Topik: ekspor

  • UMKM Binaan BCA Bidik Potensi Ekspor Rp 110,9 Miliar

    UMKM Binaan BCA Bidik Potensi Ekspor Rp 110,9 Miliar

    Liputan6.com, Jakarta – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) binaan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berhasil membuka peluang jejaring bisnis ke 33 negara tujuan, dengan nilai potensi ekspor menyentuh Rp 110,9 miliar.

    BCA telah mengajak 19 UMKM binaan Bakti BCA (UMKM Bakti BCA) berpartisipasi dalam Trade Expo Indonesia (TEI) 2025 pada Oktober lalu. Dari lima hari pelaksanaan TEI 2025 (15-19 Oktober), telah terjadi 185 business matching yang melibatkan sejumlah UMKM binaan BCA.

    Kemudian juga berhasil membuka peluang potensi ekspor sebesar Rp 110,9 miliar, diantaranya dengan negara India, Malaysia, Australia, Bangladesh, dan Singapura.

    Adapun Singapura merupakan negara-negara dengan minat tertinggi terhadap produk Indonesia dari UMKM binaan Bakti BCA. Dari sisi komoditas, kopi, coklat, dan rempah-rempah menjadi produk yang paling diminati.

    Wakil Presiden Direktur BCA John Kosasih, mengutarakan rasa syukur dan bangga terhadap potensi besar yang dimiliki UMKM Indonesia. John mengatakan.

    “Kami percaya bahwa UMKM di tanah air berpotensi besar untuk bersaing di pasar global. Melalui program BCA UMKM Go Export danpartisipasi di ajang tahunan berskala besar seperti Trade Expo Indonesia 2025,” kata John Kosasih dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (11/12/2025).

    Ia bersyukur dapat mendampingi para pelaku usaha Tanah Air dalam menjajaki peluang ekspor yang nyata. BCA percaya bahwa kolaborasi dan pendampingan yang tepat adalah kunci untuk membuka pintu dunia bagi UMKM Indonesia.

    Berhasil Peroleh Kesepakatan Perdagangan

    Selain itu, kata John, sejumlah UMKM binaan BCA juga berhasil memperoleh kesepakatan perdagangan (Memorandum of Understanding/MoU) dengan sejumlah negara, dan mencatatkan total nilai ekspor hingga lebih dari Rp 12,4 miliar.

    Para UMKM yang sukses mengantongi perjanjian ekspor tersebut mengusung produk edamame, bawang, gula kelapa, kopi, hingga rempah-rempah.

    “Adapun tujuan ekspornya yaitu Jerman, Belanda, Rusia, Hong Kong, dan Malaysia,” ujarnya.

  • NVIDIA Uji Coba Fitur Deteksi Lokasi Cip Demi Cegah Jatuh ke Tangan China

    NVIDIA Uji Coba Fitur Deteksi Lokasi Cip Demi Cegah Jatuh ke Tangan China

    Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan teknologi Amerika Serikat NVIDIA dilaporkan tengah menguji coba software pendeteksi lokasi untuk jajaran cip kecerdasan buatan (AI) miliknya. 

    Hal ini disinyalir sebagai respons atas mencuatnya rumor mengenai penyelundupan cip canggih mereka ke China.

    Melansir dari TechCrunch Kamis (11/12/2025), NVIDIA mengembangkan teknologi verifikasi lokasi yang memungkinkan perusahaan mendeteksi di negara mana sebuah cip beroperasi. 

    Fitur ini dirancang untuk memantau pergerakan perangkat keras bernilai tinggi tersebut dan mencegahnya jatuh ke tangan entitas yang tidak memiliki izin resmi.

    Penerapan fitur keamanan ini menjadi penting di tengah badai spekulasi pasar. Dalam beberapa hari terakhir, muncul sejumlah laporan yang menuduh bahwa model AI milik China, DeepSeek, telah dilatih menggunakan cip NVIDIA Blackwell yang diselundupkan secara ilegal.

    Tuduhan ini mengindikasikan adanya kebocoran serius dalam rantai pasokan global yang memungkinkan teknologi tersebut jadi bahan penyelundupan. 

    Menanggapi isu miring itu, NVIDIA dengan tegas membantah adanya bukti penyelundupan yang sistematis. Dikutip dari TechCrunch, juru bicara NVIDIA menyatakan pihaknya belum menemukan substansi atas klaim adanya manipulasi pusat data untuk tujuan penyelundupan.

    “Kami belum melihat adanya bukti atau menerima petunjuk mengenai ‘pusat data hantu’ (phantom data centers) yang dibangun untuk menipu kami dan mitra OEM kami, yang kemudian dibongkar, diselundupkan, dan direkonstruksi di tempat lain,” ujar juru bicara NVIDIA.

