut ini tidak lebih dari kepentingan pemodal, investor, dan pejabat yang terkait. Andri menyebut kepentingan itu bukan masyarakat Indonesia secara keseluruhan apalagi masyarakat setempat yang terdampak.

    Menurut Andri, keberpihakan para pemodal ini juga bisa dilihat pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.

    Dalam beleid itu, pemerintah baik sengaja ataupun tidak sengaja telah memberi kekebalan hukum kepada pejabat proyek strategis seperti smelter nikel untuk menjalankan diskresi. Adapun diskresi dilakukan demi mengamankan kepentingan investor dari segala hambatan termasuk masalah sosial dan lingkungan.

    Andri mengatakan masyarakat bisa melihat bagaimana komplek-komplek smelter nikel yang dilindungi aparat dengan berstatus objek vital nasional tersebut memiliki berbagai masalah lingkungan. Masalah itu mulai dari asap PLTU hingga limbah tailing.

    “Tak lupa masalah sosial yang terus dipelihara seperti murahnya nyawa pekerja setempat dan konflik horizontal dengan TKA China,” kata Andri.

    Ucapan Andri bukan omong kosong, pada praktiknya proses hilirisasi tak berjalan mulus. Ternyata terdapat catatan kelam dalam proses pengolahan bahan mineral itu di Tanah Air. Nyawa manusia pun dipertaruhkan.

    Masih lekat di ingatan, tungku smelter nikel PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Morowali, Sulawesi Tengah meledak. Insiden yang terjadi pada 24 Desember 2023 itu menelan 19 korban jiwa.

    Sementara, 23 orang pekerja lainnya luka berat, 12 orang luka sedang, dan 5 orang luka ringan.

    Melansir Policy Paper yang dirilis oleh Celios pada Juni 2023, kecelakaan kerja di IMIP bukan lah yang pertama.

    Di perusahaan yang sama, sepanjang 2018 hingga 2022 terjadi 18 insiden. Kejadian itu merenggut 15 korban jiwa, 3 orang dugaan bunuh diri, dan 41 korban luka.

    Sementara, di PT ITSS sendiri sebelumnya juga terjadi 2 insiden yang merenggut 14 korban meninggal dunia dan 22 orang korban luka. Peristiwa itu terjadi pada 2020 dan 2023.

    Insiden juga terjadi di smelter lain. Lihat lah, di PT Weda Bay Industrial Park (IWIP), Halmahera Tengah, Maluku Utara sepanjang 2021 hingga 2022 terjadi 9 insiden, 4 orang meninggal dunia, 3 orang diduga bunuh diri, dan 18 korban luka.

    Lalu, di PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI), Konawe, Sulawesi Tenggara terjadi 9 insiden, 7 korban meninggal dunia, dan 2 orang diduga bunuh diri. Semua insiden itu terjadi pada 2015, 2018, 2019, 2020, 2021 dan 2022.

    Kemudian, di PT Gunbuster Nickel Industry (GNI), Morowali utara, Sulawesi Tengah terjadi 10 insiden, 8 orang meninggal dunia, 2 orang diduga bunuh diri, dan 3 korban luka. Semua insiden terjadi pada 2020, 2022 dan 2023.

    Selanjutnya, di PT Obsidian Stainless Steel, Konawe, Sulawesi Tenggara terjadi 3 insiden, 2 orang meninggal dunia, dan 5 orang korban luka. Seluruhnya terjadi pada 2020, 2021, dan 2022.

    Tragedi juga tercatat di PT Huadi Nickel Alloy Indonesia, Bantaeng, Sulawesi Selatan. Sepanjang 2020 hingga 2022 telah terjadi 6 insiden, 3 orang korban jiwa dan 5 korban luka.

    Lalu, di PT Wanxiang Nickel Indonesia, Bantaeng, Sulawesi Selatan sepanjang 2022 terjadi 3 insiden yang mengakibatkan 3 orang korban luka.

    Di tahun yang sama, tragedi juga menimpa PT Huadi Wuzhou Nickel Industry, Bantaeng, Sulawesi Selatan. Dalam satu tahun itu tercatat ada 3 insiden yang menimbulkan 3 orang korban luka.

    Tak berhenti sampai di situ, PT Sulawesi Mining Investment, Morowali, Sulawesi Tengah juga mencatat 2 insiden mengakibatkan 2 orang korban meninggal dunia. Kedua insiden itu terjadi ada 2017 dan 2018.

    Jika ditotal jumlah nyawa pekerja yang melayang di industri smelter itu telah mencapai 84 jiwa.

    “Ini semua ditutup-tutupi dan masyarakat dan jurnalis akan dilarang dan diintimidasi untuk mendekat ke area tersebut, sebagaimana petani dan nelayan di sana yang kehilangan pencaharian setelah ada smelter-smelter tersebut,” kata Andri.

    Ia menambahkan bahwa segala yang terjadi di smelter baik ledakan hingga kerusuhan pekerja, pihak investor asing seolah selalu dapat perlindungan hukum. Andri mengklaim perusahaan-perusahaan China tidak pernah mendapatkan hukuman dan justru selalu warga pihak korban yang dianggap perusuh ditangkap.

    “Jadi ini sudah bukan ugal-ugalan lagi, tapi tabrak gas,” kata Andri.