    Lebih lanjut, pihak NVIDIA menegaskan bahwa skenario penyelundupan semacam itu terdengar sangat tidak masuk akal. Menurut mereka, perusahaan berkomitmen untuk tetap mengejar dan menindaklanjuti setiap petunjuk atau laporan dugaan pelanggaran yang mereka terima demi menjaga integritas distribusi produknya.

    Kabar mengenai pengembangan fitur pelacakan ini mencuat hanya berselang beberapa hari setelah adanya pembaruan regulasi dari pemerintah Amerika Serikat. 

    Pada awal pekan ini, NVIDIA dilaporkan telah mendapatkan persetujuan untuk mulai menjual cip AI seri H200 kepada pelanggan tertentu yang telah disetujui di China.

    Namun, perlu dicatat bahwa izin tersebut hanya berlaku untuk cip H200 yang merupakan teknologi generasi sebelumnya. Lampu hijau tersebut tidak mencakup penjualan cip seri Blackwell. 

    Kesenjangan akses teknologi antara H200 dan Blackwell inilah yang disinyalir menjadi pemicu utama munculnya pasar gelap dan upaya penyelundupan yang kini coba ditangkal NVIDIA melalui fitur verifikasi lokasi berbasis latensi tersebut.

    Di sisi lain, mekanisme kerja perangkat lunak ini dinilai cukup canggih karena tidak bergantung pada sistem pemosisian global (GPS) konvensional. Teknologi ini bekerja dengan melacak kinerja komputasi dan menganalisis penundaan (delay) atau latensi dalam komunikasi antar-server.

    Berdasarkan laporan sumber anonim Reuters, variasi waktu respons dalam transmisi data tersebut mampu memberikan indikasi akurat mengenai lokasi fisik geografis di mana cip tersebut sedang dioperasikan.

    Perangkat lunak ini nantinya akan bersifat opsional bagi para pelanggan. NVIDIA berencana memprioritaskan ketersediaan fitur pelacakan ini untuk cip seri Blackwell terlebih dahulu. 

    Seri Blackwell sendiri merupakan lini produk cip AI terbaru dan paling canggih dari NVIDIA yang saat ini menjadi fokus utama pembatasan ekspor teknologi Amerika Serikat. (Muhammad Diva Farel Ramadhan).

  • Penjualan Motor di Indonesia Turun, Ekspor Juga Merosot

    Penjualan Motor di Indonesia Turun, Ekspor Juga Merosot

    Jakarta

    Penjualan sepeda motor November 2025 mengalami penurunan. Berdasarkan data yang dirilis Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI), pada bulan lalu industri motor Indonesia hanya menjual 523.591 unit motor di pasar domestik.

    Jika dibandingkan Oktober 2025, penjualan motor di pasar domestik bisa menyentuh angka 590.362 unit. Penjualan motor pada bulan tersebut jadi yang tertinggi sepanjang tahun 2025. Secara akumulatif, sepanjang Januari-November 2025, produsen motor di Indonesia menjual sebanyak 5.950.844 unit motor.

    Turunnya penjualan motor di pasar domestik juga diikuti penurunan penjualan di pasar ekspor. Di bulan November 2025, industri motor Indonesia hanya mengapalkan sekitar 43.426 unit kendaraan. Padahal di Oktober 2025, ekspor motor buatan Indonesia bisa menyentuh angka 49.009 unit.

    Sebelumnya Marketing Director PT Astra Honda Motor (AHM) Octavianus Dwi menjelaskan kondisi pasar tahun ini diprediksi masih mirip seperti 2024. Artinya, penjualan akan mencapai lebih dari 6 juta unit.

    “Market kemungkinan akan mirip dengan tahun lalu,” bilang Octa di sela-sela peluncuran All New Honda Vario 125 di Cikarang belum lama ini. “Honda pun akan mirip dengan tahun lalu. Kalau naik pun sedikit,” jelasnya lagi. Sebagai gambaran, pada 2024 lalu penjualan motor di Indonesia menembus angka 6.333.310 unit.

    Kata Octa, jika sama seperti tahun lalu, maka penjualan motor tahun ini diprediksi tembus 6,4 juta unit. “Pemerintah itu di kuartal ke-4 ini stimulusnya mulai digerakkan. Ada berasa tapi nggak gede,” kata Octa.

    “Kedua, para pemain ini kan memiliki optimisme kan. As long as finance company masih men-support. Rasanya kalau di segmen motor, market atau penjualan tuh masih akan terjadi. Karena 70% penjualan kita itu kan dari kredit,” tukasnya.