    Terkait pembebasan lahan pun pemerintah terkesan serampangan. Andri menyebut Perpres Nomor 78 Tahun 2023 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2018 Tentang Penanganan Dampak Sosial Kemasyarakatan dalam Rangka Penyediaan Tanah untuk Pembangunan Nasional, secara esensi tak lebih dari ‘Peraturan Percepat Perampasan Tanah Rakyat’.

    Oleh karena itu, lanjut Andri, jangan mengira narasi hilirisasi ini sepenuhnya kepentingan negara ataupun kepentingan yang murni datang dari Indonesia.

    Pasalnya, hilirisasi terutama kompleks-kompleks smelter nikel selama ini merupakan bagian dari proyek Belt and Road Initiative-nya China yang juga dijalankan di negara-negara berkembang lainnya, sebagaimana hilirisasi cobalt dan tembaga di Kongo ataupun investasi China lain di Afrika.

    “Di masing-masing negara dinarasikan sebagai senjata kemajuan nasional supaya negara kita menuju adidaya, tapi kalau kita lihat dari geopolitik dan alur modalnya dari atas, yang paling diuntungkan ya bukan kita,” jelas Andri.

    Sementara itu, Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P Sasmita berpendapat diksi ‘ugal-ugalan’ adalah bahasa politisi untuk memberikan aksentuasi kepada kritik yang dilontarkan. Padahal, kata ugal-ugalan tersebut ukuran dan parameternya tak jelas.

    “Jadi saya lebih memilih untuk mengatakan bahwa hilirisasi nikel masih memerlukan cukup banyak evaluasi di satu sisi dan membutuhkan inisiatif dari pemerintah untuk membenahinya di sisi lain agar lebih bisa dinikmati oleh Indonesia,” jelas Ronny.

    Ia memaparkan, secara statistik memang pelaku hilirisasi alias pelaku industrinya mayoritas adalah asing, terutama China. Sementara dari sisi penambang, mayoritas pribumi.

    Dengan kata lain, secara kasat mata penikmat nilai tambah nikel adalah pelaku asing atau investor yang memiliki smelter (industri). Tentu mereka sangat diuntungkan.

    “Padahal, mereka juga menikmati banyak insentif dari pemerintah untuk berinvestasi di sana, mulai dari tax holiday sampai pada kemudahan regulasi,” tutur Ronny.

    Namun, hal itu tidak terlalu bisa disalahkan sepenuhnya karena ada sebabnya terjadi. Pertama, dibutuhkan teknologi, yang pada umumnya Indonesia belum memilikinya. Sehingga, salah satu jalan untuk terjadinya transfer teknologi adalah dengan mengundang investor asing.

    Kedua, modal untuk berinvestasi di hilirisasi sumber daya alam, seperti nikel, tidaklah kecil. Menurut Ronny, jumlahnya biasanya triliunan rupiah untuk satu smelter. Oleh karena itu, tidak banyak investor lokal yang mampu, walaupun banyak yang mau.

    Jadi, ‘PR’ ke depan agar hilirisasi tidak didominasi oleh investor asing, pemerintah perlu menyiapkan banyak strategi. Ronny mengatakan taktik itu mulai dari alternatif sumber pembiayaan yang terjangkau, terutama dari perbankan lokal.

    “Pemerintah juga harus memperjelas kesepakatan transfer teknologi dari investasi asing agar dalam jangka waktu sekian tahun, Indonesia pun bisa menguasai teknologinya,” sabung Ronny.

    Menyoal keterlibatan TKA, Ronny tak percaya dengan klaim Luhut yang menyebut jumlahnya hanya 10 persen hingga 15 persen saja. Ia yakin jumlah TKA di sektor hilirisasi lebih dari itu.

    Ia menyebut masalah TKA ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Hal serupa juga terjadi hampir di semua investasi negara China di dunia, seperti Afrika Selatan dan Asia Tengah.

    [Gambas:Photo CNN]

    Konon, kata Ronny, keterlibatan TKA China itu memang merupakan salah satu kesepakatan saat negara itu akan berinvestasi. Ia menyebut yang menjadi persoalan adalah fakta bahwa pekerja asing itu ternyata menggarap pekerjaan yang sebenarnya bisa ditangani pekerja lokal.

    “Nyatanya di kawasan Industri Morowali, misalnya, dari beberapa penelitian yang dilakukan, terbukti TKA sangat banyak dan sebagiannya mengerjakan pekerjaan umum yang sebenarnya bisa dikerjakan pekerja lokal,” kata dia.

    Namun di lapangan masalahnya jauh lebih rumit lagi. Pasalnya, sebagian TKA tersebut adalah pekerja dari perusahaan sub kontraktor dari China yang bukan merupakan firma di kawasan industri tersebut.

    Perusahaan sub kontraktor tersebut mengerjakan proyek yang diberikan oleh perusahaan yang ada di dalam kawasan.

    Berkaca dari realitas tersebut, menurut Ronny ke depan semestinya diperlukan aturan tambahan soal perusahaan sub kontraktor seperti itu. Dengan begitu, investor asing tidak sepenuhnya membawa pekerja dari negara asalnya selama pengerjaan proyek di kawasan industri.

    “Jadi pendeknya, saya tidak mau menggunakan kata ugal-ugalan, tapi menurut saya, hilirisasi yang telah berlangsung masih memerlukan perbaikan dan pembenahan di berbagai sisi, agar hasilnya lebih banyak dinikmati oleh Indonesia dan masyarakat,” kata Ronny.