    (lua/dry)

  • Kesepakatan Dagang RI-AS Terancam Batal Imbas Ada Kemunduran Negosiasi

    Kesepakatan Dagang RI-AS Terancam Batal Imbas Ada Kemunduran Negosiasi

    Jakarta, Beritasatu.com – Kesepakatan perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) berpotensi mengalami kegagalan setelah sejumlah pejabat di Washington menilai Jakarta tidak memenuhi komitmen yang telah disepakati sebelumnya.

    Laporan Financial Times (FT) dikutip Kamis (11/12/2025) menyebutkan, AS menilai Indonesia menunjukkan tanda-tanda mundur dari beberapa poin perjanjian.

    Mengutip sumber yang mengetahui jalannya negosiasi, Perwakilan Perdagangan AS Jamieson Greer meyakini bahwa Indonesia tidak lagi sepenuhnya sejalan dengan komitmen awal yang pernah disetujui.

    Para pejabat Indonesia dilaporkan enggan memberikan persetujuan terhadap sejumlah komitmen mengikat dan telah mengomunikasikan hal itu kepada USTR.

    Washington menilai adanya kemunduran dalam upaya Indonesia menghapus hambatan non-tarif pada produk industri dan pertanian AS, serta dalam menjalankan komitmen terkait isu perdagangan digital.

    Sementara itu, laporan Reuters menyebutkan bahwa seorang pejabat Indonesia menegaskan negosiasi tarif masih berlangsung dan belum ada masalah spesifik yang menjadi kendala.

    Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengumumkan kesepakatan awal dengan Indonesia pada pertengahan Juli. Kesepakatan itu mencakup pemangkasan tarif timbal balik menjadi 19% dari ancaman tarif 32% yang sempat disampaikan melalui surat tarif.

    Trump juga menyatakan bahwa Indonesia telah berkomitmen membeli energi AS senilai US$ 15 miliar, produk pertanian US$ 4,5 miliar, serta 50 unit pesawat Boeing. Trump menegaskan bahwa ekspor AS ke Indonesia seharusnya bebas dari hambatan tarif maupun non-tarif.

    Sumber lainnya menyebutkan bahwa Indonesia secara terbuka menyatakan tidak dapat menjalankan sejumlah komitmen yang sudah disepakati sebelumnya dan meminta renegosiasi agar komitmen tersebut tidak bersifat mengikat. Sikap tersebut dikabarkan tidak diterima dengan baik oleh Amerika Serikat dan berpotensi membuat perjanjian dagang tersebut dibatalkan.

    Ketegangan dalam negosiasi ini bukan yang pertama. Pada November lalu, FT melaporkan bahwa Indonesia menolak keberadaan klausul racun (poison pill), ketentuan yang memungkinkan AS mencabut perjanjian jika Indonesia menandatangani kesepakatan lain yang dianggap mengancam kepentingan AS. Klausul ini sebelumnya telah diterima negara-negara Asia Tenggara lain seperti Malaysia.

    Kesepakatan perdagangan yang diupayakan pemerintahan Trump dengan negara-negara Asia memang kerap memicu penolakan. Beberapa negara menilai komitmen finansial atau investasi yang diumumkan Trump tidak sesuai dengan kapasitas maupun kesepakatan teknis yang disepakati secara resmi.

    Contohnya, Korea Selatan pernah dikatakan akan menginvestasikan US$ 350 miliar di AS tetapi Seoul kemudian menegaskan bahwa alokasi investasi tidak bisa dilakukan “dalam bentuk tunai”, dan justru menyepakati investasi bertahap US$ 200 miliar ditambah dana US$ 150 miliar untuk proyek pengembangan kapal. Kasus serupa terjadi dengan Jepang, yang nilai investasinya ternyata berbeda dari pernyataan awal Trump.

    Kesepakatan dagang AS-Indonesia kini menghadapi ketidakpastian yang sama, sementara negosiasi masih berjalan dan belum jelas apakah kedua negara akan mencapai titik temu dalam waktu dekat.

  • Menkeu Purbaya Tetapkan Bea Keluar Emas, Tarifnya 7,5%

    Menkeu Purbaya Tetapkan Bea Keluar Emas, Tarifnya 7,5%

    Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah menetapkan kebijakan baru di sektor ekspor logam mulia. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 80 Tahun 2025 yang mengatur pengenaan bea keluar atas komoditas emas. Aturan tersebut ditetapkan pada 17 November 2025.

    Meski ditandatangani pada November, PMK 80 tahun 2025 baru resmi diundangkan pada 9 Desember 2025. Sesuai ketentuan perundangan, regulasi ini mulai berlaku 14 hari setelah diundangkan, yakni efektif per 23 Desember 2025.