  • Luhut Telanjangi Gagal Tom Lembong Imbas Kritik Kebijakan Nikel Jokowi

    Luhut Telanjangi Gagal Tom Lembong Imbas Kritik Kebijakan Nikel Jokowi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan menyerang balik Co-Captain Timnas AMIN Thomas Lembong terkait kritik yang diberikan menteri perdagangan tersebut terhadap kebijakan nikel dan hilirisasi nikel yang dilaksanakan Jokowi.

    Serangan balik ia lakukan dengan mengungkit sejumlah ‘kegagalan’ Tom Lembong selama menjadi bawahan Jokowi. Kegagalan itu salah satunya berkaitan dengan mempermudah proses perizinan investasi melalui sistem izin Online Single Submission (OSS). 

    Luhut mengatakan saat itu Jokowi menugaskan Tom Lembong yang kebetulan menjadi kepala BKPM untuk melaksanakan proyek tersebut. Namun kata Luhut, sampai dengan Tom mengakhiri masa tugasnya sebagai kepala BKPM tugas itu belum selesai.

    Kegagalan lain adalah selama menjadi menteri perdagangan. Luhut menilai tidak ada prestasi besar yang dilakukan Tom Lembong.

    Atas kegagalan itu, Luhut lantas meminta Tom berkaca. Ia ingin orang yang kini berada di balik pasangan calon nomor urut 1 Anies-Muhaimin itu merefleksikan hasil kerjanya dulu sebagai bawahan Jokowi.

    “Anda harus refleksi juga apa sih yang Anda lakukan sebagai menteri perdagangan, coba tanya dirimu. Waktu anda (kepala) BKPM, apa yang anda lakukan? Anda kan ditugasi untuk Online Single Submissions (OSS). Saya ingat betul itu bagaimana Anda curhat ke saya, tapi itulah sampai Anda meninggalkan kabinet tidak pernah selesai OSS. Sekarang kami yang menyelesaikan itu yang sudah digadang-gadang begini begono dan segala macam,” ungkapnya dalam video di akun Instagram pribadinya, Rabu (24/1).

    Tom Lembong belakangan ini memang sering mengkritik pemerintahan Jokowi. Kritik ia berikan setelah gabung ke kubu Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN).

    Kritik salah satunya ia berikan terkait kebijakan hilirisasi nikel yang dilaksanakan Jokowi.

    Ia menyebut kebijakan itu sudah menghancurkan harga nikel. Menurutnya, karena kebijakan Jokowi harga nikel di pasar global sudah turun sekitar 30 persen dalam 12 bulan terakhir.

    Kejatuhan harga tersebut katanya dipicu gencarnya pembangunan smelter. Ia memperkirakan kejatuhan harga itu akan berlanjut karena stok nikel di dunia mengalami surplus yang terbesar sepanjang sejarah karena kebijakan Jokowi.

    “Jadi dengan begitu gencarnya dibangun smelter di Indonesia, kita membanjiri dunia dengan nikel. Harga jatuh, terjadi kondisi oversupply,” ujar Lembong.

    Tak hanya menjatuhkan harga, Tom juga menjelaskan karena pemerintah begitu militan dan konfrontasional terhadap nasabah luar negeri, hal itu membuat mereka ketakutan. Ini membuat Indonesia kehilangan kepercayaan dan mencari opsi lain untuk membuat baterai mobil listrik.

    “Akhirnya mereka cari opsi lain, mereka bikin formulasi bahan baterai yang tidak menggunakan nikel,” kata dia lebih lanjut.

    Lembong lantas mencontohkan Tesla yang tidak menggunakan nikel untuk bahan baku baterai mobil listriknya.

    “Jadi 100 persen dari semua mobil Tesla yang dibuat di Tiongkok menggunakan baterai yang mengandung 0 persen nikel, dan 0 persen kobalt. Jadi baterainya lithium iron phosphate (LFP). Jadi pakai besi, pakai fosfat, masih tetap pake lithium, tapi sudah tidak lagi pakai nikel, tidak lagi pakai kobalt,” tutur dia.

    Luhut tuduh Tom Lembong bohong

    Luhut membantah nada sumbang Tom Lembong soal anjloknya harga nikel. Luhut menegaskan harga nikel perlu dilihat dalam bentuk data panjang, misal sepuluh tahun terakhir.

    Ia menyebut siklus dari komoditas naik dan turun, mulai dari batu bara, nikel, hingga emas. Namun, Luhut menyebut harga nikel dunia sekarang menyentuh Rp15 ribu, lebih bagus dari periode 2014-2019 yang hanya Rp12 ribu.

    “Jadi, saya gak ngerti bagaimana Tom Lembong memberikan statement seperti ini, bagaimana Anda memberikan advice bohong kepada calon pemimpin yang Anda dukung, saya sedih lihat Anda. Artinya, intelektual Anda menurut saya jadi saya ragukan,” tuturnya.

    Selain itu, Luhut mengritik Tom soal selama 7 tahun lamanya memberikan ‘contekan’ kepada Jokowi. Menurutnya, itu sudah menjadi kewajiban Tom yang kala itu menjadi pembantu presiden, yakni menteri perdagangan 2015-2016 dan kepala BKPM 2016-2019.

    Luhut meminta Tom Lembong tidak terlalu percaya diri. Menurutnya, ada yang lebih berjasa memberikan ‘contekan’ kepada Presiden Jokowi di forum-forum internasional.

    “Anda jangan GR juga bilang kasih note kepada ayahnya Mas Gibran (Jokowi), memang hanya Tom Lembong saja? Yang paling banyak kasih note kepada Pak Presiden (Jokowi) adalah Bu Menteri Luar Negeri Retno,” klaim Luhut.

    “Dan itu bukan terjadi pada Presiden Jokowi saja, semua kepala negara itu kalau bilateral pasti ada yang di belakang ngasih note. Apakah karena Anda hebat melakukan itu? Tidak. Itu tugas Anda sebagai pembantu presiden, sebagai menteri perdagangan waktu itu dan sebagai kepala BKPM,” tambahnya.

    Luhut meminta Tom tidak terlalu banyak berkoar-koar di luar sana, apalagi memberikan cerita bohong tentang pengalaman bekerja di bawah komando Jokowi. Menurutnya, banyak hal-hal sukses yang diraih di pemerintahan Joko Widodo, mulai dari inflasi di bawah 3 persen hingga surplus ekspor 44 bulan berturut-turut.

    CNNINdonesia.com masih berupaya minta tanggapan kepada Tom Lembong terkait pernyataan Luhut tersebut.

    (skt/agt)

  • Airlangga Ingin Kontainer ke Priok Dialihkan Sebagian ke Patimban

    Airlangga Ingin Kontainer ke Priok Dialihkan Sebagian ke Patimban

    Jakarta, CNN Indonesia

    Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Pelabuhan Patimban sudah bisa dimanfaatkan secara maksimal. Ia berharap kontainer yang selama ini masuk melalui Pelabuhan Tanjung Priok beralih sebagian ke Patimban.

    “Untuk kontainer-kontainer yang selama ini ke Tanjung Priok, mungkin sebagian nanti bisa dialihkan ke Pelabuhan Patimban,” katanya saat meninjau operasional Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat pada Rabu (24/1).

    Menurutnya, pelabuhan yang termasuk Projek Strategis Nasional (PSN) itu menjadi nadi pengembangan kawasan Rebana Metropolitan, serta penopang kawasan industri di Bekasi, Karawang, dan Purwakarta.

    Kawasan Rebana Metropolitan yang terdiri dari tujuh kabupaten/kota di Jawa Barat yakni Kabupaten Sumedang, Majalengka, Cirebon, Subang, Indramayu, Kuningan, serta Kota Cirebon.

    Airlangga menjelaskan aktivitas ekspor otomotif Indonesia ke berbagai negara seperti Jepang, Singapura, dan lainnya tercatat terus meningkat setiap tahun. Pelabuhan Patimban dapat menampung 223 ribu CBU atau di atas 100 persen dari target kapasitas yang ditetapkan, yakni sebesar 218 ribu CBU.

    Pemerintah juga akan membangun jalan tol untuk memudahkan akses dari dan menuju Pelabuhan Patimban. Tol ini ditargetkan rampung pada 2025 mendatang.

    Lebih lanjut, Airlangga menuturkan investasi yang masuk ke Pelabuhan Patimban pada tahap pertama sekitar Rp18 triliun dan tahap kedua sekitar Rp14 triliun. Lalu, investasi untuk jalan tol Rp10 triliun.

    “Dengan selesainya nanti jalan tol, akses dari jalan Tol Cipali bisa langsung ke pelabuhan, karena itu menjadi penting untuk menurunkan logistic cost kita,” imbuh dia.

    (pop/pta)

  • Bagaimana Aksi Mogok Buruh Kereta Rugikan Perekonomian Jerman?

    Bagaimana Aksi Mogok Buruh Kereta Rugikan Perekonomian Jerman?

    Jakarta

    Konflik upah dan kondisi kerja dengan Perusahaan Kereta Api Deutsche Bahn memaksa Serikat Masinis Jerman (GDL) mengambil langkah dramatis dan mengumumkan aksi mogok terlama dalam sejarah perkeretaapian Jerman.

    Aksi mogok selama enam hari ini resminya dimulai pada Rabu (24/1) dan baru akan berakhir pada Senin (29/1). Tapi sejak Selasa (23/1) malam, GDL sudah memadamkan transportasi barang, yang kemudian dilanjutkan dengan transportasi penumpang.

    Diyakini, lumpuhnya transportasi kereta api di Jerman akan berdampak ke negara lain di Eropa. Pasalnya, hampir 60 persen jasa angkutan barang Deutsche Bahn dikirimkan ke luar Jerman.

    Tidak heran, karena “Jerman adalah jantung logsitik Eropa,” kata Thomas Puls dari lembaga penelitian Institut Perekonomian Jerman, IW.

    Kerugian yang elusif

    Menurut Puls, kerugian sulit ditaksir jika aksi mogok tidak memaksakan pemadaman produksi. Tapi jika terhentinya pengiriman barang dan transportasi penumpang menyebabkan kelumpuhan produksi, maka kerugiannya berpotensi mencapai 100 juta Euro per hari, timpal Michael Grömling, kepala penelitian pertumbuhan ekonomi di IW.

    Selain itu, arus transportasi tidak serta merta pulih sepenuhnya setelah berakhirnya aksi mogok. Pada aksi serupa di masa lalu, lalu lintas barang baru terlihat lancar setelah beberapa hari. Deutsche Bahn sendiri menghitung kerugian yang tercipta bagi perusahaan sebesar 25 juta Euro per hari.