    Melalui kebijakan ini, pemerintah menegaskan mekanisme pengendalian ekspor emas sekaligus memperkuat penerimaan negara. Bea keluar diterapkan secara selektif berdasarkan jenis dan bentuk produk emas yang diekspor.

    Dikutip dari laman Kemenkeu, Menkeu mengungkapkan Indonesia, sebagai negara dengan cadangan emas terbesar keempat di dunia, menghadapi tantangan berkurangnya cadangan bijih emas. Di sisi lain, harga emas global melonjak tajam hingga mencapai USD4.076,6 per troy ounce pada November 2025.

    “Sejalan dengan prioritas pengembangan ekosistem bullion bank Indonesia, kebutuhan pasokan emas di domestik meningkat. Oleh karena itu, diperlukan instrumen kebijakan bea keluar untuk mendukung ketersediaan suplai emas di Indonesia,” ujar Menkeu.

    Penerapan kebijakan bea keluar ini juga sejalan dengan Pasal 2A Undang-Undang No. 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan, yang menyebutkan bahwa bea keluar diterapkan untuk menjaga ketersediaan suplai di dalam negeri maupun menstabilkan harga komoditas.

    Bea Keluar emas diarahkan untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri melalui hilirisasi, mendukung terpenuhinya kebutuhan emas dalam ekosistem bullion bank, optimalisasi pengawasan tata kelola transaksi emas, dan optimalisasi penerimaan negara.

    Sementara itu, kebijakan BK batu bara diarahkan untuk mendorong hilirisasi, mendukung agenda dekarbonisasi batubara, serta meningkatkan penerimaan negara.

     

     

  • Waswas Kesepakatan Dagang RI-AS di Ujung Tanduk

    Waswas Kesepakatan Dagang RI-AS di Ujung Tanduk

    Bisnis.com, JAKARTA – Negosiasi dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) terkait kebijakan tarif Trump dikabarkan berjalan alot dan berisiko membatalkan sejumlah kesepakatan yang telah dicapai pada Juli 2025. Sinyal ketegangan ini pun membuat pelaku usaha di dalam negeri waswas.

    Pada Juli 2025, kedua negara telah mencapai kerangka kerja kesepakatan di mana AS menyetujui untuk menurunkan pengenaan tarif impor terhadap produk-produk Indonesia dari 32% menjadi hanya 19%.

    Berdasarkan salah seorang sumber Bloomberg yang mengetahui proses negosiasi itu, menyatakan pada Kamis (11/12/2025) bahwa sejak AS dan Indonesia mencapai kesepakatan tersebut, pemerintahan Presiden Donald Trump terus mendorong Indonesia menyetujui sejumlah klausul yang dinilai dapat membatasi hubungan Indonesia dengan China, salah satu investor asing terbesar di Tanah Air.

    Kebuntuan tersebut memicu ketegangan dengan Washington dan berisiko menggagalkan kesepakatan yang telah dicapai. Pemerintah AS bahkan menuding Indonesia mundur dari komitmen awal dan melihat perjanjian tersebut berada di ambang kegagalan.

    Sejumlah tuntutan dagang yang dinilai baru oleh Indonesia di antaranya klausul yang memberi wewenang bagi AS membatalkan perjanjian jika Indonesia menandatangani kesepakatan lain yang dianggap merugikan kepentingan Washington.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Perwakilan Dagang AS (USTR) Jamieson Greer dijadwalkan menggelar pertemuan virtual pada Kamis (11/12/2025) untuk membahas isu tersebut.

    Ketika dimintai tanggapan terkait status perundingan pada Rabu (10/12/2025), Greer mengonfirmasi bahwa pertemuan tetap dijadwalkan berlangsung, tetapi menolak memberikan komentar soal detail gesekan yang terjadi.

    “Kami memiliki perjanjian kerahasiaan dengan Indonesia selama proses perundingan berlangsung. Namun, yang bisa saya sampaikan, kami telah menandatangani kesepakatan di Konferensi Asean Oktober lalu dengan Malaysia dan Kamboja. Saya tentu berharap Indonesia juga dapat berada pada posisi yang sama,” ujar Greer dalam forum Atlantic Council.

    Seorang sumber menyebutkan bahwa titik utama perbedaan berada pada kerja sama pengembangan mineral kritis—sektor yang kini diprioritaskan AS untuk mengurangi dominasi China dalam rantai pasok global—serta investasi minyak dan gas. Washington mengisyaratkan bahwa setiap kerja sama di sektor tersebut harus menyingkirkan keterlibatan pihak ketiga.

    Ketentuan ini berpotensi berdampak pada hubungan Indonesia dengan China dan Rusia, yang selama ini menjadi investor utama di sektor pertambangan dan energi nasional.