    Pandangan serupa diungkapkan ekonom kepala Bank Commerzbank, Jörg Krämer. Menurutnya, aksi mogok meluapkan nilai ekonomi di sektor transportasi senilai 30 juta Euro per hari, atau sekitar 0,3% dari Produk Domestik Brutto (PDB). “Kerugian ekonomi yang lebih besar baru akan tercipta jika pabrik-pabrik mengurangi kapasitas produksi karena masalah suplai,” tukasnya.

    Nadi industri pada kereta api

    Menurut data pemerintah, sepertiga barang di Jerman diangkut melalui jalan raya dan hanya seperlima dengan kereta api. Tapi meski begitu, “barang-barang tersebut hanya bisa diangkut dengan kereta api, atau sangat sulit jika harus diangkut dengan cara lain,” kata Thomas Puls dari IW.

    Adalah industri-industri besar seperti logam atau kimia yang sepenuhnya bergantung pada transportasi rel. Transportasi batu bara yang mengompori tungku dan pembangkit untuk industri adalah salah satu contohnya.

    Terlebih, barang berbahaya seperti cairan kimia hanya bisa diangkut dengan kereta api, lantaran risiko kecelakaan yang rendah. Sebabnya, Asosiasi Industri Kimia Jerman VCI menanggapi dengan berupaya menyepakati kelonggaran pengiriman antara perusahaan dan klien. “Tapi solusi ini tidak mampu sepenuhnya mengimbangi keterbatasan dan keterlambatan suplai melalui kereta api.”

    Gangguan rantai pasokan dan logistik

    Selain industri logam dan kimia, ekonom juga mewanti-wanti terhadap dampak mogok terhadap kelangsungan produksi di industri otomotif. Terutama ekspor kendaraan melalui pelabuhan dalam skala besar membutuhkan transportasi rel.

    Penumpukan barang lantaran lumpuhnya transportasi kereta api diyakini juga akan merepotkan pengelola pelabuhan. “Jika di pelabuhan tidak lagi ada tempat untuk menyimpan kontainer, situasinya akan menjadi problematis,” kata Puls. Di pelabuhan terbesar Jerman di Hamburg, sebagian besar kontainer diangkut via rel dan hampir mustahil bisa dialihkan ke jalan raya.

    “Kita tidak punya jumlah truk yang cukup, bahkan jikapun punya, tidak semuanya bisa dikirimkan ke Hamburg untuk mengeluarkan kontainer dalam jumlah besar, yang selama ini diangkut oleh Deutsche Bahn.”

    Sebabnya, Michael Grömling, direktur ekonomi makro di Institut Perekonomian Jerman, mengkhawatirkan dampak yang lebih besar. “Dampaknya adalah gangguan pada rantai suplai dan logistik, serta ketidakpastian yang lebih besar,” kata dia. “Situasinya terancam semakin meruncing.”

    rzn/hp

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 2 Eks Mendag Era Jokowi ‘Perang’ soal Nikel di Mobil Listrik

    2 Eks Mendag Era Jokowi ‘Perang’ soal Nikel di Mobil Listrik

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kedua mantan menteri perdagangan era Presiden Joko Widodo (Jokowi) Thomas Lembong dan Muhammad Lutfi terlihat bersilang pendapat terkait penggunaan nikel untuk baterai mobil listrik.

    Sebelumnya dua bahan baku pembuat baterai mobil listrik, yakni lithium ferro phosphate (LFP) dan nikel tengah menjadi perbincangan usai disinggung saat debat keempat cawapres, Minggu (21/1) silam.

    Calon wakil presiden nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka menuding tim sukses pasangan calon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, termasuk Thomas, melakukan kebohongan publik.

    Pasalnya, Thomas sempat menyebut bahwa Tesla tidak menggunakan baterai kendaraan listrik yang berbahan baku nikel.

    “Jadi 100 persen dari semua mobil Tesla yang dibuat di Tiongkok menggunakan baterai yang mengandung 0 persen nikel, dan 0 persen kobalt. Jadi baterainya lithium iron phosphate (LFP). Jadi pakai besi, pakai fosfat, masih tetap pake lithium, tapi sudah tidak lagi pakai nikel, tidak lagi pakai kobalt,” tutur pria yang akrab disapa Tom itu dalam podcast dari kanal YouTube Total Politik.

    Namun menurut Gibran, Tesla menggunakan baterai berbahan baku nikel dan bukan LFP. Gibran heran karena tim sukses Anies-Cak Imin kerap membahas LFP.

    “Sering bicara LFP-LFP, lithium ferro-phosphate, Tesla enggak pakai nikel. Ini kan kebohongan publik, mohon maaf. Tesla itu pakai nikel, Pak,” kata Gibran.

    Menanggapi hal ini, melalui unggahan video di akun media sosial pribadinya, Lutfi mengatakan produsen mobil listrik masih banyak yang menggunakan baterai berkomponen nikel. Menurut dia, mobil listrik yang menggunakan baterai nikel dapat tahan lebih lama karena daya listriknya yang lebih tinggi.

    “Tapi lu tahu enggak kalau nikel masih menjadi baterai pilihan produsen mobil listrik. Kenapa? Karena nikel itu lebih energi dense. Bisa muat lebih banyak energi, lebih kecil, dan lebih ringan juga. Jadi mobil Tesla-nya bisa pergi lebih jauh sekali charge,” ujar Lutfi.

    Ia pun merujuk pada data Badan Energi Internasional (IEA) yang menunjukkan pada 2022 penggunaan nikel tetap menjadi komponen baterai listrik terbesar dengan pangsa pasar sebesar 60 persen. Sementara penggunaan baterai LFP pada mobil listrik hanya sebesar 27 persen pada 2022.

    Selain itu, Tom dan Lutfi juga berbeda pandangan terkait pendapatan penjualan nikel.

    Dalam podcast Total Politik tersebut, Tom memperkirakan terjadi kelebihan pasokan nikel global pada 2025 lantaran gencarnya pembangunan pabrik smelter di Indonesia. Ia menilai hai itu membuat harga nikel di pasar global anjlok.

    “Diprediksi tahun depan akan terjadi surplus stok nikel di dunia yang terbesar sepanjang sejarah. Jadi dengan begitu gencarnya dibangun smelter di Indonesia, kita membanjiri dunia dengan nikel. Harga jatuh, terjadi kondisi oversupply,” tuturnya.

    Di sisi lain Lutfi menilai justru pendapatan nikel mengalami peningkatan sebesar lima kali lipat sejak 2015 dengan pendapatan ekspor lebih dari Rp500 triliun.

    “Tapi katanya ada yang bilang kalau pendapatan nikel dari penjualan itu rendah ya? 2015 aja peningkatan pendapatan ekspor ke Indonesia sudah melesat 5 kali lipat dengan angka lebih dari Rp500 triliun,” ujar Lutfi.

    Lutfi optimis pendapat nikel dalam negeri akan terus meningkat apabila Indonesia terus melanjutkan hilirisasi nikel. Menurut dia, pemanfaatan hilirisasi nikel tak hanya dapat memperkuat perekonomian, tapi juga membuka peluang bagi Indonesia untuk menjadi pemimpin di industri energi bersih.

    (del/agt)

  • QLola by BRI: Solusi Transaksi Forex yang Mudah dan Efisien

    QLola by BRI: Solusi Transaksi Forex yang Mudah dan Efisien

    Jakarta, CNN Indonesia

    Dalam era globalisasi seperti saat ini, transaksi pertukaran valuta asing (valas) menjadi hal yang penting bagi pelaku usaha. Apalagi, bagi para pelaku bisnis ekspor dan impor, pergerakan fluktuasi pasar valas atau foreign exchange (forex) tentunya perlu terus dipantau agar bisnis yang dijalankan terhindar dari volatilitas mata uang.

    Untuk menjawab kebutuhan tersebut, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menghadirkan QLola by BRI, sebuah platform Integrated Corporate Solution yang menyediakan berbagai fitur unggulan, salah satunya adalah Foreign Exchange.

    “BRI melalui platform QLola by BRI menghadirkan salah satu fitur unggulannya yakni Foreign Exchange yang memungkinkan nasabah dapat mengakses informasi real time dari beragam kurs mata uang asing, produk treasury, hingga berita keuangan internasional ter-update,” bunyi keterangan tertulis, Selasa (23/1).

    Melalui fitur ini, nasabah korporasi juga dapat melakukan transaksi jual beli beragam mata uang asing dengan Dealer Profesional Treasury BRI, selama jam operasional transaksi pasar valas Indonesia berlangsung.

    Di samping itu, dalam fitur Foreign Exchage juga terdapat newsletter yang berisi berbagai macam berita, sentimen, hingga analisa valas terbaru di dunia setiap harinya.

    “Informasi ini tentunya sangat berguna bagi nasabah untuk melakukan transaksi forex maupun untuk kepentingan bisnis yang berhubungan dengan pertukaran valuta asing,” imbuh keterangan tersebut.

    Pada fitur ini juga terdapat sub-fitur kalkulator yang dapat membantu nasabah untuk melakukan kalkulasi indicative rate, atau penghitungan proyeksi nominal transaksi yang ingin dilakukan.

    Nantinya, penghitungan tersebut bisa dikalkulasi dengan baik menggunakan rate hedging. Dengan kalkulasi tersebut, nasabah pun dapat secara langsung melakukan dealing transaksi QLola by BRI, sehingga mengurangi risiko kerugian atas volatilitas mata uang yang mungkin terjadi ke depannya.

    Tak hanya itu, salah satu aspek vital yang ditawarkan dari QLola by BRI adalah rate BRI yang selalu bersaing.

    Dengan berbagai keuntungan tersebut, nikmati kemudahan bertransaksi forex dan fasilitas lainnya dengan menggunakan QLola by BRI.

    #BRI #QLolabyBRI #AccesstoSuccess #MudahdanPraktis

    (rir/rir)

  • Jokowi Beri Rp200 Juta ke Petani Jateng Korban El Nino

    Jokowi Beri Rp200 Juta ke Petani Jateng Korban El Nino

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden Joko Widodo membagikan bantuan untuk para petani di Jawa Tengah yang gagal panen karena El Nino dan kebanjiran. Jumlah bantuan bisa mencapai Rp200 juta per kelompok tani.

    Jokowi mengatakan bantuan yang diberikan Rp8 juta per hektare. Bantuan itu diberikan kepada petani di Grobogan, Kudus, Jepara, Demak, dan Pati.

    “Ada yang dapat, satu kelompok ada yang Rp200 juta, ada yang Rp180 juta, ada yang Rp122 juta. Semoga nanti segera diterima uang cash-nya, langsung dipakai tanam, tanam, tanam, tanam,” kata Jokowi di Grobogan, Selasa (23/1).

    Jokowi mengatakan gagal panen tak hanya terjadi di Indonesia. Dia berkata musim kemarau panjang mengakibatkan gangguan panen pangan di berbagai negara.