    Menanggapi laporan tudingan AS tersebut, pemerintah Indonesia menyatakan negosiasi masih berlangsung dan optimistis kesepakatan dapat segera dicapai secara saling menguntungkan.

    “Tidak ada isu spesifik dalam perundingan, dan dinamika proses negosiasi adalah hal yang normal,” ujar Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto.

    Haryo menuturkan, pemerintah Indonesia tetap berharap kesepakatan yang menguntungkan kedua negara dapat segera tercapai. 

    Waswas Pengusaha

    Sementara itu, kabar buntunya negosiasi dagang dengan AS tersebut telah sampai di kalangan pengusaha. Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perindustrian Saleh Husin mengatakan, sejumlah pelaku industri melalui asosiasi dan forum bisnis internal telah mendapatkan kabar dan informasi mengenai adanya komitmen yang dinilai tidak dipenuhi oleh Indonesia.

    “Meskipun belum disampaikan secara resmi melalui pernyataan publik, pelaku usaha telah menunjukkan kewaspadaan,” kata Saleh kepada Bisnis, Rabu (10/12/2025).

    Pasalnya, Saleh menilai perubahan kebijakan tarif dari AS berpotensi memengaruhi biaya ekspor, akses pasar, dan stabilitas rencana produksi.

    Dalam situasi ini, dunia usaha menantikan penjelasan rinci dari pemerintah sekaligus mencermati perkembangan diplomasi perdagangan yang sedang berlangsung.

    “Sebagai langkah mitigasi, pelaku usaha tentu mulai melakukan penilaian ulang terhadap ketergantungan pasar, struktur biaya, dan proyeksi ekspor ke Amerika Serikat,” tuturnya.

    Dia menerangkan, saat ini perusahaan yang berada dalam sektor terdampak menyiapkan diversifikasi pasar untuk mengurangi risiko konsentrasi ekspor.

    Upaya peningkatan kepatuhan terhadap standar kualitas, aturan asal barang, dan ketertelusuran rantai pasok juga tengah diperkuat guna meminimalisir potensi pelanggaran yang dapat dijadikan dasar tindakan perdagangan.

    Tak hanya itu, asosiasi industri mendorong koordinasi yang lebih intensif dengan pemerintah guna memastikan adanya ruang negosiasi serta perlindungan terhadap kepentingan dunia usaha.

    “Pendekatan ini diharapkan mampu menjaga stabilitas perdagangan dan memberikan kepastian bagi pelaku industri dalam menyusun strategi jangka menengah,” pungkasnya.

    Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament (APSyFI) menilai bahwa penguatan pasar domestik menjadi hal utama di tengah isu negosiasi perjanjian tarif dagang AS dan Indonesia yang dikabarkan terancam batal.

    Ketua Umum APSyFI Redma Gita Wirawasta mengatakan pihaknya masih meyakini pemerintah masih berupaya mencari titik temu kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak.

    “Kami percaya pemerintah, dalam hal ini tim negosiasi, masih bekerja agar tidak terjadi pembatalan,” kata Redma kepada Bisnis, Rabu (10/12/2025).

    Namun, apabila terjadi pembatalan, maka kondisi industri tekstil disebut akan semakin berat. Apalagi, kondisi saat ini saja sudah banyak pabrik yang terdampak hingga gulung tikar.

    Dalam situasi ini, pihaknya menekankan bahwa Indonesia memiliki pasar domestik yang dapat menjadi jaminan bagi produk lokal, terutama bagi yang selama ini mengandalkan ekspor ke AS.

    “Tapi lagi-lagi agenda perlindungan pasar domestik selalu terkendala oleh birokrasi pro impor yang selalu ingin memberikan kemudahan impor bagi para importir dengan alasan kebutuhan bahan baku, padahal kapasitas bahan baku kita sangat cukup,” tegasnya.

    Terkait kabar potensi pembatalan kesepakatan tarif dagang antara Indonesia dan AS, pihaknya mengaku belum melihat poin-poin apa saja yang menjadi concern pemerintah AS.

    “Namun, memang beberapa poin awal yang diminta oleh pemerintah AS belum ada perbaikan yang signifikan, karena memang banyak terkait dengan kementerian teknis,” jelas Redma.

  • Sidang Suap Perintangan Penyidikan Korupsi CPO Ungkap Aliran Dana Ratusan Juta ke Bareskrim Polri

    Sidang Suap Perintangan Penyidikan Korupsi CPO Ungkap Aliran Dana Ratusan Juta ke Bareskrim Polri

    GELORA.CO –  Sidang perkara dugaan suap perintangan penyidikan terkait kasus korupsi ekspor crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah dengan terdakwa pengacara Marcella Santoso dan sejumlah pihak lainnya kembali mengungkap fakta mengejutkan.