    Bencana itu membuat 22 negara menyetop ekspor beras. Hal itu membuat pemerintah sempat kesulitan memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.

    Dia ingin Indonesia bisa menunjukkan kemandirian pangan dengan menanam sendiri bahan-bahan pangan. Jokowi mengingatkan ada 280 juta orang di Indonesia yang kebutuhan makannya harus terpenuhi meski krisis pangan terjadi.

    “Uangnya bisa segera diterima petani dan langsung bisa dipakai untuk tandur, tanam, tandur, tanam, tandur, tanam dan segera panen. Kalau sudah panen, kita tidak usah banyak impor-impor lagi dari negara lain,” ujar Jokowi.

    Sebelumnya, musim kemarau panjang akibat El Nino menjadi perhatian pemerintah Indonesia. Bencana ini mengakibatkan pasokan pangan dari luar negeri tersendat.

    Hal itu berdampak pada ancaman krisia pangan. Jokowi sempat mengumpulkan para menteri karena beras di Indonesia diprediksi defisit 2,8 juta ton pada Januari-Februari 2024.

    Pemerintah merespons hal tersebut dengan mengimpor beras sebanyak 3 juta ton. Selain itu, pemerintah membagikan bantuan Rp400 ribu untuk 18,8 juta jiwa yang terdampak El Nino.

    (dhf/agt)

  • Isu yang Mungkin Dibahas Cak Imin, Gibran dan Mahfud di Debat Cawapres

    Isu yang Mungkin Dibahas Cak Imin, Gibran dan Mahfud di Debat Cawapres

    Jakarta, CNN Indonesia

    Debat calon wakil presiden (cawapres) yang diikuti oleh Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Gibran Rakabuming Raka dan Mahfud MD kembali digelar Minggu (21/1).

    Debat akan mengambil tema ‘Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan dan Agraria, Masyarakat Adat dan Desa’.

    Nah, berkaitan dengan tema debat itu, CNNIndonesia.com mencoba mengulas beberapa tema yang kemungkinan akan dibahas dalam debat itu.

    1. Sumber Daya Alam

    Pada debat ini kemungkinan ketiga cawapres akan mengulas harta sumber daya alam Indonesia yang memang beragam dan kaya. Tak hanya dari keragaman hayati tetapi juga hasil pertambangan seperti nikel, batu bara, emas, bauksit, timah, dan tembaga.

    Misalnya nikel, Indonesia menjadi pemilik cadangan terbesar di dunia. Berdasarkan data ESDM pada 2020, cadangannya mencapai 72 juta ton Ni atau 52 persen dari total cadangan dunia sebesar 139,41 juta ton Ni.

    Kemudian, batu bara per 2021 lalu memiliki cadangan hingga mencapai 38,84 miliar ton. Dengan rata-rata produksi batu bara sebesar 600 juta ton per tahun, maka umur cadangan ini diyakini masih bisa sampai 65 tahun. Itu pun dengan asumsi tidak ada temuan cadangan baru.

    Untuk bauksit cadangan Indonesia mencapai 1.200 juta ton atau 4 persen dari total cadangan dunia sebanyak 30.390 juta ton. Umur cadangan bauksit Tanah Air diprediksi masih bisa bertahan hingga 92 tahun mendatang.

    Nah, debat kemungkinan besar akan berkutat pada masalah hilirisasi yang selama ini digembar-gemborkan Presiden Jokowi sudah menciptakan nilai tambah besar pada ekonomi Indonesia.

    Untuk nikel misalnya, Jokowi mengatakan hilirisasi telah meningkatkan nilai tambah ekspor nikel dari Rp31 triliun pada 2015 menjadi Rp510 triliun 2023 kemarin.

    Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti pada September 2023 lalu mengatakan bahkan berkat hilirisasi ekspor besi dan baja ke China meroket.

    “Hal ini seiring dengan kebijakan hilirisasi dan pembangunan smelter pengolahan bijih nikel yang sejak 2022 hingga Agustus 2023, komoditas nikel dan barang padanya masuk dalam lima besar komoditas yang diekspor ke Tiongkok,” kata Amalia dalam konferensi pers, Jumat (14/9).

    Berdasarkan data BPS, pada Desember 2023, nilai ekspor besi dan baja tercatat sebesar US$2,28 miliar. Nilainya sama dari November yang juga US$2,28 miliar dan turun dari Desember 2022 yang sebesar US$2,32 miliar.

    Para calon presiden dan wakil presiden sejatinya sudah sepakat dengan hilirisasi dan karena itu bertekad melaksanakannya. Meskipun demikian, mereka tak semua setuju dengan model hilirisasi yang dilaksanakan Jokowi saat ini.

    2. Energi

    Dalam bidang energi, kemungkinan yang akan menjadi pembahasan adalah langkah konkrit Indonesia untuk menuju kemandirian energi; termasuk soal bagaimana langkah mengurangi impor minyak dan gas (migas), terutama Bahan Bakar Minyak (BBM).

    Pasalnya, sampai tahun lalu Indonesia masih menjadi salah satu negara yang kecanduan impor minyak. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), pada periode Januari-September 2023 total volume impor minyak Indonesia mencapai 32,8 juta ton.

    Impor minyak ini menjadi beban anggaran yang cukup besar setiap tahunnya. Sehingga akan menjadi isu yang paling disorot.