    Dalam persidangan yang berlangsung di Pengadilan Negeri (PN) Tipikor Jakarta Pusat, pada Rabu (10/12/2025) hari ini, seorang saksi membeberkan adanya aliran dana ratusan juta rupiah ke Bareskrim Polri yang disebut-sebut sebagai jatah tunjangan hari raya (THR).

    Fakta mengejutkan tersebut terungkap saat seorang saksi bernama Rizki yang merupakan pegawai di Ariyanto Arnaldo Law Firm (AALF), memberikan kesaksiannya. Pernyataan Rizki disampaikan setelah Ketua Majelis Hakim Effendi membacakan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) miliknya.

    Dalam BAP milik Rizki yang dibacakan Ketua Majelis Hakim Effendi, Rizki disebut pernah diminta staf kantor bernama Titin untuk mengantarkan dana senilai Rp500 juta kepada seseorang bernama Victor di lantai 17 Mabes Polri.

    “Saat itu saya pernah diminta oleh ibu Titin untuk mengantarkan uang sebanyak Rp500 juta kepada Pak Victor di Mabes Polri lantai 17. Selain THR tersebut saya juga pernah sebanyak dua kali kepada Pak Rizki di lantai 17 Bareskrim Polri, namun berapa jumlah besarnya saya tidak tahu dan bulan apa penyerahan itu saya juga tidak tahu,” kata Ketua Majelis Hakim Effendi saat membacakan BAP milik Rizki.

    “Bagaimana dengan keterangan ini?” tanya Hakim Effendi usai membacakan BAP. 

    “Benar Pak,” kata Rizki saat ditanya Hakim Effendi mengenai kebenaran BAP tersebut.

    Selain itu, Saksi tersebut juga mengaku pernah dua kali menyerahkan uang kepada seorang bernama Rizki di lantai 17 Bareskrim Polri. Meski demikian, ia mengaku tidak mengetahui jumlah uang yang diserahakan dan waktu pasti penyerahan uang tersebut.

    Selain Rizki, Jaksa Penuntun Umum (JPU) Kejaksaan Agung (Kejagung) juga menghadirkan empat saksi lainnya, yakni Melinda selaku Legal dan Litigasi Musim Mas Group, Feynita Susilo selaku mantan pegawai AALF, Anissa Saviranda Rury dan Tasya Caroline Uli selaku Junior Associate AALF. 

    Kesaksian para saksi tersebut dihadirkan untuk memperkuat dakwaan terkait upaya perintangan penyidikan dalam kasus dugaan korupsi ekspor CPO. 

    Sementara, para terdakwa dalam sidang perkara perintangan penyidkan kasus korupsi ekspor crude palm oil (CPO) adalah advokat Marcella Santoso, Ariyanto, dan Junaedi Saibih.

    Lalu, terdakwa lainnya ialah Head of Social Security Legal Wilmar Group Muhammad Syafei, Tian Bahtiar selaku Direktur JakTV, serta M. Adhiya Muzakki. 

  • DPR Sebut Tambang Ilegal Bikin Negara Rugi Ribuan Triliun Rupiah

    DPR Sebut Tambang Ilegal Bikin Negara Rugi Ribuan Triliun Rupiah

    Bisnis.com, JAKARTA — Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Gerindra, Ramson Siagian, mengingatkan bahwa praktik pertambangan tanpa izin (PETI) atau tambang ilegal dapat merugikan negara hingga ribuan triliun rupiah.

    Hal itu dia sampaikan dalam acara Bisnis Indonesia Forum di Jakarta, Rabu (10/12/2025). Dia mulanya menegaskan bahwa menteri di sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM) harus memiliki kompetensi dalam memberantas PETI.

    Menurut Ramson, permasalahan PETI harus dilihat secara menyeluruh. Pasalnya, dia menilai keberadaan PETI dapat merugikan negara hingga ribuan triliun, terlebih jumlah PETI saat ini mencapai lebih dari 2.700 titik.

    “Ribuan triliun sudah habis dari tambang ilegal ini,” ucap Ramson.

    Di sisi lain, dia mengapresiasi langkah Presiden Prabowo Subianto yang telah membentuk Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH), khususnya Satgas Halilintar, yang difokuskan untuk memberantas PETI.

    Menurut Ramson, keberadaan Satgas Halilintar juga perlu didukung oleh kebijakan dari kementerian terkait untuk menggalakkan pemberantasan PETI.

    “Saya sangat hormat pada kegiatan Presiden Prabowo melakukan tindakan extraordinary, yaitu membentuk Satgas Halilintar,” ujar Ramson.