    Saat ini, pemerintah sudah mulai melakukan berbagai langkah dengan memanfaatkan SDA yang dimiliki untuk mengurangi ketergantungan impor minyak. Yang sudah dijalankan adalah mencampur Bahan Bakar Nabati dengan biodiesel atau dikenal B30.

    Selain itu, PT Pertamina (Persero) juga sudah memulai langkah mencampur BBM dengan bioetanol atau diberi nama Pertama Green 95.

    Isu lainnya yang berkaitan dengan energi adalah penurunan produksi (lifting) minyak atau minyak siap jual yang pada 2023 ditargetkan sebesar 660 ribu barel per hari. Namun, pada catatan Kementerian ESDM produksi tahun lalu hanya bisa mencapai 605 ribu barel per hari.

    3. Pangan

    Masalah pangan juga akan menjadi isu sensitif yang kemungkinan akan dibahas dalam debat. Pasalnya, meski menjadi negara agraris, Indonesia rentan mempunyai masalah ketahanan pangan, khususnya beras.

    Hal tersebut terlihat pada kebijakan pemerintah yang masih mengimpor beras dari berbagai negara untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri dalam beberapa tahun terakhir.

    Berdasarkan data BPS, impor beras 2023 yang mencapai 3,06 juta ton adalah angka tertinggi dalam lima tahun terakhir. Sebab, tahun sebelumnya impor beras tidak pernah mencapai 1 juta ton.

    “Selama lima tahun terakhir impor beras di 2023 ini merupakan yang terbesar yakni 3,06 juta ton atau mengalami peningkatan sebesar 613,61 persen dibandingkan 2022,” ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam konferensi pers, Senin (15/1).

    Secara rinci, impor beras pada 2019 sebesar 444,51 ribu ton, lalu pada 2020 sebesar 356,29 ribu ton dan pada 2021 sebesar 407,74 ribu ton. Lalu meningkat lagi menjadi 429,21 ribu ton pada 2022 dan menjadi paling besar sepanjang tahun lalu.

    Impor terbesar beras Indonesia pada tahun lalu paling banyak dari Thailand sebesar 1,38 juta ton atau mencakup 45,12 persen dari total beras impor. Terbesar kedua ada dari Vietnam sebesar 1,14 juta ton atau 37,47 persen dari total impor.

    Kemudian, tertinggi ketiga dari Pakistan sebesar 309 ribu ton atau mencakup 10,10 persen dan dari Myanmar sebesar 141 ribu ton atau 4,61 persen dari total impor dalam negeri.

    Selain itu, Indonesia juga masih mempunyai masalah terkait harga pupuk yang mahal sehingga banyak dikeluhkan para petani. Bahkan, pupuk subsidi yang diberikan pemerintah tidak menyasar ke seluruh petani.

    Selain mahal, pupuk langka di sejumlah daerah juga menjadi sorotan. Salah satu penyebabnya, perang Rusia-Ukraina karena kedua negara itu menjadi pemasok utama bahan baku pembuat pupuk ke Indonesia.

    Karenanya, Presiden Jokowi beberapa waktu lalu menginstruksikan Sri Mulyani untuk menambah anggaran pupuk subsidi hingga Rp14 triliun. Diharapkan ini bisa menjawab keresahan para petani.

    Selain itu, kenaikan harga bahan pokok yang begitu tajam menjadi permasalahan di sektor pangan Tanah Air. Apalagi yang naik adalah bahan pokok utama seperti beras, cabai, bawang, telur hingga daging ayam.

    Tak lupa, swasembada pangan yang sampai saat ini masih menjadi wacana harus betul-betul diselesaikan oleh pemimpin di masa depan. Jika tidak, krisis pangan yang sudah terjadi di berbagai negara bisa menghampiri Indonesia.

    4. Agraria

    Konflik agraria, utamanya di bidang pertanahan masih menjadi isu yang sulit untuk dituntaskan dan kemungkinan besar akan menjadi salah satu isu yang dijadikan bahan debat Cak Imin, Gibran dan Mahfud MD. Ini terjadi baik di sektor perkebunan, kehutanan, pertanian, pertambangan hingga pembangunan infrastruktur.

    Perampasan hak milik tanah dari kelompok miskin masih menjadi permasalahan. Hal ini tercermin dari banyaknya kasus penduduk harus hengkang dari tanahnya sendiri akibat kalah dengan para penguasa di kawasannya.

    Sebelumnya, Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) mengungkapkan data 2.710 konflik agraria terjadi selama kepemimpinan Presiden Jokowi.

    [Gambas:Photo CNN]

    Sekretaris Jenderal KPA Dewi Kartika mengatakan sejak 2015 hingga 2022, ribuan kasus persoalan agraria itu mencuat dan berdampak pada 5,8 juta hektar tanah. Korban terdampak pun mencapai 1,7 juta keluarga di seluruh wilayah Indonesia.

    Tumpang tindih aturan menjadi salah satu penyebabnya sehingga banyak muncul kasus mafia tanah dan tak berkesudahan sampai saat ini.

    Setidaknya ada empat permasalahan lahan di Indonesia. Pertama, pengakuan kepemilikan atas tanah. Kedua, peralihan hak atas tanah.

    Ketiga, pembebanan hak dan keempat adalah pendudukan eks tanah partikelir.

    Tak selesainya masalah agraria ini dan terus bergulir di setiap pergantian pemerintahan seakan menjadi warisan yang tak akan ada habisnya.