    Dalam kesempatan yang sama, Ketua Satgas Halilintar, Mayjen TNI Febriel Buyung Sikumbang, mengungkapkan bahwa pihaknya telah memverifikasi 120 perusahaan tambang yang terindikasi melakukan pelanggaran.

    Dia mengatakan ratusan perusahaan itu tersebar di 12 wilayah mulai dari Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Gorontalo, hingga Bangka Belitung.

    “Sampai dengan hari ini, kita sudah melakukan verifikasi atau pemanggilan kepada perusahaan tambang yang teridentifikasi melakukan pelanggaran itu sebanyak 120 perusahaan,” ujar Febriel.

    Dia menambahkan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut mengelola sejumlah komoditas yang berbeda. Komoditas yang paling mendominasi adalah nikel, batu bara, emas, bijih tembaga, besi, hingga batu kapur.

    “Dengan berbagai komoditas, memang sementara ini mayoritas didominasi oleh komoditas nikel. Nikel, batu bara, bijih tembaga, emas, batu kapur sampai besi,” imbuhnya.

    Febriel menegaskan pihaknya masih terus melakukan verifikasi terhadap perusahaan yang diduga melanggar di kawasan tambang. Secara total, masih ada 200 perusahaan lagi yang masuk daftar verifikasi Satgas Halilintar PKH.

    Belakangan, Presiden Prabowo Subianto menyoroti maraknya PETI di Tanah Air. Dia menegaskan bahwa pemerintah tidak akan menoleransi kegiatan pertambangan dan ekspor komoditas ilegal yang selama ini menyebabkan kerugian besar bagi negara.

    Prabowo menyebut praktik tersebut sebagai bentuk penipuan terhadap bangsa Indonesia yang telah berlangsung selama puluhan tahun, dengan nilai kerugian mencapai Rp800 triliun.

    Menurutnya, praktik tambang ilegal dan penyelundupan komoditas strategis seperti timah, batu bara, dan hasil mineral lainnya telah menyebabkan kerugian negara antara Rp30 triliun hingga Rp40 triliun per tahun selama hampir dua dekade.

    Jika dihitung secara konservatif, kata Prabowo, nilai kerugian nasional bisa mencapai Rp800 triliun.

    “Katakanlah kita ambil angka rendahnya, Rp20 triliun tiap tahun. Itu pun sudah Rp800 triliun dalam 20 tahun. Negara apa yang bisa kita bangun dengan hal-hal seperti itu?” tegasnya.

    Dia juga menilai praktik tersebut bukan sekadar pelanggaran hukum, melainkan pengkhianatan terhadap amanah konstitusi, karena kekayaan alam yang seharusnya digunakan untuk kemakmuran rakyat justru dieksploitasi demi keuntungan pribadi atau kelompok tertentu.

  • Dunia Usaha Waspadai Risiko Kesepakatan Tarif Dagang RI-AS Batal

    Dunia Usaha Waspadai Risiko Kesepakatan Tarif Dagang RI-AS Batal

    Bisnis.com, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memandang sinyal pembatalan kesepakatan tarif dagang oleh pemerintah Amerika Serikat sebagai indikasi meningkatnya ketegangan dalam hubungan perdagangan bilateral. 

    Wakil Ketua Kadin Bidang Perindustrian Saleh Husin mengatakan sejumlah pelaku industri melalui asosiasi dan forum bisnis internal telah mendapatkan kabar dan informasi mengenai adanya komitmen yang dinilai tidak dipenuhi oleh Indonesia. 

    “Meskipun belum disampaikan secara resmi melalui pernyataan publik, pelaku usaha telah menunjukkan kewaspadaan,” kata Saleh kepada Bisnis, Rabu (10/12/2025). 

    Pasalnya, Saleh menilai perubahan kebijakan tarif dari AS berpotensi memengaruhi biaya ekspor, akses pasar, dan stabilitas rencana produksi. 

    Dalam situasi ini, dunia usaha menantikan penjelasan rinci dari pemerintah sekaligus mencermati perkembangan diplomasi perdagangan yang sedang berlangsung.

    “Sebagai langkah mitigasi, pelaku usaha tentu mulai melakukan penilaian ulang terhadap ketergantungan pasar, struktur biaya, dan proyeksi ekspor ke Amerika Serikat,” tuturnya. 

    Dia menerangkan, saat ini perusahaan yang berada dalam sektor terdampak menyiapkan diversifikasi pasar untuk mengurangi risiko konsentrasi ekspor. 

    Upaya peningkatan kepatuhan terhadap standar kualitas, aturan asal barang, dan ketertelusuran rantai pasok juga tengah diperkuat guna meminimalisir potensi pelanggaran yang dapat dijadikan dasar tindakan perdagangan. 

    Tak hanya itu, asosiasi industri mendorong koordinasi yang lebih intensif dengan pemerintah guna memastikan adanya ruang negosiasi serta perlindungan terhadap kepentingan dunia usaha. 

    “Pendekatan ini diharapkan mampu menjaga stabilitas perdagangan dan memberikan kepastian bagi pelaku industri dalam menyusun strategi jangka menengah,” pungkasnya. 

    Sebelumnya, Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto mengatakan, tidak ada permasalahan spesifik dalam perundingan yang tengah berlangsung. Hal ini sekaligus menepis isu sinyal pembatalan kesepakatan dagang dengan AS. 

    “Pemerintah Indonesia berharap kesepakatan dapat segera selesai dan menguntungkan kedua belah pihak,” kata Haryo melalui keterangan tertulis, Rabu (10/12/2025). 

    Menurut Haryo, dalam proses perundingan, dinamika menjadi hal yang wajar. Namun, pihaknya tetap berharap kesepakatan yang menguntungkan kedua negara dapat segera tercapai. 

  • Waswas Kesepakatan Dagang RI-AS, Pengusaha Dorong Pasar Domestik Diperkuat

    Waswas Kesepakatan Dagang RI-AS, Pengusaha Dorong Pasar Domestik Diperkuat

    Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament (APSyFI) menilai bahwa penguatan pasar domestik menjadi hal utama di tengah isu negosiasi perjanjian tarif dagang Amerika Serikat (AS) dan Indonesia yang dikabarkan terancam batal.

    Ketua Umum APSyFI, Redma Gita Wirawasta, mengatakan pihaknya masih meyakini pemerintah masih berupaya mencari titik temu kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak.

    “Kami percaya pemerintah, dalam hal ini tim negosiasi, masih bekerja agar tidak terjadi pembatalan,” kata Redma kepada Bisnis, Rabu (10/12/2025).

    Namun, apabila terjadi pembatalan, maka kondisi industri tekstil disebut akan semakin berat. Apalagi, kondisi saat ini saja sudah banyak pabrik yang terdampak hingga gulung tikar.

    Dalam situasi ini, pihaknya menekankan bahwa Indonesia memiliki pasar domestik yang dapat menjadi jaminan bagi produk lokal, terutama bagi yang selama ini mengandalkan ekspor ke AS.

    “Tapi lagi-lagi agenda perlindungan pasar domestik selalu terkendala oleh birokrasi proimpor yang selalu ingin memberikan kemudahan impor bagi para importir dengan alasan kebutuhan bahan baku, padahal kapasitas bahan baku kita sangat cukup,” tegasnya.

    Terkait kabar potensi pembatalan kesepakatan tarif dagang antara Indonesia dan AS, pihaknya mengaku belum melihat poin-poin apa saja yang menjadi concern pemerintah AS.

    “Namun, memang beberapa poin awal yang diminta oleh pemerintah AS belum ada perbaikan yang signifikan, karena memang banyak terkait dengan kementerian teknis,” jelas Redma.

    Sebelumnya, kesepakatan tarif dagang Indonesia dengan AS dikabarkan terancam gagal setelah pejabat Washington semakin frustrasi terhadap langkah pemerintah Indonesia yang dinilai mundur dari sejumlah komitmen yang telah disepakati pada Juli lalu.

    “Mereka mengingkari apa yang sudah kami sepakati pada bulan Juli,” kata seorang pejabat AS yang enggan disebutkan identitasnya, tanpa memberikan detail mengenai komitmen spesifik mana yang kini dipersoalkan Indonesia, dilansir dari Reuters, Rabu (10/12/2025).

    Pejabat tersebut menyebut pejabat Indonesia telah menyampaikan kepada Perwakilan Dagang AS (USTR), Jamieson Greer, bahwa Indonesia tidak dapat menyetujui sebagian komitmen yang bersifat mengikat dalam perjanjian tersebut. Pernyataan ini sekaligus mengonfirmasi laporan yang pertama kali disampaikan oleh Financial Times (FT).

    Namun, Juru Bicara Kemenko Perekonomian, Haryo Limanseto, mengatakan tidak ada permasalahan spesifik dalam perundingan yang tengah berlangsung. Hal ini sekaligus menepis isu sinyal pembatalan kesepakatan dagang dengan AS.

    “Pemerintah Indonesia berharap kesepakatan dapat segera selesai dan menguntungkan kedua belah pihak,” kata Haryo melalui keterangan tertulis, Rabu (10/12/2025).

    Menurut Haryo, dinamika dalam proses perundingan adalah hal yang wajar. Namun, pihaknya tetap berharap kesepakatan yang menguntungkan kedua negara dapat segera tercapai.